Oleh :
Sucita Alifadindah
(B2019001)
A. PENGERTIAN
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim
jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat
total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak
dapat nutrisi - oksigen dan mati. Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu
diagnosa rawat inap terserang di Negara maju. IMA dengan elevasi ST (STEMI)
merupakan bagian dari spectrum koroner akut yang terdiri atas angka pectoris yang tidak
stabil. IMA tanpa elevasi ST dan IMA dengan elevasi STEMI umumnya secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak arterosklerosis yang sudah ada sebelumnya
(Sudarjo, 2006).
B. ETIOLOGI
Penyebab utama infark miokard adalah kurangnya suplai darah miokard.
Penyebab penurunan suplai darah dikarenakan penyempitan kritis arteri koroner karena
ateriosklerosis atau oklusi arteri komplit / penyumbatan total arteri oleh embolus atau
thrombus, syok dan hemoragi / perdarahan. Pada kasus ini selalu terjadi
ketidakseimbangan antara suplai darah dan kebutuhan oksigen.
Stemi juga terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid.
C. MANIFETASI KLINIS
a. Klinis
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus - menerus tidak mereda,
bagian bawah sternum dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
3. Nyeri yang tajam dan berat yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah
menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4. Nyeri muncul secara spontan (bukan setelah kegiatan / bekerja atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
istirahat atau nitrogliserin (NTG).
5. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pusing
atau kepala ringan dan mual muntah.
7. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(menyimpulkan pengalaman nyeri)
b. Laboratotium
1. Pemeriksaan Enzim jantung
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam (3-
5 hari).
- CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
- LDH (laktat dehidrogenase), LDH1, dan LDH2 : Meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
- AST (/SGOT : Meningkat
2. EKG
Perubahan EKG yang terjadi selama infark akut yaitu gelombang Q
nyata, elevasi segmen ST, dan gelombang T terbalik. Perubahan- perubahan ini
tampak pada hantaran yang terletak diatas daerah miokardium yang mengalami
nekrosis. Selang beberapa waktu gelombang ST dan gelombang T akan kembali
normal hanya gelombang Q tetap bertahan sebagai bukti elektrokardiograf
adanya infark lama.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab paling sering Akut Miokard Infark adalah penyempitan pembuluh
darah yang disebabkan oleh karena atheromatous. Pecahnya plak menyebabkan
terjadinya agregasi trombosit, pembentukan thrombus dan akumulasi fibrin, perdarahan
dalam plak dan beberapa tingkatan vasospasm. Keadaan ini akan mengakibatkan
sumbatan baik parsial maupun total, yang berakibat iskemi miokard. Sumbatan total
pembuluh darah yang lebih dari 4-6 jam berakibat nekrosis miokard yang irreversible
tetapi reperfusi yang dilakukan dalam waktu ini dapat menyelamatkan miokardium dan
menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Infark miokard atau nekrosis iskemik pada miokardium, diakibatkan oleh
iskemia pada miokard yang berkepanjangan yang bersifat irreversible. Waktu
diperlukan bagi sel-sel otot jantung mengalami kerusakan adalah iskemia selama 15-20
menit. Infark miokard hampir selalu terjadi di ventrikel kiri dan dengan nyata
mengurangi fungsi ventrikel kiri, makin luas daerah infark, makin kurang daya
kontraksinya.
Secara fungsional, infark miokard menyebabkan : berkurangnya kontraksi
dengan gerak dinding abnormal, terganggunya kepaduan ventrikel kiri, berkurangnya
volume denyutan, berkurangnya waktu pengeluaran dan meningkatnya tekanan akhir
diastole ventrikel kiri.
Gangguan fungsi tidak hanya tergantung luasnya infark, tetapi juga lokasinya
karena berhubungan dengan pasokan darah. Infark juga dinamakan berdasarkan tempat
terdapatnya seperti infark subendokardial, infark intramural, infark subepikardial, dan
infark transmural. Infark transmural meluas dari endokardium sampai epikardium.
Semua infark miokard memiliki daerah daerah pusat yang nekrotik/infark, dikelilingi
daerah cedera, diluarnya dikelilingi lagi lingkaran iskemik. Masing-masing
menunjukkan pola EKG yang khas. Saat otot miokard mati, dilepaskan enzim
intramiokard, enzim ini membantu menentukkan beratnya infark. Jaringan otot jantung
yang mati, diganti jaringan parut yang dapat mengganggu fungsinya (Dr. Jan
Tambayong, 2007)
E. PATHWAY
Nekrosis
Resiko
Metabolism anaerob penurunan
Seluler hipoksia
curah
jantung
Gangguan
Timbunan asam
pertukaran Nyeri
laktat meningkat Integritas membrane sel berubah
gas
Intoleransi
aktifitas COP turun Kegagalann pompa
jantung
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan Enzim jantung :
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam (3-
5 hari).
- CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
- LDH(laktat dehidrogenase), LDH1, dan LDH2: Meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
- AST (/SGOT : Meningkat b.
b. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG digunakan untuk mencatat aktivitas elektrik jantung.
Melalui aktivitas elektrik jantung dapat diketahui irama jantung, besarnya jantung,
dan kondisi otot jantung, kondisi otot jantung inilah yang memiliki kaitanya dengan
PJK.
c. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing (uji latih jantung dengan bebean)
Exercise testing merupakan salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk
mendiagnosis apakah seseorang terkena menderita penyakit jantung dan juga untuk
menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung. Selain itu tes treadmill juga dapat
dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan lain-lain.
d. Echocardiography (Ekokardiografi)
Ekokardiografi adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara ultra
untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, juga dapat menilai fungsi
jantung.
e. Angiografi korener
Merupakan cara dengan menggunakan sinar X dan kontras yang disuntikan
kedalam arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya penyempitan diarteri
koroner.
f. Multislice Computed Tomograpy Scanning (MSCT)
CT menghasilkan tampilan secara tomografi (irisan) digital dari sinar X yang
menembus organ. Sinar X yang menembus diterima oleh detektor yang
mengubahnya menjadi data elektrik dan diteruskan ke sistem komputer untuk diolah
menjadi tampilan irisan organ-organ tubuh.
g. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (Cardiac MRI)
Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran,
yang menggunakan interaksi proton-proton tubuh dengan gelombang radio-frekuensi
dalam medan magnet (sekitar 0,64-3 Tesla) untuk menghasilkan tampilan
penampang (irisan) tubuh.
h. Radionuclear Medicine
Dengan menggunakan radio aktif dimasukan kedalamtubuh pasien, kemudian
dideteksi dengan menggunakan kamera gamma atau kamera positron, sehingga pola
tampilan yang terjadi berdasrkan pola organ yang memancarkan sinar gamma.
(Kabo, 2008).
G. KOMPLIKASI
1. Disfungsi ventrikuler
Setelah STEMi, ventrikuler kiri mengalami serial perubahan bentuk,ukuran
dan ketebalan pada segment yang mengalami infak miokard dan non infak. Proses
ini disebut remodeling ventrikuler dan pada umumnya mendahulukan
berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun paska
infak, segera setelah infak ventrikel kiri memgalami dilatasi secara akut hasil ini
berasal dari ekspansi infak antara lain:slippage serat otot,disfungsi sel miokardial
normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik. Selanjutnya terjadinya
penampungan segment non infak mengakibatkan penipisan yang diproporsionalkan
dan elegasi zona infak. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan yang terjadi
ditentukan dengan ukuran dalam lokasi infak dengan dilatasi terbesar paska infak
pada afeks pentrikel kiri yang menyebabkan penurunan hemodinamik yang nyata.
Lebih sering terjadi gagal jantung dan prognosis yang lebih buruk progresivitas
dilatasi dan konsekuensi klinisnya dapat dihambat dengan terapi inhibitor dan
vasodilator yang lain. Pada pasien dengan fraksi injeksi <40% tanpa melihat ada
tidaknya gagal jantung,inhibitor ACE harus diberikan.
2. Gangguan hemodinamik
Gagal pemompaan merupakan penyebab utama kematian pada
STEMI. Perluasan iskemia nekrosis mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat
gagal pompa dan mortalitas baik pada awal (10 hari infak) dan sesudahnya. Tanda
klinis yang sering dijumpai adalah ronki bassah di paru-paru dan bunyi jantung S3
dan S4 gallop pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai kongesti paru.
3. Komplikasi mekanik
Rupture muskulus papilaris, ruptur septum ventrikel rupture dinding
ventrikel, penatalaksanaannya hanya oprasi
H. PENATALAKSANAAN
a. Medis
Tujuan penatalaksanaan medis yang dilakukan adalah memperkecil
kerusakan jantuang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera mengembalikan keseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan ,pemberian O2,
tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan jantung. Obat-
obatan dan O2 digunakan untuk meningkatkan suplay O2, sementara tirah baring
digunakan untuk mengurangi kebutuhan O2. Hilangnya nyeri merupakan indicator
utama bahwa kebutuhan dan suplai O2 telah mencapai keseimbangan. Dan dengan
penghentian aktifitas fisik untuk mengurangi beben kerja jantung membatasi luas
kerusakan.
b. Farmakologi
Ada 3 kelas obat-obatan yang digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen;
Vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung,missal;NTG (nitrogliserin). Anti
koagulan Missal;heparin (untuk mempertahankan integritas jantung) Trombolitik
Streptokinase (mekanisme pembekuan dalam tubuh). (Smeltzer & Bare,2006).
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. (2011). Handbook of pathophysiology. Alih bahasa: Pendit,BU. Jakarta: EGC.
Tambayong. J.(2015). Patofisiologi Keperawatan editor Monica Ester, S.Kep. Jakarta: EGC.
Rokhaeni, H. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler edisi pertama. Jakarta: Bidang
Diklat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Smeltzer. C.S & Bare.B (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.
Jakarta : EGC.
Suyono, S et al. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
LAPORAN KASUS
Oleh :
Sucita Alifadindah
(B2019001)
( STEMI )
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien/keluarga
a) Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 50
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Plosokerep Rt 18/07, Karangmalang, Sragen
Pekerjaan : Pengusaha
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Hubungan : istri
Umur : 40
Pekerjaan : Guru
Alamat : Plosokerep Rt 18/07, Karangmalang, Sragen
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti ditimpa benda berat,
nyeri dirasakan di dada dan menjalar ke leher bahu kiri dan sepanjang lengan kiri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti ditimpa beban berat nyeri
dirasakan di dada dan menjalar ke leher bahu kiri dan sepanjang lengan kiri sehari sebelum
MRS. Pasien dibawa keluarga ke IGD RSUD Sragen pada tanggal 13 Juni 2021 Saat tiba di
ruang IGD pasien segera diberikan penanganan. Selanjutnya pasien di pindahkan ke
ruangan ICCU untuk perawatan intensif, terpasang oksigen 3 lter/mnt. dan diberikan obat
aspilet 80 gr. Saat dikaji pasien mengatkan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti
ditimpa beban berat, nyeri dirasakan di dada dan menjalar ke leher dan sepanjang lengan
kiri pasien disarankan bed rest. ADL (makan, minum, personal higyene dan toileting)
dibantu keluarga dan perawat.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita Diabetesmelitus tipe 2
5. Riwayat kesehatan keluarga
Istri pasien mengatakan bahwa ibu dari pasien pernah menderita penyakit jantung
coroner stemi
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Persepsi kesehatan
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, tetapi masih
belum bisa menjaga pola hidup sehat.
2) Setelah sakit : Pasien mengatakan merasa malu dengan kondisinya saat ini,
dan menyesal bahwa tidak bisa menjaga kesehatanya sendiri.
b. Nutrisi
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 2-3x sehari habis 1 porsi, minum
air putih setelah makan, pada pagi hari 1 gelas kopi, pasien juga mengatakan
bahwa Ia suka makan makanan yang berkolestrol tinggi
2) Setelah sakit : pasien mengatakan merasa tidak enak saat makan dan
membuat nafsu makan berkurang
c. Eliminasi
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari pada pagi dan sore hari
dengan konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak terdapar darah. BAK
3x sehari dengan konsistensi warna kuning jernih, bau khas.
2) Setelah sakit : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada pagi hari dengan
konsistensi pasien warna kuning pekat, bau khas tidak terdapat darah. BAK
4x sehari dengan konsistensi warna kuning pekat, bau seperti obat
d. Istirahat Tidur
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan pada siang jarang tidur dan pada malam
hari ± 8 jma mulai dari jam 21.00-05.00
2) Setelah sakit : pasien mengatakan sulit untuk tidur karena merasakan nyeri
pada dadanya, dan jika tidur sering terbangun karena terkadang merasakan
nyeri dan sesak nafas.
e. Aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri tanpa bantuan orang lain
2) Setelah sakit : pasien mengatakan semua aktifitasnya dibantu oleh keluarga
karena merasa lemah untuk bergerak
f. Pola kognitif
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum tahu tentang penyakitnya
Setelah sakit : pasien mengatakan sudah thu tentang penyakitnya dan merasa
bingung, sedih tetapi tetap berusaha untuk ikhlas dan berusaha untuk
kesembuhanya.
9. Terapi obat
1) INfus NaCl 0,9 % 20 tpm
2) Inj,furosemid 80 gr/24 jam
3) Aspilet 80 gr/24 jam
4) Clopidogrel 75 mg/24 jam
5) Atarvastatin 40 mg/24 jam
6) Ramipril 2,5 mg/24 jam
7) ISDN 5 mg/8 jam
8) Bisoprolol 1,25 mg/24 jam
9) DObutamin 3 ml/jam
10) DIET jantung l
11) Diet jantung II 1700 kkal
12) Diet DM II 1700 kkal
B. Analisa Data
No. Hari/ Tgl/ Jam Data Fokus Problem Etiologi
1. Minggu, 13 Juni DS : Kerusakan Nyeri akut
2021 - Pasien mengatakan dada seperti jaringan
ditempa beban berat
- Pasien mengatakan merasa nyeri di
dada dan menjalar ke leher bahu kiri
dan sepanjang lengan kiri
DO:
- Kesadaran komposmentis
- keadaan pasien lemah.
- Pasien tampak meringis dan gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- TTV
- td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c.
- hasil ekg diketahui terdapat sinus
tachicardia, st-elevasi v1-v6., hr 109
x/mnt.
- auskultasi thorax diketahui terdapat
bunyi jantung tambahan (murmur),
wheezing, bising usus 10x/mnt dan
pada bowel terdengar suara thympani.
2 Minggu 13 June DS : pasien mengatakan merasa lemah Perubahan Penurunan
2021 Do: irama jantung curah
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; jantung
109x/mnt, rr 30x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral dingin,
- crt > 3 dtk.
- Kulit cianosis.
- Kesadaran composmentis, gcs
e4v5m6, reaksi pupil positif dgn
ukuran 3 mm, keadaan pasien lemah.
- Terdapat pitting edema 1 cm, dan
tidak terdapat hematoma, nyeri dada
dengan skala 6.
- Hasil ekg diketahui terdapat sinus
tachicardia, st-elevasi v1-v6., hr 109
x/mnt.
- Auskultasi thorax diketahui terdapat
bunyi jantung tambahan (murmur),
wheezing, bising usus 10x/mnt dan
pada bowel terdengar suara thympani.
3 Minggu 13 Juni DS : Ketidakseimb Gangguan
2021 - Pasien mengatakan mengalami angan pertukaran
kesulitan bernafas, dandada terasa ventilasi gas
seperti ditimpa benda berat perfusi
Do :
- TTV:
Td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c. Pasien dapat
berbicara jelas,
- Tidak terdapat obstruksi pada jalan
nafas,
- Suara nafas wheezing.
- Pola nafas tidak teratur,
- Irama cepat dan dalam,
- Tidak nampak retraksi dinding dada,
- Terdapat bunyi nafas tambahan, rr
30x/mnt, dibantu oksigen kanul 3
ltr/mnt
- Nadi karotis teraba,
-
- Akral dingin, crt > 3 dtk. Kulit
cianosis.
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan
2. Hari Kedua
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan Keperawatan
1. Senin, 14 Juni Nyeri akut - mengobservasi tanda- S: Sucita
2021 berhubugan tanda vital, pasien
08.00 WIB dengan mengatakan
- mengobservasi reaksi
kerusakan nyeri sudah
nonverbal dari
jaringan berkurang,
ketidaknyamanan,
Pasien dan
- mengidentifikasi faktor keluarga
yang memperingan dan mengatakan
memperbeat rasa nyeri sudah
Pukul 09.00 - membatasi jumlah mengetahui
WIB pengunjung cara
- memberikan posisi mengurangi
yang nyaman untuk nyeri,
pasien Pasien
mengatakan
- menjelaskan strategi merasa nyaman
meredakan nyeri pada dengan
pasien dan keluarga posisinya
Pukul 10.00 - memberikan terapi O:
WIB nafas dalam untuk pasien tampak
mengurangi rasa nyeri sudah tidak
pasien terlalu sering
mengerutkan
- menganjurkan untuk
kening, tapi
memonitori nyeri
masih tampak
secara mandiri
gelisah dan
- menganjurkan untuk sesekali
tidak terlalu banyak menahan nyeri
bergerak dan istirahat pasien tampak
yang cukup sudah bisa
melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam
untuk
mengurangi
nyeri
TTV : td;
170/120 mmhg,
n ; 98x/mnt, rr
28x/mnt, s;
36,5◦c.
A:
Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
intervensi
dilanjtkan
2 Senin, 14 Juni Penurunan Monitor TTV S :
2021 curah jantung pasien
Monitor suhu, warna,
11.00 WIB berhubungan mengatakan
dan kelembaban kulit
dengan masih merasa
perubahan lemah
irama jantung pasien
13.00 WIB Monitor jumlah, bunyi mengatakan
dan irama jantung masih merasa
Melakukan gelisah dan
pemeriksaan fisik stress saat
jantung memikirkan
penyakitnya
13.30 WIB Mengatur periode
O:
latihan dan istirahat
pasien tampak
Memiinimalkan stress lemah,
lingkungan - TTV : td;
170/120
Memberikan edukasi mmhg, n ;
tentang cara mengatasi 98x/mnt, rr
stres 27x/mnt, s;
36,5◦c.
- akral dingin,
- Kulit cianosis.
- Masih
terdengar bunyi
jantung
tambahan
(Murmur)
- Pasien tampak
gelisah dan
sedih
A:
- Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
- intervensi
dilanjtkan
3 Senin 14 Juni Gangguan Mengobservasi TTV S:
2021 pertukaran gas Memonitori respirasi dan Pasien
14.00 WIB berhubungan mengatakan
status O2
dengan masih merasa
ketidakseimba Mengobservasi sianosis kesulitan
ngan ventilasi khususnya membran bernafas
perkusi mukosa Pasien
14.30 WIB Melakukan pemeriksaan mengatakan
fisik paru paru merasa nyaman
dengan posisi
memposisikan pasien
semi fowler
semi fowler untuk O:
memaksimalkan ventilasi
15.00 Memberikan pelembab - TTV:
udara Td; 170/120
mmhg, n ;
Menganjurkan untuk 198x/mnt, rr
memberikan ruang untuk 28x/mnt, s;
36,5◦c
pasien dan membatasi
- Suara nafas
pengunjung wheezing.
Menganjurkan untuk - Pola nafas tidak
teratur,
memakai pakain yang - Irama cepat dan
longgar dalam,
- Terdapat bunyi
nafas tambahan
dibantu oksigen
kanul 3 ltr/mnt
- Kulit mulai
lembab, bibir
masih pecah
pecah
A:
- Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan
3. Hari Ketiga
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan Keperawatan
1. Selasa, 15 Juni Nyeri akut - mengobservasi tanda- S: Sucita
2021 berhubugan tanda vital, - pasien
08.00 WIB dengan mengatakan
- mengobservasi reaksi
kerusakan sudah tidak
nonverbal dari
jaringan merasakan
ketidaknyamanan,
nnyeri
- mengidentifikasi faktor - Pasien dan
yang memperingan dan keluarga
memperbeat rasa nyeri sudah paham
Pukul 09.00 - membatasi jumlah tentang cara
WIB pengunjung mengurangi
nnyeri, dan
- memberikan posisi yang
sudah
nyaman untuk pasien
mengerti
- menjelaskan strategi teknik teknik
meredakan nyeri pada relaksasi yang
pasien dan keluarga bisa
Pukul 10.00 - memberikan terapi mengurangi
WIB nafas dalam untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri O:
pasien - pasien tampak
sudah tidak
- menganjurkan untuk
gelisah, dan
memonitori nyeri secara
lebih ceria
mandiri
- TTV : td;
- menganjurkan untuk 180/120
tidak terlalu banyak mmhg, n ;
bergerak dan istirahat 84x/mnt, rr
18x/mnt, s;
yang cukup
36,5◦c.
A:
- masalah
teratasi
P:
- intervensi
dihentikan
2 Selasa, 15 Juni Penurunan - Memonitor TTV S:
2021 curah jantung - Pasien
- Memonitor suhu, warna,
11.00 WIB berhubungan mengatakan
dan kelembaban kulit
dengan sudah lebih
perubahan bugar, dan
irama jantung merasa sudah
13.00 WIB - Memonitor jumlah, kuat untuk
bunyi dan irama jantung melakukan
- Melakukan pemeriksaan aktifitas
fisik jantung mandiri
13.30 WIB - Mengatur periode - pasien
latihan dan istirahat mengatakan
sudah bisa
- Meminimalkan stress
ikhlas atas
lingkungan
penyakitnya
- Memberikan edukasi dan merasa
tentang cara mengatasi optimis untk
stres sembuh
O:
- pasien tampak
lebih ceria dan
sudah bisa
beraktifitas
- TTV : td;
180/120
mmhg, n ;
84x/mnt, rr
18x/mnt, s;
36,5◦c.
- akral hangat
- warna kulit
sudah normal
- sudah tidak
terdengar
bunyi
tambahan
pada jantung
A:
- masalah
teratasi
P:
- intervensi
dihentikan
3 Selasa, 15 Juni Gangguan - Mengobservasi TTV S:
2021 pertukaran gas - Memonitori respirasi dan - Pasien
14.00 WIB berhubungan mengatakan
status O2
dengan sudah bisa
ketidakseimba - Mengobservasi sianosis bernafas
ngan ventilasi khususnya membran dengan baik
perkusi mukosa O:
- TTV:
14.30 WIB - Melakukan pemeriksaan Td; 180/120
fisik paru paru mmhg, n ;
- memposisikan pasien semi 84x/mnt, rr
fowler untuk 18x/mnt, s;
36,5◦c
memaksimalkan ventilasi - Suara nafas
15.00 - Memberikan pelembab normal
udara - Pola nafas
mulai teratur
- Menganjurkan untuk - Irama nafas
memakai pakain yang teratur,
longgar - Tidak terdapat
bunyi
tambahan
nafas
- Kulit lebih
lembab, bibir
tidak pecah
pecah
- Oksigen kanul
3 liter sudah
dilepas
A:
- Masalah
teratasi
P:
- Intervensi
dihentikan
F. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Nyeri akut S: Sucita
senin, 14 Juni berhubungan - Keluarga pasien mengatakan pasien masih
2021 dengan merasa nyeri dada
kerusakan - Keluarga pasien mengatakan masih belum
jaringan paham dengan teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri
O:
- Keluarga pasien tidak bisa menjawab ketika
diberi pertanyaan tentang teknik relaksasi
untuk menghilangkan nyeri
- pasien tampak masih gelisah memegang
dadanya
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c
A:
- masalah belum teratasi
P:
- intervensi dilanjutkan
2 Senin, 14 Juni Penurunan S:
2021 curah jantung - pasien mengatakan masih merasa lemah
berhubungan - keluarga dan pasien mengatakan masih
dengan
sering stress saaat memikirkan penyakitnya
perubahan
irama jantung O :
- pasien tampak lemah,
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral dingin,
- Kulit cianosis.
- Masih terdengar bunyi jantung tambahan
(Murmur)
A:
- masalah belum teratasi
P:
intervensi dilanjtkan
3 Minggu 13 Juni Gangguan S:
2021 pertukaran - Pasien mengatakan masih merasa kesulitan
gas bernafas
berhubungan
O:
dengan
ketidakseimb - TTV:
angan Td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
ventilasi 30x/mnt, s; 36,5◦c
perkusi - Suara nafas wheezing.
- Pola nafas tidak teratur,
- Irama cepat dan dalam,
- Terdapat bunyi nafas tambahan dibantu
oksigen kanul 3 ltr/mnt
- Kullit kering, bibir pecah pecah
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
G. Evaluasi Sumatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Rabu, 15 juni Nyeri akut S: sucita
2021 berhubungan - pasien mengatakan sudah tidak
dengan merasakan nnyeri
kerusakan
- Pasien dan keluarga sudah paham tentang
jaringan
cara mengurangi nnyeri, dan sudah
mengerti teknik teknik relaksasi yang bisa
mengurangi nyeri
O:
- pasien tampak sudah tidak gelisah, dan
lebih ceria
- TTV : td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
18x/mnt, s; 36,5◦c.
A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi dihentikan
2 Rabu, 15 Juni Penurunan S:
2021 curah jantung - Pasien mengatakan sudah lebih bugar, dan
berhubungan merasa sudah kuat untuk melakukan
dengan
aktifitas mandiri
perubahan
irama jantung - pasien mengatakan sudah bisa ikhlas atas
penyakitnya dan merasa optimis untk
sembuh
O:
- pasien tampak lebih ceria dan sudah bisa
beraktifitas
- TTV : td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
18x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral hangat
- warna kulit sudah normal
- sudah tidak terdengar bunyi tambahan
pada jantung
A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi dihentikan
3 Rabu, 15 Juni Gangguan S:
2021 pertukaran - Pasien mengatakan sudah bisa bernafas
gas, dengan baik
berhubungan O:
dengan
- TTV:
ketidakseimb
Td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
angan
18x/mnt, s; 36,5◦c
ventilasi
- Suara nafas normal
perkusi
- Pola nafas mulai teratur
- Irama nafas teratur,
- Tidak terdapat bunyi tambahan nafas
- Kulit lebih lembab, bibir tidak pecah
pecah
- Oksigen kanul 3 liter sudah dilepas
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan