Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyapihan Ventilator Post Op Bedah Jantung


Pelaksana : Mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari, tanggal : Sabtu, 12 mei 2018
Waktu : Jam 08.00 - Selesai
Tempat : Ruang 23 STIKes Kusuma Husada Surakarta
Sasaran : Pasien gangguan kardiovaskuler.
Waktu : 45 menit

A. Latar Belakang
Ventilator merupakan alat bantu pernafasan yang bertujuan untuk
mempertahankan ventilasi secara optimal dan memeaksimalkan transport oksigen.
Ventilator di berikan kepada pasien yang tidak mampu mempertahankan pernafasan
secara spontan. Penggunaan ventilator jangka Panjang dapat memunculkan banya,
resiko, yaitu kematian dan Ventilator Associated Pnemonia. Dengan adanya resiko
yang muncul akibat pemasangan ventilator, maka peril di lakukan tindakan penyapihan
Penyapihan merupakan proses pelepasan ventilator dari psien dan
mengembalikan tugas bernafas kepada pasien sendiri. Penyapihan bia di katakana
berhasil apabila pasien dapat bernafas dengan bebas tanpa bantuan dari ventilator
selama 48 jam

B. Tujuan Instruksional
1. Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, pasien dapat memahami tentang
penyapihan ventilator
2. Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mampu:
a. Menjelaskan Pengertian
b. Menyebutkan Klasifikasi Penyapihan
c. Menyebutkan Indikator Penyapihan Ventilato
d. Menjelaskan Proses Penyapihan
e. Meyebutkan Metode Penyapihan
f. Menyebutkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Penyapihan
g. Kegagalan Penyapihan
h. Pihak-pihak yang Bertanggung Jawab dalam Penyapihan Ventilator

C. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

D. Media
Banner

E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan  Mengucapkaan  Menjawab
(3 Menit) salam. salam.
 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri.
 Kontrak waktu  Menyetujui
 Menjelaskan
tujuan  Mendengarkan
diadakannya
penyuluhan.
 Appersepsi
(menggali sejauh  Menjawab
mana pasien Pertanyaan
mengetahui
tentang proses
operasi jantung)
2. Pemberian  Penyampaian  Peserta
Materi materi. mendengarkan
(15 menit)

3. Evaluasi  Menyimpulkan  Mendengarkan


inti penyuluhan.
 Mendengarkan
 Menyampaikan
kembali secara
singkat materi
penyuluhan.  Menjawab
 Tanya jawab. pertanyaan
 Menerima dan
 Reinforcement mendengarkan
kepada pasien
ketika mampu
menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi  Menyampaikan  Mendengarkan
terimakasih atas
waktu yang
diberikan kepada
pasien.
 Mengucapkan salam.  Menjawab Salam

F. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator :
Uraian tugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan tim penyuluh kapada pasien
dan keluarga.
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Memotivasi audien untuk bertanya
d. Menutup acara penyuluhan
2. Penyaji/penyuluh :

Uraian tugas:
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh audien.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audien
3. Fasilitator 1.
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama audien
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi audien untuk bertanya materi yang belum jelas
4. Notulen :
Uraian tugas :
a. Mencatat nama dan alamat, dan jumlah peserta.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan

G. Seting Tempat

Moderator Penyuluh Notulen

Pasien dan Keluarga


Fasilitator Fasilitator

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan materi SAP dua hari sebelum penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan media
d. Menyiapkan pasien dan keluarga
2. Evaluasi Proses
a. Penyampaian materi dimulai sesuai jadwal yang sudah ditentukan
b. Pasien mengikuti diskusi dari awal sampai akhir
c. Penyaji menyampaikan pendidikan kesehatan dengan tepat dan mudah
dipahami oleh peserta
d. Media digunakan secara efektif
e. Pasien memberikan respon melalui pertanyaan secara aktif
f. Masing-masing petugas berperan sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
b. Melihat dan menilai kemampuan pasien dalam mencapai tujuan
c. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
d. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

I. Antisipasi Masalah
Apabila setelah penyuluhan tidak ada pertanyaan dari pasien, maka moderator
dapat memancing berbicara dengan pemateri, atau fasilitator memotivasi pasien atau
keluarga untuk bertanya dan jika tidak ada pertanyaan dari pasien moderator dapat
mengajukan pertanyaan pada pasien untuk melihat apakah materi yang disampaikan
sudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
PENYAPIHAN VENTILTOR

A. Penyapihan Ventilator
a. Pengertian
Ventilator merupakan metode bantuan pernapasan yang diberikan kepada
pasien, yang tidak mampu mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang spontan
atau adekuat. Ventilator adalah alat yang didesain untuk memberikan dan
mengontrol aliran udara ke paru-paru pasien, yang sistem pernapasannya terganggu
dan biasanya digunakan di ruang ICU. Ventilator adalah alat bantu pernapasan
bertekanan postif atau negatif yang menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan
napas pasien sehingga mampu mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
dalam jangka waktu lama.
Penyapihan adalah proses pelepasan dukungan ventilator dan mengembalikan
kerja pernapasan dari ventilator ke pasien. Penyapihan adalah usaha untuk
melepaskan pasien dari ketergantungan ventilator baik dilakukan secara bertahap
maupun spontan. Penyapihan merupakan keseluruhan proses membebaskan pasien
dari ventilator.

b. Klasifikasi Penyapihan
a. Simple Weaning: penyapihan yang prosesnya dari awal hingga ekstubasi
selesai dengan sukses hanya pada percobaan pertama.
b. Difficult Weaning: penyapihan dengan kegagalan di awal dan membutuhkan
SBT selama 7 hari untuk mencapai penyapihan yang sukses
c. Prolonged Weaning: penyapihan gagal setidaknya 3 kali atau lebih dari 7 hari
penyapihan setelah SBT yang pertama.
2. Indikator Penyapihan Ventilato
Penyapihan akan dilakukan apabila pasien memenuhi kriteria dari indikator
penyapihan ventilator. Adapun indikasi penyapihan ventilator, yaitu:
a. Proses penyakit yang menyebabkan pasien membutuhkan ventilator sudah
tertangani
b. PaO2 atau FiO2 >200
c. PEEp <5
d. pH >7,25
e. Hb >8
f. Suhu tubuh normal
g. Fungsi jantung stabil: HR <140x/min, tidak terdapat iskemi jantung
h. Fungsi paru stabil: kapasitas vital 10-15 cc/kg, volume tidal 4-5
i. Terbebas dari asidosis respiratorik
j. Terbebas dari hambatan jalan napas
k. Psikologi pasien.2

3. Proses Penyapihan
Langkah-langkah standar dalam melakukan penyapihan adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan prosedur penyapihan kepada pasien
b. Melakukan suctioning
c. Mendapatkan parameter spontan
d. Memberikan bronkodilator jika perlu
e. Mengistirahatkan pasien selama 15-20 menit.

4. Metode Penyapihan
a. Metode T-Piece
Metode ini berguna bagi pasien dengan status kardiopulmoner yang
normal yang hanya membutuhkan mesin ventilasi yang ringkas. Metode ini
dilakukan pada pasien yang menggunakan ventilator untuk waktu yang relatif
pendek (biasanya selama tak lebih dari dua atau tiga hari) dan terlihat mampu
lepas dari keterbutuhan ventilator. Prosedurnya adalah:
1) Mengumpulkan data indikator dapat dilakukan penyapihan
2) Menghubungkan T-Piece dengan FiO2 yang dibutuhkan pasien (tunggu
selama 20-30 menit untuk evaluasi potensial ekstubasi. Lakukan
pengawasan data indikator tiap 5-10 menit jika perlu.)
3) Pada akhir menit ke-30 periksa AGD pasien dan evaluasi pasien dari
tanda kelemahan.
4) Meningkatan periode istirahat sampai 1 jam setelah periode penyapihan
30 menit tercapai.
5) Menurunkan volume tidal pada respirator dengan 50cc/hari.
6) Setelah 8 jam periode penyapihan dilakukan, tindakan penyapihan pada
malam dan dini hari.
7) Melanjutkan 1 jam istirahat diantara periode penyapihan.
8) Melakukan penyapihan pada malam hari dengan perlahan.
9) Penyapihan selesai dan bila kriteria penyapihan terpenuhi, maka
ekstubasi dapat dilakukan.
b. Metode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Meskipun metode ini sama efektifnya dengan metode T-Piece, namun
membutuhkan waktu yang lebih panjang karena tiap tambahan frekuensi
pernapasan harus disertai dengan AGD. Kecepatan pernapasan pada IMV
diturunkan dua pernapasan hingga mencapai 2 atau 0. Pada titik ini, pasien
dapat dievaluasi dengan indikator penyapihan untuk menentukan potensial
ekstubasi.(31)
c. Metode Continyes Positive Air Ways Pressure (CPAP)
d. Metode Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
Persiapan penyapihan melalui metode SIMV sama dengan metode
lain. Kecepatan SIMV diturunkan perlahan, hal ini memberikan
kesempatan kepada pasien untuk melatih otot pernapasa. Tetap lakukan
evaluasi terhadap kondisi fisiologis pasien, kemudian volumetidal juga
duturunkan secara perlahan sesuai dengan kemajuan pasien. Pengawasan
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan AGD dan ventilasi pasien.
e. Metode Pressure Support Ventilation (PSV)
Penggunaan Pressure Supprot dalam penyapihan bertujuan untuk
meningkatkan tahanan dan kekuatan otot pernapasan. Penyapihan dimulai
dengan tingkat tekanan yang bisa menghasilkan volume tidal yang
diharapka, kemudia tekanan dikurangi secara perlahan sambil tetap
memperhatikan pemenuhan volume tidal.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Penyapihan
Lama dari proses penyapihan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Iwan dan Saryono pada tahun 2010 lama proses penyapihan
ventilator dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Penyalahgunaan obat sedasi
Kebanyakan pasien dengan penyakit kritis, mengalami gangguan
renal dan hepar selama masa sakitnya. Penggunaan obat sedatif
jangka panjang yang mempengaruhi eliminasi hepatorenal akan
menyebabkan atrofi otot pernapasan. Hal ini terjadi karena otot
tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
b. Malnutrisi
Keadekuatan fungsi otot tidak hanya tergantung pada kekuatan otot,
tapi juga pada normal fosfat, kalsium, magnesium, dan potasium.
c. Kurangnya dukungan psikologis bagi pasien.
d. Kurangnya dukungan jantung jika terdapat kerusakan ventrikel kiri.
6. Kegagalan Penyapihan
Kegagalan dalam proses penyapihan ventilator biasanya
disebabkan oleh belum tertanganinya penyakit yang memicu penggunaan
ventilator, penyembuhan penyakit yang belum tuntas atau munculnya masalah
baru. Proses penyapihan tergantung pada kekuatan otot pernapasan, beban yang
ditanggung oleh otot tersebut, dan pengendali pusat.
7. Pihak-pihak yang Bertanggung Jawab dalam Penyapihan Ventilator
Proses penyapihan ventilator membutuhkan tim perawatan
multidisiplin yang terdiri dari dokter, perawat, nutrisionis, dan ahli anastesi.
Hingga saat ini masih menjadi perdebatan bahwa tenaga kesehatan selain dokter
tidak diperbolehkan melakukan penyapihan. Penyapihan yang dilakukan oleh
dokter (physician directed weaning) atau yang biasa disebut penyapihan
tradisional merupakan metode yang paling banyak digunakan hingga saat ini.
Metode ini berfokus pada dokter, penyapihan dilakukan berdasarkan
pengalaman dan pilihan pribadi dari dokter. Penyapihan yang dilakukan oleh
dokter ini biasanya dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu lama
sehingga menyebabkan komplikasi. Penelitian dilakukan untuk membuktikan
bahwa tenaga kesehatan selain dokter dapat melakukan proses penyapihan
ventilator, namun dengan bantuan protokol.
Nurse Protocol Directed Weaning merupakan metode penyapihan ventilator
yang dilakukan oleh perawat dengan bantuan protokol. Perawat dapat
mengoperasikan ventilator, mengambil keputusan terkait penyapihan dengan
protokol yang sudah ada. Metode ini terbukti dapat mengurangi lama proses
penyapihan dan mengurangi angka kejadian reintubasi.6 Selain diatas dapat juga
dilakukan Collaborative Weaning yaitu penyapihan ventilator yang dilakukan
dengan kolaborasi antar tenaga kesehatan, namun menjadi masalah karena
perawat dan dokter dilatih terpisah, mempunyai catatan pasien yang berbeda,
dan beda pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai