Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN BAYI

DENGAN HIDROSEFALUS POST OPERASI


VP SHUNT DI RUANG PERINATOLOGI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

oleh:
Dutya Intan Larasati, S.Kep
NIM 142311101100

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi dengan Hidrosefalus Post Operasi Vp


Shunt
Sasaran : Keluarga Pasien
Waktu : 16.30
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Juli 2018
Tempat : Ruang Perinatologi RSD dr.Soebandi Jember

A. Latar Belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus
dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang
semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat
pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana
kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat
mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara
umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup
menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat
memerlukan pelayanan medis yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah
akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid,
ruang subdural (Darsono, 2015).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada
anak usia dibawah 6 tahun.Dari data yang didapat dalam kurun waktu 6 tahun
pada kasus Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233
kasus penyakit saraf yang ada.Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro
spinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural
(Prawirohardjo, 2017).
Hidrosefalus menggambarkan kelompok keadaan yang beragam yang
merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada
keadaan yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus
koroid. ( Ropper et al, 2015 )

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diadakan penyuluhan pada keluarga pasien di ruang perinatologi
RSD dr.Soebandi jember, diharapkan keluarga mendapat tambahan pengetahuan
yang lebih dan mampu memahami perawatan bayi dengan hidrosefalus pasca
dilakukan tindakan operasi vp shunt.

C. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien di ruang
perinatologi RSD dr.Soebandi dapat:
1. Menjelaskan pengertian hidrosefalus
2. Mengerti mengenai tindakan operasi vp shunt
3. Menyebutkan bagaimana perawatan yanng tepat untuk bayi pasca operasi vp
shunt
4. menyebutkan bagaimana untuk mencegah infeksi luka pasca operasi vp shunt
D. Garis Besar Materi
Materi yang akan disampaikan pada penyuluhan pendidikan kesehatan di
ruang perinatologi RSD dr.Soebandi Jember menjelaskan mengenai pengertian
hidrosefalus dan vp shunt, cara perawatan bayi pasca operasi vp shunt dan cara
mencegah infeksi pada luka pasca operasi vp shunt

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

F. Media
1. Leaflet

G. Pengorganisasian
Pemateri : Dutya Intan Larasati, S.Kep
H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 15 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Pengertian pertanyaan
hidrosefalus dan
vp shunt
b. Perawatan anak
pasca operasi vp
shunt
c. Pencegahan
infeksi pad luka
pasca vp shunt
2. Memberikan
kesempatan pada
keluarga untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan keluarga
4. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
menjelaskan
kembali materi yang
sudah disampaikan.
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 1 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang perawatan
bayi pasca operasi vp
shunt
4. Salam penutup

I. Evaluasi:
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet)
b. Persiapan tempat yang digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi proses
a. Selama pedidikan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama pendidikan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama pendidikan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan.
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta pendidikan kesehatan dapat :
a. Mengetahui pengertian hidrosefalus dan vp shunt
b. Mengetahui cara perawatan anak pasca operasi vp shunt
c. Mengetahui cara mencegah infeksi luka pasca operasi vp shunt

J. Daftar Pustaka
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2015.
Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Nanny,L., Vivian.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita.Yogyakarta:Salemba Medika.
Sarwono,P. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ropper, Alan dan Robert H Brown. 2015. Adams and Victors Principles Of
Neurology. USA.Eight Edition
Sudarti.2010 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak
Balita.Yogyakarta:Numed

Lampiran 1. Materi

A. Pengertian Hidrosefalus
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air"
dan "Cephalus" yang berarti "kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis
otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Nanny, 2010).
Hydrocephalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di
dalam otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi
vertical serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan
serebrospinalis, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinalis di dalam
cranium; Secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi,
deteriorasi mental, dan kejang-kejang (Sudarti dan Afroh Fauziah, 2010).
Hydrocephalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang
progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan –
jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan
absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang –
ruang tempat mengalirnya liquor.
B. Pengertian Vp Shunt
Ventriculoperitoneal shunt (VP shunt) adalah alat kesehatan yang dipasang
untuk melepaskan tekanan dalam otak. VP shunt direkomendasi bagi pasien yang
menderita hidrosefalus. Kondisi ini disebabkan oleh cairan serebrospinal (CSF)
berlebih yang membuat perluasan ruang dalam otak (ventrikel) menjadi sangat
cepat, sehingga memicu tekanan yang tak semestinya. Jika tidak segera ditangani,
kondisi ini dapat berujung pada kerusakan otak.
Cairan serebrospinal adalah komponen yang sangat penting dalam sistem
saraf, karena berfungsi menciptakan bantalan bagi jaringan otak dan menyalurkan
zat gizi ke otak. Cairan ini mengalir di antara tulang belakang dan tengkorak
untuk memastikan bahwa volume darah intrakranial dalam kadar yang tepat. CSF
akan terus diproduksi karena mengalir sepanjang ventrikel, menutrisi permukaan
otak dan sumsum tulang belakang. Kemudian, cairan ini keluar melalui bagian
dasar otak dan diserap ke dalam aliran darah. Namun, karena kelainan tertentu,
aliran dan keseimbangan CSF akan terganggu, sehingga terjadi penumpukan.

C. Perawatan Pasca Operasi Vp Shunt


Adapun perhatikan beberapa hal di bawah ini setelah bayi melakukan operasi
hidrosefalus, supaya penanganan pasca operasi dapat berjalan maksimal:

1. Pastikan asupan makanan bayi penuh dengan nutrisi, seperti misalnya


perbanyak konsumsi buah dan sayuran supaya tubuh menyerap banyak
vitamin dan mineral untuk masa pemulihan.
2. Berikan konsumsi makanan yang berprotein tinggi selain seafood,
misalnya sejenis ayam kampung atau daging sapi rendah lemak.
3. Lakukan terapi pemulihan dengan teratur dan sabar supaya proses tumbuh
kembang bayi tetap maksimal. Misalnya tetap melatih bayi bicara sedikit
demi sedikit atau berjalan perlahan dengan tuntunan.
4. Pastikan bayi cukup tidur dan istirahat supaya proses pemulihan berjalan
maksimal. Apabila bayi terlalu lelah dikhawatirkan dapat memicu
memburuknya kondisi kesehatan fisik bayi.
5. Perhatikan apabila terjadi efek macam-macam penyakit saraf yang kurang
baik pasca operasi, sehingga dapat diambil tindakan lanjutan yang penting
untuk kesehatan dan kesembuhan bayi.
6. Berikan ASI sebanyak mungkin pada bayi supaya daya tahan tubuh dan
proses pemulihan bayi lebih maksimal, karena ASI mengandung nutrisi
terbaik bagi bayi.
7. Selalu pantau kondisi bayi dan perhatikan secara teliti apakah terjadi
gejala gegar otak ringan pasca operasi, karena kemungkinan tersebut
cukup besar terjadi pada bayi yang telah dioperasi di bagian kepala.
8. Posisikan bayi saat tidur dengan hati-hati supaya shunt tidak mengalami
penyumbatan. Pastikan posisi tidur bayi senyaman mungkin supaya bayi
dapat beristirahat dengan maksimal.

D. Pencegahan infeksi luka pasca operasi

1. Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air
atau basah karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang
terbungkus sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak kuman
dan bakteri
2. Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein atau
tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Makanan yang mengandung protein
misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan.
3. Ganti balutan minimal satu kali sehari, mencuci tangan sebelum dan
sesudah mengganti balutan, alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mengganti balutan harus dalam keadaan stril atau bersih, minum obat
sesuai anjuran misalnya obat antibiotic untuk mencegah infeksi.

E. Cara perawatan luka di rumah

ALAT:

1. Baskom
2. air hangat yang sudah di didihkan
3. kasa
4. betadine
5. Air mengalir untuk cuci tangan
6. Plester

LANGKAH:

1. Siapkan alat
2. Cuci tangan menggunakan sabun dan tidak boleh menyentuh alat yang
lain
3. Buka balutan jika luka tertutup
4. Bersihakan luka menggunakan kasa dan air hangat
5. Oles luka dengan satu arah
6. Keringkan
7. Oles betadine
8. Tutup luka dengan kasa
9. Plester

Anda mungkin juga menyukai