TUBERCULOSIS (TBC)
DI SUSUN
OLEH:
KELOMPOK 2
1.Apriyani Nahrawi
2.Fiska Maida
3.Janet Ifana
5.Aprilia Latif
Halaman
judul........................................................................................................
Kata
pengantar.....................................................................................................
..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang...............................................................................................
B. Rumusan
masalah..........................................................................................
C. Maksud dan
tujuan........................................................................................
B.Diagnosa....................................................................................................
................
C.Intervensi...................................................................................................
................
BAB IV PENUTUP
A. Kesempulan.......................................................................................
....
B. Saran.................................................................................................
.....
C. Daftar
pustaka........................................................................................
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.tanpa pertolongn-nya tentunnya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi
muhammad SAW yang kita natikan syafa,atnya di akhirat nanti
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya
Manado,15, 11 ,2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Angka
kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Hal ini
dikarenakan ketika penderita TB paru batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka
memercikkan kuman TB paru atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan TB paru
hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB. Kemudian data dari Depkes
menunjukkan pada tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya
perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan).
Menurut World Health Organization (WHO) menjabarkan pada tahun 2015 beban penyakit
tuberculosis di seluruh dunia mencapai sekitar 10,4 juta jiwa, Indonesia menjadi negara
dengan insiden TB tertinggi ke dua pada tahun 2015 sekitar 1 juta jiwa (Anthony, 2018, p.
57). Pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Timur tedapat 22.244 jiwa yang mengalami penyakit
tuberculosis paru (Agustina, 2017, p. 87). Angka persebaran Tuberculosis di Kabupaten
Jember pada tahun 2015 BTA (+) sebanyak 527 jiwa (Hikma, 2016, p. 13).
B.RUMUSAN MASLAH
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan terhadap asam dan
lebih tahan terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang
menyukai daerah yang banyak oksigien, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi
kandungan oksigennya yaitu. daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediksi pada
penyakit Tuberkulosis.
1.3 patofisiologi penyakit TBC
Virus masuk melalui saluran pernapasan dan berada pada alveolus. Basil ini langsung
membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit memfagosit bakteri namun tdak
membunuh, sesudah hari-hari pertama leukosit diganti dengan makrofag. Alveoli yang
terserang mengalami konsolidasi. Makrofag yeng mengadakan infiltrasi bersatu menjadi
sel tuberkel epiteloid. Jaringan mengalami nekrosis keseosa dan jaringan granulasi
menjadi lebih fibrosa dan membentuk jaringan parut kolagenosa, Respon radang lainnya
adalah pelepasan bahan tuberkel ke trakeobronkiale sehingga menyebabkan penumpukan
sekret. Tuberkulosis sekunder
muncul bila kuman yang dormant aktif kembali dikarenakan imunitas yang menurun
(Price dan Lorraine, 2007; Amin dan Asril, 2007).
Pemeriksaan fisik :
Pada tahap dini sulit diketahui.
Ronchi basah, kasar dan nyaring.
Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara
umforik.
Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
Pemeriksaan Radiologi :
Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas.
Pada kavitas bayangan berupa cincin.
Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi
Bronchografi :
Merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru
karena TB.
Laboratorium :
Darah : leukosit meninggi, LED meningkat
Sputum : pada kultur ditemukan BTA
Test Tuberkulin : mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)
Penyuluhan
Pencegahan
Pemberian obat-obatan :
1. OAT (obat anti tuberkulosa) :
2. Bronchodilatator
3. Expektoran
4. OBH
5. Vitamin
Fisioterapi dan rehabilitasi
Konsultasi secara teratur
1.10 pengobatan penyakit TBC
Penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika penderita mengikuti saran dari
dokter. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat selama
jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, penyakit TBC yang Anda
derita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal ini terjadi,
TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati.
Obat yang diminum merupakan kombinasi dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamide dan
ethambutol. Sama seperti semua obat, obat TBC juga memiliki efek samping, antara lain:
Untuk penderita yang sudah kebal dengan kombinasi obat tersebut, akan menjalani
pengobatan dengan kombinasi obat yang lebih banyak dan lebih lama. Lama pengobatan
dapat mencapai 18-24 bulan.
Selama pengobatan, penderita TBC harus rutin menjalani pemeriksaan dahak untuk
memantau keberhasilann
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : No. RM :
Usia : Tgl masuk :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Penyakit tuberculosis dapat menyerang semua jenis umur, mulai dari anak-anak sampai
dengan orang dewasa dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir sama
(Somantri, 2012, p. 68).
Biasanya yang muncul pada penderita TBC, yaitu: batuk darah, sesak nafas, nyeri dada,
demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, dan malaise (Muttaqin, 2012, p.
82).
Biasanya pada pasien TBC ini mengeluh demam, batuk-batuk bercampur darah, sesak nafas,
nyeri dada, nafsu makan menurun inilah yang paling sering membawa penderita berobat
ketenaga kesehatan (Somantri, 2012, p. 69).
Sebelumnya pasien pernah menderita tuberculosis paru, batuk lama pada masa kecil, dan
terjadi penularan dari orang lain (Muttaqin, 2012, p. 86).
Penyakit tuberculosis paru tidak di turunkan, tetapi penyakit ini pernah dialami oleh anggota
keluarga lainnya sebagai faktor penularan (Muttaqin, 2012, p. 86).
Alergi
Adanya alergi atau tidak terhadap obat serta reaksi alergi yang timbul (Muttaqin, 2012, p.
86).
Kebiasaan
Tanyakan obat-obatan apa saja yang biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu dan obat-
obatan ini meliputi obat OAT dan antitusif (Muttaqin, 2012, p. 86).
7.Riwayat Lingkungan
Biasanya timbul di lingkungan rumah dengan kepadatan tinggi dan tidak memungkinkan
sinar matahari masuk ke dalam rumah (Somantri, 2012, p. 68).
8.Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum
Keadaan umum dapat dilakukan dengan menilai keadaan fisik bagian tubuh dan juga
dilakukan penilaian kesadaran pasien yaitu compos mentis, apatis, somnolen, sopor,
soporokoma, atau koma (Muttaqin, 2012, p. 86).
Pemeriksaan tanda-tanda vital biasanya ditemukan adanya peningkatan suhu tubuh, frekuensi
meningkat apabila disertai sesak nafas, denyut nadi meningat seirama dengan peningkatan
suhu tubuh dan frekuensi pernafasan, dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya
penyakit penyulit seperti hipertensi (Muttaqin, 2012, p. 87).
Body System
System Pernafasan
Palpasi: tanda-tanda adanya infiltrate luas atau konsislidasi, terdapat fremitus mengeras.
Pemeriksaan ekspansi pernafasan ditemukan gerakan dada asimetris.
Perkusi: bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak).
Auskultasi: ronchi basah, kasar, dan nyaring terjadi akibat adanya peningkatan produksi
secret pada saluran pernafasan.
Hipersonor/timpani bila terjadi kavitas yang cukup dan pada auskultasi dan memberikan
suara sedikit bergemuruh (umforik) (Somantri, 2012, pp. 69-10).
System Kardiovaskuler
Terlihat adanya parut,dan kelemahan fisik, denyut nadi ferifer akan melemah, di karenakan
batas jantung mengalami pergeseran pada tuberculosis paru dengan efusi pleura masif
mendorong ke sisi sehat (Muttaqin, 2012, p. 88).
System Pencernaan
Meningkatnya seputum pada saluran nafas secara tidak langsung akan mempengaruhi system
persyarafan khususnya saluran cerna. Klien mungkin akan mengeluh tidak nafsu makan
dikarenakan menurunnya keinginan untuk makan, disertai dengan batuk, pada akhirnya klien
akan mengalami penurunan berat badan yang siknifikan(badan terlihat kurus) (Somantri,
2012, p. 70).
System Perkemihan
Urine yang berwarna jingga pekat dan berbau khas urin menandakan bahwa fungsi ginjal
masih normal sebagai ekskresi karena meminum OAT (Muttaqin, 2012, p. 88).
System Persyarafan
Kesadaran biasanya compos mentis. Pada pengkajian data objektif, klien tampak dengan
wajah meringis, menangis, merintih, meregang apabila ditemukan gangguan perfusi jaringan
berat (Muttaqin, 2012, p. 88).
System Muskuluskeletal
Pada pasien TB paru gejala yang muncul antara lain kelemahan, kelelahan, pola hidup
menetap dan jadwal olahraga menjadi tidak teratur (Muttaqin, 2012, p. 89).
System Inteegumen
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB paru. Gejala yang muncul antara lain
kelemahan, kelelahan, insomnia (Muttaqin, 2012, p. 89).
System Endokrin
Pada klien dengan tuberculosis paru biasanya tidak ditemukan gangguan pada sistem
endokrin, kemungkinan yang akan terjadi adalah hipoglikemi ini terjadi dikarenakan
menurunnya nafsu makan, perut mual dan muntah (Muttaqin, 2012, p. 89).
System Imunitas
Sistem imun pada pasien TB paru biasanya melemah karena kekurangan asupan nutrisi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh (Manurung, dkk, 2013, p. 106)
System Hematologi
Biasanya dilakukan pemeriksaan darah yang dapat menunjang diagnosa tuberculosis paru
dengan pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan
peningkatan imunoglobin terutama igG igA (Muttaqin, 2012, p. 94).
System Reproduksi
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia (Somantri, 2012, p. 69)
9.Pemeriksaan Penunjang
B.DIAGNOSA
Menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan pada tuberculosis yang mungkin
muncul adalah:
Penyebab :
1. Subjektif : Dispnea
2. Objektif : Gelisah, Sianosis, Bunyi napas menurun, Frekuensi napas berubah, Pola
napas berubah
Penyebab :
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Perubahan membrane alveolus-kapiler
1. Subjektif : dispnea
2. Objektif :
PCO2 meningkat/menurun
PO2 menurun
Takikardia
Bunyi napas tambahan
Ph arteri meningkat/menurun
Gejala dan Tanda Minor
Sianosis
Nafas cuping hidung
Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler, dalam/dangkal)
Kesadaran menurun
Gelisah
Warna kulit kebiruan (misalnya: pucat, kebiruan)
1. Pneumonia
2. Tuberculosis paru
3. Defisit nutrisi
Penyebab :
4. Hipertermia
Penyebab :
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (misalnya : infeksi)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
Kulit merah
Kejang
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat
5. Resiko infeksi
Faktor risiko :
Gangguan peristaltic, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi ph, penurunan kerja
silaris, merokok.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Untuk perawatan pasien dengan TB Paru, harus ada kerjasama antara tenaga
kesehatan dan keluarga agar selalu memberikan informasi tentang perkembangan
kesehatan pasien dan memberi pendidikan kesehatan pada keluarga dan senantiasa
memotivasi pasien dan keluarga untuk selalu menjaga pola hidup dan kesehatan
pasien dan keluarga
B. SARAN
1. Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan halhal yang
menyimpang dari petunjuk dokter dan perawat
2. Keluarga senantiasa memotivasi pasien dan keluarga untuk selalu menjaga pola hidup dan
kesehatan pasien.
3. Perawat sebagai tim kesehatan sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
agar mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal.
C.DAFTAR PUSTAKA
Amin, Zulkifli, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: FKUI.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Dialih bahasakan
oleh Yasmin Asih. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E, et al. 2005. Nursing diagnosis manual: Planning, individualizing, and
documenting client care. Philadelphia : F.A. Davis Company.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Dialih bahasakan oleh Brahm U Pendit, dkk. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A dan Perry, Anne G . 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Dialih Bahasakan Oleh Yasmin, Asih, dkk. Jakarta :
EGC.
Rubenstein, David, dkk. 2007. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Dialih bahasakan oleh
Annisa Rahmalia. Jakarta : Erlangga.
Smeltzer, Suzanne C, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Volume 1. Edisi 8. Dialih bahasakan oleh Andry , dkk. Jakarta: EGC.
Tierney, Lawrence M, dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Dialih
bahasakan oleh Abdul Gofir, dkk. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkonson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Dialih bahasakan oleh
Widyawati, dkk. Jakarta : EGC