Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan Profesi KGD

Nama Mahasiswa :
Ayu Rahmadenty

Kasus/Diagnosa Medis:
Jenis Kasus : Trauma / Non Trauma
Ruangan : ICU
Kasus ke : 2

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(…………………………………………………………) (………………………..……...
………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN

1. Definisi Penyakit
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (
Bruner & Suddart, 2013). Fraktur vertebra adalah trauma kompresi hebat dapat
menyebabkan fraktur-dislokasi dengan rupturnya satu diskus, jika terjadi fraktur
kominuta, rupturnya dua diskus (Setiati, siti, dkk. 2014).
Fraktur vertebra adalah gangguan kontinuitas jaringan tulang yang terjadi jika tulang
dikenai stres yang lebih besar dari yang diabsorsinya yang terjadi pada ruas-ruas
tulang pinggul karena adanya trauma/benturan yang dapat menyebabkan tulang patah
dapat berupa trauma langsung atau tidak langsung (Mansjoer, 2014).

2. Etiologi
Menurut Sjamsuhidajat 2008, etiologi trauma dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Trauma langsung : Berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di
tempat itu. Misal benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius
dan ulna.
b. Trauma tidak langsung : Bila mana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.

3. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, Arif (2014) tanda dan gejala fraktur sebagai berikut:
1. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebabkan oleh ketergantungan
fungsional otot pada kestabilan otot.
2. Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah, berasal
dari proses vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya peningkatan leukosit pada
jaringan di sekitar tulang.
3. Spasme otot karena tingkat kecacatan, kekuatan otot yang sering di sebabkan
karena tulang menekan otot.
4. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat karena
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.


5. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, dimana saraf
ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
6. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri
atau spasme otot.
7. Pergerakan abnormal.
8. Krepitasi, sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan sekitarnya.

4. Deskripsi patofisiologi
Trauma yang terjadi pada tulang vertebra lumbal bisa terjadi karena trauma langsung
(benturan langsung) dan trauma tidak langsung (jatuh dan bertumpu pada orang lain),
serta bisa juga terjadi karena proses patologis misalnya osteoporosis, infeksi atau
kanker. Akibat dari fraktur lumbal adalah bisa terjadinya kerusakan pembuluh darah
dan kortek pada jaringan lunak serta dapat mengakibatkan penekanan pada fragmen
tulang lumbal. Penekanan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada saraf jaringan
lunak di medula spinalis sehingga menimbulkan nyeri. Kerusakan pembuluh darah dan
kortek pada jaringan lunak akan menyebabkan adanya peningkatan tekanan yang
berlebih dalam 1 ruangan sehingga menimbulkan sindrom kopartemen yang akan
menimbulkan nekrosis jaringan, luka baik terbuka maupun tertutup sehingga dapat
menimbulkan resiko infeksi.
Terjadinya fraktur pada vertebra lumbal I akan menyebabkan terjepitnya semua area
ekstermitas bawah yang menyebar sampai pada bagian belakang sehingga penderita
biasanya akan mengalami hemiparase atau paraplegia. Vertebra lumbal 2 berhubungan
dengan daerah ekstermitas bawah, kecuali sepertiga atas aspek interior paha. Sehingga
kerusakan pada vertebra lumbal 2 akan menekan daerah kandung kemih yang
menyebabkan inkontinensia urine. Fraktur pada lumbal 3 akan menyebabkan
terjepitnya ekstermitas bagian bawah dan sadel, sehingga penderita akan mengalami
gangguan bowel. Kerusakan pada daerah lumbal 4 akan mengganggu organ seks dan
genetalia, sehingga akan menyebabakan adanya penurunan libido. Sedangkan
kerusakan pada lumbal 5 akan menyebabkan sendi- sendi tidak dapat di gerakan
karena vertebra lumbal ke 5 berhubungan dengan pergelangan kaki, ekstermitas bawah
dan area sadel (Ross and Wilson, 2011).
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

5. Pemeriksaan Penunjang
A. Rontgen
Pemeriksaan posisi AP, lateral dan obliq dilakukan untuk menilai :
- Diameter anteriorposterior kanal spinal
- Kontur, bentuk, dan kesejajaran vertebra
- Pergerakan fragmen tulang dalam kanal spinal
- Keadaan simetris dari pedikel dan prosesus spinosus
- Ketinggan ruangan diskus intervertebralis.
B. CT Scan dan MRI
CT Scan dan MRI bermanfaat untuk menunjukan tingkat penyembuhan kanalis spinalis. Pada
fraktur dislokasi cedera paling terjadi pada sambungan torako lumbal dan biasanya di sertai dengan
kerusakan pada bagian terbawah korda. Klien harus di periksa dengan hati- hati agar tidak
membahayakan korda atau akar syaraf lebih jauh.
C. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar haemoglobin ( biasanya rendah bila terjadi
perdarahan karena trauma) hitung sel darah putih, Ht mungkin menigkat ( Hemokonsentrasi)
atau menurun ( perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada mutipel).
Peningkatan jumlah sel darah putih adalah respon stress normal setelah trauma. Kreatinin :
trauma otot meningkat beban kreatinin untuk klirens ginjal. Profil koagulasi: perubahan dapat
terjadi pada kehilangan darah transfuse multiple atau cedera hati.
b. Pemeriksaan kimia darah.
Kadar kalsium serum berubah pada oteomalasea, tumor tulang metastase dan pada
immobilisasi lama dan creatinin kinase serta SGOT yang meningkat pada kerusakan otot.
D. Angiogram : dilakukan bila kerusakan vesikoler dicurigai Elektromyogram (EM) untuk mengukur
kontraksi otot sebagai respon terhadap stimulus listrik.

6. Penatalaksanaan Medis/Operatif
Penatalaksanaan pad fraktur lumbal di awali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi
untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi. Beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Braces dan orthotics : Fraktur yang sifatnya stabil membutuhkan stabilsasi.
2. Pemsangan alat dan proses penyatuan ( fusi) :Teknik ini adalah teknik pembedahan
yang dipakai untuk fraktur tidak stabil.
3. Pengelolaan penderita dengan paralisis meliputi hal-hal berikut
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

a. Pengelolaan kandung kemih dengan pemberian cairan yang cukup, kateterisasi,


dan evakuasi kandung kemih dalam 2 minggu.
b. Pengelolaan saluran pencernaan dengan pemberian laksansia ,setiap 2 hari.
c. Nutrisi dengan diet tinggi protein secara intravena.
d. Cegah dekubitus.
e. Fisioterapi untuk mencegah kontraktur.

7. Terapi Farmakologis
1. Analgetik : Analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, biasa diberikan
sebagai terapi awal untuk menghindari dari bedrest yang terlalu lama.
2. Calcitonin, diberikan secara subkutan, intranasal, atau perrektal mempunyai efek
analgetik pada fraktur kompresi yang disebabkan oleh osteoporosis dan pasien
dengan nyeri tulang akibat metastasis.
3. Diet suplemen vitamin D dan kalsium harus optimal. Bisphosponates
(alendronate, risendronate) mengurangi insidensi terjadinya fraktur vertebra baru
sampai lebih dari 50%.
4. Raloxifene, merupakan modulator estrogen selektif, menunjukkan dapat
mengurangi terjadi fraktur vertebra 65% pada tahun pertama dan sekitar
50% pada tahun ketiga.
5. Kalsitonin menunjukkan penurunan resiko terjadinya fraktur vertebra baru sekitar
1 dari 3 wanita yang mengalami fraktur vetebra.

8. Pemeriksaan fisik ( Berdasarkan ABCD / Kasus Kegwatdaruratan)


A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Respon : Cek respon, dengan memanggil nama klien, menggoyangkan badan, dan
memberi rangsang nyeri.
b. Airways
- Bagaimana jalan nafas
- bisa berbicara secara bebas
- Adakah sumbatan jalan nafas (darah, lendir, makanan, sputum)
c. Breathing
- Bagaimana frekuensi pernafasan, teratur atau tidak, kedalamannya
- Adakah sesak nafas, bagaimana bunyi nafas
- Apakah menggunakan otot tambahan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

- Apakah ada reflek batuk


d. Circulation
- Bagaimana nadi, frekuensi, teratur atau tidak, lemah atau kuat Berapa tekanan
darah
- Akral dingin atau hangat
- capillary refill < 3 detik atau > 3 detik, warna kulit, produksi urin
2. Pengkajian Sekunder
 Pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum
b. Kepala : bagaimana bentuk kepala, rambut mudah dicabut/tidak, kulit kepala
bersih/tidak
c. Mata : konjungtiva anemis +/-, sclera icterik +/-, besar pupil, refleks cahaya
+/-
d. Hidung :bentuk simetris atau tidak, discharge +/-, pembauan baik atau tidak.
e. Telinga : simetris atau tidak, discharge +/-
f. Mulut : sianotik +/-, lembab/kering, gigi caries +/-
g. Leher : pembengkakan +/-, pergeseran trakea +/-
h. Dada
- Paru
Inspeksi : simetris atau tidak, jejas +/-, retraksi intercostal
Palpasi : fremitus kanan dan kiri sama atau tidak
Perkusi : sonor +/-, hipersonor +/-, pekak +/-
Auskultasi : vesikuler +/-, ronchi +/-, wheezing +/-, crekles +/
- Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi : dimana ictus cordis teraba
Perkusi : pekak +/-
Auskultasi : bagaimana BJ I dan II, gallops +/-, mur-mur +/-
i. Abdomen
Inspeksi : datar +/-, distensi abdomen +/-, ada jejas +/-
Auskultasi : bising usus +/-, berapa kali permenit
Palpasi : pembesaran hepar / lien
Perkusi : timpani +/-, pekak +/-
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

j. Genetalia : bersih atau ada tanda – tanda infeksi


k. Ekstremitas :
- Adakah perubahan bentuk: pembengkakan, deformitas, nyeri, pemendekan
tulang, krepitasi
- Adakah nadi pada bagian distal fraktur, lemah/kuat
- Adakah keterbatasan/kehilangan pergerakan
- Adakah spasme otot, ksemutan
- Adakah sensasi terhadap nyeri pada bagian distal fraktur
- Adakah luka, berapa luasnya, adakah jaringan/tulang yang keluar
 Psikologis :
a. Cemas
b. Denial
c. Depresi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

9. Patofllow

Trauma pada tulang belakang

Fraktur pada tulang lumbal

Mengeblok saraf parasimpatis


Mengeblok saraf parasimpatis
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

10. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

Nyeri akut b.d agen pecedera Fraktur pada tulang belakang Nyeri Akut
fisik ditandai oleh :
DS : Pasien mengeluh nyeri
DO : Perdarahan Mikroskopik
Tampak meringis
Gelisah,
Frekuensi nadi meningkat, Reaksi Peradangan
Menarik diri

Syok Spinal

Nyeri Akut

Gangguan Morbilitas Fisik b.d Fraktur pada tulang belakang Gangguan morbilitas fisik
gangguan musculoskeletal
ditandai oleh :
DS : Memblok saraf Parasimpatif
Mengeluh sulit menggerakan
ekstermitas
Nyeri saat bergerak Keruskan
Merasa cemas saat begerak
DO :
Kekuatan otot menurun Terputusnya jaringan saraf
Rentan Gerak ( ROM) menurun
Gerakan terbatas
Fisik lemah Paraplisi & Paraplegi

Gangguan Morbilitas Fisik

11. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa


a. Nyeri akut b.d agen pecedera fisik
b. Gangguan Morbilitas Fisik b.d gangguan musculoskeletal
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
(SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selam 2x8 Manajemen Nyeri Observasi :
pecedera fisik ditandai
jam maka “Tingkat Nyeri” menurun dengan kreteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
oleh :
DS : Pasien mengeluh hasil : frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
DO :
Tampak meringis 2. Meringis menurun 3. Identifikasi nyeri non verbal
Gelisah,
3. Menarik diri menurun 4. Identifikasi factor yang memperberat rasa
Frekuensi nadi
meningkat, 4. Gelisah menurun nyeri
Menarik diri
5. Perasaan depresi menurun Teraupetik :
6. Frekuensi nadi membaik 1. Berikan terapi komplemeter untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Ajarkan terapi komplemeter untuk
menggurangi rasa nyeri ( ralaksasi, pijat,
distraksi)
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

2. Gangguan Morbilitas Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selam 2x8 Latihan rentan gerak Observasi :
Fisik b.d gangguan
jam maka “Morbilitas Fisik” meningkat dengan 1. Identifikasi pergerakan sendi
musculoskeletal
ditandai oleh : kreteria hasil : 2. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri
DS :
1. Pergerakan ekstermitas meningkat pada saat bergerak
Mengeluh sulit
menggerakan 2. Kekuatan otot meningkat Teraupetik :
ekstermitas
3. Rentang gerak (ROM) meningkat 1. Bantu mengoptimalkan posisi tubuh untuk
Nyeri saat bergerak
Merasa cemas saat 4. Nyeri menurun pergerakan sendi yang aktif dan pasif
begerak
5. Kecemasan menurun Kolaborasi :
DO :
Kekuatan otot menurun 1. Kolaborasi dengan fisioterapis
Rentan Gerak ( ROM)
menggembangkan program Latihan
menurun
Gerakan terbatas 2. Berikan dukungan positif pada saat melakukan
Fisik lemah
Latihan rntang gerak sendi.

Manajemen Nyeri Observasi :


5. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
6. Identifikasi skala nyeri
7. Identifikasi nyeri non verbal
8. Identifikasi factor yang memperberat rasa
nyeri
Teraupetik :
4. Berikan terapi komplemeter untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Control lingkungan yang memperberat rasa
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
2. Ajarkan terapi komplemeter untuk
menggurangi rasa nyeri ( ralaksasi, pijat,
distraksi)
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

DAFTAR PUSTAKA

1. Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005.

2. Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression
Fracture. (diakses tanggal 02 Januari 2023). Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/309615-overview

3. Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007.

4. Young W. Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000 (diakses 02
Januari 2023); Diunduh dari: URL:
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml

5. Hanna J, Letizia M. Kyphoplasty: A treatment for osteoporotic vertebral compression


fractures. nursing journal center (serial online) 2007 ( diakses 03 Januari 2023); Dunduh
dari: URL: http://www.nursingcenter.com/library/journalarticle.asp?article_id=755899.

Anda mungkin juga menyukai