Anda di halaman 1dari 55

UNIVERSITAS FALETEHAN

ANALISIS PRAKTIK KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


IPERTENSI MELALUI TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP NYERI DIRUANG ANGGREK 2 RUMAH SAKIT DRAJAT
PRAWIRANEGARA TAHUN 2022

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

KRISMONTARI MEGA HATA, S.Kep


5021031052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2022
UNIVERSITAS FALETEHAN

ANALISIS PRAKTIK KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPERTENSI MELALUI TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP NYERI DIRUANG ANGGREK 2 RUMAH SAKIT DRAJAT
PRAWIRANEGARA TAHUN 2022

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Profesi Ners

KRISMONTARI MEGA HATA, S.Kep


5021031052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir ini diajukan oleh:


Nama : Krismontari Mega Hata, S.Kep
NIM : 5021031052
Program Studi : Profesi Ners
Judul :Asuhan Praktik Keperawatan Pada Pasien Dengan
Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang
Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022

Telah berhasil dipertahankan dihadapan penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan Program Studi
Profesi Ners Universitas Faletehan

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Deni Suwardiman, S.Kp., M.Kep (...................................)


Penguji 2 : Ns. Dina Rahmawati, S.Kep. M.Kep (...................................)

Ditetapkan di : Serang
Tanggal :

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Asuhan Praktik Keperawatan Pada
Pasien Dengan Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun
2022”. Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Ilmiah
Akhir Ners Program Studi Profesi Ners Universitas Faletehan.

Serang, 28 Juni 2022


Pembimbing

Deni Suwardiman, S.Kp., M.Kep


NIK : 07. 03. 082

3
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul
“Analisis Keperawatan Pada Pasienn Hipertensi Dengan Intervensi Pemberian
Refleksi Pijat Kaki Terhadap Gangguan Rasa Nyaman Di Desa Pelawad Wilayah
Kerja Puskesmas Ciruas Serang-Banten Tahun 2022”. Dalam menyusun Karya
Ilmiah Akhir Ners ini, penulis telah dibimbing dengan baik oleh para dosen
pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sebagai rasa syukur, saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM.,M.KM selaku Rektor Universitas Faletehan.
2. Dr. Ari Widodo selaku Kepala Puskesmas UPT Ciruas.
3. Ns. H. Asra, S.kep.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan.
4. Dini Rachmaniah, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka.Prodi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Faletehan.
5. Deni Suwardiman,S.KP., M.Kep selaku pembimbing, yang dengan tekun
memberi bimbingan ilmiah melalui berbagai pengarahan, sharing, dan
usulan/saran yang dapat dimengerti dan dipamahi.

Serang, 28 Juni 2022

Penulis
HALAMAN PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Faletehan, saya yang bertanda tangan


dibawah ini :

Nama : Krismontari Mega Hata, S.Kep


NIM : 5021031052
Program Studi : Profsi Ners
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Faletehan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Asuhan Praktik Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi Melalui Teknik


Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat
Prawiranegara Tahun 2022

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Ekslusif ini Universitas Faletehan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Karya Ilmiah Akhir Ners saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Serang
Pada tanggal : 28 Juni 202
Yang Menyatakan

(Krismontari Mega Hata, S.Kep)

5
6

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penuji.
2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang
dan dicantumkan dalm daftar pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini.

Serang, 28 Juni 2022


Yang membuat pernyataan

(Krismontari Mega Hata, S.Kep)


ABSTRAK

Nama Mahasiswa : Krismontari Mega Hata


Program Studi : Profesi Ners
Judul Karya Ilmiah Akhir Ners : Asuhan Praktik Keperawatan Pada Pasien
Dengan Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi
Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang
Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat
Prawiranegara Tahun 2022

V + 39 halaman + iii

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global.


Penyakit kardiovaskular terdiri dari penyakit PJK, stroke, gagal jantung, penyakit
arteri dan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan lebih dari atau
sama dengan 140 mmHg pada tekanan darah sistolik dan peningkatan lebih dari
atau sama dengan 90 mmHg pada tekanan darah diastolik. Tujuan stadi kasus ini
untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi melalui
teknik relaksasi napas dalam terhadap nyeri diruang Anggrek 2 Rumah Sakit
Dradjat Prawiranegara Tahun 2022. Metode yang dilakukan dengan konsep dasar
proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir
setelah analisis praktik keperawatan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap nyeri pada pasien hiertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Nyeri, Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Daftar Pustaka : 5 ( 2002-2020)

7
8

ABSTRAK

Name : Krismontari Mega Hata, S.Kep


Study Program : Profesi Ners
Title : Nursing Practice Care for Patients with Hypertension
thrgough Deep Breath Relaxation Techniques for Pain in
the Orchid Room 2 Dradjat Prawiranegara Hospital in
2022

V + 39 page + iii

Cardiovascular disease is the leading cause of death globally. Cardiovascular


disease consists of CHD, stroke, heart failure, arterial disease and hypertension.
Hypertension is an increase of more than or equal to 140 mmHg in systolic blood
pressure and an increase of more than or equal to 90 mmHg in diastolic blood
pressure. The purpose of this case study is to explain nursing care for patients
with hypertension through deep breathing relaxation techniques for pain in the
Orchid 2 Hospital Dradjat Prawiranegara 2022. The method is carried out with
the basic concepts of the nursing process starting from assessment, diagnosis,
planning, implementation, evaluation and documentation. . Based on the results of
the writing of the Final Scientific Paper after the analysis of nursing practice, it
can be concluded that there is an effect of deep breathing relaxation therapy on
pain in hypertension patients.

Keywords: Hypertension, Pain, Deep Breathing Relaxation Technique

References : 5 (2002-2020)
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................3
KATA PENGANTAR............................................................................................4
HALAMAN PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................5
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................5
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................6
ABSTRAK..............................................................................................................7
ABSTRACT.............................................................................................................8
DAFTAR ISI...........................................................................................................9
BAB I.....................................................................................................................11
PENDAHULUAN.................................................................................................11
A. Latar Belakang..........................................................................................11
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
C. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
A. Konsep Dasar Hipertensi............................................................................7
B. Konsep Dasar Nyeri..................................................................................13
C. Konsep Teknik Relaksasi Nafas Dalam..................................................15
D. Asuhan Keperawatan Teoritis.................................................................17
BAB III..................................................................................................................23
TINJAUAN KASUS.............................................................................................23
A. PENGKAJIAN..........................................................................................23
B. ANALISA DATA......................................................................................24
C. RUMUSAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN........25
D. LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN...............28
E. CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN..........29

9
10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................31


A. Profil Lahan Praktik.................................................................................31
1) Visi dan Misi Rumah Sakit Drajat Prawiranegara..................................31
2) Gambaran wilayah Rumah Sakit.............................................................31
3) Jumlah kasus di Ruang Wijaya Kusuma.................................................32
4) Upaya pelayanan dan penanganan yang dilakukan diruangan................32
B. Deskripsi Proses Asuhan Keperawatan..................................................32
1) Ringkasan Proses Pengkajian..................................................................32
2) Diagnosis Keperawatan...........................................................................32
3) Rencana Asuhan Keperawatan................................................................33
4) Implementasi keperawatan......................................................................34
5) Evaluasi keperawatan..............................................................................35
C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan melalui EBP........................35
D. Pembahasan...............................................................................................36
1) Analisis Karakteristik Klien....................................................................36
BAB V PENUTUP................................................................................................38
A. Kesimpulan................................................................................................38
B. Saran..........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut American hart associaton (2019), Penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab utama kematian secara global. Penyakit kardiovaskular terdiri dari
penyakit PJK, stroke, gagal jantung, penyakit arteri dan penyakit hipertensi.
Hipertensi merupakan peningkatan lebih dari atau sama dengan 140 mmHg pada
tekanan darah sistolik dan peningkatan lebih dari atau sama dengan 90 mmHg
pada tekanan darah diastolik (Cheryl, 2017).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
suatu masalah kesehatan yang serius dan perlu di waspadai. Penyakit darah tinggi
atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Angka kejadian hipertensi di dunia cukup tinggi yaitu 10% dari seluruh populasi
dunia mengalami hipertensi. Di Amerika Serikat populasi orang dewasa yang
menderita hipertensi antara 20% sampai 25%. Dari populasi ini 90% sampai 95%
menderita hipertensi primer, artinya alasan terjadi peningkatan tekanan darah
tidak diketahui penyebabnya. Insiden pasien hipertensi berjumlah 1,13 milyar
orang di seluruh dunia . Prevelensi pasien hipertensi di Eropa tengah dan barat
berjumlah lebih dari 150 juta orang (European Society Of Cardiology, 2018).
Menurut Riskedas Tahun (2018) di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi
hipertensi. Secara keseluruhan Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 yang
di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 26,5%. Sedangkan
Jawa Tengah didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 26,4%. Angka kejadian
hipertensi di Kabupaten Kudus adalah tinggi. Hal ini dibuktikan data yang
diperoleh dari rekam medik rekap pelayanan rawat inap RSUD dr. Soeratno

11
2

Gemolong didapatkan bahwa pasien hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 487
pasien, pada tahun 2015 sebanyak 303 pasien, pada tahun 2016 sebanyak 329
pasien. Di tahun 2017 selama bulan Januari-Maret jumlah penderita hipertensi
sebanyak 74 pasien. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan
Timur pada 2016, tercatat sebanyak 120.844 orang menderita hipertensi, sebanyak
50.283 orang (41.6%) berjenis kelamin laki-laki dan 70.561 orang (58.4%)
berjenis kelamin perempuan sedangkan sebanyak 83.020 orang (68.7%)
diantaranya adalah lansia. Berdasarkan di Provinsi Banten sebesar 27,6%.

Menurut Carpenito (2009) bahwa penyakit hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi terkadang tidak disadari oleh penderita. Dalam kenyataannya, 50%
penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala yang jelas, apalagi bila masih
dalam taraf awal. Gejala-gejala yang sering timbul antara lain pusing, sakit
kepala, mimisan secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi tidak
menunjukan gejala awal, satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan
melakukan pengontrolan tekanan darah.

Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi pada sepanjang pembuluh darah yang
dipompa oleh jantung. Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer. Tekanan darah normal adalah di bawah 120/80, tekanan
darah antara 120/80 dan 139/89 di sebut pra-hipertensi, tekanan darah 140/90 atau
di atasnya dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi
terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi ditandai dengan
keadaan tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus, yaitu 140/90 mmHg atau
lebih. Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung harus ekstra memompa darah
ke arteri sehingga pada akhirnya jantung akan rusak.

Menurut Carpenito (2009) bahwa tujuan penanganan pasien dengan hipertensi


adalah menurunkan tekanan darah mendekati normal. Untuk menurunkan tekanan
darah dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologis (medis) seperti pemberian obat antihipertensi, dan untuk terapi non
farmakologi dapat diberikan sebagai penunjang medis seperti teknik relaksasi
3

nafas dalam, guided imaginary dan meditasi. Relaksasi merupakan perasaan


bebas secara mental dan fisik dari ketergantungan atau stres yang membuat
individu memiliki rasa kontrol terhadap dirinya. Teknik relaksasi dapat digunakan
pada fase apa saja ketika sehat atau sakit. Perubahan fisiologi atau perilaku yang
berhubungan dengan relaksasi yang mencakup menurunnya denyut jantung,
tekanan darah, dan kecepatan pernafasan, meningkatnya kesadaran secara global,
menurunnya kebutuhan oksigen, perasaan damai, serta menurunnya ketegangan
otot, dan kecepatan metabolism.

Menurut penelitian Hatini, dkk (2016) Terapi relaksasi dapat menurunkan tekanan
darah dan tanpa adanya efek samping atau kontra indikasi seperti pada terapi
dengan menggunakan obat anti hipertensi. Melalui teknik relaksasi seperti teknik
relaksasi nafas dalam secara otomatis akan merangsang sistem saraf simpatis
untuk menurunkan kadar zat ketokolamin yang mana ketokolamin adalah suatu
zat yang dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Ketika aktivitas sistem saraf simpatis
turun karena efek relaksasi maka produksi zat katekolamin akan berkurang
sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan akhirnya tekanan darah
menurun. Dalam menurunkan tekanan darah sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
dengan metode nonfarmakologi yaitu teknik relaksasi nafas dalam, apabila terlalu
sering menggunakan metode farmakologis seperti pemberian obat-obatan anti
hipertensi, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak ketergantungan terhadap
obat-obatan dan lama-kelamaan akan memperberat kerja sistem ginjal.

Penatalaksanaan penyakit hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi dan non


farmakologi. Secara farmakologi pasien diberikan ibat-obatan anti hipertensi.
Secara non farmakologi, pasien diajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Teknik
relaksasi nafas dalam merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menurunkan
tingkat setres dan nyeri kronis. Teknik relaksasi nafas dalam memungkinkan
pasien mengendalikan respons tubuhnya terhadap ketegangan dan kecemasan.
Teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dapat menurunkan konsumsi oksigen,
4

metabolism, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, tegangan otot dan tekanan


darah (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011:314).

Salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk tekanan darah pada penderita
hipertensi adalah terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) (Izzo, 2008).
Mekanisme relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada system pernafasan
berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi
pernafasan 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan
kardiopulmonari (Izzo et al, 2008).

Maka sebab itu penulis tertarik untuk mengaplikasikan teknik relaksasi nafas
dalam untuk kasus kelolaan yang tujuannya agar hipertensi berkurang-terkontrol.
Teknik relaksasi nafas dalam ini merupakan salah satu altenatif cara yang mudah
dan aman tanpa efek samping. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Praktik Keperawatan
Pada Pasien Dengan Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022”

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang Anggrek
2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan pengkajian pada kasus pasien dengan
hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri
Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun
2022.
b. Mampu memaparkan diagnosis keperawatan pada kasus pasien
dengan hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara
Tahun 2022

4
5

c. Mampu memaparkan salah satu intervensi terkait dari jurnal terkait


dengan kasus pasien dengan hipertensi melalui Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit
Dradjat Prawiranegara Tahun 2022
d. Mampu memaparkan implementasi dari hasil jurnal untuk kasus
pasien dengan hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat
Prawiranegara Tahun 2022.
e. Mampu memaparkan evaluasi dari hasil jurnal untuk kasus pasien
dengan hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara
Tahun 2022.

C. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca agar dapat melakukan
Tindakan non farmakologis untuk mengurangi intensitas tekanan darah
bagi dirinya sendiri dan orang sekitarnya. Penulisan karya tulis ini juga
berfungsi untuk mengetahui teori dan kasus nyata yang terjadi di lapangan
sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama
dengan kasus yang terjadi. Sehingga disusunlah karya tulis ilmiah ini.
2) Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai masukan dan informasi dalam melakukan asuhan
keperawatan dan penambahan ilmu tentang penerapan Teknik
relaksasi nafas dalam untuk penurunan intensitas tekanan darah
pada pasien hipertensi di Ruang Anggrek 2 RSDP.
b. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan Tindakan
Asuhan Keperawatan pada kasus hipertensi khususnya dengan
tekanan darah yang abnormal.
6

c. Bagi pasien dan keluarga


Supaya mengetahui intensitas tekanan darah khususnya pada kasus
hipertensi dengan tekanan darah yang abnormal.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Definisi
Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah secara abnormal
sehingga menjadi berbahaya bagi kesehatan yang dimana hipertensi dapat
didefenisiskan sebagai tekanan darah yang tekanan siastoliknya lebih
tinggi dari tekanan diastoik (Kodim Nasrin, 2003).

(Smeltzer, 2001). Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik
≥140 mmHg atau tekanan diastolic ≥90 mmHg (Dr. yudi garnadi, 2012).

Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal


adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≤160/65 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normonensi dan
hipertensi disebut boordeline hypertension (garis batas hpertensi). Batasan
WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Wajan juni
udjiantti,ETN,2010).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah meningkatnya tekanan arah


secara abnormal. Hal ini terjai bila arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi
ateriole sehingga mengakibatkan darah terhambat mengalir dan
meningkatkan dan melawan dinding atrei. Hipertensi menambah beban
kerja jantung dan ateri bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dn pembuluh dara (Wajan juni udjiantti,ETN,2010).

2. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut WHO
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

7
8

b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149


mmHg dan diastolik 91-94 mmHg.
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama
dengan 95mmHg.

Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and


Treatment of Hipertension
1) Diastolik
a) < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b) 85 – 99 : Tekanan darah normal tinggi
c) 90 -104 : Hipertensi ringan
d) 105 – 114 : Hipertensi sedang
e) >115 : Hipertensi berat
2) Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b) 140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c) > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang
sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ
target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Tingginya
tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah.
Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi Emergensi
Suatu kondisi dimana untuk segera penurunan tekanan darah deengan pemberian
obat antihipertensi parenteral.

8
9

2. Hipertensi urgensi
Suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah secara bertahap tanpa
menunjukkan gejala yang khas dan tekanan darah bisa diturunkan dalam jangka
beberapa jam.

4. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi karena adanya peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhihipertensi:
1) Genetik: Respon neurologi seperti terjadinya stress.
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
5) Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hiperensi.
6) Diet :konsumsi diet tinggi garam dan lemak secara langsung berhbungan
dengan berkembangnya hipertensi.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


a) Hipertensi Esensial (Primer)
Suatu kondisi dimana tidak diketahui tetapi ada beberapafaktor yang dapat
memepengaruhi seperti gen, stress pikiran, ligkungan, obesitas, dan
merokok.
b) Hipertensi Sekunder
c) Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
10

Penyebab hipertensi yang terjadi pada lansia adalah terjadinya perubahan seperti :
a) Terjadinya penurunan elastisistas dinding aorta
b) Katub jantung menjadi tebal dan kaku
c) Terjadinya penurunan pada jantung saat memompa darah biasanya 1%
setiap sesudah berumur 20 tahun sehingga berkurangnya atau menurunnya
kontraksi dan volumenyapada jantung.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Terjadi karena kurangnya efektivitas pebuluh darah untuk mengantarkan
oksigen keseluruh tubuh.

5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang khas menunujukkan hipertensi.
b) Gejala yang lazim
Disebut gejala yang lazim pada hipertensi seperti kepala terasa nyeri dan
mudah mengalami kelelahan.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), menurutnya gejala yang muncul pada penderita


hipertensi seperti : kepalaterasa sakit, kaku kuduk, mudah lelah, gelisah, dan juga
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

10
11

6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smelzert,2001).
Pada saat bersamaan sistem saraf simpatis merangsang resvon emosi yang
menyebbkan vasokontriski. Vasokonstriksi dapat menyebabkan terjadinya
pelepasan renin, dan renin berubah menjadi angiotensin yang pada gilirannya
merangsang aldosteron oleh kontriksi adrenal (Smelzert, 2001).
Sebagaimana pertimbangan terjadinya perubahan tekanan darah yang tejadi pada
usia lanjut. Perubahan ini meliputi hialngnya elastisistas jaringan dan dapat
menurunkan kemampuan daya regangpembuluh darah (Smeltzer, 2001).
12

7. Pathway
13

8. Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologis.
a. Captopril
b. Amlodipine
c. Nicardipine
d. Nifedipine
2. Terapi non farmakologis.
Penatalaksanaan non farmakologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a. Tehnik Biofeedback
Penerapan caraini untuk mengatasi gangguan samtomatik seperti nyeri kepaladan
migren.
b. Tehnik relaksasi nafas dalam
Cara iniagar dapat membuat pasien merasa rilexs dan dapat juga untuk
menurunkan tekanan darah serta dapat mengurangi rasa nyeri.
c. Pemberian penkes kpada pasien dengan cara menjelaskan dan
mengajarkan bagaimnan teknik relaksasi nafas dalam serta manfaat dan tujuannya
untuk dapat menurunkan tekanan darah dan mengurrangi rasa nyeri tanpa harus
menggunakan terapi obat farmakologi.pemberian terapi ini dilakukan sebanyak 23
kali dalam sehari selama 3 hari.

B. Konsep Dasar Nyeri


1) Pengertian
Nyeri yaitu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul terkait akibat adanya kerusakan jaringan aktual, potensial, atau
digambarkan kondisi terjadinya kerusakan sedemikian rupa (International
Association Study of Paint) : Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (NANDA,
2013).
14

2) Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2 yaitu :
a. Nyeri akut : merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot.
b. Nyeri kronis : merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Nyeri kronis dibagi lagi menjadi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan
psikosomatik (Maryunani, 2010).

3)Tanda dan gejala nyeri


Tanda dan gejala nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dari
pasien. Secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan respon
psikologis, respon psikologis yang didapatkan menurut (Perpustakaan
Universitas Muhamadiyah Semarang, 2017) antara lain :
Suara : menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas
a. Ekspresi wajah : meringis
b. Mulut : mengigit lidah, mengatupkan gigi, dahi berkerut, tertutup
rapat/membuka mata atau mulut, mengigit bibir
c. Pergerakan tubuh : kegelisahan mondar-mandir, Gerakan menggosok atau
berirama, bergerak melindungi bagian tubuh, imobilisasi dan otot tegang
d. Interaksi social : menghindari percakapan dan kontak social, berfokus
aktivitas untuk mengurangi nyeri dan disorientasi waktu

4) Penatalaksanaan nyeri
Manajemen nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu farmakologis dan non
farmakologis. Prosedur secara farmakologis dilakukan dengan pemberian
analgetic dan non farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, Teknik
pernafasan, perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,
hypnobreathing, music dan TENS (Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation) (Sigit, 2010).

14
15

Tujuan keseluruhan dari pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri sebesar-


besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Untuk mencapai
tujuan meredakan nyeri pada pasien, dokter perlu menggunakan pengetahuan
tentang aspek-aspek neuropatologi nyeri sebagai dasar untuk melakukan
berbagai intervensi, menilai nyeri secara rutin dengan menggunakan instrument
yang sesuai, menggunakan berbagai metode penghilang nyeri secara
farmakologi dan non farmakologi serta mencatat efektifitas berbagai intervensi
untuk meredakan nyeri.

C. Konsep Teknik Relaksasi Nafas Dalam


1) Definisi
Relaksasi yaitu tindakan membebaskan mental maupun fisik dari ketegangan
dan stres yang mampu meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Sulistyo,
2013).
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
yang lambat dan berirama (Smeltzer & Bare, 2002). Latihan napas dalam
yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari pernapasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, Indaryani, & Suratun,
2012).
Melakukan relaksasi napas dalam untuk mengendalikan nyeri, di dalam tubuh
seseorang tersebut secara stimulan dapat meningkatkan saraf parasimpatik
maka hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan stres akan
menurun sehingga konsentrasi meningkat serta merasa tenang untuk
mengatur napas sampai pernapasan kurang dari 60-70 kali per menit.
Kemudian kadar PCO2 akan meningkat dan menurunkan pH sehingga akan
meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Handerson, 2002).
Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas nyeri dapat diukur
dengan menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala intensitas nyeri
(Maryunani, 2010).
16

2) Manfaat relaksasi napas dalam


Teknik relaksasi nafas dalam dapat memberikan berbagai manfaat. Menurut
Potter & Perry (2006), menjelaskan efek relaksasi napas dalam antara lain
terjadinya penurunan nadi, penurunan ketegangan otot, penurunan kecepatan
metabolisme, peningkatan kesadaran global, perasaan damai dan sejahtera
dan periode kewaspadaan yang santai.

3) Tujuan menggunakan relaksasi napas dalam


Yaitu untuk meningkatkan ventilasi alveoli, meningkatkan efisiensi batuk,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, dan mengurangi
tingkat stress baik itu stress fisik maupun emosional sehingga dapat
menurunkan intesitas nyeri yang dirasakan oleh individu (Smeltzer & Bare,
2002).

4) Prosedur teknik relaksasi napas dalam


Menurut Lusianah, Indrayani, & Suratun (2012), langkah teknik relaksasi
nafas dalam yaitu :
a. Mengecek program terapi medic
b. Mengucapkan salam terapeutik
c. Melakukan evaluasi dan validasi
d. Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien
e. Mempersiapkan alat: satu bantal
f. Memasang sampiran
g. Mencuci tangan
h. Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk di
tempat tidur atau kursi atau dengan lying position (posisi berbaring) di
tempat tidur atau dikursi dengan satu bantal
i. Meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut
tetap tertutup. Hitung sampai tiga selama inspirasi
j. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan gerakan naiknya
abdomen sejauh mungkin, tetap kondisi rileks dan cegah lengkung pada

16
17

k. punggung. Jika ada kesulitan menaikan abdomen, tarik napas dengan


cepat, lalu napas kuat dengan hidung
l. Meminta pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir, seperti meniup
dan ekspirasikan secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara
hembusan tanpa mengembungkan dari pipi. Teknik pursed lip breathing
ini menyebabkan resistensi pada pengeluaran udara paru, meningkatkan
tekanan di bronkus (jalan napas utama) dan meminimalkan kolapsnya
jalan napas yang sempit
m. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan turunya abdomen dan
kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai tujuh selama
ekspirasi
n. Meminta pasien untuk menggunakan latihan ini dan tingkatkan secara
bertahap selama lima sampai 10 menit. Latihan ini dapat dilakukan dalam
posisi berbaring, duduk tegap, berdiri dan berjalan
o. Mencuci tangan
p. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien

D. Asuhan Keperawatan Teoritis


A. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan hipertensi, data yang dapat ditemukan meliputi
nyeri, setres, cemas, dan dapat mengakibatkan aktivitas terganggu.
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, Pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register, dan diagnose keperawatan.
2) Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala, pusing, setres dan cemas.
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat pola makan, Riwayat olahraga, Riwayat factor usia dan
riwayat factor keturunan.
b. Riwayat Kesehatan sekarang
18

Riwayat Kesehatan yang dirasakan saat ini seperti rasa nyeri,


keadaan pasien saat ini.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
4) Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan.
b. Leher
Terkadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, adanya
peningkatan JVP
c. Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia), sklera
kuning.
d. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
e. Hidung
Adanya polip atau tidak, bentuk hidung simetris atau tidak,
bagaimana kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari hidung.
f. Dada
Inspeksi bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris antara
kanan dan kiri, perkusi paru resonan, auskultasi paru vesikuler.
g. Abdomen
Adanya garis coklat, auskultasi bising usus, perkusi disemua
kuadran, palpasi tidak/ada nyeri tekan,
h. Genitalia
Bentuknya simetris atau tidak, adanya nyeri atau tidak

18
19

i. Ekstremitas
Pemeriksaan adanya edema atau tidak, reflek (+) di kedua
ekstremitas, adanya lesi atau tidak.
j. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi tanda-tanda hipertensi maka tekanan darah naik, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh menurun atau naik.

B. Diagnosis keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis yang ditandai dengan
Mengeluh nyeri, Tampak meringis, Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi
menghindari nyeri), Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan
darah meningkat, Pola napas berubah, Nafsu makan berubah, Proses berfikir
terganggu, Menarik diri, Berfokus pada diri sendiri, Diaforesis .
2) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan yang ditandai dengan
Mengeluh lelah, Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat,
Dispnea setelah aktivitas, Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, Merasa
lemah, Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, Gambaran EKG
menunjukkan aritmia, Gambaran EKG menunjukkan iskemia, Sianosis
3) Defisit Pengetahuan berhubungnya dengan Kurang Terpapar Informasi yang
ditandai dengan Menanyakan masalah yang dihadapi, Menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah,
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan perilaku berlebihan
(mis. Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)
C. Intervensi
Diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan
keperawatan hasil
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan asuhan keperawatan Observasi :
agen cidera fisiologis selama 3x24 jam- Identifikasi lokasi nyeri
maka Tingkat Nyeri- Identifikasi skala nyeri
teratasi, dengan- Identifikasi faktor yang
20

kriteria hasil : memperberat dan


- Keluhan nyeri memperingan nyeri
menurun
- Meringis menurun Terapeutik :
- Anoreksia menurun - Pertimbangkan jenis dan
- Frekuensi nadi sumber nyeri dalam
membaik pemilihan strategi meredakan
- Pola nafas membaik nyeri
- Tekanan darah- Fasilitasi istirahat dan tidur
membaik
- Nafsu makan Edukasi :
membaik - Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
berhubungan dengan asuhan keperawatan
Kelemahan selama 2x24 jam Observasi :
Toleransi Aktivitas- Identifikasi gangguan fungsi
teratasi, dengan tubuh yang mengakibatkan
kriteria hasil : kelelahan
- Frekuensi nadi- Monitor kelelahan fisik dan
menurun emosional
- Keluhan lelah Terapeutik :
menurun - Berikan aktivitas distraksi
- Perasaan lemah yang menenangkan
menurun Edukasi :
- Sianosis menurun - Anjurkan melakukan
- Tekanan darah aktivitas secara bertahap
membaik - Ajarkan strategi koping
- Frekuensi nafas untuk mengurangi kelelahan
membaik Kolaborasi :

20
21

- Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
berhubungnya asuhan keperawatan
dengan Kurang selama 2x24 jam Observasi :
Terpapar Informasi Tingkat Pengetahuan- Identifikasi kesiapan dan
teratasi, dengan kemampuan menerima
kriteria hasil : informasi
- Perilaku sesuai- Identifikasi faktor-faktor
anjuran meningkat yang dapat meningkatkan
- Kemampuan dan menurunkan motivasi
menjelaskan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan tentang sehat
suatu topik
meningkat Terapeutik :
- Perilaku sesuai- Sediakan materi dan media
dengan pengetahuan pendidikan kesehatan
meningkat - Berikan kesempatan untuk
- Pertanyaan tentang bertanya
masalah yang
dihadapi menurun Edukasi :
- Persepsi yang keliru- Jelaskan faktor risiko yang
terhadap masalah dapat mempengaruhi
menurun kesehatan
- Perilaku membaik - Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

21
22

D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan Langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan
intervensi/aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu
pasien atau orang terdekat menerima stress situasi prognosis, mencegah
komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi
tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

E. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas Tindakan keperawatan yaitu proses
formatif dan hasil sumatif. Proses formatif berfokus pada aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan Tindakan keperawatan, evaluasi proses
harus dilaksanakan sampai tujuan tercapai. Hasil sumatif berfokus pada perubahan
perilaku/status Kesehatan pasien pada akhir Tindakan keperawatan pasien, tipe ini
dilaksanakan pada akhir Tindakan secara paripurna. Disusun menggunakan SOAP
dimana:
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan pasien secara objektif
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A : analisis perawat setelah mengetahui respon subjek dan objektif apakah telah
teratasi, teratasi Sebagian atau belum teratasi
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasilan tujuan
Tindakan yaitu tujuan tercapai apabila pasien menunjukan perubahan sesuai
kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai Sebagian apabila jika klien
menunjukan perubahan pada Sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan, tujuan
tidak tercapai jika klien menunjukan sedikit perubahan atau tidak ada kemajuan
sama sekali. (Suprajitno dalam Wardani, 2013)

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien Ny. N di RSDP didapatkan data bahwa Ny. N berusia 42
tahun menderita penyakit Hipertensi, saat ini pekerjaan Ny. N adalah ibu rumah
tangga. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi seperti
yang dialami oleh Ny. N. Ny. N mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak
1 tahun yang lalu, akan tetapi sejak 5 bulan terakhir pasien mengatakan bahwa
sudah tidak mengkonsumsi obat amlodipine.

Saat dilakukan pengkajian Ny. N mengeluh sakit kepala dibagian kepala atas.
Terkadang pasien sering terbangun pada malam hari yang disebabkan nyeri hebat
bagian kepala tersebut. Pasien mengatakan nyeri kepalanya seperti disayat-sayat,
skala nyeri 7. Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum
baik, kesadaran compos mentis, TD 140\90 mmHg, N 90 x/menit, S 36,5˚C, R 21
x/menit, SPO2 98%, distributor rambut kusam merata terdapat nyeri tekan
dibagian kepala atas, bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, tidak ada
pernafasan cuping hidung, mukosa bibir lembab, fungsi pendengaran masih
normal, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tirodi dan
limfe, tidak ada retraksi dinding dada, saat diauskultasi paru vesikuler, perkusi
sonor, S1 dan S2 reguler, tidak terdapat edema di kedua ekstremitas atas dan
bawah, CRT <2 detik, ROM baik kekuatan otot 5.

23
24

B. ANALISA DATA
No Data Analisa Data & Patoflow Diagnosa Keperawatan
1 Ds : Konsumsi garam berlebih Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri
kepala dibagian atas Retensi cairan
Sering terbangun pada malam
hari yang disebabkan nyeri Peningkatan volume darah
hebat bagian kepala dan sirkulasi
Pasien mengatakan nyeri
seperti di sayat-sayat Hipertensi
Do :
Pasien tampak meringis Otak
TD 140/90 mmHg
Suhu 36,50
Skala nyeri 7 Resistensi pembuluh darah ke
otak meningkat

Nyeri kepala

Nyeri akut

2 Ds: Konsumsi garam berlebih Risiko Perfusi Serebral


Pasien mengatakan nyeri di Tidak Efektif
bagian kepala atas Retensi cairan

Do: Peningkatan volume darah


TD 140/90 mmHg dan sirkulasi
Nadi 90 x/menit
25

RR 21 x/menit Hipertensi
Suhu 36,50
SPO2 98% Otak

Suplai O² ke otak menurun

Risiko Perfusi Serebral


Tidak Efektif

C. RUMUSAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologi
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi

25
26

Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan Intervensi (SIKI) Aktivitas
(SLKI)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri Observasi :
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam - Identifikasi lokasi nyeri
agen cidera fisiologis maka Tingkat Nyeri teratasi, - Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Keluhan nyeri menurun Terapeutik :
- Meringis menurun - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
- Anoreksia menurun meredakan nyeri
- Frekuensi nadi membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pola nafas membaik Edukasi :
- Tekanan darah membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Nafsu makan membaik - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

26
27

2. Resiko perfusi Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekanan Observasi


serebral tidak efektif keperawatan selama 2 x 24 jam, intrakranial Monitor tanda/gejala peningkatan TIK ( mis. Tekanan darah meningkat,
b.d hipertensi maka status perfusi serebral kesadaran menurun bradikardia dll)
meningkat dengan kriteria hasil : Monitor MAP
Tingkat kesadaran meningkat Monitor intake dan output cairan
Sakit kepala menurun Terapeutik
Kecemasan menurun Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
Agitasi menurun Berikan posisi semi fowler
Tekanan darah sistolik membaik Kolaborasi
Tekanan darah diastolik Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
membaik

27
28

D. LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. N Usia : 42 tahun
No Medrek : Diagnosa Medis : Hipertensi

No
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Paraf
Diagnosa
1 10 Januari 10.00 1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas Krismontari
2022 dalam Mega Hata
2. Menanyakan kepada pasien sejauh
mana pemahaman pasien tentang
penyakitnya
3. Mengukur tekanan darah dan suhu
pasien, menghitung nadi dan
pernapasan
4. Menanyakan apa ada keluhan yang
dirasakan pasien
5. Menanyakan kepada pasien apakah
ada riwayat darah tinggi
sebelumnya

2 11 Januari 09.00 1. Membantu pasien minum obat per Krismontari


2022 oral Mega Hata
2. Mengajarkan klien melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
3. Menjelaskan penyakit hipertensi
4. Mengukur tekanan darah
5. Menganjurkan ke pasien agar
meningkatkan waktu istirahat nya
6. Monitor sirkulasi perifer

28
29

E. CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. N Usia: 42 tahun
No Medrek : Diagnosa Medis: Hipertensi

Tanggal No Catatan Perkembangan Paraf


Diagnosa
1 S : pasien mengatakan nyeri kepala Krismontari
10 O: Mega Hata
januari Keadaan umum lemah
2022 td : 140/90 mmhg
S : 36,5
N : 90
R : 21
Spo2 : 98 %
Skala 7
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Monitor ttv

10 2 S : pasien mengeluh pusing Krismontari


Januari O : kesadaran lemah Mega Hata
2022 Td : 140/90 mmhg
N : 90
S : 36,5
R : 21
spO2 : 98%
A : masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
11 3 S : pasien merasa sudah tidak ada keluhan Krismontari
30

januari O: Mega Hata


2022 Td : 110/70mmhg
N : 98
S : 36,5
R : 20
spO2 : 99
skala 2
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lahan Praktik
1) Visi dan Misi Rumah Sakit Drajat Prawiranegara
a. Visi
- Menjadi rumah sakit terbaik dengan pelayanan professional dan
berkualitas di Banten
b. Misi
- Memberikan pelayanan Kesehatan yang prima
- Meningkatkan kuantitas SDM melalui sistem rekrutmen yang baik dan
kualitas SDM melalui Pendidikan serta pelatihan berkelanjutan
- Meningkatkan sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka
menunjang pelayanan Kesehatan
- Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanpa mengurangi standar
pelayanan kepada masyarakat
- Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat,
berkomitmen tinggi serta bertanggung jawab
- Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan
SDM RS
2) Gambaran wilayah Rumah Sakit
RSUD Dr. Dradjat Prawira negara Kabupaten Serang beralamat di JL.
Rumah Sakit No. 1 Serang-Banten. RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara
merupakan rumah sakit kelas B non Pendidikan dengan 412 tempat tidur.
Sebagai pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten Serang dan pusat rujukan
Rumah Sakit Regional Wilayah I Provinsi Banten, yang mencakup Daerah
Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon, serta Kota Serang.
Ruangan Anggrek 2 merupakan ruang rawat inap penyakit dalam. Fasilitas
pada Ruang Anggrek 2 terdiri dari 7 kamar yaitu kamar 1 sampai 7. Pada
kamar 1 dan 3 terdiri dari 5 tempat tidur, pada kamar 2 dan 4 terdapat 3
tempat tidur, pada kamar 6 terdapat 2 tempat tidur. Pada ruangan infeksius
terdapat 3 tempat tidur dan terdiri 2 kamar, memiliki 1 ruang ners station,
memiliki ruang alat dan ruang laken, memiliki dapur untuk pasien

31
32

mengambil air hangat untuk mandi. Terdapat 1 ruang Tindakan dan terdapat
1 ruang dokter.
3) Jumlah kasus di Ruang Wijaya Kusuma
Berdasarkan dari hasil praktik yang telah dilakukan di ruang wk pertanggal
10 Januari 2022 didapatkan kasus hipertensi sebanyak 5 orang.
4) Upaya pelayanan dan penanganan yang dilakukan diruangan
Upaya pelayanan dan penanganan pasien Ruang Anggrek 2 yaitu melakukan
pelayanan Kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosis,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap diruang
rawat inap ruang penyakit dalam, yang oleh karena penyakitnya pasien
harus menginap.

B. Deskripsi Proses Asuhan Keperawatan


1) Ringkasan Proses Pengkajian
Pengkajian pada Ny. N dengan diagnosis Hipertensi dilakukan dengan cara
anamnesa (keluhan utama, Riwayat yang berhubungan dengan keluhan
utama, pengkajian psikososial, spiritual, observasi, wawancara pada
keluarga klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik).
Dalam studi ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara tinjauan teori
dan tindakan kasus. Pembahasan ini dibuat sesuai dengan tahapan-tahapan
dan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pada proses asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh penulis kepada klien adalah klien banyak bertanya mengenai keluhan
yang dialaminya.
2) Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon
pasien terhadap masalah Kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung actual maupun potensial.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
Kesehatan (Apley & Solomon, 2018).

32
33

Diagnosis keperawatan utama yang ditegakkan pleh penulis adalah nyeri


akut berhubungan dengan peningkatan tekanan agen pencedera fisiologis.
3) Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana Tindakan yang akan dilakukan terhadap klien
sesuai dengan kebutuhannya, berdasarkan diagnosis keperawatan. Perawat
Menyusun perencanaan keperawatan berdasarkan rumusan diagnosis
keperawatan, yang menjadi petunjuk dalam membuta tujuan dan intervensi
keperawatan untuk mencegah, menurunkan dan mengeliminasikan masalah
Kesehatan klien (Hermanto et al., 2020). Rencana asuhan keperawatan
untuk diagnose yang ditegakkan menurut SIKI sebagai berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Manajemen Nyeri:
- Identifikasi nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyaman
- Ajarkan tentang Teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
Manajemen peningkatan tekanan intracranial:
- Identifikasi saat adanya peningkatan TIK (misalnya: Tekanan darah
meningkat, kesadaran menurun bradikardia dll)
- Monitor intake dan output cairan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih Teknik relaksasi
Berikut adalah ilustrasi gambar pemberian SOP Teknik Relaksasi Napas Dalam.
Tabel 4.1 SOP Teknik Relaksasi Napas Dalam
Pengertian Teknik napas dalam adalah sebuah Teknik relaksasi
sederhana yang mudah dilakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan aliran tubuh manusia dan dapat
mengurangi rasa nyeri.
Tujuan - Mengurangi nyeri, takut dan cemas
34

- Mengurangi perasaan panik, khawatir dan terancam


- Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
- Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
- Melancarkan aliran dalam darah
Indikasi - Pasien hipertensi
- Pasien yang mengalami nyeri
Persiapan 1. Memberikan salam, perkenalkan diri kepada pasien dan
perawat/mahasiswa keluarga
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan Teknik relaksasi napas
dalam kepada pasien dan keluarga
3. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk
bertanya
Persiapan pasien 1. Pastikan pasien pulih kesadarannya dan mampu diajak
berkomunikasi
2. Pastikan pasien siap dan bersedia melakukan Teknik
relaksasi napas dalam
3. Pastikan keluarga pasien menyetujui
4. Jaga privasi pasien
5. Atur posisi pasien agar merasa nyaman
Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan dan
mempraktikan Teknik relaksasi napas dalam yaitu 6-10
kali/menit. Pasien diminta untuk mempraktikan Teknik
relaksasi napas dalam selama 10 menit, dapat di ulang
sebanyak 6-10 kali.

4) Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status Kesehatan yang dihadapi
kestatus Kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.

34
35

Implementasi keperawatan merupakan Langkah keempat dalam tahap proses


keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan atau melaksanakan
intervensi yang telah ditemukan (Samantha & Almalik, 2019).

5) Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dari dua diagnose yang telah
ditegakkan, implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana Tindakan
keperawatan maka didapatkan hasil yang telah dicantumkan dalam evaluasi.

a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis


S : klien mengatakan nyeri kepala berkurang dibanding hari sebelumnya
O : klien tampak rileks, tampak tidak meringis, skala nyeri 2
A : nyeri akut teratasi
P : pasien boleh pulang, intervensi dihentikan
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
S : ibu mengatakan sudah tidak nyeri kepala
O : sudah tidak pucat, sulit tidur tidak mengalami, klien terlihat tidak gelisah
A : resiko perfusi serebral tidak efektif teratasi
P : intervensi dihentikan
Semua diagnose yang ditegakkan teratasi, tidak ada kendala selama penulis
melakukan asuhan keperawatan, terutama relaksasi napas dalam. Relaksasi napas
dalam terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien hipertensi

C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan melalui EBP


Dalam hasil Karya Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan pasien dapat menunjukkan
penurunan tekanan darah pada keluhn yang dialami Ny. N dengan adanya Teknik
Relaksasi Nafas Dalam ini mempunyai pengaruh yang sama dengan obat anti
hipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Salah satu tindakan yang dapat
diberikan untuk tekanan darah pada penderita hipertensi adalah terapi relaksasi
nafas dalam (deep breathing), pada system pernafasan berupa suatu keadaan
inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan 6-10 kali permenit
36

sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari. Manfaat dari teknik


relaksasi nafas dalam dapat memberikan berbagai manfaat. Menurut Potter &
Perry (2006), menjelaskan efek relaksasi napas dalam antara lain terjadinya
penurunan nadi, penurunan ketegangan otot, penurunan kecepatan metabolisme,
peningkatan kesadaran global, perasaan damai dan sejahtera dan periode
kewaspadaan yang santai.

D. Pembahasan
1) Analisis Karakteristik Klien
Pada hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. N (42 tahun) ditemukan
data bahwa Ny. N seorang ibu rumah tangga. Suami Ny. N bekerja sebagai
seorang swasta, mereka memiliki 2 anak perempuan dan laki-laki. Suami dan
anak pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien, klien
mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika dikaji Ny. N mengalami
masalah kesehatan yaitu hipertensi. Ny. N mengatakan jika ada keluarga yang
sakit terlebih dahulu beristirahat dan minum obat warung namun jika dengan
istirahat tidak berkurang baru dibawa kepelayanan kesehatan seperti klinik,
puskesmas dan Ny. N mengetahui penyakit yang diderita sejak 1 tahun yang
lalu, namun Ny.N sudah tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi sejak 5 buln
yang lalu karena menurut klien bahwa penyakitnya sudah sembuh total. Ny. N
mengatakan jika sakit kepala, badan terasa berat, pusing dan telah dibawa
istirahat keluhan tidak berkurang Ny. N langsung ke tempat pelayanan
kesehatan bersama suaminya, namun tak kunjung sembuh.

Dan juga dari hasil pengkajian kepada Ny. N di dapatkan bahwa Ny. N malas
minum obat, suka mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan berkolesterol.
Suami klien juga mengatakan bahwa jarang melakukan olahraga dan juga
banyak pikiran yang menyebabkan stress. Peran keluarga terhadap penangan
hipertensi sangat penting sehingga tercapainya kesehatan yang optimal dalam
keluarga. Evaluasi yang dapat dilihat disesuaikan dengan lima tugas kesehatan
keluarga. Tugas dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan mampu

36
37

melihat perubahan-perubahan kecil yang dialami oleh anggota keluarga itu


sendiri (Friedman, 2010).

Suami Ny. N dapat mengidentifikasi masalah hipertensi dengan melihat tanda


dan gejala yang terjadi pada Ny. N terkait hipertensi yang telah di jelaskan oleh
mahasiswa. Tanda dan gejala tersebut yaitu sakit kepala, sering terbangun pada
tengah malam karena ingin BAK, susah tidur, wajah tampak meringis
kesakitan. Jadi masalah prioritas yang muncul pada Ny. N adalah Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

Berdasarkan terapi yang telah diberikan pada Ny. N untuk mengatasi penyakit
hipertensi yang dialami, teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan pada Ny.
N adalah dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Melalui teknik
relaksasi seperti teknik relaksasi nafas dalam secara otomatis akan merangsang
sistem saraf simpatis untuk menurunkan kadar zat ketokolamin yang mana
ketokolamin adalah suatu zat yang dapat menyebabkan konstriksi pembuluh
darah sehingga dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Ketika
aktivitas sistem saraf simpatis turun karena efek relaksasi maka produksi zat
katekolamin akan berkurang sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh darah
dan akhirnya tekanan darah menurun. Dalam menurunkan tekanan darah
sebaiknya dilakukan terlebih dahulu dengan metode nonfarmakologi yaitu
teknik relaksasi nafas dalam, apabila terlalu sering menggunakan metode
farmakologis seperti pemberian obat-obatan anti hipertensi, dikhawatirkan
akan menimbulkan dampak ketergantungan terhadap obat-obatan dan lama-
kelamaan akan memperberat kerja sistem ginjal.
38

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan dengan hipertensi di
Ruang Anggrek 2 RSUD dr. Dradjat Prawiranegara maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengkajian
Hasil analisis pengkajian di dapatkan bahwa pasien Ny.N mengeluh
nyeri dibagian kepala atas. Klien Ny. N berumur 42 tahun pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga. Suami Ny. N bekerja sebagai seorang
swasta, mereka memiliki 2 anak perempuan dan laki-laki. Suami dan
anak pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien,
klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika dikaji Ny. N
mengalami masalah kesehatan yaitu hipertensi. Ny. N mengatakan jika
ada keluarga yang sakit terlebih dahulu beristirahat dan minum obat
warung namun jika dengan istirahat tidak berkurang baru dibawa
kepelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas dan Ny. N
mengetahui penyakit yang diderita sejak 1 tahun yang lalu, namun
Ny.N sudah tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi sejak 5 buln yang
lalu karena menurut klien bahwa penyakitnya sudah sembuh total. Ny.
N mengatakan jika sakit kepala, badan terasa berat, pusing dan telah
dibawa istirahat keluhan tidak berkurang Ny. N langsung ke tempat
pelayanan kesehatan bersama suaminya, namun tak kunjung sembuh.
2) Diagnosa Keperawatan
Hasil dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan 2 diagnosa
keperawatan yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi
b. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan
hipertensi
3) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologi dan intervensi keperawatan pada diagnosa
risiko perfusi serebral tidak efekti berhubungan dengan hipertensi
diajarkan dengan cara teknik relaksasi napas dalam.
4) Implementasi
Implementasi keperawatan mengajarkan teknik relaksasi dengan cara
tarik napas dalam karena pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala
atas serta mengkaji nyeri secara komprehensif menggunakan PQRST.

38
5) Evaluasi
Evaluasi hasil yang dilakukan pada 10 Januari 2022 pukul 14.00 WIB
masalah dari kedua diagnosa Ny. N pada studi kasus ini nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologi dan risiko perfusi
39

serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi teratasi. Dari ke lima kriteria
hasil yang diharapkan tercapai semuanya yaitu pasien mampu mengontrol nyeri,
tidak meringis kesakitan, mampu menggunakan teknik relaksasi nafas dalam jika
nyeri, skala nyeri berkurang dari 7 menjadi 3 (1-10), tanda-tanda vital dalam batas
normal.

B. Saran
1. Untuk Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan
pada kasus hipertensi khususnya dengan tekanan darah yang abnormal.
2. Untuk Universitas Faletehan
Terlaksananya Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan dapat menjadi
referensi dan bahan bacaan di perpustakaan Universitas Faletehan Serang dan
untuk memenuhi mata kuliah asuhan keperawatan medikal bedah.
3. Untuk Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi dalam melakukan asuhan keperawatan dan
penambahan ilmu tentang penerapan Teknik relaksasi nafas dalam untuk
penurunan intensitas tekanan darah pada pasien hipertensi di Ruang Anggrek 2
RSDP.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah vol. 2.
Jakarta: EGC.
Dinas Provinsi Banten. (2018). Laporan Provinsi Banten. Banten: Lembaga
Penerbit.
Luluk, C., Febriyanto. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Dr. Soeratno
Gemolong Tahun 2018. JURNAL Profesi Keperawatan, Vol. 6 No. 1
Januari 2019
Rusni, M., Annaas, B. S., (2018). Terapi Relaksasi Nafas Mempengaruhi
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 119 –
128
Yanti Anggraini. (2020). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Jakarta. Jurnal Jkft, Vol. 5, No.
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI
Nama : Krismontari Mega Hata, S.Kep
Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 31 Mei 1998
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :A
Alamat : Kp. Panguseupan RT/RW 001/001 Desa.
Carita Kec. Carita Kab. Pandeglang Prov.
Banten
No. Hp : 087885221751
E-mail : rismuntari.mega567@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN IPPOR Labuan 3 : 2004– 2010
2. MTS AL IHSAN Pandeglang : 2010 – 2013
3. SMA Negeri 3 Kota Serang : 2013 – 2016
4. S1 Ilmu Keperawatan Universitas Faletehan : 2016 – 2020
5. Profesi Ners Universitas Faletehan : 2021 – 2022
FORMAT KARYA ILMIAH AKHIR NERS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2022

Nama : Krismontari Mega Hata, S.Kep


NIM : 5021031052
Judul : Asuhan Praktik Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang
Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022
Pembimbing : Deni Suwardiman, S.Kep.,M.Kep

No Tanggal Kegiatan Paraf


Bimbingan Pembimbing
1. 14 Juni 2022 - Diskusi mengenai peminatan dan ketertarikan
terhadap topik karya ilmiah berdasarkan
pengalaman praktik.
2. 16 Juni 2022 - Secara umum perbaiki penulisan seperti:
Paragraf rata kanan dan kiri, Bahasa asing
dicetak miring, penulisan sumber referensi, dan
kesalahan pengetikan lainnya.
- Bab I perbaiki rumusan masalah dan justifikasi
pemilihan topik dengan urutan paparan latar
belakang yang mengkaitkan setiap paragraph
dengan interpretasi dari penulis.
- Bab II kaji literatur review yang akan
mendukung analisis pembahasan.
1. 3. 19 Juni 2022 - Bab III perbaiki penyajian kasus berupa
gambaran kasus ringkas, sebaiknya yang
dituliskan di bab III tersebut untuk pengkajian
ditempatkan dilampiran.
- Pertajam analisis data dengan gambaran nyata
data yang didapatkan dari hasil pengkajian dan
karakteristik diagnosis yang tepat, perkuat data
mayor dan data minor.
2. 4. 21 Juni 2022 - Bab IV tampilkan hasil analisis pada rangkaian
asuhan keperawatannya, bukan mengulang data
dan deskripsi yang sudah disampaikan di Bab
sebelumnya tanpa interpretasi yang tepat.
- Bab V perbaiki untuk menampilkan simpulan
hasil analisis serta memberikan saran yang nyata
dan dapat dilakukan, sesuai dengan manfaat
karya ilmiah yang disampaikan di Bab I.
3. 5. 25 Juni 2022 - Lengkapi draf dengan Abstrak dan daftar isi
- Abstrak meliputi: Pendahuluan, Tujuan, Metode,
Hasil, dan Rekomendasi.
4. 6. 27 Juni 2022 - Lengkapi terlebih dahulu draf sesuai saran.

5. 7. 28 Juni 2022 - Disetujui dengan catatan untuk daftar sidang.

Anda mungkin juga menyukai