Anda di halaman 1dari 14

FRAKTUR TERTUTUP KLAVIKULA

1. DEFINISI
Terdapat beberapa pengertian tentang fraktur, sebagaimana yang dikemukakan
para ahli melalui berbagai literatur (Musliha, 2010) :

a. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas


tulang.
b. Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000), fraktur adalah
pemisahan atau patahnya tulang.
c. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya
kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang
berlebihan.
d. Smeltzer S.C & Bare B.G (2001) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
e. Reeves C.J,Roux G & Lockhart (2001), fraktur adalah setiap retak atau patah
pada tulang yang utuh.

Pengertian fraktur pada anggota tubuh, disesuaikan menurut anatominya,


misalnya Klavikula (tulang Kolar). Dari pengertian di atas, fraktur Klavikula
merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang
tejadi pada tulang Klavikula.
Definisi fraktur Klavikula (http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture), fraktur
Klavikula adalah patah tulang pada tulang klavikula atau tulang selangka. Hal ini
sering disebabkan akibat jatuh dengan posisi lengan
terputar/tertarik(outstrechedhead), posisi jatuh bertumpu ke bahu atau pukulan
langsung ke klavikula.
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadiakibat jatuh
atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadipada sepertiga
tengah atau proksimal klavikula. Tulang merupakan alat penopang dan sebagai
pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akantegak berdiri.

Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikalmaupunaspek


fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan
memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh.Sedangkan dari aspek fisiologikal
tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung,paru-paru dan lainnya. Tulang
juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang
sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfatdan garam magnesium. Namun
karena tulang bersifat relatif rapuh, padakeadaan tertentu tulang dapat mengalami
patah, sehingga menyebabkangangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.

1
Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya
disebabkan olehtekanan. Peristiwa ini dapat terjadi karena:

a. Peristiwa trauma tunggal. Patah tulang pada peristiwa ini biasanyadikarenakan


oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan dapat berupapemukulan, penekukan,
pemuntiran ataupun penarikan.
b. Tekanan yang berulang-ulang.Tekanan yang berulang-ulang dapatmenimbulkan
keretakan. Sebagai contoh seorang pelari yang menempuh jarak jauh dapat
mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupunmetatarsal.
c. Fraktur patologik. Pada peristiwa ini tulang mengalami patah oleh tekananyang
normal dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. Bisa disebabkanoleh
penyakit tertentu, misalnya tumor.Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi
dan berbeda-beda padadaerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan
dibahas mengenai patahtulang bagian klavikula.

2. ETIOLOGI FAKTUR KLAVIKULA


Secara umum, menurut Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif
rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :

a. Fraktur akibat peristiwa trauma.


b. Fraktur akibat kelelahan atau tekanan.
c. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang.

Selangka juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada yang beradadi antara
tulang dada (sternum) dan tulang belikat (scapula). Sangat mudah untuk merasakan
klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus dengan otot tapi tulang ini
hanya tertutup oleh kulit yang mencakup sebagian besar tulang Klavikula.

Fraktur klavikula sangat umum. Patah tulang dapat terjadi terjadi pada bayi
(biasanya pada proses kelahiran), anak-anak dan remaja (karena klavikula tidak
sepenuhnya mengeras atau mengembang sampai akhir remaja), atlet (karena risiko
dipukul atau jatuh) atau diakibatkan oleh kecelakaan dan jatuh.

Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang seringterjadi


akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstrechedhand) dimana
trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula,namun baru-baru ini
telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secaraumum patah tulang
klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanyatekanan yang keras ke bahu
akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak
et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulangklavikula karena jatuh dengan posisi
lengan tertarik keluar (outstreched hand)hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan

2
yang lainnya karena trauma bahu.Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70%
adalah hasil dari trauma darikecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula
termasuk kasus yang palingsering dijumpai.

Fraktur klavikula terjadi 30-60 kasus per 100.000 per tahun ataurata-rata 2,6-5%
dari semua kasus patah tulang. Fraktur terjadi dua kali lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan. Sekitar setengah dari semua patah tulang klavikula terjadi pada
anak di bawah usia 7 tahun. (http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture)

3. PATOFISIOLOGI
Ketika terjadi patah tulang, maka akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh
darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibatnya terjadi perdarahan, kerusakan
tulang dan jaringan disekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal
medulla antara tepi tulang di bawah periostium dengan jaringan tulang yang
mengatasi fraktur. Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik
adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi
kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki
cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom yang
terbentuk dapat menyebabkan edema yang dapat menekan ujung syaraf yang bila
berlangsung lama dapa menyebabkan Syndroma Kompartement.

Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi


ataupenekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang
tersebutdimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, kecelakaan
olahraga, ataupunkecelakaan kendaraan bermotor. Pada daerah tengah tulang
klavikula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-ligamentseperti pada daerah
distal dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakantransition
point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapapada
daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.

4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan
keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan
setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada
daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat
juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang.
Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai
akibat trauma dan gangguan sirkulasi yangmengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan
menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang.

3
5. PATHWAY

 Klasifikasi
Klasifikasi patah tulang secara umum adalah :

1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi :


a. Fraktur komplitadalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang
luassehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis
patahnyamenyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh
korteks.
b. Fraktur inkomplit adalah patah atau diskontinuitas
jaringan tulangdengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak
mengenai korteks(masih ada korteks yang utuh).
2. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungandengan dunia
luar, meliputi:
a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih
utuh,tulang tidak menonjol melalui kulit..
b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena
adanyahubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial
terjadiinfeksi. Fraktur terbuka dibagi dalam 3 grade yaitu :

4
1) Grade I : robekan kulit dengan kerusakan kulit otot.
2) Garade II: seperti grade I dengan memar kulit dan otor.
3) Grade III : luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah,
syaraf otot dan kulit.
Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr.FL Allmantahun 1967
dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patahtulang klavikula menjadi 3
kelompok:
1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensikejadian 75-80%).
- Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
- Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%).Terbagi menjadi 3 tipe
berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni, conoid dan trapezoid
a) Tipe 1.
Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanyaperpindahan tulang maupun
ganguan ligament coracoclevicular.
b) Tipe 2A.
Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligamentcoracoclavicular masih
melekat pada fragmen.
c) Tipe 2 B.
Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupunkedua-duanya.
d) Tipe 3.
Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.
e) Tipe 4.
Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmenproksimal berpindah
keatas.
f) Tipe 5.
Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.
3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%).Pada kejadian ini biasanya
berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

5
 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur klavikula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan
bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau nonoperative
treatment.

Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari


patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar
mereka tetap menempelsebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi
deformitas dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih cepat.
Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup lama.
Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan silang selama 6 minggu.
Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan.
Setelah sembuh, tulang yang mengalami fraktur biasanya kuat dan kembali
berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi
pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk mempercepat proses
penyembuhan. Bagian tulang lainnya harus benar-benar tidak
boleh digerakkan(immobilisasi).

Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.


Pemasangan gips merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah.

6
Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan
atau strapklavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu
ke belakang, danmempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap
klavikula, ketiak harus diberibantalan yang memadai untuk mencegah cedera
kompresi terhadap pleksus brakhialis danarteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf
kedua lengan harus dipantau.
2. Penarikan(traksi) :menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak
padatempatnya.
3. Fikasasi :
a. Fiksasi internal :dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan
(plate) atau batanglogam pada pecahan-pecahan tulang atau sering
disebutopen reduction with internal fixation(ORIF).
b. Fiksasi eksternal : Immobilisasi lengan atau tungkai dapat menyebabkan otot
menjadi lemah dan menciut. Karena itusebagian besar penderita perlu
menjalani terapi fisik
Pada prinsipnya penanganan patah tulang klavikula adalah untuk
mencapaipenyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya
fungsi, dansisa kelainan bentuk.Fraktur 1/3 distalklavikula tanpa pergeseran
dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengansling dan pembatasan gerakan
lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai denganterputusnya ligamen
korakoklavikular, akan terjadi pergeseran yang harusditangani dengan reduksi
terbuka dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasiendiperkenankan melakukan
latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yangberat. Tindak lanjut
perawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan1 hingga 2 minggu
setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudiansetiap 2 hingga 3 minggu
sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan fotorontgen tidak perlu selama
proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukanpada saat proses penyatuan
tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke - 4 sampai minggu ke 6 (pada
saat fase remodeling pada proses penyembuhantulang). Tanda klinis penyatuan
tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasasakit hilang, dapat melakukan
gerakan bahu secara penuh, dan kekuatankembali normal.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-halberikut :


1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak
semestinya(malunion).

7
Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangirasa
nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori
analgesikantiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat
golonganNSAIDs seperti ibuprofen.

 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada
berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan
usia penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan
sangat cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari
penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir. Fraktur
klavikula disertai multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk daripada
prognosis fraktur klavikula murni.
Fraktur klavikula bisa sembuh sepenuhnya dalam waktu 12 minggu, tapi rasa
sakit biasanya berkurang dalam beberapa minggu. Seringkali pasien kembali ke
aktivitas penuh sebelum 12 minggu, terutama pada pasien yang lebih
muda(http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture).
Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.

6. KOMPLIKASI
Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis,cedera
vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion(penyimpangan
penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasienmemakai baju
dengan leher rendah.

Komplikasi akut :

- Cedera pembuluh darah


- Pneumouthorax
- Haemothorax

Komplikasi lambat :

- Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam


waktusemestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
- Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.

7. DATA PENUNJANG:
Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit seringrendah
akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P mengikat didalam darah.

8
Radiologi:
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.Venogram/anterogram
menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untukmendeteksi struktur fraktur yang
kompleks.Pemeriksaan rontgen untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.
Scan tulang, CT-scan/ MRI:
Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikankerusakan jaringan lunak.

8. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas/istirahat:
Gejala:
a. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat
langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.
2) Sirkulasi:
Tanda:
a. Peningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap
nyeri/ansietas,
sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bila terjadi perdarahan.
b. Takikardia
c. Penurunan/tak ada denyut nadi pada bagian distal area cedera, pengisian kapiler
lambat, pucat pada area fraktur.
d. Hematoma area fraktur.
3) Neurosensori:
Gejala:
a. Hilang gerakan/sensasi
b. Kesemutan (parestesia)
Tanda:
a. Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot,
kelemahan/kehilangan fungsi.
b. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat
langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.
c. Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain.
4) Nyeri/Kenyamanan:
Gejala:
a. Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area fraktur,
berkurang pada imobilisasi.
b. Spasme/kram otot setelah imobilisasi.
5) Keamanan:
Tanda:
a. Laserasi kulit, perdarahan
b. Pembengkakan lokal (dapat meningkat bertahap atau tiba-tiba)

9
6) Penyuluhan/Pembelajaran:
a. Imobilisasi
b. Bantuan aktivitas perawatan diri
c. Prosedur terapi medis dan keperawatan
b. Pengkajian Diagnostik:
Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada fraktur adalah:
1) X-ray:
menentukan lokasi/luasnya fraktur
2) Scan tulang:
memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3) Arteriogram
dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.
4) Hitung Darah Lengkap
hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan; peningkatan
lekosit sebagai respon terhadap peradangan.
5) Kretinin
trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
6) Profil koagulasi
perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau cedera hati.
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya gangguan
muskuloskeletal
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur).
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan
terhadap informasi, terbatasnya kognitif.
C. Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1.Pantau pola
efektif berhubungan tindakan pernafasan
dengan adanya keperawatan, 2. Kaji tanda-tanda vital
gangguan klien akan 3. Atur posisi klien
muskuloskeletal menunjukkan senyaman mungkin
pola pernafasan yang 4. Kolaborasikan
teratur dan reguler pemberian
Kriteria Hasil : Therapy.
- Klien akan
mengatakan sesak

10
berkurang.
- Klien tampak
Tenang.
- RR dalam batas
Normal.
2. Nyeri akut b.d agen Klien dapat1. Kaji tingkat nyeri
injuri fisik. mengontrol Nyeri
dengan
setelah diberikan analog visual scale.
perawatan dengan2. Atur posisi sesuai
krieria hasil: dengan
- ekspresi wajah posisi kesegarisan.
anak tampak rileks. 3. Hindari getaran pada
- pasien dapat tempat tidur.
istirahat dan tidur. 4. Gunakan terapi
- pasien tidak distraksi dan
tampak gelisah. sentuhan terapeutik
5. Berikan analgetik
sesuai
dengan program.
3. Gangguan mobilitas Setelah perawatan 1. Monitor dan catat
fisik b.d kerusakan tingkat kemampuan aktivitas
musculoskeletal. mobilitas meningkat yang
dan bias dilakukan klien.
pergerakan sendi aktif 2. Kaji kekuatan otot
dengan kriteria hasil: dan
- Anggota badan kemampuan sendi.
yang sehat dapat 3. Latih ROM 2 kali
bergerak optimal sehari
- Mengatakan (jika klien dapat
mampu untuk bergerak)
bergerak. 4. Konsultasi dengan
fisioterapi untuk latihan.
5. Gunakan stocking
elastis
untuk mencegah
trombo
emboli
6. Berikan nutrisi yang
mendukung
kesembuhan
tulang: tinggi protein

11
dan
tinggi kalsium.
4. Resiko infeksi b.d Selama perawatan 1. Observasi tandatanda
trauma, imunitas resiko infeksi pada luka.
tubuh primer infeksi dapat dikontrol 2. Kaji suhu tubuh
menurun, prosedur dengan kriteria hasil: setiap 4 jam sekali
invasive. - Tidak terdapat 3. laporkan bila
tanda-tanda infeksi. terjadi peningkatan
- Angka lab dalam suhu
batas normal. diatas 38,5 °. Selama 24
jam.
4. Catat dan
laporkan hasil
pemeriksaan
laboratorium
(leukosit,protein
serum,albumin serum
dancultur).
5. Kaji warna,
kelembaban,warna,teks
tur
dan turgor kulit sekitar
luka.
6. Pertahankan diet
seimbang: Tinggi
protein
dan Tinggi kalori.
7. Pertahankan
intake cairan yang
adekuat
8. Ikuti standar
precaution ketika
melakukan prosedur.
9. Cuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan perawatan.
10. Pertahankan
balutan tetap bersih
dan
kering.
11. Rawat luka secara

12
teratur denga
memperhatrikan teknik
aseptic dan anti septic.
12. Berikan antibiotik
sesuai program.
5. Kurang pengetahuan Pengetahuan pasien 1. Jelaskan pada pasien
keluarga b.d kurang dan dan
informasi tentang keluarga meningkat keluarga tentang
perawatan dan dengan kriteria hasil: kondisi
kondisi fraktur. - pasien dan pasien.
keluarga dapat 2. Jelaskan semua
memahami perawatan prosedur
yang dibutuhkan yang akan dilakukan
pasien. dan
- keluarga dapat alasannya.
berpartisipasi dalam 3. Ajarkan pasien dan
perawatan. keluiarga cara
pencegahan
infeksi.
4. Jelaskan
pentingnyanutrisi yang
adekuat
terutama intake
Protein,
kalori dan kalsium yang
tinggi pada pasien dan
keluarga.

13
DAFTAR PUSTAKA
 Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume 2,2006, EGC, Jakarta
 Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesi, Diagnosis
Keperawatan Defini dan Klasifikasi, 2009-2011, EGC, Jakarta
 Wilkinson J M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC
 Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta
 Basic trauma Life support, Pro Emergency (Bab XII) Wikipedia,
http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture
 L Joseph Rubino, 2006, Clavicle Fractures,
http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm.
 Mardhink Zhadja, ml.scribd.com/doc/89379199/fraktur-klavikula

14

Anda mungkin juga menyukai