Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA ANAK

1.Identifikasi masalah : kejang demam pada anak


2.Pengantar :
a. Bidang studi : ilmu kesehatan anak
b. Topik : penanganan kejang demam
c. Sub topik : penanganan terjadinya kejang demam pada anak
d. Sasaran : ibu-ibu
e. Hari/tanggal :
f. Jam :
g. Waktu dan Tempat : 30 menit, Poli Anak RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen
3.Tujuan
a. Tujuan instruksional umum : Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x 60 menit
diharapkan masyarakat khusus ibu-ibu mampu mengetahui bagaiman pencegahan
terjadinya kejang demam pada Anak agar tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
1) Tujuan istruksioanal khusus :
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui apa yang dimaksud dengan kejang demam
2) Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui tanda dan gejala kejang demam pada anak
3) Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui bagaimana penanganan yang harus diberikan
pada saat anak mengalami kejang demam
4) Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui mekanisme terjadinya kejang demam
5) Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui cara alternative yang digunakan saat anak
mengalami kejang demam
6) Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui bagaimana sikap dalam menghadapi anak
dengan kejang demam
7) Masyarakat (Ibu-ibu) mengetahui pola hidup bersih dan sehat sangat berpengaruh
pada proses terjadinya kejang demam

4.Materi : Terlampir
5.Metoda :
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
6.Media :
a. Leaflet
b. Camera digital untuk pendokumentasian
7.Kegiatan pembelajaran

JAM/WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUHAN
5 Menit Orientasi
· Memberi salam Menjawab salam
· Mengingatkan kontrak Peserta ingat dengan

· kontrak

Menjelaskan maksud dan Kooperatif,peserta


tujuan mengerti tujuan

· Menanyakan kesediaan Klien bersedia

· apersepsi
Klien mampu menjawab
pertanyaan
20 Menit Kerja menjelaskan pengertian Klien mendengarkan
polio penjelasan
·
5 Menit
· Melakukan evaluasi Peserta mampu menjawab
pertanyaan
· Memberi salam penutup Menjawab salam

8.Pengesahan
Nama mahasiswa :
a.Arsida Ulfa Aulia
b.Chandra Dewi Cahyani
c.Endah Sudarsih
Nama Pembimbing :

9.Evaluasi :
a. Evaluasi persiapan
1) Materi sudah siap 3hari sebelum dilakukan pembelajaran
2) Media sudah siap 2hari sebelum penkes
3) Undangan sudah diedarkan 3hari sebelum dilakukan pembelajaran
4) Tempat sudah siap 2hari sebelum penkes
5) SAP sudah siap 2hari sebelum penkes
b. Evaluasi Proses
1) 75% peserta datang tepat waktu
2) Audiens memperhatikan pendidikan kesehatan dari pembelajaran
3) Media dapat digunakan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
1) Apa yang dimaksud dengan kejang demam?
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab dengan benar
2) Sebutkan tanda dan gejala kejang demam?
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menyebutkan beberapa tanda dan gejala kejang demam
dari yang telah dijelaskan oleh narasumber
3) Bagaimana penanganan kejang demam?
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab dengan benar
4) Bagaimana mekanisme terjadinya kejang demam?
Masyarakat (ibu-ibu) mengerti mekanisme terjadinya kejang demam
5) Cara alternative apa yang baik digunakan dalam penanganan kejang demam?
Masyarakat (ibu-ibu) menjelaskan cara alternative yang digunakan saat anak
mengalami kejang demam
6) Bagaimana sikap kita dalam mengetahui jika anak kita mengalami kejang
demam?
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjelaskan cara mengahadapi ketika anak mengalami
kejang demam
7) Bagaimana cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan?
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab serta menjelaskan pola hidup bersih dan sehat
serta fungsinya
10. Lampiran materi

MATERI
DEFINISI
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak yang
berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam tergantung dibagian
otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum .
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2009).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah
kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik
serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.

PENYEBAB KEJANG DEMAM


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
1.Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama
2.Riwayat kejang demam dalam keluarga
3.Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
4.Riwayat demam yang sering
5.Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 2009;
Soetomenggolo, 2013). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis,
faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat
menyebabkan kejang demam.
6.Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7.Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
8.Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
9.Gabungan dari faktor-faktor diatas.

TANDA DAN GEJALA


1. Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku
2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala
3. Pernafasan bermasalah
4. Hilang kesadaran
5. Mengompol
6. Muntah
7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 102 F/ 38.5 C

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
b. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
c. Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
2. Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
a. Kejang lama dan bersifat lokal
b. Umur lebih dari 6 tahun
c. Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
d. EEG setelah tidak demam abnormal

Tiga jenis kejang demam, yaitu :

1. Kejang demam kompleks


Diagnosisnya :
a. Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
b. Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
c. Kejang bersifat fokal/multipel
d. Didapatkan kelainan neurologis
e. EEG abnormal
f. Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
g. Temperatur kurang dari 39 derajat celcius
2. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
a. Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
b. Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
c. Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
d. Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
e. Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
f. Temperatur lebih dari 39 derajat celcius
3. Kejang demam berulang
Diagnosisnya :
a. Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam (Soetomenggolo,
2013)

Saat anak mengalami Kejang Demam, hal hal penting yang harus kita lakukan
antara lain :
1. Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.

2. Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras
atau tajam

3. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat
mengalir keluar darimulut

4. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya
sendiri.

5. Hubungi dokter anak anda

6. Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan.


Jangan memegang anak untuk melawan kejang

Pencegahan
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang demam
muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.
Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya
berikan acetaminophen (Tylenol, others) atau ibuprofen (advil, motrin, others) begitu anak anda
demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat dikurangi dengan cara
memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam hari.
Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan Reye’s Syndrome.
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote), rectal diazepam
(valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan karena adanya resiko efek samping
yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda pasien karena
sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap tumbuh sehat walau
mengalami kejang demam ini.

DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L., Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.

Soetomenggolo, T.S., lsmael, S., 2013. Buku Ajar Neurologi Anak , Jakarta, BP Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai