A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga mampu merawat pasien dekubitus
dengan baik dirumah sakit maupun dirumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu:
1. Menyebut pengertian dekubitus
2. Menyebut etiologi dekubitus
3. Mengenali gejala terjadinya dekubitus
5. Mengetahui pencegahan decubitus
B. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien Ruang Kenanga 1
F. Setting Acara
1. Acara
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan (3 menit) 1. Pembukaan acara oleh Menjawab salam
moderator Mendengarkan dan
2. Salam pembuka memperhatikan
3. Memperkenalkan diri
4. Kontrak waktu
5. Menjelaskan
mekanisme kegiatan
Pelaksanaan 5 menit Penyampaian materi oleh Mendengarkan dan
pemateri: menyimak pembicaraan.
1. Mengenali pengetahuan
dan pengalaman peserta
penyuluhan
2. Pengertian decubitus
3. Etiologi dan faktor
resiko terjadinya
decubitus
4. Gejala decubitus
5. Penanganan Dekubitus
6. Pencegahan Dekubitus
Evaluasi 5 menit 1. Memberi kesempatan 1. Mengajukan
bertanya kepada peserta pertanyaan mengenai
2. Menjawab pertanyaan materi yang kurang
dari peserta paham
2. Menjawab pertanyaan
yang diajukan
Penutup 2 menit Moderator: Menjawab salam
1. Mempersilahkan
Fasilitator dari
pembimbing klinik dan
pembimbing akademik
untuk menambahkan
ataupun menjelaskan
kembali jawaban
pertanyaan peserta
yang belum terjawab.
2. Menjelaskan
kesimpulan dari materi
penyuluhan
3. Ucapan terimakasih
4. Salam penutup
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta yang hadir keluarga pasien minimal 1 orang dan pasien
b. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Kenanga 1
2. Evaluasi Proses
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
c. Melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme penyuluhan
d. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
e. Penyaji menggali informasi yang telah diketahui peserta tentang decubitus dalam
penyaji menjelaskan
f. Penyaji menjelaskan tentang decubitus dan peserta memperhatikan terhadap materi
penyuluhan kesehatan
g. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami tentang pengertian, penyebab, gejala dan pencegahan terjadinya
decubitus
b. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN DEKUBITUS
A. Pengertian
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara
terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.Walaupun semua
bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko
tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat
diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya
daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit
dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya decubitus
mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan
rapuh.(M.Clevo Rendi, 2012)
B. Etiolgi
Luka tekan atau dekubitus disebabkan oleh penekanan pada daerah tonjolan tulang dalam
jangka waktu yang lama. Dekubitus merupakan injury terlokalisir pada kulit dan jaringan
yang ada di bawahnya pada daerah tonjolan tulang, sebagai akibat dari tekanan. Jadi
kekuatan tekanan, gaya geser, dan kekuatan gesekan merupakan kunci dalam penyebab luka
tekan atau dekubitus. Faktor penyebab dekubitus:
a. Faktor intrinsik
Penuaan (regenerasi sel lemah), sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti
kencing manis, gizi buruk, kurang gizi, terlalu gemuk atau terlalu kurus, anemia.
b. Faktor Ekstrinsik
Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, tirah baring lama,
pemakaian alat-alat kesehatan, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan
posisi yang kurang.
Dekubitus terjadi sebagai hasil hubungan antar waktu dengan tekanan (Stortts, 1988
dalam Potter & Perry, 2005).Semakin besar tekanan dan durasinya, maka semakin besar pula
insiden terbentuknya luka (Potter & Perry, 2005).
Kulit dan jaringan subkutan dapat mentoleransi beberapa tekanan. Tapi jika pada tekanan
eksternal lebih besar dari tekanan darah kapiler maka akan menurunkan/menghilangkan
aliran darah ke jaringan sekitarnya. Jaringan ini menjadi hipoksia ( kekurangan pasokan
oksigen pada tubuh ) sehingga terjadi cedera iskemi ( ketidakcukupan suplai darah ke
jaringan atau organ tubuh). Jika tekanan dihilangkan pada masa sebelum titik kritis maka
sirkulasi pada jaringan akan pulih kembali, karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih
besar untuk mentolerasi iskemi dari pada otot, maka dekubitus dimulai di tulang dengan
iskemi otot yang berhubungan dengan tekanan yang akhirnya melebar ke epidermis
(Maklebust, 1995 dalam Potter & Perry, 2005).
Pembentukan luka dekubitus juga berhubungan dengan adanya gaya gesek yang terjadi
saat menaikkan posisi klien di atas tempat tidur. Tulang punggung dan tumit merupakan area
yang rentan terjadinya dekubitus (Maklebust, 1987, dalam Potter & Perry, 2005).Efek
tekanan juga dapat terjadi akibat distribusi berat badan yang tidak merata. Jika tekanan tidak
didistribusikan secara merata pada tubuh maka tekanan jaringan yang mendapatkan tekanan
lebih banyak akan meningkat dan metabolisme sel kulit di titik tekanan akan mengalami
gangguan.
F. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin harus
dicegah dengan cara :
1. Hilangkan tekanan dengan menganjurkan pasien melakukan perubahan posisi minimal
tiap 2 jam.
Contohnya :
duduk dikursi roda atau diatas tempat tidur
Merubah posisi miring ke kanan dan ke kir
2. Meminimalkan atau mengurangi kelembaban dengan sering mengganti pakaian dan sprei
3. Jika pasien BAB atau BAK, bersihkan sampai feses atau urinnya tidak tersisa atau
menempel pada kulit karena akan menyebabkan iritasi.
4. Laporkan segera apabila terdapat daerah kemerahan pada kulit
5. Jaga agar kulit tetap kering
6. Jaga agar linen tetap kering dan bebas dari kerutan
7. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi dekubitus seperti
punggung, bagian-bagian tulang yang menonjol, bagian pantat dan tumit kaki.
8. Masase daerah yang berisiko dekubitus dengan menggunakan lotion atau minyak zaitun.
9. Jangan gunakan lotion pada kulit yang sudah terkena luka dekubitus atau luka terbuka.
10. Gunakan kasur busa untuk mengurangi terjadinya dekubitus.
DAFTAR PUSTAKA