FRAKTUR CLAVICULA
Oleh:
Dokter Internsip
Pendamping:
Tanggal Presentasi :
Dalam kehidupan sehari-hari yang semakin padat dengan aktifitas, manusia tidak
akan lepas dari fungsi muskuloskeletal yang salah satu komponennya adalah tulang.
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagian tubuh dan tempat untuk
melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh.1 Penyakit muskuloskeletal
merupakan masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh
dunia terutama masalah fraktur. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus
mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang
patah. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama
tekanan membengkok, memutar dan tarikan.2
Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Fraktur klavikula
sering terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua
kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %. Terdapat 5-10%
fraktur klavikula dari semua jenis fraktur. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga
tengah atau proksimal klavikula 2
Berdasarkan jenisnya, fraktur dibagi dua, yaitu fraktur tertutup dan fraktur
terbuka. Sebuah fraktur dikatakan fraktur tertutup (sederhana) apabila jaringan kulit
diatasnya masih utuh, sehingga tidak ada kontak antara fragmen tulang yang patah dengan
lingkungan luar. Namun bila fragmen tulang yang mengalami fraktur terekspos ke luar,
maka disebut fraktur terbuka (compound). Fraktur terbuka lebih yang cenderung untuk
mengalami kontaminasi dan infeksi daripada fraktur tertutup.3
Prinsip penanganan fraktur tidak terlepas dari primary survey untuk meneemukan
dan mengatasi kondisi life threatening yang ada pada pasien, terutama pada layanan
primer. Penatalaksaan yang tepat pada pasien fraktur menentukan outcome nya. Bila dalam
penatalaksanaan dan perawatan tepat, tulang yang patah dapat menyatu kembali dengan
sempurna (union). Namun bila penatalaksanaan tidak tepat, maka fraktur dapat menyatu
tidak sempurna (malunion), terlambat menyatu (delayed union), ataupun tidak menyatu
(non union).4
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Klavikula atau disebut juga tulang selangka merupakan salah satu jenis tulang
pipa yang pendek, walaupun bagian lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti
huruf S terbalik, dengan bagian medial yang melengkung ke depan, dan bagian lateral agak
melengkung ke belakang. Permukaan atasnya relatif lebih halus dibanding dengan
permukaan inferior.5 Disebelah medial, klavikula berhubungan dengan sternum melalui
artikulatio sternoklavikularis. Hubungan ini memungkinkan gerakan klavikula ke depan
dan kebelakang. Gerakan ke depan dilakukan oleh muskulus serratus anterior dan gerakan
ke belakang dilakukan oleh muskulus trapezius dan muskulus rhomboid. Disebelah lateral,
antara akromion dengan klavikula terdapat artikulatio akromioklavikularis. Gerakan yang
terjadi yaitu elevasi dan depresi klavikula. Elevasi klavikula dilakukan oleh muskulus
trapezius, muskulus sternokleidomastoideus, muskulus levator skapula dan muskulus
rhamboid. Depresi klavikula dilakukan oleh muskulus pectoralis minor dan muskulus
subklavius. 6
2
Gambar 2. 1. Anatomi Clavicula
2.2 KLASIFIKASI
Secara klinis, fraktur dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan
tulang dengan dunia luar, yaitu:4
a) Fraktur tertutup (simple fracture) yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih
utuh,tulang tidak menonjol melalui kulit.
b) Fraktur terbuka (compound frakture) yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena
adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi.
3
Gambar 2.2 : Jenis fraktur berdasarkan garis patah tulang
a. fisura tulang disebabkan oleh cidera tunggal hebat atau oleh cidera terus-menerus yang
cukup lama.
b. Patah tulang oblik/serong, garis patahnya miring membentuk sudut melintasi tulang.
c. Patah tulang transversal/lintang, garis patahnya memotong lurus pada tulang.
d. Patah tulang kominutif akibat cidera hebat.
e. Patah tulang segmental akibat cidera hebat.
f. Patah tulang kupu-kupu.
g. Fraktur green stick, satu sisi tulang retak dan sisi lainnya bengkok.
h. Patah tulang kompresi akibat kekuatan besar pada tulang pendek atau epifisis tulang
pipa.
i. Patah tulang impaksi.
j. Patah tulang impresi.
k. Patah tulang patologis akibat tumor tulang atau proses destruktif lain.
- Tipe I: merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak
mengalami kerusakan.
- Tipe II: merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.
- Tipe III: merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan
melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.
4
c) Kelompok 3: fraktur klavikula pada sepertiga proksimal (5%). Pada kejadian
ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.
2.3 PATOMEKANISME
Klavikula adalah penyokong yang memfiksasi lengan lateral, sehingga dapat
bergerak dengan bebas. Namun karena posisi tersebut, klavikula mudah terkena trauma dan
meneruskan gaya dari ekstremitas superior ke batang tubuh. 6 Fraktur klavikula paling
sering disebabkan oleh karena mekanisme kompresi atau penekanan, paling sering karena
suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu
apakah itu karena jatuh, kecelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.1
Fraktur biasanya terjadi karena jatuh pada bahu atau jatuh dengan tangan yang
terulur. Gaya diteruskan sepanjang klavikula dan dapat patah pada tempat yang paling
lemah yaitu pada bagian tengah klavikula. Pada daerah ini, klavikula tidak di perkuat oleh
otot ataupun ligamen-ligamen seperti pada daerah distal dan proksimal. Klavikula bagian
tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini
yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah
distal ataupun proksimal.6
Setelah terjadi fraktur, fragmen lateral akan terdorong ke bawah oleh gaya berat
lengan dan terdorong ke medial dan depan oleh otot adductor yang kuat dari artikulatio
humeri, terutama muskulus sternocleidomastoideus. Hubungan yang kuat antara nervi
supraclaviculares dengan clavicula, menyebabkan saraf saraf ini dapat ikut terlibat dalam
pembentukan kalus pada waktu penyembuhan fraktur tulang ini. Sehingga dapat terjadi
nyeri permanen di daerah leher.6
2.4 DIAGNOSIS
2.4.1 Anamnesis
Diagnosis fraktur dimulai dengan anamnesis seperti adanya trauma tertentu,
mekanisme terjadinya trauma seperti waktu terjadinya trauma, jenis, arah datang trauma,
dimana terjadi, posisi dan mengenai tubuh bagian apa, intensitas trauma. Bila tidak ada
riwayat trauma, curigai adanya fraktur patologis.Pada fraktur klavikula biasanya penderita
datang dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah
dengan setiap gerakan lengan.2
5
Tanyakan mengenai gejala cedera yang berkaitan : baal atau hilangnya gerakan,
kulit yang pucat atau sianosis, darah dalam urine, nyeri perut, hilangnya kesadaran untuk
sementara. Tanyakan riwayat fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan,
obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta
penyakit lain.
2.4.2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya syok, anemia atau
perdarahan, kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang,
atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen. Pemeriksaan lokalis daerah
fraktur perlu diperhatikan, pada inspeksi (look) Apakah terdapat luka pada kulit dan
jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau terbuka, perhatikan adanya
deformitas berupa angulasi, rotasi dan pemendekan.2
Pada palpasi (feel), dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya
mengeluh sangat nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan: temperatur setempat yang
meningkat. Nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan
jaringan lunak yang dalam akibat fraktur., Krepitasi. Dapat diketahui dengan perabaan dan
harus dilakukan secara hati-hati. Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa
palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior, sesuai anggota gerak
yang terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal trauma,
temperatur kulit.2
Menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang
mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri
hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh secara kasar, disamping itu juga dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensorik dan motorik .2
2.4.3 Pemeriksaan penunjang (radiologis)
2.5 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur klavikula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan
bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif. 6 Tujuan dari
penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama
lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana
mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses penyembuhan tulang yang
mengalami fraktur lebih cepat. Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan
waktu yang cukup lama. Sebagian besar fraktur clavicula dapat diterapi dengan baik tanpa
operasi, yaitu dengan bentuk–bentuk immobilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk
kenyamanan dan mengurangi nyeri.8
Secara umum, immobilisasi dilakukan selama ±3 minggu. Selama immobilisasi,
pergerakan pergelangan tangan harus tetap dilakukan. Untuk fraktur 1/3 medial dan tengah
yang sering ditemukan, yang perlu dilakukan adalah hanya menopang lengan dalam kain
gendongan hingga nyeri mereda (biasanya 2– 3 minggu). Sesudah itu harus dilakukan latihan
bahu secara aktif, ini penting terutama pada pasien tua. Fraktur 1/3 bagian lateral, yaitu
pada tipe I dan III dapat juga dilakukan tindakan non operatif menggunakan bebat, tapi
pada tipe II yang mengalami pergeseran hebat (misalnya pada pasien yang ligamen
korakoclavicularnya robek) biasanya tidak dapat direduksi secara tertutup. Bila dibiarkan
tanpa terapi, fraktur itu dapat menyebabkan deformitas dan dalam beberapa kasus rasa tidak
enak dan kelemahan pada bahu. Karena itu terapi operasi diindikasikan. Melalui insisi
supraclavicular, fragmen diaposisi dan dipertahankan dengan pen yang halus, yang
menembus ke arah lateral melalui fragmen sebelah luar acromion, dan kemudian kembali
ke shaft clavicula. Lengan ditahan dalam kain gendongan selama 6 minggu dan sesudah itu
dianjurkan melakukan gerakan penuh.8
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi pada fraktur Clavicula dapat berupa : 9
- Malunion
Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam
posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Komplikasi seperti ini dapat
dicegah dengan melakukan analisis yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan
mempertahankan reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode
penyembuhan. Gejala malunion pada Clavicula dapat menyebabkan penderita tidak puas.
Gejala sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejala-gejala neurologik, dan
munculnya perasaan yang cemas (bahu yang semakin memburuk dengan gejala-gejala
lainnya).
- Nonunion
Secara keseluruhan, angka non union yang lebih kurang dari 1 % hingga yang lebih
besar dari 10%, telah dilaporkan. Paling banyak pada fraktur pada bagian
lateral.Penanganan operasi termasuk stabilisasi dan graft tambahan pada tulang
memberikan hasil yang memuaskan serta fiksasi dengan plate dan peralatan
intermedullary. Fraktur pada bagian medial dengan lebih dari 2 cm dan fraktur lateral
menjadi faktor resiko lebih tinggi nonunion. Kegagalan non union dibagi menjadi 2 tipe
yaitu tipe 1 fraktur non union dengan penyembuhan jaringan fibrosa yang mempunyai
kemampuan untuk menyambung bila dilakukan fiksasi interna yang baik dan mencegah
fraktul local yang menganggu penyembuhan fraktur seperti eradikasi infeksi. Tipe II
menggerakkan fraktur secara kontinu akan memacu pembentukan sendi yang palsu
( pseudoatrosis ) yang disertai jaringan synovia yang menyerupai kapsul kavitas synovia
dan cairan synovia.
- Komplikasi neurovaskular,
8
Bisa menyebabkan timbulnya trombosis dan pseudoaneurisma pada arteri axillaris
dan vena subclavian kemudian bisa menyebabkan timbulnya cerebral emboli. Kerusakan
nervus supraclavicula menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.
- Kekakuan bahu
yang sering terjadi akibat rasa takut menggerakkan tangan. Jari juga akan kaku dan
memerlukan waktu berbulan –bulan untuk memperoleh kemabali gearakan
- Refraktur
2.9 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat
ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita.
Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara pada
orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka
komplikasi dapat diminimalisir.2
BORANG PORTOFOLIO
Nama Peserta: dr. Akbar Muzakki A
Obyektif Presentasi:
Deskripsi : Pasien laki-laki berusia 36 tahun datang ke IGD RSUD Padang Panjang akibat post KLL
saat membawa motor
2. Riwayat pengobatan
Pasien telah diperiksan primary survei sebelum datang ke IGD RSUD Padang Panjang
Pasien datang dibawa oleh ambulan ke IGD RSUD Padang Panjang karena post KLL saat mengendarai
motor 3 jam yang lalu. Pasien mengunakan helm. Pasien mengeluhkan susah mengerakan bahu kiri
10
dan merasakan sakit saat mengerakan bahu ke depan. Penurunan kesadaran (-). Mual (-), Muntah (-).
5. Riwayat pekerjaan
Hasil Pembelajaran
2. Klasifikasi
3. Patomekanisme
4. Diagnosis
5. Penatalaksanaan
6. Komplikasi
7. Prognosis
1. Subjektif :
Pasien datang dibawa oleh ambulan ke IGD RSUD Padang Panjang karena post
KLL saat mengendarai motor 3 jam yang lalu
Pasien menggunakan helm saat membawa motor
11
Mual (-), Muntah (-)
Penurunan Kesadaran (-)
Tiba-tiba hilang kesadaran kemudian sadar kemudian sadar lagi (-)
Kejang (-)
2. Objektif :
a.Vital sign
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Composmentis Cooperatif
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 78 x/menit reguler
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,6º C
- SpO2 : 99% free air
b. Pemeriksaan sistemik
Kulit : Teraba hangat, crt < 2 s
Kepala : Bentuk normal, rambut tidak mudah rontok.
Mata : Konjungtiva anemis -/-,sklera ikterik (-/-) ,pupil isokor, refleks cahaya +/+.
THT : Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir terlihat normal
Leher : JVP 5+2 cmH2O
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB.
Thoraks :
Paru – paru
I : gerak dada simetris
Pa : fremitus sama kiri dan kanan
Pe : sonor seluruh lapangan paru
A : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
12
I : iktus cordis tidak terlihat
Pa : iktus cordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI
Pe : Batas jantung normal
A : S1S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen :
I : distensi (-), asites (-)
Pa : nyeri tekan (-) di seluruh lapang abdomen, hepar lien tidak teraba, Nyeri
lepas (-)
Pe: Timpani
A: BU (+) normal
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah Rutin
Hb : 14,7 mg/dl
Leukosit : 15880 mm3
Trombosit : 270.000 mm3
Hematokrit : 40%
Hitung Jenis : 0/0/87/7/6
W. Perdarahan : 3 menit
W. Pembekuan : 7 menit
Pemeriksaan Rontgen
13
Rontgen Clavicula PA
3. Assesment (penalaran klinis) :
4. Plan :
OBSERVASI
15/03/2022
14
S/
Nyeri di bahu kiri
Susah digerakan karena nyeri
O/
TD : 132/80 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
P. Bahu Kiri : Deformitas (+), Nyeri (+), ROM Terbatas
A/ Fraktur tertutup clavicula (s) 1/3 medial
P/
Konsul dokter spesialis bedah
- Anjuran rujuk untuk tindakan operasi
- IVFD RL 12 jam/kolff
- Drip Ketorolac 1 amp
DAFTAR PUSTAKA
15
1. Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media Aesculapius.
Mardiono.
2. Rasjad C. Trauma. Dalam: Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi VI. Jakarta: Yarsif
Watampone, 2009
3. Bailey and Love’s short practice of surgery 26th edition. CRC Press 2013.
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi
II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
5. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. Dalam: Anatomi Tubuh Manusia.
Bandung: Graha Ilmu Publishing, 2009
6. Snell R. Ekstremitas superior. Dalam: Anatomi Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC, 2006.
7. Wright M. Clavicle Fracture, URL: http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-
Clavicle.htm.
8. Efif M Patrice. Clavicle and Scapula Fracture in Fracture Management of Primary Care.
Philadelphia. 2012. p175-182
9. Thompson Jon C. Concise Orthopaedic Anatomy.Philadelphia. 2010. p. 178
10. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199
11. Kevin J. Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM.
12. Corwin, J, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi Jilid III, Jakarta : EGC
13. Bertram G. Katzung. Farmakologi Dasar dan klinik. 10th ed.Jakarta. EGC; 2010. Hal:
479-489
16