Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN


GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Astri Fitriya (202102040063)
2. Novi Aji Lestari (202102040067)
3. Fifi Lutfiah (202102040076)
4. Eka Rahayuning Tyas (202102040079)
5. Okvadwinanda K (202102040081)
6. Alim Pratama (202102040100)
7. Narista Fathunisa (202102040111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Pengertian Kebutuhan dasar


Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang
berbahaya. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. (Tetty, 2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International
Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba- tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan (Nanda I 2018).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai suatu kerusakan (International
Association fol the Study of Pain) yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3)
bulan (Nanda I 2018).
2. Klasifikasi Nyeri

a. Menurut lokasinya

1) Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa)

2) Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,


sendi/tendon, pembuluh darah)
3) Viseral/splanik pain : Organ viseral (renal colik,
cholesistisis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus gaster)
4) Reffered pain : Penyakit organ/struktur tubuh (vertebrata,
viseral, otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
5) Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma
psikologis.

6) Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak


ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
7) Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan)

b. Menurut serangannya

1) Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat,


area dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot
meningkat, dan cemas.

2) Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga


berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi
difus (menyebar).

c. Menurut sifatnya

1) Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya


yaitu trauma ringan.

2) Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu


abses.
3) Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang
dan timbul lagi.

3. Etiologi

a. Lingkungan

b.Umur

c. Jenis kelamin

d.Kelelahan

e. Budaya

f. Ansietas

g.Gaya koping

h.Pengalaman sebelumnya

i. Dukungan keluarga dan sosial

4. Manifestasi Klinis
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Gangguan tidur
d. Muka dengan ekspresi nyeri
e. Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
f. Posisi untuk mengurangi nyeri
g. Penurunan Tanda-tanda vital
h. Nyeri Kronis
i. Perubahan berat badan
j. Kelelahan
k. Perubahan pola tidur
l. Takut cedera
5. Patofisiologi
a. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat, edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi
pelepasan prostaglandins.
b. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C
dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari
spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts, thalamus dan pusat-
pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic system, dan
somatosensory cortex.
c. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan
nyeri, individu mulai menyadari nyeri.
d. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
menghalangi/menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan
keadaan analgesik, & menghilangkan nyeri.

6. Komplikasi

a. Edema pulmonal

b. Kejang

c. Masalah mobilisasi

d. Hipertensi
e. Hipertermi

f. Gangguan pola istirahat dan tidur

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan keperawatan

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri

3) Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi

4) Kompres hangat

b.Penatalaksanaan Medis

1) Pemberian obat Analgetik

Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.


Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
2) Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)

Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di


ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan dengan skala nyeri

b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di


abdomen

c. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal

d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik


lainnya

e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak


f. EKG dan MRI
B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Fokus

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Lingkungan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan


pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan
hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah


menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secar
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan


nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan
beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka rasa tidak nyaman
seperti nyeri.

d. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.

e. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas


dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.

f. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan


nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.

g. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak


tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.

h. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri


mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri,
kapan nyeri terakhir timbul.

i. Karakteristik nyeri (PQRST)

P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya


nyeri Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)

R (region) : daerah perjalanan nyeri

S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri

T (time) : lama/waktu

j. Pengkajian Skala Nyeri

Skala nyeri 1-3 Nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu), skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas
fisik), skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas
secara mandiri)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Ekspresi wajah : menutup mata rapat rapat, membuka mata lebar-


lebar, dan menggigit bibir dibawah
b. Verbal : menangis, berteriak
c. Tanda-tanda Vital : tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu

3. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri


4. Intervensi dan Rasional Keperawatan

a. Nyeri

Tujuan yang diharapkan :

1) Adanya penurunan skala nyeri

2) Klien tidak tampak meringis kesakitan


Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan
nyeri dirasakan, faktor pencetus, dan
berat ringannya nyeri yang
dirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri

Timbul
Berikan analgetik sesuai program Untuk mengurangi rasa nyeri
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum

Pasien
DAFTAR PUSTAKA

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Kemenkes. 2016. Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H & Kusuma H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta : Medication.

Tetty, S. 2015. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri . Yogyakarta :


ArRuzzMedia

Anda mungkin juga menyukai