T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS VULNUS COMBUSTIO
DI RUANG DAHLIA RSUD X PALANGKA RAYA
Di Susun Oleh:
Kelompok 3
Tingkat III B/Semester V
1. Armeliati 2018.C.10a.0959
2. Dhea Permatasari Iskandar 2018.C.10a.0964
3. Erna Sari 2018.C.10a.0966
4. Jenny Amsal 2018.C.10a.0971
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi pembaca dan mahasiswa
terutama yang berada di STIKes Eka Harap tentang “Asuhan Keperawatan
Sistem Integumen Pada Ny.T dengan Diagnosa Medis Vulnus Combustio di
Ruang Dahlia RSUD X Palangka Raya” sehingga diharapkan dengan
mempelajari makalah ini mahasiswa maupun lainnya mendapatkan tambahan
pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang
membangun dari pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
1.1 Pengkajian..................................................................................................1
BAB 2 PENUTUP.................................................................................................26
2.1 Kesimpulan..............................................................................................26
2.2 Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
iii
1
BAB 1
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny.T
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA
Pasien mengatakan “nyeri pada bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, dan kaki kiri. Nyeri yang saya rasakan seperti terasa
2
Ny.T mangatakan pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 17.00 WIB, sedang
bersih-bersih halaman rumah dan membakar sampah di samping rumahnya.
Pada saat itu Ny. T menggunakan celana pendek dan baju kaos saja.
Disekitar halaman rumah ada terdapat botol pylox dan tumpukan sampah.
Ny.T mengira bahwa botol pylox tersebut sudah habis dan juga tidak
melihat bahwa ada beberapa botol pylox yang masih ada isinya. Ternyata
botol pylox tersebut punya suaminya dulu saat memodifikasi sepeda untuk
kedua anaknya. Ny.T pun membakarnya bersama dengan botol pylox
tersebut, lalu muncul kobaran api 1yang besar dengan cepat menyambar
Ny.T, karena hal itu menyebabkan pasien mengalami luka bakar disebagian
tubuhnya dan mengeluh nyeri pada daerah pipi kanan dan kiri, punggung
kiri, tangan kiri dan kaki kiri.
Ny. T mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan tidak
ada riwayat bekas operasi.
Genogram Keluarga
Keterangan :
4
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Klien
Klien tampak sakit berat, kesadaran compos menthis, posisi berbaring semi
fowler dengan badan miring ke kanan, tampak terdapat luka bakar di bagian
pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri, dan kaki
kiri, terpasang infus Ringer Lactate 500 ml 15 tpm ditangan sebelah kanan
klien.
Saat pengkajian TTV klien tanggal 13 Oktober 2020 pukul 10:00 WIB, suhu
tubuh klien/ S = 38,0 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/N = 105 x/menit
dan pernapasan/ RR = 22 x/menit, tekanan darah TD = 115/ 80 mmhg.
5
Bentuk dada klien teraba simetris, klien tidak memiliki kebiasaan merokok,
klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak sianosis, tidak erdapat
nyeri, tidak sesak nafas, type pernapasan klien tampak menggunakan perut
dan dada, irama pernapasan teratur dan suara nafas klien vesikuler serta
tidak ada suara nafas tambahan.
Klien tidak merasakan nyeri di dada, tidak ada merasakan keram dikaki,
klien tampak tidak pucat, tidak merasakan pusing, tidak mengalami
clubbing finger, tidak sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi,
tidak ada pingsan, capillary refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali
dalam 2 detik, tidak ada terdapat oedema, lingkar perut klien 55 cm, ictus
cordis klien tidak terlihat, vena jugulasir klien tidak mengalami
peningkatan, suara jantung klien (S1-S2) reguler dan tidak ada mengalami
kelainan.
bagian kiri, tangan kiri, dan kaki kiri, tidak vertigo, tampak gelisah, tidak
aphasia, klien tidak merasakan kesemutan, tidak bingung, tidak dysarthria
dan tidak mengalami kejang.
3.1.3.6.2 Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.
3.1.3.6.3 Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas kiri klien tidak dapat menggerakan jari kejari dan jari
kehidung. Ekstermitas bawah kiri klien tidak dapat menggerakan tumit ke
jempol kaki, kestabilan tubuh klien tampak tidak baik, refleks bisep kanan
skala 4 dan kiri skala 2, trisep kanan 4 dan kiri skala 2, brakioradialis kanan
3 dan kiri klien skala 2, patella kanan 4 kiri klien skala 2, dan akhiles kanan
4 dan kiri klien skala 2, serta reflek babinski kanan 3 dan kiri klien skala 2.
Keluhan lainnya : Pasien mengatakan “nyeri pada bagian pipi kanan dan
kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, dan kaki kiri. Nyeri yang saya
rasakan seperti terasa sedang ditusuk-tusuk terutama saat disentuh dan
digerakkan. Skala nyeri yang saya rasakan pada rentang 8 (skala berat)
dengan berlangsung sekitar 5 menit
Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 500cc/hari
(normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak onkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi.
Bibir klien tampak lembab, tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah
klien tidak ada lesi, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien
tidak ada peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien
BAB 2x/hari warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem
tidak konstipasi, tidak kembung, kembung, bising usus klien terdengar
normal 15 x/hari, dan tidak ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak tidak bebas, tidak ada parase,
tidak ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, terdapat nyeri
seperti di tusuk-tusuk pada bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, tangan kiri, dan kaki kiri, tidak ada bengkak, tidak
ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot klien
teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas atas 2 4. Uji kekuatan
ektermitas bawah 2 4. Terdapat peradangan dan perlukaan jaringan parut di
bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri,
dan kaki kiri, serta tulang belakang klien tampak teraba normal.
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan, dan kosmetik
dan lainnya. Suhu kulit klien teraba panas, warna kulit coklat tua, turgor
kuarng, tekstur kasar, ada tampak terdapat lesi, tampak terdapat jaringan
parut di pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri,
dan kaki kiri, tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan
betuk kuku simetris.
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak ada perdarahan, tidak ada flour albus, klitoris tidak menonjol,
labia normal, uretra baik/ normal, kebersihan baik, payudara teraba simetris,
putimg menonjol, warna areola gelap, dan Asi keluar lancar dan tidak ada
keluhan lainnya.
Klien mengatakan ”saya ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang
kerumah“.
Klien tidak ada program diet, klien tidak merasa mual, tidak ada muntah,
tidak mengalami kesukaran menelan dan tidak ada merasa haus.
TB : 165 Cm
BB sekarang : 55 Kg
BB Sebelum sakit : 55 Kg
IMT = BB
(TB)²
11
= 55
(165)²
= 20,2 (normal)
Jenis Minuman Air putih, air susu Air putih, air susu
Klien mengatakan sulit tidur, ruangan terasa panas, ekpresi wajah klien
tampak meringis, tidur sebelum sakit : siang 2 jam dan malam 8 jam, tidur
sesudah sakit : siang 1 jam, malam 5 jam.
1.1.4.4 Kognitif
Klien mengatakan “Ia tidak senang dengan keadaan yang dialaminya dan
ingin dapat bisa melaksanakan aktifitas seperti sebelumnya."
12
1.1.4.5 Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran)
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini,
klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien adalah seorang
perempuan, klien orang yang ramah, klien adalah seorang Ibu rumah
tangga
Sebelum sakit klien dapat berktivitas secara bebas didampingi oleh ibunya,
namun sesudah sakit klien tidak dapat beraktivitas secara bebas akibat
gerakan terbatas dan didampingi oleh suaminya
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah suami dan anak-
anaknya.
L : 0,7-1,20 mg/dL)
hipovolemik. Ringer laktat Reaction : edema jaringan timbulnya panas, infeksi pada
juga dapat menggantikan pada penggunaan volume tempat penyuntikan, trombosis
cairan tubuh yang hilang serta yang besar, biasanya paru- vena atau flebitis yang meluas
meningkatkan diuresis, yaitu paru dari tempat penyuntikan,
penambah cairan kencing ekstravasasi.
(urine), baik pada individu Bila terjadi reaksi efek
dewasa maupun anak-anak. samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan
evaluasi terhadap penderita.
3 Katerolac 3 x 8 mg IV Ketorolac adalah obat anti Katerolac dikontra Ulcerasi peptic, perdarahan
(amp) / inflamasi nonsteroid (OAINS). indikasikan untuk pasien dan perlubangan lambung,
7 Jam Penggunaan katerolac adalah dengan riwayat gagal ginjal, gangguan atau kegagalam
untuk inflamasi akut jangka penderita dengan riwayat depresi volume pada ginjal,
waktu pendek meredakan nyeri porfiria akut. granulositopenia, pansitopenia,
dan peradangan dengan tigkat Hati-hati penggunaan trombositopenia.
keparahan dari nyeri sedang pada Ibu menyusui. Lain-lain kasus
sampai berat. Khasiat dan keamanan hipersensitivitas yang jarang
penggunaan pada anak- contohnya : bronkospasme,
anak belum terbukti. demam, eosinofilia,
Pemberian pada wanita anafilaksis, edema
hamil jika benar-benar angioneurotik, sedikit
sangat dibutuhkan. peningkatan kadar dalam
kreatinin serum.
4 Paracetamol 2 x 200 IV Parasetamol merupakan obat Jangan digunakan Paracetamol bisa
mg/ 4 Jam yang memiliki efek untuk untuk pasien yang memiliki menyebabkan kerusakan
mengurangi rasa sakit riwayat hipersensitif atau hati terutama jika penggunaanya
(analgesik) dan menurunkan alergi terhadap paracetamol. melebihi dosis yang dianjurkan.
demam (antipiretik) digunakan Efek samping ringan pada
secara luas untuk saluran pencernaan misalnya
17
Kelompok 3
18
ANALISIS DATA
Data Objektif :
- Ekspresi wajah klien
tampak meringis
- Cara berbaring klien
tampak semi-fowler
dengan badan menghadap
kekanan
- Skala nyeri berat
- Irama pernafasan tidak
teratur
- Tampak terdapat
peradangan dan jaringan
parut di pipi kanan dan
kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, dan
kaki kiri.
- Terpasang infus Ringer
Lactate 500 ml 15 tpm
ditangan sebelah kanan
klien.
- TTV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit
Data Objektif :
- Tampak ada lesi Kasar, permukaan
- Ada lepuhan kusam, kering
- Warna kulit klien
tampak coklat tua Kerusakan integritas
- Kulit kering kemerahan kulit
- Turgor kurang baik
- Skala 8 (nyeri berat)
- Tekstur kasar
- Tampak terdapat
peradangan dan jaringan
parut di pipi kanan dan
kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri,
dan kaki kiri klien.
- TTV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit
PRIORITAS MASALAH
ditandai dengan Ny.T dapat teratasi, dengan kriteria 3. Sesuaikan jadwal pemberian 3. Membantu dalam menunjang siklus tidur
mengeluh sulit tidur hasil : obat 4. Waktu tidur menjadi terkontrol
tidur. 1 Tidur malam 8 jam 4. Tetapkan jadwal tidur rutin 5. Memberitahukan pentingnya kecukupan
2 Suhu kulit hangat 5. Jelaskan pentingnya tidur tidur untuk meningkatkan kesehatan
3 Ekspresi wajah dan postur cukup selama sakit Mendorong waktu tidur tepat waktu.
tubuh rileks 6. Anjurkan menepati kebiasaan
4 TTV normal waktu tidur.
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 20 x/menit
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan 1 Identifikasi penyebab 1 Catat hasil memperberat nyeri (suhu
kulit berhubungan keperawatan 3x7 jam diharapkan ganggaun integritas kulit lingkungan)
dengan kasar, masalah gangguan intergritas kulit 2 Ubah posisi tiap 2 jam jika 2 Agar jika ada posisi yang menindih luka
permukaan kusam, dapat teratasi, dengan kriteria tirah baring tidak menjadi iritasi.
kering yang ditandai hasil : 3 Hindarkan porduk berbahan 3 Cegah bahan yang digunakan untuk
dengan warna kulit 1. Turgor cukup dasar alcohol pada kulit kering pelembab kulit klien yang megandung
Ny.T tampak coklat tua 2. Tekstur halus 4 Ajarkan menggunakan alcohol karena dapat menyebabkan
kemerahan. Peradangan hanya tersisa sedikit pelembap iritasi
di bagian punggung kiri 5 Anjurkan mandi dan 4 Pelembab membantu agar kulit tidak
menggunakan sabun kering, lecet dan agar kulit-kulit yang
secukupnya. mati dapat tergelupas.
24
BAB 2
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Vulnus Combustio atau dikenal luka bakar adalah luka yang disebabkan
oleh kontak dengan bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan
yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intensif. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.. Luka
bakar diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
1) Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme dan Penyebab yaitu Luka Bakar Termal
dan Luka Bakar Inhalasi.
2) Klasifikasi Berdasarkan Derajat dan Kedalaman Luka Bakar
a. Derajat I (superficial partial-thickness) : Luka bakar derajat I ini hanya
mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya
tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa
nyeri atau hipersensitifitas setempat. Luka derajat I akan sembuh tanpa
bekas.
b. Derajat II (superficial & deep partial-thickness) : Kerusakan yang terjadi
pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak
lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena ujung-ujung saraf
teriritasi. Luka bakar derajat II ada dua:
Derajat II dangkal (superficial)
Derajat II dalam (deep)
c. Derajat III (full thickness)
Pada derajat III : kerusakan seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang
lebih dalam, apendises kulit, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering,
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein
pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan
lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.
26
30
2.2 Saran
Dalam melakukan perawatan luka bakar/ combustio hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala
adanya nyeri, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara
keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan
fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain
dan keluarga untuk mendukung adanya proses keperawatan serta dalam
pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang penyakit, penyebab nyeri, pencegahan, dan penanganan.
31
DAFTAR PUSTAKA
28
32