Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN PADA NY.

T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS VULNUS COMBUSTIO
DI RUANG DAHLIA RSUD X PALANGKA RAYA

Dosen : Vina Agustina, Ners, M.Kep.

Di Susun Oleh:
Kelompok 3
Tingkat III B/Semester V

1. Armeliati 2018.C.10a.0959
2. Dhea Permatasari Iskandar 2018.C.10a.0964
3. Erna Sari 2018.C.10a.0966
4. Jenny Amsal 2018.C.10a.0971

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi pembaca dan mahasiswa
terutama yang berada di STIKes Eka Harap tentang “Asuhan Keperawatan
Sistem Integumen Pada Ny.T dengan Diagnosa Medis Vulnus Combustio di
Ruang Dahlia RSUD X Palangka Raya” sehingga diharapkan dengan
mempelajari makalah ini mahasiswa maupun lainnya mendapatkan tambahan
pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang
membangun dari pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 14 Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................1

1.1 Pengkajian..................................................................................................1

1.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................18

1.3 Intervensi Keperawatan............................................................................19

1.4 Implementas Keperawatan.......................................................................23

1.5 Evaluasi Keperawatan..............................................................................23

BAB 2 PENUTUP.................................................................................................26

2.1 Kesimpulan..............................................................................................26

2.2 Saran........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iii
1

BAB 1
ASUHAN KEPERAWATAN

Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Dahlia pada tanggal 13 Oktober 2020


pukul 10:00 WIB didapatkan hasil :
1.1 Pengkajian

1.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny.T

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Dayak, Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. Krakatau No.12, Palangka Raya

Tgl MRS : 10 Oktober 2020

Diagnosa Medis : Vulnus Combustio

1.1.2 Riwayat Kesehatan /Perawatan

1.1.2.1 Keluhan Utama :

Pasien mengatakan “nyeri pada bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, dan kaki kiri. Nyeri yang saya rasakan seperti terasa
2

sedang ditusuk-tusuk terutama saat disentuh dan digerakkan. Skala nyeri


yang saya rasakan pada rentang 8 (skala berat) dengan berlangsung sekitar 5
menit”

1.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Ny.T mangatakan pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 17.00 WIB, sedang
bersih-bersih halaman rumah dan membakar sampah di samping rumahnya.
Pada saat itu Ny. T menggunakan celana pendek dan baju kaos saja.
Disekitar halaman rumah ada terdapat botol pylox dan tumpukan sampah.
Ny.T mengira bahwa botol pylox tersebut sudah habis dan juga tidak
melihat bahwa ada beberapa botol pylox yang masih ada isinya. Ternyata
botol pylox tersebut punya suaminya dulu saat memodifikasi sepeda untuk
kedua anaknya. Ny.T pun membakarnya bersama dengan botol pylox
tersebut, lalu muncul kobaran api 1yang besar dengan cepat menyambar
Ny.T, karena hal itu menyebabkan pasien mengalami luka bakar disebagian
tubuhnya dan mengeluh nyeri pada daerah pipi kanan dan kiri, punggung
kiri, tangan kiri dan kaki kiri.

Pasca terkena luka bakar, Ny. T langsung mengoleskan bioplacenton pada


sekitar luka. Pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 17.05 WIB, setelah luka
bakar dibersihkan dengan menggunakan handuk basah, suami Ny.T
langsung memutuskan untuk membawa istrinya ke IGD RSUD X Palangka
Raya, di IGD Ny.T mendapatkan PCT IV 200 mg pada pukul 17.40 WIB,
dan injeksi Ceftriaxone ST 650 mg pada pukul 18:00 WIB, serta
mendapatkan pemasangan infus IV Ringer Laktat 200 cc 20 tpm pada pukul
18:05 dan 20:00 WIB. Dokter memutuskan Ny.T harus dirawat inap di
ruang dahlia. Pada pukul 20:30 WIB, Ny.T dibawa keruang dahlia nomor 5,
setibanya di ruang dahlia no.5 Ny.T tidak diberikan terapi hanya diberikan
posisi berbaring semi-fowler dan posisi tubuh miring ke kanan dan suhu
ruangan 25 °C.
3

1.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)

Ny. T mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan tidak
ada riwayat bekas operasi.

1.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Ny. T mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit yang


sama seperti dia dan tidak memiliki riwayat penyakit turunan.

Genogram Keluarga

Keterangan :
4

: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal

: Klien

1.1.3 Pemerikasaan Fisik

1.1.3.1 Keadaan Umum :

Klien tampak sakit berat, kesadaran compos menthis, posisi berbaring semi
fowler dengan badan miring ke kanan, tampak terdapat luka bakar di bagian
pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri, dan kaki
kiri, terpasang infus Ringer Lactate 500 ml 15 tpm ditangan sebelah kanan
klien.

1.1.3.2 Status Mental :

Tingkat kesadaran klien compos mentis, ekpresi wajah klien tampak


meringis, bentuk badan klien mesomorph, posisi berbaring semi fowler,
klien berbicara jelas, suasana hati klien sedih, penampilan klien kurang rapi,
klien mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan antara
perawat dan keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di rumah
sakit, insigt klien baik, dan mekanisme pertahanan diri klien adaptif.

1.1.3.3 Tanda-tanda Vital :

Saat pengkajian TTV klien tanggal 13 Oktober 2020 pukul 10:00 WIB, suhu
tubuh klien/ S = 38,0 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/N = 105 x/menit
dan pernapasan/ RR = 22 x/menit, tekanan darah TD = 115/ 80 mmhg.
5

1.1.3.4 Pernapasan (Breathing)

Bentuk dada klien teraba simetris, klien tidak memiliki kebiasaan merokok,
klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak sianosis, tidak erdapat
nyeri, tidak sesak nafas, type pernapasan klien tampak menggunakan perut
dan dada, irama pernapasan teratur dan suara nafas klien vesikuler serta
tidak ada suara nafas tambahan.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah Keperawatan : tidak ada

1.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)

Klien tidak merasakan nyeri di dada, tidak ada merasakan keram dikaki,
klien tampak tidak pucat, tidak merasakan pusing, tidak mengalami
clubbing finger, tidak sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi,
tidak ada pingsan, capillary refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali
dalam 2 detik, tidak ada terdapat oedema, lingkar perut klien 55 cm, ictus
cordis klien tidak terlihat, vena jugulasir klien tidak mengalami
peningkatan, suara jantung klien (S1-S2) reguler dan tidak ada mengalami
kelainan.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.3.6 Persyarafan (Brain)

Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal


baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran
klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri
positif, klien merasakan nyeri di pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung
6

bagian kiri, tangan kiri, dan kaki kiri, tidak vertigo, tampak gelisah, tidak
aphasia, klien tidak merasakan kesemutan, tidak bingung, tidak dysarthria
dan tidak mengalami kejang.

Uji Syaraf Kranial :

3.1.3.6.1 Nervus Kranial I (Olfaktori) : Klien dapat membedakan bau-bauan


seperti : minyak kayu putih atau alcohol.

3.1.3.6.2 Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.

3.1.3.6.3 Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.

3.1.3.6.4 Nervus Kranial IV (Trokeal) : Klien dapat menggerakan bola matanya


ke atas dan ke bawah.

3.1.3.6.5 Nervus Kranial V (Trigeminal) : Klien dapat mengunyah makanan


seperti : nasi, kue, buah.

3.1.3.6.6 Nervus Kranial VI (Abdusen) : Klien dapat melihat kesamping kiri


ataupun kanan.

3.1.3.6.7 Nervus Kranial VII (Fasial) : Klien tidak dapat tersenyum.

3.1.3.6.8 Nervus Kranial VIII (Auditor) : Klien dapat mendengar perkataaan


dokter, perawat dan keluarganya.

3.1.3.6.9 Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) : Klien dapat membedakan rasa


pahit dan manis.

3.1.3.6.10 Nervus Kranial X (Vagus) : Klien dapat berbicara dengan jelas.

3.1.3.6.11 Nervus Kranial XI (Asesori) : klien tidak dapat mengangkat bahunya.


7

3.1.3.6.12 Nervus Kranial XII (Hipoglosol) : Klien dapat menjulurkan lidahnya.

Uji Koordinasi :

Ekstermitas atas kiri klien tidak dapat menggerakan jari kejari dan jari
kehidung. Ekstermitas bawah kiri klien tidak dapat menggerakan tumit ke
jempol kaki, kestabilan tubuh klien tampak tidak baik, refleks bisep kanan
skala 4 dan kiri skala 2, trisep kanan 4 dan kiri skala 2, brakioradialis kanan
3 dan kiri klien skala 2, patella kanan 4 kiri klien skala 2, dan akhiles kanan
4 dan kiri klien skala 2, serta reflek babinski kanan 3 dan kiri klien skala 2.

Keluhan lainnya : Pasien mengatakan “nyeri pada bagian pipi kanan dan
kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, dan kaki kiri. Nyeri yang saya
rasakan seperti terasa sedang ditusuk-tusuk terutama saat disentuh dan
digerakkan. Skala nyeri yang saya rasakan pada rentang 8 (skala berat)
dengan berlangsung sekitar 5 menit

Masalah keperawatatan : Nyeri Akut

1.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder)

Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 500cc/hari
(normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak onkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)


8

Bibir klien tampak lembab, tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah
klien tidak ada lesi, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien
tidak ada peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien
BAB 2x/hari warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem
tidak konstipasi, tidak kembung, kembung, bising usus klien terdengar
normal 15 x/hari, dan tidak ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.3.9 Tulang – Otot – Integumen (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi klien tampak tidak bebas, tidak ada parase,
tidak ada paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, terdapat nyeri
seperti di tusuk-tusuk pada bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, tangan kiri, dan kaki kiri, tidak ada bengkak, tidak
ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot klien
teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas atas 2 4. Uji kekuatan
ektermitas bawah 2 4. Terdapat peradangan dan perlukaan jaringan parut di
bagian pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri,
dan kaki kiri, serta tulang belakang klien tampak teraba normal.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalsah keperawatan : Nyeri Akut, Gangguan Integritas kulit,


Gangguan Mobilitas Fisik

1.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut


9

Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan, dan kosmetik
dan lainnya. Suhu kulit klien teraba panas, warna kulit coklat tua, turgor
kuarng, tekstur kasar, ada tampak terdapat lesi, tampak terdapat jaringan
parut di pipi kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, tangan kiri,
dan kaki kiri, tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan
betuk kuku simetris.

Keluhan lainnya : tidak ada

Masalah keperawatan : Gangguan integritas kulit

1.1.3.11 Sistem Penginderaan


a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah, gerakan bola mata klien
tampak bergerak normal dengan visus : mata kanan (VOD) = 6/6 dan mata
kiri (VOS) = 6/6, sclera klien normal/ putih, warna konjungtiva anemis,
kornea bening, tidak terdapat alat bantu penglihatan pada klien dan tidak
terdapat adanya nyeri.
b. Telinga / Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli.
c. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
patensi, tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak
terdapat transluminasi, cavum nasal normal, septum nasal tidak ada
masalah, sekresi kuning lumayan kental, dan tidak ada polip.

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.3.12 Leher Dan Kelenjar Limfe


10

Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.

1.1.3.13 Sistem Reproduksi

1.1.3.13.1 Reproduksi Wanita

Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak ada perdarahan, tidak ada flour albus, klitoris tidak menonjol,
labia normal, uretra baik/ normal, kebersihan baik, payudara teraba simetris,
putimg menonjol, warna areola gelap, dan Asi keluar lancar dan tidak ada
keluhan lainnya.

1.1.4 Pola Fungsi Kesehatan

1.1.4.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :

Klien mengatakan ”saya ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang
kerumah“.

1.1.4.2 Nutrisida Metabolisme

Klien tidak ada program diet, klien tidak merasa mual, tidak ada muntah,
tidak mengalami kesukaran menelan dan tidak ada merasa haus.

TB : 165 Cm

BB sekarang : 55 Kg

BB Sebelum sakit : 55 Kg

IMT = BB

(TB)²
11

= 55

(165)²

= 20,2 (normal)

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari 3x/ hari 3x/ hari

Porsi 3 sedang 2 sedang

Nafsu makan Baik Baik

Jenis Makanan Nasi, sayur, buah, Nasi, sayur, buah,


lauk lauk

Jenis Minuman Air putih, air susu Air putih, air susu

Jumlah minuman/cc/24 jam 1500 cc 1600 cc

Kebiasaan makan Pagi, siang, sore Pagi, siang, sore

Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada

Keluhan lainnya : tidak ada.

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.4.3 Pola istirahat dan tidur

Klien mengatakan sulit tidur, ruangan terasa panas, ekpresi wajah klien
tampak meringis, tidur sebelum sakit : siang 2 jam dan malam 8 jam, tidur
sesudah sakit : siang 1 jam, malam 5 jam.

Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur

1.1.4.4 Kognitif

Klien mengatakan “Ia tidak senang dengan keadaan yang dialaminya dan
ingin dapat bisa melaksanakan aktifitas seperti sebelumnya."
12

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.4.5 Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran)

Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini,
klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien adalah seorang
perempuan, klien orang yang ramah, klien adalah seorang Ibu rumah
tangga

Masalah keperawatan : tidak ada.

1.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari

Sebelum sakit klien dapat berktivitas secara bebas didampingi oleh ibunya,
namun sesudah sakit klien tidak dapat beraktivitas secara bebas akibat
gerakan terbatas dan didampingi oleh suaminya

Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas fisik

1.1.4.7 Koping –Toleransi terhadap Stress

Ny T mengatakan bila ada masalah ia slalu bercerita dan meminta bantuan


kepada keluarga, dan keluarga selalu menolong Ny.T

Masalah keperawatan : Tidak ada

1.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan

Ny. T mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan


dengan keyakinan yang di anut.

Masalah keperawatan : tidak ada.


13

1.1.5 Sosial - Spiritual

1.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi

Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan


keluhan yang dirasakan kepada perawat.

1.1.5.2 Bahasa sehari-hari


Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan bahasa
Indonesia.
1.1.5.3 Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan kelurga setiap
saat selalu memperhatikan dan mendampingi Ny.T selama diarawat di
rumah sakit.

1.1.5.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :

Klien dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dan dapat


berkomunikasi juga dengan keluarga serta orang lain.

1.1.5.5 Orang berarti/terdekat :

Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah suami dan anak-
anaknya.

1.1.5.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang :

Sebelum sakit biasanya digunakan klien untuk masak dirumah dan


bermain dengan keluaga.

1.1.5.7 Kegiatan beribadah :


14

Sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah kebaktian dan membaca


alkitab bersama dengan suami dan anaknya , disaat sakit klien hanya bisa
berdoa diatas tempat tidur.

1.1.6 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang Lainnya)

3.1.6.1 Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 Oktober 2020

Tabel 3.1 Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 Oktober 2020

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 Leukosit 10,8 uL 4,0-10,0 uL

2 HGB 11.6 (9/dL) 12-16 dL

3 Trombosit 625 140-400 (10^3/uL)

4 Hematokrit 30 % P : 35-45%, L : 40-50%

5 GDS 163 76-110 mg/dL

6 Ureum 49 mg/dL 15-45 mg/dL

7 Kreatinin 0,65 P : 0,5-0,9 mg/dL,

L : 0,7-1,20 mg/dL)

8 RDW-SD 39.7(fl) 39-47 fL

9 RDW-CV 14.3+(%) 11,5%-14,5%

10 PDW 10.4(fl) 9-13 fL

12 MPV 10.0(fl) 7,2-11,1 fL

13 P-LCR 24.0(%) 15,0-25,0 %

14 PCT 0.59(%) 0,150-0,400 %


15

1.1.7 Penatalaksanaan Medis


Hari, tanggal : Selasa, 13-15 Oktober 2020
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
1 Ceftriaxone 1 x 650mg IV Ceftriaxone bekerja dengan Pada bayi prematur
Efek samping seperti
cara membunuh bakteri dan berusia koreksi < 41 pembengkakan, kemerahan,
mencegah pertumbuhannya. minggu, atau > 41 minggu atau rasa sakit dapat terjadi di
Namun obat ini tidak akan dengan ikterus,
area tempat suntikan. Efek
berfungsi untuk hipoalbuminemia, atau
samping lebih serius juga dapat
pilek, flu atau infeksi virus asidosis. terjadi seperti :
lainnya Pada neonatus dengan Mudah
hiperbilirubinemia sebab memar/perdarahan
ceftriaxone menggantikan Merasakan lelah yang
bilirubin pada area tidak biasa.
pelekatan albumin dan Gejala penyakit kandung
meningkatkan bilirubin empedu seperti sakit perut,
tak terkonjugasi. mual, muntah.
Memiliki riwayat Masalah ginjal seperti
hipersensitivitas terhadap perubahan volume urine.
obat ini atau obat Nyeri punggung.
golongan sefalosporin Mata atau kulit
lainnya. menguning.
Kejang.
Perubahan suasana
hati/kebingungan.
2 Infus 500 cc 15 IV Mengembalikan keseimbangan Hipernatermia, kelainan Reaksi-reaksi yang mungkin
Ringer tpm elektrolit tubuh pada keadaan ginjal, kerusakan sel hati, terjai karena larutannya atau
Laktat dehidrasi dan syok asidosis laktat. Adverse cara pemberiannya termasuk
16

hipovolemik. Ringer laktat Reaction : edema jaringan timbulnya panas, infeksi pada
juga dapat menggantikan pada penggunaan volume tempat penyuntikan, trombosis
cairan tubuh yang hilang serta yang besar, biasanya paru- vena atau flebitis yang meluas
meningkatkan diuresis, yaitu paru dari tempat penyuntikan,
penambah cairan kencing ekstravasasi.
(urine), baik pada individu Bila terjadi reaksi efek
dewasa maupun anak-anak. samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan
evaluasi terhadap penderita.
3 Katerolac 3 x 8 mg IV Ketorolac adalah obat anti Katerolac dikontra Ulcerasi peptic, perdarahan
(amp) / inflamasi nonsteroid (OAINS). indikasikan untuk pasien dan perlubangan lambung,
7 Jam Penggunaan katerolac adalah dengan riwayat gagal ginjal, gangguan atau kegagalam
untuk inflamasi akut jangka penderita dengan riwayat depresi volume pada ginjal,
waktu pendek meredakan nyeri porfiria akut. granulositopenia, pansitopenia,
dan peradangan dengan tigkat Hati-hati penggunaan trombositopenia.
keparahan dari nyeri sedang pada Ibu menyusui. Lain-lain kasus
sampai berat. Khasiat dan keamanan hipersensitivitas yang jarang
penggunaan pada anak- contohnya : bronkospasme,
anak belum terbukti. demam, eosinofilia,
Pemberian pada wanita anafilaksis, edema
hamil jika benar-benar angioneurotik, sedikit
sangat dibutuhkan. peningkatan kadar dalam
kreatinin serum.
4 Paracetamol 2 x 200 IV Parasetamol merupakan obat  Jangan digunakan Paracetamol bisa
mg/ 4 Jam yang memiliki efek untuk untuk pasien yang memiliki menyebabkan kerusakan
mengurangi rasa sakit riwayat hipersensitif atau hati terutama jika penggunaanya
(analgesik) dan menurunkan alergi terhadap paracetamol. melebihi dosis yang dianjurkan.
demam (antipiretik) digunakan Efek samping ringan pada
secara luas untuk saluran pencernaan misalnya
17

meredakan sakit kepala, sakit mual dan muntah, resiko


gigi dan nyeri ringan lainnya. terjadinya perdarahan lambung
Pada nyeri yang lebih berat Efek samping obat ini
seperti nyeri pasca operasi obat dapat meningkatkan resiko
ini biasanya dikombinasikan kerusakan ginjal,
dengan NSAID atau analgetic termasuk gagal ginjal akut.
opioid
5 Burnazin 2 x35g/ Cream Burnazin cream adalah sediaan Pasien yang Menunjukkan
Cream hari antimikroba topikal yang riwayat alergi reaksi alergi antibiotik ini seperti
mengandung silver antibiotik Silver ruam atau eritema multiforme.
sulphadiazine, digunakan sulfadiazine atau obat Kumpulan ion perak dapat
untuk mengobati/mencegah golongan sulfonamid menyebabkan argyria lokal
infeksi pada luka bakar. lainnya. (perubahan warna pada kulit).
Tidak boleh
digunakan untuk pasien
dengan porfiria.
Sebaiknya tidak
diberikan untuk bayi
prematur atau bayi
berumur <2 bulan

Palangka Raya, 13 Oktober 2020


Mahasiswa,

Kelompok 3
18

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN


MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
Data Subjektif : Cedera jaringan kulit Nyeri Akut
Pasien mengatakan “nyeri
pada bagian pipi kanan dan Kulit coklat kemerahan,
kiri, tangan kiri, punggung hitam
bagian kiri, dan kaki kiri.
Nyeri yang saya rasakan Kerusakan pada dermis,
seperti terasa sedang ditusuk- dan epidermis, epidermis
tusuk terutama saat disentuh dan sub cutan
dan digerakkan. Skala nyeri
yang saya rasakan pada Kematian sel-sel/
rentang 8 (skala berat) Nekrosis
dengan berlangsung sekitar 5
menit. Nyeri

Data Objektif :
- Ekspresi wajah klien
tampak meringis
- Cara berbaring klien
tampak semi-fowler
dengan badan menghadap
kekanan
- Skala nyeri berat
- Irama pernafasan tidak
teratur
- Tampak terdapat
peradangan dan jaringan
parut di pipi kanan dan
kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, dan
kaki kiri.
- Terpasang infus Ringer
Lactate 500 ml 15 tpm
ditangan sebelah kanan
klien.
- TTV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit

Data Subjektif : Cidera jaringan kulit Gangguan


Pasien mengatakan jika kulit Integritas Kulit
disentuh terasa perih. Kulit coklat kemerahan,
hitam
19

Data Objektif :
- Tampak ada lesi Kasar, permukaan
- Ada lepuhan kusam, kering
- Warna kulit klien
tampak coklat tua Kerusakan integritas
- Kulit kering kemerahan kulit
- Turgor kurang baik
- Skala 8 (nyeri berat)
- Tekstur kasar
- Tampak terdapat
peradangan dan jaringan
parut di pipi kanan dan
kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri,
dan kaki kiri klien.
- TTV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit

Data Subjektif : Nyeri saat beregark Gangguan


Klien mengeluh tidak bisa Mobilitas Fisik
beraktivitas karena nyeri saat Penurunan kendali otot
disentuh dan digerakan. dan kekuatan otot

Data Objektif : Gangguan Mobilitas fisik


- Tampak lemah
- Gerakan terbatas
- Merasa cemas saat
bergerak
- Berbaring dan badan
menghadap kanan
- Wajah klien tampak
meringis.
- ADL dibantu keluarga
- Kekuatan otot 2/4
- Skala aktivitas 2
memerlukan bantuan dan
pengawas oranglain
- Terpasang infus Ringer
Lactate 500 ml 15 tpm
ditangan sebelah kanan
klien.
- TTV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit
20

Data Subjektif : Suhu kulit panas Gangguan Pola


Klien mengatakan sulit tidur. Tidur
Gelisah
Data Objektif :
- Suhu kulit klien teraba Waktu tidur berkurang
panas
- Klien tampak gelisah. Ketidaknyamanan
- Wajah klien tampak
meringis Gangguan Pola tidur
- Kuantitas tidur siang 1
jam,
- Kuantitas tidur malam 5
jam.
- Terpasang infus Ringer
Lactate 500 ml 15 tpm
ditangan sebelah kanan
klien.
- TV
TD : 115/80 mmHg
N : 105 x/menit
S : 38,0 0C
RR : 22 x/menit
21

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri berhubungan dengan kematian sel-sel yang ditandai dengan ekspresi


wajah klien tampak meringis, cara berbaring semi-fowler dengan badan
menghadap ke kanan, skala nyeri berat, irama pernafasan tidak teratur,
terdapat peradangan dan jaringan parut pada pipi kanan dan kiri, tangan kiri,
punggung bagian kiri, dan kaki kiri, terpasang infus Ringer Lactate 500 ml 15
tpm ditangan sebelah kanan klien dan hasil pemeriksaan TTV = TD : 115/80
mmHg ,N : 105 x/menit, S : 38,0 0C, RR : 22 x/menit.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan yang ditandai


dengan sulit tidur, suhu kulit teraba panas, gelisah, ekpresi wajah meringis,
aktivitas tidur siang 1 jam, aktivitas tidur malam 5 jam dan pemeriksaan,
terpasang infus Ringer Lactate 500 ml 15 tpm ditangan sebelah kiri klien dan
hasil pemeriksaan TTV = TD : 115/80 mmHg ,N : 105 x/menit, S : 38,0 0C,
RR : 22 x/menit.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kasar, permukaan kusam,


kering yang ditandai dengan warna kulit tampak coklat tua kemerahan, turgor
kurang baik, tekstur kasar dan terdapat peradangan dan jaringan parut di pipi
kanan dan kiri, tangan kiri, punggung bagian kiri, dan kaki kiri klien dan
hasil pemeriksaan TTV = TD : 115/80 mmHg ,N : 105 x/menit, S : 38,0 0C,
RR : 22 x/menit.

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri saat digerakkan ditandai


dengan tampak lemah, gerakan terbatas, merasa cemas saat bergerak,
berbaring dan badan menghadap kanan, wajah klien tampak meringis, ADL
dibantu keluarga, kekuatan otot 2/4, terpasang infus Ringer Lactate 500 ml 15
tpm ditangan sebelah kanan klien dan hasil pemeriksaan TTV = TD : 115/80
mmHg ,N : 105 x/menit, S : 38,0 0C, RR : 22 x/menit.
22

1.3 RENCANA KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. T
Ruang Rawat : Dahlia No.5
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Selalu memantau perkembangan nyeri
dengan kematian sel- keperawatan 3x7 jam diharapkan durasi, frekuensi, kualitas, 2. Mencari tahu faktor memperberat dan
sel yang ditandai masalah nyeri klien dapat teratasi, intensitas nyeri. memperingan nyeri agar mempercepat
dengan Ny.T merasa dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor yang proses kesembuhan.
nyeri, P : timbul saat 1. Skala nyeri = 3 (1-10) memperberat dan memperingan 3. Memberikan kondisi lingkungan yang
disentuh dan digerakan, 2. Ekpresi rileks nyeri. nyaman untuk membantu meredakan
Q : seperti ditusuk- 3. Irama pernfasan teratur 3. Kontrol lingkungan yang nyeri
tusuk dan panas 4. TTV normal memperberat rasa nyeri. 4. Salah satu cara mengurangi nyeri
terbakar, R: di pipi TD : 120/80 mmHg 4. Berikan teknik 5. Agar klien atau keluarga dapat
kanan dan kiri, tangan N : 90 x/menit nonfarmakologis. melakukan secara mandiri ketika nyeri
kiri, punggung bagian S : 36,5 0C 5. Ajarkan teknik kambuh.
kiri, dan kaki kiri,, S : RR : 20 x/menit nonfarmakologis untuk 6. Bekerja sama dengan dokter dalam
skala nyeri 8 (1-10), T : mengurangi rasa nyeri. pemberian dosis obat dan tindakan
berlangsung selama 5 6. Kolaborasi dengan dokter dependen perawat, dimana analgetik
menit. pemberian analgetik, jika perlu. berfungsi untuk memblok stimulasi
nyeri.
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi pola aktivitas dan 1. Mengumpulkan data seberapa lama
berhubungan dengan keperawatan 3x7 jam diharapkan tidur aktivitas dan tidur klien
ketidak nyamanan yang masalah gangguan pola tidur 2. Modifikasi lingkungan 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
23

ditandai dengan Ny.T dapat teratasi, dengan kriteria 3. Sesuaikan jadwal pemberian 3. Membantu dalam menunjang siklus tidur
mengeluh sulit tidur hasil : obat 4. Waktu tidur menjadi terkontrol
tidur. 1 Tidur malam 8 jam 4. Tetapkan jadwal tidur rutin 5. Memberitahukan pentingnya kecukupan
2 Suhu kulit hangat 5. Jelaskan pentingnya tidur tidur untuk meningkatkan kesehatan
3 Ekspresi wajah dan postur cukup selama sakit Mendorong waktu tidur tepat waktu.
tubuh rileks 6. Anjurkan menepati kebiasaan
4 TTV normal waktu tidur.
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 20 x/menit
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan 1 Identifikasi penyebab 1 Catat hasil memperberat nyeri (suhu
kulit berhubungan keperawatan 3x7 jam diharapkan ganggaun integritas kulit lingkungan)
dengan kasar, masalah gangguan intergritas kulit 2 Ubah posisi tiap 2 jam jika 2 Agar jika ada posisi yang menindih luka
permukaan kusam, dapat teratasi, dengan kriteria tirah baring tidak menjadi iritasi.
kering yang ditandai hasil : 3 Hindarkan porduk berbahan 3 Cegah bahan yang digunakan untuk
dengan warna kulit 1. Turgor cukup dasar alcohol pada kulit kering pelembab kulit klien yang megandung
Ny.T tampak coklat tua 2. Tekstur halus 4 Ajarkan menggunakan alcohol karena dapat menyebabkan
kemerahan. Peradangan hanya tersisa sedikit pelembap iritasi
di bagian punggung kiri 5 Anjurkan mandi dan 4 Pelembab membantu agar kulit tidak
menggunakan sabun kering, lecet dan agar kulit-kulit yang
secukupnya. mati dapat tergelupas.
24

Kolaborasi dalam pemberian 5 Mandi menguunakan sabun secukupnya


Obat Burnazin Cream. membantu melembabkan kulit yang
kering dan mengelupas kulit yang mati.
Mengobati luka bakar yang rentan
terhadap infeksi.
4. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi adanya nyeri dan 1. Mencegah adanya keluhan fisik infeksi
fisik berhubungan keperawatan 3x7 jam diharapkan keluhan fisik lainnya. lain.
dengan nyeri saat masalah gangguan mobilitas fisik 2. Monitor TTV dan kondisi 2. Pantau kondisi klien disaat melakukan
digerakan di tandai teratasi, dengan kriteria hasil : umum selama melakukan tindakan agar mengetahui tingkat
dengan penurunan 1. Dalam waktu 3 hari nilai mobilisasi. pemulihan kesehatan klien.
kendali otot dan kekuatan otor 5 5 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi 3. Alat bantu akan membantu
kekuatan otot,dan 5 5 dengan alat bantu. mempermudah melakukan mobilitas
gerakan terbatas. 2. Dalam waktu 3 hari klien 4. Libatkan keluarga untuk fisik.
dapat bangun sendiri tanpa membantu pasien dalam 4. Agar keluarga tahu dan dapat
bantuan orang lain. meningkatkan mobilisasi. melakukan tindakan secara mandiri
3. Dalam waktu 3 hari sudah 5. Ajarkan mobilisasi sederhana dalam membantu atau mengajarkan
tidak terapasang infus 6. Kolaborasi dalam pemberian ROM.
4. Perasaan khawatir saat analgetik sesuai program dan 5. Mengajarkan klien mandiri melakukan
berjalan menurun. efektivitasnya. mobilisasi sederhana agar dapat
5. TTV dalam batas normal membantu mempercepat pemulihan
(cth. yang harus dilakukan berjalan dari
tempat tidur kekursi roda atau kamar
25

mandi, sesuai toleransi).


6. Bekerja sama dengan dokter dalam
pemberian dosis obat agar rasa nyeri
hilang.
26

1.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Selasa, 13 Oktober 2020 1. Mengidentifikasi faktor yang S = Klien mengatakan nyeri datang ketika
Pukul : 10:00 WIB memperberat dan memperingan nyeri. efek obat menghilang di pipi kanan
Pukul : 12:00 WIB Suhu ruangan 25 °C (Klien mengatakan dan kiri, tangan kiri, punggung
sedikit nyaman dari sebelumnya) bagian kiri, dan kaki kiri, nyeri skala
2. Memberikan teknik nonfarmakologis. 7 (1-10), seperti ditusuk-tusuk dan
Terapi musik dan bermain (klien masih panas terbakar, berlangsung sekitar 5
tampak meringis) menit.
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologis O= Kelompok 3
untuk mengurangi rasa nyeri. Dapat - Ekspresi wajah meringis
melakukan secara mandiri terapi musik - Klien dan keluarga klien dapat
dan bermain (tampak disaat klien merasa melakukan terapi musik secara
nyeri, klien dan keluarga dapat melakukan mandiri disaat nyeri datang
terapi music dan bermain secara mandiri). - Irama pernafasan tidak teratur
4. Berkaloborasi dengan dokter pemberian - Sudah di beri Injeksi Katerolac 8 mg
analgetik (Katerolac 8 mg pemberian (IV) dan Paracetamol 200 mg (IV)
injeksi diberikan melalui IV, 3-4 kali/hari, - TTV belum dibatas normal
klien mengatakan nyeri berkuarang TD : 115/80 mmHg
menjadi skala 3 (1-10) dan Paracetamol N : 105 x/menit
200 mg untuk menurunkan demam. S : 38 0C
RR : 22 x/menit
A = Masalah belum teratasi.
P = lanjutkan intervensi no 1-4.
2. Rabu, 14 Oktober 2020 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S = Klien mengatakan tidur menjadi
Pukul : 08:00 WIB (Tidur siang pukul 11:00-13:00 WIB dan nyenyak
tidur malam 20:00-05:00 WIB, tetapkan
27

jadwal tidur rutin). O=


2. Modifikasi lingkungan (suhu rungan 25 - Klien mengerti dan ingin melakukan
°C kulit klien teraba hangat). jadwal tidur rutin
3. Menyesuaikan jadwal pemberian obat. - Tidur siang pukul 11:00-13:00 WIB
4. Metetapkan jadwal tidur rutin (tidur siang dan tidur malam 20:00-05:00 WIB, Kelompok 3
pukul 11:00-13:00 WIB dan tidur malam klien menjadi lebih rileks
20:00-05:00 WIB, klien menjadi lebih - Kulit klien teraba hangat
rileks). - Sudah di beri Injeksi Katerolac 8 mg
5. Menjelaskan pentingnya tidur cukup (IV) dan Paracetamol 200 mg (IV).
selama sakit. - Tidur malam menjadi 8 jam
6. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu - Ny.T tampak mengikuti anjuran
tidur. kebiasaan waktu tidur.
- TTV dalam batas normal
TD : 110/ 80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 37 0C
RR : 20 x/menit
A = Masalah teratasi
P = intervensi terselesaikan.
3. Kamis, 15 Oktober 2020 1 Mengidentifikasi penyebab gangguan S = Klien mengatakan jika kulit disentuh
Pukul : 14:00 WIB integritas kulit. tidak perih lagi, setelah diberi
2 Mengajarkan menggunakan pelembab, pelembab.
jelaskan apa itu pelembab dan guna O=
pelembab serta cara pemberian pelembab - Keluarga klien dapat menjelaskan
secukupnya (keluarga klien dapat kembali apa yang telah dijelaskan oleh
menjelaskan kembali apa yang telah perawat dan bisa melakukan cara Kelompok 3
dijelaskan oleh perawat dan bisa pemberian pelembab sesuai yang telah
melakukan cara pemberian pelembab di ajarkan
sesuai yang telah di ajarkan) - Turgor baik, Tekstur halus
28

3 Menghindarkan produk berbahan dasar - Sudah diberikan Salep Burnazin 200


alcohol pada kulit kering, berikan mg.
pelembap berupa salep Burnazin 200mg - Peradangan hanya tersisa sedikit di
3-4x/hari yang di oleskan pada perdangan bagian punggung sebelah kiri.
dan bekas luka (turgor menjadi baik). - TTV dalam batas normal
TD : 110/ 80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 37 0C
RR : 20 x/menit
A = Masalah teratasi
P = Intervensi terselesaikan.
4. Kamis, 15 Oktober 2020 1. Mengidentifikasi adanya nyeri dan keluhan S = Klien mengatakan sudah bisa
Pukul : 16:00 WIB fisik lainnya. mengerakkan ekstremitas atas dan
2. Memonitor TTV dan kondisi umum selama bawah bagian kiri walaupun nyeri
datang ketika efek obat menghilang
melakukan mobilisasi.
O=
3. Mefasilitasi aktivitas mobilisasi dengan - Klien masih tampak lemas
alat bantu. - Mobilisasi/ADL masih dibantu
4. Melibatkan keluarga untuk membantu perawat dan keluarga.
pasien dalam meningkatkan mobilisasi. - Keluarga klien dapat menjelaskan Kelompok 3
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana dan kembali apa yang telah dijelaskan oleh
ROM Akif. perawat dan bisa melakukan cara
mobilisasi sederhana dan ROM Aktif
6. Bekolaborasi dalam pemberian analgetik
- Sudah di beri Injeksi Katerolac 8 mg.
sesuai program dan efektivitasnya. TTV dalam batas normal
(Katerolac 8 mg pemberian injeksi TD : 110/ 80 mmHg
diberikan melalui IV, 3-4 kali/hari, klien N : 90 x/menit
mengatakan nyeri berkuarang menjadi skala S : 36,50C
3 (1-10)) RR : 20 x/menit
A = Masalah sebagian teratasi
P = Lanjutkan Intervensi 3 dan 6
29

BAB 2
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Vulnus Combustio atau dikenal luka bakar adalah luka yang disebabkan
oleh kontak dengan bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan
yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intensif. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.. Luka
bakar diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
1) Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme dan Penyebab yaitu Luka Bakar Termal
dan Luka Bakar Inhalasi.
2) Klasifikasi Berdasarkan Derajat dan Kedalaman Luka Bakar
a. Derajat I (superficial partial-thickness) : Luka bakar derajat I ini hanya
mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya
tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa
nyeri atau hipersensitifitas setempat. Luka derajat I akan sembuh tanpa
bekas.
b. Derajat II (superficial & deep partial-thickness) : Kerusakan yang terjadi
pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak
lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena ujung-ujung saraf
teriritasi. Luka bakar derajat II ada dua:
 Derajat II dangkal (superficial)
 Derajat II dalam (deep)
c. Derajat III (full thickness)
Pada derajat III : kerusakan seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang
lebih dalam, apendises kulit, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering,
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein
pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan
lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.

26
30

Berdasarkan Kedalaman luka bakar dapat menyebabkan beberapa


komplikasi, seperti : Infeksi, Penurunan volume darah, Suhu tubuh
rendah/meningkat, Masalah pernafasan, Terbentuk jaringan parut, dan Masalah
pada tulan dan sendi.
Klasifikasi berdasarkan intensitas nyeri yang dinilai dengan Skala nyeri
dalam penilaian numerik Numerical Rating Scale (NRS) dapat dikelompokkan
menjadi :
Skala Nyeri Grade Interpretasi
1-3 Nyeri Ringan Nyeri yang bisa ditahan, aktivitas
tidak terganggu
4-6 Nyeri sedang Mengganggu aktivitas fisik
7-9 Nyeri berat Tidak dapat melakukan aktivitas
secara mandiri
10 Nyeri sangat berat Nyeri sangat hebat dan tidak
berkurang dengan terapi/obat-
obatan pereda nyeri dan tidak dapat
melakukan aktivitas.

2.2 Saran
Dalam melakukan perawatan luka bakar/ combustio hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui tanda gejala
adanya nyeri, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara
keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan
fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain
dan keluarga untuk mendukung adanya proses keperawatan serta dalam
pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang penyakit, penyebab nyeri, pencegahan, dan penanganan.
31

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. 2005. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong


W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Cetakan II.
Jakarta : Salemba Mardika.
Awan Adhy, Astuti N, Bukhari A, Mahendradata M, Tawali AB. 2014. Manfaat
suplementasi ekstrak ikan gabus terhadap kadar albumin pada luka bakar
derajat II. JST Kesehatan. 4(4):385–393.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3.
Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Effendi, C. 2005. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC.
Huddak & Gallo. 2006. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
Herdman, Heater. 2012. Nursing Diagnoses Definition and Classification 2012-
2014. Jakarta : EGC.
Joyce, Black & Jane Hokanse. 2014. Medical Surgical Nursing Vol.2. Jakarta.
Salemba Medika.
Moenadjat, Yefta. 2003. Luka bakar : Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta :
Fakultas Kedokteran UI.
Moenadjat, Yefta. 2007. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI.

28
32

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:


EGC.
Mutaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan padaKlien dengan Gangguan
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Nucleus PRECISE News Letter #81. 2011. Luka Bakar-Combustion. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/144044868/Newsletter-Edis-81Luka-Bakar1 pada
tanggal 13 Mei 2020.
Potter & Perry. 2007. Buku Ajar Fundamental , Edisi 4 Vol 2. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental , Buku 1 Edisi 7. Jakarta: EGC.
Setiya, Andri & Abd Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2008. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi
8. Jakarta : EGC.
Tamsuri. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
The World Fire Data Statistic Center. 2018. World Fire Statistic. Diakses dar
https://www.ctif.org/news/world-fire-statistics-issue-no-23-2018-updated-
version pada tanggal 13 Mei 2020.
WHO. 2008. Burns 2008 Geneva: WHO Library Cataloguing Data. [Online
Artikel] Diakses dari:
www.who.int/violence_injury_prevention/other_injury/burns/en/ Pada
tanggal 13 Mei 2020.
WHO. 2017. Burns 2017. Geneva: WHO Library Cataloguing Data. [Online
Article] Diakses dari
www.who.int/violence_injury_prevention/other_injury/burns/en/ Pada
tanggal 13 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai