i
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Serang
Tanggal :
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Asuhan Praktik Keperawatan Pada
Pasien Dengan Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun
2022”. Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Ilmiah
Akhir Ners Program Studi Profesi Ners Universitas Faletehan.
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul
“Analisis Keperawatan Pada Pasienn Hipertensi Dengan Intervensi Pemberian
Refleksi Pijat Kaki Terhadap Gangguan Rasa Nyaman Di Desa Pelawad Wilayah
Kerja Puskesmas Ciruas Serang-Banten Tahun 2022”. Dalam menyusun Karya
Ilmiah Akhir Ners ini, penulis telah dibimbing dengan baik oleh para dosen
pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sebagai rasa syukur, saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM.,M.KM selaku Rektor Universitas Faletehan.
2. Dr. Ari Widodo selaku Kepala Puskesmas UPT Ciruas.
3. Ns. H. Asra, S.kep.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan.
4. Dini Rachmaniah, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka.Prodi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Faletehan.
5. Deni Suwardiman,S.KP., M.Kep selaku pembimbing, yang dengan tekun
memberi bimbingan ilmiah melalui berbagai pengarahan, sharing, dan
usulan/saran yang dapat dimengerti dan dipamahi.
Penulis
HALAMAN PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Ekslusif ini Universitas Faletehan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Karya Ilmiah Akhir Ners saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Serang
Pada tanggal : 28 Juni 202
Yang Menyatakan
5
6
SURAT PERNYATAAN
V + 39 halaman + iii
7
8
ABSTRAK
V + 39 page + iii
References : 5 (2002-2020)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................3
KATA PENGANTAR............................................................................................4
HALAMAN PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................5
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................5
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................6
ABSTRAK..............................................................................................................7
ABSTRACT.............................................................................................................8
DAFTAR ISI...........................................................................................................9
BAB I.....................................................................................................................11
PENDAHULUAN.................................................................................................11
A. Latar Belakang..........................................................................................11
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
C. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
A. Konsep Dasar Hipertensi............................................................................7
B. Konsep Dasar Nyeri..................................................................................13
C. Konsep Teknik Relaksasi Nafas Dalam..................................................15
D. Asuhan Keperawatan Teoritis.................................................................17
BAB III..................................................................................................................23
TINJAUAN KASUS.............................................................................................23
A. PENGKAJIAN..........................................................................................23
B. ANALISA DATA......................................................................................24
C. RUMUSAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN........25
D. LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN...............28
E. CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN..........29
9
10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut American hart associaton (2019), Penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab utama kematian secara global. Penyakit kardiovaskular terdiri dari
penyakit PJK, stroke, gagal jantung, penyakit arteri dan penyakit hipertensi.
Hipertensi merupakan peningkatan lebih dari atau sama dengan 140 mmHg pada
tekanan darah sistolik dan peningkatan lebih dari atau sama dengan 90 mmHg
pada tekanan darah diastolik (Cheryl, 2017).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
suatu masalah kesehatan yang serius dan perlu di waspadai. Penyakit darah tinggi
atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Angka kejadian hipertensi di dunia cukup tinggi yaitu 10% dari seluruh populasi
dunia mengalami hipertensi. Di Amerika Serikat populasi orang dewasa yang
menderita hipertensi antara 20% sampai 25%. Dari populasi ini 90% sampai 95%
menderita hipertensi primer, artinya alasan terjadi peningkatan tekanan darah
tidak diketahui penyebabnya. Insiden pasien hipertensi berjumlah 1,13 milyar
orang di seluruh dunia . Prevelensi pasien hipertensi di Eropa tengah dan barat
berjumlah lebih dari 150 juta orang (European Society Of Cardiology, 2018).
Menurut Riskedas Tahun (2018) di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi
hipertensi. Secara keseluruhan Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 yang
di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 26,5%. Sedangkan
Jawa Tengah didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 26,4%. Angka kejadian
hipertensi di Kabupaten Kudus adalah tinggi. Hal ini dibuktikan data yang
diperoleh dari rekam medik rekap pelayanan rawat inap RSUD dr. Soeratno
11
2
Gemolong didapatkan bahwa pasien hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 487
pasien, pada tahun 2015 sebanyak 303 pasien, pada tahun 2016 sebanyak 329
pasien. Di tahun 2017 selama bulan Januari-Maret jumlah penderita hipertensi
sebanyak 74 pasien. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan
Timur pada 2016, tercatat sebanyak 120.844 orang menderita hipertensi, sebanyak
50.283 orang (41.6%) berjenis kelamin laki-laki dan 70.561 orang (58.4%)
berjenis kelamin perempuan sedangkan sebanyak 83.020 orang (68.7%)
diantaranya adalah lansia. Berdasarkan di Provinsi Banten sebesar 27,6%.
Menurut Carpenito (2009) bahwa penyakit hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi terkadang tidak disadari oleh penderita. Dalam kenyataannya, 50%
penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala yang jelas, apalagi bila masih
dalam taraf awal. Gejala-gejala yang sering timbul antara lain pusing, sakit
kepala, mimisan secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi tidak
menunjukan gejala awal, satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan
melakukan pengontrolan tekanan darah.
Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi pada sepanjang pembuluh darah yang
dipompa oleh jantung. Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer. Tekanan darah normal adalah di bawah 120/80, tekanan
darah antara 120/80 dan 139/89 di sebut pra-hipertensi, tekanan darah 140/90 atau
di atasnya dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi
terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi ditandai dengan
keadaan tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus, yaitu 140/90 mmHg atau
lebih. Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung harus ekstra memompa darah
ke arteri sehingga pada akhirnya jantung akan rusak.
Menurut penelitian Hatini, dkk (2016) Terapi relaksasi dapat menurunkan tekanan
darah dan tanpa adanya efek samping atau kontra indikasi seperti pada terapi
dengan menggunakan obat anti hipertensi. Melalui teknik relaksasi seperti teknik
relaksasi nafas dalam secara otomatis akan merangsang sistem saraf simpatis
untuk menurunkan kadar zat ketokolamin yang mana ketokolamin adalah suatu
zat yang dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Ketika aktivitas sistem saraf simpatis
turun karena efek relaksasi maka produksi zat katekolamin akan berkurang
sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan akhirnya tekanan darah
menurun. Dalam menurunkan tekanan darah sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
dengan metode nonfarmakologi yaitu teknik relaksasi nafas dalam, apabila terlalu
sering menggunakan metode farmakologis seperti pemberian obat-obatan anti
hipertensi, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak ketergantungan terhadap
obat-obatan dan lama-kelamaan akan memperberat kerja sistem ginjal.
Salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk tekanan darah pada penderita
hipertensi adalah terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) (Izzo, 2008).
Mekanisme relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada system pernafasan
berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi
pernafasan 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan
kardiopulmonari (Izzo et al, 2008).
Maka sebab itu penulis tertarik untuk mengaplikasikan teknik relaksasi nafas
dalam untuk kasus kelolaan yang tujuannya agar hipertensi berkurang-terkontrol.
Teknik relaksasi nafas dalam ini merupakan salah satu altenatif cara yang mudah
dan aman tanpa efek samping. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Praktik Keperawatan
Pada Pasien Dengan Hipertensi Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
Melalui Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Diruang Anggrek
2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan pengkajian pada kasus pasien dengan
hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri
Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara Tahun
2022.
b. Mampu memaparkan diagnosis keperawatan pada kasus pasien
dengan hipertensi melalui Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Nyeri Diruang Anggrek 2 Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara
Tahun 2022
4
5
C. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca agar dapat melakukan
Tindakan non farmakologis untuk mengurangi intensitas tekanan darah
bagi dirinya sendiri dan orang sekitarnya. Penulisan karya tulis ini juga
berfungsi untuk mengetahui teori dan kasus nyata yang terjadi di lapangan
sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama
dengan kasus yang terjadi. Sehingga disusunlah karya tulis ilmiah ini.
2) Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai masukan dan informasi dalam melakukan asuhan
keperawatan dan penambahan ilmu tentang penerapan Teknik
relaksasi nafas dalam untuk penurunan intensitas tekanan darah
pada pasien hipertensi di Ruang Anggrek 2 RSDP.
b. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan Tindakan
Asuhan Keperawatan pada kasus hipertensi khususnya dengan
tekanan darah yang abnormal.
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Smeltzer, 2001). Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik
≥140 mmHg atau tekanan diastolic ≥90 mmHg (Dr. yudi garnadi, 2012).
2. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut WHO
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
7
8
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang
sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ
target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Tingginya
tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah.
Dibagi menjadi dua:
1. Hipertensi Emergensi
Suatu kondisi dimana untuk segera penurunan tekanan darah deengan pemberian
obat antihipertensi parenteral.
8
9
2. Hipertensi urgensi
Suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah secara bertahap tanpa
menunjukkan gejala yang khas dan tekanan darah bisa diturunkan dalam jangka
beberapa jam.
4. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi karena adanya peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhihipertensi:
1) Genetik: Respon neurologi seperti terjadinya stress.
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
5) Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hiperensi.
6) Diet :konsumsi diet tinggi garam dan lemak secara langsung berhbungan
dengan berkembangnya hipertensi.
Penyebab hipertensi yang terjadi pada lansia adalah terjadinya perubahan seperti :
a) Terjadinya penurunan elastisistas dinding aorta
b) Katub jantung menjadi tebal dan kaku
c) Terjadinya penurunan pada jantung saat memompa darah biasanya 1%
setiap sesudah berumur 20 tahun sehingga berkurangnya atau menurunnya
kontraksi dan volumenyapada jantung.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Terjadi karena kurangnya efektivitas pebuluh darah untuk mengantarkan
oksigen keseluruh tubuh.
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang khas menunujukkan hipertensi.
b) Gejala yang lazim
Disebut gejala yang lazim pada hipertensi seperti kepala terasa nyeri dan
mudah mengalami kelelahan.
10
11
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smelzert,2001).
Pada saat bersamaan sistem saraf simpatis merangsang resvon emosi yang
menyebbkan vasokontriski. Vasokonstriksi dapat menyebabkan terjadinya
pelepasan renin, dan renin berubah menjadi angiotensin yang pada gilirannya
merangsang aldosteron oleh kontriksi adrenal (Smelzert, 2001).
Sebagaimana pertimbangan terjadinya perubahan tekanan darah yang tejadi pada
usia lanjut. Perubahan ini meliputi hialngnya elastisistas jaringan dan dapat
menurunkan kemampuan daya regangpembuluh darah (Smeltzer, 2001).
12
7. Pathway
13
8. Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologis.
a. Captopril
b. Amlodipine
c. Nicardipine
d. Nifedipine
2. Terapi non farmakologis.
Penatalaksanaan non farmakologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a. Tehnik Biofeedback
Penerapan caraini untuk mengatasi gangguan samtomatik seperti nyeri kepaladan
migren.
b. Tehnik relaksasi nafas dalam
Cara iniagar dapat membuat pasien merasa rilexs dan dapat juga untuk
menurunkan tekanan darah serta dapat mengurangi rasa nyeri.
c. Pemberian penkes kpada pasien dengan cara menjelaskan dan
mengajarkan bagaimnan teknik relaksasi nafas dalam serta manfaat dan tujuannya
untuk dapat menurunkan tekanan darah dan mengurrangi rasa nyeri tanpa harus
menggunakan terapi obat farmakologi.pemberian terapi ini dilakukan sebanyak 23
kali dalam sehari selama 3 hari.
2) Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2 yaitu :
a. Nyeri akut : merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot.
b. Nyeri kronis : merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Nyeri kronis dibagi lagi menjadi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan
psikosomatik (Maryunani, 2010).
4) Penatalaksanaan nyeri
Manajemen nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu farmakologis dan non
farmakologis. Prosedur secara farmakologis dilakukan dengan pemberian
analgetic dan non farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, Teknik
pernafasan, perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,
hypnobreathing, music dan TENS (Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation) (Sigit, 2010).
14
15
16
17
18
19
i. Ekstremitas
Pemeriksaan adanya edema atau tidak, reflek (+) di kedua
ekstremitas, adanya lesi atau tidak.
j. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi tanda-tanda hipertensi maka tekanan darah naik, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh menurun atau naik.
B. Diagnosis keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis yang ditandai dengan
Mengeluh nyeri, Tampak meringis, Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi
menghindari nyeri), Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan
darah meningkat, Pola napas berubah, Nafsu makan berubah, Proses berfikir
terganggu, Menarik diri, Berfokus pada diri sendiri, Diaforesis .
2) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan yang ditandai dengan
Mengeluh lelah, Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat,
Dispnea setelah aktivitas, Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, Merasa
lemah, Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, Gambaran EKG
menunjukkan aritmia, Gambaran EKG menunjukkan iskemia, Sianosis
3) Defisit Pengetahuan berhubungnya dengan Kurang Terpapar Informasi yang
ditandai dengan Menanyakan masalah yang dihadapi, Menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah,
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan perilaku berlebihan
(mis. Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)
C. Intervensi
Diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan
keperawatan hasil
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan asuhan keperawatan Observasi :
agen cidera fisiologis selama 3x24 jam- Identifikasi lokasi nyeri
maka Tingkat Nyeri- Identifikasi skala nyeri
teratasi, dengan- Identifikasi faktor yang
20
20
21
21
22
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan Langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan
intervensi/aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu
pasien atau orang terdekat menerima stress situasi prognosis, mencegah
komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi
tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas Tindakan keperawatan yaitu proses
formatif dan hasil sumatif. Proses formatif berfokus pada aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan Tindakan keperawatan, evaluasi proses
harus dilaksanakan sampai tujuan tercapai. Hasil sumatif berfokus pada perubahan
perilaku/status Kesehatan pasien pada akhir Tindakan keperawatan pasien, tipe ini
dilaksanakan pada akhir Tindakan secara paripurna. Disusun menggunakan SOAP
dimana:
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan pasien secara objektif
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A : analisis perawat setelah mengetahui respon subjek dan objektif apakah telah
teratasi, teratasi Sebagian atau belum teratasi
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasilan tujuan
Tindakan yaitu tujuan tercapai apabila pasien menunjukan perubahan sesuai
kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai Sebagian apabila jika klien
menunjukan perubahan pada Sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan, tujuan
tidak tercapai jika klien menunjukan sedikit perubahan atau tidak ada kemajuan
sama sekali. (Suprajitno dalam Wardani, 2013)
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien Ny. N di RSDP didapatkan data bahwa Ny. N berusia 42
tahun menderita penyakit Hipertensi, saat ini pekerjaan Ny. N adalah ibu rumah
tangga. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi seperti
yang dialami oleh Ny. N. Ny. N mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak
1 tahun yang lalu, akan tetapi sejak 5 bulan terakhir pasien mengatakan bahwa
sudah tidak mengkonsumsi obat amlodipine.
Saat dilakukan pengkajian Ny. N mengeluh sakit kepala dibagian kepala atas.
Terkadang pasien sering terbangun pada malam hari yang disebabkan nyeri hebat
bagian kepala tersebut. Pasien mengatakan nyeri kepalanya seperti disayat-sayat,
skala nyeri 7. Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum
baik, kesadaran compos mentis, TD 140\90 mmHg, N 90 x/menit, S 36,5˚C, R 21
x/menit, SPO2 98%, distributor rambut kusam merata terdapat nyeri tekan
dibagian kepala atas, bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, tidak ada
pernafasan cuping hidung, mukosa bibir lembab, fungsi pendengaran masih
normal, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tirodi dan
limfe, tidak ada retraksi dinding dada, saat diauskultasi paru vesikuler, perkusi
sonor, S1 dan S2 reguler, tidak terdapat edema di kedua ekstremitas atas dan
bawah, CRT <2 detik, ROM baik kekuatan otot 5.
23
24
B. ANALISA DATA
No Data Analisa Data & Patoflow Diagnosa Keperawatan
1 Ds : Konsumsi garam berlebih Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri
kepala dibagian atas Retensi cairan
Sering terbangun pada malam
hari yang disebabkan nyeri Peningkatan volume darah
hebat bagian kepala dan sirkulasi
Pasien mengatakan nyeri
seperti di sayat-sayat Hipertensi
Do :
Pasien tampak meringis Otak
TD 140/90 mmHg
Suhu 36,50
Skala nyeri 7 Resistensi pembuluh darah ke
otak meningkat
Nyeri kepala
Nyeri akut
RR 21 x/menit Hipertensi
Suhu 36,50
SPO2 98% Otak
25
26
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan Intervensi (SIKI) Aktivitas
(SLKI)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri Observasi :
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam - Identifikasi lokasi nyeri
agen cidera fisiologis maka Tingkat Nyeri teratasi, - Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Keluhan nyeri menurun Terapeutik :
- Meringis menurun - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
- Anoreksia menurun meredakan nyeri
- Frekuensi nadi membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pola nafas membaik Edukasi :
- Tekanan darah membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Nafsu makan membaik - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
26
27
27
28
No
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Paraf
Diagnosa
1 10 Januari 10.00 1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas Krismontari
2022 dalam Mega Hata
2. Menanyakan kepada pasien sejauh
mana pemahaman pasien tentang
penyakitnya
3. Mengukur tekanan darah dan suhu
pasien, menghitung nadi dan
pernapasan
4. Menanyakan apa ada keluhan yang
dirasakan pasien
5. Menanyakan kepada pasien apakah
ada riwayat darah tinggi
sebelumnya
28
29
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lahan Praktik
1) Visi dan Misi Rumah Sakit Drajat Prawiranegara
a. Visi
- Menjadi rumah sakit terbaik dengan pelayanan professional dan
berkualitas di Banten
b. Misi
- Memberikan pelayanan Kesehatan yang prima
- Meningkatkan kuantitas SDM melalui sistem rekrutmen yang baik dan
kualitas SDM melalui Pendidikan serta pelatihan berkelanjutan
- Meningkatkan sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka
menunjang pelayanan Kesehatan
- Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanpa mengurangi standar
pelayanan kepada masyarakat
- Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat,
berkomitmen tinggi serta bertanggung jawab
- Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan
SDM RS
2) Gambaran wilayah Rumah Sakit
RSUD Dr. Dradjat Prawira negara Kabupaten Serang beralamat di JL.
Rumah Sakit No. 1 Serang-Banten. RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara
merupakan rumah sakit kelas B non Pendidikan dengan 412 tempat tidur.
Sebagai pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten Serang dan pusat rujukan
Rumah Sakit Regional Wilayah I Provinsi Banten, yang mencakup Daerah
Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon, serta Kota Serang.
Ruangan Anggrek 2 merupakan ruang rawat inap penyakit dalam. Fasilitas
pada Ruang Anggrek 2 terdiri dari 7 kamar yaitu kamar 1 sampai 7. Pada
kamar 1 dan 3 terdiri dari 5 tempat tidur, pada kamar 2 dan 4 terdapat 3
tempat tidur, pada kamar 6 terdapat 2 tempat tidur. Pada ruangan infeksius
terdapat 3 tempat tidur dan terdiri 2 kamar, memiliki 1 ruang ners station,
memiliki ruang alat dan ruang laken, memiliki dapur untuk pasien
31
32
mengambil air hangat untuk mandi. Terdapat 1 ruang Tindakan dan terdapat
1 ruang dokter.
3) Jumlah kasus di Ruang Wijaya Kusuma
Berdasarkan dari hasil praktik yang telah dilakukan di ruang wk pertanggal
10 Januari 2022 didapatkan kasus hipertensi sebanyak 5 orang.
4) Upaya pelayanan dan penanganan yang dilakukan diruangan
Upaya pelayanan dan penanganan pasien Ruang Anggrek 2 yaitu melakukan
pelayanan Kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosis,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap diruang
rawat inap ruang penyakit dalam, yang oleh karena penyakitnya pasien
harus menginap.
32
33
4) Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status Kesehatan yang dihadapi
kestatus Kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
34
35
5) Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dari dua diagnose yang telah
ditegakkan, implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana Tindakan
keperawatan maka didapatkan hasil yang telah dicantumkan dalam evaluasi.
D. Pembahasan
1) Analisis Karakteristik Klien
Pada hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. N (42 tahun) ditemukan
data bahwa Ny. N seorang ibu rumah tangga. Suami Ny. N bekerja sebagai
seorang swasta, mereka memiliki 2 anak perempuan dan laki-laki. Suami dan
anak pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien, klien
mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika dikaji Ny. N mengalami
masalah kesehatan yaitu hipertensi. Ny. N mengatakan jika ada keluarga yang
sakit terlebih dahulu beristirahat dan minum obat warung namun jika dengan
istirahat tidak berkurang baru dibawa kepelayanan kesehatan seperti klinik,
puskesmas dan Ny. N mengetahui penyakit yang diderita sejak 1 tahun yang
lalu, namun Ny.N sudah tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi sejak 5 buln
yang lalu karena menurut klien bahwa penyakitnya sudah sembuh total. Ny. N
mengatakan jika sakit kepala, badan terasa berat, pusing dan telah dibawa
istirahat keluhan tidak berkurang Ny. N langsung ke tempat pelayanan
kesehatan bersama suaminya, namun tak kunjung sembuh.
Dan juga dari hasil pengkajian kepada Ny. N di dapatkan bahwa Ny. N malas
minum obat, suka mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan berkolesterol.
Suami klien juga mengatakan bahwa jarang melakukan olahraga dan juga
banyak pikiran yang menyebabkan stress. Peran keluarga terhadap penangan
hipertensi sangat penting sehingga tercapainya kesehatan yang optimal dalam
keluarga. Evaluasi yang dapat dilihat disesuaikan dengan lima tugas kesehatan
keluarga. Tugas dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan mampu
36
37
Berdasarkan terapi yang telah diberikan pada Ny. N untuk mengatasi penyakit
hipertensi yang dialami, teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan pada Ny.
N adalah dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Melalui teknik
relaksasi seperti teknik relaksasi nafas dalam secara otomatis akan merangsang
sistem saraf simpatis untuk menurunkan kadar zat ketokolamin yang mana
ketokolamin adalah suatu zat yang dapat menyebabkan konstriksi pembuluh
darah sehingga dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Ketika
aktivitas sistem saraf simpatis turun karena efek relaksasi maka produksi zat
katekolamin akan berkurang sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh darah
dan akhirnya tekanan darah menurun. Dalam menurunkan tekanan darah
sebaiknya dilakukan terlebih dahulu dengan metode nonfarmakologi yaitu
teknik relaksasi nafas dalam, apabila terlalu sering menggunakan metode
farmakologis seperti pemberian obat-obatan anti hipertensi, dikhawatirkan
akan menimbulkan dampak ketergantungan terhadap obat-obatan dan lama-
kelamaan akan memperberat kerja sistem ginjal.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan dengan hipertensi di
Ruang Anggrek 2 RSUD dr. Dradjat Prawiranegara maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengkajian
Hasil analisis pengkajian di dapatkan bahwa pasien Ny.N mengeluh
nyeri dibagian kepala atas. Klien Ny. N berumur 42 tahun pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga. Suami Ny. N bekerja sebagai seorang
swasta, mereka memiliki 2 anak perempuan dan laki-laki. Suami dan
anak pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien,
klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika dikaji Ny. N
mengalami masalah kesehatan yaitu hipertensi. Ny. N mengatakan jika
ada keluarga yang sakit terlebih dahulu beristirahat dan minum obat
warung namun jika dengan istirahat tidak berkurang baru dibawa
kepelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas dan Ny. N
mengetahui penyakit yang diderita sejak 1 tahun yang lalu, namun
Ny.N sudah tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi sejak 5 buln yang
lalu karena menurut klien bahwa penyakitnya sudah sembuh total. Ny.
N mengatakan jika sakit kepala, badan terasa berat, pusing dan telah
dibawa istirahat keluhan tidak berkurang Ny. N langsung ke tempat
pelayanan kesehatan bersama suaminya, namun tak kunjung sembuh.
2) Diagnosa Keperawatan
Hasil dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan 2 diagnosa
keperawatan yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi
b. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan
hipertensi
3) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologi dan intervensi keperawatan pada diagnosa
risiko perfusi serebral tidak efekti berhubungan dengan hipertensi
diajarkan dengan cara teknik relaksasi napas dalam.
4) Implementasi
Implementasi keperawatan mengajarkan teknik relaksasi dengan cara
tarik napas dalam karena pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala
atas serta mengkaji nyeri secara komprehensif menggunakan PQRST.
38
5) Evaluasi
Evaluasi hasil yang dilakukan pada 10 Januari 2022 pukul 14.00 WIB
masalah dari kedua diagnosa Ny. N pada studi kasus ini nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologi dan risiko perfusi
39
serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi teratasi. Dari ke lima kriteria
hasil yang diharapkan tercapai semuanya yaitu pasien mampu mengontrol nyeri,
tidak meringis kesakitan, mampu menggunakan teknik relaksasi nafas dalam jika
nyeri, skala nyeri berkurang dari 7 menjadi 3 (1-10), tanda-tanda vital dalam batas
normal.
B. Saran
1. Untuk Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan
pada kasus hipertensi khususnya dengan tekanan darah yang abnormal.
2. Untuk Universitas Faletehan
Terlaksananya Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan dapat menjadi
referensi dan bahan bacaan di perpustakaan Universitas Faletehan Serang dan
untuk memenuhi mata kuliah asuhan keperawatan medikal bedah.
3. Untuk Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi dalam melakukan asuhan keperawatan dan
penambahan ilmu tentang penerapan Teknik relaksasi nafas dalam untuk
penurunan intensitas tekanan darah pada pasien hipertensi di Ruang Anggrek 2
RSDP.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah vol. 2.
Jakarta: EGC.
Dinas Provinsi Banten. (2018). Laporan Provinsi Banten. Banten: Lembaga
Penerbit.
Luluk, C., Febriyanto. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Dr. Soeratno
Gemolong Tahun 2018. JURNAL Profesi Keperawatan, Vol. 6 No. 1
Januari 2019
Rusni, M., Annaas, B. S., (2018). Terapi Relaksasi Nafas Mempengaruhi
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor 2, Maret 2018, hlm : 119 –
128
Yanti Anggraini. (2020). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Jakarta. Jurnal Jkft, Vol. 5, No.
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Krismontari Mega Hata, S.Kep
Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 31 Mei 1998
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :A
Alamat : Kp. Panguseupan RT/RW 001/001 Desa.
Carita Kec. Carita Kab. Pandeglang Prov.
Banten
No. Hp : 087885221751
E-mail : rismuntari.mega567@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN IPPOR Labuan 3 : 2004– 2010
2. MTS AL IHSAN Pandeglang : 2010 – 2013
3. SMA Negeri 3 Kota Serang : 2013 – 2016
4. S1 Ilmu Keperawatan Universitas Faletehan : 2016 – 2020
5. Profesi Ners Universitas Faletehan : 2021 – 2022
FORMAT KARYA ILMIAH AKHIR NERS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2022