Anda di halaman 1dari 164

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. D DENGAN HIPERTENSI


DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG
DIET RENDAH GARAM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
WAIHAONG

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

Ahmad Rifai Kella


NIM : 1240212017005

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMIKEPERAWATANRUMKIT TK. III
Dr. J. A. LATUMETEN
AMBON
2020

i
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. D DENGAN HIPERTENSI
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG
DIET RENDAH GARAM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
WAIHAONG

AHMAD RIFAI KELLA


1240212017007

KARYA TULIS ILMIAH DISETUJUI


PADA TANGGAL, JULI 2020
Oleh:
Pembimbing Utama

Tri Hatala, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN : 1227039201
Pembimbing Kedua

Ns, Fatimah Kelrey, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN : 1224018501

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Hani Tuasikal, S.Kep., Ns,. M. Kep


NIDN :1218089201

ii
AKADEMI KEPERAWATAN
" RUMKIT TK III Dr. J.A. LATUMETEN "
Tlp ./ Fax (0911) 34502
Y.WBKH Website :www.akper-latumeten.ac.id
E-mail : akper@akper-latumeten.ac.id

FORMULIR PENGAJUAN
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Ahmad Rifai Kella


Nim : 124021 2017 005
No.Telp : 081247671893
Departemen Peminatan : Keperawatan Keluarga

Dengan ini mengajukan permohonan Judul Proposal untuk menyelesaikan tugas


Mahasiswa Tingkat III Semester VI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A. Latumeten Tahun
Akademik 2019/2020,dengan Juduk KTI :
“Asuhan Keperawatan Kelurga Pad Tn,X Denngan Hipertensi Dalam Upaya
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Di Rt…Rw…Wilaya
Kerja Puskesmas Waihaong Kota Ambon”
Demikian permohonan ini dibuat,untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Ambon, Maret 2020
Pembimbing II Pemohon

F.Kelrey S.kep.,Ns .,M.kep Ahmad Rifai Kella


NIK/NIDN : NIM : 124021 2017 005
Pembimbing I

Tri.N.Hatala,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK/NIDN :

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-

Nya kepada kita semua sehigga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.D Hipertensi Dalam Upaya

Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Di Wilayah Puskesmas Waihaong

Ambon”. Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan di Akper Rumkit Tk. III Dr. J.

A. Latumeten Ambon.

Peneliti menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak akan

selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Deden Muhammad. Hidayat, S. Si, Apt., selaku Direktur Akademi Keperawatan

Rumkit Tk. III Dr. J. A. Latumeten

2. Tri.N.Hatala,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pertama, atas

bimbingan, saran dan motivasi yang diberikan.

3. F.Kelrey S.kep.,Ns .,M.kep selaku Dosen Pembimbing Kedua, atas bimbingan

saran dan motivasi yang diberikan.

v
4. Para Staf Pengajar, Staf Perpustakaan, Staf Administrasi Akademi Keperawatan

Rumkit Tk. III Dr. J. A. Latumeten yang telah membantu peneliti selama proses

belajar mengajar sampai pada penulisan Karya Tulis Ilmiah

5. Kedua orang tua tercinta Bapak M. Satri Kella dan Ibu Nurnas Kella serta saudara-

saudariku abang ongen, kakak yam, abang yani, adik ikbal, adik fida yang telah

memberikan motivasi serta bantuan moril dan material bagi peneliti sehinga usulan

penelitian dapat diselesaikan.

6. Teman – teman dekatnfardi, Rizal, Abdullah, Tino, Mario, Alidin, Romi, Galih,

Yayang, Ayu, Jery dan abang Koko yang selalu menyemangati penulis disetiap

saat.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit Tk. III Dr. J. A.

Latumeten Angkatan ke-15 yang secara bersama-sama telah mengikuti pendidikan

dalam segala suka dan duka.

Akhirnya peneliti juga menyadari bahwa karya tulis ilmiah masih jauh dari

kesempurnaan sehingga peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah.

Harapan peneliti semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan

bermanfaat bagi pembacanya.

Ambon, Juli 2020

vi

Peneliti
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL............................................................................................ i

LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

INTISARI .............................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan Penelitian...................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.................................................................................6

E. Keaslian Penelitian ................................................................................7

F. Sismtematika Penulisan.........................................................................9

vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi ....................................................................10

B. Konsep Dasar Diet Rendah Garam......................................................23

C. Konsep Dasar Pengetahuan..................................................................27

D. Konsep Dasar Keluarga .......................................................................38

E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan....................................................51

F. Kerangka Konsep ................................................................................63

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.....................................................................................64

B. Subjek Penelitian..................................................................................64

C. Defenisi Operasional............................................................................64

D. Instrumen Penelitian.............................................................................66

E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data......................................66

F. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................67

G. Etika Penulisan.....................................................................................67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ……….......................................................................................70

B. Pembahasan………...........................................................................106

viii
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …...................................................................................113

B. Saran………......................................................................................115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tabel Nama Tabel Halaman


Tabel 2.1 Kerangka Konseptual
Penelitian 58

x
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Nama Tabel Halaman


Tabel 2.1 Klasifikasi TD Pada Orang 16
Dewasa
Tabel 2.2 Skoring Skala Guttman 33
Tabel 2.3 Sistem Skoring 61

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembaran penjelasan penelitian …………………………….. lampiran 1

2. Lembaran formulir persetujuan responden ………….……… lampiran 2

3. SAP Penyuluhuan…………….……………………………… lampiran 3

4. Kuisioner Penelitian…………………………………………. lampiran 4

5. Leaflet ……………...………………………………………… lampiran 5

6. Format Pengkajian…………... ………………………………. lampiran 6

7. Dokumentasi …………………………………………………. lampiran 7

xii
INTISARI

Ahmad Rifay Kella1 Tri Hatala, S.Kep.,Ns., M.Kep 2 F. Kelrey, S.Kep., Ns,. M.Kep2

Latar Belakang. Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner
untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung (FKM UNHAS 2007 World Health
Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 penyakit tidak menular (PTM) akan
menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia Menurut WHO dan the
International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita Hipertensi di
seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. 7 dari setiap 10 penderita
tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Dari beberapa penelitian dilaporkan
bahwa penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih
besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure (gagal jantung
kongestif) dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Pusat Penelitian Biomedis dan
Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2009).. Tindakan
yang dilakukuan untuk mencegah peningkatan jumlah penderita yaitu dengan adanya diet
rendah garam
Tujuan. Asuhan Keperawata pada Tn.D Dengan Hipertensi Dalam Upaya Meningkatkan
PPengetahuan tentang diet rendah garam di wilayah kerja puskesmas waihaong.
Metode Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dalam bentuk studi kasus. Fenomena dimana peneliti ingin menggambarkan atau
menguraikan suatu keadaan dalam satu komunitas melalui Asuhan Keperawatan Pada Tn.D
Dengan Hipertensi Dalam Upaya Meningkatkan PPengetahuan tentang diet rendah garam di
wilayah kerja puskesmas waihaong.
Hasil.Peneliti mengevaluasi keberhasilan tindakan pada setiap pertemuan dengan klien
bahwa asuhan keperawatan yang peneliti lakukan pada klien Tn.D Dengan Hipertensi Dalam
Upaya Meningkatkan PPengetahuan tentang diet rendah garam di wilayah kerja puskesmas
waihaong.
Kesimpulan. Hasil yang didapatkan peneliti saat melakukan penelitian pada Tn.D adalah
tujuan tercapai dan klien dapat mengerti tentang cara pencegahan penularan terhdap orang
lain.

1) Mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit Tk III Dr. J. A Latumeten


2) Dosen pembimbing KTI Akademi Keperawatan Rumkit Tk III Dr. J.A. Latumeten

Kata Kunci. Asuhan keperawatan pada klien Dengan Hipertensi Dalam Upaya
Meningkatkan Pengetahuan tentang diet rendah garam.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan

hanya dapat dikontrol. Seseorang yang telah didiagnosis menderita hipertensi

atau mengalami peningkatan tekanan darah yang persisten harus segera

mencari pengobatan untuk mengontrol tekanan darah, mencegah terjadinya

komplikasi, dan mengurangi atau mengatasi tanda dan gejala yang muncul

seperti pusing, sakit kepala, tengkuk terasa pegal, mudah marah, sulit

bernapas, pandangan kabur, dan lain-lain (Siburian ,2017).

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini

telah menjadi masalah utama dalam kesehatan keluarga terutama orang yang

sudah lanjut usia. Hipertensi juga salah satu penyakit degeneratif yang banyak

terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta

mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas dan jika tidak segera

diberikan penanganan yang tepat bisa menimbulkan kematian secara

mendadak (FKM UNHAS 2007, dalam Eva Yuliana 2011).

World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020

penyakit tidak menular (PTM) akan menyebabkan 73% kematian dan 60%

dari seluruh kesakitan di dunia. Negara yang paling merasakan dampaknya

adalah negara berkembang seperti Indonesia, Salah satu penyakit tidak

1
2

menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini

adalah Hipertensi yang disebut sebagai the silent killer (Pusat Penelitian

Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI,

Jakarta 2009).

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan sistolik di atas 160

mmHg dan diastolik di atas 95 mmHg (WHO, 1978) laju penemuan penderita

tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat meningkat. Hal ini merupakan

salah satu akibat dari perubahan gaya hidup yang serba modern, stress,

kegemukan atau makan berlebihan. Pengaruh lain seperti: rokok, minum

alkohol serta diet yang tidak teratur akan mempengaruhi terjadinya

peningkatan tekanan darah tinggi atau hipertensi. (Lany, 2010).

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat

ini terdapat 600 juta penderita Hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di

antaranya meninggal setiap tahunnya. 7 dari setiap 10 penderita tersebut tidak

mendapatkan pengobatan secara adekuat. Dari beberapa penelitian dilaporkan

bahwa penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang

7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart

failure (gagal jantung kongestif) dan 3 kali lebih besar terkena serangan

jantung (Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan

Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2009).

Menurut data Word Health Organition (WHO) jumlah penderita

hipertensi diseluruh dunia terus meningkat, di India misalnya jumlah

2
3

hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3

juta orang pada tahun 2025, di Cina 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan

diperkirakan 151,7 juta orang mengalami hipertensi pada tahun 2025 ( Lancet

2008, dalam Eva 2011). Dari 100 % penderita hipertensi hanya 12, 5% yang

diobati dengan baik padahal hipertensi merupakan penyebab utana penyakit

jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya

pengobatan yang tidak sedikit

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan penderita

hipertensi yang tidak sedikit mencapai 17-21% dari populasi pendudukan dan

kebanyakan masih tidak terdeteksi dan tidak diobati sebagai contoh di kota

Yogyakarta mencapai 28% dan yang sudah melakukan pengobatan hanya

14% sisanya belum melaksanakan pengobatan secara tuntas, ini terjadi karena

pemahaman terhadap bahaya hipertensi yag masih kurang, yang paling

dominan terkena adalah anggota keluarga yang sudah lanjut usia, pada

umumnya adalah wanita, tetapi tidak sedikit orang yang masih muda juga

terkena hipertensi (Made Astaman 2002, dalam Eva 2011).

Banyak penderita hipertensi yang bosan minum obat penurun tekanan

darah karena menimbulkan ketergantungan, apabila tidak diminum obat

tekananan darahnya tetap tinggi. Selain itu factor efek samping yang tinggi

pada obat yang harganya murah sedangkan obat yang mahal banyak penderita

yang yang tidak sanggup lagi membelinya, karena berbagai alasan tersebut

penderita hipertensi mencari pengobatan yang lain yang lebih ekonomis

namun minum efek sampingnya yaitu melalui pengobatan alamiah dengan

3
4

menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran dan herbal (Isnawati

2009, dalam Eva 2011).

Hipertensi dapat di obati dengan sering mengontrol tekanan darah,

mengkonsumsi obat penurun tekanan darah dan menjalankan pola hidup sehat

(Smetlzer, 2001). Penyakit hipertensi sebenarnya tidak dapat disembuhkan

tapi harus selalu di kontrol atau di kendalikan, karena hipertensi merupakan

keadaan dimana pengaturan tekanan darah tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. Mengobati hipertensi memang harus dimulai dengan modifikasi

gaya hidup yang sehat (Gunarsa, 1993). Salah satu gaya hidup sehat adalah

dengan mengatur pola makan atau bisa disebut diet yaitu diet rendah garam.

Orang yang menderita hipertensi atau memiliki resiko terkena hipertensi

sudah saatnya melakukan pencegahan sedini mungkin. Makanan merupakan

salah satu faktor yang menjadi pemicu munculnya penyakit hipertensi oleh

sebab itu diperlukan pengaturan menu makanan. Kandungan garam yang

berlebihan dapat beresiko memicu peningktan tekanan darah.

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit Hipertensi yang

tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke,

6 kali lebih besar terkena congestive heart failure (gagal jantung kongestif)

dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Pusat Penelitian Biomedis

dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2009). Orang yang menderita hipertensi atau memiliki resiko terkena

hipertensi sudah saatnya melakukan pencegahan sedini mungkin. Makanan

4
5

merupakan salah satu faktor yang menjadi pemicu munculnya penyakit

hipertensi oleh sebab itu diperlukan pengaturan menu makanan.

Sesuai hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses

praktek dalam masa perkuliahan, penanganan pasien dengan Hipertensi lebih

cenderung mendapat terapi farmakologis namun belum mampu mengurangi

masalah yang dialami pasien, karena tekanan darah hanya akan turun pada

saat selesai meminum obat, sehingga membuat pasien menjadi ketergantungan

terhadap penggunaan obat antihipertensi . Adapun upaya peneliti untuk

mencegah terjadinya ketergantungan obat melalui peningkatan pengetahuan

keluarga tentang diet rendah garam,Kandungan garam yang berlebihan dapat

beresiko memicu peningktan tekanan darah. Berdasarkan uraian diatas maka

peneliti tertarik untuk mengambil hal tersebut sebagai judul dalam penelitian

ini “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Hipertensi Dalam Upaya

Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam di Wilayah Kerja

Puskesmas Waihaong”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah

pada penelitian karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimana Penerapan Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Hipertensi Dalam Upaya Meningkatkan

Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam di Wilayah Kerja Puskesmas

Waihaong.?”

5
6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan

Hipertensi Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet

Rendah Garam di Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong.

2. Tujuan Khusus.

a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn. D dengan Hipertensi

b. Dapat menentukan diagnose keperawatan pada Tn. D dengan

Hipertensi

c. Dapat merencanakan Keluarga Tn. D dengan Hipertensi Dalam Upaya

Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dapat

melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn. D dengan Hipertensi

d. Dapat mengevaluasi hasil terhadap tindakan yang dilakukan pada Tn.

D dengan Hipertensi

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis :

Penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Keluarga Tn. D dengan Hipertensi

2. Secara praktis :

6
7

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber baca bagi

pembaca dan para peneliti lanjutan.

b. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

yang bermanfaat dalam melaksanakan penerapan asuhan keperawatan

keluarga Tn. D dengan Hipertensi.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri guna

memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Hipertensi Dalam Upaya

Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti kuliah dengan

situasi nyata di lapangan.

d. Bagi pasien dan keluarga

Hasil penilitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

Tn. D dengan Hipertensi dan keluarga dengan diet Rendah garam.

E. Keaslian penelitian

Karya tulis ini disusun oleh peneliti sendiri dan bukan merupakan

duplikasi atau penjiplakan dari penelitian-penelitian terdahulu walaupun

sebelumnya sudah ada yang meneliti tentang Hipertensi atas nama :

1. Nama : Jainabun Rumakamar / Angkatan I

7
8

Judul : Asuhan Keperawatan Ny.M Dengan Penyakit Hipertensi Dengan

Masalah Gizi Di RT 001/RW 006 Desa Batumerah Puskesmas

Rijali Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

2. Nama : Indrawati / Angkatan II

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M.R Dengan Hipertensi Dalam

Upaya Mengatasi Kurang Pengetahuan Tentang Tindakan

Relaksasi Diruangan Intern Wanita RSUD Dr.M.Haulussy Ambon.

3. Nama : Munandar / Angkatan III

Judul : Asuhan Keperawatan Pada pasien Ny.H.H Dengan Hipertensi

Dalam Upaya Pemenuhan Untuk Mencegah Terjadinya

Komplikasi Gagal Jantung Diruangan Intern Wanita RSUD

Dr.M.Haulussy Ambon.

4. Nama : Zainal Abidin / Angkatan IV

Judul : Asuhan Keperawatan Pada pasien Tn.M.A Dengan Hipertensi

Dalam Upaya Mencegah Timbulnya Aterosklerosis Dengan

Therapy Non Farmakologis Diruangan Teratai Rumkit Tk III

Dr.J.A.Latumeten Ambon.

5. Nama : Frianh Sahotapy / Angkatan VI

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn.Z.L Dengan Hipertensi Dalam

Upaya Mengatasi Nyeri Melalui Teknik Pelaksanaan Diruangan

Intern Lelaki RSUD Dr.M.Haulussy Ambon.

6. Nama : Hilda Amalia Lewol / Angkatan VII

8
9

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M.Y Dengan Hipertensi Dalam

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi

Diruangan Intern Wanita RSUD Dr.M.Haulussy Ambon.

7. Nama : Sudarman Usman

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.H.T Dengan Hipertensi Dalam

Upaya Mencegah Komplikasi Gagal Jantung Kongestif Menggunakan

Therapy Carica Papaya di Desa Mangga Dua RT 002/ RW 005 Wilayah

Kerja Puskesmas Waihaong.

F. Sistematika penulisan

Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan

sistematika penulisan terdiri dari tiga bagian besar yaitu : Bagian awal terdiri

dari halaman judul, halaman persetujuan, kata pengantar, intisari, daftar isi,

daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian utama dibagi dalam lima BAB yang

terdiri dari ; BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penilitian, manfaat penilitian, keaslian penilitian dan

sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka yang terdiri dari dasar-dasar

teori dan berbagai konsep yang relefansi dengan penelitian ini dan kerangka

konsep penelitian. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penilitian,

defenisi operasional, teknik pengumpulan data dan sumber data serta

instrumen penilitian.Bab IV Hasil dan Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan

saran, Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam

arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara

umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan

yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko

terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan

kerusakan ginjal (Arief Muttaqin, 2009)

Bentuk-bentuk hipertensi antara lain: hipertensi diastolik

(diastolic hypertension) adalah peningkatan tekanan diastolik tanpa

diikuti peningkatan tekanan sistolik, hipertensi campuran (diastol dan

sistol yang meninggi) adalah peningkatan pada tekanan darah sistol dan

diastol, hipertensi sistolik (systolik hypertension) adalah peningkatan

tekanan darah sistolik tanpa diikuti peningkatan diastolik.

2. Etiologi

Hipertensi yang sering kali menjadi penyebab diantaranya

aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya

elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah yang

10
11

dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem saraf

simpatis. Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume

sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah

satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan

hipertensi. Peningkatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan

abnormal saraf atau hormon pada nodus SA.

Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik

sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Peningkatan volume sekuncup

yang berlangsung lama dapat terjadi apabila peningkatan volume plasma

yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh

ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin

atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah

penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan

menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi

peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload

biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.

3. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan pada penyebabnya dikenal dua jenis hipertensi yaitu :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan

mencakup sekitar 90 % dari kasus hipertensi. Hipertensi primer

kemungkinan memiliki banyak penyebab yaitu perubahan pada

11
12

jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

b. Hipertensi Sekunder

Adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya atau hipertensi

yang disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain, dapat

terjadi karena klainan organis seperti penyakit pada parenkim

ginjal dan pembuluh darah ginjal, kelainan endokrin, akibat

pemakaian obat tertentu serta pola hidup yang tidak sehat

Tabel 2.1

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Katagori Sistolik Diastolik

Normal 120– 130 mmHg 85 mmHg

Normal tinggi 131 – 139 mmHg 86 – 89 mmHg

Stadium 1
140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
(Hipertensi ringan)

Stadium 2
160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
( Hipertensi sedang )

Stadium 3
180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
( Hipertensi berat )

Stadiun 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
( Hipertensi maligna )

4. Patofisiologi Hipertensi
Sumber: (Arief Muttakin, 2010)

12
13

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomomtor di

hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion

melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan

vasokontriktor. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar

adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vosokontriksi.

Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan

renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vosokontriktor kuat yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

13
14

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut

cenderung mencetus keadaan hipertensi.

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi

pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos

pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi

dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar

berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang

dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, Bare 2010).

5. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada

retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah.

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi

mungkin tidak menunjukan gejala selama bertahun-tahun (Price, Wilson,

2005).

Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan

manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh

pembuluh darah

14
15

bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi

sebagai nokturia dan azetoma. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat

menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi

sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau gangguan tajam

penglihatan (Smeltzer, Bare, 2010).

Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun berupa :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang - kadang disertai mual dan muntah

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

b. Penglihatan kabur terjadi akibat karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal.

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

pusat.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerolus

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,

wajah kemerahan dan kelelahan, sakit kepala, keluar darah dari hidung,

sesak nafas, gelisah dan tengkuk terasa pegal.

15
16

6. Faktor – Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko hipertensi beberapa diantaranya dapat dikendalikan atau

dikontrol dan tidak dapat dikontrol meliputi :

a. Faktor resiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu :

Mengkonsumsi garam berlebihan, obat, obesitas, menderita diabetes

mellitus, merokok, kurang olah raga, minum alkohol, stress.

1) Mengkonsumsi garam berlebihan

Makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan

darah seiring dengan bertambahnya usia

2) Minum obat-obatan, misalnya Ephedrin, prednison, Epinefrin

efeknya sangat berpengaruh dan dapat menyebabkan tekanan

darah tinggi

3) Obesitas (kegemukan)

Obesitas adalah ketidakseimbangan antara konsumsi kalori

dengan kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak

yang menyebabkan jaringan lemak inefektif sehingga beban kerja

jantung meningkat. Pada orang yang mengalami obesitas ini

organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat. Akibat

dari obesitas, para penderita cenderung menderita penyakit

kardiovaskuler dan hipertensi.

4) Diabetes melitus

16
17

Diabetes melitus cenderung meningkatkan resiko peningkatan

tekanan darah 2 kali lipat

5) Merokok

Asap dari sigaret terdiri dari karbon monoksida, hidrogen sianida

dan nitrogen oksida. Dari gas – gas ini, karbon monoksida

tampaknya yang memberi kontribusi untuk timbulnya plek

aterosklerotik melalui penimbunan kolesterol LDL yang

meningkat dan terbentuknya sel-sel penampung lemak seperti

yang ditemukan pada aterosklerosis. Merokok memaksa jantung

untuk bekerja lebih keras dengan oksigen yang sedikit. Bila

seorang merokok sigaret, maka arteri – arteri akan menyempit,

sehingga menghambat suplai darah kepada otot – otot jantung

yang sedang bekerja keras

6) Kurang olah raga

Kurang olah raga pengaruhnya dikaitkan dengan peran obesitas

pada hipertensi. Olah raga juga lebih banyak dihubungkan dengan

pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (bersepeda,

jogging dan aerobik yang teratur akan menurunkan tekanan darah

7) Stres

Sudah lama diketahui bahwa stres atau ketegangan jiwa (rasa

tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut rasa bersalah)

17
18

dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih

kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres

berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan

penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan

patologis

8) Minum alkohol

Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan selama jangka waktu

yang panjang memiliki efek buruk pada hampir setiap organ dan

sistem tubuh, yaitu: Otak: Mengkerutkan jaringan otak dan

merusak sel - sel otak, Jantung: Meningkatkan tekanan darah

tinggi

b. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol

1) Umur

Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominan berumur

(31-55 tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia,

yang sehingga mengakibatkan tekanan darah cenderung

meningkat, yang mana penyakit hipertensi umumnya berkembang

pada saat umur seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung

meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan

pada usia lebih dari 60 tahun keatas.

18
19

2) Jenis Kelamin

Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin

perempuan dibandingkan dengan laki – laki. Hal ini dikarenakan

pada perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia

yang mana pada perempuan masa premenopouse cenderung

memiliki tekanan darah lebih tinggi dari pada laki – laki.

Penyebabnya sebelum menepouse, wanita relatife terlindungi dari

penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana

kadar estrogen menurun setelah menopause.

3) Riwayat Keluarga

Pada 70 - 80 % kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat

hipertensi didalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi

didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial

lebih besar. Hipertensi juga dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi.

Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran

didalam terjadinya hipertensi

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada hipertensi antara lain:

a. BUN (nitronen urea darah)/creatinin: Memberikan informasi

tentang perfusi/fungsi ginjal.

19
20

b. Glukosa: Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus

hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin

(meningkatkian hipertensi).

c. Kalium serum: Hipokalinea dapat mengindikasikan adanya

aldosteron utama (penyabab) atau menjadi efek samping terapi

deuretik.

d. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat

meningkatkan hipertensi.

e. Kolesterol dan trigeliserida serum: Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus/ untuk adanya pmbentukan

plakateromatosa

f. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan

vasokonstriksi dan hipertensi.

g. Kadar aldosteron urin / serum: Untuk mengkaji aldosteronisme

primer (penyebab).

h. Urinalisa: Protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan

atau adanya diabetes.

i. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai

faktor resiko terjadinya hipertensi.

j. IVP (pielogram intravena): Dapat mengidentifikasi penyebab

hipertensi, dan penyakit parenkim ginjal dan batu ginjal/ ureter.

20
21

k. Foto dada: Dapat menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area

katup; diposit pada dan/takik aorta; pembesaran jantung CT skan:

Mengkaji tumor serebral , ensepalopati, atau feokromositoma.

l. EKG: dapat menunjukan perbesaran jantung, pola regangan,

gangguan konduksi. Catatan: luas, peninggian gelombang P adalah

salah satu tanda dini hipertensi

8. Penatalaksanaan

Pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Pengobatan non obat (non farmakologis)

Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan,

mengurangi asupan garam kedalam tubuh, ciptakan keadaan rileks

(meditasi dan yoga) yang dapat mengontrol sistem saraf yang

akhirnya dapat menurunkan tekanan darah, melakukan olah raga

seperti senam aerobik jalan cepat selama 30 - 45 menit, bersepeda dan

berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

b. Pengobatan dengan obat - obatan (farmakologis)

Pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut:

Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan

penyebab hipertensi, pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk

menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan

mengurangi timbulnya komplikasi, upaya menurunkan tekanan darah

dicapai dengan mengunakan obat anti hipertensi, pengobatan

21
22

hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan mungkin seumur

hidup. Penatalaksanaan dengan obat anti hipertensi bagi sebagian

besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan

sesuai dengan umur dan kebutuhan, Jenis obat anti hipertensi antara

lain:

1) Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan

cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh

berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih

ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik

adalah Hidroklorotiazid. Efek samping yang sering dijumpai

adalah hipokalemia (kekurangan kalsium dalam darah) dan

hiponatremia (kekurangan natrium dalam darah) yang dapat

mengakibatkan gejala lemas, hiperurisemia (peningkatan asam

urat dalam darah) dan gangguan lainya seperti kelemahan otot,

muntah dan pusing.

1) Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf

simpatis (saraf yang bekerja pada saat beraktifitas). Contoh obat

yang termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah

Metildopa, Klonidin dan Reserpin. Efek samping yang dijumpai

adalah anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah karena

22
23

pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan kadang -

kadang dapat menimbulkan hepatitis kronis.

2) Betabloker

Mekanisme kerja anti hipertensi obat ini adalah melalui

penurunan daya pompa jantung. Contoh obat - obatan yang

termasuk dalam golongan betabloker adalah Metoprolol,

Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus

hati - hati, karena dapat meningkatkan gejala hipoglikemia

(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat

rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya, untuk

penderita gangguan pernafasan dapat menimbulkan gejala

bronkospasme (penyempitan saluran pernafasan) sehingga

pemberian obat harus hati - hati.

3) Vasodilator.

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah Prasosin danHidralasin. Efek samping yang

kemungkinan akan terjadi adalah sakit kepala dan pusing.

4) Penghambat Enzim Konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan

zat angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan

23
24

tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah

Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah batuk

kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

5) Antagonis Kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk

golongan obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.

Efek samping yang mungkin timbul adalah sembelit, pusing, sakit

kepala dan muntah

6) Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat

angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringanya

daya pompa jantung. Obat - obatan yang termasuk dalam

golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang

mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

B. Konsep Dasar Diet Rendah Garam

1. Definisi Diet

Diet adalah pengaturan pola makan, baik porsi, ukuran maupun

kandungan gizinya. Kata diet berasal dari bahasa Yunani artinya cara

hidup di Indonesia kata diet lebih sering ditunjukan untuk menyambut

suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi

tertentu. Sedangkan definisi diet dalam nutrisi adalah jumlah makanan

24
25

yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet

sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu dan keyakinan

yang dianut oleh masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada

dasarnya adalah omnivore, tapi suatu kelompok masyarakat biasanya

memiliki pantangan terhadap beberapa jenis makanan.

Orang yang menderita hipertensi atau memiliki resiko terkena

hipertensi sudah saatnya melakukan pencegahan sedini mungkin.

Makanan merupakan salah satu faktor yang menjadi pemicu

munculnya penyakit hipertensi oleh sebab itu diperlukan pengaturan

menu makanan. Pengaturan makanan yang dimaksud adalah

menerapkan diet rendah garam meliputi diet ringan yang dikonsumsi

garam dengan dosis 3,75-7,5 gram setiap hari, kemudian diet garam

menengah dengan dosis 1,25-3,75 gram setiap hari, dan terakhir diet

garam berat dengan dosis kurang dari 1,25 gram setiap hari. Diet

kadar garam ini diikuti juga dengan diet kolestrol dan lemak kemudian

diet tinggi serat serta diet rendah energy. (Ridwan, 2013).

Diet yang dianjurkan adalah DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) yang terdiri atas diet tinggi buah, tinggi sayur dan

produk susu yang rendah lemak. Kurangi juga asupan garam sampai

dengan enam gram NaCl (garam dapur) perhari. (Sinaga, 2012). Yang

dimaksud dengan diet rendah garam adalah garam natrium seperti

yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO³),

baking powder, natrium benzoate, dan vetsin (mono sodium

25
26

glutamate). Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium

yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium

sehari. Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk

natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan

tubuh, sehingga menyebabkan odema atau asites dan atau hipertensi.

Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi atau

dikurangi. (Almatsier, 2015).

2. Patofisiologi Garam Terhadap Hipertensi

Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plasma,curah jantung dan tekanan darah.

Peningkatan asupan garam ini akan diikuti oleh peninggian ekskresi

garam sehingga tercapai kembali keadaan hemodinamik yang normal.

Pada pasien hipertensi primer, mekanisme peningkatan ekskresi garam

tersebut terganggu, selain adanya faktor lain yang ikut berperan.

(Suyono, 2010).

3. Macam-macam Diet Rendah Garam

a. Diet Rendah Garam 1 (200-400 mg Na).

Dalam pemasakan tidak ditambahi garam. Bahan makanan

tinggi natrium dihindarkan, makanan ini diberikan kepada

penderita hipertensi berat. Diet ini mengandung 2230 kalori, 750

gr protein, 53 gr lemak dan 265 gr karbohidrat (diastole lebih

dari 125 mmHg).

26
27

b. Diet Rendah Garam 2 (600-800 mg Na).

Pemberian makan sehari dengan diet rendah garam 1. Dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan ¼ sdt (1 gr), bahan

makanan tinggi natrium dihindarkan. Makanan ini diberikan

kepada penderita tidak terlalu berat (diastole 100-114 mmHg).

c. Diet Rendah Garam 3 (1000-1200 mg Na).

Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1.

Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sdt (2 gr) garam

dapur. Makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan

(diastole >100 mmHg).

4. Makanan yang boleh dimakan

Makanan yang boleh dimakan Semua bahan makanan segar/diolah

tanpa menggunakan garam natrium yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan seperti:

a. Beras, kentang, ubi, maizena, hukwee, mi bihun.

b. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah.

c. Minyak goreng, margarine tanpa garam.

d. Sayur dan buah-buahan (seledri dan tomat).

e. Bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, jahe,

kemiri, kencur, laos, salam, sereh dan cuka.

f. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas seperti:

g. Daging ayam atau ikan paling banyak 100 gr perhari.

h. Telur ayam atau telur bebek paling banyak 1 butir.

27
28

i.Susu segar paling banyak 2 gelas sehari.

5. Makanan yang tidak boleh dimakan

Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti:

a. Roti, biscuit, craker, kue lain yang dimasukkan dengan garam

dapur dan soda.

b. Dendeng, abon, cornet beef, daging asap, ikan asin, pindang,

sarden, ebi dan telur asin.

c. Margarine, menetega dan keju.

d. car, asinan, sayur sayuran dalam kaleng.

e. Garam dapur, vitsin, soda kue, kecap, terasi, petis.

C. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas

penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui

dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu

objek tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh 2017). Menurut

Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

28
29

Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh

seseorang melalui panca indera.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4

macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal,

pengetahuan normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan

deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau

penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya unsur

subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang

memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif

yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu

ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu

pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala

sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda,

dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu

sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang

dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension)

29
30

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui.

c. Penerapan (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang

diketahui pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis

menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Penilaian (evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

30
31

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin

tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang

tersebut untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan

menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan

tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain

maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk,

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

b. Media massa/ sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka

pendek (immediatee impact), sehingga menghasilkan

perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan

teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang

31
32

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

c. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan

tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal

balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi

ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

32
33

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan

daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh

akan semakin banyak.

4. Skala Pengukuran Pengetahuan

a. Skala Guttman

Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman.

Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala

kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel

yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai

sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga

metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat

baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi

dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi

universal (universe of content) atau atribut universal

(universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut

universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu

skala kumulatif yang sempurna,yaitu semua responsi diatur

sebagai berikut:

33
Tabel 2.2

Skoring Sakala Guttman

Setuju dengan tidak setuju dengan

Skor 4 3 2 1 4 3 2 1
4 x x x x
3 x x x X
2 x x X x
1 x X x x
0 X x x x

Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh. Adanya beberapa kelainan Dapat dianggap sebagai error

yang akan diperhitungkan dalam analisa nantinya.

Cara membuat skala guttman adalah sebagai berikut:

1) Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki.

2) Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal

33
3) besarnya 50.

4) Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang.

Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak

disetujui oleh lebih dari 80% responden.

5) Susunlah jawaban pada tabel Guttman.

6) Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.

Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang

telah dibuat (yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus

berikut:

e
K = 1-

r n

di mana:

n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah

pertanyaan x jumlah responden. e = jumlah error.

Kr
= koefisien reprodusibilitas

Koefisien Skalabilitas:

e
K = 1-

s p

dimana:

34
35

e = jumlah erroe.

p = jumlah kesalahan yang diharapkan.

Ks
= koefisien skalabilitas.

Kelemahan pokok dari Skala Guttman, yaitu:

1) Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk

mengukur sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat

prediksi tentang perilaku objek tersebut.

2) Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok

tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu

waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain.

b. Skala Linkert

Skala linkert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun

1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya

menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item

yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total

skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya

ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala ini menggunakan ukuran

ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui

berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden

lainnya.

Prosedur dalam membuat skala linkert adalah sebagai berikut :

1) Pengumpulan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan

masalah yang sedang diteliti, berupa item yang cukup terang disukai dan

35
36

yang cukup terang tidak disukai

2) Item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup

representatif dari populasi yang ingin diteliti.

3) Pengumpulan responsi dari responden untuk kemudian diberikan skor,

untuk jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor

tertinggi.

4) Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor

masing-masing item dari individu tersebut

5) Responsi dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata

batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Untuk

mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan maka item yang

tidak menunjukkan korelasi dengan total skor atau tidak menunjukkan

beda yang nyata apakah masuk kedalam skor tinggi atau rendah

dibuang.

Kelebihan skala linkert:

1) Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas korelasinya masih

dapat dimasukkan dalam skala.

2) Lebih mudah membuatnya dari pada skala thurstone.

3) Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibanding skala thurstone

untuk jumlah item yang sama. Juga dapat memperlihatkan item yang

dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif.

4) Dapat memberikan keterangan yang lebih nyata tentang pendapatan atau

sikap responden.

36
37

Kelemahan skala linkert:

1) Hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat

membandingkan berapakali individu lebih baik dari individu lainya.

2) Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas,

banyak pola responsi terhadap beberapa item akan memberikan skor

yang sama.

Validitas dari skala linkert masih memerlukan penelitian empirik.

37
38

D. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan emosional dan individu mempunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian integral dari keluarga

(Friedman dikutip oleh Suprajitno, 2004). Keluarga adalah suatu ikatan /

persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya

sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sudiharto,

2007).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu

dan anaknya (UU No. 10 Tahun 1992 dikutip oleh Suprajitno, 2004)

keluarga adalah lingkungan sosial yang sangat dekat dengan

seseorang.dikeluarga itu seseorang di beserkan,bertempat

tinggal,berinteraksi satu dengan yang lain,dibentuknya nilai-nilai,pola

pemikiran,dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya

luar,dan mediasi hubungan anak dengan lingkungan.( Bussard dan

Ball,1966 dukitip oleh Setiadi,2008). Keluarga adalah anggota rumah

38
39

tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,adopsi,atau

perkawinan.(WHO,1969 dikitip oleh Setiadi 2008). Keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan dengan ikatan

perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum,meningkatkan perkembangan

fisik,mental,emosional,dan sosial dari tiap anggota keluarga.

( Setiadi,2008).

Keluaraga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu

rumah tangga dalam kedekatam yang konsisten dan hubungan yang erat.

(Helvie 1981 dikutip olah Setiadi 2008). Keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa oramng

yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan.(Dep Kes RI 1988 dikitip olah Setiadi

2008). Keluarga dua atau lebih individu yang tergabung kerena hubungan

darah,perkawinan dan adopsi,dalam satu rumah tangga berinteraksi satu

dengan yang lainnya dalam peran dan penciptakan dan mempertahankan

sutu budaya ( Bailon dan Maglaya 1989 dikitip olah Setiadi 2008) .

2. Tipe Keluarga

39
40

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan

menjadi dua yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau adopsi

keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakak,

nenek, paman, bibi).

Secara modern ( barkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisma maka pengelompokan tipe keluarga adalah :

a. Tradisional Nuclear

Keluarga inti ( Ayah,ibi dan anak ) tinggal dalam satu rumah

ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalm suatu ikatan perkawinan,satu

atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinwn kembali

suami/istri,tinggal dalam penbentukan satu rumah dengan anak-

anaknya,baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil

perkawinan baru,satu/ keduanya dapat bekerja di luar rumah

40
41

c. Niddle Age / Aginf Coauple

Suami sebagai pencari uang,istri di ruamah atau keduanya bekerja di

rumah,anak-anak sudah meninggalkn rumah karena

sekolah/perkawinan,meniti karoer.

d. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak memiliki anak yang

keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.

e. Singl Parent.

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya

dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau diluar rumah.

g. Dual Karier

Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tidak mempunyai

anak.

h. Commuter MarrieSingle Adult

Suami istri atau kedua orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu tertentu

i. Single adult

41
42

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dan tidak berkeinginan

manikah

j. Three Generation

Tiga genarasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah

k. Institusional

Yaitu anak anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti

l.Comunal

Yaitu sat rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan yang monogami

dengan anak- anaknya dan barsama sanma dalam menyadiakan

fasilitas.

m. Group Marriage

yaitu suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan keturunannya

didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adlah kawin dengan

yang lain dan semua adalah orang tua dari anak- anak

n. Unmaried Parent and Childi

Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki dan anak di

adopsi

o. Cohibing Coiple

42
43

Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

p. Gay and lesbian family

Yaitukeluagra yang dibentuk olah dua orang yang berjenis kelamin

sama.

3. Struktur keluarga

Stuktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dalam masyarakat.struktur keluarga terdiri dari

bermacam-macam,yaitu:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah,dalam

bebarapa genarasi,dimana hubungan itu disusun berdasarkan jalur garis

ayah.

b. Matrilineal

Adalak keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dlam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis ibu.

c. Martilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara sedarah

istri.

43
44

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersam saudar sedarah suami

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasr bagi pembinaan

keluarga,dan beberapa samak saudara yang menjadi bagian keluarga

karena adanya hubungan denga suami iastri.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman dikutip oleh Suprajitno (2004), fungsi keluarga secara

umum adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan

individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di

luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

44
45

d. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas

keluarga di bidang kesehatan.

Menurut UU No 10 Tahun 1992 jo PP No.21 Tahun 1994 yang di kulit

Olah Setiadi ( 2008 ).Secara umum fungsi keluarga adalah:

f. Fungsi Keagamaan

1) Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan

hidupmseluruh anggota keluarga

2) Menerjemahnkan agama kedalanm tingkah laku hidup sehari -hari

dalam pengalaman kepad seluruh anghgota keluarga.

3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalm

pengalaman ddari ajaran agama

4) Melangkapi dan menambah proses belajar anak tentamng belajar

anak yang kurang di peroleh di sekolah atau masyarakat.

45
46

5) Membina rasa, dan porektek kehidupan keluarga beragama sebaga

fondasi menuju kehiduan beragama sebagai fondasi menuju

keluagra kecil bahagia sejahtera.

g. Fungsi Budaya

1) Membina tugas-tigas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan

norma-norma dan budaya masyrakat dan banggsa yang ingin

dipertahankan.

2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring

norma dan budaya asimng yang tidak sesuai.

3) Membina tigas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

mencari pemecahan masalah dari beberapa pengaruh negatif

globalisasi dunia.

4) Membantu tugas-tugas sbagai lembaga yang anggotanya dapat

berprilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa indonesia dalam

menghadapi globalisasi dunia.

5) Membina budaga keluarga yang sesuai dengan budaya masyrakat

atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma kaluarga kecil

bahagia sejahtera.

h. Fungsi cinta Kasih

1) Menumbuh kembangkan potensial kasih sayang yang telah ada ntar

anggota keluarga kedalam simbol- simbol nyata secara optilam dan

terus menerus.

46
47

2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota

keluarga secar kuantitatif dan kualitatif

3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan

ukhrowi dalam keluarga secara serasi,selaras dan seimbang.

4) Membina rasa,sikap,dan praktik hidu keluarga yang mampu

memberikan dan memerima kasih sayang sebagai pola hidup idealm

menuju keluagra kecil bahagia sejahtera.

i. Fungsi Perlindungan

1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik yang timbul

dari dalam maupun dari luar keluarga.

2) Membina keamann keluarhga baik fisik maupun psikis dari

berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang dapang dari luar.

3) Membina dan menjaga stabilitas dan keamanan kaluarga sebagai

modal dalam menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

j. Fungsi Reproduksi

1) Membina kehidupan keluagra sebagai wahana pendidikan

reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga

di sekitarnya.

2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan

keluarga dalam hal usia,pendewasaan fisik maupun mental

47
48

3) mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat,baik yang berkaitan

dengan waktu mrlahirkan,jarak antara dua anak dan jumlah ideal

anak yang di inginkan dalam keluarga.

4) Mengembangkan kehisupan reparoduksi sehat sebagtai modal

menuju keluagra kecil bahagia sejahtera.

k. Fungsi Sosialisasi

1) Menyadari,merancanakan dan menciptakan lingkungan keluarga

sebagai wahana pendidikan dan soaialisasi anak pertama dan utama

2) Menyadari,melaksanakan dam menciptakan kehidupan keluarga

sebagai pusat tempat anak da[pat mencari pemecahan dalam

berbagai konflik dan permasalahan yang di jumpai baik di dalam

lingkungan sekolah maupun masyarakat.

3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tenyang hal-hal

yang diperlukan untuk kematangan dan kedewasaan (fisik maupun

mental),yang tidak,kurang diberikan oleh lingkungan sekolah

maupun masyarakat.

4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi

dalam keluagra sehingga tidak saja dapat bermanfat positif bagi anak

tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan

kematangan bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

48
49

l. Fungsi pelastaruian lingkungan

1) Membina kesadaran,sikap, dan praktik pelestarian lingkungan

interna keluarga

2) Membina kesadaran,sikap dan praktik pelastarian

lingkungan ekterna keluarga.

3) Membina kesadaran, sikap,dan praktik pelastarian

lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang amtara lingkungan

hidup mastarakat sekitar.

4) Membina kesadaran, sikap,dan praktik pelastarian

lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluagra kecil

bahagia sejahtera.

Menurut Effendy (1998 :36 ) Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap

anggota keluarganya adalah :

a. ASIH, adealah memberikan kasih sayang,perhatian,rasa

aman,kehangatan terhadap keluarganyasehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya

b. ASUH, adalah menuju kebutuhan dan pameliharaan dan keperawatan

anak agar kesehatanya selalu terpelihara,sehinga diharapkan

menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik,mental,social,dan

spiritual.

49
50

c. ASAH, adalah memenuhi kabutuhan pendidikan anak,sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi

industrialisasi,fungsi keluarga dikembangkan menjadi :

1) Fungsi Biologis

a) Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gisi keluarga

d) Memenuhi dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi Psikologi

a) Memberikan kasih saying dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c) Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga .

d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi Sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma- norma tingkah laku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai- nilai budaya anak

4) Fungsi Ek0nomi

50
51

a) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan keluarga

b) Pengaturan penggunaan keuangan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan keluarga

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan

keluarga dimasa yang akan dating misalnya pendidikan

anak-anak,jaminan hari tua dan sebagainya.

5) Fungsi Pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan,ketrampilan,dan membentuk prilaku anak sesuai

dengan bakat yang dimiliki.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan

datang

5. Tugas keluarga di bidang kesehatan

Sesuai fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di

bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan

kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis,

sehingga orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga.

51
52

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas

ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan

tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan

kepada orang di lingkungan tempat tinggal keluarga agar

memperoleh bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering

kali keluarga mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga

sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjut atau

perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan

dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah

apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan

untuk pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

52
53

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang

digunakan secara sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan,

dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai

dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan

keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga (Effendy 1998).

Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian

pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien secara

sistematik, menentukan cara pemecahannya, melaksanakan tindakan dan

mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan (Effendy, 1995).

2. Tahap – Tahap Dalam Proses Keperawatan

Keluarga

Tahap-tahap dalam proses keperawatan bergantung satu sama Yang

lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk

mengambarkan dari tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

53
54

a. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahapan terpenting dalam proses

keperawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk

mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga (Setiawati, 2008)

Yang termasuk dalam tahap ini adalah:

1) Pengumpulan data

Proses pengumpulan data diperoleh melalui, proses

wawancara/anamnese, pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik

dengan cara: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Effendy, 1998).

2) Analisa data

Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka proses

klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakkan

diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.

3) Perumusan masalah

Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan

keadaan kesehatan keluarga dan status keluarga, karena merupakan

hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang akurat tentang situasi

kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur, yang dianut oleh keluarga

tersebut yang diambil berdasarkan hasil analisa konsep, prinsip, teori

dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum

mengambil keputusan tentang masalah kesehatan keluarga, yang

54
55

mengacu kepada tipologi masalah kesehatan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas dalam bidang kesehatan (Effendy, 1995).

b. Diagnosa keperawatan keluarga, dan prioritas diagnosa keperawatan

keluarga.

1) Diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan

dari uraian hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran

menggunakan status kesehataan mulai dari potensial, resiko tinggi,

sampai masalah aktual. Masalah keperawatan aktual memberikan

gambaran tanda dan gejala yang jelas yang mendukung bahwa

masalah benar-benar terjadi, masalah resiko ditunjukkan dengan data

yang mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera

ditangani, dan masalah potensial/sejahtera adalah merupakan status

kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih

optimal (Setiawati, 2008).

Diagnosa keperawatan ditegakkan menurut Setiawati (2008) adalah:

Untuk penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan model single diangkat dari 5 tugas keluarga antara lain :

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

55
56

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada

2) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

a) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

b) Resiko terhadap cedera/ketidakmampuan keluaga merawat

anggota keluarga

c) Resiko terjadi infeksi

3) Diagnosa keperawatan keluarga dengan masalah struktur

komunikasi

a) Komunikasi keluarga disfungsional

4) Diagnosa keperawatan keluarga dengan masalah struktur peran

a) Berduka dan antisipasi

b) Berduka disfungsional

c) Isolasi sosial

d) Perubahan dalam proses keluarga (dampak orang sakit terhadap

keluarga)

e) Potensial peningkatan menjadi orang tua

f) Perubhan mnjadi orang tua

g) Perubahan penampilan peran

h) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

i) Gangguan citra tubuh

56
57

5) Dianosa keperawatan keluraga pada masalah afektif

a) Peubahan proses kelurga

b) Perubahan menjadi orang tua

c) Potensial peningkatan menjadi orang tua

d) Koping keluarga tidak efektif, menurun

e) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

f) Resiko terhadap tindak kekerasan

6) Diagnosa keperawtan keluarga dengan masalah fungsi sosial

a) Perubahan proses keluarga

b) Perilaku mencari bantuan kesehatan

c) Konflik peran orang tua

d) Perubahan menjadi orang tua

e) Potensial peningkatan menjadi orang tua

f) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

g) Perubahan pemeliharaan kesehatan

h) Kurang pengetahuan

i) Isolasi sosial

j) Kerusakan interaksi sosial

k) Resiko terhadap tindakan kekerasan

l) Gangguan identitas diri

57
58

7) Diagnosa keperawatan dengan masalah fungsi perawatan kesehatan

a) Perubahan pemeliharaan kesehatan

b) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

c) Perilaku mencari pertologan kesehatan

d) Keyidakefektifan penatalaksaan aturan teraupetik atau

pengobatan

e) Resiko trhadap penularan penyakit

8) Diagnosa keperawtan keluarga dengan masalah koping

a) Potensial peningkatan koping

b) Koping keluarga tidak efektif, menurun, dan ketidakampuan

c) Resiko terhadap tindak kekerasan

9) Prioritas diagnosa keperawatan keluarga

Menurut Setiawati (2008), prioritas masalah didasarkan atas tiga

komponen:

a) Kriteria penilaian

Kriteria masalah terdiri atas:

(1) Sifat masalah yang terdiri dari:

(a) Aktual dengan nilai 3

(b) Resiko tinggi dengan nilai 2

(c) Potensial dengan nilai 1

58
59

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang baru terjadi,

baru menunjukan tanda dan gejala atau bahkan dalam kondisi

sehat.

(2) Kemungkinan masalah untuk diubah

(a) Mudah dengan nilai 2

(b) Sebagian dengan nilai 1

(c) Tidak dapat dengan nilai 0

Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga,

sumber daya perawat dan sumber daya lingkungan.

(3) Potensial masalah untuk dicegah:

(a) Tinggi dengan nilai 3

(b) Cukup dengan nilai 2

(c) Rendah dengan nilai 1

Pembenaran mengacu pada berat ringannya masalah, jangka

waktu terjadi masalah, tindakan yang akan dilakukan,

kelompok resiko tinggi yang bisa dicegah.

(4) Menonjolnya masalah

(a) Segera diatasi dengan nilai 2

(b) Tidak segera diatasi dengan nilai 1

(c) Tidak dirasakan ada masalah dengan nilai 0.

Pembenaran mengacu kepada: kurang pengetahuan keluarga

terhadap masalah.

59
60

b) Bobot

(1) Sifat masalah dengan bobot 1

(2) Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot 2

(3) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1

(4) Menonjolnya masalah dengan bobot 1.

c) Pembenaran

(1) Alasan untuk menentukan sub kriteria

(2) Dampak terhadap kesehatan keluarga

(3) Ditunjang dari data hasil pengkajian.

Caranya dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

Sistim Skoring

NO KRITERIA NILAI BOBOT PEMBENARAN


1. Sifat Masalah Mengacu pada masalah
Skala: yang sedang terjadi
- Aktual 3 dengan menunjukan
- Resiko tinggi 2 1 tanda dan gejala atau
- Potensial 1 bahkan dalam kondisi
sehat.
2. Kemungkinan masalah dapat Mengacu pada
diubah masalah, sumberdaya
Skala: 2 keluarga, semberdaya
- Mudah 1 2 perawat dan
- Sebagian 0 sumberdaya
- Tidak dapat lingkungan.
3. Potensi masalah untuk dicegah Mengacu pada berat
Skala : ringannya masalah,
- Tinggi 3 jangka waktu
- Cukup 2 1 terjadinya masalah,
- Rendah 1 tindakan yang akan

60
61

dilakukan, kelompok
resiko tinggi yang bisa
dicegah.
4. Menonjol masalah Mengacu pada kurang
Skala: pegetahun keluarga
- Segera diatasi 2 terhadap masalah.
- Tidak segera diatasi 1 1
- Tidak dirasakan ada 0
masalah
Sumber : Santun Setiawati (2008).

10) Skoring

Menurut Effendy (1998), system scoring untuk menentukan prioritas

masalah sebagai berikut:

(a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan

Skor

x bobot

Angka tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria

(c) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot

11) Berdasarkan masalah yang diangkat oleh peneliti dalam karya tulis ilmiah

ini, maka diagnosa keperawatan yang diprioritaskan adalah

ketidaktahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang terjadi dalam

keluarga.

61
62

c. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Keluarga

Menurut Association Nursing American (ANA) yang dikutip oleh

(Setiawati, 2008). Mendefenisikan intervensi sebagai rencana tindakan

perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.

Tujuan umum dalam perencanaan intervensi adalah: untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga yang disebabkan karena kurangnya

pengetahuan keluarga.

d. Implementasi

Menurut Setiawati (2008), implementasi merupakan aktualisasi dari

perencanaan yang telah disusun oleh perawat sebelumnya. Prinsip yang

mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain:

1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

2) Implementasi dilakukan dengan tepat memperhatikan prioritas

masalah.

3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finasial, motivasi, dan sumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.

4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga jangan

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan

keluarga. Evaluasi merupakan tahap terakhir yang menentukan apakah

62
63

tujuan tercapai sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan di rencana

keperawatan (Setiawati, 2008).

Macam-macam evaluasi:

1) Evaluasi Struktur

Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun

dana yang diperlukan dalam suatu kegiatan (Setiawati, 2008).

2) Evaluasi Proses

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama proses

kegiatan berlangsung, untuk mencapai kualitas dalam hal penyuluhan

kesehatan yang diberikan kepada keluarga dalam upaya mengatasi

masalah dalam keluarga.

3) Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan

keperawatan (Setiawati, 2008). Evaluasi yang diharapkan pada

keluarga dalam upaya mengatasi masalah dalam keluarga.

f. Catatan perkembangan

Catatan perkembangan kesehatan keluarga merupakan indikator keberhasilan

tindakan keperawatan keluarga, yang diberikan pada keluarga oleh petugas

kesehatan, karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP (Subjek, Objek,

Analisa, dan Perencanaan).

63
64

E. Kerangka Konsep.

Asuhan
Keperawatan
Dengan Diet Rendah Pengetahuan
Keluarga Tn.X/
Garam Meningkat
Ny.Y dengan
Hipertensi

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

:Hasil yang Diharapkan

Gambar. 2.1.

Kerangka Konseptual Penelitian

64
65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini ialah Penelitian

deskriptif yang berbentuk studi kasus pada Keluarga Tn. D dengan Hipertensi

Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam di

Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong.

B. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Keluarga Tn. D dengan Hipertensi

C. Defenisi operasional

1. Asuhan Keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan atau proses yang

dilakukan oleh seorang perawat kepada klien dala upaya memenuhi

kebutuhan dasar manusia secara holistic yang dimulai dari pengkajian

hingga evaluasi

a. Pengkajian adalah proses pengumpulan data yang dilakukan perawat

untuk mendapatkan informasi tentang status kesehatan keluarga dan

juga pasien.

b. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan tentang masalah

keperawatan yang dialami keluarga dan juga pasien.

65
66

c. Perencanaan adalah acuan atau langkah-langkah yang direncanakan dan

dibuat oleh prawat untuk memecahkan masalah keperawatan yang

dialami pasien.

d. Implementasi adalah tindakan keperawatan nyata yang dilakukan

perawat untuk mencegah permasalahan keperawatan yang dialami.

e. Evaluasi adalah suatu tindakan untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan implementasi, keperawatan yang sudah dilakukan

2. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum

hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang

abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko

terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan

ginjal.

3. Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa

anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah

tangga.

4. Diet adalah cara pengaturan pola makan baik porsi, ukuran maupun

kandungan gizi.
67

5. Diet rendah garam adalah suatu cara pengaturan jumlah kandungan garam

yang masuki ke tubuh melalui makanan.

D. Instrumen penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen peneliti berupa format

pengkajian keperawatan medical bedah dan format dokumentasi asuhan

keperawatan, instrument pemeriksaan fisik yang terdiri dari tensi meter,

stetoskop, thermometer, serta leaflet.

E. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan adalah sebagai berikut

1. Wawancara

Yaitu peneliti akan melakukan Tanya jawab secara langsung kepada klien

atau keluarga guna mendapatkan data yang akurat.

2. Observasi

Yaitu peneliti mngadakan pengamatan langsung kepada klien untuk

mengetahui keadaan pasien.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

4. Studi dokumentasi

Mempelajari data dari catatan medik, catatan keperawatan dan catatan tim

kesehatan lainya yang mengenai hasil pemeriksaan, perkembangan,

pengobatan, hasil foto dan laboratorium.


68

F. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada rumah keluarga tuan. D

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 – 18 Juli 2020.

G. Etika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperhatiakn hak-hak partisipan

dengan selalu menggunakan prinsip- prinsip etika penelitian sebagai berikut

( Afiyanti & Rahmawati,2014) :

1. Normaleficience

peneliti meiliki kewajiba untuk menghindari, mencegah, dan

meminimalkan bahaya yang ditimbulkan apabila subyek penelitian adalah

manusia ( Polit & Beck, 2012). Penelitian ini diyakini tidak menimbulkan

bahaya bagi partisipan, karena metode yang digunakan adalah tindakan

yang dimana peneliti hanya akan menciptkan keadaan rileks melalui terapi

yang diharapkan dapat membantu penyembuhan partisipan. Selama tidak

ada timbul keluhan, tindakan dapat terus dilanjutkan.

2. Benefience

Peneliti memiliki kewajiban untuk eminimalkan kerugian dan

memaksimalkan keuntungan. Penelitian dengan subyek manusia harus

meghasilkan manfaat bagi partisipan ( Polit & Beck, 2012 ). Benefience


69

merupakan prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan

kepada kebaikan partisipan. Hasil temuan tema penting tentang temuan

makna pengalaman partisipan tentang Reiki akan memberikan informasi

dalam perkembangan ilu keperawatan dan meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan.

3. Autonomy

Partisipan penelitian ini memiliki hak mengungkapkan secara penuh untuk

bertanya, menolak dan mengahkhiri partisipasinya ( Polit & Beck, 2012 ).

Partisipan berhak menentukan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau

tidak setelah diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dan waktu

penelitian. Selama tidak ada pernyataan pengunduran diri dari partisipan

yang telah menyetujui penelitian.

4. Anonymity

Sebagian besar penelitian yang melibatkan manusia akan mengganggu

kehidupan pribadinya. Peneliti harus memastikan tidak menggganggu

privasi narasumber, diperlukan untuk menjaga privasi agar dipertahankan

terus menerus. Partisipan memiliki hak bahwa segala informasi dan data

mereka akan disimpan dala kerahasiaan ( Anonymity ) ( Polit & Beck, 2012

). Peneliti menjaga kerahasiaan dengan memberikan kode peserta mengenai

identitasnya.
70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 10 Juli 2020 pada keluarga maka

data yang didapatkan akan dikumpulkan, dianalisa dan ditentukan prioritas

masalah keperawatan.

a. Identitas Kepala Keluarga

1) Nama KK : Tn. D. W

2)_Umur : 46 Tahun

3) Alamat : Soabali

4) Pekerjaan : Wirasuasta

5) Pendidikan : S1

6) Komposisi Keluarga

70
71

Tabel 4.1

Komposisi Keluarga Tn.”D”

Jenis Hub
N
Nama Kelami Dengan Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
O n KK

1 Ny.”S” P Istri 46 Thn S1 Islam Guru

2 a.”I” L Anak 22 Thn SMA Islam TNI

3 a.“I” L Anak 22 Thn SMA Islam PLN

4 a.“R” L Anak 14 Thn SMA Islam -

5
72

7) Genogram 3 Generasi

HS x HS HS 46 HS HS HS HS
46

14
22 22

Keterangan :

= Laki – Laki = Perempuan

HS = Hidup dan Sehat ------- = Tinggal Serumah

= Hubungan Saudarah = Hubungan Perkawinan

X = Meninggal = Pasien

= Saudara Kembar

Gambar 4.1

Genogram 3 Generasi
73

(a) dari genogram diatas terlihat tidak adanya penyakit turunan dalam

keluarga Tn. D

(b) Anak Tn. D masih hidup dan sehat

8) Tipe Keluarga : Keluarga Tn. R adalah keluarga inti

( Nuclear Family ), yang terdiri dari Ayah, Ibu

Dan Anak

9) Suku / Bangsa : Tn.D berasal dari Ambon dan Ny. S berasal

dari Jawa dan menurut keluarga, budaya mereka

tidak mempengaruhi masalah kesehatan

keluarga.

10)Agama : Agama yang dianut oleh keluarga ini adalah

agama Islam dan selalu melaksanakan sholat

lima waktu setiap hari

11) Status Ekonomi : Tn. D tidak memiliki pekerjaan tetap hanya

berprofesi sebagai seorang wiraswasta yang

memiliki usaha kos – kosan di daerah soabali,

dengan jumlah kamar 8 dan mematok harga RP.

350.000.- perbulan penghasilan Tn. Bias

mencapai Rp. 2.800. 000,- dengan pendapatan

tambahan dari gaji Ny. S sebanyak 3.600.00.-


74

pengahsilan tersebut dapat mencukupi

kebutuhan keluarga. yang menentukan

mengenai penggunaan keuangan keluarga

adalah Ny. S dan beliau juga sebagai Ibu rumah

tangga. Harta benda yang dimiliki adalah TV,

Meja, kursi, lemari, tempat tidur dan lain – lain.

12)Status Keluarga : Status keluarga Tn. D adalah monogamy yaitu

perkawinan hanya sekali.

b. Struktur Keluarga

1) Struktur peran : masing - masing anggota keluarga memiliki peran

formal sebagai ayah, ibu, dan anak masing – masing anggota keluarga

juga menggunakan peran informal yaitu ibu menggantikan peran ayah

untuk menggambil keputusan di saat ayah tidak ada dan sebaliknya

juga ayah menggantikan peran ibu untuk mengatur rumah tangga

disaat ibu tidak ada.

2) Nilai atau norma keluarga : keluarga percaya bahwa penyakit

disebabkan oleh perilaku hidup yang kurang baik dan penyakit dapat

disembuhkan asalkan ada keinginan untuk sembuh.


75

3) Struktur kekuatan keluarga Ny .”S” selalu mengingatkan kepada

Tn.”D” untuk tidak selalu banyak memikirkan anak dan juga

kesehatannya.

4) Pola komunikasi keluarga : Keluarga menggunakan komunikasi

verbal maupun nonverbal. Untuk mengambil keputusan utama dalam

keluarga dilakukan oleh Tn.”D” , masing - masing anggota keluarga

memiliki peran dalam menciptakan komunikasi baik sesama anggota

keluarga maupun masyarakat.

c. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :

1) Tahap perkembangan kelurga saat ini : Tn. “D” berumur 46 tahun

Ny.”S” berumur 46 tahun dan berada dalam usia dewasa lanjut.

2) Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu tahap V

dan VI. Hal ini dikarenakan keluarga Tn.D memiliki anak yang masih

berusia 22 tahun yang belum menikah dan masih satu orang anak

yang masih bersekolah.

3) Riwayat keluarga inti

Tn. D mengatakan semenjak menikah dengan Ny. S sampai sekarang

dalam menjalin hubungan selalu harmonis.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


76

menurut Ny. S tidak ada satupun keluarga yang memiliki penyakit

sama dengan Tn.D. Jenis penyakit yang sering diderita oleh Tn.D

adalah batuk, dan hipertensi.

5) Riwayat penyakit keturunan

Keluarga Tn.D tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

Tabel 4.2
Riwayat Kesehatan Keluarga Tn. “D”

Keadaan Masalah Tindakan yang telah di


No Nama Umur BB
kesehatan kesehatan lakukan

1. Tn”D” 46 Thn 65 Kg Sehat Hipertensi Pernah dibawa ke


puskesmas 1 tahun yang
lalu dan dilakukan
pemeriksaan yaitu
mengukur tekanan darah
oleh perawat dan
dianjurkkan kepada Tn.D
untuk tidak boleh banyak
pikiran dan tidak boleh
begadang sampai larut
malam dan harus banyak
istirahat

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
77

Tidak ada

2. Ny.”S” 46 Thn 56 Kg Sakit Tidak ada

3. a.”I” 22 Thn 58 Kg Sehat Tidak ada

4. a.“I” 22 Thn 60 Kg Sehat Tidak ada

5. a.“R” 14 Thn 42 Kg Sehat Tidak ada

Sumber : Data primer 2020

6) Riwayat kesehatan sekarang

Tidak ada keluhan yang dirasakan sekarang oleh Tn. D

d. Data kesehatan lingkungan

1) Perumahan

Keluarga tinggal pada rumah sendiri dengan luas 10x8m 2, bentuk

bangunan permanen dengan komposisi ruangan terdiri dari ruang

tamu dan 2 kamar tidur, pencahayaan baik terdiri dari tiga jendela,

lantai terbuat dari keramik serta peletakan perabot rumah tangga baik

dan kondisi rumah bersih.


78

Denah rumah:

6 6

7
8

4 5

3 1

Keterangan :

2 1. 2 Kamar2. 1 Ruang Tamu


4
1
3. 3 Jendela
3 3

4. 2 Pintu

5. 1 dapur

6. 2 WC umum

7. 1 air Sumur

8. 1 TPS

9. 1 Selokan pembuangan limbah

Gambar 4.2

Denah Rumah Keluarga Tn. “D”


79

2) Sarana sanitasi lingkungan

Keluarga mengambil air untuk masak dan minum dari air ledeng yang

secara makroskopis layak untuk digunakan sedangkan mencuci dan

mandi menggunakan air sumur yang secara makroskopis layak untuk

digunakan. Penggunaan air minum dengan cara masak terlebih

dahulu, keluarga mempunyai kebiasaan membuang limbah pada

selokan dan sampah dibuang di TPS (tempat pembuangan

sementara). Kebiasaan BAB/BAK di WC umum yang ada

dilingkungan tempat tinggal keluarga. Keluarga tidak memiliki

hewan peliharaan maupun halaman rumah.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga memiliki kebiasaan berkumpul dengan tetangga, tidak ada

budaya yang mempengaruhi kesehatan yang ada dalam lingkungan

tempat tinggal keluarga.

4) Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yang sehat 4 orang, fasilitas yang

menunjang kesehatan fisik adalah keluarga mendapat dukungan dari

keluarga besar lainnya.

e. Data personal hygiene dari setiap anggota keluarga


80

1) Rambut : keadaan bersih, mencuci rambut 2-3 kali per minggu, bahan

pencuci shampoo, dari anggota keluarga hanya Tn.D memiliki

rambut putih sebagian.

2) mulut dan gigi : keadaan bersih, kebiasaan mengosok gigi 2 kali per

hari, tidak ada pemeriksaan gigi secara berkala yang dilakukan oleh

keluarga, alat yang digunakan untuk menggosok gigi adalah sikat gigi

dan pasta gigi yang digunakan adalah pepsodent.

3) kulit : keadaan bersih, tidak ada kebiasaan memelihara kuku.

4) pakaian : pakaian yang digunakan keluarga tampak bersih, kebiasaan

mengganti pakaian satu kali sehabis mandi.

5) kebersihan tangan dan kaki : keluarga memiliki kebiasaan

menggunakan alas kaki di luar rumah, mencuci kaki sebelum tidur.

f. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Efektif : masing-masing anggota keluaraga merasa puas

dengan apa yang dimiliki, adanya perasaan memiliki dan dimiliki,

saling memberikan dukungan dan selalu menciptakan kehangatan dan

kerharmonisan dalam keluraga dengan saling menghargai.

2) Fungsi Sosial : interaksi antara sesama anggota keluaraga sangat baik

dan patuh terhadap aturan yang berlaku di masyarakat.


81

3) Fungsi Perawatan Kesehatan : keluarga Tn.D mengatakan beliau

sudah menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dengan gejala

pusing, tengkuk terasa tegang dan kadang di kepala dan gejala ini

tidak menentu kadang timbul kadang hilang, bila timbul Ny.S hanya

menyampaikan kepada Tn.D agar tidak banyak memikirkan

penyakitnya, Ny.S memberikan makanan bubur ayam dan

menganjurkan banyak istirahat dan tidak boleh begadang sampai larut

malam. Keluarga juga mengatakan belum memahami atau mengerti

tentang penyakit hipertensi dan cara penanggulanganya serta belum

pernah mencoba menurunkan tekanan darah dengan alternatif yang

lain termasuk menggunakan terapi rendah garam, karena memang

keluarga Tn.D senang mengkonsumsi makanan yang asin, selama ini

Tn.D hanya menggunakan obat saat diberikan oleh dokter. Keluarga

memiliki lingkungan rumah yang sehat.

4) Fungsi reproduksi : Ny. S belum mengalami menapouse, saat dikaji

Ny.S sedang datang bulan hari ke-4, Ny. S tidak menggunakan KB

5) Fungsi Ekonomi : Tn. “D” mencari nafkah untuk mencukupi

kebutuhan sandang, pangan dan papan serta mengatur sebaik

mungkin pengluaran keuangan keluarga.

g. Stress dan Koping Keluarga


82

Tn. “D” mengatakan keluarga tidak mengalami stessor jangka pendek

dan panjang, jika ada masalah dalam keluarga langsung diselesaikan

dengan cara musyawarah keluarga.


83

h. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.3
Pemeriksaan fisik pada keluarga Tn.”D”

Nama Anggota Keluarga


No Variabel
Tn.D Ny. “S” a.”I” a.“I” a.“R”

1 Riwayat Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit saat
ini

2. Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dirasakan

3. Tanda dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gejala

4. Riwayat Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumnya

5. Kepala Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
keadaan rambut keadaan rambut keadaan rambut simetris,
bersih, Keadaan bersih, Keadaan bersih, Keadaan keadaan rambut
84

kulit kepala bersih, kulit kepala bersih, bersih, keadaan keadaan


warna rambut warna rambut kulit kepala rambut
kulit kepala hitam, keluhan hitam, keluhan bersih, Kepala bersih,
bersih, warna tidak ada tidak ada botak, keluhan keadaan kulit
rambut hitam tidak ada kepala bersih,
putih, keluhan warna rambut
tidak ada hitam,
keluhan tidak
ada

6. Mata Ketajaman mata Ketajaman mata Ketajaman mata Ketajaman mata Ketajaman
baik, baik, konjungtiva baik, konjungtiva mata
konjungtiva tidak anemis, tidak anemis, baik,
tidak anemis, kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada konjungtiva baik,
kelainan : tidak kelainan kelainan tidak anemis, konjungtiva
ada kelainan kelainan : tidak tidak anemis,
ada kelainan kelainan :
tidak ada
kelainan

7. Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada simetris,
perdarahan dan perdarahan dan perdarahan dan perdarahan dan tidak ada
peradangan, peradangan, fungsi peradangan, fungsi peradangan, perdarahan
fungsi penciuman baik, penciuman baik, fungsi dan
penciuman baik, kelainan lain tidak kelainan lain tidak penciuman baik, peradangan,
kelainan lain kelainan lain fungsi
85

tidak ada ada ada tidak ada penciuman


baik, kelainan
lain tidak ada

8. Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
fungsi fungsi pendengaran fungsi pendengaran simetris,
pendengaran baik, kelainan lain baik, kelainan lain fungsi
baik, kelainan tidak ada tidak ada pendengaran fungsi
lain tidak ada baik, kelainan pendengaran
lain tidak ada baik, kelainan
lain tidak ada

9 Mulut Keadaan gigi Keadaan gigi masih Keadaan gigi masih Keadaan gigi Keadaan gigi
masih utuh, dan utuh, dan tampak utuh, dan tampak masih utuh, dan masih utuh,
tampak bersih, bersih, masalah bersih, masalah tampak bersih, dan tampak
masalah menelan menelan tidak ada, menelan tidak ada, masalah bersih,
tidak ada, kelainan lain tidak kelainan lain tidak menelan tidak masalah
kelainan lain ada ada ada, kelainan menelan
tidak ada lain tidak ada tidak ada,
kelainan lain
tidak ada

10 leher Pada leher tidak Pada leher tidak Pada leher tidak Pada leher tidak Pada leher
tampak tampak pembesaran tampak tidak
pembesaran kelenjar tiroid, dan pembesaran tampak
kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, dan pembesaran tampak
dan tidak ada peningkatan tidak ada kelenjar tiroid, pembesaran
dan tidak ada kelenjar
86

peningkatan tekanan vena peningkatan peningkatan tiroid, dan


tekanan vena jugularis, dan arteri tekanan vena tekanan vena tidak ada
jugularis, dan karotis jugularis, dan arteri jugularis, dan peningkatan
arteri karotis karotis arteri karotis tekanan vena
jugularis, dan
arteri karotis

11 Sistem Batuk tidak ada, Batuk tidak ada, Batuk tidak ada, Batuk tidak ada, Batuk tidak
respirasi tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri ada, tidak ada
dada, bunyi dada, bunyi nafas dada, bunyi nafas dada, bunyi nyeri dada,
nafas bronkhovasikuler, bronkhovasikuler, nafas bunyi nafas
bronkhovasikule tidak ada bunyi tidak ada bunyi bronkhovasikule bronkhovasik
r, tidak ada nafas tambahan nafas tambahan r, tidak ada uler, tidak
bunyi nafas bunyi nafas ada bunyi
tambahan tambahan nafas
tambahan

12 Sistem S. 370c S. 37,10c S. 370c S. 36,50c S. 36,80c


kardiovaskuler
N. 90x/m N. 88x/m N. 86x/m N. 84x/m N. 88x/m

R. 24x/ m R. 24x/ m R. 24x/ m R. 25x/ m R. 25x/ m

TD. TD. 130/80mmHg TD. 120/80mmHg TD. TD.


160/90mmHg 120/80mmHg 120/80mmHg

13 Sistem Nyeri Nyeri epigastrium Nyeri epigastrium Nyeri Nyeri


gastrointestinal epigastrium tidak ada, diare tidak ada, diare epigastrium epigastrium
87

tidak ada, diare tidak ada tidak ada tidak ada, diare tidak ada,
tidak ada tidak ada diare tidak
ada

14 Sistem Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada
muskuloskletal sendi, mampu sendi, mampu sendi, mampu sendi, mampu nyeri sendi,
melakukan melakukan melakukan melakukan mampu
aktivitas secara aktivitas secara aktivitas secara aktivitas secara melakukan
mandiri mandiri mandiri mandiri aktivitas
secara
mandiri

15 genetalia Tn.”D” Ny.”S” a.”I” mengatakan a.“I” a.“R”


mengatakan mengatakan tidak tidak ada keluhan mengatakan mengatakan
tidak ada ada keluhan pada pada genetalia tidak ada tidak ada
keluhan pada genetalia keluhan pada keluhan pada
genetalia genetalia genetalia
i. Pola kebiasaan keluarga sehari-hari

1) makanan pokok keluarga nasi, frekuensi 3x/hari dengan penyajian

nasi, sayur dan lauk. Keluarga mengkomsumsi protein hewani hampir

setiap hari dan protein nabati tidak menentu. Keluarga Tn.D senang

mengkonsumsi makanan yang asin dan selalu menggunakan

penyedap makanan setiap kali memasak makanan.

2) Pola minum

Keluarga mengkonsumsi air putih dalam sehari tidak menentu,

keluarga tidak mengkonsumsi minuman keras.

3) Pola istirahat dan tidur

Keluarga memiliki kebiasaan tidur teratur dengan tidur malam 7-8

jam, tidur siang 1-2 jam dan anak tidur terpisah dengan orang tua,

tidak ada anggota keluarga yang mengalami masalah pada pola tidur

dan kebiasaan keluarga tidur menggunakan obat anti nyamuk (autan).

4) pola rekeasi dan hiburan

keluarga mengisi waktu senggang dengan nonton TV bersama

anggota keluarga sambil bercerita dan bersendagurau serta tidak

memiliki kebiasaan rutin melakukan rekreasi.


89

5) Pola komunikasi keluarga

Keluarga setiap hari berkumpul bersama-sama yaitu pada waktu siang

hari setelah anaknya pulang kuliah dan malam hari, dalam

menghadapi suatu masalah biasanya diselesaikan dengan

musyawarah dan keputusan biasanya di ambil oleh Tn.”D” tidak ada

konflik antar anggota keluarga.

6) Aktivitas

Anak pertama Tn.D bekerja dari pagi sampai sore sejak pukul 07.30 –

19.00 WIT, anak kedua Tn.D bekerja sesuai dengan jadwalnya. Anak

ketiga untuk sementara tidak bersekolah karena sekolah diliburkan

begitu juga dengan Ny.S yang bekerja sebagai guru, sehingga setiap

hari Ny. S tinggal di rumah membantu keluarga memasak di dapur

dan menyiapkan makanan.

j. Keadaan psikososial pasien : hubungan Tn.D dengan masyarakat

disekitar tempat tinggal baik dan sering berkumpul dengan tetangga

k. Faktor pendukung : keluarga sangat mendukung Tn. D dalam proses

penyembuhannya baik anak dan keluarga besar lainnya. Tn.D

mengatakan belum tahu tentang cara mengontrol tekanan darah dengan

terapi rendah garam dan menyebutkan tekanan darah lebih dari 140/90

MmHg merupakan tanda dari hipertensi.


90

l. harapan keluarga

Keluarga berharap penyakit Tn.D dapat disembuhkan dan anggota

keluarga yang lain kesehatannya tetap dalam keadaan baik sehingga

semua kegiatan keluarga berjalan lancar tanpa ada hambatan.

2. Klasifikasi data

a. Data Subjektif

1) Tn.D belum mengerti dan memahami tentang hipertensi, serta cara

penanggulanganya

2) Ny. S mengatakan Tn. D selalu memikirkan kesehatannya.

3) Tn. D mengatakan bahwa beliau sudah menderita hipertensi sejak 1

tahun yang lalu.

4) Tn.D mengatakan Keluarganya senang mengkonsumsi makanan yang

asin

b. Data Objektif

1) Tn. D selalu bertanya tentang penyakit hipertensi, penyebab, tanda dan

gejala serta penanggulangan yang ditimbulkan akibat dari penyakit

hipertensi

2) Saat dicicipi, makanan keluarga TN.D terasa asin


91

3) Belum pernah dilakukan pengobatan pada Tn.D

4) Tekanan darah Tn.D 160/90 mmHg

5) Pree test awal (pengkajian) dengan jumlah nilai adalah 40 dengan

keterangan T.D masih kurang mengerti.

3. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan maka didapatkan klasifikasi

data subjektif dan objektif yang kemudian akan di analisa guna menentukan

masalah keperawatan yang di alami keluarga. Untuk analisa dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4
ANALISA DATA

No DATA PENYEBAB MASALAH

1. a. Data subjektif Ketidakmampuan Kurangnya


keluarga mengenal Pengetahuan
Tn. D mengatakan : masalah kesehatan dan keluarga Tn. D
1) Tn. D belum mengerti dan penanganan penyakit
memahami tentang hipertensi
hipertensi, serta cara
penanggulanganya

2) Ny.S mengatakan Tn.D


selalu memikirkan
penyakitnya.

3) Tn.D belum mengerti dan


memahami tentang diet
rendah garam
92

4) Tn. D mengatakan bahwa


beliau sudah menderita
hipertensi sejak 1 tahun
yang lalu

5) Tn.D mengatakan bahwa


keluarganya suka
mengkonsumsi makanan
yang asin.

b. data Objektif

1) Tn. D selalu bertanya


tentang penyakit hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala
serta penanggulangan yang
ditimbulkan akibat dari
penyakit hipertensi

2) Tn. D selalu memikirkan


dan Kesehatanya

3) Pree test awal (pengkajian)


dengan jumlah nilai adalah
40 dengan keterangan Tn.
D kurang mengerti

4) Saat dicicipi, makanan


keluarga Tn.D terasa asin

5) Belum pernah dilakukan


pengobatan pada Tn.D

6)Tekanan darah Tn.D 160/90


mmHg

.
93

4) Pree test awal (pengkajian)


dengan jumlah nilai adalah
40 dengan keterangan
Tn.Dkurang mengerti

4. Perumusan Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil analisa data sesuai dengan pengkajian yang peneliti lakukan

pada keluarga Tn. D maka peneliti mendapatkan satu diagnosa keperawatan

sebagai berikut :

a) Kurangnya Pengetahuan keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan penanganan

penyakit hipertensi.
94

Tabel 4.5
Nursing Care Plan

Nursing Care Plan

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Jangka panjang Jangka pendek Kriteria Standar
1. Kurangnya Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal 1. Keluarga dapat Tanggal 11-07-
pengetahuan tindakan keperawatan penyuluhan (Pengetahuan menyebutkan 2020
keluarga diharapkan keluarga kesehatan ) pengertian 16.30 s/d 17.00
Tn.D Tn. D memahami dan tentang terapi hipertensi wit
mengerti tentang
berhubungan rendah 2. Keluarga dapat 1.Berikan
hipertensi dan terapi
dengan diet rendah garam
garam selama 1x60 menyebutkan penyuluhan
ketidakmamp serta memilih terapi menit diharapkan penyebab kesehatan
uan keluarga rendah garam untuk keluarga hipertensi tentang terapi
mengenal menurunkan dan memahami 3. Keluarga dapat rendah garam
masalah mempertahankan dan mampu : menyebutkan 2.Diskusikan
kesehatan dan tekanan darah dari a. Menyebutkan klasifikasi dengan keluarga
pencegahan dalam batas normal pengertian hipertensi dan tentang terapi
penyakit (140/90 Mmhg) pada hipertensi tekanan darah rendah garam
hipertensi anggota yang b. Menyebutkan 4. Keluarga dapat 3.demonstrasikan
menderita hipertensi penyebab menyebutkan metode meditasi
(Tn.D) sehingga dapat
hipertensi tanda dan gejala dengan keluarga
meningkatkan status
kesehatan keluarga
c. Mnyebutkan hipertensi 4.Berikan
klasifikasi 5. Keluarga dapat kesempatan
hipertensi dan menyebutkan kepada keluarga
tekanan darah factor – factor untuk
d. Menyebutkan resiko mendemonstrasik
tanda dan gejala hipertensi an metode terapi
95

hipertensi 6. Keluarga dapat rendah garam


e. Menyebutkan menyebutkan 5.Berikan
factor – factor penatalaksanaa kesempatan
resiko hipertensi n hipertensi kepada keluarga
f. Menyebutkan 7. Keluarga dapat menanyakan
penatalaksanaan menyebutkan penjelasan yang
dari hipertensi pengertian telah dijelaskan
g. Menyebutkan terapi rendah setiap kali
pengertian terapi garam. diskusi
rendah garam 8. Keluarga dapat 6.Berikan
h. Menyebutkan menyebutkan penjelasan ulang
tujuan dari terapi tujuan dari bila ada
rendah garam terapi rendah penjelasan yang
i. Menyebutkan garam belum dimengerti
manfaat terapi 9. Keluarga dapat 7.Evaluasi secara
rendah garam menyebutkan singkat terhadap
j. Menyebutkan manfaat terapi topic yang
asas melakukan rendah garam didiskusikan
terapi rendah 10. Keluarga dapat dengan keluarga
garam menyebutkan 8.Pantau penerapan
k. Menyebutkan asas melakukan terapi meditasi
keuntungan terapi terapi rendah dalam kehidupan
rendah garam garam sehari – hari
l. Mendemonstrasi 11. Keluarga dapat selama 3 hari
kan cara menyebutkan 9.Evaluasi
memasak keuntungan keberhasilan dari
makanan yang terapi rendah diet rendah
rendah garam Non Verbal
garam garam terhadap
(sikap) 12. Keluarga dapat upaya penurunan
96

mendemonstras tekanan darah


ikan cara Tn.D
memasak
makanan yang
rendah garam

Psikomotor 1.Keluarga
kooperatif saat
penyuluhan
2.Keluarga dapat
menciptakan
suasana yang
tenang untuk
melakukan diet
rendah garam

1.Keluarga dapat
mendemonstrasik
an terapi meditasi
dengan baik
Tabel 4.6
Implementasi dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Hari / Tanggal Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Kurangnya Kunjungan III 1. Memberikan penyuluhan kesehatan 12 Juli 2020
pengetahuan selasa, tentang Hipertensi dan diet rendah Pukul
keluarga Tn.D 12 Juli 2020 garam yang meliputi : 18.00-19.00 Wit
berhubungan Pukul a. pengertian hipertensi 1. Struktur
16.00-17.00 Wit a.Penyuluhan dilakukan
dengan b. penyebab hipertensi
ketidakmampuan c. klasifikasi hipertensi dan oleh peneliti
keluarga mengenal tekanan darah b.Jumlah anggota keluarga
masalah kesehatan d. tanda dan gejala hipertensi Tn. D yang
dan pencegahan e. factor – factor resiko hipertensi mengikuti penyuluhan
penyakit hipertensi f. penatalaksanaan dari hipertensi kesehatan
g. Pengertian diet rendah garam tentang terapi meditasi
h. Tujuan diet rendah garam sebanyak 3 orang
i. Manfaat diet rendah gara c.Media yang digunakan
j. asas melakukan diet rendah leflet, Tensi dan
garam Stetoskop
k. Menyebutkan keuntungan diet d.Pemberitahuan kepada
rendah garam keluarga dilakukan 1 hari
l. Mendomonstrasi kan metode sebelum kegiatan
meditasi dilaksanakan
2. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang penyakit hipertensi dan diet 2. Proses
rendah garam a.Peneliti mengucapkan
salam kepada keluarga
98

3. Memberikan kesempatan kepada Tn. D


keluarga menanyakan penjelasan b.Peneliti bekerja sama
yang telah dijelaskan setiap kali dengan keluarga dalam
diskusi memberikan penyuluhan
4. Memberikan penjelasan ulang c.Keluarga mau bekerja
kepada keluarga yang belum sama dengan peneliti
mengerti d.Keluarga menunjukan
5. Memberikan kesempatan kepada minat terhadap kegiatan
keluarga untuk mendemonstrasikan atau tindakan yang akan
resep diet rendah garam dilakukan
6. Evaluasi secara singkat terhadap e.Keluarga terlihat aktif
kegiatan yang dilakukan dan topic saat penyuluhan
yang didiskusikan dengan keluarga f.Keluarga kooperatif
dan memberikan beberapa selama kegiatan
pertanyaan tentang diet rendah gara berlangsung
g.Keluarga dapat
memberikan respon
verbal dan non verbal
dengan baik
h.Ny. S
mendemonstrasikan
resep diet rendah garam
yang diajarkan oleh
peneliti
i. Peneliti mengukur
tekanan darah Tn.D
setiap saat kunjungan
3. Hasil
Keluarga dapat
99

menjelaskan kembali
tentang :
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Klasifikasi hipertensi
d. tanda dan gelaja
hipertensi
e. factor resiko hipertensi
f. Penatalaksanaan
hipertensi
g. Hasil post test penilaian
kuisioner Tanggal 12 Juli
2020 dengan nilai 100
adalah baik
h. Pengertian Diet rendah
garam
i. Tujuan diet rendah gara
j. Manfaat diet rendah gara
k. asas melakukan diet
rendah garam
l. Ny. S belum dapat
mendemonstrasi kan
resep diet rendah garam
untuk Tn.D dikarenakan
baru memulai latihan dan
belum terbiasa dengan
makanan yang tida asin
m. Tekanan darah Tn.D
160/90 MmHg
100

Kunjungan IV 1. Memberikan kesempatan 14-07-2020


Selasa, 14 Juli 2020 kepada keluarga untuk 1. Struktur
Pukul mendemonstrasikan ulang resep a.Demonstrasi terapi
16.00-17.00 Wit diet rendah garam meditasi diajarkan oleh
peneliti
b.Jumlah anggota keluarga
Tn. D yang
mendemonstrasikan
terapi meditasi sebanyak
1 orang adalah Ny. S
c.Media yang digunakan
leflet, tensi, dan
stetoskop
d.Pemberitahuan kepada
keluarga dilakukan 1 hari
sebelum kegiatan
dilaksanakan

2. Proses
a.Peneliti mengucapkan
salam kepada keluarga
Tn.D
b.Peneliti bekerja sama
dengan keluarga Tn. D
dalam pelaksanaan
demonstrasi resep diet
rendah garam yang
dilakukan oleh Ny. S
101

c.Keluarga mau bekerja


sama dengan peneliti
d.Keluarga menunjukan
minat terhadap kegiatan
atau tindakan yang akan
dilakukan
e.Peneliti membimbing
Ny. S dalam pelaksanaan
latihan resep diet rendah
garam
f. Peneliti mengukur
tekanan darah Tn.D

3. Hasil :
a. Ny. S dapat dengan
tenang
mendemonstrasikan satu
resep diet rendah garam
b. Tekanan darah Tn.D
160/90 Mmhg

Kunjungan V 1. Memantau penerapan diet rendah 16-07-2020


Kamis, 16 Juli 2020 garam dalam kehidupan sehari – 1. Struktur
Pukul hari Tn.D a.Terapi meditasi dipantau
16.00 Wit oleh mahasiswa akper
b.Jumlah anggota keluarga
Tn. D yang melaksanakan
terapi meditasi sebanyak
102

2 orang adalah Ny. S dan


ditemani oleh Tn.D
sebagai pasien
c.Media yang digunakan
leflet, tensi, dan stetoskop
d.Pemberitahuan kepada
keluarga dilakukan 1 hari
sebelum kegiatan
dilaksanakan

2. Proses
a.Peneliti mengucapkan
salam kepada keluarga
Tn. D
b. peneliti bekerja sama
dengan keluarga Tn. D
dalam pelaksanaan
pendeonstrasian resep
diet rendah garam yang
dilakukan oleh Ny. S
c.Keluarga mau bekerja
sama dengan peneliti
d.Keluarga menunjukan
minat terhadap kegiatan
atau tindakan yang akan
dilakukan
e.Peneliti memantau Ny. S
dalam pelaksanaan
latihan resep diet rendah
103

garam
f. Peneliti mengukur
tekanan darah Tn.D

3. Hasil
a.Ny. D dapat dengan
tenang
mendemonstrasikan dua
resep diet rendah garam)
b.Tekanan darah Tn.D 140/80
Mmhg

Kunjungan VI 1. Mengevaluasi keberhasilan 18-07-2020


Sabtu, 18 Juli 2020 dari diet rendah garam 1. Struktur
Pukul terhadap upaya penurunan a.Mengevaluasi
16.00 Wit tekanan darah Tn.D keberhasilan dilakukan
oleh peneliti
b.Jumlah anggota keluarga
Tn. D yang melaksanakan
pendemonstrasian resep
diet rendah garam
sebanyak 2 orang adalah
Ny. S dan Tn.D sebagai
pasien
c.Media yang digunakan
leflet, tensi, dan stetoskop
d.Pemberitahuan kepada
keluarga dilakukan 1 hari
sebelum kegiatan
dilaksanakan
104

e.Ny. S latihan mandiri dari


tanggal 16 Juli 2020 s/d 18
Juli 2020

2. Proses
a.Peneliti mengucapkan
salam kepada keluarga
Tn. D
b.Peneliti bekerja sama
dengan keluarga Tn. D
dalam pelaksanaan
pendemonstrasian resep
diet rendah garam yang
dilakukan oleh Ny. S
c.Keluarga mau bekerja
sama dengan peneliti
d.Keluarga menunjukan
minat terhadap kegiatan
atau tindakan yang akan
dilakukan
e.Peneliti mengamati Ny.
D dalam pelaksanaan
latihan resep diet rendah
garam.
f.Peneliti mengukur
tekanan darah Tn.D

3. Hasil
a.Ny.S dapat dengan
105

tenang esep diet rendah


garam
b. Tekanan darah Tn.D
130/90 MmHg
B. Pembahasan

Untuk melihat secara komprehensif tentang penelitian yang berbentuk studi

kasus ini, maka penulis menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.”D”

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai

dengan evaluasi sesuai tahapan proses keperawatan.

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data Tn.D berusia 46 tahun dan

menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, dengan tanda dan gejala tekanan

darah 160/90 mmHg. Hasil pengkajian ini sesuai dengan teori

(http://ridwanamirudin.wordpress.com) yang menyatakan sebagian besar gejala

klinis yang timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : nyeri

kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, nokturia, ayunan langkah

tidak mantap, pusing, keluar darah dari hidung, tengkuk terasa tegang, dan

tekanan darah lebih dari 140 untuk diastolik dan sistolik lebih dari 90 mmHg

(smeltser, bare 2002). Dan faktor resiko hipertensi adalah usia karena terjadi

perubahan alamiah didalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh

darah dan hormon. Sedangkan jenis kelamin wanita insiden akan meningkat

pada masa menupause.


107

Dengan demikian berdasarkan teori yang dikemukakan di atas serta hasil

penelitian yang peneliti peroleh maka dapat disimpulkan bahwa antara teori dan

peneliti ambil menggambarkan tidak adanya kesenjangan.

2. Diagnosa

Secara teori diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kelurga dengan

hipertensi yang dikemukakan pada kajian pustaka menurut Effendi (1998) antar

lain :

a) Kurangnya informasi keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan pencegahan

penyakit hipertensi

b) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat karena tidak memahami tentang perawatan hipertensi.

c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena

tidak mengetahui keadaan hipertensi misalnyastadium, atau tingkatan

penyakit, gejala dan penatalaksaannya.

d) Kurangnya Pengetahuan keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memilih alternatif yang lain untuk menurunkan

tekanan darah
108

e) Ketidakmampuan mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber

daya/ fasilitas kesehatan guna upaya memperbaiki masalah kesehatan

yang disebabkan kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada keluarga Tn. D yang

mengalami masalah penyakit hipertensi, peneliti menemukan satu

diagnosa yang sama dengan teori yaitu :

1) Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan

penanganan penyakit hipertensi

Dengan demikian antara teori dan hasil penelitian tidak ada

kesenjangan.

3. Intervensi keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan yang penulis buat dalam mengatasi

masalah keperawatan yang dialami oleh keluarga Tn. D secara komprehensif

dan dalam bentuk pendidikan kesehatan dimana keluarga diberikan

penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi yang meliputi pengertian

hipertensi, penyebab hipertensi, klasifikasi hipertensi, tanda dan gejala

hipertensi, faktor resiko hipertensi dan penatalaksanaan hipertensi. Selain itu

juga dilakukan penyuluhan terapi meditasi yang melipti pengertian diet rendah
109

garam, tujuan diet rendah garam, asas melakukan diet rendah garam , metode

diet rendah garam disertai demonstrasi dari diet rendah garam. Hal ini

dikarenakan diet rendah garam yang teratur dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi. Diharapkan dengan penyuluhan kesehatan yang

diberikan dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam menolong dan

merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam upaya

menurunkan tekanan darah dengan terapi diet rendah garam.

Menurut Effendi (1998) perencanaan pada keluarga dengan hipertensi

dilakukan bertujuan untuk :

a. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah kesehatan dengan

cara :

1) Memberikan informasi yang tepat tentang hipertensi dan diet rendah

garam

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

b. Menolong keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan

cara :

1) Mendiskusikan tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan

tekanan darah pada pasien dengan hipertensi dengan diet rendah

garam.
110

c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara :

1) Mendemonstrasikan cara perawatan anggota keluarga yang menderita

hipertensi dengan diet rendah garam.

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah yang menunjang

untuk dilakukanya diet rendah garam.

3) Mengawasi keluarga saat melakukan diet rendah garam.

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan rencana keperawatan yang

sesuai dengan teori dan terdapat rasional untuk masing – masing rencana

tindakan, maka dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang dialami

oleh keluarga Tn.”D” adalah belum mengerti hipertensi dan memahami

alternatif lain untuk menurunkan tekanan darah dalam hal ini diet rendah

garam.

Dengan demikian antara teori dan hasil penelitian yang dilakukan tidak

ada kesenjangan.

4. Implementasi

Dalam pelaksanan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh peneliti

pada keluarga Tn.”D”, sudah sesuai dengan perencanaan tindakan

keperawatan yang telah disusun yaitu dengan memberikan penyuluhan


111

kesehatan tentang penyakit hipertensi yang meliputi : pengertian hipertensi,

penyebab hipertensi, klasifikasi hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, faktor

resiko hipertensi, penatalaksanaan hipertensi dan terapi meditasi yang

meliputi : pengertian diet rendah garam, tujuan diet rendah garam, asas

melakukan diet rendah garam dan metode diet rendah garam disertai dengan

demonstrasi dari diet rendah garam tersebut. Hal ini dikarenakan keluarga

begitu kooperatif sehingga tindakan yang dilakukan seperti penyuluhan

kesehatan tentang hipertensi dan diet rendah garam dapat diikuti oleh anggota

keluarga Tn.”D”, namun dalam pelaksanaan demonstrasi diet rendah garam

yang diajarkan peneliti dan diikuti oleh Ny. S ternyata ada masalah yang

ditemukan yaitu : pada saat mencicipi makanan yang dibuat Tn.D merasa

makanan tersebut hambar dan tidak enak namun lama kelamaan Tn.D mulai

beradaptasi dengan resep akanan yang dibuat .

Dari hasil tindakan keperawatan yang dilakukan oleh peneliti didapat ada

masalah diet rendah garam yang dilakukan oleh Ny. S pada hari pertama

implementasi yaitu Tn.D tidak terbiasa dengan makanan yan rendah garam

namun setelah hari – hari berikutnya tidak terdaapat keluhan – keluhan

tersebut dikarenakan sudah adanya penyesuaian.

Dengan demikian dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa antara teori dan hasil penelitian ada kesenjangan.


112

5. Evaluasi

Dari permasalahan yang ada serta tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

peneliti dari tanggal 12 s/d 18 Juli 2020 ada sedikit permasalahan pada

tanggal 12 Juli 2020 yaitu : pada saat mencicipi makanan yang dibuat Tn.D

merasa makanan tersebut hambar dan tidak enak namun lama kelamaan Tn.D

mulai beradaptasi dengan resep akanan yang dibuat .

Pada tanggal 14 Juli 2020 masalah dapat dicegah dan Tn.D dapat

menikmati menu diet rendah garamnya tanpa gangguan rasa tekanan darah

Tn.D masih tetap 160/90 Mmhg .Pada tanggal 16 Juli 2020 masalah dapat

teratasi sebagian dan tekanan darah Tn.D dapat turun dari sebelum 160/90

Mmhg dan menjadi 140/80 MmHg.

Pada tanggal 18 Juli 2020 masalah dapat teratasi dan tekanan darah Tn.D

dapat turun dari sebelumnya 140/80 Mmhg menjadi 130/90 MmHg .

Maka dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa

asuhan keperawatan pada keluarga Tn.”D” telah teratasi karena hasil yang

dicapai pada Tn.D sesuai dengan tujuan rencana keperawatan yaitu

menurunkan tekanan darah dalam batas normal dari 160/90 mmHg menjadi

130/90 mmHg.

Dengan demikian antara teori dan hasil penelitian tidak ditemukan adanya

kesenjangan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

a. Dalam melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn.”D” dengan

hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : respon pasien atau

keluarga terhadap masalahnya serta kejelian perawat selama mengkaji

data pasien.

b. Pada pengkajian dengan teknik wawancara dan observasi yang dilakukan

pada keluarga Tn.D ternyata peneliti menemukan Tn.D tidak tahu tentang

Hipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan ditemukan pada keluarga dengan

hipertensi berdasarkan masalah keperawatan yang dialami oleh keluarga

yaitu

a. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan penanganan

penyakit hipertensi
114

3. Intervensi

Dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan, seluruhnya dapat

dilakukan, dan intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn.D didasarkan

pada :

a. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan penangan

penyakit hipertensi

Perencanaan tindakan keperawatan yang peneliti lakukan sesuai dengan teori.

4. Implementasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada keluarga Tn.D.

implementasi sebagian besar dilakukan sesuai dengan intervensi yang

direncanakan. namun ada beberapa tindakan yang dilakukan dalam

pelaksanaan diet rendah garam mengalami hambatan yaitu adanya tidak

nyaman oleh Tn.D saat mencicipi hasil masakan Ny.S yang terlalu hambar

sebab Tn.D sudah terbiasa dengan makanan yang asin, namun lama

kelamaan Tn.D mulai terbiasa dengan enu diet rendah garam. sehingga dapat

disimpulkan antara teori dan hasil penelitian tidak ada kesenjangan.


115

5. Evaluasi

Pada tanggal 14 Juli 2020 masalah dapat dicegah dan Tn.D dapat

menikmati menu diet rendah garamnya tanpa gangguan rasa tekanan darah

Tn.D masih tetap 160/90 Mmhg .Pada tanggal 16 Juli 2020 masalah dapat

teratasi sebagian dan tekanan darah Tn.D dapat turun dari sebelum 160/90

Mmhg dan menjadi 140/80 MmHg.Pada tanggal 18 Juli 2020 masalah dapat

teratasi dan tekanan darah Tn.D dapat turun dari sebelumnya 140/80 Mmhg

menjadi 130/90 MmHg .

Hasil yang didapatkan peneliti saat melakukan penelitian pada keluarga

Tn.D. dalam upaya menurunkan tekanan darah dengan diet rendah garam

adalah sesuai dengan kriteria tujuan yang telah dibuat sehingga masalah yang

dihadapi keluarga Tn.D teratasi.

B. Saran

1. Dalam melakukan suatu pengkajian, hendaknya perawat melakukan

pendekatan yang baik dengan keluarga sehingga keluarga menjadi lebih

terbuka tentang masalahnya dan hasil pengkajian bisa menunjukkan masalah

yang timbul pada keluarga.

2. Kerja sama antara perawat dengan keluarga sangat diperlukan karena

berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi keluarga dalam upaya

menurunkan tekanan darah dengan diet rendah garam


116

3. Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, hendaknya perawat

dapat merencanakannya sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga saat itu.

4. Dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan yang bermutu,

komprehensif pada keluarga maka, perawat dituntut memiliki ilmu

pengetahuan dan ketrampilan serta selalu menggunakan proses keperawatan

yang tepat dan diharapkan adanya kerja sama yang baik dari keluarga dengan

perawat agar bisa tercapainya keberhasilan dalam melakukan setiap tindakan

keperawatan.

5. Keluarga Tn.D. harus tetap mempertahankan menu diet rendah garam serta

membiasakan diri untuk mengurangi kadar garam dala makanan sebagai dasar

mengurangi beban atau stres dan menurunkan tekanan darah.


DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat, 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba

Medika

Almatsier Sunita. (2015). Prinsip Dasar Ilmu Gizi eidi ke 9.Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC

Budiman., Suyono (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan


Lingkungan. Jakarta: ECG

Dermawan, A.C., Setiawati,S.(2008).Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan


Kesehatan.Jakarta:Trans Info Media

E, Doengoes Marilym. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Effendy,N. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Bandung :


Pt. Remaja Rosda

Gunawan,Lany. 2010. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi.Yogyakarta:Kanisius

M. Singarimbun, Sofian Effendi, 1997, Metode Penelitian Survai, LP3ES.

Moh. Nasir, Ph.D, 1999, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia.

Muttaqin, Arif. (2009).Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Nurdianti Lestari, Oky. (2019). Gambaran edukasi Garam Rendah Natrium Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Kalimanah Kulon Kecamatan Kalimanah Purbalingga. Program
Studi DIII Keperawatan : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah,
Purwekerto.

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keprawatan Indonesia Defenisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Richard L, 2010. Era Baru Manajemen. Edisi 9, Buku 2, Jakarta : Salemba Empat

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi Revisi Cetakan Pertama.
Jakarta:Kencana

Setiawati, S. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info
Media

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Terstruktural. Jakarta : ECG

UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Yuliana Elin, 2009. Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC,Edisi Revisi, Jilid 1 :Media Action Publishing
Lampiran 1

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ahmad Rifai Kella
NIM : 1240212017005
Alamat : Soabali
Nomor HP : 081342829761
Pekerjaan : Mahasiswa Akper Rumkit TK.III dr. J. A. Latumeten
Pembimbing I : Tri Hatala, S.kep., NS., M.Kep
Pembimbing II : F. Kelrey, S.kep., NS., M.Kep
Telah memberikan penjelasan terkait penelitian yang akan untuk mengetahui

pengaruh Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Hipertensi Dalam Upaya

Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam di Wilayah Kerja

Puskesmas Waihaong. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan pasien

dan kelurga tentang pentingnya diet rendah garam bagi penderi hipertensi dan dapat

mengaplikasikan. Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif kepada

responden dengan mampu mengaplikasikan intervensi tersebut saat responden

menjalani perawatan di rumah.

Penulis menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negative dan
tidak menimbulkan resiko yang berbahaya bagi siapapun terutama klien (responden).
Penulis berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak rsesponden dengan menjaga
kerahasiaan data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan
data dan penyajian data hasil penelitian. Penulis akan menghargai responden bila
tidak bersedia dalam partisipasi penelitian ini. Demikian penjelasan singkat ini,
Lampiran 1

penulis mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian.


Terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya.

Ambon,…………………2020

Yang mendapat penjelasan Yang memberi penjelasan


Subjek/Yang Mewakili Subjek Penulis

(………………………………..) (………………………………..)
Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN


( INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa saya telah mendapatkan
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh : Ahmad Rifai Kella mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III dr. J. A.
Latumeten Ambon, dengan judul : “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan
Hipertensi Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam di
Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong.”

Saya memutuskan setuju/tidak setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara berkala tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
menurunkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Ambon,…………………2020

Saksi Responden

Peneliti

(………………………………..) (………………………………..)

(………………………………..)
Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PENYAKIT HIPERTENSI

MAHASISWA AKPER RUMKIT TK.III DR. J. A. LATUMETEN

Hari/tanggal : Juni 2020

Waktu : 1 x 60 Menit

Tempat : Keluarga Tn. D

Topik Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi

Metode : Ceramah, diskusi dan Tanya jawab

Media : Leaflet

Sasaran : Keluarga Tn “D”

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah meningginya tekanan darah lebih dari 140 mmHg untuk

sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik. Perilaku yang kurang sehat seperti

pola makan yang tidak baik merupakan salah satu faktor resiko menderita hipertensi

dan hipertensi merupakan penyakit penyebab resiko stroke, jantung dan ginjal.

Pengetahuan hipertensi sangat penting bagi keluarga yang anggota keluarganya

menderita hipertensi.

Hal ini mendorong penulis untuk memberikan penyuluhan tentang hipertensi

dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn. D, dengan tujuan keluarga

mengerti tentang hipertensi dan juga pengobatan nonfarmakologis dengan cara

mengatur pola makan menggunakan diet rendah garam sehingga mampu

meningkatkan derajat kesehatan keluarga.


Lampiran 5

B. TUJUAN

1.TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai hipertensi selama 1 x 60 menit

diharapkan keluarga Tn. “D” dapat memahami tentang pengobatan penyakit

hipertensi dengan diet rendah garam

2.TUJUAN KHUSUS

Setelah menerima penyuluhan, maka diharapkan keluarga mampu :

a. Menyebutkan pengertian Hipertensi

b. Menyebutkan penyebab dari hipertensi

c. Menyebutkan klasifikasi hipertensi

d. Menyebutkan tanda dan gejala dari hipertensi

e. Menyebutkan factor – factor resiko hipertensi

f. Menjelaskan penatalaksanaan non farmakologi dari hipertensi dengan

cara diet rendam garam

C. PESERTA

1.keluarga Tn. D

D. SETTING TEMPAT

P
k k k

Keterangan :
P : peneliti

k : keluarga
Lampiran 5

E. SETTING WAKTU

N WAKTU KEGIATAN PEMBICARA PENANGGUNG

O JAWAB
1. 10 Menit Pembukaan Peneliti Kepala

Puskesmas

waihaong ambon

2 10 Menit Evaluasi Awal

3 15 Menit Penyajian Materi

4 15 Menit Tanya Jawab

5 5 Menit Evaluasi Akhir

6 5 Menit Penutupan

F. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab.

G. MEDIA

1. Leaflet

H. RENCANA EVALUASI KEGIATAN

1. EVALUASI SRUKTUR

Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum kegiatan penyuluhan dilaksanakan.

2. EVALUASI PROSES

a. Keluarga dapat mengikuti kegiatan dengan baik

b. Keluarga aktif bertanya


Lampiran 5

3. EVALUASI AKHIR

a. Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang apa itu hipertensi

b. Keluarga dapat menjelaskan kembali penyebab hipertensi

c. Keluarga dapat menjelaskan klasifikasi hipertensi

d. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari hipertensi

e. Keluarga dapat menyebutkan Factor – factor resiko hipertensi

f. Keluarga dapat menjelaskan penatalaksanaan non farmakologi dari hipertensi

dengan cara diet rendah garam


Lampiran 5

MATERI PENYULUHAN

(Hipertensi)

A. Pengertian
Hipertensi adalah meningginya tekanan darah lebih dari 140 mmHg untuk
sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik.

B. Penyebab

Penyebab hipertensi yang sering kali menjadi penyebab diantarany aterosklerosis


(penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah),
keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal,
kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis.

C. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan pada penyebabnya dikenal dua jenis hipertensi yaitu :

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi Sekunder

Adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya

Tekanan Darah Tekanan Darah


Katagori
Sistolik Diastolik

Normal 120 mmHg – 130 85 mmHg


mmHg

Normal tinggi 131– 139 mmHg 86 – 89 mmHg

Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

(Hipertensi ringan)
Lampiran 5

Stadium 2 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

( Hipertensi sedang )

Stadium 3 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg

( Hipertensi berat )

Stadiun 4 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau


lebih
( Hipertensi maligna )

D. Tanda Dan Gejala Hipertensi

gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang - kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, sakit kepala,
keluar darah dari hidung, tengkuk terasa pegal .

E. Faktor – Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko hipertensi meliputi :

Usia, jenis Kelamin, obesitas (kegemukan), riwayat keluarga, merokok dan olah raga
dan stres

F. Penatalaksanaan

a. Pengobatan non obat (non farmakologis)

1) Diet Rendah Garam 1 (200-400 mg Na).

Dalam pemasakan tidak ditambahi garam. Bahan makanan tinggi natrium

dihindarkan, makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Diet


Lampiran 5

ini mengandung 2230 kalori, 750 gr protein, 53 gr lemak dan 265 gr

karbohidrat (diastole lebih dari 125 mmHg).

2) Diet Rendah Garam 2 (600-800 mg Na).

Pemberian makan sehari dengan diet rendah garam 1. Dalam pemasakan

dibolehkan menggunakan ¼ sdt (1 gr), bahan makanan tinggi natrium

dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita tidak terlalu berat

(diastole 100-114 mmHg).

3) Diet Rendah Garam 3 (1000-1200 mg Na).

Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1. Dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sdt (2 gr) garam dapur. Makanan

ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan (diastole >100 mmHg).


Lampiran 5

KUISIONER

UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN


INFORMASI TENTANG DIET RENDAH GARAM

Juli 2020
Waktu : 1 x 20 menit

Nama : Tn. D

Umur : tahun

Pendidikan : S1

Alamat : Soabali

Topik : Pree – Test awal (pengkajian)

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan anda.
Isilah jawaban pada huruf abjad yang disediakan di bawah ini dan beri tanda silang ( X ) pada
jawaban yang anda anggap benar.

1. Apa yang anda ketahui tentang Penyakit hipertensi?


Jawab : a. Hipertensi adalah meningginya tekanan darah lebih dari 140 mmHg untuk
sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik untuk diastolik
b. Hipertensi adalah Menurunnya tekanan darah kurang dari 120 mmHg untuk
sistolik dan kurang dari 80 mmHg untuk diastolik
c. Tidak Tahu
2. Apakah anda tau apa tanda dan gejala hipertensi?
Jawab :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang - kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekanan darah
b. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
c. Tidak tahu
3. Menurut anda apakah factor penyebab resiko terjadinya hipertensi?
(isi jika anda tahu).
Jawab : a. Stress, usia, kegemukan, dan kurang olag raga
b. mabuk – mabukan
Lampiran 5

c. Tidak tahu
4. apakah anda tahu hipertensi bisa menyebabkan kematian?
Jawab : a. ya, tahu
b. tidak tahu
c. ya, tahu dari cerita
5. apakah anda tahu hipertensi bias menyebabkan komlikasi atau timbulnya penyakit lain
seperti jantung dan stroke?
Jawab : a. ya, tahu
b. tidak tahu
c. ya, tahu dari cerita
6. Apakah anda mengerti yang dimaksud dengan diet rendah garam?
Jawab : a. Suatu cara yang dilakukan agar terhindar dari makanan yang mengandung
garam
b. kegiatan atau tindakan membatasi porsi atau kandungan garam yang masuk
kedalam tubuh melalui makanan.
c. Tidak Tahu
7. Menurut anda apa tujuan diet rendah garam?

Jawab : a. menurunkan tekanan darah

b. mebantu mengontrol tekanan darah dan mencegah ketergantungan obat

c. tidak tahu

8. Menurut anda pentingkah dilakukan diet rendah garam?


a. Penting b. Tidak penting
9. Menurut anda diet rendah garam sebaiknya dilakukan pada saat?
a. Saat tekanan darah meningkat
b. Setiap hari
c. Tidak tahu
10. Apakah anda percaya diet rendah garam dapat membantu agar tidak ketergantungan
dengan obat antihipertensi?
a. ya, percaya
b. Tidak percaya
c. ragu – ragu
Lampiran 5

Daftar Penilaian :

No Benar/ Salah Jumlah Nilai Paraf

1 B

2 S

Keterangan Nilai :
A : Mengerti
- 80 s/d100
B : Cukup mengerti
- 50 s/d 70
C : Kurang mengerti
- 10 s/d 40

HIPERTENSI AMBON Hipertensi yang sering


kali menjadi penyebab
2020 diantaranya aterosklerosis
(penebalan dinding arteri
yang menyebabkan
hilangnya elastisitas
pembuluh darah),
keturunan, bertambahnya
jumlah darah yang
dipompa ke jantung,
APA ITU penyakit ginjal, kelenjar
Ahmad Rifai Kella HIPERTENSI???? adrenal, dan sistem saraf
Hipertensi adalah suatu simpatis. Hipertensi
NIM : 1240212017005 tergantung pada
peningkatan tekanan
darah di dalam arteri yang kecepatan denyut jantung,
YAYASAN WAHANA volume sekuncup dan
mengakibatkan suplai
BHAKTI KARYA oksigen dan nutrisi, yang Total Peripheral
dibawa oleh darah Resistance (TPR).
HUSADA
terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang
AKADEMIKEPERAWA membutuhkan. KLASIFIKASI
TANRUMKIT TK. III HIPERTENSI!!!
BAGAIMANA
TERJADINYA
Dr. J. A. LATUMETEN HIPERTENSI???
Lampiran 5

Berdasarkan pada aliran darah


penyebabnya dikenal dua ginjal dan
jenis hipertensi yaitu : filtrasi
glomerolus
a. Hipertensi Primer j. Edema
(Esensial) dependen dan
pembengkaka
b. Hipertensi
n akibat
Sekunder
peningkatan
tekanan
TANDA DAN GEJALA kapiler.
HIPERTENSI!!

Sebagian besar
gejala klinis
timbul setelah
mengalami
hipertensi
bertahun-tahun
berupa :
f. Nyeri kepala
saat terjaga,
kadang -
kadang
disertai mual
dan muntah
akibat
peningkatan
tekanan darah
intrakranial.
g. Penglihatan
kabur terjadi
akibat karena
adanya
kerusakan
pada otak,
mata, jantung
dan ginjal.
h. Ayunan
langkah yang
tidak mantap
karena
kerusakan
susunan saraf
pusat.
i. Nokturia
karena
peningkatan
DIET RENDAH GARAM APA ITU DIET RENDAH GARAM? mg \Na).
Diet rendah garam adalah garam b. Diet Rendah Garam 2 (600-800 mg
natrium seperti yang terdapat di dalam
garam dapur (NaCl), soda kue Na).
(NaHCO³), baking powder, natrium
benzoate, dan vetsin (mono sodium c. Diet Rendah Garam 3 (1000-1200
glutamate). Makanan sehari-hari
biasanya cukup mengandung natrium mg Na).
yang dibutuhkan, sehingga tidak ada
penetapan kebutuhan natrium sehari.
Ahmad Rifai Kella
MAKANAN APA SAJA YANG
NIM : 1240212017005
MENGAPA HARUS DIET GARAM??
BOLEH DIMAKAN?
YAYASAN WAHANA BHAKTI Pengaruh asupan garam terhadap
KARYA HUSADA timbulnya hipertensi terjadi melalui Makanan yang boleh dimakan Semua
peningkatan volume plasma,curah
jantung dan tekanan darah. Peningkatan bahan makanan segar/diolah tanpa
AKADEMIKEPERAWATANRUMKI asupan garam ini akan diikuti oleh
T TK. III peninggian ekskresi garam sehingga menggunakan garam natrium yang
tercapai kembali keadaan hemodinamik
Dr. J. A. LATUMETEN yang normal. Pada pasien hipertensi berasal dari tumbuh-tumbuhan
primer, mekanisme peningkatan
ekskresi garam tersebut terganggu,
AMBON selain adanya faktor lain yang ikut
berperan. (Suyono, 2010). MAKANAN APA SAJA YANG
2020
TIDAK BOLEH DIMAKAN?
MACAM2 DIET RENDAH GARAM!!
Semua makanan yang diberi garam
a. Diet Rendah Garam 1 (200-400
natrium pada pengolahan
Lampiran 6

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


HIPERTENSI

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pekerjaan :
e. Pendidikan :
f. No tlp rumah/hp :
g. Agama :
2. Komposisi Keluarga

N Jenis Hubungan
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
o Kleamin dengan KK

3. Genogram (tiga generasi)


4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga
b. Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga
5. Suku bangsa
a. Asal suku bangsa
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
6. Agama dan Kepercaayaan
Lampiran 6

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah
b. Pendapatan keluarga perbulan
1). Kurang dari Rp.200.000 3). Rp.300.000 – Rp.400.000
2). Rp.200.000 – 300.000 4). Rp.lebih dari Rp.400.000
c. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan
d. Apakah dengan pendapatan diatas dapat memenuhi kebutuhan
keluarga:
1) Ya 2). tidak
e. Bila tidak bagaimana cara mengatasinya:
1). Meminjam dari orang lain 2). Bantuan dari keluarga
3). Dari tabungan 4). ………………
f. Siapa yang menetukan mengenai pengunaan keuangan
1). Kepala keluarga 2). Istri
3). Anak 4). …..
g. Harta benda yang dimiliki (perabot, alat transportasi, dll)

B. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola atau cara komunikasi keluarga:
2. Atruktur kekuatan keluarga:..
3. Struktur peran (peran masing-masing keluarga)
4. Nilai dan norma keluarga:…
C. TAHAP KELUARGA SEJAHTRA
Tahap perkembangan keluarga saatt ini (ditentukan dengan anak tertua)
D. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhhi dan kendalanya..
2. Riwayat keluarga inti …
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini..
b. Riwayat penyakit keturunan ..
c. Riwayat kesehatan masimg-masing anggota keluarga…
Lampiran 6

Keadaan Masalah
Tindakan yang
No Nama umur BB Kesehata Imunisasi Kesehata
Telah dilakukan
n n

d. Sumber pelayanan yang digunakan keluarga..

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi keluarga
a. Gambaran dari anggota keluarga
b. Peranan yang dimiliki anggota keluarga.
c. Dukungan anggota keluarga terhadap angota keluarga yang lain
d. Kehangatan dalam keluarga
e. Keluarga mengambarkan sikap saling menghargai
2. Fungsi sosialisasi
a. Interaksi dan hubungan keluarga
b. Kerukunan hidup dalam keluarga
c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan
d. Kegiatan keluarga waktu sengang
e. Partisispasi dalaam kegiatan social
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga menyediakan makana, pakayan, pelingung
b. Terhadap anggota yang sakit
c. Pengetahuan keluarga mengenai sehat dan sakit
d. Kesangupan keluarga dalam melakukan tugas keperawatan:
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Lampiran 6

4) Memelihara lingkungan yang sehat


5) Mengunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak
b. Akseptor:
1) Ya 2) tidak
c. Apakah ibu menjadi aseptor KB? Ya/tidak, kalau ya jenis apa?
1) Pil, 2) MOW, 3) IUD, 4) Susuk 5) suntik 6)...
d. Kapan ibu mulai menjadi aseptor
e. Siapa yang mendorong ibu untuk menjadi aseptor KB
f. Pemeriksaan teratur atau tidak, kalau tidak alasanya?
g. Tempat pemeriksaan: dokter, bidan, RS, puskesmas atau posiandu
h. Apakah ibu pernah drop aut? Ya/tidak: kalau ya alasanya … kapan..
5. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
b. Penempatan sumber di masyarakat
F. STRESOR
1. Stresor
a. Jangka pendek
b. Jangka panjang
2. Respon keluarga terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional
G. POLA KEBIASAAN KELUARGA SEHARI-HARI
1. Pola Makan Keluarga
a. Makanan pokok: nasi, jagung, sadu, atau yang lain
b. Frekuensi makanan perhari: 3X, 2X, 1X, atau tidak teratur
c. Penyajian menu makanan keluarga
1) Nasi + sayur + lauk + buah + susu
2) Nasi + sayur + lauk + buah
3) Nasi + sayur + lauk
Lampiran 6

4) Nasi + sayur
d. Berapa kali keluarga makan protein hewani (telur, ikan, daging)
1) 1 X seminggu, 2) 2 X seminggu 3) 3 X seminggu
4) setiap hari 5) ….
e. Berapa kali makan sayuran
1) 1X seminggu 2) 2 X seminggu 3) 3 X seminggu
4) setiap hari 5) ….
2. Pola Istirahat Dan Tidur
Kebiasaan istirahat dan tidur
a. Kebiasaan tidur siang/istirahat
b. Apakah ada anggota keluarga yang tidur bersamaan
c. Kalau jawaban ya, alasanya?
d. Kalau jawaban, tidak alasanya?
3. Pola rekreasi dan hiburan
a. Apa yang dilakuakn keluarga pada waktu sengang
b. Rekreasi bersama-sama
c. Kalau ya, dalam bentuk apa
4. Data personal hygiene
a. Rambut
1) Kebersihan rambut: bersih atau kotor
2) Kebiasaan mencuci rambut: 1 minggu sekali, 2 kali seminggu,
setiap kotor, 3 kali seminggu
3) Bahan pencuci rambut: shampoo, sabun, atau yang lain,, apakah
ada anggota keluarga yang mempunyai masalah?
b. Mulut dan gigi
1) Bersih atau kotor
2) Kebiasaan gosok gigi: 1 kali sehari, 2 kali sehari, 3 kali sehari,
setiap habis makan.
3) Pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala: ada atau tidak
4) Jika ya berapa kali sebulan?
Lampiran 6

5) Alat yang digunakan untuk mengosok gigi: sikat gigi, sabut


kelapa, atau yang lain
6) Pasta gigi yang digunakan: odol atau yang lain
7) Yang mempunyai masalah gigi dan mulut dalam keluarga?
c. Kulit
1) Kebersihan: bersih atau tidak
2) Frekuensi mandi: 1 kali sehari, 2 kali sehari, 3 kali sehari.
3) Tempat mandi: kamar mandi, atau kali atau tempat yang lain.
d. Keadaan kuku
1) Kebersihan: bersih atau kotor
2) Kebiasaan memelihara kuku: pendek atau panjang
e. Pakaian
1) Kebersihan: bersih atau kotor
2) Kebiasaan menganti pakayan: 1 kali sehari, 2 kali sehari atau
tiap kali kotor.
f. Kebersihan tangan dan kaki:
1) Kebiasaan memakai alas kaki; ya atau tidak
2) Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan; ya atau tidak, jika
tidak alasanya ..
3) Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur: ya atau tidak jika tidak
alasanya …
H. POLA KOMUNIKASI KELUARGA
1. Dalam meghadapi satu masalah kesehatan keluarga, siapa yang
mengambil keputusan untuk mencari jalan pemecahan:
a. kepala keluarga, b. istri, c. anak d. orang lain.
2. Jika jawaban saudarah, bagaimana pemecahanya?
3. Adakah waktu tertentu untuk berkumpul dengan keluarga
a. Ada b. tidak ada
4. Jika jawaban ya. . .
a. Setia hari b. seminggu sekali c. sebulan sekali d….
Lampiran 6

I. PENGKAJIAN PERSEPSI
Pengkajian keluarga dengan persepsi yang dihubungkan dengan penyakit

filariasis adalah sebagai berikut:

(1) Bagaimana persepsi keluarga tentang penyakit filariasis?


(2) Alasan apa yang membuat keluarga berpersepsi demikian?
(3) Bagaimana peran keluarga untuk menghadapi masalah tersebut?
(4) Apa tindakan mandiri yang dilakukan keluarga untuk menghadapi
masalah keluarga?
(5) Apakah keluarga sudah mengakseskan diri pada pelayanan
kesehatan? Kalau tidak alasannya apa?
(6) Apa yang diharapkan oleh keluarga dalam pemecahan masalah ini?

J. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
a. Luas Rumah
b. Tipe rumah
c. Kepemilikan
d. Jumlah dan resiko kamar/ruang
e. Jumlah jendela
f. Jumlah ventilasi
g. Penmerangan: listrik, lampu minyak, atau yang lain
h. Lantai: tehel, semen, papan, lantai, atau yang lain
i. Pemanfaatan ruangan
j. Peletakan perabot rumah: baik, cukup baik, kurang baik.
k. Denah rumah digambarkan
2. Sarana sanitasi lingkungan
a. Sumber air minum
1) Ledeng umum atau pribadi 3) sumur bor
2) Sumur gali 4) sumur pompa 5) air kali 6) air hujan
b. Keadaan air secara makroskopi:
Lampiran 6

1) Air minnum 2) Untuk cuci


c. Penggunaan air minum: selalu dimasak, tidak dimasak, kadang-
kadang alasanya?
d. Jarak antara sumber air minum dengan pembuangan kotoran
1) < 5 meter 2) < 10 meter 3) > 10 meter
e. Luas pekarangan:
1) Luas
2) Sedang
3) Kurang
4) Adakah gedangan air sebagai tempat biakan nyamuk
f. Pekarangan dimanfaatkan untuk
1) Apotik hidup/ toga 3) Taman
2) Warung/dapur hidup 4) Tidak dimanfaatkan
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan tetangga ..
b. Aturan / kesepakatan penduduk setempat ..
c. Budaya yang mempengaruhi kesehatan …
4. Mobilitas geografis keluarga
a. Jarak tempu keluarga ke pelayanan kesehatan.
b. Kebiasan keluargga ke pelayanan kesehataan mengunakan
angkutan..
5. Perkumpulan pendukung keluarga
a. Jumlah anggota keluarga yang sehat
b. Perkumpulan keluarga yang ada..
6. Sistim pendukung keluarga
a. Jumlah anggota keluarga yang sehat……
b. Fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan fisik dan psikologis..
c. Dukungan dari anggota keluarga…………
d. Fasilitas/dukungan dari masyarakat setempat…………
K. DATA KIA
1. Anak Balita (0 – 5 tahun)
Lampiran 6

a. Data imunisasi da berat badan anak


b. Pemeriksaan kesehatan oleh: dokter, bidan, perawat, atau dukun
c. Tempat periksa: RS, dokter,perawat, bidan atau dukun
d. Apakah anak memiliki KMS?.. ya atau tidak
e. Apakah anak ditimbang? Ya atau Tidak
f. Ada makanan pantang bagi anak?
1) Jika ada sebutkan,…. 2) Alasannya
g. Apakah anak diberi makan tambahan ….
1) Bila ya sebutkan
2) Berapa kali seminggu..
3) Bila tidak alasannya..
h. Apakah pertumbuhan anak normal: jika tidak alasannya…
i. Status gizi anak: baik, berkurang atau buruk
2. Ibu hamil (apabila ibu saat hamil)
a. Umur kehamilan … bulan, kehamilan ke …
b. Apakah ibu memeriksa kehamilan? Ya atau tidak
c. Tempat pemeriksaan kehamilan? Dokter, perawat, atau dukun
d. Pemeriksaan sejak umur kehamilan? ….. bulan, alasannya..
e. Frekuensi pemeriksaan kehamian ….kali
f. Imunisasi selama kehamilan: dapat/tidak, jika dapat berapa kali…
g. Apakah ibu pernah kegugurran: ya/tidak ada, jika ada sebutkan…
h. Keluhan selama kehamilan: mules, mual muntah, kaki bengkak,
pusing lemah atau pucat.
3. Ibu nifas
a. Pemeriksaan dilakukan oleh:
1) Perawat 2) Bidan 3) Dokter 4) Dukun 5) ….
b. Tempat pemeriksaan: RS, Puskesmas, Dokter, Bidan, …………
c. Makanan pantang selama nifas? Jika ada sebutkan..
d. Porsi makan: banyak, cukup, kurang.
e. Penyakit selama nifas: perdarahan, kejang, infeksi.
4. Buteki
Lampiran 6

a. Apakah ibu sampai saat ini masih meneteki bayi? Jika tidak
alasanya..
b. Apakah bayi diberi ASI secara eksklusif
c. Frekuensi meneteki..
d. Jenis penganti ASI..
e. Bila meneteki bayi apa sudah diberikan makanan tambahan? Jika ya
diberikan pada umur berapa …… jika tidak alasanya..
f. Jenis PMT yang diberikan: sari bubur, bubuk susu, bubur biasa, nasi
tim atau yang lain.
g. Umur berapa anak mulai di sapih,….alasan penyapihan
h. Lama meneteki: 5 menit, 10 menit, 15 menit, atau berapa menit …
i. Cara meneteki: kaki kanan, kiri atau kanan, kanan saja.
j. Apakah ada masalah payudarah……
L. PEMERIKSAAN FISIK

N NAMA ANGGOTA KELUARGGA


VARIABEL
O TN NY An An
1 Riwayat penyakit saat ini
2 Keluhan yang dirasakan
3 Tanda dan gejalah:
a. Limfedema
b. Lymph scrotum
c. Kiluria
d. Hidrokel
e. Penentuan stadium limfedema
4 Riwayat penyakit sebelumnya
5 Tanda-tanda vital:
a. Suhu
b. Nadi
c. Pernapasan
d. Tekanan darah
6 Sistim kardiovaskuler
a. Ukuran jantung
Lampiran 6

b. Bunyi jantung
c. Bising jantung
7 Sistim respirasi
a. Bunyi napas
b. Sesak napas
8 Sistim gastrointestinal
a. Peristaltic usus
b. Distensi abdomen
9 Sistim musculoskeletal
a. Udema
b. Kontraktur sendi
c. Nyeri
10 Sistim genetalia
a. Pembesaran scortum
b. Pembesaran vagina

M. HARAPAN KELUARGA

N. DATA SEKUNDER PUSKESMAS


1. Klien dapat berobat, diagnosa ditegakan dan bagaimana pengobatannya
2. Deteksi dini filariasis pada keluarga

O. PROSES SKORRING

KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah
2. Kemungkinan untuk
mengubah masalah
3. Potensi masalah dapat
dicegah
4. Menonjolnya masalah
Total skor
Lampiran 6

PERHITUNGAN ……
Skor
x bobot
Angka tertinggi

II. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DAN


PRIORITASNYA
A. -
B. -
C. –
D.
III. PERENCANAAN (NURSING CARE PLANNING)

INT
KRITERIA ERV
DIAGNOSA TUJUAN
N SASAR HASIL ENS
KEPERAWAT
O AN I
AN
KRITER STAN
UMUM KHUSUS
IA DAR

IV. IMPLEMENTASI

N DIAGNOSA TINDAKAN
HARI/TGL PARAF
O KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Lampiran 6

V. EVALUASI

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI PARAF


a. Struktur

b. Proses

c. Hasil
Lampiran 7

DOKUMENTASI
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 7

Anda mungkin juga menyukai