a. Menurut lokasinya
b. Menurut serangannya
c. Menurut sifatnya
3. Etiologi
a. Lingkungan
b.Umur
c. Jenis kelamin
d.Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g.Gaya koping
h.Pengalaman sebelumnya
4. Manifestasi Klinis
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Gangguan tidur
d. Muka dengan ekspresi nyeri
e. Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
f. Posisi untuk mengurangi nyeri
g. Penurunan Tanda-tanda vital
h. Nyeri Kronis
i. Perubahan berat badan
j. Kelelahan
k. Perubahan pola tidur
l. Takut cedera
5. Patofisiologi
a. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat, edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi
pelepasan prostaglandins.
b. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C
dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari
spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts, thalamus dan pusat-
pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic system, dan
somatosensory cortex.
c. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan
nyeri, individu mulai menyadari nyeri.
d. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
menghalangi/menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan
keadaan analgesik, & menghilangkan nyeri.
6. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
4) Kompres hangat
b.Penatalaksanaan Medis
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian Fokus
d. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
T (time) : lama/waktu
Skala nyeri 1-3 Nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu), skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas
fisik), skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas
secara mandiri)
2. Pemeriksaan Fisik
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri
Timbul
Berikan analgetik sesuai program Untuk mengurangi rasa nyeri
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum
Pasien
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif A.H & Kusuma H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta : Medication.