Anda di halaman 1dari 7

Lampiran:

RANCANGAN TUGAS

MATA KULIAH : Keperawatan Anak


SEMESTER/SKS : 4/3 sks (2T, 1P)
DOSEN : Sugiarti & Tim
Pert/ Luaran
Obyek Garapan
Minggu Tugas
I Kasus I: Laporan
Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak logbook
tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut individu
ibunya anak tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah,
dan pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga
menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa
komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan infus
dan pengambilan sampel darah vena.
Tugas: Mahasiswa membuat laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut
mencakup:
a. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan)
b. Rumusan masalah yang terjadi pada anak tersebut (kaitkan dengan prinsip keperawatan anak)
c. Rencana tindakan untuk mengatasi masalah (dengan penerapan evidence based practice) dan rasionalisasi dari tindakan tersebut
d. Evaluasi tujuan yang akan dicapai
Penyelesaian Tugas:

II Kasus 2: SDIDTK (KPSP) Laporan


Anak B perempuan (tanggal lahir 01 Mei 2019), pada tanggal 15 Juli 2021 dibawa ibu ke Posyandu dengan keluhan anak B banyak logbook
makan tetapi berat badannya masih tampak kurus (BB 8 kg, TB 79 cm, LK 47 cm). Ibu meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih individu
lanjut karena Anak B juga tampak lebih diam dan kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Pada pemeriksaan KPSP
diperoleh data bahwa: anak bisa melakukan semua perintah/pertanyaan yang diajukan pada area motorik kasar dan motorik halus,
namun pada sektor bicara dan bahasa diketahui bahwa anak hanya mampu mengucapkan 2 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan
“mama”. Ibu juga mengatakan anak masih belum bisa makan nasi sendiri saat ditanyakan pertanyaan pada area sosialisasi kemandirian.
Untuk pertanyaan lain pada sektor bahasa dan kemandirian, anak sudah mampu melakukannya.
Penugasan: Lakukan penyelesaian kasus yang meliputi
a. Catat hasil pengkajian pertumbuhan (status gizi, klasifikasi hasil pengukuran lingkar kepala) dan perkembangan anak B dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan/KPSP sesuai kasus (jelaskan cara menetukan formulir KPSP yang digunakan
sesuai perhitungan umur anak)
b. Jelaskan bagaimana cara melakukan pengkajian dan mengisi form. KPSP sesuai data pada kasus tersebut
c. Rumuskan interpretasi hasil pemeriksaan KPSP
d. Susun rencana intervensi/stimulasi tumbuh kembang yang sesuai untuk mengatasi masalah pada kasus di atas
e. Tentukan jadwal skrining/pemeriksaan KPSP anak selanjutnya
Penyelesaian Tugas: (lampirkan form KPSP yang digunakan; lihat buku SDIDTK)

Kasus 3: Denver II
Anak C perempuan dengan tanggal lahir 4 Februari tahun 2020, hari ini tanggal 11 Maret 2021 akan dilakukan pemeriksaan deteksi dini
penyimpangan perkembangan dengan menggunakan form Denver II. Ibu menyatakan anak dengan riwayat kelahiran prematur 6
minggu. Diketahui kemampuan anak pada keempat sektor/bidang yang dinilai sebagai berikut:
Personal sosial Adaptif-Motorik Halus Bahasa Motorik Kasar
Berusaha mencapai mainan Mengambil 7 kubus (lulus) Meniru bunyi kata-kata Berdiri dengan pegangan (lulus)
(lulus) P P (lulus) P P
Makan sendiri (lulus) P Memegang dengan ibu jari Papa/mama tidak spesifik Bangkit untuk berdiri (lulus) P
Tepuk tangan (lulus) P dan jari (lulus) P (lulus) P Bangkit terus duduk (lulus) P
Menyatakan keinginan (lulus) Membenturkan 2 kubus Kombinasi silabel (lulus) P Berdiri dua detik (gagal) F
P (lulus) P Mengoceh (lulus) P Berdiri sendiri (gagal) F
Daag-daag dengan tangan Menaruh kubus di cangkir Papa/mama spesifik (gagal) Membungkuk kemudian berdiri
(lulus) P (lulus) P F (gagal) F
Main bola dengan pemeriksa Mencorat-coret (lulus) P 1 kata (gagal) F Berjalan dengan baik (gagal) F
(menolak) R Ambil manik-manik 2 kata (gagal) F Berjalan mundur (gagal) F
Menirukan kegiatan (gagal) F ditunjukkan (gagal) F 3 kata (gagal) F Lari (gagal) F
Minum dengan cangkir Menara dari 2 kubus (gagal) 6 kata (gagal) F Berjalan naik tangga (gagal) F
(gagal) F F Menunjuk dua gambar
Membantu di rumah (gagal) F Menara dari 4 kubus (gagal) (gagal) F
Menggunakan sendok/garpu F Kombinasi kata (gagal) F
(gagal) F
Membuka pakaian (gagal) F

Penugasan: Lakukan penyelesaian kasus yang meliputi


a. Lakukan perhitungan umur pada Anak B, tuangkan dalam format Denver II dan lakukan penilaian test sesuai data pada kasus di atas
b. Lakukan interpretasi hasil test pada masing-masing sektor/bidang (Advance/ Normal/ Caution/ Delayed)
c. Jelaskan kesimpulan akhir dari hasil test tersebut (Normal/ Suspect/ Untestable)
d. Jelaskan tindak lanjut dari hasil skrining perkembangan tersebut
Penyelesaian Tugas: (lampirkan form Denver II yang telah diisi sesuai kasus)

III 1. Kasus 4: Anak perempuan, umur 1 bulan, dibawa ibu datang ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Segera Laporan
setelah lahir bayi telah diberikan imunisasi HB 0. Saat ini anak dalam kondisi baik, tidak demam atau menderita sakit tertentu. logbook
Pertanyaan: individu
a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada anak sesuai kasus di atas? Pikirkan jenis diagnosis kesejahteraan(wellness)/promosi
kesehatan
b. Pada kunjungan kali ini, jenis imunisasi apa yang akan diberikan pada bayi dan berapa dosisnya?
c. Bagaiamana cara rute pemberiannya dan dimana lokasi pemberiannya?
d. Apakah efek samping dari pemberian imunisasi tersebut?
e. Edukasi apa yang penting anda disampaikan sebagai perawat kepada ibu pasien untuk di rumah?
f. Tuliskan SOP tindakan pemberian salah satu jenis imunisasi yang diberikan pada anak tersebut, dan praktikan saat bimbingan
laboratorium

2. Sebutkan jenis imunisasi dasar lainnya yang belum dipaparkan dalam jawaban penugasan di atas? Jelaskan terkait dengan lokasi,
dosis, rute pemberian, efek samping, dan edukasi kepada keluarga untuk di rumah

3. Jelaskan perbedaan-perbedaan antara imunisasi polio oral dan Inactive Polio Vaccine (IPV)?

Penyelesaian Tugas:

VI Seorang anak perempuan, umur 3 tahun masuk ruang perawatan karena muntah sebanyak 5 kali dan mendapatkan terapi cairan Laporan
parenteral NaCl 0,9%. Diketahui BB anak 12 kg. Dalam satu flabot NaCl 0,9% berisi cairan 500 ml/cc dan cairan tersebut harus habis logbook
dalam waktu 8 jam. individu
a. Hitunglah berapa jumlah tetesan yang diatur perawat dalam setiap menitnya (infus set mikrodrip dengan faktor tetes 60)?
b. Dalam kondisi normal (terapi rumatan), hitunglah berapa kebutuhan cairan per 24 jam berdasarkan berat badan anak tersebut?
c. Jika didapati anak mengalami peningkatan suhu, dengan hasil pengukuran S 38,9 0C, hitunglah berapa kebutuhan cairan anak
tersebut?
d. Tuliskan SOP tindakan mengatur tetesan infus, praktikan pengaturan tetesan infus sesuai kasus anak tersebut dalam 1 menit/30
detik/15 detik saat bimbingan praktikum lab.
Penyelesaian Tugas:

VII Seorang batita perempuan berumur 2,5 tahun dirawat dengan demam Typhoid. Anak mendapatkan terapi injeksi antibiotik dengan dosis Laporan
3 x 150 mg. Sediaan vial yang ada berisi 1 gram bubuk yang akan diencerkan dengan 5 ml aquades. logbook
Pertanyaan: individu
a. Berapa ml sediaan antibiotik yang diinjeksikan pada anak setiap kali pemberian?
b. Jika pengenceran yang dilakukan adalah sebanyak 10 ml aquades, maka berapa ml sediaan antibiotik yang diambil?
c. Tuliskan SOP tindakan mempersiapkan sediaan obat injeksi, dan praktikan saat bimbingan praktikum laboratorium?

Penyelesaian Tugas:

X Seorang anak perempuan, umur 12 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan badan panas dan malas makan sejak 3 hari yang lalu. Ibu Laporan
klien mengatakan anak mengeluh kepalanya pusing tiap kali suhu meningkat. Hasil pengkajian diketahui TD 120/80 mmHg, Nadi 84 logbook
x/menit, frekuensi napas 18 x/menit, suhu 390C, kulit teraba hangat dan anak tampak rewel. individu
a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada anak sesuai kasus?
b. Intervensi keperawatan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
c. Jelaskan perbedaan antara teknik kompres hangat dengan tepid water sponge?
d. Tuliskan SOP tindakan tepid water sponge, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?

Penyelesaian Tugas:

XI Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 Laporan
minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai logbook
dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,7 0C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas individu
menetek dan tampak lemah.
Pertanyaan:
a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? Di area manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat
pemeriksaan fisik?
b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil
pemeriksaan yang dikatakan patologis?
c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut?
d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
Penyelesaian Tugas:

Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia gestasi 32 minggu. Hasil pengkajian: bayi Laporan
tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah, frekuensi napas 60 x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar. logbook
Pertanyaan: individu
a. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan kasus?
b. Bagaimanakah cara mendapatkan ASI dan memberikan ASI yang tepat sesuai kasus tersebut?
c. Tuliskan SOP tindakan pemasangan OGT, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
d. Jelaskan perbedaan teknik pengukuran kedalaman selang gastrik antara anak (metode NEMU)dan dewasa (metode NEX)?
Penyelesaian Tugas:

XII Seorang anak laki-laki, umur 7 tahun diantar keluarganya ke UGD RS “X” setelah mengalami tenggelam di kolam renang dan Laporan
mengalami henti napas. Orang tua mengatakan bahwa anaknya masih terlihat bernapas dan masih teraba nadinya beberapa saat sebelum logbook
sampai ke RS. individu
Penugasan:
a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada kasus anak tersebut
b. Jelaskan tindakan pertolongan pertama yang tepat sesuai kasus?
c. Bagaimana cara melakukan evaluasi airway, breathing dan sirkulasi
d. Jika setelah 5 siklus RJP dilakukan, telah teraba denyut nadi karotis namun pernapasan belum teraba, langkah apa yang harus
dilakukan selanjutnya?
e. Pada evaluasi berikutnya pernapasan telah ada dan teraba denyut nadi, langkah apa yang dilakukan selanjutnya?

Penyelesaian Tugas:

XV 1. Anak “A” perempuan, tanggal lahir 07 Februari 2019, dibawa ibu ke Puskesmas (tanggal kunjungan 2 September 2019) dengan Laporan
keluhan batuk dan demam. Hasil pengkajian didapatkan: BB 5,8 kg dan PB 59 cm; suhu badan 38°C; ibu berkata anaknya sudah logbook
batuk dan demam selama 2 hari serta anak “A” dapat menyusu, tidak muntah dan tidak kejang. Anak sadar dan tidak letargis, serta individu
tidak ditemukan sianosis maupun pucat atau dingin di ujung ekstremitas. Riwayat imunisasi yaitu anak sudah mendapatkan
imunisasi HB0; BCG; Polio1, 2, 3, 4, & IPV; DPT-HB-Hib 1, 2, 3. Anak belum pernah mendapatkan Vitamin A. Catat tanda gejala
yang ditemukan pada anak “A” serta tentukan klasifikasi dan tindakan/pengobatan yang dapat diberikan menggunakan formulir
pencatatan MTBS.
2. Anak “B” laki-laki, umur 24 bulan, dibawa orang tuanya ke Puskesmas dengan keluhan panas. Hasil pengkajian diperoleh: BB 9.5
kg; TB 75 cm; suhu badan 370C; ibu berkata anak “B” sudah panas selama 4 hari, panas naik turun; anak tidak mau makan akhir-
akhir ini, namun anak masih bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis; anak “B” tidak batuk dan
tidak diare. Daerah tempat tinggal anak “B” yaitu Tanjung Senang, Bandar Lampung (lihat daftar tabel daerah endemis malaria pada
buku bagan MTBS, Kemenkes RI., 2019). Anak tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya
negatif. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kaku kuduk, tidak batuk pilek dan tidak tampak adanya ruam. Tidak ada
perdarahan dari hidung maupun gusi, BAB normal, dan tidak ada tanda syok. Setelah diperiksa dengan teliti, petugas menemukan
bintik perdarahan pada perut anak “B”, kemudian petugas melakukan uji Tourniquet dan ternyata hasilnya positif. Catat tanda gejala
yang ditemukan pada anak “B” serta tentukan klasifikasi dan tindakan/pengobatan yang dapat diberikan menggunakan formulir
pencatatan MTBS.
3. Anak “C” perempuan, umur 38 bulan, dibawa ibu datang ke klinik hari ini karena anak demam dalam 3 hari terakhir. Hasil
pengkajian diketahui: BB 13 kg; TB 86 cm; suhu badan 37.50C; ibu mengatakan anak menangis tadi malam dan berkata bahwa
telinganya sakit. Petugas kesehatan memeriksa dan tidak menemukan tanda bahaya umum. Anak tidak batuk atau sukar bernapas
dan tidak diare. Anak “C” tinggal di daerah Rajabasa Lampung Selatan (lihat daftar tabel daerah endemis malaria pada buku bagan
MTBS, Kemenkes RI., 2019). Anak tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif. Pada
pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kaku kuduk, tidak batuk pilek dan tidak tampak adanya ruam. Tidak ada perdarahan dari
hidung maupun gusi, BAB normal, dan tidak ada tanda syok. Ibu juga berkata hampir sepanjang malam anak menangis karena
telinganya sakit. Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari telinga anak. Ia meraba bagian belakang telinga dan
merasakan pembengkakan yang nyeri di belakang salah satu telinga. Catat tanda gejala yang ditemukan pada anak “C” serta
tentukan klasifikasi dan tindakan/pengobatan yang dapat diberikan menggunakan formulir pencatatan MTBS.
4. Anak “D”, laki-laki umur 18 bulan, pada tanggal 16 April 2019 dibawa ibunya ke Puskesmas karena demam dan muncul ruam di
badan. Hasil pengkajian diperoleh: BB 6 kg; PB 68 cm; suhu 38.5°C. Petugas kesehatan melihat anak “D” seperti tulang tertutup
kulit, anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis. Anak tidak batuk atau sukar bernapas dan tidak diare.
Anak “D” tinggal di daerah risiko rendah malaria. Ibu membawa anak mengunjungi keluarga yang tinggal di daerah risiko tinggi
malaria sekitar 1 minggu yang lalu. Ibu mengatakan anak demam selama 5 hari, mempuyai ruam kemerahan menyeluruh dan
matanya merah. Anak menderita campak. Lehernya tidak kaku dan tidak ada pilek. Petugas kesehatan memeriksa gejala komplikasi
campak. Anak tidak mempunyai luka di mulut. Tidak ada nanah keluar dari matanya dan tidak ada kekeruhan pada kornea. Tidak
ada tanda perdarahan termasuk bintik perdarahan di kulit, dan tidak ada tanda-tanda syok atau gejala DBD yang lain. Anak “D”
tidak mempunyai masalah telinga Selanjutnya petugas memeriksa status gizi dan anemia. Anak “D” tampak sangat kurus, tidak
pucat, kedua kakinya tidak bengkak. Anak telah mendapatkan suplementasi vitamin A pada bulan Februari 2019 lalu. Tugas:
a. Catat tanda gejala yang ditemukan pada anak “D” serta tentukan klasifikasi dan tindakan/pengobatan yang dapat diberikan
menggunakan formulir pencatatan MTBS.
b. Jelaskan apakah anak “D” perlu mendapatkan suplemen vitamin A saat ini? Mengapa?
5. Anak “E” perempuan, tanggal lahir 17 Agustus 2019, pada tanggal 18 September 2019 anak dibawa ibunya ke Puskesmas karena
diare selama 3 hari. Hasil pengkajian didapatkan: BB 3700 gram; PB 50 cm; suhu 35.90C; frekuensi napas 58 kali/menit; ibu
mengatakan anak “E” masih mau menyusu namun tidak lama, dan anak tidak muntah; tidak ada riwayat kejang. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan tarikan dinding dada ke dalam yang kuat, tidak merintih, mata tidak bernanah dan pusar tampak normal. Anak
tampak bergerak jika dirangsang, matanya cekung, cubitan kulit perut kembalinya lambat. Riwayat imunisasi anak yaitu saat lahir
anak telah mendapatkan imunisasi HB0. Catat tanda gejala yang ditemukan pada anak “E” serta tentukan klasifikasi dan
tindakan/pengobatan yang dapat diberikan menggunakan formulir pencatatan MTBS.
6. Anak “F” perempuan, umur 5 hari, dilakukan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. Petugas memeriksa bayi “F”, didapatkan
hasil pengkajian: BB 2.500 gram, PB 49 cm, suhu 36,1oC. Menurut ibu, mulai kemarin bayi tampak kuning. Hasil pemeriksaan
frekuensi napas 57 x/menit, tidak ada tanda/gejala kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri. Petugas melihat warna
kuning yang meluas sampai dada, warna tinja tidak pucat. Tidak ada diare. Bayi disusui 3 - 4 kali sehari dan mendapat susu formula
2 botol sehari. Ketika menilai cara menyusui, didapatkan: badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi lurus, badan
bayi menghadap ke dada ibu dan dekat ke ibu. Dagu bayi menempel payudara, mulut bayi kurang terbuka lebar, bibir bawah kurang
membuka keluar dan areola bagian atas tampak lebih banyak. Bayi mengisap dengan cepat dan dangkal. Bayi “F” sudah mendapat
imunisasi Hepatitis B saat lahir. Ibu juga mengatakan payudaranya bengkak dan terasa sakit waktu disentuh. Pada pemeriksaan,
terlihat payudara kiri ibu bengkak, kemerahan dan puting masuk ke dalam. Catat tanda gejala yang ditemukan pada anak “F” serta
tentukan klasifikasi dan tindakan/pengobatan yang dapat diberikan menggunakan formulir pencatatan MTBS.

Penyelesaian Tugas: (Lampirkan format pencatatan MTBS/MTBM yang telah diisi sesuai kasus)

NB:
a. Format ini di print dan jawaban ditulis tangan
b. Metode dan penugasan pada tiap pertemuan diserahkan kepada dosen pengajar masing-masing pada tiap pertemuannya, sipen menghubungi dan
mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada dosen sebelum perkuliahan pada sesi tersebut di mulai

Anda mungkin juga menyukai