Anda di halaman 1dari 20

BAB 2 PENGKAJIAN

2.1 Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data manajemen keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo pada Ruang Melati dilakukan pada tanggal
1- 3 Oktober 2018. Data yang dikaji meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana,
metode, sumber keuangan dan pemasaran. Data dianalisis menggunakan analisis
SWOT untuk memperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.

2.2. Analisis Situasi


2.2.1 Ketenagaan (Man /M1)
a. Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non -keperawatan
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo memiliki 3 fasilitas pelayanan
kesehatan utama, antara lain Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi
Rawat Jalan (Poli), dan Instalasi Rawat Inap (IRNA). Salah satu ruang
rawat inap yang terdapat di RSUD dr. Abdoer Rahem situbondo adalah
ruang Melati yang merupakan ruang kelas 1. Ruang Melati RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo memiliki 18 orang ketenagaan, yang terdiri
dari 1 kepala ruang (Ka Ru), 2 ketua Tim (Ka Tim), dan 14 tenaga
medis bidan dan perawat pelaksana (PP). selain itu ruang melati juga
memilki 1 orang tenaga admistrator.
Gambar 2.1. Jadwal dinas perawat ruang Melati RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo Bulan September 2018
b. Latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti
Tabel 2.1. Riwayat ketenagakerjaan karyawan di Ruang Melati

Latar
Jenis Pelatihan
Nama STATUS Jabatan Belakang
yang diikuti
pendidikan
Muhlis Kurniawan, S.ST. PNS Karu D4 1,3,4,6,7
Yayuk Sri Agustin, S.Kep. PNS Wakaru / S1 2,3,5,6,7
Ners Katim I
Nurul Laili, S.Kep. Ners PNS Katim II S1 2,3,6,7
Evi Rosalina, S.Kep. Ners PNS PJS S1
Ahmad Junaidi, Amd. Kep. Non PNS PP D3 4,6
Desy Dwi A, Amd. Keb. Non PNS PP D3
B.R Diah Palupi, Amd. Kep PNS PJS D3 4,5,6,7,
Yayuk Puji, Amd. Kep Non PNS PP D3 4,6
Moh David, Amd. Kep. Non PNS PP D3 4
Jainal Yusuf, Amd. Kep Non PNS PJS D3 4,6,7
Siti Nurhasanah, S.ST Non PNS PP D4 5,6,7
Lila Nur Jannah, Amd. Keb Non PNS PP D3
Siti Aisyah, S.Kep. Ners PNS PJS S1 4,5,6,7
Mirza, Amd.Keb Non PNS PP D3
Moh Fahrizal, Amd.Kep Non PNS PP D3
Nurindah W, S.Kep. Ners Non PNS PP S1 4,5,6,7
Maryam Z.R, S.Kep. Ners Non PNS PP S1
RR. Desi Wardiana, S.E Non PNS ADM S1
Sumber: Data primer di ruang melati, Oktober 2018
Keterangan :
1. Diklat ahli
2. Managemen keperawatan
3. BLS
4. PPGD/BCLS
5. Komunikasi Efektif
6. Resusitasi cairan
7. APAR

LATAR BELAKANG KETENAGAAN RUANG MELATI


RSUD DR ABDOER RAHEM SITUBONDO

Gambar 2.2 Diagram ketenagakerjaan menurut latar belakang


pendidikan di ruang Melati RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo

Berdasarkan tabel diatas jumlah ketenagaan yang terdapat pada


ruang Melati RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo terdapat 13 orang
tenaga perawat yang terbagi dalam 3 latar belakang pendidikan yaitu 1
(6%) orang memiliki latar pendidikan D4 Keperawatan, 6 (33%) orang
memiliki latar belakang pendidikan S1Keperawatan Ners, dan 6 (33%)
orang memiliki latar belakang pendidikan D3 Keperawatan. Selain itu
terdapat juga tenaga kebidanan sebanyak 4 orang yang terbagi menjadi 2
latar belakang pendidikan, yaitu 1 (6%) orang memiliki latar belakang D4
Kebidanan dan sebanyak 3 (17%) orang memiliki latar belakang D3
Kebidanan. 1 (6%) orang sebagai administrasi dengan latar belakang S1
ekonomi. Tidak semua ketenagaan di ruang melati memiliki latar belakang
pedidikan seorang perawat, terdapat juga yang memiliki latar belakang
dari D4 dan D3 Kebidanan. Hal ini dikarenakan ruang melati RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo merupakan ruang kelas 1 tanpa kekhususan.
Sebagian besar tenaga medis di ruang Melati RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo pernah mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan.
Pelatihan yang ada diantaranya adalah pelatihan diklat ahli, pelatihan
Managemen Keperawatan, BLS, PPGD/BCLS, Komunikasi Efektif,
Resusitasi Cairan, dan pelatihan APAR. Namun dengan demikian
berdasarkan dari data yang diperoleh beberapa perawat dan bidan juga ada
yang belum mengikuti pelatihan tersebut. Hal itu dikarenakan adanya
pembatasan jumlah peserta yang dapat mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan dari masing-masing ruangan di RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo, sehingga dilakukan adanya roling dari beberapa tenaga medis
untuk mengikuti pelatihan yang di selenggarakan. Selain itu berdasarkan
informasi yang didapatkan dari wawancara dengan salah satu perawat
yang terdapat diruang melati diperoleh data bahwa terdapat program
pelatihan dari rumah sakit yang dapat diikuti oleh perawat ruangan, namun
dalam pelaksanaannya pelatihan tersebut tidak rutin. Disamping itu, rumah
sakit juga memberikan kesempatan bagi perawat ruangan untuk mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi / rumah sakit lain, yaitu
dengan cara mengirimkan perwakilan dari ruang tertentu sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan dari ruang yang bersangkutan. Rumah sakit
RSUD dr. Abduer Rahem juga memberikan kesempatan bagi perawat
ruangan yang berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan (Ijin
Belajar) dengan melalui prosedur yang sebelumnya telah ditetapkan oleh
rumah sakit.
Pelatihan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mengembangkan kompetensi perawat dimana pelatihan tersebut berguna
untuk meningkatkan kompetensi dalam segi knowledge dan skill perawat
itu sendiri, dan pada dasarnya seorang perawat yang berada di sebuah
instalasi rawat inap masih belum terdapat standart yang baku terkait
pelatihan yang harus pernah diikuti. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak pelatihan yang diikuti oleh
tenaga keperawatan maka semakin baik pula kompetensi yang dapat
dimiliki oleh perawat tersebut, sehingga pelayanan yang diberikan akan
lebih optimal.
Berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners
Indonesia (AIPNI) dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA
AIPNI pada 13 Oktober 2016 yaitu perbandingan perawat profesional dan
perawat vokasional dalam satu ruangan yaitu 40% untuk perawat
profesional dan 60 % untuk vokasional. Perhitungan tenaga perawat ruang
Melati (tanggal 1 Oktober 2018) berdasarkan hasil kesepakatan tersebut
sebagai berikut:

1. Perawat profesional
Kebutuhan perawat profesional = 40 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 40 % x 17
= 6,8 → 7 orang
2. Perawat Vocasional
Kebutuhan perawat vocasional = 60 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 60 % x 17
= 10.2 → 10 orang
Catatan :
Terdapat 4 orang tenaga vokasional dengan pendidikan D4 dan D3
Kebidanan
Berdasarkan hasil pengkajian tenaga keperawatan di ruang Melati
sudah bagus dikarenakan sudah terdapat perawat profesional dan perawat
vocasional. Jumlah perbandingan perawat profesional dan perawat
vokasional telah memenuhi standart dimana diruangan terdapat 6 orang
perawat profesional dan 11 orang perawat vokasional. Berdasarkan hasil
kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan
kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober 2016 ruang
Melati seharusnya terdapat 7 orang perawat profesional dan 10 orang
perawat vokational. Namun dengan demikian besanya angka pada
perhitungan tenaga vokasional tidak semuanya dari jumlah tenaga
keperawatan, karena terdapat juga yang memiliki latar belakang dari selain
keperawatan, yaitu D4 dan D3 Kebidanan. Jadi dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang Melati
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo sudah cukup baik yang didasarkan
standar hasil kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia
dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober
2016.
c. Struktur organisasi
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 1 Oktober 2018 di ruang
Melati, diketahui bahwa terdapat struktur organisasi dalam ruangan.
Berikut struktur organisasi yang ada diruangan melati RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo:

KA. Ruangan
Muhlis Kurniawan, S.ST
Administrasi
RR. Desi Wardiana, SE
KA. TIM II
Nurul Laili, S.Kep., Ners

KA. TIM I Perawat Pelaksana


Perawat Pelaksana
1. Yayuk
Nurindah,
Sri A,,S.Kep.
S.KepNers
Ners 1. B.R. Diah Palupi, Amd Kep
2. Desi Dwi A, Amd.Keb 2. Moh. David, Amd.Kep
3. Moh Fahrizal, Amd.Kep 3. Siti Aisyah, S.Kep. Ners
4. Yayuk Puji R, Amd.Kep 4. Siti Nurhasanah, S.ST
5. Maryam Z.R, S.Kep. Ners 5. Ahmad Junaidi, Amd, Kep
6. Jainal Yusuf, Amd.Kep 6. Evi Rosalina, S.Kep. Ners
7. Lila Nur Jannah,
Gambar Amd.Keb
2.4 Struktur Organisasi7.Ruang Melati
Mirza, Amd.Keb
d. Tingkat ketergantungan pasien
Tingkat ketergantungan pasien (3 hari) dikaji di ruang Melati dengan
mengelompokkan pasien menjadi tiga yaitu perawatan mandiri, parsial dan
total berdasarkan kriteria berikut (Hastuti, 2012):
1) SELF CARE
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a) Mampu naik- turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
2) PARTIAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a) Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur
b) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
c) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d) Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
e) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar
mandi)
h) Post operasi minor 24 jam
i) Melewati fase akut dari post operasi mayor
j) Fase awal dari penyembuhan
k) Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam
l) Gangguan emosional ringan
3) TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama
a) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
ke kereta dorong atau kursi roda
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde)
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f) Dimandikan perawat
g) Dalam keadaan inkontinensia
h) 24 jam post operasi mayor
i) Pasien tidak sadar
j) Keadaan pasien tidak stabil
k) Observasi TTV setip kurang dari jam
l) Perawatan luka bakar
m) Perawatan kolostomi
n) Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o) Menggunakan WSD
p) Irigasi kandung secara terus menerus
q) Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
r) Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
s) Gangguan emosional berat, bingung dna disorientasi
Standart waktu pelayanan pasien rawat inap menurut Douglas (1984)
dalam Hastuti 2012 dikategorikan sebagai berikut :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari
2. Perawatan intermediet / partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu 5-6 jam/hari

Berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien selama tiga hari (1


Oktober – 3 Oktober 2018) di ruang instalasi rawat inap ruang Melati RSUD
dr. Abdoer Rahem Situbondo yang disesuaikan berdasarkan kriteria
perawatan pasien adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan pasien
No Hari Kategori Perawatan Klien Jumlah
pasien
Total care Partial care Self care
1. Senin, 01-10-2018 2 3 0 5
2. Selasa,02-10-2018 2 5 1 8
3. Rabu, 03-10-2018 1 4 2 7

Dari hasil observasi tentang tingkat ketergantungan pasien berdasarkan


kriteria perawatan pasien selama 3 hari paling banyak dalam kategori
partial care.

b. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


1. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan
selama 3 hari)
Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per- shiftnya,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas

Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0.20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Sumber: perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas
Jumlah rata-rata perawat perhari berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien dari tanggal 1 Oktober – 3 Oktober 2018 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

Hari Klasifikasi klien Jlh Jumlah Total Jumlah kebutuhan perawat


ke Klien perawat
tersedia
Min Part Tot P S M P S M
1 0 3 2 5 5 3 3 11 Min= 0 x0,17 = 0 Min= 0 x0,14 = 0 Min= 0 x0,07 = 0
Part= 3 x0,27= 0,81 Part= 3 x0,15=0,45 Part= 3 x0,10= 0,30
Tot= 2x 0,36= 0,72 Tot= 2 x 0,30 = 0,60 Tot= 2x 0,20= 0,40
Jumlah = 1,53 Jumlah = 1,05 Jumlah = 0,70
2 1 5 2 8 5 3 3 11 Min= 1 x 0,17 = 0,17 Min= 1 x0,14 = 0,14 Min= 1 x 0,07 = 0,07
Part= 5 x 0,27= 1,35 Part= 5 x 0,15= 0,75 Part= 5 x0,10= 0,50
Tot= 2 x 0,36= 0,72 Tot= 2 x 0,30 = 0,60 Tot= 2 x 0,20= 0,20
Jumlah = 1,79 Jumlah = 1,49 Jumah= 1,37
3 2 4 1 7 5 3 3 11 Min= 2 x 0,17 = 0,34 Min= 2 x 0,14 = 0,28 Min= 2 x 0,07 = 0,14
Part= 4 x 0,27 = 0,56 Part= 4 x 0,15 = 0,60 Part= 4 x 0,10 = 0,40
Tot= 1 x 0,36 = 0,36 Tot= 1 x 0,30 = 0,30 Tot= 1 x 0,20 = 0,20
Jumlah = 1,26 Jumlah = 1,18 Jumah= 0,74
4,58  5 3,72  4 2,81  3
Sumber: data primer Ruang Melati 1 Oktober – 3 Oktober 2018

Total tenaga perawat: 5 + 4 + 3 = 12 orang


Jumlah tenaga lepas dinas per hari: (86x12):279 = 3,69  4 orang
Jumlah perawat yang dibutuhkan: 12 + 4 + 2 = 18 orang
Berdasarkan tabel 2.4 mengenai jumlah tenaga perawat dan tingkat
ketergantungan pasien di ruang Melati sesuai dengan perhitungan Douglas
rata – rata jumlah kebutuhan tenaga keperawatan perhari sebanyak 18
orang.
2. Berdasarkan Gillies

Keterangan:
TP = tenaga perawat
A = jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dihasilkan pasien)
B = Rata-rata klien/hari
TT = jumlah tempat tidur
C = jumlah hari libur
Perhitungan menggunakan rata-rata jumlah pasien selama 3 hari
A = 2 x 2 jam = 4 jam (perawatan langsung minimal)
= 4 x 3 jam = 12 jam (perawatan langsung sebagian)
= 2 x 6 jam= 12 jam (perawatan lengsung total)
= 7 x 1 jam = 7 jam (perawatan tidak langsung)
Total jam= 28 + 7 = 35 jam
Pendidikan kesehatan = 7 x 0,25 = 1,75 2 jam
Jumlah total waktu perawatan/ hari = 35 + 2 / jumlah pasien
= 37 / 7 = 5,2 jam 5 jam
Jumlah kebutuhan perawat

dibulatkan menjadi 7 orang


Untuk cadangan sebesar 20% menjadi 20 % x 7 = 1 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan keseluruhan 7 + 1 = 8 orang
3. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010. RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
merupakan rumah sakit tipe C, sehingga perbandingan antara jumlah
perawat dengan jumlah tempat tidur (TT) adalah 2 : 3. Ruang melati
memiliki jumlah total tempat tidur sebanyak 11, maka jumlah perawat
yang dibutuhkan adalah 8 orang perawat. Berdasarkan standardisasi
ketenagaan berdasarkan Kemenkes 340 tahun 2010, perbandingan
perawat dan tempat tidur di ruang Bangau adalah 16 : 11.
Tabel 2.5 Perbandingan penghitungan kebutuhan tenaga perawat
Berdasarkan tingkat Berdasarkan Berdasarkan Permenkes RI No Jumlah perawat Jumlah Perawat Ruangan
ketergantungan klien formula Gillies 340/MENKES/PER/III/2010 Ruangan (harian) (perawat : TT)
(Douglas) (Jumlah Perawat : Jumlah TT)
18 orang 8 orang 8 : 11 1 Karu 2 Ketua Tim dan 17 : 11
14 perawat/bidan
pelaksana
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan perawat dengan menggunakan Douglas, Gillies, dan Permenkes RI No
340/MENKES/PER/III/2010 didapatkan bahwa jumlah kebutuhan perawat di Ruang Melti sebanyak 8-18 perawat.
Interpretasi:
Saat ini jumlah perawat di ruang Melati RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo sebanyak 13 perawat dan 4 bidan, jadi jumlah
ketenagaan di ruang Melati termasuk dalam kategori memenuhi kebutuhan.
c. Alur masuk pasien
Berdasarkan diagram alur masuk di Ruang Melati RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo, didapatkan hasil seperti dibawah ini:

DIDAMPINGI :
PENDAFTARAN PASIEN
KELUARGA
PIHAK BERWENANG

POLI IGD

PENDAFTARAN

PASIEN MASUK RUANG MELATI RUANGAN LAIN

PERAWATAN PASIEN
Gambar 2.3 Alur masuk pasien

Pasien datang ke RSUD


PASIEN dr. Abdoer
PULANG Rahem Situbondo dapat PEMBAYARAN
SEMBUH bersama keluarga
MENINGGAL
atau penanggung jawab pasien. Jika pasien pertama kali PERAWATAN DI LOKET
datangTERPADU
melalui ruang
RUJUK
IGD , maka pasien akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan berupa
pemeriksaan oleh dokter, pemeriksaan penunjang, perawatan oleh perawat,
hingga pemberian obat. Keluarga pasien atau penanggung jawab kemudian harus
melengkapi registrasi di tempat pendaftaran pasien. Setelah registrasi selesai,
maka pasien akan diberikan ruang perawatan sesuai dengan keadaan dan
kemampuan pasien. Perawat UGD akan menghubungi ruang yang bersangkutan,
dan setelah itu perawat ruangan akan menyiapkan ruangan. Setelah ruangan
dinyatakan siap, perawat IGD akan mengantarkan pasien ke ruangan tersebut,
dalam hal ini adalah ruang Melati. Diruang perawatan melati, perawat IGD
melakukan timbang terima dengan perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan
perawatan yang ibutuhkan klien sesuai dengan indikasi. Pasien kemudian
menjalani perawatan hingga pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu
rujukan, jika pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu rujukan,
keluarga harus menyelesaikan pembayaran perawatan di loket terpadu.
Alur masuk ruang Melati jika pasien dari poli spesialis dimulai dari pertama
kali pasien melakukan pendaftaran kemudian pasien melakukan pemerikssaan
sesuai dengan poli spesialis yang akan dituju. Jika pasien disarankan untuk
rawat inap, pasien kemudian melakukan pendaftaran untuk menjalani rawat inap.
Setelah itu petugas menyiapkan ruangan, kemudian perawat poli spesialis
melakukan timbang terima ke perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan
keperawatan di ruangan dan pasien menjalani perawatan hingga pasien
dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu rujukan, jika pasien dinyatakan
sembuh, meninggal maupun perlu rujukan, keluarga harus menyelesaikan
pembayaran perawatan di loket terpadu.
Alur masuk ruang Bangau jika melalui ruang lain, dimulai dengan
pemeriksaan oleh DPJP ataupun jika terdapat permintaan dari pihak pasien untuk
pindah ruang/kelas. Jika smua prosedur administrasi telah di setujui, perawat
ruangan lain seperti Ruang OK, ruang HD, dan Ruangan lain di RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo akan melakukanpemesanan kamar di ruang Melati.
Perawat ruang Melati kemudian akan menyiapkan kamar dan prosedur
perpindahan nya akan sama seperti alurmasuk klien dari IGD maupun poli.

d. Analisis masalah pada bagian ketenagaan


Analisis terkait kekuatan dan kelemahan untuk pengembangan ruang
Melati yaitu:
1) Tidak semua ketenagaan di ruang melati memiliki latar belakang
pedidikan seorang perawat, terdapat juga yang memiliki latar
belakang dari D4 dan D3 Kebidanan.
2) Terdapat program pelatihan dari rumah sakit yang dapat diikuti oleh
perawat ruangan, namun dalam pelaksanaannya pelatihan tersebut
tidak rutin.
3) Sebagian besar tenaga medis di ruang Melati RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo telah mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan,
jenis pelatihan yang ada diantaranya adalah pelatihan diklat ahli,
pelatihan Managemen Keperawatan, BLS, PPGD/BCLS, Komunikasi
Efektif, Resusitasi Cairan, dan pelatihan APAR.
4) Ketenagaan di ruang melati yaitu terdapat 6 orang perawat profesional
dan 11 orang perawat vokasional, hal tersebut sesuai dengan standart
jumlah perbandingan perawat profesional dan perawat vokasional
berdasarkan pada hasil kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners
Indonesia (AIPNI) dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat
RTA AIPNI pada 13 Oktober 2016
5) Banyaknya keluarga pasien yang mengikuti perkembangan teknologi
informasi merupakan hal yang perlu diperhatikan perawat, Adanya
tindakan yang tidak sesuai dengan harapan pasien akan dengan mudah
disebarluaskan sehingga mempengaruhi citra rumah sakit
6) Adanya kesempatan bagi perawat diruangan untuk mengikuti
pelatihan diluar rumah sakit.
7) Perawat ruang melati diberikan kebebasan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan dengan catatan melalui prosedur yang telah ditetapkan
oleh rumah sakit

Analisis Swot M1

UNSUR MANAJEMEN BOBOT RATING BOBOT X RATING

Internal factor (IFAS)

1. Strength S–W=
a. 11 orang tenaga kesehatan 4-2,6= 1,4
diruang Melati telah
mengikuti pelatihan
diantaranya pelatihn
Diklat ahli, Managemen 0,50 4 2
keperawatan, BLS,
PPGD/BCLS, Komunikasi
Efektif, Resusitasi cairan,
dan APAR
b. Ketenagaan di ruang
melati yaitu terdapat 6
orang perawat profesional
dan 11 orang perawat
vokasional, hal tersebut 0,50 4 2
sesuai dengan standart
jumlah perbandingan
perawat profesional dan
perawat vokasional

TOTAL STRENGTH 1 8 4
2. WEAKNESS
a. Tidak semua ketenagaan di
ruang melati memiliki latar
belakang pedidikan seorang
0,4 2 0,8
perawat, terdapat juga yang
memiliki latar belakang dari
D4 dan D3 Kebidanan
b. Terdapat program
pelatihan dari rumah sakit
yang dapat diikuti oleh
perawat ruangan, namun 0,6 3 1,8
dalam pelaksanaannya
pelatihan tersebut tidak
rutin dilaksanakan.

TOTAL WEAKNESS 1 5 2,6

JUMLAH TOTAL IFAS 1,4

UNSUR MANAJEMEN BOBOT RATING BOBOT X RATING

Eksternal factor (EFAS)

3. Opurtunity O–T=
Adanya kesempatan bagi 3,50-3,00 =
perawat diruangan untuk 0,50
0,25 2 0,50
mengikuti pelatihan diluar
rumah sakit.
Perawat ruang melati
diberikan kebebasan untuk
melanjutkan jenjang
pendidikan dengan catatan 0,75 4 3
melalui prosedur yang
telah ditetapkan oleh
rumah sakit

TOTAL OPURTUNITY 1 6 3,50

4. Threats
Banyaknya keluarga
pasien yang mengikuti
perkembangan teknologi
informasi merupakan hal
yang perlu diperhatikan
perawat, Adanya tindakan
1 3 3
yang tidak sesuai dengan
harapan pasien akan
dengan mudah
disebarluaskan sehingga
mempengaruhi citra
rumah sakit

TOTAL THREATS 1 3 3

JUMLAH TOTAL EFAS 0,50

Diagram Layang
Analisis SWOT yang di dapat pada tabel diatas didapat nilai total skor
sebagai berikut:
a. Strength : 4,00
b. Weakness : 2,60
c. Oppurtunity : 3,50
d. Threats :3
Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness, dengan selisih (+) 1,40
dan nilai Opportunity diatas nilai Threats dengan selisih (+) 0,50. Dari hasil
identifikasi faktor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram
dibawah ini :

Opportunity (+3,50)

I. Agresif
III. Turn Around

(+) 0,50
(+)1,4
Weakness (-2,60) Strength (+4,00)

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats (-3)

Anda mungkin juga menyukai