Disusun Oleh :
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tulisan dalam karya Tubs Ilmiah ini
merupakan hasil pemikiran saya sendiri, bukan pengutipan tulisan dari hasil karya orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa hasil Karya Tubs Ilmiah ini adalah hasil kutipan
pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas tindakan tersebut.
Mengetahui
5
Disusun oleh:
NIP. 197008281990031002
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Disusun oleh:
Ketua Penguji
Anggota Penguji
Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan Tangerang
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Kabupaten Tangerang”
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
Kemenkes Banten.
Ibu Kacih, dan kakak saya Lilis Miati, dan Adik saya
pendidikan.
Penulis
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
LEMBAR PENGESEHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESEHAN PENGUJI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus..................................................................... 3
D. Manfaat Studi kasus.................................................................... 4
B. Nebulasi
1. definisi .................................................................................. 12
2. Tujuan ................................................................................... 12
3. Indikasi ................................................................................. 12
4. SPO ( Standar Prosedur Operasional)................................... 13
C. Konsep Dasar Jalan Napas
1. Definisi.................................................................................. 16
2. Etiologi.................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paru dan hampir ke seluruh organ tubuh lainya (Sylvia dalam NANDA, 2015).
Selama bulan Januari sampai dengan Mei 2017 diperoleh data kasus
bulan Mei, 40 orang pada bulan Juni, 42 orang pada bulan Juli, 22 orang pada
bulan Agustus, dan 28 orang pada bulan oktober, dengan total keseluruhan
adalah 192 orang. (Buku Register Paviliun Flamboyan, Rumah Sakit Umum
berbeda dengan 2007. Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa
Barat (0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten
1
2
diberikan posisi semi fowler saat terjadi sesak napas dan mempertahankan
masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari saat terjadi dehidrasi (Padila, 2013).
pasien, salah satu tindakan mandiri perawat yaitu dengan pemberian inhalasi
dianggap efektif dibanding pemberian obat karena dosis obat yang lebih kecil,
sehingga efek samping keorgan lain lebih kecil. Selain itu reaksi paru lebih
cepat dibanding lewat subcutan atau oral, udara, yang dihirup melalui nebulizer
Terapi nebulasi adalah terapi pemberian obat dengan cara menghirup larutan
obat yang sudah diubah menjadi gas yang berbentuk seperti kabut dengan
bantuan alat yang di sebut nebulizer pada saat terapi ini diberikan, klien dapat
bernapas seperti biasa umumnya prosedur ini tidak lama hanya berkisar 5-10
tindakan nebulasi terhadap bersihan jalan napas pada pasien TB paru, dengan
hasil uji statistik menunjukan nilai sign adalah p = 0,008, berati p < 0,05 maka
terdapat pengaruh signifikan penurunan nilai skala sesak napas pada kelompok
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat studi
1. Bagi Pasien
paru
2. Bagi Keluarga
3. Bagi Institusi
Dari studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan refrensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(Tabrani, 2013).
2. Klasifikasi
pernah terpajan, dan tidak pernah terinfeksi, riwayat kontak negative, tes
sakit
yang tidak diobati : sputum BTA negative dan tanda-tanda lain juga
meragukan
5
6
3. Etiologi
Basil ini tidak berspora sehingga mudah di basmi dengan pemanasan, sinar
yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi
yang menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil Tipe Human bisa berada di
bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC, dan
pembuluh darah ini dapat menyebabkan TB pada orang lain, dimana infeksi
2015).
4. Manifestasi klinis
penderia gejala yang timbul tidak jelas sehingga di abaikan bahkan kadang-
kadang asimtomatik.
1) Batuk
7
2) Batuk darah
berupa garis atau bercak - bercak darah, gumpalan darah atau darah
3) Sesak napas
di temukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada
dan lain-lain.
4) Nyeri dada
b. Gejala sistemik
1) Demam
sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
tidak nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot, dan lain-lain). Timbulnya
bulan. Akan tetapi penampilan akut dengn batuk, panas, dan sesak
pneumonia.
9
Tuberculosis paru
Peradangan
Sumber dari : Abdul Wahid dan suprapto “Buku Keperawatan Medical Bedah”
10
6. Diagnosis
batuk karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini terjadi untuk
bersihan jalan napas tidak efektif. disertai gejala klinis sebagaimana telah di
sebutkan diatas.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
a. Darah
dan jumlah limfosit masih tetap tinggi.laju endapan darah mulai menurun
b. Pemeriksaan sputum
c. Tes Tuberkulin
( intermediate strength).
d. Foto Thoraks
minggu
5) Bayangan bilier.
8. Komplikasi
jalan napas
dan sebagainya.
B. Nebulasi
1. Definisi
Pemberian inhalasi adalah suatu cara pemberian obat via suatu alat
dengan alat (nebulizer) yang dapat mengubah obat bentuk cair menjadi
2. Tujuan
3. Indikasi
4. Kontraindikasi
b. Pada pasien dimana suara nafas tidak ada atau berkurang maka
Manusia (Oksigenasi)
a. persiapan alat
2) Oksigen set
4) Obat bronkodiltor(ventolin/bisolvon)
6) Spuit 5 cc
7) face mask
8) Bengkok
10) Tissue
b. Prosedur kerja
1) Prosedur kerja
lainnya
nebulizer
telah keluar.
pernapasan.
manual/sederhana .
cairan desinfektan
l. Cuci tangan
keluar)
1. Definisi
frekuensi nafas dalam batas normal, tidak ada pernapasan cuping hidung
( Maidartati,2014).
2. Etiologi
b. Alergi pada saluran napas, dapat di sebabkan oleh zat-zat tertentu yang
c. Faktor fisiologis, dapat dilihat dari keadaan pasien dan penyakit yang
3. Proses terjadinya
akan menempel didinding saluran pernapasan, hal ini semakin lama akan
saluran napas, sehingga pada fase ekspirasi yang panjang akan muncul
4. Manifestasi klinis
saluran pernapasan
pada ronchi
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rongten dada
b. Flouroskopi
paru.
19
BAB III
METODOLOGI
A. Rancangan
kasus yaitu melakukan tindakan nebulasi terhadap bersihan jalan napas pada
pasien TB paru.
B. Subjek
Subjek pada studi kasus ini adalah pasien dengan penyakit Tubercolosis
1. Kriteria inklusi
2. Esklusi
umur < 20 tahun atau >56 tahun, 6) pasien belum dapat melakukan latihan
C. Fokus Studi
18
20
Diambil dari buku sulistyo andarmoyo 2012 tentang Kebutuhan Dasar Manusia
(Oksigenasi)
1. Persiapan Alat
b. Oksigen set
d. Obat bronkodiltor(ventolin/bisolvon)
f. Spuit 5 cc
g. face mask
h. Bengkok
i. Tisue
2) Prosedur kerja
pasien.
lainnya
nebulizer.
g. Pasang masker dan anjurkan pasien untuk menghirup uap yang telah
keluar.
pernapasan.
manual/sederhana .
22
cairan desinfektan
i. Cuci tangan
1. Tahapan orientasi
2. Pengkajian
indikasi masalah keperawatan berupa bersihan jan napas tidak efektif, saat
dengan TB paru biasanya tampak kurus, apabila adanya efusi pleura yang
dan menggunakan otot bantu napas, selain itu biasanya didapatkan batuk
trakea karena pasien TB paru disertai adanya efusi pleura masif dan
efusi pleura akan didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit
3. Implementasi
gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif dengan standar prosedur
4. Evaluasi
selama studi kasus yaitu untuk mengetahui data subjektif dan objektif di
a. Mendengarkan suara napas klien masih terdengar suara ronkhi atau tidak
25
karakteristik sputum
5. Dokumentasi
dilakukan dari hari pertama sampai dengan hari keenam sesuai dengan
pasien, serta data objektif mengenai hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dan
BAB IV
Pada bab IV ini di paparkan hasil studi kasus dan pembahasan, studi kasus
ini mengenai tindakan pemberian nebulasi terhadap bersihan jalan napas pada
pasien tubekulosis(TB) paru di RSU Kabupaten Tangerang. Studi kasus ini telah
di laksanakan pada tanggal 12 Maret 2018, adapun hasil dan pembahasan dari
A. HASIL
1. Subjek.
a. Identitas pasien
suhu 36,5°C.
hari.
a. Tahapan orientasi
b. Tahapan Pengkajian
suhu 36,5°C.
c. Implementasi
29
suhu: 36,5oC.
suhu: 37oC
suhu: 36oC
d. Evaluasi
dari sebelumnya.
e. Dokumentasi
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini dipaparkan antara lain rencana studi kasus dan
berikut:
Bedasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan pada Ny. R dengan
mengalami sesak napas dengan frekuensi napas 35 kali per menit, terdengar
Tanda dan gejala yang muncul pada Ny.R adalah adanya batuk yang
meliputi demam dan berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan,
serta malaise, disini malaise ditemukan berupa : tidak nafsu makan, nyeri
otot pada lengan kanan sehingga tangan kanan pasien sulit untuk digerakan.
yaitu ada dua gejala secara garis besar, gejala respiratorik dan gejala
demam dan berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, serta
antara subjek studi kasus yang di dapat dengan tanda dan gejala menurut
teori, atau subjek yang didapat memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu:
36
- 56, 6) sudah di latih napas dalam dan batuk efektif. Adapun kriteria
produksi secret tidak berlebihan, 4) Napas tidak sesak, 5) umur < 20 tahun
atau >56 tahun, 6) pasien belum dapat melakukan latihan napas dalam dan
batuk efektif.
bersihan jalan napas yang dialami oleh Ny.R, ditandai dengan batuk yang
memberikan tindakan nebulasi setelah itu dilatih tehnik batuk efektif untuk
prosedur yang ada diruangan dengan kriteria hasil yang diharapkan adalah:
sesak napas berkurang, jalan nafas bersih, tidak ada dahak, frekuensi nafas
normal.
Pada saat melakukan tindakan pada tahap kerja dilakukan sesuai SPO
yang ada di rumah sakit, ada perbedaan SPO di rumah sakit dengan SPO
tersendiri yaitu sebagai terapi pada saluran pernapasan yang obstruksi atau
tindakan claping dan vibrating yaitu tindakan penepukan dada depan atau
yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi yang bertujuan untuk mencegah
tindakan latih napas dalam serta ajarkan tehnik batuk efektif yang benar
sesak nafas dan batuk berdahak tetapi dahak sulit dikeluarkan. Data objektif,
mentis, nilai GCS E:4 M:6 V:5 = 15 dengan tanda-tanda vital sebagai
38
36,5°C.
nafas dan batuk berdahak tetapi dahak sulit dikeluarkan. Data objektif,
nafas dan batuk berdahak tetapi dahak sulit dikeluarkan. Data objektif,
nafas tapi lebih baik dari kemarin dan batuk berdahak tetapi dahak sulit
terdapat nyeri tekan, gerakan dinding dada kiri dan kanan sesuai. Perkusi:
mengatakan sesak berkurang setelah diberikan tindakan dan lebih baik dari
Adapun hambatan yang dialami pada saat melakukan studi kasus ini,
pasien merasa kesulitan saat dilatih tehnik napas dalam dan batuk efektif,
40
paru, dengan hasil uji statistik menunjukan nilai sign adalah p = 0,008 berati
p < 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan penurunan nilai skala sesak
tindakan.
41
BAB V
Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan
ringkasan dari uraian mengenai hasil dan pembahasan dari studi kasus yang telah
A. KESIMPULAN
nebulasi sesuai SPO dan dilakukan secara rutin selama empat hari
menunjukan adanya bersihan jalan napas yang efektif pada Ny. R ditandai
dalam rentang normal yaitu 20 kali permenit, pasien merasa tidak sesak dan
tampak lebih baik. serta dengan mengajarkan tehnik napas dalam dan batuk
lebih bersih.
B. SARAN
1. Bagi pasien
2. Bagi Keluarga
3. Bagi Pendidikan
Studi kasus ini bisa menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa yang lain
tuberkulosis paru
43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
.
A. Identitas
Agama : Islam
kabupaten Bogor
Telepon : 085846617123
B. Riwayat Pendidikan
(INFORMED CONSENT)
Nama : Rainah
Umur : 26 tahun
menjadi subjek dalam studi kasus ini, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Saya akan menjalankan metode nebulasi dengan baik dan sesuai dengan waktu
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebaik-
baiknya.
( )
No KEGIATAN 0 1 2
A Fase Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien
B Persiapan Alat
1. APD ( Masker, hand scoon)
2. Oksigen set
4. Obat bronkodiltor(ventolin/bisolvon)
6. Spuit 5 cc
7. face mask
8. Bengkok
9. Tisue
desinfektan
11 Matikan alat dan lepas face mask atau alat penghisap, jika uap sudah habis
12 Membersihkan mulut dan hidung dengan tissue
13 Melepas handscoon
14 Mencuci tangan
E Fase Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan (menanyakan kondisi klien)
2 Merapikan alat
3 Mencatat hasil
4 Berpamitan
TOTAL NILAI
PEMBERIAN NEBULASI
Gambaran dan Deskriptif
Tanggal / Hari
ke Sebelum dilakukan tindakan Sesudah dilakuakan tindakan
- TTV
- TTV
49
RR : 35 x/menit RR : 30 x/menit
- Karakteristik sputum
- Data Objektif :
- Data Objektif : Kesadaran composmentis,
Kesadaran composmentis dahak keluar sedikit berwarna
Masih terdengar ronhi saat putih.masih terdengar ronhi
di auskultasi saat di auskultasi.
- TTV - TTV
RR : 36 x/menit RR : 29 x /menit
Suhu : 37 oC Suhu : 37 oC
- Karakteristik sputum
keputihan
51
DOKUMENTASI
Hari pertama
52
Hari kedua
Hari ketiga
53
Hari keempat
LEMBAR KONSULTASI
NIM : P27901115056
TTD
TTD
No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Catatan Pembimbing Maha
Pembimbing
siswa
54
NIP. 197008281990031002