Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

Oleh :

Sucita Alifadindah
(B2019001)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA 2021


LAPORAN PENDAHULUAN

ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

A. PENGERTIAN
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim
jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat
total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak
dapat nutrisi - oksigen dan mati. Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu
diagnosa rawat inap terserang di Negara maju. IMA dengan elevasi ST (STEMI)
merupakan bagian dari spectrum koroner akut yang terdiri atas angka pectoris yang tidak
stabil. IMA tanpa elevasi ST dan IMA dengan elevasi STEMI umumnya secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak arterosklerosis yang sudah ada sebelumnya
(Sudarjo, 2006).
B. ETIOLOGI
Penyebab utama infark miokard adalah kurangnya suplai darah miokard.
Penyebab penurunan suplai darah dikarenakan penyempitan kritis arteri koroner karena
ateriosklerosis atau oklusi arteri komplit / penyumbatan total arteri oleh embolus atau
thrombus, syok dan hemoragi / perdarahan. Pada kasus ini selalu terjadi
ketidakseimbangan antara suplai darah dan kebutuhan oksigen.
Stemi juga terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid.
C. MANIFETASI KLINIS
a. Klinis
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus - menerus tidak mereda,
bagian bawah sternum dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
3. Nyeri yang tajam dan berat yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke  bawah
menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4. Nyeri muncul secara spontan (bukan setelah kegiatan / bekerja atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
istirahat atau nitrogliserin (NTG).
5. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis  berat, pusing
atau kepala ringan dan mual muntah.
7. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(menyimpulkan pengalaman nyeri)

b. Laboratotium
1. Pemeriksaan Enzim jantung
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot  jantung meningkat
pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam (3-
5 hari).
- CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
- LDH (laktat dehidrogenase), LDH1, dan LDH2 : Meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
- AST (/SGOT : Meningkat

2. EKG
Perubahan EKG yang terjadi selama infark akut yaitu gelombang Q
nyata, elevasi segmen ST, dan gelombang T terbalik. Perubahan- perubahan ini
tampak pada hantaran yang terletak diatas daerah miokardium yang mengalami
nekrosis. Selang beberapa waktu gelombang ST dan gelombang T akan kembali
normal hanya gelombang Q tetap  bertahan sebagai bukti elektrokardiograf
adanya infark lama.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab paling sering Akut Miokard Infark adalah penyempitan pembuluh
darah yang disebabkan oleh karena atheromatous. Pecahnya plak menyebabkan
terjadinya agregasi trombosit, pembentukan thrombus dan akumulasi fibrin, perdarahan
dalam plak dan beberapa tingkatan vasospasm. Keadaan ini akan mengakibatkan
sumbatan baik parsial  maupun total, yang berakibat iskemi miokard. Sumbatan total
pembuluh darah yang lebih dari 4-6 jam berakibat nekrosis miokard yang irreversible
tetapi reperfusi yang dilakukan dalam waktu ini dapat menyelamatkan miokardium dan
menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Infark miokard atau nekrosis iskemik pada miokardium, diakibatkan oleh
iskemia pada miokard yang berkepanjangan yang bersifat irreversible. Waktu
diperlukan bagi sel-sel otot jantung mengalami kerusakan adalah iskemia selama 15-20
menit. Infark miokard hampir selalu terjadi di ventrikel kiri dan dengan nyata
mengurangi fungsi ventrikel kiri, makin luas daerah infark, makin kurang daya
kontraksinya.
Secara fungsional, infark miokard menyebabkan : berkurangnya kontraksi
dengan gerak dinding abnormal, terganggunya kepaduan ventrikel kiri, berkurangnya
volume denyutan,  berkurangnya waktu pengeluaran dan meningkatnya tekanan akhir
diastole ventrikel kiri.
Gangguan fungsi tidak hanya tergantung luasnya infark, tetapi  juga lokasinya
karena berhubungan dengan pasokan darah. Infark juga dinamakan berdasarkan tempat
terdapatnya seperti infark subendokardial, infark intramural, infark subepikardial, dan
infark transmural. Infark transmural meluas dari endokardium sampai epikardium.
Semua infark miokard memiliki daerah daerah pusat yang nekrotik/infark, dikelilingi
daerah cedera, diluarnya dikelilingi lagi lingkaran iskemik. Masing-masing
menunjukkan pola EKG yang khas. Saat otot miokard mati, dilepaskan enzim
intramiokard, enzim ini membantu menentukkan beratnya infark. Jaringan otot jantung
yang mati, diganti jaringan parut yang dapat mengganggu fungsinya (Dr. Jan
Tambayong, 2007)

E. PATHWAY

Aterosklerosis, thrombosis, kontraksi arteri koronaria

Penurunan aliran darah kejantung

Kekurangan oksigen dan nutrisi

Iskemik pada jaringan miokard

Nekrosis

Suplay dan kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang

Suplay oksigen ke Miokard menurun

Resiko
Metabolism anaerob penurunan
Seluler hipoksia
curah
jantung
Gangguan
Timbunan asam
pertukaran Nyeri
laktat meningkat Integritas membrane sel berubah
gas

Kelemahan Kontraktilitas turun


Kecemasan
n

Intoleransi
aktifitas COP turun Kegagalann pompa
jantung
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan Enzim jantung :
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam (3-
5 hari).
- CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
- LDH(laktat dehidrogenase), LDH1, dan LDH2: Meningkat dalam 24  jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
- AST (/SGOT : Meningkat  b.
b. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG digunakan untuk mencatat aktivitas elektrik  jantung.
Melalui aktivitas elektrik jantung dapat diketahui irama jantung,  besarnya jantung,
dan kondisi otot jantung, kondisi otot jantung inilah yang memiliki kaitanya dengan
PJK.
c. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing (uji latih jantung dengan  bebean)
Exercise testing merupakan salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk
mendiagnosis apakah seseorang terkena menderita  penyakit jantung dan juga untuk
menstratifikasi berat ringannya penyakit  jantung. Selain itu tes treadmill juga dapat
dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan lain-lain.
d. Echocardiography (Ekokardiografi)
Ekokardiografi adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara ultra
untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, juga dapat menilai fungsi
jantung.
e. Angiografi korener
Merupakan cara dengan menggunakan sinar X dan kontras yang disuntikan
kedalam arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya  penyempitan diarteri
koroner.
f. Multislice Computed Tomograpy Scanning (MSCT)
CT menghasilkan tampilan secara tomografi (irisan) digital dari sinar X yang
menembus organ. Sinar X yang menembus diterima oleh detektor yang
mengubahnya menjadi data elektrik dan diteruskan ke sistem komputer untuk diolah
menjadi tampilan irisan organ-organ tubuh.
g. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (Cardiac MRI)
Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran,
yang menggunakan interaksi proton-proton tubuh dengan gelombang radio-frekuensi
dalam medan magnet (sekitar 0,64-3 Tesla) untuk menghasilkan tampilan
penampang (irisan) tubuh.
h. Radionuclear Medicine
Dengan menggunakan radio aktif dimasukan kedalamtubuh pasien, kemudian
dideteksi dengan menggunakan kamera gamma atau kamera  positron, sehingga pola
tampilan yang terjadi berdasrkan pola organ yang memancarkan sinar gamma.
(Kabo, 2008).
G. KOMPLIKASI
1. Disfungsi ventrikuler
Setelah STEMi, ventrikuler kiri mengalami serial perubahan bentuk,ukuran
dan ketebalan pada segment yang mengalami infak miokard dan non infak. Proses
ini disebut remodeling ventrikuler dan pada umumnya mendahulukan
berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun paska
infak, segera setelah infak ventrikel kiri memgalami dilatasi secara akut hasil ini
berasal dari ekspansi infak antara lain:slippage serat otot,disfungsi sel miokardial
normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik. Selanjutnya terjadinya
penampungan segment non infak mengakibatkan penipisan yang diproporsionalkan
dan elegasi zona infak. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan yang terjadi
ditentukan dengan ukuran dalam lokasi infak dengan dilatasi terbesar paska infak
pada afeks pentrikel kiri yang menyebabkan penurunan hemodinamik yang nyata.
Lebih sering terjadi gagal jantung dan prognosis yang lebih buruk progresivitas
dilatasi dan konsekuensi klinisnya dapat dihambat dengan terapi inhibitor dan
vasodilator yang lain. Pada pasien dengan fraksi injeksi <40% tanpa melihat ada
tidaknya gagal jantung,inhibitor ACE harus diberikan.
2. Gangguan hemodinamik
Gagal pemompaan merupakan penyebab utama kematian pada
STEMI. Perluasan iskemia nekrosis mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat
gagal pompa dan mortalitas baik pada awal (10 hari infak) dan sesudahnya. Tanda
klinis yang sering dijumpai adalah ronki bassah di paru-paru dan bunyi jantung S3
dan S4 gallop pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai kongesti paru.
3. Komplikasi mekanik
Rupture muskulus papilaris, ruptur septum ventrikel rupture dinding
ventrikel, penatalaksanaannya hanya oprasi

H. PENATALAKSANAAN
a. Medis
Tujuan penatalaksanaan medis yang dilakukan adalah memperkecil
kerusakan  jantuang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera mengembalikan keseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan ,pemberian O2,
tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan jantung. Obat-
obatan dan O2 digunakan untuk meningkatkan suplay O2, sementara tirah baring
digunakan untuk mengurangi kebutuhan O2. Hilangnya nyeri merupakan indicator
utama bahwa kebutuhan dan suplai O2 telah mencapai keseimbangan. Dan dengan
penghentian aktifitas fisik untuk mengurangi beben kerja jantung membatasi luas
kerusakan.
b. Farmakologi
Ada 3 kelas obat-obatan yang digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen;
Vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung,missal;NTG (nitrogliserin). Anti
koagulan Missal;heparin (untuk mempertahankan integritas jantung) Trombolitik
Streptokinase (mekanisme pembekuan dalam tubuh). (Smeltzer & Bare,2006).
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. (2011). Handbook of pathophysiology. Alih bahasa: Pendit,BU. Jakarta: EGC.

Doengoes, M.E. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC.

Tambayong. J.(2015). Patofisiologi Keperawatan editor Monica Ester, S.Kep. Jakarta: EGC.

Herdman, T. H. (2012). NANDA internasional. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. alih bahasa Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar, editor
bahasa Indonesia Monica Ester. Jakarta : EGC.

Rokhaeni, H. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler edisi pertama. Jakarta: Bidang
Diklat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.

Smeltzer. C.S & Bare.B (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.
Jakarta : EGC.

Suyono, S et al. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.D DENGAN ST ELEVASI MIOKARD INFARK


(STEMI) DI RSUD SRAGEN

Oleh :

Sucita Alifadindah
(B2019001)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA 2021


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN ST ELEVASI MIOKARD INFARK

( STEMI )

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien/keluarga
a) Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 50
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Plosokerep Rt 18/07, Karangmalang, Sragen
Pekerjaan : Pengusaha
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Hubungan : istri
Umur : 40
Pekerjaan : Guru
Alamat : Plosokerep Rt 18/07, Karangmalang, Sragen
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti ditimpa benda berat,
nyeri dirasakan di dada dan menjalar ke leher bahu kiri dan sepanjang lengan kiri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti ditimpa beban berat nyeri
dirasakan di dada dan menjalar ke leher bahu kiri dan sepanjang lengan kiri sehari sebelum
MRS. Pasien dibawa keluarga ke IGD RSUD Sragen pada tanggal 13 Juni 2021 Saat tiba di
ruang IGD pasien segera diberikan penanganan. Selanjutnya pasien di pindahkan ke
ruangan ICCU untuk perawatan intensif, terpasang oksigen 3 lter/mnt. dan diberikan obat
aspilet 80 gr. Saat dikaji pasien mengatkan kesulitan bernafas dan dada terasa seperti
ditimpa beban berat, nyeri dirasakan di dada dan menjalar ke leher dan sepanjang lengan
kiri pasien disarankan bed rest. ADL (makan, minum, personal higyene dan toileting)
dibantu keluarga dan perawat.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita Diabetesmelitus tipe 2
5. Riwayat kesehatan keluarga
Istri pasien mengatakan bahwa ibu dari pasien pernah menderita penyakit jantung
coroner stemi
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Persepsi kesehatan
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, tetapi masih
belum bisa menjaga pola hidup sehat.
2) Setelah sakit : Pasien mengatakan merasa malu dengan kondisinya saat ini,
dan menyesal bahwa tidak bisa menjaga kesehatanya sendiri.
b. Nutrisi
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 2-3x sehari habis 1 porsi, minum
air putih setelah makan, pada pagi hari 1 gelas kopi, pasien juga mengatakan
bahwa Ia suka makan makanan yang berkolestrol tinggi
2) Setelah sakit : pasien mengatakan merasa tidak enak saat makan dan
membuat nafsu makan berkurang
c. Eliminasi
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari pada pagi dan sore hari
dengan konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak terdapar darah. BAK
3x sehari dengan konsistensi warna kuning jernih, bau khas.
2) Setelah sakit : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada pagi hari dengan
konsistensi pasien warna kuning pekat, bau khas tidak terdapat darah. BAK
4x sehari dengan konsistensi warna kuning pekat, bau seperti obat
d. Istirahat Tidur
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan pada siang jarang tidur dan pada malam
hari ± 8 jma mulai dari jam 21.00-05.00
2) Setelah sakit : pasien mengatakan sulit untuk tidur karena merasakan nyeri
pada dadanya, dan jika tidur sering terbangun karena terkadang merasakan
nyeri dan sesak nafas.
e. Aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri tanpa bantuan orang lain
2) Setelah sakit : pasien mengatakan semua aktifitasnya dibantu oleh keluarga
karena merasa lemah untuk bergerak
f. Pola kognitif
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum tahu tentang penyakitnya
Setelah sakit : pasien mengatakan sudah thu tentang penyakitnya dan merasa
bingung, sedih tetapi tetap berusaha untuk ikhlas dan berusaha untuk
kesembuhanya.

g. Pola konsep diri


1) Gambaran diri
Pasien mengatakan bahwa Ia adalah pribadi yang ramah, dan dan ceria
2) Harga diri
Pasien mengatakan Ia merupakan seorang kepala keluarga yang bertanggung
jawab dan meliki pekerjaan yang baik
3) Ideal diri
Pasien mengtakan bahwa ia selalu optimis untuk sembuh, namun akhir akhir
ini Ia sering tidak percaya diri untuk sembuh
h. Pola hubungan pasien
Pasien mengatakan bahwa ia dekat dengan anggota keluarganya, baik keluarga
kecil maupun keluarga besar, dan sering ikut kegiatan sosialisasi di berbagai
kegiatan masyarakat
i. Seksualitas dan Reproduksi
Pasien mengatakan dia dan istrinya telah dikaruniai 2 anak yang sehat latu laki
laki dan satu perempuan.
j. Koping dan toleransi stress
pasien mengatakan, jika merasa stress Ia akan selalu berusaha mengatasinya jika
sudah tidak bisa memendam maka Ia akan berbagi cerita ke istrinya dan mencari
solusi bersama Ia juga tidak lupa untuk selalu berdoa.
k. Pola nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa Ia percaya bahwa Allah akan memberi jalan yang
terbaik bagi hambanya, dan yakin bahwa penyakit ini merupakan salah satu ujian
Allah dan akan terus berdoa dan berusaha sekuat tenaga untuk menjalaninya .
7. Pemeriksaan Umum :
- Kesadaran komposmentis
- Gcs e4v5m6,
- Reaksi pupil positif dgn ukuran 3 mm,
- keadaan pasien lemah.
- TTV : TD; 170/120 mmHg, N ; 109x/mnt, RR 30x/mnt, S; 36,5◦C
- BB : 80 Kg
- TB : 170 cm

8. Pemeriksaan Sistematis : Pemeriksaan Fisik Head to toe


1) Rambut
a. Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.
b. Bau : Rambut klien tidak terlalu bau
c. Warna kulit : Warna kulit klien sawo matang
d. Keadaan rambut : agak kusut
2) Kepala
a. Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan tidak ada benjolan.
b. Kulit kepala : Kulit kepala bersih
c. Kebersihan : bersih
3) Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap dan
simetris antara kanan dan kiri.
b. Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat
c. Kebersihan mata : Ada kotoran (belek)
4) Hidung
a. Kebersihan hidung : Tidak terdapat sekret
b. Adakah septum deviasi : tidak ada
c. Tidak ada tanda tanda alergi
5) Mulut
a. Keadaan mukosa mulut : Kering dan pucat
b. Kelembapannya : Tidak lembab
c. Adakah lesi : Terdapat lesi karena klien menggunakan alat bantu nafas.
d. Kebersihan : Mulut tidak terlalu bersih
6) Gigi
a. Pertumbuhan : Gigi rapi ada 2 ompong
b. Kebersihan : Gigi kotor dan bau
7) Telinga
a. Adakah kotoran : Ada
b. Adakah lesi : Tidak ada
c. Bagaimana bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
d. Adakah infeksi : Tidak ada
8) Kulit
a. Kebersihan : Kulit kusam
b. Adakah lesi : tidak ada
c. Keadaan turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2
detik
d. Warna kulit : sawo matang
e. Kelembapan : Kulit klien tidak lembap.
9) Leher
a. tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
10) Dada
a. bentuk simetris,
b. terdapat bunyi tambahan pada jantung (murmur)
c. terdapat bunyi tambahan pada paru paru
11) Kuku tangan dan kaki
a. Bentuknya bagaimana : Normal
b. Adakah lesi : Tidak ada
c. Pertumbuhannya : Lengkap
d. Kebersihan : Kuku tangan dan kaki bersih
12) Genetalia
a. Berjenis kelamin laki laki
b. Tampak lembab
13) Tubuh secara umum
a. Kebersihan : tidak terlalu bersih
b. Keadaan postur : Normal
14) thorak
Jantung :
a. Inspeksi : tidak nampak retraksi dinding dada
b. Palpasi : dinding thoraks teraba, ada nyeri tekan dada
c. Perkusi :
- Batas atas : ICS II
- Batas bawah: ICS V
- Batas kiri : ICS V mid. Clavikula
- Batas kana : ICS IV Mid Sternalis Dextra
d. Aukultasi : Terdengar suara tambahan ( murmur)
Paru paru :
a. Inspeksi : Bentuk simetris, pernafasan cepat dan dalam
b. Palpasi : ada nyeri tekan dada skala
c. Perkusi : perkusi sonor pada paru paru
d. Aukultasi: terdapat tambahan suara wheezing
15) Abdomen :
a. Inspeksi : Simetris
b. Aukultasi : Bising Usus 10x/menit
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Timpani
17) Ekstermitas :
a. Atas : tidak ada odema, terpasang infus RL 20 Tpm
b. Bawah : tidak ada odema,

9. Terapi obat
1) INfus NaCl 0,9 % 20 tpm
2) Inj,furosemid 80 gr/24 jam
3) Aspilet 80 gr/24 jam
4) Clopidogrel 75 mg/24 jam
5) Atarvastatin 40 mg/24 jam
6) Ramipril 2,5 mg/24 jam
7) ISDN 5 mg/8 jam
8) Bisoprolol 1,25 mg/24 jam
9) DObutamin 3 ml/jam
10) DIET jantung l
11) Diet jantung II 1700 kkal
12) Diet DM II 1700 kkal

B. Analisa Data
No. Hari/ Tgl/ Jam Data Fokus Problem Etiologi
1. Minggu, 13 Juni DS : Kerusakan Nyeri akut
2021 - Pasien mengatakan dada seperti jaringan
ditempa beban berat
- Pasien mengatakan merasa nyeri di
dada dan menjalar ke leher bahu kiri
dan sepanjang lengan kiri

- P : dirasakan dalam kondisi


beraktifitas
- Q : seperti ditimpa beban berat
- R : dirasakan di dada dan menjalar ke
leher, bahu, dan lengan kiri
- S : skala 6
- T : terasa terus menerus

DO:
- Kesadaran komposmentis
- keadaan pasien lemah.
- Pasien tampak meringis dan gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- TTV
- td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c.
- hasil ekg diketahui terdapat sinus
tachicardia, st-elevasi v1-v6., hr 109
x/mnt.
- auskultasi thorax diketahui terdapat
bunyi jantung tambahan (murmur),
wheezing, bising usus 10x/mnt dan
pada bowel terdengar suara thympani.
2 Minggu 13 June DS : pasien mengatakan merasa lemah Perubahan Penurunan
2021 Do: irama jantung curah
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; jantung
109x/mnt, rr 30x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral dingin,
- crt > 3 dtk.
- Kulit cianosis.
- Kesadaran composmentis, gcs
e4v5m6, reaksi pupil positif dgn
ukuran 3 mm, keadaan pasien lemah.
- Terdapat pitting edema 1 cm, dan
tidak terdapat hematoma, nyeri dada
dengan skala 6.
- Hasil ekg diketahui terdapat sinus
tachicardia, st-elevasi v1-v6., hr 109
x/mnt.
- Auskultasi thorax diketahui terdapat
bunyi jantung tambahan (murmur),
wheezing, bising usus 10x/mnt dan
pada bowel terdengar suara thympani.
3 Minggu 13 Juni DS : Ketidakseimb Gangguan
2021 - Pasien mengatakan mengalami angan pertukaran
kesulitan bernafas, dandada terasa ventilasi gas
seperti ditimpa benda berat perfusi
Do :
- TTV:
Td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c. Pasien dapat
berbicara jelas,
- Tidak terdapat obstruksi pada jalan
nafas,
- Suara nafas wheezing.
- Pola nafas tidak teratur,
- Irama cepat dan dalam,
- Tidak nampak retraksi dinding dada,
- Terdapat bunyi nafas tambahan, rr
30x/mnt, dibantu oksigen kanul 3
ltr/mnt
- Nadi karotis teraba,
-
- Akral dingin, crt > 3 dtk. Kulit
cianosis.

C. Diagnosa Keperawatan (Urutkan sesuai Prioritas)


1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
D. Intervensi Keperawatan
N Waktu Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional TTD
o. (Hari/Tg keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
l/Jam)
1. Minggu, Nyeri akut Tujuan : setelah O: O: sucita
13 Juni berhubungan dilakukan - Untuk memantau
- observasi
2021 dengan tindakan tanda-tanda kondisi pasien
kerusakan keperawatan vital,
jaringan 3x24 jam - Untuk
diharapkan nyeri - observasi
meningkatkan
pada Tn.D reaksi
nonverbal kenyamanan
hilang dengan
kriteria hasil : dari pasien dan
- pasien sudah ketidaknyam
mengurangi rasa
tidak anan,
nyeri
merasakan - identifikasi
nyeri lagi, - Untuk
faktor yang
- pasien dapat memperinga menghindari
bergerak n dan resiko
dengan bebas memperbeat
tanpa takut peningkatan rasa
rasa nyeri
akan nyeri nyeri dan
N:
lagi mengetahui cara
- kontrol
lingkungan untuk
yang dapat memperingan
mempengaru rasa nyeri
hi nyeri
N:
- berikan
- Agar pasien
terapi
relaksasi merasa nyaman
untuk dan tidak
mengurangi
memperparah ras
nyeri
nyer
E:
- jelaskan - Agar klien dapat
strategi mengurangi rasa
meredakan
nyeri
nyeri pada
pasien dan E:
keluarga - Agar pasien dan
- anjurkan keluarga lebih
untuk
mengerti tentang
memonitori
nyeri secara cara mengurangi
mandiri rasa nyeri

2 Minggu, Penurunan - Setelah O: O:


13 Juni curah jantung dilakukan - Untuk memantau
- Monitor
2021 berhubungan tindakan TTV tanda tanda vital
dengan keperawatan
perubahan 3x24 jam - Monitor pasien
irama jantung maka jumlah,
- Indicator klinis
diharapkan bunyi dan
irama dari keadekuatan
penurunan
curah jantung curah jantung,
jantung - Monitor pemantauan
pasien suhu, warna, memungkinkan
teratasi, dan
dengann tindakan terhadap
kelembaban
kriteria hasil kulit dekompensasi
- Denyut N:
N:
jantung
kembali - Melakukan - Untuk
normal pemeriksaan mengetahui
- TTV normal fisik jantung
kondisi jantung
- Td; 180/120 - Atur periode - Umtuk
mmhg, n ; latihan dan
84x/mnt, rr menghindari
istirahat
15x/mnt, s; kelelahan
36,5◦c - Minimalkan
stress - Agar tidak
- Dapat
mentoleransi lingkungan menghambat
aktivitas, E: kesembuhan
tidak ada
kelelahan - Ajarkan pasien
- AGD dalam pasien cara E:
batas normal mengatasi
- Agar pasien tau
- Warna kulit stres
normal cara menurunkan
stres

3 Minggu, gangguan Tujuan : O: O:


13 Juni pertukaran Setelah - Observasi - Untuk memantau
2021 gas dilakukan fekuensi, perkembangan
berhubungan tindakan
irama,
dengan keperawatan frekuensi, irama,
ketidakseimb selama 3x 24 kedlaman
kedalaman
angan jam diharapkan pernapasan
pernapasan
ventilasi gangguan dan upaya
perfusi pertukaran gas N:
napas
pasien teratasi - Untuk
- Observasi
dengan kriteria
sianosis mengetahui
hasil :
- TTV khususnya kondisi paru paru
normal : membran - Agar
- Td; 180/120 mukosa memaksimalkan
mmhg, n ;
N: ventilasi
84x/mnt, rr
15x/mnt, s; - Lakukan - Untuk
36,5◦c pemeriksaan
melembabkan
- pasien dapat fisik paru
udara supaya
bernafas paru
dengan kelembaban kulit,
- Posisikan
normal bibir terjaga,
pasien semi
- Suara nafas
normal. fowler E:
- Pola nafas - Berikan - Agar pasien
teratur,
- Tidak pelembab tidak merasa
terdapat udara sesak
bunyi nafas
E: -
tambahan
- Warna kulit  Anjurkan
normal untuk
memakai
pakain yang
longgar
E. Implementasi Keperawatan
1. Hari Pertama
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan Keperawatan
1. Minggu 13 Juni Nyeri akut - mengobservasi tanda- S: Sucita
2021 berhubugan tanda vital,  pasien
09.00 WIB dengan mengatakan
- mengobservasi reaksi
kerusakan masih
nonverbal dari
jaringan merasakan
ketidaknyamanan,
nyeri
- mengidentifikasi faktor  Pasien
yang memperingan dan mengatakan
memperbeat rasa nyeri belum paham
Pukul 10.30 - membatasi jumlah tentang cara
WIB pengunjung mengatasi nyeri
- memberikan posisi O:
yang nyaman untuk  pasien tampak
pasien masih kesakitan
dengan
- menjelaskan strategi mengerutkan
meredakan nyeri pada kening dan
pasien dan keluarga tampak gelisah
Pukul 11.00 - memberikan terapi  TTV : td;
WIB relaksasi seperti 170/120 mmhg,
teknik pernafasan n ; 109x/mnt, rr
dalam untuk 30x/mnt, s;
mengurangi rasa nyeri 36,5◦c.
A:
pasien
 masalah belum
- menganjurkan untuk teratasi
memonitori nyeri P:
secara mandiri  intervensi
- menganjurkan untuk dilanjtkan
tidak terlalu banyak
bergerak dan istirahat
yang cukup
2 Minggu, 13 Juni Penurunan - Memonitor TTV S:
2021 curah jantung - Memonitor suhu,  pasien
11.30 WIB berhubungan mengatakan
warna, dan
dengan masih merasa
kelembaban kulit
perubahan lemah
irama jantung  pasien
13.00 WIB - Memonitor jumlah, mengatakan
bunyi dan irama masih sering
jantung stress saaat
- Melakukan memikirkan
pemeriksaan fisik penyakitnya
jantung O:
 pasien tampak
15.00 WIB - Mengatur periode lemah,
latihan dan istirahat - TTV : td;
- Meminimalkan stress 170/120
mmhg, n ;
lingkungan
109x/mnt, rr
- Memberikan edukasi 30x/mnt, s;
tentang cara mengatasi 36,5◦c.
stres - akral dingin,
- Kulit cianosis.
- Masih
terdengar bunyi
jantung
tambahan
(Murmur)
A:
- masalah belum
teratasi
P:
- intervensi
dilanjtkan
3 Mingu, 13 Juni Gangguan - Mengobservasi TTV S:
2021 pertukaran gas - Memonitori respirasi dan  Pasien
11.45 berhubungan mengatakan
status O2
dengan masih merasa
ketidakseimba - Mengobservasi sianosis kesulitan
ngan ventilasi khususnya membran bernafas
perkusi mukosa O:
13.00 WIB - Melakukan pemeriksaan - TTV:
fisik paru paru Td; 170/120
mmhg, n ;
- memposisikan pasien 109x/mnt, rr
semi fowler untuk 30x/mnt, s;
36,5◦c
memaksimalkan ventilasi - Suara nafas
13.30WIB - Memberikan pelembab wheezing.
udara - Pola nafas tidak
teratur,
- Menganjurkan untuk - Irama cepat dan
memakai pakain yang dalam,
longgar - Terdapat bunyi
nafas tambahan
dibantu oksigen
kanul 3 ltr/mnt
- Kullit kering,
bibir pecah
pecah

A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan

2. Hari Kedua
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan Keperawatan
1. Senin, 14 Juni Nyeri akut - mengobservasi tanda- S: Sucita
2021 berhubugan tanda vital,  pasien
08.00 WIB dengan mengatakan
- mengobservasi reaksi
kerusakan nyeri sudah
nonverbal dari
jaringan berkurang,
ketidaknyamanan,
 Pasien dan
- mengidentifikasi faktor keluarga
yang memperingan dan mengatakan
memperbeat rasa nyeri sudah
Pukul 09.00 - membatasi jumlah mengetahui
WIB pengunjung cara
- memberikan posisi mengurangi
yang nyaman untuk nyeri,
pasien  Pasien
mengatakan
- menjelaskan strategi merasa nyaman
meredakan nyeri pada dengan
pasien dan keluarga posisinya
Pukul 10.00 - memberikan terapi O:
WIB nafas dalam untuk  pasien tampak
mengurangi rasa nyeri sudah tidak
pasien terlalu sering
mengerutkan
- menganjurkan untuk
kening, tapi
memonitori nyeri
masih tampak
secara mandiri
gelisah dan
- menganjurkan untuk sesekali
tidak terlalu banyak menahan nyeri
bergerak dan istirahat  pasien tampak
yang cukup sudah bisa
melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam
untuk
mengurangi
nyeri
 TTV : td;
170/120 mmhg,
n ; 98x/mnt, rr
28x/mnt, s;
36,5◦c.
A:
 Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
 intervensi
dilanjtkan
2 Senin, 14 Juni Penurunan  Monitor TTV S :
2021 curah jantung  pasien
 Monitor suhu, warna,
11.00 WIB berhubungan mengatakan
dan kelembaban kulit
dengan masih merasa
perubahan lemah
irama jantung  pasien
13.00 WIB  Monitor jumlah, bunyi mengatakan
dan irama jantung masih merasa
 Melakukan gelisah dan
pemeriksaan fisik stress saat
jantung memikirkan
penyakitnya
13.30 WIB  Mengatur periode
O:
latihan dan istirahat
 pasien tampak
 Memiinimalkan stress lemah,
lingkungan - TTV : td;
170/120
 Memberikan edukasi mmhg, n ;
tentang cara mengatasi 98x/mnt, rr
stres 27x/mnt, s;
36,5◦c.
- akral dingin,
- Kulit cianosis.
- Masih
terdengar bunyi
jantung
tambahan
(Murmur)
- Pasien tampak
gelisah dan
sedih
A:
- Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
- intervensi
dilanjtkan
3 Senin 14 Juni Gangguan  Mengobservasi TTV S:
2021 pertukaran gas  Memonitori respirasi dan  Pasien
14.00 WIB berhubungan mengatakan
status O2
dengan masih merasa
ketidakseimba  Mengobservasi sianosis kesulitan
ngan ventilasi khususnya membran bernafas
perkusi mukosa  Pasien
14.30 WIB  Melakukan pemeriksaan mengatakan
fisik paru paru merasa nyaman
dengan posisi
 memposisikan pasien
semi fowler
semi fowler untuk O:
memaksimalkan ventilasi
15.00  Memberikan pelembab - TTV:
udara Td; 170/120
mmhg, n ;
 Menganjurkan untuk 198x/mnt, rr
memberikan ruang untuk 28x/mnt, s;
36,5◦c
pasien dan membatasi
- Suara nafas
pengunjung wheezing.
 Menganjurkan untuk - Pola nafas tidak
teratur,
memakai pakain yang - Irama cepat dan
longgar dalam,
- Terdapat bunyi
nafas tambahan
dibantu oksigen
kanul 3 ltr/mnt
- Kulit mulai
lembab, bibir
masih pecah
pecah

A:
- Sebagian
masalah belum
teratasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan

3. Hari Ketiga
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan Keperawatan
1. Selasa, 15 Juni Nyeri akut - mengobservasi tanda- S: Sucita
2021 berhubugan tanda vital, - pasien
08.00 WIB dengan mengatakan
- mengobservasi reaksi
kerusakan sudah tidak
nonverbal dari
jaringan merasakan
ketidaknyamanan,
nnyeri
- mengidentifikasi faktor - Pasien dan
yang memperingan dan keluarga
memperbeat rasa nyeri sudah paham
Pukul 09.00 - membatasi jumlah tentang cara
WIB pengunjung mengurangi
nnyeri, dan
- memberikan posisi yang
sudah
nyaman untuk pasien
mengerti
- menjelaskan strategi teknik teknik
meredakan nyeri pada relaksasi yang
pasien dan keluarga bisa
Pukul 10.00 - memberikan terapi mengurangi
WIB nafas dalam untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri O:
pasien - pasien tampak
sudah tidak
- menganjurkan untuk
gelisah, dan
memonitori nyeri secara
lebih ceria
mandiri
- TTV : td;
- menganjurkan untuk 180/120
tidak terlalu banyak mmhg, n ;
bergerak dan istirahat 84x/mnt, rr
18x/mnt, s;
yang cukup
36,5◦c.
A:
- masalah
teratasi
P:
- intervensi
dihentikan
2 Selasa, 15 Juni Penurunan - Memonitor TTV S:
2021 curah jantung - Pasien
- Memonitor suhu, warna,
11.00 WIB berhubungan mengatakan
dan kelembaban kulit
dengan sudah lebih
perubahan bugar, dan
irama jantung merasa sudah
13.00 WIB - Memonitor jumlah, kuat untuk
bunyi dan irama jantung melakukan
- Melakukan pemeriksaan aktifitas
fisik jantung mandiri
13.30 WIB - Mengatur periode - pasien
latihan dan istirahat mengatakan
sudah bisa
- Meminimalkan stress
ikhlas atas
lingkungan
penyakitnya
- Memberikan edukasi dan merasa
tentang cara mengatasi optimis untk
stres sembuh
O:
- pasien tampak
lebih ceria dan
sudah bisa
beraktifitas
- TTV : td;
180/120
mmhg, n ;
84x/mnt, rr
18x/mnt, s;
36,5◦c.
- akral hangat
- warna kulit
sudah normal
- sudah tidak
terdengar
bunyi
tambahan
pada jantung
A:
- masalah
teratasi
P:
- intervensi
dihentikan
3 Selasa, 15 Juni Gangguan - Mengobservasi TTV S:
2021 pertukaran gas - Memonitori respirasi dan - Pasien
14.00 WIB berhubungan mengatakan
status O2
dengan sudah bisa
ketidakseimba - Mengobservasi sianosis bernafas
ngan ventilasi khususnya membran dengan baik
perkusi mukosa O:
- TTV:
14.30 WIB - Melakukan pemeriksaan Td; 180/120
fisik paru paru mmhg, n ;
- memposisikan pasien semi 84x/mnt, rr
fowler untuk 18x/mnt, s;
36,5◦c
memaksimalkan ventilasi - Suara nafas
15.00 - Memberikan pelembab normal
udara - Pola nafas
mulai teratur
- Menganjurkan untuk - Irama nafas
memakai pakain yang teratur,
longgar - Tidak terdapat
bunyi
tambahan
nafas
- Kulit lebih
lembab, bibir
tidak pecah
pecah
- Oksigen kanul
3 liter sudah
dilepas

A:
- Masalah
teratasi
P:
- Intervensi
dihentikan

F. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Nyeri akut S: Sucita
senin, 14 Juni berhubungan - Keluarga pasien mengatakan pasien masih
2021 dengan merasa nyeri dada
kerusakan - Keluarga pasien mengatakan masih belum
jaringan paham dengan teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri
O:
- Keluarga pasien tidak bisa menjawab ketika
diberi pertanyaan tentang teknik relaksasi
untuk menghilangkan nyeri
- pasien tampak masih gelisah memegang
dadanya
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c
A:
- masalah belum teratasi
P:
- intervensi dilanjutkan
2 Senin, 14 Juni Penurunan S:
2021 curah jantung - pasien mengatakan masih merasa lemah
berhubungan - keluarga dan pasien mengatakan masih
dengan
sering stress saaat memikirkan penyakitnya
perubahan
irama jantung O :
- pasien tampak lemah,
- TTV : td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
30x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral dingin,
- Kulit cianosis.
- Masih terdengar bunyi jantung tambahan
(Murmur)
A:
- masalah belum teratasi
P:
intervensi dilanjtkan
3 Minggu 13 Juni Gangguan S:
2021 pertukaran - Pasien mengatakan masih merasa kesulitan
gas bernafas
berhubungan
O:
dengan
ketidakseimb - TTV:
angan Td; 170/120 mmhg, n ; 109x/mnt, rr
ventilasi 30x/mnt, s; 36,5◦c
perkusi - Suara nafas wheezing.
- Pola nafas tidak teratur,
- Irama cepat dan dalam,
- Terdapat bunyi nafas tambahan dibantu
oksigen kanul 3 ltr/mnt
- Kullit kering, bibir pecah pecah

A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
G. Evaluasi Sumatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Rabu, 15 juni Nyeri akut S: sucita
2021 berhubungan - pasien mengatakan sudah tidak
dengan merasakan nnyeri
kerusakan
- Pasien dan keluarga sudah paham tentang
jaringan
cara mengurangi nnyeri, dan sudah
mengerti teknik teknik relaksasi yang bisa
mengurangi nyeri
O:
- pasien tampak sudah tidak gelisah, dan
lebih ceria
- TTV : td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
18x/mnt, s; 36,5◦c.
A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi dihentikan
2 Rabu, 15 Juni Penurunan S:
2021 curah jantung - Pasien mengatakan sudah lebih bugar, dan
berhubungan merasa sudah kuat untuk melakukan
dengan
aktifitas mandiri
perubahan
irama jantung - pasien mengatakan sudah bisa ikhlas atas
penyakitnya dan merasa optimis untk
sembuh
O:
- pasien tampak lebih ceria dan sudah bisa
beraktifitas
- TTV : td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
18x/mnt, s; 36,5◦c.
- akral hangat
- warna kulit sudah normal
- sudah tidak terdengar bunyi tambahan
pada jantung
A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi dihentikan
3 Rabu, 15 Juni Gangguan S:
2021 pertukaran - Pasien mengatakan sudah bisa bernafas
gas, dengan baik
berhubungan O:
dengan
- TTV:
ketidakseimb
Td; 180/120 mmhg, n ; 84x/mnt, rr
angan
18x/mnt, s; 36,5◦c
ventilasi
- Suara nafas normal
perkusi
- Pola nafas mulai teratur
- Irama nafas teratur,
- Tidak terdapat bunyi tambahan nafas
- Kulit lebih lembab, bibir tidak pecah
pecah
- Oksigen kanul 3 liter sudah dilepas

A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai