Anda di halaman 1dari 110

PANDUAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN ANAK

Penyusun :

Maryatun, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Siti Fatmawati,.S.Kep,.Ns,.M.Kep
Dyah Rahmawatie, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS „AISYIYAH SURAKARTA
2020

1
BIODATA MAHASISWA

PAS FOTO

NAMA : …………………………………….
NIM : …………………………………….
ALAMAT : …………………………………….
NO TELP : …………………………………….

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS „AISYIYAH SURAKARTA
2
UNIVERSITAS „AISYIYAH SURAKARTA
VISI
“Menjadi Perguruan Tinggi „Aisyiyah yang unggul dalam bidang
kesehatan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berakhlakul
karimah dan kompetitif di tingkat nasional tahun 2022”

Misi

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul bertaraf


nasional di bidang akademik serta non-akademik yang bernafaskan Islam
2. Mengembangkan dan melaksanakan penelitian untuk menghasilkan teori
yang mendukung pembelajaran
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung peningkatan
mutu pendidikan
4. Mengembangkan jejaring dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian,
lembaga pemerintah dan masyarakat ditingkat nasional

TUJUAN

1. Menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dan berakhlakul karimah


2. Menghasilkan karya penelitian berupa pengetahuan, metode dan teknologi
yang mendukung pembelajaran dan berguna bagi masyarakat
3. Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat di bidang kesehatan
4. Menghasilkan kerjasama kemitraan yang mendukung kegiatan akademik,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara nasional.

3
PRODI D3 Keperawatan

Menjadi Program studi DIII Keperawatan yang unggul dalam bidang


keperawatan luka untuk menghasilkan perawat yang profesional,
berakhlakul karimah dan kompetitif di tingkat nasional tahun 2022.

Misi program studi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran dibidang keperawatan


dengan unggulan keperawatan luka yang profesional, kompetitif dan
islami.
2. Mengembangkan hasil penelitian keperawatan yang mendukung
pengembangan ilmu dan teori keperawatan
3. Menyelenggarakan program pengabdaian kepada masyarakat yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan
4. Mengembangkan jejaring dengan instansi pendidikan, pelayanan
kesehatan dan organisasi profesi

Tujuan program studi

1. Menghasilkan perawat vokasi yang unggul dalam keperawatan luka yang


professional dan kompetitif di tingkat nasional
2. Menghasilkan perawat vokasi yang berakhlakul karimah dengan
menerapkan nilai-nilai ke-Islaman berwawasan ke-Muhammadiyahan dan
ke-Aisyiyahan
3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengaplikasikan hasil penelitian dan
pengabdian masyarakat yang berkualitas di bidang keperawatan
4. Menghasilkan kerjasama kemitraan yang mendukung kegiatan akademik,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
4
KATA PENGANTAR

Keperawatan adalah integrasi antara knowledge dan art. Keilmuan


yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan didaptkan dari jenjang akademik
di kelas dan juga latihan ketrampilan di laboratorium untuk lebih
mengkondisikan mahasiswa dengan situasi nyata sebelum mahasiswa terjun
ke rumah sakit untuk pembelajaran tahap selanjutnya. Keperawatan anak
adalah pelayanan keperawatan profesional yang berdasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan anak. Keperawatan meliputi pemberian asuhan keperawatan
yang berfokus pada peningkatan.kesehatan reproduksi dengan menggunakan
pendekatan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual.

Asuhan keperawatan yang dilakukan harus berlandaskan pada


proses keperawatan yang sistematis, yang meliputi pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, penyusunaan rencana tindakan keperawatan,
pelaksanaan dan melakukan evaluasi. Sejalan dengan profesionalisme
keperawatan, mahasiswa keperawatan diharapkan selalu mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan keperawatannya dan etika profesi dalam
memberikan asuhan keperawatan yang optimal sehingga pada pembelajaran
praktek laboratorium ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan mempelajari ketrampilan yang ditemui pada keperawatan
anak.

Surakarta, 2019

Koordinator Praktikum Lab Keperawatan Anak

5
DAFTAR ISI
Hal

Hal cover............ ................................................................................................................. 1


Halaman Identitas................................................................................................................ 2
Visi Misi Tujuan................................................................................................... .............. 3
Kata Pengantar………………………………………………………………….. .............. 4
Daftar isi................................................................................................................. ............. 5
Rencana Pembelajaran Semester ........................................................................................ 7
BAB I Pendahuluan
A. Ayat Al-Qur‟an yang relevan ............................................................................ 6
B. Deskripsi Mata Ajar ............................................................................................ 6
C. Tujuan ................................................................................................................. 7
BAB II Pelaksanaan Praktek Klinik
A. Target Kompetensi Kasus ................................................................................. 8
B. Tempat Pelaksanaan .......................................................................................... 8
C. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................ 8
D. Peserta ............................................................................................................... 9
E. Dosen Pembimbing............................................................................................. 9
F. Mekanisme Bimbingan ...................................................................................... 9
G. Tata Tertib ......................................................................................................... 10
H. Alur Prosedur Pelaksanaan ................................................................................ 10
I. Bukti Pencapaian Kompetensi.............. ............................................................... 11
I. Rujukan ............................................................................................................. 11
BAB III Evaluasi
A. Nila Proses.......................................................................................................... 12
B. Nilai Tugas ......................................................................................................... 12
C. Nilai Akhir Praktikum... ..................................................................................... 12
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................. 13
Lampiran materi
6
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
PRAKTEK LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Mata Kuliah Utama 4 (2T;2P) 3
OTORISASI Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua Program Studi
Maryatun, S,Kep.,Ns.,M.Kes.,

Capaian Pembelajaran (CP) CPL-PRODI


S4 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
S5 Dapat menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
P2 Menguasai prinsip fisika, biokimia, dan psikologi
P4 Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan komprehensif
P5 Menguasai konsep dan prinsip “patient safety”
P6
Menguasai konsep teoritis kebutuhan dasar manusia
P7
Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok
KU10
Mampu melakukan praktik keperawatan dengan menyadari keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,
mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan
pasien

7
Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat pada klien dan/ atau keluarga
KK1 /pendamping/penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
KK4 Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan

CP-MK
M1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keperawatan anak (KU 10, KK1, S4)
M2 Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan anak Sakit (P4, P5, P6, P7, KK1, KK4)
M3
M4 Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan bayi resiko tinggi (S4, P4, P5, P6, P7, KK1, KK4)
M5 Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan anak berkebutuhan khusus (S4, P4, P5, P6, P7, KK1, KK4)
Diskripsi Singkat MK Mata kuliah ini membahas tentang praktikum di laboratorium yang meliputi pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang
(antropometri, KTSP, DDST, Pengisian KMS, pijat bayi, terapi bermain), pemberian imunisasi, asuhan keperawatan kepada bayi
sakit (water tepid sponge, pemasangan schorstein, fisioterapi dada, fototerapi, bubur tempe dan pemasangan NGT).
Materi Pembelajaran/ 1. Mampu memahami Memahami pengertian, tujuan dan indikasi serta mendemonstrasikan praktikum pemantauan dan stimulasi
Pokok Bahasan tumbuh kembang anak yang meliputi:
a. Antropometri
b. KTSP /DDST
c. Pengisian KMS
d. Pijat Bayi
2. Mampu memahami Memahamipengertian, tujuan dan indikasi serta mendemonstrasikan praktikum pemberian imunisasi pada
anak : DPT, Campak, BCG, Polio dan Hepatitis B.
3. Mampu memahami Memahamipengertian, tujuan dan indikasi serta mendemonstrasikan praktikum asuhan keperawatan pada
anak sakit : water tepid sponge, pemasangan schorstein, fisioterapi dada, fototerapi, bubur tempe dan pemasangan NGT
4. Mampu memahami Memahamipengertian, tujuan dan indikasi serta mendemonstrasikan praktikum asuhan keperawatan pada
anak sakit : perawatan bayi dalam inkubator dan pemberian terapi kolaboratif

Pustaka Utama :
1. Astuti dan Rahmat. 2015. Asuhan Keperawatan Anak dengan gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Trans Info Media.
8
2. Supartini.Y., 2015.,Buku Ajar : Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC
3. Wong.D.L, 2014, Ensitial Of Paediatric Of Nursing ISBN-13: 978-0815192701, edisi fifty
4. Shea.S.S , Hoyt K.S (2016), Pediatric emergency and ambulatory care,I SBN-13: 978-0826134110
5. Robert M.Kliegman,Patricia S. lye (2016), Paediatric Symtom Based Diagnosis, ISBN-13: 978-0323399562
6. WHO, 2015, Pocket book of hospital care for children, Second edition, ISBN : 978 924 154837
Pendukung :
1. Hidayat, A.A.A, (2015) . Buku Saku Pratikum : Keperawatan Anak ,Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Ngastiyah, (2016), Buku Keperawatan Anak , Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Media Pembelajaran Perangkat Lunak : Perangkat keras :
LCD Phantom
Laptop Set praktiukum keperawan anak
Team teaching Dyah Rahmawatie Ratna Budi Utami,. S.Kep,.Ns,.M.Kep
Siti Fatmawati, M.Kep
Mata kuliah syarat KDM, KDK

Mg Sub CP-MK Indikator Kriteria dan Bentuk Penilaian Metode Pembelajaran Materi Pembelajaran Bobot
Ke- (Sbg kemampuan akhir (Estimasi Waktu) (Pustaka) Penilaian
yang diharapkan) (%)
1 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Tindakan antopometri
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] meliputi :
melakukan tindakan Bentuk non test : a. definisi tindakan
pengukuran Unjuk kerja sesaui dengan cek Pengukuran Antropometri.
list yang ada b. indikasi dilakukannya
antropometri Pengukuran Antropometri.
c. alat dan bahan untuk
(C1, C3, P2) melakukan tindakan
Pengukuran Antropometri.
d. tindakan Pengukuran
Antropometri.

2 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Tindakan water tapid
Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] Sponge
9
melakukan tindakan mendemosntrasikan Bentuk non test : meliputi :
Unjuk kerja sesaui dengan cek a. definisi tindakan water
water tapid Sponge
list yang ada tapid Sponge
(C1, C3, P2) b. indikasi dilakukannya
water tapid Sponge
c. alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
water tapid Sponge.
d. tindakan Pengukuran
water tapid Sponge
3 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Penilaian tumbuh kembang
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] dnegan DDST/KTSP
melakukan tindakan
Bentuk non test : meliputi :
penilaian DDST/KTSP Unjuk kerja sesaui dengan cek a. definisi tindakan
list yang ada DDST/KTSP
(C1, C3, P2)
b. indikasi dilakukannya
DDST/KTSP
c. alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
DDST/KTSP
d. tindakan Pengukuran
DDST/KTSP
4 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Memandikan bayi sehat
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] maupun resiko tinggi
memandikan bayi sehat
Bentuk non test : meliputi :
maupun resiko tinggi Unjuk kerja sesaui dengan cek a. Definisi Memandikan
list yang ada bayi sehat maupun resiko
(C1, C3, P2)
tinggi.
b. Indikasi dilakukannya
Memandikan bayi sehat
maupun resiko tinggi
c. Alat dan bahan untuk
melakukan Memandikan
bayi sehat maupun resiko
10
tinggi .
d. Tindakan Memandikan
bayi sehat maupun resiko
tinggi
5 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Stimulasi tumbuh kembang
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] dnegan pijat bayi meliputi :
melakukan tindakan
Bentuk non test : a. Definisi tindakan pijat
pijat bayi Unjuk kerja sesaui dengan cek bayi
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
(C1, C3, P2)
pijat bayi
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan pijat
bayi
d. Tindakan pijat bayi
6 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Tindakan fisioterapi dada
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] meliputi :
melakukan tindakan
Bentuk non test : a. Definisi tindakan
fisioterapi dada Unjuk kerja sesaui dengan cek fisioterapi dada
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
(C1, C3, P2)
fisioterapi dada
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
fisioterapi dada
d. Tindakan fisioterapi dada
7 dan Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Pemberian imunisasi Dasar
9 mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] Lengkap : DPT, Campak,
melakukan tindakan
Bentuk non test : BCG, Polio dan Hepatitis
pemberian imunisasai Unjuk kerja sesaui dengan cek B.meliputi :
list yang ada a. Definisi tindakan
dasar lengkap
imunisasi Dasar Lengkap
(C1, C3, P2) : DPT, Campak, BCG,
Polio dan Hepatitis
b. Indikasi dilakukannya
imunisasi Dasar Lengkap
11
: DPT, Campak, BCG,
Polio dan Hepatitis
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
imunisasi Dasar Lengkap
: DPT, Campak, BCG,
Polio dan Hepatitis
d. Tindakan imunisasi Dasar
Lengkap : DPT, Campak,
BCG, Polio dan Hepatitis
10 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Pemasangan
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] schorstein.meliputi :
melakukan tindakan
Bentuk non test : a. Definisi tindakan
pemasangan schorstein Unjuk kerja sesaui dengan cek Pemasangan schorstein
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
(C1, C3, P2)
Pemasangan schorstein
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
Pemasangan schorstein
d. Tindakan Pemasangan
schorstein
11. Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Tindakan penghitungan
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)]
melakukan tindakan dosis obat dan pemberian
Bentuk non test :
penghitungan dosis obat Unjuk kerja sesaui dengan cek yang tepat meliputi :
list yang ada
dan pemberian yang a. Definisi penghitungan
dosis obat dan pemberian
tepat
yang tepat
(C1, C3, P2) b. Indikasi dilakukannya
penghitungan dosis obat
dan pemberian yang tepat
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan

12
penghitungan dosis obat
dan pemberian yang tepat
d. Tindakan penghitungan
dosis obat dan pemberian
yang tepat
12 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Tindakan Fototerapi.meliputi
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] :
melakukan tindakan
Bentuk non test : a. Definisi tindakan
Fototerapi Unjuk kerja sesaui dengan cek Fototerapi
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
(C1, C3, P2)
Fototerapi
c. Alat dan bahan untuk
melakukan tindakan
Fototerapi
d. Tindakan Fototerapi
13 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Pembuatan bubur
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] tempe.meliputi :
melakukan pembuatan
Bentuk non test : a. Definisi Pembuatan
bubur tempe sebagai Unjuk kerja sesaui dengan cek bubur tempe.
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
penanganan diare
Pembuatan bubur tempe.
(C1, C3, P2) c. Alat dan bahan untuk
melakukan Pembuatan
bubur tempe.
d. Tindakan Pembuatan
bubur tempe.
14 Mahasiswa mampu Ketepatan dalam Kriteria :  Kuliah dan demonstrasi, Pemasangan selang NGT
mendemosntrasikan Ketepatan dan penugasan [TM:1x(2x170”)] dan OGT meliputi :
melakukan pemasangan
Bentuk non test : a. Definisi pemasangan
selang NGT dan OGT Unjuk kerja sesaui dengan cek selang NGT dan OGT.
list yang ada b. Indikasi dilakukannya
(C1, C3, P2)
pemasangan selang NGT
dan OGT.
c. Alat dan bahan untuk
13
melakukan pemasangan
selang NGT dan OGT.
d. Tindakan pemasangan
selang NGT dan OGT
e.

14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar


Mata kuliah praktikum keperawatan Anak membahas tentang praktikum di
laboratorium yang meliputi pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang
(antropometri, KTSP, DDST, Pengisian KMS, pijat bayi, balance cairan),
pemberian imunisasi, asuhan keperawatan kepada bayi sakit (water tepid sponge,
pemasangan schorstein, fisioterapi dada, fototerapi, bubur tempe dan pemasangan
NGT).
B. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktek laboratorium
keperawatan anak meliputi anak sehat dan anak sakit.
pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang (antropometri, DDST, Pengisian
KMS, pijat bayi), pemberian imunisasi, asuhan keperawatan kepada bayi sakit
(water tepid sponge, pemasangan schorstein, fisioterapi dada, fototerapi,
bubur tempe dan pemasangan NGT)
- Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktek
laboratorium pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang (antropometri,
DDST, Pengisian KMS, pijat bayi),
2. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum
pemberian imunisasi,
3. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum water
tepid sponge,
4. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum
pemasangan schorstein,
15
5. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum
fisioterapi dada,
6. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum
fototerapi,
7. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum bubur
tempe dan
8. Mahasiswa dapat memahami dan mendemonstrasikan praktikum
pemasangan NGT/OGT serta pemberian minum melalui NGT/OGT
C. Ayat yang Relevan

ِ ‫ى ا ْل َم‬
‫صي ُر‬ َّ َ‫ك إِل‬ َ ِ‫ص ْيىَب اْ ِإلوسَبنَ ِب َىا ِل َد ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهىًب َعلَى َو ْه ٍه َوف‬
َ ‫صبلُهُ ِفي َا َم ْي ِه أَ ِن ا ْش ُكرْ ِلي َو ِل َىا ِل َد ْي‬ َّ ‫َو َو‬
}41{

‫صب ِح ْبهُ َمب فِي ال ُّد ْويَب َم ْعرُوفًب َواتَّ ِب ْع َسبِي َل‬َ ‫ك ِب ِه ِع ْل ٌم فَالَ تُ ِط ْعهُ َمب َو‬
َ َ‫ْس ل‬ َ ‫ك َعلَى أَن تُ ْش ِر‬
َ ‫ك ِبي َمبلَي‬ َ ‫َوإِن َجبهَدَا‬
}41{ َ‫ى َمرْ ِج ُع ُك ْم فَأُوَبِّئُ ُكم بِ َمب ُكىتُ ْم تَ ْع َملُىن‬
َّ َ‫ى ثُ َّم إِل‬ َ َ‫َم ْه أَو‬
َّ َ‫بة إِل‬

Artinya : (Ayat 14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat


baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
[Ayat 15] Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan….
16
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Target Kompetensi
Pelaksanaan praktikum keperawatan anak diharapkan mampu
menghasilkan mahasiswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karenanya, untuk membantu pencapaian tujuan belajar maka disusunlah daftar
kompetensi praktikum keterampilan dasar keperawatan untuk tingkat pencapaian
kompetensi knowledge (pengetahuan) dan kompetensi skill (keterampilan) yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar.

NO NAMA PERASAT
1 Antopometri
2 DDST
3 Water Tapid Sponge
4 Perawatan luka omfalokel
5 Pijat Bayi
6 Penghitungan dosis dan ketepatan pemberian obat
7 Fisioterapi Dada
8 Fototerapi
9 Pemberian Imunisasi Dasar (DPT, HB, Polio)
10 Pemberian Imunisasi Dasar (BCG dan Campak)
11 Pembuatan Bubur Tempe
12 Pemasangan Schostein
13 Pemasangan NGT dan OGT
14 Memandikan bayi sehat dan resiko tinggi

B. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum keperawatan anak akan dilaksanakan pada
pembelajaran semester gasal (III). Jadwal pelaksanaan praktikum untuk masing-
masing kelompok terdapat pada lampiran buku pedoman praktikum.

C. Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan praktikum keperawatan anak dilaksanakan di Mini Hospital


(Minhos) kampus 1 dan 2 UNIVERSITAS „Aisyiyah Surakarta.. Pelaksanaan
kegiatan dapat melalui Daring selama pandemic covid 19 dan menyesuaikan
kebijakan Universitas .

17
D. Peserta

Pelaksanaan praktikum keperawatan anak akan diikuti sebanyak 135


mahasiswa D III Keperawatan semester IV (empat). Mekanisme praktikum akan
dilakukan secara klasikal dengan metode non asistensi.

E. Dosen Pembimbing
Terlampir
F. Mekanisme Bimbingan

Fase Bimbingan Tugas Pembimbing Tugas Peserta Didik


Fase Persiapan  Memfasilitasi waktu  Koordinasi dengan
pelaksanaan, dosen pembimbing
memberikan  Mengebon alat
persetujuan pelaksanaan dengan persetujuan
praktikum sesuai topik dosen pembimbing
minimal sehari
sebelum dilakukan
praktikum
 Menyiapkan tempat
dan alat yang
dibutuhkan dalam
praktikum sesuai
topik
Fase Pelaksanaan  Mengobservasi  Menjawab pertanyaan
mahasiswa, dapat berupa
tes lisan maupun tertulis  Memperhatikan
 Menjelaskan dan
mempraktekkan secara
langsung sesuai dengan  Melakukan
perasat masing-masing keterampilan yang
 Memberi kesempatan telah diajarkan
pada mahasiswa untuk
mencoba melakukan
secara langsung perasat
yang telah diajarkan
Fase Evaluasi  Melakukan post  Mencatat dan
conference mendengarkan
 Memberikan feed back
peserta didik

18
 Memberikan nilai proses
pada lembar penilaian
G. Tata Tertib

1. Mahasiswa wajib memakai jas laboratorium saat praktikum berlangsung.


2. Mahasiswa wajib membuat resume materi yang akan di praktikumkan.
3. Kehadiran praktikum wajib 100%, jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum, mahasiswa wajib menggantinya dengan mengikuti praktikum
kelompok berikutnya.
4. Jadwal yang telah diberikan dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan
dosen pengampu masing-masing.
5. Mahasiswa wajib meminta penilaian selama proses praktikum kepada dosen
pembimbing praktikum.
6. Mahasiswa wajib mengumpulkan buku pedoman yang telah diisi secara
lengkap baik form penilaian maupun form target kompetensi.
7. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum secara full dengan tiap kali praktikum
100 menit.
8. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian evaluasi (OSCA atau COMPRE)
adalah mahasiswa yang telah mengikuti seluruh praktikum yang telah
ditentukan.

H. Alur Prosedur Praktikum

Jadwal Mahasiswa konfirmasi Fix Mahasiswa melakukan


Praktikum ke Dosen Pengampu bon peminjaman alat ke
maks. H-1 pelaksanaan mini hospital maks. H-1
Cancel
praktikum pelaksanaan praktikum

Digantikan dengan Pelaksanaan


jadwal praktikum lain praktikum

Mahasiswa menerima jadwal praktikum yang akan diberikan oleh


koordinator praktikum. Maksimal atau paling lambat 1 hari sebelum
pelaksaan praktikum mahasiswa melakukan konfirmasi kepada dosen
pengampu praktikum. Apabila dosen yang bersangkutan dapat mengisi
praktikum sesuai jadwal (fix) mahasiswa wajib melakukan bon peminjaman
alat sesuai dengan perasat yang akan dipraktikumkan ke mini hospital
(laboratorium) dengan bukti kertas bon alat yang telah di tandatangani oleh
dosen pengampu dan mahasiswa. Namun apabila dosen yang bersangkutan
tidak dapat mengisi praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
19
mahasiswa berhak menggantikan dengan dosen pengampu lain yang dapat
memberikan materi dan mahasiswa tetap wajib melakukan bon peminjaman
alat ke mini hospital (laboratorium).

I. Bukti Pencapaian Kompetensi


Terlampir

J. Rujukan

1. Astuti dan Rahmat. 2015. Asuhan Keperawatan Anak dengan gangguan


Sistem Pernapasan. Jakarta : Trans Info Media.
2. Hidayat, A.A.A, (2015) . Buku Saku Pratikum : Keperawatan Anak ,Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
3. Ngastiyah, (2016), Buku Keperawatan Anak , Buku Kedokteran EGC, Jakarta
4. Robert M.Kliegman,Patricia S. lye (2016), Paediatric Symtom Based
Diagnosis, ISBN-13: 978-0323399562
WHO, 2015, Pocket book of hospital care for children, Second edition,
ISBN : 978 924 154837
5. Shea.S.S , Hoyt K.S (2016), Pediatric emergency and ambulatory care,I
SBN-13: 978-0826134110
6. Supartini.Y., 2015.,Buku Ajar : Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC
7. Wong.D.L, 2014, Ensitial Of Paediatric Of Nursing ISBN-13: 978-
0815192701, edisi fifty

20
BAB III
EVALUASI

A. Nilai Proses (60%)


1. Kedisiplinan
2. Keaktifan
3. Tugas Pra Lab

B. Nilai Evaluasi (40%)


Mahasiswa yang telah memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan 13
perasat praktikum berhak mengikuti ujian evaluasi yang akan dilaksanakan pada
akhir keseluruhan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
program studi. Evaluasi akhir dapat dilakukan dengan metode OSCA maupun
COMPRE.

C. Nilai Akhir Praktikum


No Penilaian Prosentase Nilai
1. Nilai Proses 60 %
2 Nilai Evaluasi 40 %
Total

GRADING SCHEME DAN KRITERIA PENILAIAN AKHIR


Nilai Skor Deskripsi Kemampuan
A 81 – 100 Mencapai capaian pembelajaran dengan sangat memuaskan
A- 71 – 80 Mencapai capaian pembelajaran dengan memuaskan
B 66 – 70 Mencapai capaian pembelajaran dengan baik
B- 61 – 65 Mencapai capaian pembelajaran dengan cukup
C 51 – 60 Mencapai capaian pembelajaran dengan kurang
D 41– 50 Tidak mencapai capaian pembelajaran

21
E 0 – 40 Tidak mencapai Capaian Pembelajaran

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian Buku Pedoman Praktikum Keperawatan Anak ini kami susun.


Besar harapan kami semoga pelaksanaan praktikum dapat berjalan sesuai rencana
dan lancar. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

B. Saran

Proses penyusunan dan pelaksanaan praktikum kebutuhan dasar


manusia mungkin masih jauh dari harapan, kami sebagai penyusun serta
koordinator praktikum menerima masukan serta saran dari semua pihak.

Surakarta, 25 Agustus 2020

Ketua Prodi DIII Keperawatan Koordinator Praktikum


Keperawatan Anak

(Endah SW, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Maryatun, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

22
LAMPIRAN

DAFTAR PRASAT DAN PENGAMPU


PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK
PRODI DIII KEPERAWATAN

DAFTAR PRAKTEK LABORATORIUM D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN 2020

Pertemuan/
PERTEMUAN PENGAMPU
Minggu
1 Antropometri Dyah Rahmawatie RBU,.M.kep
2 Water Tapid Sponge Dyah Rahmawatie RBU,.M.kep
3 DDST dan mengenal KTSP Siti Fatmawati,.M.Kep
Memandikan bayi normal dan bayi Maryatun,.M.Kes
4
resiko tinggi
5 Pijat Bayi Maryatun,.M.Kes
6 Fisioterapi Dada Maryatun,.M.Kes
Pemberian Imunisasi Dasar (DPT, Siti Fatmawati,.M.Kep
7
HB, Polio)
8 UTS
Pemberian Imunisasi Dasar (BCG Dyah Rahmawatie RBU,.M.kep
9
dan Campak)
10 Pemasangan Schorstein Maryatun,.M.Kes
Penghitungan dosis dan ketepatan Siti Fatmawati,.M.Kep
11
pemberian obat
12 Fototerapi Siti Fatmawati,.M.Kep
13 Pembuatan Bubur Tempe Maryatun,.M.Kes
14 Pemasangan NGT dan OGT Dyah Rahmawatie RBU,.M.kep
15 Perawatan bayi dengan Omfalokel Dyah Rahmawatie RBU,.M.kep
16 UAS

23
24
MATERI I dan seterusnya sesuai as PRAKTIKUM
PEMBERIAN OBAT DAN PENGHITUNGAN DOSIS

a. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian obat intra vena pada anak
dengan baik
b. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pemberian obat intra vena
pemberian obat intra vena pada anak
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemberian obat
intra vena pada anak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat untuk melakukan pemberian obat
intra vena pada anak.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian obat intra vena pada
anak dengan baik dan benar
c. Teori
1. Definisi
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah
vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah
pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung.
2. Tujuan
 untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
 injeksi perenteral lain
 untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
 untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3. Prinsip pemberian obat
a. Benar obat

25
Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus
mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk
menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. Jika pasien
meragukan obatnya, maka perawat harus memeriksanya lagi dan perawat
harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. Sebelum
mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat
penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
b. Benar dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat
benar untuk diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk
membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus
dilengkapi alat tetes
c. Benar rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat
yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual,
peroral. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh
tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan
respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien.

i. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan yang


memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas sehingga
berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.
ii. Rektal yaitu pemberian obat melalui rektum yang berbentuk
enema atau supositoria yang memiliki efek lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral. Pemberian
rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti pasien

26
yang tidak sadar/kejang (stesolid supp), hemoroid (anusol),
konstipasi (dulcolax supp).
iii. Topikal yaitu pemberian obat melalui membran mukosa atau
kulit misalnya tetes mata, spray, krim, losion, salep.
iv. Parenteral yaitu pemberian obat yang tidak melalui saluran
cerna atau diluar usus yaitu melalui vena (perinfus/perset).
v. Oral adalah rute pemberian obat yang paling banyak dipakai
karena aman, nyaman, dan ekonomis dan obat juga dapat
diabsorpsi melalui rongga mulut seperti Tablet ISDN.

d. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mencocokkan program pengobatan pada
pasien, nama, nomor register, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran
obat. Hal ini penting untuk membedakan dua klien dengan nama yang
sama, karena klien berhak untuk menolak penggunaan suatu obat, dan
klien berhak untuk mengetahui alasan penggunaan suatu obat.
e. Benar waktu
Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan
kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai
dengan waktu yang diprogramkan.
f. Benar dokumentasi
Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit. Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan. Perawat harus mendokumentasikan kepada siapa obat
diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan
g. Benar evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek
kerja obat kerja tersebut
h. Benar edukasi

27
erawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan
kesehatan khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga
pasien, dan masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-perubahan
yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit,
interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian
obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, penggunaan obat
yang baik dan benar, dan sebagainya.
4. Penghitungan dosis obat pada anak
Volume yang diberikan= ((dosis yang dianjurkan dalam mg)/(dosis
sediaan dalam mg))x pengencer (ml)
Alat
- Spuit
- Handscoan
- Tupres
- Aqua pro injection
- Bak instrumen
- Perlak pengalas
- Bengkok

Daftar Pustaka
- Priharjo, Robert. 1995 . Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat .
Jakarta : EGC
- Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
- Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby,
2000

28
UNIVERSITAS „AISYIYAH SURAKARTA
Kampus I : Jl. Ki Hajar Dewantara 10 Kentingan, Jebres, Surakarta Telp.
(0271) 631141-631143
Kampus II : Jl. Kapulogo 03 Pajang Laweyan, Surakarta Telp. (0271) 711270

FORMAT INSTRUMEN PEMBERIAN OBAT INTRA THREE WAY


STOPCOCK

No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI


YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
Fase Persiapan Obat
1. Mempersiapkan 6 Benar Obat dengan tepat 10
2. Memberi salam/menyapa klien 2
3. Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap 2
dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas
4. Menjelaskan tujuan tindakan 2
5. Menjelaskan Prosedur 2
6. Menanyakan kesiapan pasien 2

B FASE KERJA
1. Cuci tangan 2
2. Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan 2
3. Memasang perlak dan alasnya 2
4. Membebaskan daerah yang akan di injeksi 4
5. Memakai sarung tangan 4
6. Membersihkan kulit tempat suntikan dengan kapas
alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) di area 5
stopcock
7. Membuka stopcok sesuai 5
9. Memasukkan obat ke stop cock sesuai dosis 10
10. Mencabut jarum dari tempat tusukan 5
12. Membuang spuit ke tempat jarum 5
13. Melepas sarung tangan 4
14. Cuci tangan 4

C FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi 4
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3. Berpamitan 4

D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN


1. Ketenangan selama tindakan 4
2. Melakukan komunikasi terapeutik 4
3. Menjaga keamanan pasien 4
4. Menjaga keamanan perawat 4
JUMLAH 100

29
PRAKTIKUM
PENGUKURAN ANTOPOMETRI

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pengukuran antropometri

B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan Pengukuran
Antropometri.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya Pengukuran
Antropometri.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
tindakan Pengukuran Antropometri.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan Pengukuran Antropometri.

C. Teori
1. Pengertian
Pengukuran Antropometri adalah pengukuran yang dilakukan
untuk menilai pertumbuhan anak yang meliputi pengukuran tinggi
badan, berat badan dan lingkar lengan.Penilaian pertumbuhan pada
anak sebaiknya dilakukan dengan jarak yang teratur disertai dengan
pemeriksaan serta pengamatan fisik. Pengukuran berat badan digunakan
untuk mengukur pertumbuhan secara umum atau menyeluruh.
Sedangkan tinggi badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan
linier.
2. Tujuan dan Indikasi

30
Tujuan dari pengukuran kesehatan adalah untuk mengetahui
kondisi pertumbuhan dan gizi anak.Indikasi pengukuran antropometri
dilakukan pada setiap anak.
3. Peralatan
a. Timbangan bayi atau timbangan injak
b. Alat ukur panjang atau tinggi badan
c. Metline / meteran
4. Cara Kerja
a. Pengukuran Tinggi / Panjang Badan
Penyiapan alat ukur :
1. Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras
2. Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau
permadani, maka pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk
bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal
3. Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum
melakukan penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut.
Persiapan sebelum melakukan pengukuran :
1. Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan
dan berikan kesempatan untuk bertanya
2. Pastikan bahwa anak tidak menggunakan pakaian tebal, pampers,
popok, selimut, dll, agar mendapatkan berat badan anak seakurat
mungkin

Cara pengukuran berat badanAnak bisa berdiri:


1. Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah
anak tersebut untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2. Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri tegak,
mata/kepala lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Perawat
dapat membantu anak tersebut berdiri dengan baik di atas
timbangan dan untuk mengurangi gerakan anak yang tidak perlu
yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan.
31
3. Setelah anak berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang
akan menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah anak
tersebut untuk turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus
segera mencatat hasil penimbangan tersebut
Cara pengukuran berat badanBayi/Anak belum bisa berdiri
1. Jika anak belum bisa berdiri, maka minta ibu/pengasuh untuk
menggendong tanpa selendang. Ketika alat timbang sudah
menunjukkan angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong sang
anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2. Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, kaki tidak
menekuk dan kepala tidak menunduk ke bawah. Sebisa mungkin
bayi/anak dalam keadaan tenang ketika ditimbang.
3. Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah ibu tersebut
untuk turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus segera
mencatat hasil penimbangan tersebut 4. Ulangi proses pengukuran,
kali ini hanya ibu saja tanpa menggendong anak

b. Cara Pengukuran Tinggi Badan :


Pengukuran Tinggi Badan Anak dengan berdiri
1. Penyiapan alat ukur :
 Tempelkan alat pengukur pada bagian dinding dengan bagian
yang lebih panjang menempel di lantai dan bagian yang lebih
pendek menempel di tembok.
 Tarik meteran pengukur ke atas hingga anda bisa melihat angka
0 pada garis merah di kaca pengukur yang menempel di lantai
(anda harus berlutut untuk melihat angka 0 ini sehingga anda
harus dibantu seseorang untuk menahan ujung atas meteran
pengukur). Prosedur ini sangat penting untuk memastikan
pengukuran yang akurat.

32
 Tempelkan ujung atas alat pengukur dengan menggunakan
paku, pastikan kestabilan alat tersebut
 Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel
dengan stabil maka meteran alat pengukur dapat anda tarik ke
atas dan pengukuran tinggi siap dilakukan.
2. Cara pengukuran tinggi badan :
 Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan
melepaskan hiasan atau dandanan rambut yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil pengukuran TB anak.
 Mintalah si ibu untuk membawa anak tersebut ke papan ukur
dan berlutut di hadapan si anak.
 Mintalah si ibu agar berlutut dengan kedua lutut di sebelah
kanan si anak.
 Berlututlah anda dengan lutut sebelah kanan di sebelah kiri
anak tersebut. Ini akan memberikan kesempatan maksimum
kepada anda untuk bergerak.
 Tempatkan kedua kaki si anak secara merata dan bersamaan di
tengah-tengah dan menempel pada alat ukur/dinding.
 Tempatkan tangan kanan anda sedikit di atas mata kaki si anak
pada ujung tulang kering, tangan kiri anda pada lutut si anak
dan dorong ke arah papan ukur/dinding.
 Pastikan kaki si anak lurus dengan tumit dan betis menempel di
papan ukur/dinding.
 Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau
kepada ibunya yang berdiri di depan si anak.
 Pastikan garis pandang si anak sejajar dengan tanah. Dengan
tangan kiri anda peganglah dagu si anak. Dengan perlahan-
lahan ketatkan tangan anda.. Jangan menutupi mulut atau
telinga si anak.

33
 Pastikan bahu si anak rata, dengan tangan di samping, dan
kepala, tulang bahu dan pantat menempel di papan
ukur/dinding.
 Mintalah si anak untuk mengambil nafas panjang
 Dengan tangan kanan anda, turunkan meteran alat pengukur
hingga pas di atas kepala si anak.
 Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika posisi si anak
sudah betul, baca dan catatlah hasil pengukuran dengan
desimal satu di belakang koma dengan melihat angka di dalam
kaca pengukuran.
 Naikkan meteran dari atas kepala si anak dan lepaskan tangan
kiri anda dari dagu si anak
Pengukuran Panjang Badan Bayi/Anak belum bisa berdiri
1. Penyiapan alat ukur :
a. Tempelkan alat pengukur pada permukaan keras yang rata,
dianjurkan meja panjang atau tempat tidur dengan satu bagian
menempel di tembok. Tempelkan bagian alat pengukur yang
lebih panjang pada ujung yang menempel di tembok. Tarik
meteran pengukur hingga anda bisa melihat angka 0 pada garis
merah di kaca pengukur yang menempel di tembok. Prosedur ini
sangat penting untuk memastikan pengukuran yang akurat.
b. Tempelkan ujung alat pengukur yang bukan menempel di
tembok dengan menggunakan paku, pastikan stabil dan tidak
berubah-ubah.
c. Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel
dengan stabil maka meteran alat pengukur dapat anda tarik ke
samping dan pengukuran tinggi siap dilakukan.
2. Langkah untuk melakukan pengukuran:
a. Dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan
keras yang rata dengan memegang punggung si anak dengan
satu tangan dan bagian bawah badan dengan tangan lainnya.
34
Dengan perlahan-lahan turunkan si anak ke atas permukaan
keras tersebut dengan bagian kaki menempel di tembok.
b. Mintalah ibu si anak untuk berlutut di sebelah alat ukur
menghadap alat ukur agar si anak lebih tenang.
c. Pegang kepala si anak dari kedua arah telinganya. Dengan
menggunakan tangan secara nyaman dan lurus, tempelkan
kepala si anak ke bagian atas papan ukur sehingga si anak
dapat memandang lurus kearah depan. Garis pandang si anak
harus tegak lurus dengan tanah. Kepala anda harus lurus
dengan kepala si anak. Pandanglah langsung ke mata si anak.
d. Pastikan si anak berbaring di atas permukaan keras. Tempatkan
tangan kiri anda pada lutut anak. Tekanlah dengan kuat ke arah
permukaan keras.
e. Dengan menggunakan tangan kanan anda, geserkan alat
pengukur ke arah kepala si anak. Pastikan anda menekan
rambut si anak. Jika posisi si anak sudah betul, baca dan
catatlah hasil pengukuran.
c. Petunjuk Pengukuran Lingkar Lengan
Cara pengukuran lingkar lengan :
2. Usahakan pengukuran dilakukan sejajar dengan pandanga mata,
duduk jika dimungkinkan.
3. Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh ibunya. Minta
tolong ibunya untuk menyingkap baju yang menutupi lengan kiri si
anak.
4. Ukurlah titik tengah lengan atas sang anak,dengan cara sebagai
berikut :
- Cari pertengahan lengan dengan mengukur ujung bahu sampai
dengan siku, dan dicari pertengahannya
- Lingkarkan pita ukur pada lengan sang anak. Pastikan bahwa pita
benar-benar rata melingkari lengan

35
- Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang
atau terlalu longar.
- Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat hasilnya.
A. Daftar Pustaka
1. Betz & Sowden. Alih Bahasa : Jan Tamayong. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC, 2002.
2. Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
3. Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
4. Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000

36
STIKES 'AISYIYAH SURAKARTA
Kampus 1: Jl. Ki Hajar Dewantoro 10, Kentingan, Jebres , Solo (0271) 631141
Kampus 2: Jl Kapulogo o3 Pajang Laweyan Solo (0271) 711270
INSTRUMEN PENILAIAN PROSEDUR PENGUKURAN ANTROPOMETRI

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap
2
dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas

3 Menjelaskan tujuan tindakan 3


4 Menjelaskan prosedur 3
5 Menanyakan kesiapan pasien 3
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 5
2 Mengukur panjang/tinggi badan anak dengan 10
3 posisi lututlingkar
Mengukur tidak menekuk
kepala anak 10
4 10
Melepas baju anak

5 Mengukur lingkar lengan atas anak 10


6 Mengukur lingkar dada 10
7 Menimbang anak 10
8 Mencuci tangan 5
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 2
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

37
PRAKTIKUM
PIJAT BAYI

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pijat bayi dengan baik
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan pijat bayi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pijat bayi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan pijat
bayi.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian pijat bayi dengan baik
dan benar
C. Teori
1. Pengertian
Pijat Bayi merupakan bahasa sentuhan. Dengan pijat bayi, ibu dapat
menenangkan dan menyamankan bayi serta mengomunikasikan cinta.
2. Manfaat
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Memperbaiki peredaran darah dan pernapasan
- Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
- Meningkatkan kenaikan berat badan
- Mengurangi stress dan ketegangan
- Membuat tidur lelap
- Mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan sakit perut
- Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi

3. Waktu

38
Pemijatan dapat dilakukan pada bayi usia 0-12 bulan. pemijatan dapat
dilakukan setiap hari. Waktu pemijatannya sebaiknya dilakukan 2 kali
sehari yaitu: Pagi hari, dan malam hari (sebelum tidur).
4. Hal-hal yang tidak dianjurkan waktu pemijatan
- Memijat bayi langsung setelah selesai minum susu.
- Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
- Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.
- Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat
- Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
5. Alat
- Baby oil
- Pengalas
6. Cara Kerja
a. Wajah (melemaskan otot wajah)
Pijat daerah diatas alis dengan ke dua ibu jari menggunakan
tekanan yang lembut, tarik garis dengan ibu jari dari arah hidung ke
arah pipi. Pijat sekitar area mulutnya dengan kedua ibu jari, tarik
sampai ia tersenyum, pijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke
arah samping dan di daerah belakang telinga ke arah dagu.

b. Dada (memperkuat organ paru-paru dan jantung)


Dengan kedua tangan di tengah dada bayi, buat gerakan ke atas dan
kesisi luar tubuh, kemudian ke ulu hati tanpa mengangkat tangan, lalu
pijat menyilang dari tengah dada ke arah bahu, seperti membentuk
kupu-kupu.

c. Perut (Meningkatkan sistem pencernaan dan mengurangi sembelit)

39
Pijat perut bayi dari atas ke bawah, lau angkat ke dua kaki bayi dan
tekan lututnya perlahan-lahan ke arah perut.

i. Pijatan “Matahari Bulan” :


1) Dengan tangan kaan, buatlah arah bulan separuh yang terbalik dari
arah kiri ke kanan
2) Tangan kanan diatas, dan tangan kiri di bawah dan lakukan
gerakan memutar mengikuti arah jarum jam dengan membentuk
lingkaran penuh seperti matahari
3) Rasakan gelembung angin lalu tekan lembut denga jari anda searah
jarum jam
ii. Pijatan “ I Love U” :
1) Usap perut sebelah kiri bayi dengan tangan kanan sembari
membentuk huruf “I”
2) Buat huruf “L” terbalik dari arah kiri ke kanan
3) Buat huruf “U” terbalik dari arah kiri ke kanan
4) Bisikkan ke telinga bayi dengan kata “I Love U”
d. Tangan dan kaki (Menghilangkan ketegangan dan mempekuat tulang)
Pijat tangan bayi dari bahu menuju pergelangan tangan, seperti
memerah. Lakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan tangan ke
arah lenga, tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakan memutar. Kedua
ibu jari bergantian memijat permukaan telapak tangan dan punggung
tangan. Gunakan telapak tangan untuk membuat gerakan seperti
menggulung.

40
e. Punggung (Memperkuat otot untuk menyanggah tulang belakang)
Pijat maju mundur dengan ke 2 telapak tangan di sepanjang
punggungnya. Lakukan sedikit tekanan lembut dan luncurkan salah
satu telapak tangan dari leher ke arah pantan. Buat gerakan melingkar
terutama pada otot sebelah tulang punggung. Buat pijatan memanjang
dengan kedua telapak tangan dari leher ke arah kaki untuk mengakhiri
pijatan.

DAFTAR PUSTAKA

Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini Lewat Rutinitas Pijat Bayi.


https://www.johnsonsbaby.co.id/cerdaskan-si-kecil-sejak-dini-lewat-rutinitas-
pijat-bayi-tiap-hari#o6ymmH7bwJy7ETUv.97

Whaley & Wong. 2000. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby

41
INSTRUMEN PENILAIAN PIJAT BAYI

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama
lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang
2 identitas 2
3 Menjelaskan tujuan/manfaat pijat bayi 2
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2
B FASE KERJA
Menghangatkan tangan pemijat dan memberi
1 minyak 4
2 Memijat pada area wajah 8

3 Memijat area dada 8


4 Memijat area perut 8
5 Melakukan pijatan matahari bulan 8
6 Melakukan pijatan I Love U 8
7 Melakukan pijatan tangan dan kaki 8
8 Melakukan pijatan area punggung 8
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 4
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 5
2 Melakukan komunikasi terpeutik 4
3 Menjaga keamanan pasien 5
4 Menjaga keamanan perawat 4
TOTAL 100

42
PRAKTIKUM
WATER TAPID SPONGE

B. Kompetensi Dasar:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan water tapid sponge
2. Mahasiswa mampu melakukan tindakan water tapid sponge
C. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan Water Tepid Sponge
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya Water Tepid
Sponge
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan tindakan
Water Tepid Sponge
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan Water Tepid Sponge dengan baik
dan benar
D. Teori
1. Pengertian
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain /
handuk yang telah di celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada
bagian tubuh tertentu.
Tepid sponging adalah mandi sebagai terapi pada anak yang
demam tinggi.
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, adalah
memandikannya dengan air hangat. Anak yang sakit, seyogyanya
dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar
melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak
yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini
terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."

43
Tepid water sponge dapat dilakukan dengan meletakkan anak pada bak
mandi yang berisi air hangat atau dengan mengusap dan melap seluruh
bagian tubuh anak dengan air hangat(Sharber, 1997).
Tepid water sponge bertujuan untuk mendorong darah ke permukaan
tubuh sehingga darah dapat mengalir dengan lancar. Tindakan tepid water
sponge juga akan memberikan sinyal ke hipotalamus anterior yang nanti
akan merangsang sistem effektor sehingga diharapkan terjadi penurunan
suhu tubuh pada anak (Filipinomedia, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Sharber (1997) pada anak menunjukkan
bahwa tepid water sponge ditambah acetominophen dapat menurunkan
suhu tubuh anak lebih cepatdibandingkan dengan acetominophen itu
sendiri. Penelitian lain tentang tepid sponge juga dilakukan oleh Setiawati
(2009), dimana penelitian ini melihat pengaruh tepid sponge terhadap
penurunan suhu tubuh dan kenyamanan pada anak usia prasekolah dan
sekolah. Studi literatur tentang pemberian antipiretik disertai tepid sponge
menunjukkan bahwa tindakan ini efektif menurunkan demam
dibandingkan jika pemberian antipiretik saja.
Mekanisme tubuh terhadap kompres hangat dalam upaya
menurunkan suhu tubuh.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke
hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan
sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan
ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian
anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit
meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh
sehingga mencapai keadaan normal kembali.
E. Peralatan
1.Baskom mandi
44
2.Pengalas
3.Air hangat (37 derajat celcius atau 98,60F)
4.Handuk
5.Termometer mandi
7.Waslap
8.Termometer
9.Sarung tangan

F. Cara Kerja
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Jelaskan pada klien tentang tujuan tindakan water tepid sponging
3. Tutup tirai atau pintu ruangan
4. Ukur suhu dan nadi klien
5. Letakkan pengalas dibawah klien dan lepaskan pakaian
6. Pertahankan selimut mandi di atas bagian tubuh yang tidak
dikompres.
7. Periksa suhu air
8. Periksa suhu anak.
9. Celupkan waslap dalam wasko air hangat, seka di seluruh tubuh anak
beberapa klai, jika tampak ekring ulangi lagi sampai kurang lebih 2
menggunakan bak mandi, rendam klien selama 15-20 menit
10. Cek suhu tubuh anak, jika sudah turun mendekati normal, hentikan
tindakan kompres, jika belum turun ulangi lagi tindakan.
11. Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti
klien dengan handuk atau selimut
12. Ganti peralatan dan linen bila basah
13. Catat bahwa prosedur telah dilakukan

G. Daftar Pustaka
1. Betz & Sowden. Alih Bahasa : Jan Tamayong. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC, 2002.
45
2. Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
3. Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
4. Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000

46
INSTRUMEN PENILAIAN PROSEDUR PENURUNAN SUHU TUBUH
WATER TEPPID SPONGE

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan 2
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas
3 Menjelaskan tujuan 3
4 Menjelaskan prosedur 3
5 Menanyakan kesiapan pasien & keluarga 3
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Menutup sampiran/ jendela 2
3 Memakai sarung tangan 3
4 Memasang pengalas di bawah tubuh bayi 3
5 Melepaskan pakaian bayi 3
6 Memasang selimut mandi 5
7 Mencelupkan waslap/handuk kecil ke waskom dan 10
mengusapkannya ke seluruh tubuh
8 Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit 6
kering)
9 Mengkaji perubahan suhu tubuh setiap 15 - 20 menit 10
(komunikasikan secara verbal)
10 Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal 6
(komunikasikan secara verbal)
11 Mengeringkan tubuh dengan handuk 5
12 Merapikan kembali alat-alat dan membuang sampah 3
13 Melepas sarung tangan 2
14 Merapikan klien 2
15 Menanyakan kenyamanan pasien 3
16 Mencuci tangan 3
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

47
PRAKTIKUM
DDST (Denver Development Screening Test)

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemeriksaan DDST
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan pemeriksaan DDST.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemeriksaan
DDST
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pemeriksaan DDST.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemeriksaan DDST dengan baik
dan benar

C. Teori
PENGERTIAN

Pengkajian perkembangan

 Masa pertumbuhan & perkembangan

 Pertumbuhan  bertambahnya ukuran fisik, perubahan dalam ukuran

 Perkembangan  kemajuan tingkah laku, kematangan emosional dan


sosial dinilai dari aktivitas sosial, pendengaran & bahasa, motorik kasar &
halus

 Pengkajian perkembangan komponen penting kelengkapan pengkajian


kesehatan komprehensif

48
DDST :

 Uji skrening perkembangan yang paling luas digunakan.

 Dipublikasikan pertamakali tahun 1967 direvisi tahun 1981 DDST-R,


dipakai di 15 negara berbeda. Uji ini dikenal dengan nama Denver II.

 Penilaian pada 4 domain perkembangan yaitu pribadi sosial ; penyesuaian


motorik halus ; bahasa dan motorik kasar.

 Digunakan untuk anak sejak lahir (2 minggu) sampai 6 tahun ; waktu 15 –


20 menit.

 Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:


1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.

Domain pengukuran DDST

1. Pribadi Sosial
Kemampuan anak untuk menyesuaikan dengan orang lain.
2. Motorik Halus
Kemampuan anak untuk menggunakan bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu tenaga, namun perlu
koordinasi yang lebih kompleks.
3. Bahasa
Kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan pendapat melalui
pengucapan kata2, kemampuan mengerti dan memahami perkataan orla
serta kemampuan berfikir.
4. Motorik Kasar

49
Kemampuan anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar
bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga.
CARA MENGHITUNG USIA KRONOLOGIS ANAK

CONTOH KASUS I :

Dela, dibawa ibunya ke Poli tumbang Soesilo pada tanggal 31 Maret 2009.
Tanggal lahir Dela 5 Mei 2008. Hitunglah umur Dela dan gambar garis umurnya

JAWABAN KASUS I

tahun bulan hari

tgl test 2009 3 31

tgl lahir 2008 5 5

-------------------------------------------------

umur anak 9 bulan 26 hari

CONTOH KASUS II
An. „Aisyiyah lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5
Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April
2008. Hitung usia kronologis An. „Aisyiyah!
Diketahui:
Tanggal lahir An. „Aisyiyah : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. „Aisyiyah?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. „Aisyiyah prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1tahun – 7bulan -26hari

50
Jadi usia An. „Aisyiyah jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari
atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. „Aisyiyah untuk pemeriksaan DDST II adalah: 1
tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari atau 1 tahun 7 bulan atau
19 bulan
PERHATIAN !!!

Aterm = 37 mgg, 1 mgg= 7 hari, 1 bulan= 30 hr, > 15 hari: blt ke bawh,≤ 15
blt ke atas
Penyesuaian prematuritas dilakukan pada anak yang lahirnya maju lebih dari 2
minggu sebelum HPL

Penyesuaian prematuritas tidak dilakukan setelah anak berusia 2 tahun

 Tandai item penilaian :

O = F (Fail / Gagal)

M = R ( Refusal / Menolak)

V = P ( Pass / Lewat )

No = No Opportunity

GAGAL (F)

Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.

Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas
dengan baik.

REFUSAL / MENOLAK (R)

Anak menolak untuk melakukan uji coba  faktor sesaat (lelah, menangis, sakit,
ngantuk dll).

PASS / LEWAT (P)


51
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.

Ibu atau pengasuh memberi laporan (L) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak
dapat melakukan dengan baik.

NO OPPORTUNITY (No)

Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan  kasus Retardasi Mental dan Down Syndrome.

ADVANCED

Apabila anak dapat melaksanakan tugas pada item di sebelah kanan garis umur.

Lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.

NORMAL

Apabila anak gagal / menolak tugas pada item di sebelah kanan garis umur

Apabila anak lulus, gagal/menolak tugas dimana garis umur berada diantara 25 %
– 75 % (warna putih).

CAUTION

Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item dimana garis umur berada
diantara 75 % – 90 % (warna hijau).

DELAY

Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item yang berada di sebelah kiri garis
umur.

Delay menjadi perhatian, penolakan pada satu item dapat menjadi alasan delay.

52
INTERPRETASI HASIL TEST
(4 SEKTOR)

NORMAL

Bila tidak ada delay

Paling banyak satu caution

Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya

SUSPECT

Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay.

Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat


(takut, sakit, lelah, tidak nyaman dll).

UNSTABLE

Bila ada skor menolak satu atau lebih item di sebelah kiri garis umur.

Bila menolak satu item pada area 75 % – 90 % (warna hijau pada grs usia).

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz & Sowden. Alih Bahasa : Jan Tamayong. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC, 2002.
2. Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
3. Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
4. Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000

53
UNIVERSITAS „AISYIYAH SURAKARTA
Kampus I : Jl. Ki Hajar Dewantara 10 Kentingan, Jebres, Surakarta Telp.
(0271) 631141-631143
Kampus II : Jl. Kapulogo 03 Pajang Laweyan, Surakarta Telp. (0271) 711270

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan Tujuan Tindakan 2
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2
6 Menyiapkan alat tulis, penggaris 2
B FASE KERJA
1 Menanyakan usia 3
2 menghitung usia kronologis klien 3
3 membuat garis sesuai kronologis klien 10
melakukan pengukuran aspek personal sosial disebelah kiri garis
4 usia kronologis 10
melakukan pengukuran aspek bahasa disebelah kiri garis usia
5 kronologis 10
melakukan pengukuran aspek motorik halus disebelah kiri garis
6 usia kronologis 10
melakukan pengukuran aspek motorik kasar disebelah kiri garis
7 usia kronologis 10
8 Melakukan penilaian : Normal, abnormal, meragukan 5
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 3
4 Pendokumentasian 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 4
2 Melakukan komunikasi terpeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 4
4 Menjaga keamanan perawat 4
TOTAL 100
54
PRAKTIKUM
PERWATAN OMFALOKEL

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan perawatan luka omfalokel
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi omfalokel
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi perawatan omfalokel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan perawatn
omfalokel
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan perawatan luka omfalokel
C. Teori
1. Definisi
Omphalocel bawaan adalah suatu hernia atau protusi isi abdomen
kedasar tali pusat. Berbeda dengan hernia umbilikus biasa, kantungnya
diliputi oleh peritoneum tanpa kulit, besarnya kantong yang ada di luar
rongga abdomen tergantung dari isinya. Insiden hernia usus ke dasar
umbilikus adalah 1 diantara 5000 kelahiran, dan hernia usus hati 1
diantara 10.000 kelahiran. Ruang abdomen menjadi kecil karena
berkurangnya dorongan dari isi abdomen untuk tumbuh dan
berkembang. Agar bayi dapat selamat perlu dilakukan operasi sedini-
dininya sebelum terjadi infeksi dan sebelum jaringannya rusak karena
kekeringan atau robeknya selaput yang membungkus isi usus. Untuk
menghindari robeknya selaput dan rusaknya massa, maka untuk
sementara visera tersebut dapat ditutupi, dengan bahan sintetik seperti
silastik atau mersilen, apabila disamping omfalokel ditemukan
makrosomia dan hipoglikemia harus dipikirkan akan sindrom beekwith.
(Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.1991 Hal 234)
Omphalokel (Eksomfalos) Selama awal perkembangan janin, usus
berkembang di luar abdomen. Pada minggu ke sepuluh kehidupan
55
embrio, isi usus harus kembali ke rongga abdomen. Apabila hal ini
tidak berhasil, isi usus tersebut menjadi defek dinding anterior atau
eksomfalos (1:5000 kehamilan) karna herniasi isi usus terjadi di dalam
umbilikus. Eksomfalos terdapat didalam sebuah kantung membran, dan
pada pemindai dapat dilihat sebagai massa yang menempel ke dinding
abdomen. Sayangnya massa tersebut dapat dihubungkan dengan defek
kromosom lain (mis., sindrom Edward) sehingga supaya kariotip harus
ditawarkan, pembedahan korektif dilakukan pasca persalinan.

Penatalaksanaan Omphalokel
1. Penatalaksanaan Prenatal
Apabila terdiagnosa Omphalokel pada masa prenatal maka sebaiknya
dilakukan informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko
tehadap ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli
kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan
guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan
sebaiknya dilakukan observasi melaui pemeriksaan USG berkala juga
ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan omphalokel
mungkin berkurang ukurannya atau bahkan ruptur sehingga
mempengaruhi pronosis. Ascraft (1993) menyatakan bahwa beberapa ahli
menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalokel yang
besar atau janin memiliki kelainan konggenital multipel.
2. Penatalaksanan Postnatal
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir
(immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa
operasi atau nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan postoperasi.
Penatalaksanaan segera bayi dengan Omphalokel adalah :
a. Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk
mencegah kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.

56
b. Posisikan bayi senyaman mungkin, Posisi kepala sebaiknya lebih
tinggi untuk memperlancar drainase.
c. Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin
membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal.
d. Pasang pipa nasogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan
udara dan cairan dari sistem usus sehingga dapat mencegah
muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan tekanan
(dekompresi) dalam sistem usus sekaligus mengurangi
Prosedur perawatan luka omfalokel
A. Fase Prainteraksi
1. Mengecek catatan medis dan perawatan.
2. Cuci tangan.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan kondisi luka.
Alat Steril :
a. Bak instrumen.
b. Pinset anatomis.
c. Pinset cirurgis.
d. Arteri klem.
e. Kapas lidi.
f. Depper.
g. Gunting lurus.
h. Gunting up heacting.
i. Kom tutup.
j. Kassa steril.
k. Perban gulung dalam tromol.
l. Korentang beserta tempatnya.
m. Hand scone steril.

Alat Bersih :
a. Bak instrumen.
b. Hand scone bersih.
c. Gunting perban.
d. Pinset anatomi bersih.
e. Plester.
f. Perban gulung atau elastis perban.
g. Kapas alkohol dalam tempatnya.

B. Fase Interaksi
1. Memberikan salam terapeutik (Assalamu‟alaikum Bpk/Ibu).
2. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini).
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat & topik).
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
57
8. Menjaga privasi klien dengan memasang schrem atau penghalang.

B. Fase Kerja
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Mempersiapkan dan meletakkan alat didekat pasien.
4. Perawat mencuci tangan.
5. Pasang alas/perlak dibawah luka.
6. Letakkan bengkok dekat dengan area luka yang akan dirawat.
7. Gunakan pinset untuk mengangkat balutan lama, sebelumnya jangan
lupamenggunakan kapas alkohol untuk membuka plester dan buang
dalam benkok.
8. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutansteril.
9. Lepaskan hand scone bersih.
10. Set up peralatan, membuka peralatan steril & siapkan cairan
yangdiperlukan.
11. Kenakan hand scone steril.
12. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, integritas jahitan, karakter
drainase.
13. Bersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9% pegang kassa yang telah
dibasahi larutan NaCl dengan pinset. Gunakan kassa untuk sekali usap,
bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke daerah yang
terkontaminasi.
14. Membilas luka dengan larutan NaCl 0,9%.
15. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi.
16. Berikan obat jika dipesankan.
17. Tutup luka dengan kassa steril yang telah diberi larutan steril lalu
dilapisi lagi dengan kassa kering.
18. Lepaskan hand scone.
19. pasang plester.
20. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman.
21. Rapikan alat-alat.
22. Cuci tangan.

C. Fase Terminasi
1. Mengevaluasi klien setelah ganti balutan.
2. Rencana tindak lanjut.
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Pendokumentasian kondisi luka.

58
PERAWATAN LUKA OMFALOKEL

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1. Memberi salam/ menyapa klien 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap
2. 2
dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas
3. Menjelaskan tujuan tindakan 2
4. Menjelaskan prosedur tindakan 2
5. Menanyakan kesiapan klien 2
B FASE KERJA
1. Mencuci tangan 3
Mengatur posisi yang nyaman (telentang/ semi fowler)
2. 3
omfalokel dalam keadaan seimbang
3. Meletakkan pengalas di bawah perut bayi 3
4. Memakai sarung tangan 3
Melepaskan atau mengangkat balutan omfalokel yang
5. 4
kotor
6. Bersihkan daerah sekitar omfalokel dengan NaCl 5
7. Keringkan daerah sekitar omfalokel 5
Beri salep antibiotik/mercurokom sesuai indikasi pada
8. 10
sekeliling omfalokel
Tutup dengan kasa steril diantara omfalokel dnegan
9. 10
bentuk melingkar
Ganti pembungkus omfalokel dengan yang bersih dan di
10. 4
bulatkan sesuai besarnya omfalokel
11. Posisikan bayi dengan tegak terutama bagian perutnya 5
12. Rapikan bayi dengan posisi nyaman 5
13. Melapas Handscoon 5
14. Mencuci tangan 5
C FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan 4
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3. Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1. Ketenangan selama melakukan tindakan 2
2. Melakukan komunikasi terapeutik 3
3. Menjaga ketertiban 3
4. Menjaga keamanan perawat dan klien 2
TOTAL 100
59
PRAKTIKUM
FISIOTERAPI DADA

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan baik
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi fisioterapi dada
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya fisioterapi dada
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
fisioterapi dada.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan baik dan
benar
C. Teori
1. Definisi
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan
drainase postural, tepukan dan vibrasi pada pasien yang mengalami
gangguan sistem pernafasan.
2. Tujuan
Tindakan ini bertujuan meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan
membersihkan jalan nafas.
3. Indikasi dan Kontra indikasi
Indikasi fisioterapi dadaterdapat penumpukan sekret pada saluran
napas yang dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan data
klinis, Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada
saluran pernapasan.
Kontraindikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti
kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif,
sedangkan kontraindikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga
atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya
60
keganasan serta adanya kejang rangsang. Fisioterapi dada
direkomendasikan untuk klien/pasien yang memproduksi sputum lebih
dari 30cc/hari atau memiliki riwayat atelektasis dengan x-ray dada.
Perkusi kontraindikasi pada klien/pasien dengan kelainan perdarahan.
Pada anak yang mengalami batuk pilek dengan demam dalam kondisi
yang berat tidak disarankan untuk kegiatan fisioterapi dada. Anak setelah
makan kenyang juga tidak diperkenankan dilakukan tindakan fisioterapi
dada karena resiko muntah setelah tindakan.

4. Macam Fisioterapi Dada


Macam-macam fisioterapi dada

D. Perkusi dada : dengan memeriksa seluruh bagian dada yang memerlukan


drainase. Tangan diposisikan seperti membentuk cup, ujung jari menyentuh
ibu jari diperkusikan pada permukaan dada dengan gelombang amplitude dan
frekuensi yang bervariasi menurut perubahan konsistensi dan lokasi sputum.

E. -Vibrasi : tekanan bergetar yang dilakukan pada dada selama ekshalasi.


Teknik ini dapat meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara,
sehingga secret dapat bergerak.

F. -Postural drainase (PD) : intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai


segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat
kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada
berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik
untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1
jam sebelumtidur pada malam hari. Postural drainase dapat dilakukan untuk
mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat
pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis.

5. Alat
61
- Minyak telon
- Perlak pengalas
- Bantal
- Bengkok
- Stetoskop
- Air putih
- Tisu

6. Prosedur Kerja
a. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga terkait tindakan yang akan
dilakukan
b. Cuci tangan
c. Melakukan auskultasi pada paru anak
d. Memposisikan anak sesuai letak sekret
Posisi postural drainage:
• RUL (right upper lung = lobus kanan atas paru)
Posisi : duduk bersandar ke belakang dengan sudut 30
Clapping : tangan diletakkan pada clavikula dan scapula kanan
• LUL (left upper lung = lobus kiri atas paru)
Posisi : duduk bersandar ke belakang bagian depan memeluk bantal
dengan sudut 30
Clapping : tangan diletakkan antara klavikula dan scapula kiri
• RUL Anterior (right upper lung anterior = segmen kanan atas
anterior paru)
Posisi : tidur miring dengan telapak tangan kanan sedikit rotai
menjauh dari punggung kea rah dada kiri sehingga klavikula kanan
terangkat
Clapping : sebelah dada atas kanan di bawah klavikula antara iga ke 2
dan ke 4 kiri
• LLL Posterior basal (left lower lung posterior basal)
kedua paha diganjal dengan bantalPosisi : seperti tengkurap kepala
62
ke bawah 30
Clapping : hanya pada iga kiri belakang ke 11 dan 12
• RLL Posterior basal (right left lung posterior basal)
kedua paha diganjal bantalPosisi : sedikit tengkurap turun kepala 30
Clapping : hanya pada iga kanan belakang ke 11 dan 12
• RLL Superior (right left lung)
Posisi : seperti tengkurap kedua tangan di bawah dada kedua paha di
bawah bantal
Clapping : disudut scapula kanan bagian bawah
e. Pasang perlak dan alas
f. Pasang handuk di atas dada lateral kemudian tangan kanan pasien di
ke ataskan memegang tempat tidur
g. Perawat melakukan clapping dengan lembut di daerah dada
h. Lakukan vibrasi pada saat akhir inspirasi dan awal ekspirasi
i. Anjurkan anak untuk batuk efektif dengan cara menarik nafas 3 kali
kemudian batukkan dan dahak ditampung, bila sputum akan diperiksa
masukkan ke botol yang telah disediakan
j. Setelah selesai posisikan anak senyaman mungkin
k. Beri minum air hangat
l. Cek tanda-tanda vital
m. Alat-alat dibereskan
n. Cuci tangan

Daftar Pustaka

63
INSTRUMEN PENILAIAN
PROSEDUR FISIOTERAPI DADA PADA BAYI

NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A. FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
2 Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap 2
dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan prosedur 4
5 Meminta ijin pada anak dan orangtua 2
B. FASE KERJA
1 Mencuci tangan 4
2 Melakukan auskultasi paru untuk mengetahui letak sekret 6

3 Memasang alas/perlak dan bengkok 4


4 Mengatur posisi sesuai letak sekret 8
5 Mengoles dan memijat daerah yang akan dilakukan 8
prosedur dengan menggunakan minyak
6 Clapping dengan cara tangan perawat menepuk 6
punggung pasien secara benar
7 Vibrating daerah yang ada sekret 6
8 Menampung lendir dalam bengkok berisi desinfektan 4
9 Membersihkan mulut dengan tissu 4
10 Memberiminum hangat sesudah dilakukan prosedur 2
11 Mencuci tangan 2
C. FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 2
D. PENAMPILAN KERJA
1 Ketenangan selama melakukan tindakan 6
2 Melakukan komunikasi terapetik 6
3 Menjaga keamanan klien 6
4 Menjaga keamanan perawatan 6
100

64
PRAKTIKUM
FOTO TERAPI

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fototerapi dengan baik
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan pemberian fototerapi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemberian
fototerapi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pemberian fototerapi.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian fototerapi dengan
baik dan benar

C. Teori
PENGERTIAN
Fototerapi digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada
neonatus dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderat. Fototerapi dapat
menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin indirect yang mudah larut di dalam
plasma dan lebih mudah di ekskresi oleh hati ke dalam saluran empedu. Foto
terapi dapat memecah bilirubin menjadi dipirol yang tidak toksis dan di
ekskresikan dari tubuh melalui urine dan feses. Cahaya yang dihasilkan oleh
terapi sinar menyebabkan reaksi fotokimia dalam kulit (fotoisomerisasi) yang
mengubah bilirubin tak terkonjugasi ke dalam fotobilirubin dan kemudian di
eksresi di dalam hati kemudian ke empedu, produk akhir reaksi adalah reversible
dan di ekresikan ke dalam empedu tanpa perlu konjugasi.

65
Menurut Depkes (2010), terdapat juga algoritma evaluasi terkait anak
dengan hiperbilirubinemia. Berikut penjelasan tentang algoritma evaluasi bayi
baru lahir dengan hiperbilirubinemia(Modifikasi dari Maisles et al).

66
2.1.7 Penatalaksanaan (DepKes, 2010)
Tatalaksana hiperbilirubinemia
Fototerapi Transfusi Tukar
≤24 jam 10-12 (7-10) 20 (18)

25 – 48 jam 12-15 (10-12) 20-25 (20)

49 - 72 jam 15-18 (12-15) 25-30 (>20)

>72 jam 18-20 (12-15) 25-30 (>20)

Keterangan : nilai bilirubin dinyatakan dalam mg/dL – nilai tanda dalam kurung
merupakan nilai bilirubin untuk neonatus dengan faktor risiko
Indikasi Tatalaksana Fototerapi pada Bayi Kurang Bulan
Usia Berat <1.500 g Berat 1.500-2.000 Berat > 2.000 g
Kadar Bilirubin g Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin
(μmol/L) (μmol/L) (μmol/L)
< 24 jam Risiko tinggi dan Risiko tinggi : >70 >85
yang lainnya: > 70 dan yang lainnya:
> 70
24-48 jam >85 >120 >140
49-72 jam >120 >155 >200

METABOLISME BILIRUBIN
Segera setelah lahir bayi harus mengkonjugasi Bilirubin (merubah
Bilirubin yang larut dalam lemak menjadi Bilirubin yang mudah larut dalam air)
di dalam hati.
Frekuensi dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan
kematangan hati, serta jumlah tempat ikatan Albumin (Albumin binding site).
Pada bayi yang normal dan sehat serta cukup bulan, hatinya sudah matang dan
menghasilkan Enzim Glukoronil Transferase yang memadai sehingga serum
Bilirubin tidak mencapai tingkat patologis
67
Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah Ikterus
yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Hanifa, 1987):
Timbul pada hari kedua-ketiga

1. Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15


mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang bulan.
2. Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per
hari
3. Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
4. Ikterus hilang pada 10 hari pertama
5. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis
tertentu

Ikterus Patologis / Hiperbilirubinemi


Adalah suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam darah mencapai suatu
nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang
patologis. Brown menetapkan Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin mencapai
12mg% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada bayi kurang bulan. Utelly
menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.
Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin Indirek pada
otak terutama pada Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus, Hipokampus,
Nukleus merah , dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.

CARA KERJA
1. Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk
yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin.
2. Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu
isomerisasi.

68
Terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama
lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu.
3. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar
pada manusia.
4. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya
menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. Foto isomer bilirubin
lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa
dieksreksikan melalui empedu
5. Dari empedu kemudian diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang
bersama feses tanpa proses konjugasi oleh Hati (Avery dan Taeusch,
1984).
6. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.
7. Fototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar
Bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab Kekuningan dan
Hemolisis dapat menyebabkan Anemia.

KRITERIA ALAT

1. Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.


2. Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2 per
nm.
3. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
4. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah, terdiri
dari biru (F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight
fluorescent tubes .

PROSEDUR PEMBERIAN FOTOTERAPI


Persiapan Unit Terapi sinar

1. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu,


sehingga suhu di bawah lampu antara 38 ᵒC sampai 30 ᵒC.

69
2. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan
baik.
3. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip
(flickering):
a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung
tersebut.
b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan,
walaupun tabung masih bisa berfungsi.

4. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih
di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya
sebanyak mungkin kepada bayi

Pemberian Terapi sinar


1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan
telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam
inkubator.
b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
2. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak
ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan
selotip.
3. Balikkan bayi setiap 3 jam
4. Pastikan bayi diberi makan:
5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling
kurang setiap 3 jam:
6. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan
penutup mata
7. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain
(contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.

70
8. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI
perah), tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per
hari selama bayi masih diterapi sinar .
9. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan
pindahkan bayi dari sinar terapi sinar .
10. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa
menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak
membutuhkan terapi khusus.
11. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan:
12. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur
yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar .
13. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar
untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir
biru)
14. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam.
Bila suhu bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk
sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara
36,5 0C – 37,5 0C.
15. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus khusus:
16. Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/Dl
17. Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar,
persiapkan kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah
sakit tersier atau senter untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu
dan bayi.
18. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3
hari.
19. Setelah terapi sinar dihentikan:
20. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila
memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus menggunakan metode
klinis.

71
21. Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai
untuk memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah
dilakukan. Ulangi langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai
bilirubin serum dari hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode
klinis berada di bawah nilai untuk memulai terapi sinar.
22. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik
dan tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.
23. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa
kembali bayi bila bayi bertambah kuning.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz & Sowden. Alih Bahasa : Jan Tamayong. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC, 2002.
2. Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
3. Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
4. Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000

72
INSTRUMEN PENILAIAN PENATALAKSANAAN FOTOTERAPI

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa Keluarga 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap
2 dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan Tujuan Tindakan dan lama Fototerapi 4
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2
6 Menyiapkan alat Penutup mata 2
B FASE KERJA
1 Mengecek posisi lampu Fototerapi 3
2 melepas baju bayi 3

3 menutup mata bayi dengan penutup mata (carbon) 10


4 memakaikaan celana/diapers/popok 10
mengatur posisi bayi terlentang dan membalik posisi bayi
5 tiap 2 jam 10
6 menekan tombol pada lampu foterapi 10
memastikan bayi dalam posisi aman penyinarana sesuai
7 indikasi 10
melakukan pemenuhan pemberian ASI dan Hygenitas bayi
8 selama penyinaran 5
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4

3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 3


4 Pendokumentasian 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terpeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 4
4 Menjaga keamanan perawat 4
TOTAL 100

73
PRAKTIKUM
BUBUR TEMPE

a. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pembuatan bubur tempe dengan baik
b. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pembuatan bubur tempe
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pembuatan bubur
tempe
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pembuatan bubur tempe.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pembuatan bubur tempe dengan
baik dan benar
c. Teori
1. Definisi
Bubur tempe adalah
2. Manfaat
a. Bubur tempe ternyata sangat bermanfaat untuk memperpendek masa diare
dan meningkatkan berat badan setelah diare. Bubur tempe yang diproduksi
oleh pabrik maupun dari tempe tradisional dapat mengurangi gejala lebih
baik dibandingkan dengan formula kedelai. Tempe lebih mudah dicerna
karena kandungan asam lemak bebas, peptida, dan asam amino yang tinggi.
Proses peragian tempe menghasilkan vitamin B. Kecuali itu selama proses
produksinya terjadi pengurangan jumlah rafinose dan stakiose, sehingga
keluhan kembung yang disebabkan kedua zat tersebut telah berkurang.
b. Berdasarkan penelitian, Anak yang mendapat bahan makanan campuran
tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39 ± 0,09 hari (rerata), lebih cepat

74
bila dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan makanan campuran
beras-susu (rata-rata 2,94 ± 0,33 hari). Sebuah studi uji klinis randomized
controlled double-blind yang dilakukan oleh Soenarto et al (1997)
menunjukkan bahwa formula yang berbahan dasar tempe dapat
mempersingkat durasi diare akut serta mempercepat pertambahan berat
badan setelah menderita satu episode diare akut.
Selain untuk mempersingkat masa Diare pada bayi, Tempe juga
memiliki beberapa manfaat yang lain nya seperti :
o Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga
baik untuk mengatasi diare
o Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga
menurunkan tekanan darah.
o Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal
bebas, baik bagi penderita jantung.
o Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar
hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng
(Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut
terkandung dalam tempe.
o Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa
anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan
antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
o Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe
bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.
o Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
o Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi)
beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun
degeneratif.
o Mencegah timbulnya hipertensi.
o Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis
Alat dan Bahan
- Tempe kukus
75
- Nasi
- Gula
- Garam
- Margarin
- Air panas
Cara kerja
1. Tempe dikukus / direbus, Nasi, gula, mentega / minyak, air, kemudian
dihaluskan dengan blender sampai dengan konsistensi sesuai dengan yang
diinginkan
2. Siap dihidangkan
Daftar pustaka
- Tatalaksana Diare, Buku Ajar Gastro-Hepatologi Anak Jilid I, 2009
- Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
- Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby,
2000

76
BUBUR TEMPE

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam/menyapa klien 2
2 Memperkenalkan diri, identifikasi pasien 2
3 Menjelaskan tujuan tindakan 4
4 Menjelaskan langkah prosedur 4
5 Menanyakan kesiapan pasien 2
6 Mencuci tangan dengan benar 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 4
2 Menyiapkan alat dan bahan
a. Piring- sendok - timbangan - 4
b. blender dan kertas minyak 4
c. Tempe kukus 30 gr 2
d. Gula Pasir 15 gr 2
e. Mentega 10 gr 2
f. Garam ½ sdt 2
g. Air panas 200cc 2
h. Nasi 15 gr 2
Memasukkan nasi, air panas, tempe,
3 6
mentega, gula, garam, kedalam blender
4 Hidangkan di piring dalam keadaan hangat 2
6 Cuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan 2
2 Merapikan alat 4
3 Mencuci tangan dengan benar 4
4 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan selama melakukan tindakan 8
Melakukan komunikasi terapeutik selama
2 8
tindakan
3 Ketelitian selama tindakan 12
4 Keamanan klien selama tindakan 8
TOTAL NILAI YANG DIPEROLEH 100

77
78
PRAKTIKUM
PEMBERIAN IMUNISASI

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan imunisasi dengan baik
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan pemberian imunisasi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemberian
imunisasi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pemberian imunisasi.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian imunisasi dengan baik
dan benar

C. Teori
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah
dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah
dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum
(oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan
bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan
virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk
imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.

79
Jenis-jenis Imunisasi
Berikut jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan
bisa didapat secara gratis di Puskesmas atau Posyandu:
Jenis Vaksin
1. BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak
lahir.Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada
bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG
boleh diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.
2. Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12
jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3
hingga 6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4
minggu.Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
3. Polio
Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa
menyebabkan kelumpuhan.
4. DPT
Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit
difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.Ketiga penyakit ini sangat
mudah menyerang bayi dan anak.Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur
lebih dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan
(bersamaan) dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia
18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui
program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
5. Campak

80
Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada
usia 2 tahun dan selanjutnya usia 6 tahun melalui program BIAS.

JADWAL IMUNISASI

LOKASI PEMBERIAN :
1. atas sebelah luar
2. paha bagian depan
3. perut
4. area scapula
5. area ventrogluteal
6. area dorsogluteal

81
D.
Indikasi dan kontraindikasi
1. Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak
alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang
bagian atas.
2. Kontra Indikasi : luka, alergi, infeksi kulit, sakit
E. Peralatan
1. Catatan pemberian imunisasi
2. Vaksin dalam tempatnya
3. Spuit
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut bak injeksi
6. Bengkok
F. Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada keluarga
2. Cuci tangan

82
3. Bebaskan daerah yang akan disuntikan.bebaskan daerah suntikan
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan
.kemudian
tempatkan pada bak injeksi
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol
6. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan (angkat kulit)
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk
sudut 45º terhadap permukaan kulit

8. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah , semprotkan obat perlahan


hingga habis
9. Tarik spuit dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan
kedalam bengkok
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Catat prosedur pemberian obat dan respon klien
TEKNIK INJEKSI
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat
dari permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan
jaringan subkutis dari jaringan otot.
DAFTAR PUSTAKA
1. Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
2. Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
3. Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18
tahun.
83
INSTRUMEN PENILAIAN PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI DPT

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Menanyakan kesiapan pasien & keluarga 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Menginspirasi vaksin DPT, tepat 0,5 ml 12
3 Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan 5
4 Memasang perlak dan alasnya 3
5 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 3
6 Memakai handschoon 3
5
Mengganti jarum yang sudah dipakai dengan jarum baru
7
Membersihkan kulit dengan kapas basah (melingkar dari 5
7 dalam-keluar)
8 Menusukkan spuit dengan sudut 90 derajat 12
9 Memasukkan obat secara perlahan 10
5
Mencabut jarum sambil menekan dengan kapas desinfektan
10
11 Membuang spuit ke dalam bengkok 3
12 Mencuci tangan 3
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

84
INSTRUMEN PENILAIAN PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI BCG

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Menanyakan kesiapan pasien & keluarga 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Menginspirasi vaksin BCG, tepat 0,05 ml 12
3 Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan 5
4 Memasang perlak dan alasnya 3
5 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 3
6 Memakai handschoon 5
Membersihkan kulit dengan kapas basah (melingkar dari 5
7 dalam-keluar)
8 Menusukkan spuit dengan sudut 15 derajat 15
9 Memasukkan obat secara perlahan 10
10 Mencabut jarum 5
11 Membuang spuit ke dalam bengkok 3
12 Mencuci tangan 3
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

85
INSTRUMEN PENILAIAN PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Menanyakan kesiapan pasien & keluarga 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Menginspirasi vaksin Campak, tepat 0,5 ml 12
3 Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan 5
4 Memasang perlak dan alasnya 3
5 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 3
6 Memakai handschoon 3
5
Mengganti jarum yang sudah dipakai dengan jarum baru
7
Membersihkan kulit dengan kapas basah (melingkar dari 5
7 dalam-keluar)
8 Menusukkan spuit dengan sudut 45 derajat 12
9 Memasukkan obat secara perlahan 10
5
Mencabut jarum sambil menekan dengan kapas desinfektan
10
11 Membuang spuit ke dalam bengkok 3
12 Mencuci tangan 3
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

86
PRAKTIKUM
PEMASANGAN SKORSTEIN

a. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan skorstein dengan baik
b. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pemasangan skorstein.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemasangan
skorstein Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pemasangan skorstein.
3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan skorstein dengan
baik dan benar
c. Teori
1. Definisi
Memasang scorstein adalah suatu tindakan memasukkan slang ke dalam
anus pasien untuk membantu mengeluarkan feses atau gas dari dalam
abdomen, menghilangkan distensi, kram abdomen dan meningkatkan rasa
nyaman.
2. Indikasi
a. Mengeluarkan udara dari usus /menghilangkan ketegangan perut
b. Mengeluarkan faeses yang berbentuk cair terutama pada pasien diare
3. Alat

a. Scorsteen/rectal kanul dengan ukuran :


Dewasa : 22-30 F
Usia sekolah : 16-18 F
Toddler :14-16 F
Infant : 10-12 F
b. Jelly/vaselin

87
c. Bengkok
d. Perlak pengalas
e. Plester
f. Tissue
g. Handuk bawah
h. Pispot bila diperlukan
i. Plastik
j. Kom berisi air hangat + sabun + waslap

4. Cara Kerja

 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta


menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
 Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
 Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
 Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
 Perawat membuka pakaian bawah pasien dan menutup dengan handuk
bawah dan selimut
 Perawat memberikan posisi miring kiri untuk anak yang lebih besar dan
mengangkat kedua kaki untuk bayi dan menutupi bagian bawah tubuh
pasien dengan handuk kecuali bokong
 Perawat meletakkan perlak pengalas di bawah bokong pasien
 Perawat melumasi bagian ujung skorsteen dengan jelly/vaselin sepanjang
± 5-15 cm
 Perawat membuka bokong pasien dengan tangan non dominan sehingga
anus terlihat jelas
 Perawat memasukkan kanul skorsteen dengan hati-hati dengan ujung kanul
mengarah ke umbilikus, pada pasien dewasa ± sepanjang 15 cm dan anak-
anak sepanjang ± 5-10 cm
88
 Perawat menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang
 Perawat meletakkan ujung skorsteen ke dalam bengkok yang berisi air
untuk melihat pengeluaran udara
 Perawat memasang plester dan difiksasi di pangkal paha bila akan
dipasang tetap dan menyambugkan pangkal selang dengan plastik, bila
tidak dipasang tetap skorsteen ditarik secara perlahan-lahan dan
dimasukkan ke dalam bengkok
 Perawat membersihkan daerah sekitar bokong dan rektal dengan tissue dan
kalau diperlukan menggunakan air hangat+sabun+waslap dan
mengeringkan dengan handuk
 Perawat mengenakan pakaian bawah pasien dan memberikan posisi yang
nyaman
 Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah
sesuai dengan prosedur
 Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai
dilakukan dan mohon undur diri
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan
perkembangan terintegrasi

5. Daftar Pustaka
 Betz & Sowden. Alih Bahasa : Jan Tamayong. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC, 2002.
 Whaley & Wong. Children‟s Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
 Whaley & Wong. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby, 2000.
 Whaley & Wong. Nursing of Infant & Children. St. Louis : Mosby, 2000

89
INSTRUMEN PENILAIAN PEMASANGAN SCHORSTEIN

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama
lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang
2 identitas 2
3 Menjelaskan tujuan umum 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak & orang tua 2
6 Mencuci tangan dengan benar 2
B FASE KERJA
1 Memasang perlak pada bagian anus 4
2 Meletakkan bengkok dengan benar 4
3 Menyiapkan scorstin dan memfiksasi pangkal 6
scorstin dengan plastik dan plester dengan
benar
4 Memakai sarung tangan 2
5 mengolesi ujung selang scorstin dengan jeli 6

6 mengatur posisi kaki bayi dengan 4


mengangkat ke atas
7 masukkan perlahan ujung scorstin melalui 4
anus sampai dengan rektum
8 Menaruh selang scorstin ke bengkok dengan
benar 4
9 Mengobservasi pengeluaran cairan yang
keluar melalui scorstin, jika sudah tidak ada
distensi abdomen dan pengeluaran cairan
maka lepas skorstin, jika masih ada distensi
abdomen biarkan dan observasi beberapa
saat 6
10 Lepas sarung tangan 2
11 Cuci tangan 2
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
Berpamitan & berterimakasih atas
3 kerjasamanya 4
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan selama melakukan tindakan 8
2 Menjaga keamanan pasien/perawat 8
3 Melakukan komunikasi terapeutik 8

90
4 Ketelitian 8
NILAI 100

91
PRAKTIKUM
PEMASANGAN NGT/OGT

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan NGT/OGT serta
pemberian minum melewati NGT/OGT
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi tindakan pemasangan
NGT/OGT serta pemberian minum melewati NGT/OGT
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya pemasangan
NGT/OGT serta pemberian minum melewati NGT/OGT
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
pemasangan NGT/OGT serta pemberian minum melewati NGT/OGT
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan NGT/OGT serta
pemberian minum melewati NGT/OGT dengan baik dan benar

C. Teori
A. PENGERTIAN
NGT adalah kependekan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah alat yang
digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan selang plastic yang dipasang
melalui hidung sampai lambung. OGT adalah kependekan dari Orofaring Gastric
Tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan
selang plastic yang dipasang melalui mulut sampai lambung. Sering digunakan
untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu
untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan
juga untuk mengeluarkan isi lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani.
Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa
yunani Gaster yang artinya perut gendut (berhubungan dengan perut).
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
92
1. Dewasa ukurannya no 14-20
2. Anak-anak ukurannya no 8-16
3. Bayi ukuran no 5-7

B. MACAM-MACAM NGT :
1. Selang NGT dari karet
2. Selang NGT dari bahan plastic
3. Selang NGT dari bahan silicon
C. INDIKASI PEMASANGAN NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
6. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor
mulut atau faring atau esofagus, dll
7. Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
8. Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.

D. TUJUAN PEMASANGAN NGT


Tujuan dan Manfaat Tindakan Naso Gastric Tube digunakan untuk:
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang
mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah
atau pendarahan pada lambung
5. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung
93
6. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
7. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia)

E. KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT


1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3. Pasien dengan trauma cervical
4. Pasien dengan fraktur facialis
F. PENGKAJIAN
Pengkajian harus berfokus pada:
1. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
2. Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3. Riwayat masalah sinus atau nasal
4. Distensi abdomen, nyeri atau mual

G. PERALATAN
a. Selang NGT no.14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya)
b. Jelly
c. Spatel lidah
d. Handscoen steril
e. Senter
f. Spuit/alat suntik ukuran 50cc
g. Plester
h. Stetoskop
i. Handuk
j. Tissue
k. Bengkok

94
H. Cara
Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kebutuhan nutrisi,
2. Perawat mencuci tangan

Persiapan pasien
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)

Prosedur Kerja
1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
3. Memasang handuk diatas dada klien
4. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
5. Memakai sarung tangan

95
6. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas
lalu dilanjutkan sampai processus xipodeus

7. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester


8. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut

9. Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang


perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan
kepala (fleksi) sambil menelan.
96
10. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
11. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi.
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam
b. jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan kembali
secara perlahan
c. jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan
menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan
selang secara bertahap.
12. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam
mangkok berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk
dalam lambung maka ditandai dengan tidak
adanyagelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung
sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar
bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik
spuit

97
13. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa
masuk lambung
14. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
15. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
16. Merapikan dan membereskan alat
17. Melepas sarung tangan
18. Mencuci tangan
Evaluasi
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
2. Dokumentasikan:
Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
b. Tanggal dan waktu insersi slang
c. Warna dan jumlah drainase
d. Ukuran dan tipe slang
e. Toleransi klien terhadap prosedur
Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya adalah
sebagai berikut:
1. Siapakan spuit besar ukuran 50 cc
2. Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supata tidak
kemasukan udara dengan mengklem.
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus
diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan
lambung, biarkan makanan mengalir mengikuti gaya gravitasi
7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka
bisa dilakukan 4 kali .
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa
mencuci dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya

98
sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang
bakteri.
9. Jika sudah rapikan peralatan
I. KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
· Sondenya tersumbat.
· Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan
melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat.
· Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
· Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
· Yang menyerupai jerat
· Yang menyerupai simpul
· Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum, hal ini dapat
langsung menyebabkan diare.
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh
ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
· High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
· Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
· Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat
EVALUASI :
Evaluasi dilakukan dengan mengunakan penilaian formatif dan sumatif.
Penilaian formatif adalah penilaian aktifitas dan proses selama proses
pembelajaran. Penilaian sumatif mengunakan ujian tertulis pada pertengahan dan
akhir semester. Penilaian formatif dan sumatif berdasarkan pada pembobotan
yang telah dilakukan pada silabus. Peserta didik dikatakan lulus jika nilai minimal
adalah 2,76.
99
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B. Fundamentals of nursing. St.Louis: Mosby. 2011.
Potter F, Fundamental Of Nursing. St. Louis:Mosby. 2012
Dewit & O neill, Fundamental Concept and Skill For Nursing, Lipincott,
2010.
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan
DasarManusia” Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004\
Wong L Donna, 2012, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia” Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004\
Sumber Pedoman Pelaksanaan Administrasi dan Managemen Instalasi Gizi
RSU Muntilan Kab. Dati II Magelang , 1997.

100
INSTRUMEN PEMASANGAN NGT

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan
2 tanggal lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan Tujuan Tindakan 2
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Mengatur posisi 4
3 Memeriksa lubang pasien yang akan dipasang NGT 4
4 Meletakkan perlak pengalas di atas dada pasien 3
5 Meletakkan bengkok di sisi pasien 3
6 Memakai handscoan 4
Mengukur panjang NGT dari puncak hidung ke lobus teliga lalu ke
7 prosessus xypoiedeus 8
8 Memasang klem di ujung selang NGT 5
9 Memberi jeli pada ujung selang 5
10 Memasukkan selang secara perlahan 5
11 Mengecek ketepatan selang pada lambung 6
12 Memfiksasi selang 4
13 Merapikan alat dan pasien 3
14 Melepaskan handscoan 4
15 Mencuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 3
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 4
2 Melakukan komunikasi terpeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 4
4 Menjaga keamanan perawat 4
TOTAL 100

101
INSTRUMEN PENILAIAN PEMBERIAN MINUM LEWAT NGT

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A. Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam 2
2 Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir 2
) sesuai dengan gelang identitas
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orangtua 2
B. Fase Kerja
1 Mencuci tangan 5
2 Mengukur jumlah makanan cair 3
3 Mengukur kehangatan makanan cair 3
4 Mengatur posisi pasien kepala lebih tinggi 5
5 Memasang perlak pengalas pada dada pasien 3
6 Melakukan residu test: aspirasi dari lambung menggunakan spuit 10

7 Memasang klem pada selang sonde 2


8 Menempatkan corong setinggi sekitar 20 cm di atas pasien 5
9 Posisi corong diantara pasien dan perawat 2
10 Menuangkan air matang ke corong secara perlahan 5
11 Menuangkan makanan cair ke corong secara perlahan hingga 15
habis
12 Menuangkan air matang ke corong secara perlahan (membilas) 5

13 Memasang klem pada selang sonde 2


14 Mencuci tangan 5
C. Fase terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 2
D. Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan selama melakukan tindakan 2
2 Melakukan komunikasi terapetik 3
3 Menjaga keamanan klien 3
4 Menjaga keamanan perawatan 2
NILAI 100

102
PRAKTIKUM
MEMANDIKAN BAYI SEHAT DAN RESTI

A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan memandikan bayi sehat dan resiko
tinggi
B. Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi memandikan bayi sehat dan resiko
tinggi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dilakukannya memandikan bayi
sehat dan resiko tinggi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan untuk melakukan
memandikan bayi sehat dan resiko tinggi
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan memandikan bayi sehat dan resiko
tinggi dengan baik dan benar

C. Teori
A PENEGRTIAN : Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan air
hangat dan cairan desinfektan dengan cara sponge bath

Tujuan :

1. Membersihkan kulit bayi dari sisa-sisa lemak


2. Merangsang peredaran darah
3. Mecegah terjadinya infeksi
4. Memberikan rasa nyaman

KEBIJAKAN

1. Dilakukan oleh perawat


2. Indikasi :
a. Bayi yang dirawat dalam incubator
b. Bayi premature (BBLR)
3. Kontra indikasi
a. Bayi sianosis
103
b. Bayi demam

PROSEDUR

A. PERSIAPAN
1. PERISAPAN ALAT
a. Satu set pakaian bayi
b. Waslap/kain halus sekurangnya 2 buah
c. Cottonbath ditempatnya
d. 2 kom berisi air hangat dan caiaran disinfektan 2%
e. Sabun yang lembut
f. Kapas saflon 0,5% untuk membersihakn feses
g. Kassa air hangat dan minyak (baby oil)
h. Kapas lembab (yang telah dis eduh dengan air mendidih)
i. 2 handuk kecil
j. Tempat ember tertutup untuk kain kotor
k. Termometer
l. Bengkok
2. PERSIAPAN KLIEN
a. Kaji kondisi dan suhu tubuh bayi
b. Beri tahu orang tujuan dan prosedur
3. PERSIAPAN PERAWAT
a. Jam tangan dilepas
b. Baju lengan panjang digulung
c. Cuci tangan
B. PROSEDUR KERJA
1. Beri senyum, sapa salam pada klien
2. Cek gelang identifkasi pasien sesuai dengan SOP pemasangan gelang
identifikasi pasien
3. Kaji kondisi dan suhu tubuh bayi
4. Beritahu orang tua (bayi) tujuan dan prosedur
5. Jam tangan dilepas
6. Baju lengan panjang di gulung
7. Pakai pakaian khusus dan masker jika perlu
8. Perawat mencuci tangan
9. Pastikan sushu air hangat dengan meraba sampai pergelangan tangan
10. Buka penutup incubator
11. Bersihkan mata bayi memakai kapas lembab dari kantus luar ke dalam
atau dari dalam keluar, setiap kali usapan kapas harus diganti
12. Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dengan menggunakan
cotton bud
104
13. Pada bagian muka dilap denagn waslap setelah bersih dikeringkan
dnegan handuk
14. Letakkan kepala bayi diatas telapak tangan kiri perawat secara berhati-
hati, dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
15. Buka baju bayi, berishkan tubuh dan ekstremitas dengan menggunakan
waslap, air hangat dan cairan disinfektan kemudian dibilas dengan air
hangat lalu dikeringkan. Bersihkan dada, lengan, punggung dan kaki
terutama didaerah lipatan paha dengan menggunakan air hangat yang
telah di beri cairan didinfekatan dan bilas sampai bersih
16. Membersihkan panatat dan daerah genetalia bila ada feses dibersihkan
dengan kapas lembab
a. Pada bayi perempuan, daerah genetalia dibersihkan secara perlahan
daru arah depan ke belakang
b. Pada bayi laki-laki tarik kulup dan bersihkan dari ujung gland
penis dengan cara memutar
17. Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan air hangat
18. Kulit yang terlalu kering diolesi baby oil, setelah itu pakaian bayi
dipasang
19. Gerakan memutar menggunakan cotton bud atau waslap
20. Bersihkan tubuh dan ekstremitas : buka baju bayi
21. Spone bath : bersihkan dada, lengan punggung dan kaku dengan sabun
dan dibilas
22. Tubbath : menganggkat bayi secara aman, lengan kiri menjaga kepala
dan lengan bayi ke dalam bak mandi dipegang dengan satu tangan dan
tangan lain menyabun dan membersihkan dengan cepat
23. Memberishkan bagaian pantat dan daerah genetalia : buang feses
dengan kasa cebok
24. Pada bayi perempuan bersihkan labia secara perlaahn dari arah depan
kebelakang
25. Pada bayi laki-laki tarik kulup dan berihkan dari jarum gland dengan
memutar
26. Bersihkan perineal dan genital
27. Lakukan perawatan tali pusat
28. Berikan minyak telon
29. Kenakan baju
30. Bereskan alat dan cuci tangan
31. Dokumentasikan hari, jam, tanggal pelaksanaan dan tandatnagan serta
hasil pemeriksaan dalam catatab perawat
C. Evalausi
Observasi keadaan bayi terhadap kedinginan

105
INSTRUMEN MEMANDIKAN BAYI RESIKO TINGGI

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal
2 lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan Tujuan Tindakan 2
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Mengatur posisi 4
Pastikan sushu air hangat dengan meraba sampai pergelangan tangan
3 4
Buka penutup incubator
4 3
Bersihkan mata bayi memakai kapas lembab dari kantus luar ke
dalam atau dari dalam keluar, setiap kali usapan kapas harus diganti
5 3
Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dengan menggunakan
cotton bud
6 4
Pada bagian muka dilap denagn waslap setelah bersih dikeringkan
dnegan handuk
7 8
Letakkan kepala bayi diatas telapak tangan kiri perawat secara
berhati-hati, dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
8 5
Buka baju bayi, berishkan tubuh dan ekstremitas dengan
menggunakan waslap, air hangat dan cairan disinfektan kemudian
dibilas dengan air hangat lalu dikeringkan. Bersihkan dada, lengan,
punggung dan kaki terutama didaerah lipatan paha dengan
menggunakan air hangat yang telah di beri cairan didinfekatan dan
bilas sampai bersih
9 5
Membersihkan panatat dan daerah genetalia bila ada feses
dibersihkan dengan kapas lembab :

a. Pada bayi perempuan, daerah genetalia dibersihkan secara


perlahan daru arah depan ke belakang
b. Pada bayi laki-laki tarik kulup dan bersihkan dari ujung gland
penis dengan cara memutar
10 5

106
Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan air hangat
11 6
Pakaikan deapers dan baju (bedong bayi )sesaui indikasi
12 4
Rapikan incubator
13 3
14 Melepaskan handscoan 4
15 Mencuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 3
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 4
2 Melakukan komunikasi terpeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 4
4 Menjaga keamanan perawat 4
TOTAL 100

107
INSTRUMEN MEMANDIKAN BAYI SEHAT

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT

YA TIDAK

A FASE ORIENTASI

1 Memberi salam/menyapa klien 2


Memperkenalkan diri, identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal
2 lahir ) sesuai dengan gelang identitas 2
3 Menjelaskan Tujuan Tindakan 2
4 Menjelaskan Prosedur 2
5 Meminta ijin pada anak dan orang tua 2

B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Mengatur posisi 4
Pastikan sushu air hangat dengan meraba sampai pergelangan tangan
3 4
Bersihkan mata bayi memakai kapas lembab dari kantus luar ke dalam
atau dari dalam keluar, setiap kali usapan kapas harus diganti
4 3
Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dengan menggunakan
cotton bud
5 3
Pada bagian muka dilap denagn waslap setelah bersih dikeringkan
dnegan handuk
6 4
Letakkan kepala bayi diatas telapak tangan kiri perawat secara berhati-
hati, dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
7 8
Spone bath : bersihkan dada, lengan punggung dan kaku dengan sabun
dan dibilas
8 5
Tubbath : menganggkat bayi secara aman, lengan kiri menjaga kepala
dan lengan bayi ke dalam bak mandi dipegang dengan satu tangan dan
tangan lain menyabun dan membersihkan dengan cepat
9 5
Membersihkan panatat dan daerah genetalia bila ada feses dibersihkan
dengan kapas lembab :

a. Pada bayi perempuan, daerah genetalia dibersihkan secara


perlahan daru arah depan ke belakang
10 b. Pada bayi laki-laki tarik kulup dan bersihkan dari ujung gland 5
108
penis dengan cara memutar

Bersihkan perineal dan genital


11 6
Lakukan perawatan tali pusat
12 4
Berikan minyak telon
13 3
Kenakan baju
14 4

15 Melepaskan handscoan 2

16 Mencuci tangan 2

C FASE TERMINASI

1 Melakukan evaluasi 3

2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4


3 Berpamitan dan berterimakasih atas kerjasamanya 3

D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN

1 Ketenangan 4

2 Melakukan komunikasi terpeutik 3

3 Menjaga keamanan pasien 4


4 Menjaga keamanan perawat 4

TOTAL 100

109
110

Anda mungkin juga menyukai