T DENGAN
ANAK S YANG MENDERITA KUSTA TYPE MB” DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU
KOTA KENDARI
OLEH :
RAYATI
P003200190320
i
1
2
3
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : RAYATI
4. Agama : Islam
B. Pendidikan
4
ABSTRAK
Rayati, NIM : P003200190320. “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T
dengan dengan anak S yang menderita kusta type MB di wilayah Kerja
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari” Tahun 2020. Pembimbing 1 Indriono
Hadi, S. Kep., NS., M. Kes. Pembimbing II Ibu Asminarsih Zainal
Prio.,M.Kep., SP.Kom. + XIV + 78 halaman + 4 tabel + 1 gambar + 5
lampiran. Penyakit kusta masalah bagi kesehatan anggota keluarga karena
kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit kusta. Penyakit kusta
menimbulkan gejala adanya kelainan kulit yang mati rasa atau bercak pada kulit
yang mati rasa, Rumusan Masalah bagaimana melakukan asuahan keperawatan
keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit kusta Tujuan :
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada keluarga Tn. T dengan
Anak S yang menderita kusta type MB. Metode : penelitian dilakukan
menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan. Hasil
setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga selama 1x 24 jam di
temukan hasil, diagnosa keperawatan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
keluarga dan diagnosa keperawatan Nyeri akut dan defisit pengetahuan pada
keluarga Tn. T dengan Anak S yang menderi kusta type MB telah teratasi dengan
pemberian intervensi perlibatan keluarga dan edukasi proses penyakit.
Kesimpulan : Berdasarkan kajian yang di lakukan dalam studi kasus ini, data
objektif yang ditemukan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta
keterampilan perawat sehingga penanganan yang diberikan pada klien dengan
kasus Kusta dapat dilaksanakan secara komprehensif dan berkualitas.
5
ABSTRAK
Rayati, NIM: P003200190320. “Mr. Family Nursing Care. T with S's child
suffering from type MB leprosy in the Puuwatu Public Health Center, Kendari
City in 2020. Supervisor 1 Indriono Hadi, S. Kep., NS., M. Kes. Second Advisor,
Mrs. Asminarsih Zainal Prio., M.Kep., SP.Kom. + XIV + 78 pages + 4 tables + 1
picture + 5 attachments. Leprosy is a problem for the health of family members
due to a lack of knowledge and understanding of leprosy. Leprosy causes
symptoms of numb skin disorders or numbed skin patches. Problem formulation of
how to do family nursing care with family members suffering from leprosy
Objectives: Able to apply family nursing care using a comprehensive nursing
process approach to the family of Mr. T with S child who suffers from leprosy type
MB. Methods: the research was conducted using a case study method with a
nursing care approach. The results after doing family nursing care for 24 hours
found the results, nursing diagnoses increased understanding and knowledge of
families and nursing diagnoses. Acute pain and knowledge deficits in the family of
Mr. T with Child S suffering from type MB leprosy has been resolved by providing
intervention, family involvement and education on the disease process.
Conclusion: Based on the study conducted in this case study, the objective data
found that there was an increase in the knowledge and understanding and skills of
nurses so that the treatment given to clients with leprosy cases could be carried
out comprehensively and with quality.
Keywords: nursing care at Mr. T, KUSTA
Bibliography: 21 literatures (2009-2019)
6
MOTTO
7
KATA PENGANTAR
limpahan, rahmat dan karuni-Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan
Kota Kendari .”
Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk laporan studi kasus ini dapat
terselesaikan dengan baik, tidak terlepas dari bantuan oleh berbagai pihak.
Sehubungan dengan hal ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis
kepada Bapak. Indriono Hadi, S. Kep., NS., M. Kes dan Ibu Asminarsih Zainal
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin
Kemenkes Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S. Kep, Ns, M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
3. Keluarga Bapak Tn. Tabara, beserta istri Ny. Misna dan anak Supriadi, yang
keperawatan keluarga
8
4. Bapak Sahmad., S.Kep, Ns., M.Kep, Bapak Samsuddin. S.Kep. Ns., M.Kep
dan Ibu Dwi Yanti. S.Kep. Ns,. M. Sc sebagai penguji karya tulis ilmiah
mengikuti pendidikan.
angkatan 2019 tercinta lainnya yang tidak bias saya sebutkan satu persatu atas
Ilmiah.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah/ studi kasus ini
dapat bermafaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan
datang.
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................... iii
KEASLIAN PENELITIAN ................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................. 5
D. Metode Studi Kasus ................................................................ 6
E. Metode dan Teknik Penelitian ................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ……………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................... 42
B. Diagnosa .................................................................................. 44
C. Perencanaan ............................................................................. 47
D. Pelaksanaan ............................................................................. 48
E. Evaluasi Keperawatan ............................................................. 49
F. Intervensi Keperawatan ........................................................... 63
10
G. Implementasi Keperawatan ..................................................... 64
H. Evaluasi Keperawatan ............................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
DAFTAR GAMBAR
12
DAFTAR TABEL
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4. Dokumentasi
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembelahan cukup lama antara 2-3 minggu, daya tahan hidup kuman kusta
mencapai 9 hari diluar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-
pada kulit, saraf anggota gerak dan mata. (Pedoman nasional program
kasus terdapat di daerah tropis dan sub tropis, tetapi dengan adanya
Kusta, yaitu untuk memberikan motivasi kepada pasien kusta untuk minum
15
keperawatan keluarga merupakan inti dari segala tindakan keperawatan dan
praktek keperawatan dan juga aplikasi dari berbagai tindakan dan kerangka
kerja dari referensi, konsep dan teori keperawatan keluarga. (Friedman, 2010)
kasus dan pada empat bulan pertama tahun 2013 jumlah kasus yang tercatat
tidak merata pada tiap propinsi berdasarkan data tahun 2012 prevalensi kusta
terbesar di Irian Jaya (6,8 per 10.000 penduduk), Maluku sebesar 5,43 per
10.000 penduduk, Daerah Istimewa Aceh sebesar 2,77 per 10.000 penduduk,
dan Sulawnesi Tenggara pada peringkat ke-enam dengan prevalensi 2,2 per
dalam permasalahan ini yaitu salah satunya tidak mengucilkan penderita kusta.
dini, pengobatan pada penderita, dan penanganan medis yang dialami oleh
sebesar 327 kasus dengan angka penemuan kasus baru kusta Tipe PB
sebanyak 286 kasus, beban kasus kusta tinggi (high burden) kab.kolaka (68
kasus), kolaka utara (48 kasus), kota bau-bau (42 kasus), bombana (30 kasus),
buton (26 kasus) dan kota kendari (23 kasus), pada tahun 2018 di temukan
kasus kusta baru sebesar 292 kasus terdiri dari kasus baru kusta tipe PB 33
tipe MB 259 kasus beban kasus kusta tinggi (high burden) kab.wakatobi (48
kasus), bau-bau (34 kasus), kota kendari (26 kasus), kolaka (25 kasus), muna
16
(25 kasus), bombana (25 kasus), kolaka utara (20 kasus). Pada tahun 2019
penemuan kasus baru kusta dengan jumlah 238 dengan tipe PB (pauci
basiler) sebanyak 18 kasus dan tipe MB (multi basiler) sebanyak 220 kasus,
beban kasus kusta tinggi (high burden) kab. konawe utara (32 kasus), kota
bau-bau (27 kasus), kolaka (25 kasus), kolaka utara (18 kasus), bombana (17
yaitu memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur, melindungi mata, tangan
15. Data kasus baru kusta tahun 2017 sejumlah 24 kasus yaitu 3 kasus baru
kusta tipe PB (pausi baciler) dan 21 kasus baru kusta dengan tipe MB (multi
basiler). Tahun 2018 di temukan kasus baru sebesar 26 kasus untuk tipe PB
((pausi baciler) sebesar 4 kasus baru kusta dan tipe MB (multi basiler)
sebanyak 22 kasus. kasus baru kusta tahun 2017 sejumlah 24 kasus yaitu 3
kasus baru kusta tipe PB (pausi baciler) dan 21 kasus baru kusta dengan tipe
untuk tipe PB ((pausi baciler) sebesar 4 kasus baru kusta dan tipe MB (multi
basiler) sebanyak 22 kasus. Dan pada tahun 2019 ditemukan kasus baru
belakang di atas penulis tertarik melakukan studi kasus kusta pada keluarga
17
dalam judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T dengan Anak S yang
Kendari.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
18
D. Manfaat Studi Kasus
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Puskesmas
Puskesmas Puuwatu.
a. Tempat Pelaksanaan
Kota Kendari
19
b. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus ini di lakukan pada tanggal 26, 27, 28 Maret 2020.
berikut :
a. Studi Kepustakaan
b. Studi Kasus
1. Observasi
2. Wawancara
20
3. Kusta
4. Studi Dokumentasi
pemeriksaan di Puskesmas.
5. Metode Diskusi
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini dibagi dalam 5 (lima) BAB yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
bersama oleh ikatan penikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam
satu rumah tangga yang sama (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Wall,
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum
atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami
istri, atau ayah dan anak-anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. Lain halnya
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
2017)
a. Tradisional
22
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
3. Keluarga usila
Kelurga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
7. Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan
(weekend).
23
8. Multigenerational family
9. Kin-network family
telepon.
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
ditinggal mati.
b. Non-tradisional
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
3. Commune family
24
sumberdan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
pernikahan.
6. Cohabiting couple
7. Group-marriage family
anaknya.
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai hidup
membesarkan anaknya.
9. Foster family
25
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga aslinya.
11. Gang
dalam kehidupannya.
2. Fungsi Keluarga.
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) dalam Yolanda 2017:
a. Fungsi afektif
keluarganya.
26
tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran social orang
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi.
Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak
c. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
3. Struktur keluarga
a. Struktur peran.
27
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang
tentang nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak
kebudayaan umum.
c. Struktur komunikasi
pembuatan keputusan.
28
Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonnesia diantaranya adalah
a. Patrilineal
jalurayah.
b. Matrilineal
ibu.
c. Matriloka
d. Patrilokal
e. Keluarga kawin
Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut:
29
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
membuat keputusan.
dan perawatannya).
psikososial).
30
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
a. Sebagai pendidik
31
diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan.
f. Sebagai fasilitator
32
yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar
g. Sebagai peneliti
cerdas.
33
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut samapi berusia 30
saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
34
mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
35
g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)
hubungan pernikahan.
1. Fokus Pengkajian
I. Data umum
1. Nama KK:
2. Pekerjaan KK:
3. Pendidikan KK:
4. Agama KK:
5. Alamat:
36
6. Komposisi anggota keluarga
7. Genogram:
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
10. Agama
III. Lingkungan
37
1. Karakteristik rumah
2. Denah rumah
3. Struktur peran
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
sakit
38
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat
digunakan
VII. Pemeriksaan
a. Nyeri Akut
b. Defisit Pengetahuan
2017
39
Keperawatan Indonnesia) Indonnesia)
40
tidak - Perilaku mengikuti menerima
mengetahui program perawatan informasi
tentang penyakit atau pengobatan - Sediakan materi
kusta dan media
- Klien dan pendidikan
keluarga tidak kesehatan
mengetahui - Berikan
tentang proses kesempatan
penyakit kusta untuk bertanya
- An. S dan - Jelaskan
keluarga tampak penyebab dan
bingung dan faktor rnesiko
tidak mengerti penyakit kusta
ketika ditanya - Ajarkan cara
mengenai meredakan atau
penyakit Kusta. mengatasi gejala
yang di rasakan.
A. Konsep Kusta
1. Definisi Kusta
bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali sususan saraf pusat.
a. Etiologi
41
M.leprae atau kuman HaNsen adalah kuman penyebab penyakit
pada tahun 1873 . Kuman ini bersifat tahan asam, berbentuk batang
yang tersebar satu – satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang
bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur dalam media buatan. Kuman ini
mukosa, saluran nafas bagian atas, hati, dan sumsum tulang kecuali
susunan saraf pusat. Masa membelah diri M. leprae 12-21 hari dan masa
G.A HaNsen pada tahun 1874 di Norwegia, yang sampai sekarang belum
dengan ukuran 3-8 μm x 0,5 µm, tahan asam dan alcohol, serta positif-
Gram.
Masa Tunas: masa belah diri kuman kusta memerlukan waktu yang
sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari. Oleh
karena itu masa tunas menjadi lama, yaitu rata – rata 2-5 tahun.
c. Patofisiologi
42
Setelah M. leprae masuk kedalam tubuh, perkembangan penyakit
relatif lebih dingin, yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yang sedikit.
respon imun pada tiap pasien berbeda. Gejala klinis lebih sebanding
dengan tingkat reaksi selular dari pada iteNsitas infeksi. Oleh karena itu,
d. Macam-macam Leprae
1. Lepra Tuberkuloid
(lumpuh pada pada tangan atau Wristdrop dan kaki atau footdrop
43
perjalanan penyakit yang lambat tanpa pengobatan. Lepra ini dapat
2. Lepra
Lepromatosa
Lepra ini terjadi pada pasien pada pasien yang memiliki kadar
imunitas selular rendah. Pada keadaan tidak adanya respon sel T yang
membentuk ‘sel lepra’ besar yang berbusa yang banyak ditemukan pada
napas atas, dan testis. Bakteri lepra timbul terutama pada suhu dibawah
370c, dan organ dalam (limpa dan hati) yang jarang terserang pada
memuaskan.
3. Lepra Borderline
dan tuberkulosa.
e. Manifestasi Klinis
44
Diagnosis didasarkan pada gambaran klinis,
1. Adanya lnesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. Lnesi kulit
3. Pada beberapa kasus ditemukan basil tahan asam dari kerokan jaringan
kulit. Bila ragu- ragu maka dianggap sebagai kasus dicurigai dan
penyakit lain.
F.
Komplikasi
akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi
reaksi kusta.
G. Penatalaksanaan
45
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah
memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang
dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk
1. Tipe B
petugas.
46
c. Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai
2. Tipe MB
dan ini dapat dicegah, bila dikenali dan diobati secara dini.
47
Walaupun sudah terjadi kerusakan fungsi saraf masih mungkin
hand dan kulit kering; sedangkan cacat sekunder terjadi akibat cacat
kontraktur.
lewat 2 proses :
48
Tingkat cacat menurut WHO pembagian tersebut adalah :
plantaris, namun dengan perawatan diri secara rutin hal ini dapat dicegah.
Mati rasa pada bercak bukan merupakan cacat tingkat 1 karena bukan
a. Untuk mata :
2) Kekeruhan kornea
3) Kemerahan yang jelas pada mata (terjadi ulserasi kornea atau uveitis)
49
2) Deformitas yang disebabkan oleh kelumpuhan otot (kaki semper atau
3. Deteksi dini adanya reaksi kusta dengan pemeriksaan funsi saraf secara
rutin
sendiri.
3 M yaitu :
3. Merawat diri
4. Penanganan reaksi
5. Perawatan diri
50
4. Latihan
adalah : melakukan latihan pada penderita kusta cacat baik tingkat I dan 2
terkena cacat.
5. Pendidikan
perilaku penanganan yang khusus yaitu teknik perawatan diri. Pasien tidak
kecacatan, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup
masyarakat.
1. Pengkajian
a. Biodata
51
kebersihan lingkungan. Karena pada kenyataannya bahwa sebagian
imunisasi.
e. Riwayat Psikososial
penyakit kutukan, sehingga klien akan menutup diri dan menarik diri,
52
sehingga klien mengalami gangguan jiwa pada konsep diri karena
penurunan.
g. Pemeriksaan
reaksi berat pada tipe I, reaksi ringan, berat tipe II morbus hansen.
1) Sistem penglihatan.
mata akan lagophthalmos jika ada infeksi akan buta. Pada morbus
jika ada bercak pada alis mata maka alis mata akan rontok.
2) Sistem pernafasan
53
Klien dengan morbus hansen hidungnya seperti pelana dan
3) Sistem persarafan:
mati rasa. Akibat kurang/ mati rasa pada telapak tangan dan
Kekuatan otot tangan dan kaki dapat menjadi lemah/ lumpuh dan
(lagophthalmos).
4) Sistem muskuloskeletal.
54
Adanya gangguan fungsi saraf tepi motorik adanya
akan atropi.
5) Sistem integumen
a. Diagnosa keperawatan
adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang telah diperoleh
55
a. Nyeri Akut
a. Defisit pengetahuan
56
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. T
b. Umur : 60 Tahun
d. Pendidikan KK : SMP
e. Agama : Islam
1. Genogram:
Suami Istri
57
?
? ? ? ? ? ? ?
60 48
24 19
9
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
X = Meninggal dunia
------ = Tinggal bersama
= Menikah
= Laki-laki
? = umur tidak diketahui
G1: Ayah dari Tn. T telah meninggal dunia karena factor umur dan ibu
dari Tn.T meninggal dunia dan Ibu dari Ny. Meninggal karna sakit
dan ayah meninggal karena usia.
G2: Tn. T anak sulung dari 4 bersaudara, Ny. M anak sulung dari 5
bersaudara
G3: keluarga Tn. T memiliki 2 orang anak 1 orang anak perempuan dan 1
anak laki laki. Tn. T dan Ny. M tinggal bersama dengan anak –
anaknya.
58
9. Tipe keluarga
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
Keluarga Tn. T berasal dari Bugis, dan bahasa yang di gunakan sehari –
11. Agama
Tn. T bekerja sebagai petani, Ny. M bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Keluarga Tn. T hanya sekali setahun untuk pergi rekreasi, dan keluarga
anak tertua saat ini sudah dewasa dan terkena/menderita penyakit kusta
tipe MB.
59
- Ny. M: Hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan.
P : Reaksi kusta.
S:6
T : Hilang timbul
meninggal bukan kustanya namun karena factor umur, saudara dari Tn. T
bahwa anaknya Sdr. S. awal mulanya hanya mengeluh mati rasa pada
kulit (bercak) dan kedua telapak kaki sakit. Klien mengatakan bahwa
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
60
5).Ventilasi/jendela: cukup hampir semua ruangan ada ventilasi dan
terang.
6). Pemanfaatan ruangan: ruang tamu jadi satu dengan ruang keluarga.
tertata rapi.
2. Dena Rumah
Kamar I Dapur WC
bertetangga dan komunitas berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang
61
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
keputusan Tn. T.
62
3. Struktur peran
Peran formal :
petani.
nilai kejujuran sejak kecil pada anak anak. tidak ada nilai dan norma
keluarga juga tidak memiliki praktik yang harus dilakukan. Sistem nilai
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
dan menyemangati.
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
63
Tn. T memiliki 2 anak tinggal bersama, Ny. M memakai KB
4. Fungsi ekonomi
kadang-kadang ke dokter.
64
4). Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
cemas apakah anaknya Sdr.S dengan sakit kusta apa ada obatnya.
65
VII. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.2 Pemeriksaan Keluarga
66
Keluarga memiliki harapan dengan adanya mahasiswa yang
B. Data Fokus
Nama Pasien : An. S
- An.S mengatakan. saat ini dalam keadaan kurang Pemeriksaan rasa raba pada kelainan
sehat sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. kulit
- An. S mengeluh penyakitnya menimbulkan adanya - Kulit/bercak pada tubuh saat dites
kelainan kulit bercak-bercak, dan warna putih dengan menggunakan kapas
seperti panu. ujungnya dilancipkan terjadi mati
- An. S mengatakan daerah mata, tangan dan kaki rasa dan hampir kelihatan
terasa sakit sekali seperti tertusuk-tusuk (nyeri) disemua tubuh.
P : Reaksi Kusta
- Pada pemeriksan saraf ada
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk penebalan pada saraf tangan
R : Mata, tangan dan kaki kanan (saraf ulnaris) dan kaki
S : Skala Nyeri 6 kanan (saraf perinius)
T : Hilang Timbul
- Pendidikan keluarga Tn.T rendah.
- An. S mengatakan hampir semua kulit tubuh ada
- Tanda-tanda Vital
bercak keputihan mati rasa.
- TD: 110/80 mmHg
- keluarga belum mengerti bagaimna cara merawat
- Nadi: 80 x/menit
keluarga yang sedang sakit kusta.
- Respirasi: 20 x/menit
- keluarga tidak tau apa itu kusta, apa saja faktor
- Suhu: 36 C
67
penyebabnya, serta cara menanganinya - BB:42 kg
- Penebalan syaraf tepi
C. Perumusan Masalah
Nama Pasien : An. S
Kepala Keluarga : Tn. T
Anggota Keluarga Sakit : An. S
kaki.
DO : Saraf tepi
- Tanda - tanda vital:
TD : 130/80 mmHg
N : 80x/m Gangguan fungsi saraf
RR : 22x/m
SB : 36.5 oC
- P : Reaksi kusta Cacat
Q:Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: Saraf tepi
S : Skala nyeri 6.
T : Hilang timbul
2. DS : Status Kesehatan Menurun Defisit
- Klien dan keluarga Pengetahuan
mengatakan tidak
mengetahui tentang Kurang Terpajan Informasi
68
penyakit kusta Terkait Penyakit
- Klien dan keluarga
tidak mengetahui
tentang proses
penyakit Kusta
- Keluarga merasa Kurang Pengetahuan
cemas dengan
penyakit An. S
DO :
- An. S dan keluarga
tampak bingung dan
tidakmengerti ketika
ditanya mengenai
penyakit kusta.
69
Intervensi Keperawatan
Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Objektif Intervensi
70
T : Hilang timbul - Tekanan darah
71
D. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari Ke I
72
R : Saraf tepi TD : 130/80 mmHg pertahankan
S : Skala nyeri 6. RR : 22x/menit - Therapy pengobatan
T : Hilang timbul N : 80 x/m prednison sesuai protap
SB : 36.5 oC penatalaksanaan program
- Memberikan teknik non kusta.
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Perawatan diri (pencegahan
cacat dan bertambahnya
cacat pada dasarnya 3 M,
memeriksa, melindungi &
merawat)
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika nyeri
timbul.
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
73
kebisingan)
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika nyeri
timbul.
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Hasil :
Suhu ruangan di atur,
pencahayaan di atur dan
kebisingan di kurangi guna
meningkatkan kenyamanan
klien.
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Hasil :
74
Pemberian prednison sesuai
protap penatalaksaan
program kusta ketika nyeri
timbul
2. Defisit Pengetahuan Kamis, 26 10.00 - Mengidentifikasi knesiapan dan S : Klien dan keluarga
Ditandai dengan : Maret 2020 kemampuan menerima mengatakan tidak
DS : informasi mengetahui tentang
1. Keluarga An. S Hasil : Klien dan keluarga penyakit kusta
mengatakan tidak bersedia untuk di berikan O : Klien dan keluarga nampak
mengetahui tentang edukasi bingung dan tidak tau
penyakit kusta. - Menyediakan materi dan tentang penyakit kusta
2. Keluarga media pendidikan kesehatan A : Masalah defisit
mengatakan tidak Hasil : Pemberian penyuluhan pengetahuan belum
tahu cara merawat terkait penyakit kusta dengan teratasi
anggota keluarga leaflet P : Intervensi di lanjut dengan :
yang sakit dengan - Memberikan kesempatan - Jadwalkan kembali
kusta untuk bertanya pertemuan selanjutnya
DO : Hasil : Klien dan keluarga di untuk penyuluhan.
An. S dan keluarga berikan kesempatan untuk - Lakukan evaluasi di akhir
75
tampak bingung dan bertanya terkait materi yang di penyuluhan
tidak mengerti tentang berikan.
penyakitnya. - Menjelaskan penyebab dan
faktor rnesiko penyakit (kusta)
Hasil : Klien dan keluarga di
jelaskan penyebab dan faktor
rnesiko penyakit (kusta).
Hari Ke II
76
- Tanda - tanda R : Saraf tepi - Therapy perawatan diri di
vital: S : Skala nyeri 6. pertahankan
TD : 130/80 T : Hilang timbul - Therapy pengobatan prednison
mmHg - Memonitor keberhasilan sesuai protap penatalaksanaan
N : 80x/m therapy komplementer program kusta.
RR : 22x/m yang sudah di berikan.
SB : 36.6 oC Hasil :
- P : Reaksi kusta TD : 120/80 mmHg
Q:Nyeri seperti RR : 22x/menit
tertusuk-tusuk N : 80 x/m
R : Saraf tepi SB : 36.5 oC
S : Skala nyeri 6. - Memberikan teknik non
T : Hilang timbul farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Perawatan diri
(pencegahan cacat dan
bertambahnya cacat pada
dasarnya 3 M,
memeriksa, melindungi
77
& merawat)
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika
nyeri timbul.
- Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika
nyeri timbul.
- Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
78
Hasil :
Suhu ruangan di atur,
pencahayaan di atur dan
kebisingan di kurangi
guna meningkatkan
kenyamanan klien.
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Hasil :
Pemberian prednison
sesuai protap
penatalaksaan program
kusta ketika nyeri timbul
2. Defisit Pengetahuan Jumat, 27 10.00 - Mengidentifikasi S : Klien dan keluarga mengatakan
Ditandai dengan : Maret 2020 knesiapan dan tidak mengetahui tentang penyakit
DS : kemampuan menerima kusta
1. Keluarga An. S informasi O : Klien dan keluarga nampak
mengatakan tidak Hasil : Klien dan bingung dan tidak tau tentang
79
mengetahui keluarga bersedia untuk penyakit kusta
tentang penyakit di berikan edukasi A : Masalah defisit pengetahuan belum
kusta. - Menyediakan materi dan teratasi
2. Keluarga media pendidikan P : Intervensi di lanjut dengan :
mengatakan tidak kesehatan - Jadwalkan kembali pertemuan
tahu cara merawat Hasil : Pemberian selanjutnya untuk penyuluhan.
anggota keluarga penyuluhan terkait penyaki - Lakukan evaluasi di akhir
yang sakit dengan kusta dengan leaflet penyuluhan
kusta - Memberikan kesempatan
DO : untuk bertanya
An. S dan keluarga Hasil : Klien dan
tampak bingung dan keluarga di berikan
tidak mengerti kesempatan untuk
tentang penyakitnya. bertanya terkait materi
yang di berikan.
- Menjelaskan penyebab
dan faktor rnesiko
penyakit (kusta)
Hasil : Klien dan
80
keluarga di jelaskan
penyebab dan faktor
rnesiko penyakit (kusta).
Hari Ke III
81
- P : Reaksi kusta therapy komplementer - Therapy perawatan diri di
Q:Nyeri seperti tertusuk- yang sudah di berikan. pertahankan
tusuk Hasil : - Therapy pengobatan
R : Saraf tepi TD : 120/80 mmHg prednison sesuai protap
S : Skala nyeri 6. RR : 22x/menit penatalaksanaan program
T : Hilang timbul N : 80 x/m kusta.
o
SB : 36.5 C
- Memberikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Perawatan diri
(pencegahan cacat dan
bertambahnya cacat pada
dasarnya 3 M, memeriksa,
melindungi & merawat)
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika
nyeri timbul.
82
- Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).
Hasil :
Klien diajarkan teknik
perawatan diri, ketika
nyeri timbul.
- Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Hasil :
Suhu ruangan di atur,
pencahayaan di atur dan
kebisingan di kurangi guna
meningkatkan kenyamanan
klien.
- Kolaborasi pemberian
83
analgetik
Hasil :
Pemberian prednison
sesuai protap
penatalaksaan program
kusta ketika nyeri timbul
2. Defisit Pengetahuan Sabtu, 28 10.00 - Mengidentifikasi S : Klien dan keluarga
Ditandai dengan : Maret knesiapan dan mengatakan tidak
DS : 2020 kemampuan menerima mengetahui tentang
1. Keluarga An. S mengatakan informasi penyakit kusta.
tidak mengetahui tentang Hasil : Klien dan keluarga O : Klien dan keluarga nampak
penyakit kusta. bersedia untuk di berikan bingung dan tidak tau
2. Keluarga mengatakan tidak edukasi tentang penyakit kusta
tahu cara merawat anggota - Menyediakan materi danA : Masalah defisit
keluarga yang sakit dengan media pendidikan kesehatan pengetahuan teratasi
kusta Hasil : Pemberian P : Intervensi di hentikan
DO : penyuluhan terkait penyakit - Perawatan diri tetap di
An. S dan keluarga tampak kusta dengan leaflet pertahankan.
bingung dan tidak mengerti - Memberikan kesempatan
84
tentang penyakitnya. untuk bertanya
Hasil : Klien dan keluarga
di berikan kesempatan
untuk bertanya terkait
materi yang di berikan.
- Menjelaskan penyebab
dan faktor rnesiko
penyakit (kusta)
Hasil : Klien dan keluarga
di jelaskan penyebab dan
faktor rnesiko penyakit
(kusta).
85
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
keperawatan. Pada tahap ini semua data dikumpulkan secara sistematis guna
Maret 2020 Tn. T keluarga An. S mengatakan saat ini dalam keadaan kurang
sehat sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu, An. S mengeluh penyakitnya
panu, An. S mengatakan daerah mata, tangan dan kaki terasa sakit sekali
tusuk, R : Mata, tangan dan kaki, S : Skala Nyeri 6, T : Hilang Timbul, An. S
mengatakan hampir semua kulit tubuh ada bercak keputihan mati rasa,
keluarga belum mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang sedang sakit
kusta, keluarga tidak tau apa itu kusta, apa saja faktor penyebabnya, serta cara
menanganinya.
86
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 130/80
mmHg, Nadi 0 x/m, Suhu 36.6 oC dan Pernapasan 24 x/m. Keluhan yang
disampaikan tersebut sesuai dengan tanda dan gejala menurut Wijaya &
Putri, (2013) namun tidak semua gejalah muncul dalam kasus keluarga Tn.
T adalah tanda dan gejalah kusta. Tanda dan gejala yaitu nyeri yang
kaki mengalami adanya penebalan saraf pada daerah tangan dan kaki. Hasil
dan measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto,
2012).
87
metode wawancara, observasi dan Pemeriksaan untuk menambah data yang
mengatakan seluruh badannya ada bercak putih kemerahan dan pada bagian
sepotong kapas secara tegak lurus pada daerah kulit yang dicurigai.
Kemudian melakukan pemeriksaan saraf tepi pada saat meraba saraf apakah
ada penebalan/pembesaran, apakah saraf pada bagian sisi kiri dan kanan sama
nafas bagian atas, kemudian dapat ke organ lainnya kecuali susunan saraf
pusat. Atas dasar definisi tersebut, maka untuk mendiagnosis kusta dicari
tau cara merawat anggota keluarga yang sakit, dan secara objektif An. S dan
88
keluarga tampak bingung dan tidak mengerti ketika ditanya mengenai
penyakit Kusta.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data pada An. S maka dirumuskan diagnosa
1. Nyeri Akut
terjadinya reaksi kusta (bagian mata, tangan dan kaki), reaksi kusta tidak
ditangani dengan baik dan benar akan menyebabkan kecacatan. Nyeri akut
reaksi kusta. Masalah bersifat aktual dan sangat dirasakan, perawatan diri
akut yaitu terdapat salah satu tanda atau data seperti apabila terdapat salah
2. Defisit pengetahuan
89
Diagnosa keperawatan ini diangkat oleh penulis sebab berdasarkan
keperawatan Defisit pengetahuan yaitu terdapat salah satu tanda atau data
seperti apabila terdapat salah satu tanda atau data seperti keluarga tidak
C. Intervensi Keperawatan
Defisit pengetahuan
90
Identifikasi knesiapan dan kemampuan menerima informasi, sediakan materi
penyebab dan faktor rnesiko penyakit kusta, ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang di rasakan. Intervensi yang disebutkan dalam teori sudah
sesuai dengan kondisi yang terjadi di studi lapangan sehingga intervensi dapat
D. Implementasi
91
Berdasarkan implementasi yang ada dilapangan dan teori terdapat
Defisit Pengetahuan
untuk bertanya dengan hasil Klien dan keluarga telah mengerti dan tidak lagi
klien dan keluarga mengerti penyebab dan faktor rnesiko penyakit (kusta),
kusta.
E. Evaluasi
semuanya teratasi.
1. Nyeri Akut
keluarga yang sakit dalam hal ini keluarga memberikan dukungan penuh
92
teratasi setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga.
2. Defisit Pengetahuan
penyakit kusta masalah dapat teratasi setelah klien dan keluarga di berikan
edukasi.
93
BAB V
PENUTUP
A. Knesimpulan
1. Pengkajian
keluhan yang muncul dari responden An. S mengatakan saat ini dalam
keadaan kurang sehat sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu, An. S mengeluh
putih seperti panu. Pasien mengatakan daerah mata, tangan dan kaki terasa
cara merawat anggota keluarga yang sakit, dan secara objektif An. S dan
penyakit Kusta.
2. Diagnosa Keperawatan
pasien. Pada pasien ini prioritas diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a. Nyeri Akut
b. Defisit pengetahuan
3. Intervensi
berikut:
a. Nyeri Akut
94
kepada keluarga, Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan,
b. Defisit Pengetahuan
4. Implementasi
terlaksana dengan baik, semua itu tidak lepas dari peran keluarga yang
5. Evaluasi
tindakan keperawatan.
B. Saran
lainnya.
95
3. Diharapkan keluarga dapat lebih mengerti tentang perkembangan
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Ali Muhammad (2010 ) Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan Bandung:
Pustakan Cendikia UtamaBKKBN. 1999. Masalah Kependudukan
Indonnesia. Pusat Jaringan Nasional
Informasi dan Dokumentasi Bidang Keluarga Berencana dan
Kependudukan. Jakarta
Amiruddin, M.D.(2012. Penyakit Kusta Sebuah Pendekatan Klinis. Surabaya :
Brililian Internasional.
97
Purwanto, Hadi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : Kemenkes
Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta, Kementrian Kesehatan
RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan 2015
Rekam Medik Puskesmas puuwatu. 2019. Profil Puskesmas puuwatu
98
DOKUMENTASI
99
100
101
102