Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN

PERAWATAN PASCA OPERASI PEMASANGAN VP SHUNT PADA


PENDERITA HIDROSEFALUS

Disusun Oleh:

RIZKIANA DWI SAPUTRI

NIM: P1337420616021

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Ta’ala yang telah memberikan Rahmat
danKaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan standar acara penyuluhan “Perawatan
Pasca Operasi VP Shunt tanpa halangan yang berarti. SAP ini disusun untuk memenuhi tugas
Praktek Kerja Klinik keperawatan anak

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Ubaidillah selaku CI di ruang anak lt.1 yang telah membimbing dan memberikan
materi kepada kami.
2. Ibu Titin selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak yang telah
membimbing kami.
3. Teman teman seperjuangan yang selalu saling mendukung dalam mencapai tujuan
dalam kebaikan
4. Dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan SAP ini

Penulis menyadari bahwa SAP ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis senantiasa mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya
tulis yang akan disusun selanjutnya. Penulis berharap SAP ini dapat bermanfaat bagi penulis
khusunya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Oktober 2018

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. LATAR BELAKANG
Anak adalah keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin
atau persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar perkawinan (Undang –
undang). Pada setiap anak pasti memiliki bertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda, selain itu tidak semua anak – anak dalam keadaan sehat atau terbebas dari
suatu penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terbilang diderita oleh anak adalah
Hidirosefalus.
Hidrosefalus adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri pembesaran pada tengkorak
yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau karena
tekanan intrakranial yang meningkat sehingga terjadi pelebaran ruang tempat
mengalirnya cairan serebrospinal (CSS) (Ngastiah). Bila masalah ini tidak segera
ditanggulangi dapat mengakibatkan kematian dan dapat menurunkan angka kelahiran
di suatu wilayah atau negara tertentu sehingga pertumbuhan populasi di suatu daerah
menjadi kecil. Menurut penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita
Hidrosefalus di beberapa negara adalah sebagai berikut, di Singapura pada anak 0-9 th
: 0,5%, Malaysia: anak 5-12 th 15%, India: anak 2-4 th 4%, di Indonesia berdasarkan
penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia terdapat 3%.
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang diperoleh dari catatan register dari ruangan
perawatan IKA 1 RSPAD Gatot Soebroto dari bulan oktober-desember tahun 2007
jumlah anak yang menderita dengan gangguan serebral berjumlah 159 anak dan yang
mengalami Hidrosefalus berjumlah 69 anak dengan persentase 43,39%.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Secara umum kegiatan penyuluhan perawatan post operasi VP Shunt bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pada bayi atau anak yang menderita.
2. Tujuan khusus
- Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai penyakit Hidrosefalus
- Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyebab dari Hidrosefalus
- Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pemeriksaan Hidrosefalus
- Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala Hidrosefalus
- Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai terapi pada Hidrosefalus
- Meningkatkan pengetahuan mengenai cara perawatan post operasi VP
Shunt yang benar.

C. WAKTU
Kegiatan Penyluhan ini akan dilaksanakan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 4 Oktober 2018
D. TEMPAT
Ruang Anak Lt. 1 RSUP dr. Kariadi
E. SASARAN
Keluarga pasien Hidrosefalus
F. METODE
Ceramah dan diskusi
G. MEDIA
Leaflet
H. KEGIATAN
No waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 07.00-07.10 Pembukaan
1. Pengenalan Mendengarkan penyampaian
mahasiswa
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan penyampaian
pelaksanaan tujuan pelaksanaan
3. Membagikan leaflet Menerima leaflet
2 07.10 – 07.30 Pelaksanaan
1. Menjelaskan tentang
materi pengertian dari
Hidrosefalus
2. Menjelaskan materi
tentang penyebab
dihrosefalus Mendengarkan materi
3. Menjelaskan materi
tentang pemeriksaan
pada hidrosefalus
4. Menjelaskan materi
mengenai tanda dan
gejala hidrosefalus
5. Menjelaskan materi
tentang terapi pada
hidrosefalus
6. Menjelaskan materi
tentang perawatan
post operasi
pemasangan VP
Shunt

3 07.30 – 08.00 Penutup


1. Menyampaikan Mendengarkan kesimpulan
kesimpulan dan penutupan
2. Penutupan

I. EVALUASI
a. Evaluasi struktur : peserta menerima mahasiswa dengan baik
b. Evaluasi proses :
Peserta :
- Peserta penyuluhan bersedia ditempat sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
- Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak siketahuinya
- Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
Mahasiswa :
- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
- Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas
c. Evaluasi Hasil :
- Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
- Peserta mampu memahami tentang pendidikan kesehatan yang telah dijelaskan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Hardhi, Amin Huda Nurarif. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC.Yogyakarta:MediAction
AD, Friska. 2017. Proses Pemulihan Pasca Operasi Hidrosefalus, diakses pada :
https://spesialissaraf.com/pemulihan-pasca-operasi-hidrosefalus

K. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penumpukan pada cairan serebrospinal secara aktif
yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak, walaupun pada kasus hidrosefalus
eksternal pada anak – anak cairan akan berakumulasi didalam rongga araknoid.
Ada beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus : (Satyanegara, 2010)
1) Hidrosefalus interna
Menunjukan adanya dilatasi ventrikel
2) Hidrosefalus eksternal
Cenderung menunjukan adanya pelebaran rongga subaracnoid diatas
permukaan korteks
3) Hidrosefalus kominkans
Keadaan hidrosefalus dimana ada hubungan antara system ventrikel dengan
rongga subaracnoid otak dan spinal
4) Hidrosefalus nonkomunikans
Bila ada blok didalam sistem ventrikel atau salurannya kerongga subaracnoid.

Berdasarkan waktu onzetnya

1) Akut : dalam beberapa hari


2) Subakut : dalam beberapa minggu
3) Kronis : bulanan
Berdasarkan gejala yang ada

1) Hidrosefalus arrested
Menunjukan keadaan dimana faktor – faktor yang menyebabkan dilatasi
ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi
2) Hidrosefalus ex – vacuo
Sebutan pada kasus ventrikulomegali yang diakiatkan oleh atrofi otak primer,
yang biasanya terdapat pada orang tua.
2. Penyebab Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat terjadi karena gangguan sistem likuor didalam sistem
ventrikel atau oleh produksi berlebih likuor. Hidrosefalus obstruktif atau
nonkomunikans terjadi bila likuor otak terganggu, yang kebanyaka disebabkan oleh
stenosis aduktus Sylvius, Atresia foramen magendi dan luschka, malformasi
vaskuler, atau tumor bawaan. Hidrosefalus komunikans yang terjadi karena
produksi yang berlebihan atau gangguan penyerapan juga jarang ditemukan. (Wim
de wong)

Secara teoritis terjadi sebagai akibat dari :

1) Produksi likuar yang berlebihan


2) Peningkatan resistensi aliran likuor
3) Peningkatan tekanan sinus venosa
3. Pemeriksaan penunjang
 Pengukuran lingkar kepala setiap hari
 Petumbuhan/pembesaran kepala yang cepat
 CT Scan, MRI, EEG
 Isotope Ventriculograms
4. Penatalaksanaan Hidrosefalus
 Operasi pemasangan ‘pintas’ (shunting)
Operasi ini bertujuan untuk membuat aliran likuor baru (ventrikel atau
lumbal) dengan kavitas drainase, seperti peritonium, atrium kanan, dan pleura.
Pada anak – anak lokasi kavitas yang terpilih adalah rongga peritoneum,
mengingat mampu menampung kateter yang cukup panjang sehingga dapat
menyesuaikan pertumbuhan anak serta resiko terjadi infeksi relatif lebih kecil
dibanding jatung.
 Penanganan alternatif
1) Terapi etiologik
Pengontrolan kasus yang mengalami intoksiasi vitamin A, reseksi
radikal lesi massa yang mengganggu aliran liquoe, pembersihan sisa darah
dalam liquor atau perbaikan suatu malformasi.
2) Prenetasi membran
Suatu tindakan membuat jalan alternatif melalui rongga subarachnoid
bagi kasus – kasus stenosis aduktus atau gangguan aliran pada fossa
posterior. Selain itu juga dapat menciptakan tekanan hidrostatik sehingga
mencegah terjadinya perbedaan tekanan pada struktur – struktur garis tengah
yang rentan.
5. Perawatan setelah post operasi pemasangan VP Shunt
a. Asupan nutrisi pada bayi terpenuhi
b. Pastikan bayi cukup tidur dan istirahat
c. Lakukan terapi secara teratur dan sabar.
d. Perhatikan efek samping yang terjadi setelah operasi VP Shunt
e. Berikan ASI sebanyak mungkin, supaya proses penyembuhan dan daya tahan
tubuh bayi lebih maksimal
f. Selalu pantau kondisi bayi
g. Atur posisi bayi dengan tinggi 15 – 30o .
h. Memompa VP shunt sehari minimal 2x dengan jumlah pompa 10 kali tiap
memompa.

Anda mungkin juga menyukai