Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

MENINGITIS

Dosen pembimbing:

Sri Anik Rustini, SH, S.Kep.,Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

2016
MENINGITIS

Disusun Oleh:

Cahyani Tri Fajarwati 1510007

Ignatius Eri 1510020

Martha Ayu Agustin 1510031

Ratnasari Hardiyanti 1510044

Riska Eldyani AP 1510046

Zulfa Ruly 1510060

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah Menginitis ini
dapat terselesaikan pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Muliah Neurobehaviour.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Sri Anik Rustini, SH, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen dan Penanggung Jawab
Mata Kuliah Neurobehaviour
2. Teman-teman angkatan 21 prodi S1 Ilmu keperawatan STIKES Hangtuah
Surabaya
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah lebih lanjut.
Akhir kata, semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya,23 November 2016

Penyusun

Asuhan Keperaatan Meningitis Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ........................................................................................................................ 3

2.2 Etiologi ........................................................................................................................ 3

2.3 Jenis ............................................................................................................................. 3

2.4 Patofisiologi ................................................................................................................ 4

2.5 Konsep MAP ............................................................................................................... 5

2.6 Manifestasi klinis ........................................................................................................ 8

2.7 Pemeriksaan penunjang............................................................................................... 8

2.8 Penatalaksanaan .......................................................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................................... 10

BAB IV ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Hasil pemeriksaan .................................................................................................... 11

4.2 Pemeriksaan fisik ...................................................................................................... 11

4.3 Pemeriksaan B1-B6 ................................................................................................... 13

4.4 Pemeriksaan penunjang............................................................................................. 17

Asuhan Keperawatan Meningitis Page ii


4.5 Analisa data ............................................................................................................... 18

4.6 Prioritas masalah ....................................................................................................... 21

4.7 Rencana keperawatan ................................................................................................ 21

4.8 Tindakan dan evaluasi keperawatan.......................................................................... 23

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27

Asuhan Keperawatan Meningitis Page iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Salah satu upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah melalui Program Pemberantasan
Penyakit Menular (P2M) yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian dan kecacatan serta mengurangi dampak sosial dari penyakit
menular. Dengan kemajuan teknologi, di negara maju banyak penyakit menular
yang telah mampu diatasi, bahkan ada yang telah dapat dibasmi. Namun,
masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk
negara berkembang, salah satunya adalah penyakit meningitis.
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai
piameter(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang
lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial/suatu
peradangan selaput otak yang biasanya diikuti pula oleh peradangan
otak/peradangan pada selaput meninges yang menyelubungi otak yang
disebabkan oleh bakteri atau virus.Meningitis dibagi menjadi dua golongan
berdasarkan perubahan yang terjadipada cairan otak yaitu meningitis serosa
dan meningitis purulenta. Meningitis serosaditandai dengan jumlah sel dan
protein yang meninggi disertai cairan serebrospinalyang jernih. Penyebab yang
paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis danvirus.
Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang
bersifatakut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh
bakterispesifik maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan
meningitis purulentayang paling sering terjadi.Penularan kuman dapat terjadi
secara kontak langsung dengan penderita dandroplet infection yaitu terkena
percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairantenggorok penderita.17

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 1


Saluran nafas merupakan port dentree utama pada penularanpenyakit ini.
Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara dari
pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara
hematogen(melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan
memperbanyak diri didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada
selaput otak dan otak.
1.2 Rumusan masalah
Apa penyebab terjadinya penyakit meningitis?
Bagaimana cara penyembuhannya?
Apa saja tanda dan gejala penyakit meningitis?
1.3 Tujuan Penulisan
Agar mengetahui definisi dari pada penyakit meningitis,
Agar mengetahui apa penyebab dari penyakit meningitis,
Agar mengetahui perjalanan penyakit meningitis dari sehat sampai sakit,
Agar mengetahui tanda dan gejala dari penykit meningitis,
Agar mengetahui cara-cara pengobatan dari penyakit meningitis.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).
Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya terbatas didalam ruang subaraknoid, namun
pada bayi cenderung meluas sampai kerongga subdural sebagai suatu efusi
atau empiema subdural (leptomeningitis), atau bahkan kedalam otak
(meningoensefalitis). (Satyanegara,2010)
2.2 Etiologi
1. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus
pneumonia dan Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negative.
2. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria
meningitidis dan Diplococcus pneumonia.
(Satyanegara,2010)
2.3 Jenis
A. Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah
haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus
group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan
Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing
dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil,
monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan
lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam
cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis
menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan
peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan
mengalami infark.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 3


B. Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus,
seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya
terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak
ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada
seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari
jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang
terlibat.
2.4 Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.
Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir
melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum
tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti
jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis,
memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.
Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur
tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung
antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang
masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya
mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada
piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan
menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan
kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan
sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 4


2.5 Konsep MAP

Bakteri, virus, jamur, protozoa Masuk ke nasofaring Menyerang pembuluh darah


(mikroorganisme)

Masuk keserebral melalui


Masuk melalui luka terbuka
pembuluh darah

Tromboemboli Menyebar ke CSS Peningkatan TIK

Kolaps pembuluh darah Kerusakan Adrenal Meningitis Reaksi lokal pada meningen

Hiperfusi Metabolism bakteri Akumulasi sekret

Peningkatan Peningkatan vaskolitis


GANGGUAN PERFUSI Peningkatan komponen darah
permeabilitas kapiler darah
JARINGAN OTAK

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 5


Kebocoran cairan dari Peningkatan volume cairan
Sel neuron pada RAS Edema serebral
intravaskuler diinterstitial
tidak dapat melepaskan Mesensepalon Postulat Kelien monroe
ketokolamin

Desensepalon

Penurunan tingkat
kesadaran
Penekanan pada
hipotalamus

KETIDAKEFEKTIFAN POLA
NAPAS
Peningkatan rangsang
pada hipofise posterior

Demam

Keringat berlebih

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 6


KEKURANGAN Diaphoresis
VOLUME CAIRAN

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 7


2.6 Manifestasi Klinis
1. Neonatus: menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot
melemah, menangis lemah.
2. Anak-anak dan remaja: demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori
kejang, mudah terstimulasi, foto pobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma,
kaku kuduk, tanda kering dan brudzinski positif, ptechial (menunjukkan infeksi
meningococal).
3. Ciri khas: penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang tinggi, kesadaran yang
menurun (lethargi atau gaduh gelisah), nyeri kepala, muntah dan kaku kuduk.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa
darah menurun, protein meningkat, tekanan cairan meningkat, asam laktat meningkat,
glukosa serum meningkat, identifikasi organisme penyebab.
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab.
3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab.
4. Kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab.
5. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi; Na+ naik dan K+ turun.
6. Osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH.
7. MRI, CT-Scan/angiografi.
2.8 Penatalaksanaan
1. Obat anti inflamasi
a. Meningitis tuberkolosa
Isooniazid 10-20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1
tahun
Rifamfisin 10-15 mg/kg/24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun.
Streptomisin sulfat 20-40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1-2 kali sehari,
selama 3 bulan.
b. Meningitis bakterial, umur <2 bulan.
Sefalosporin generasi ke-3
Ampisilin 150-200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari.
c. Meningitis bakterial, umur >2 bulan.
Ampisilin 150-200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari.
Sefalosporin generasi ke 3

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 8


2. Pengobatan simtomatis
a. Diazepam IV 0,2-0,5 mg/kg/dosis, atau rectal 0,4-0,6/mg/kg/dosis kemudian
dilanjutkan dengan Fenitonin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
b. Turunkan demam dengan antipiretik parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis
sambil dikompres air.
3. Pengobatan suportif
a. Cairan intravena
b. Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 9


BAB III

TINJAUAN KASUS

Tn.M umur 19 tahun datang ke UGD diantar keluarga dengan kendaraan pribadi pada
pukul 14.00, dalam kondisi kesadaran Somnolen. Keluarga mengatakan sebelum dibawa ke
RS klien mengalami sakit kepala, muntah kurang lebih 3x, panas , dan Nyeri karena adanya
infeksi virus pada selaput otaknya nyeri terasa berdenyut-denyut dengan skala nyeri 5(dari 1-
10), nyeri setiap saat, Keluarga juga mengatakan kakek klien pernah mengalami riwayat
penyakit Tuberkulosis

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 10


BAB IV

ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Hasil pemeriksaan


Secara umum :
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/60 mmhg
b. Suhu : 40oC
c. Nadi : 96x/menit
d. Pernafasan : 24x/menit
GCS
Eye: 2 Verbal: 3 Motorik: 4 total: 9
Tingkat kesadaran : Samnolen
BB : 45 kg
TB : 165 cm
4.2 Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala oval, rambut kusam, sedikit pembengkakan pada bagian
kepala.
Palpasi : nyeri tekan pada bagian kepala.
Mata :
Inspeksi : ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil menggunakan senter klien
memejamkan matanya dengan kuat, konjungtiva pucat, warna sklera putih,
terdapat lingkaran hitam disekitar mata.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian mata.
Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, warna hidung sama dengan warna kulit sekitar
wajah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering dan pucat, terdapat warna keputih-putihan pada
lidah, gusi warna merah muda, gigi kurang bersih.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 11


Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan di sekitar mulut.
Telinga :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, simetris telinga kiri
dengan yang kanan.
Palpasi : nyeri tekan disekitar telinga.
Leher :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar , tidak ada pembesaran
vena jugularis.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat nyeri tekan pada
punggung leher.
Ekstremitas atas :
Inspeksi : terdapat ruam petechie.
Palpasi : nyeri tekan pada kulit.
Dada :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, tidak ada
pembengkakan.
Palpasi : nyeri tekan pada dada.
Perkusi : pekak.
Auskultasi : bunyi pernafasan rales (crekles).
Abdomen :
Inspeksi : warna kulit sama dengan warna kulit disekitar, bentuk abdomen
cekung.
Auskultasi : bunyi peristaltik usus 37x/menit
Palpasi : nyeri tekan di abdomen kiri atas
Perkusi : bunyi timpani
Ektremitas bawah
Inspeksi : ektremitas bawah simetris kiri dan kanan dan terdapat pembengkakan
pada bagian lutut dan pergelangan kaki, babinski positif
Palpasi : nyeri tekan pada bagian lutut dan pergelangan kaki

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 12


4.3 Pemeriksaan B1-B6
1. B1 (BREATHING)
Bentuk dada : Simetris
Pergerakan : Normal
Otot bantu nafas tambahan : tidak ada
Jika ada, jelaskan : tidak ada
Respiratory Rate : 24x/menit
Irama nafas : ronchi + / +
Kelainan : tidak ada
Pola nafas : eupneu
Taktil / Vocal fremitus : normal
Suara nafas : ronchi + / +
Suara nafas tambahan : tidak ada
Sesak nafas : tidak ada
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada
Warna : tidak ada
Eksresi : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Jika ada, Lokasi : tidak ada
MASALAH : Ketidakefektifan Pola Nafas

2. B2 (BLOOD)
Ictus : berdenyut
Irama Jantung : regular
Nyeri dada : tidak ada
Jika iya, jelaskan : tidak ada
Bunyi jantung : tunggal
Bunyi Jantung Tambahan : tidak ada
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
CRT : > 3 detik
Akral : hangat,merah,kering
Oedema : tidak ada
Jika iya, jelaskan :-

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 13


Pembesaran Kelenjaran getah bening : tidak ada
Jika ada, Jelaskan dimana : tidak ada
Pendarahan : tidak ada
MASALAH : Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral otak

3. B3 (BRAIN)
GCS eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 total : 15
Refleks fisiologis : Tidak ada gangguan (normal)
Refleks patologis : Tidak ada gangguan (normal)
N. Kranial I : pasien dapat membedakan bau
N. Kranial II : pasien dapat melihat dengan baik
N. Kranial III : rangsang pupil isokor
N. Kranial IV : pasien dapat menggerakkan bola mata ke bawah
N. Kranial V : pasien dapat berkedip saat diberi rangsang
N. Kranial VI : pasien dapat menggerakkan bola mata
N. Kranial VII : senyum pasien simetris
N. Kranial VIII : pasien dapat berbicara dengan baik
N. Kranial IX : pasien dapat menggerakkan lidah
N. Kranial X : pasien dapat menelan dengan baik
N. Kranial XI : pasien dapat menggerakkan kepala dengan bebas
N. Kranial XII : pasien dapat menjulurkan lidah
Kepala : simetris
Nyeri : tidak ada
Paralisis : tidak ada
Penciuman
Bentuk Hidung : simetris
Septum : simetris
Polip : tidak ada
Gangguan/kelainan : tidak ada
Wajah & pengelihatan
Mata : simetris
Kelainan : tidak ada
Pupil : isokor
Refleks cahaya :+/+

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 14


Konjungtiva : pucat
Sklera :bening
Lapang pandang : normal
Gangguan/kelainan : tidak ada
Pendengaran
Telinga : normal
Kelainan : tidak ada
Kebersihan : bersih
Gangguan : tidak ada
Alat bantu : tidak ada
Lidah
Kebersihan : bersih
Uvula :nomal
Kesulitan telan : tidak ada
Berbicara :normal
MASALAH : tidak ada masalah keperawatan

4. B4 (BLADDER)
Kebersihan : bersih
Ekskresi : lancar
Kandung kemih : normal
Nyeri tekan : tidak ada
Eliminasi uri SMRS
Frek : 7x/24jam
Jumlah :1500 cc
Warna : kuning jernih
Eliminasi uri MRS
Frek : 5x/24jam
Jumlah : 1700 cc
Warna : kuning jernih
Alat bantu : tidak ada
Gangguan : tidak ada
MASALAH : tidak ada masalah keperawatan

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 15


5. B5 (BOWEL)
Mulut : simetris
Membran Mukosa : kering
Gigi/gigi palsu : tidak ada
Faring : normal
Pola makan & minum SMRS
Makan : 3x/hari
Jenis : nasi biasa
Minum : 7x/hari
Pantangan : tidak ada
Pola makan & minum di RS
Diit : tidak ada
Frekwensi : tidak ada
Nafsu makan : sedang
Muntah : tidak
Mual : tidak
Jenis : TKTP
NGT : tidak ada
Porsi : 1x/hari
Frekwensi minum
Jumlah : 4x/24jam
Jenis : air mineral
Bentuk Perut : normal
Peristatik : aktif
Kelamin abdomen : tidak ada
Hepar : normal
Lien : normal
Nyeri abdomen : tidak ada
Rectum dan anus : tidak ada massa/normal
Eliminasi alvi SMRS
Frekwensi : 1x/hari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : padat
Eliminasi alvi MRS

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 16


Frekuensi : 1x/hari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek
Colostomi : tidak ada
MASALAH : tidak ada masalah keperawatan

6. B6 (Bone)
Rambut, kulit kepala : lebat, bersih
Warna kulit : sawo matang
Kuku : clubbing finger
Turgor kulit : menurun
ROM : terbatas
Jika terbatas, pada sendi : pinggang dan patela
Kekuatan Otot : 4444 4444
5555 5555
Tulang : tidak ada kelainan
Kelainan jaringan/trauma : tidak ada
Lain-lain : kaki terdapat oedema
MASALAH : tidak ada masalah keperawatan

4.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Analisis CSS dari pungsi lumbal
Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah
putih meningkat ; glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri
Glukosa serum meningkat
LDH serum meningkat
Sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neotofil (4000-
10000/mm3)nilai normal
Elektrolit darah abnormal
ESR/LED meningkat L(0-15 mm/jam) P(0-20 mm/jam) nilai normal
Kultur darah/hidung/tenggorokan?urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 17


MR/CT Scan ; dapat membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematoma daerah serebral,homoragik atau tumor
Ronsen dada, kepala, dan sinus : mungkin ada indikasi infeksi atau sumber
infeksi intracranial

4.5 Analisa Data


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS. Meningitis Ketidakefektifan
Pasien mengatakan dadanya pola nafas
terasa sesak Metabolism bakteri

DO. Akumulasi secret


TD: 100/60mmHg
N: 96x/menit Peningkatan komponen darah
RR:24x/menit
S: 40 C Peningkatan vaskolitis darah
Suara nafas ronchi + / +
Pasien tampak sesak nafas Peningkatan premeabilitas kapiler

Kebocoran cairan dari


intravaskuler

Peningkatan volume cairan


diinterstitial

Edema serebral

Postulat kelien Monroe

Mesensepalon

Sel neuron pada ras tidak dapat


melepaskan ketokolain

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 18


Penurunan tingkat kesadaran

Ketidakefektifan pola napas

2. DS. Meningitis Kekurangan


Pasien mengatakan mual dan volume cairan
muntah kurang lebih 3x Metabolism bakteri

DO. Akumulasi secret


TD: 100/60
RR: 24x/menit Peningkatan komponen darah
N: 96x/menit
S: 40 C Peningkatan vaskolitis darah
Pasien tampak lemas
Mukosa bibir kering dan pucat Peningkatan premeabilitas kapiler
Kulit kering
Turgor kulit menurun Kebocoran cairan dari
Eliminasi urin SMRS 7x/hr intravaskuler
1500ml, setelah MRS 5x/hr
1700ml Peningkatan volume cairan
diinterstitial

Edema serebral

Postulat kelien Monroe

Desensepalon

Penekananpada hipotalamus

Peningkatan rangsang pada


hipofise posterior

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 19


Demam

Keringat berlebih

Diaphoresis

Kekurangan volume cairan

3. DS. Pembuluh darah yg mengalami Resiko


Pasien mengatakan, nyeri inflamasi di dalam area sekitar ketidakefektifan
kepala, pusing. otak mengeluarkan cairan sebagai perfusi jaringan
respon permeabilitas sel otak(serebral)
DO.
Konjungtiva pucat . Cairan serebrospinal mengalami
CRT= >3detik kekeruhan, terbentuk eksudat
Kesadaran : somnolen
Suhu : 38oC Eksudat yang purulen
TD : 100/60 mmhg menginfiltrasi saraf kranial dan
Nadi : 96x/menit membloks fleksus
Respirasi : 24x/menit
Pasien tampak menggunakan koroid dan villi arakhnoid.
napas cuping hidung Eksudat menyebabkan inflamasi
Perubahan fungsi motorik: dan edema lebih lanjut sel
Motorik kasar (otot) meningeal
4444 4444
5555 5555 Pembesaran pembuluh darah,
Motorik halus: eksudat,
- reflek fisiologis gangguan aliran CSF dan edema
- reflek patologis sel meningeal menyebabkan
peningkatan TIK

Dengan peningkatan TIK, maka

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 20


perfusi serebral menurun dan
kehilangan autoregulasi serebal
4.6 Prioritas Masalah
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (serebral)
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Kekurangan volume cairan

4.7 Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERWATAN HASIL
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Bina Hubungan Saling
nafas asuhan keperawatan selama Percaya terhadap pasien
3x24 jam pasien 2. Observasi tanda-tanda
menunjukkan pola nafas vital
yang efektiif dengan kriteria 3. Monitor oksigen sesuai
hasil: kebutuhan pasien
1. Klien menunjukkan 4. Auskultasi suara nafas
jalan nafas paten 5. Ajarkan kepada pasien
(pasien merasa tidak untuk batuk efektif
tercekik, dan tidak 6. Anjurkan kepada pasien
ada suara nafas untuk memposisikan
abnormal). tubuh se nyaman
2. Pernafasan mungkin
vesikuler, pasien
tidak dispneu dan
mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah)
3. Tanda-tanda
vitaldalam batas
normal

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 21


TD:120/80mmHg
RR: 12-20x/menit
N:80-100x/menit
S: 36,5-37,5 oC

2. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intake dan output


cairan asuhan keperawatan selama pasien
2x24 jam diharapkan 2. Monitor tanda tanda vital
kekurangan volume cairan 3. Anjurkan kepada pasien
tidak terjadi dengan criteria dengan minum yang
hasil: banyak.
1. Tidak ada tanda- 4. Monitor status
tanda dehidrasi hidrasi(kelembaban
2. Elastisitas turgor membrane mukosa, nadi)
kulit baik, jika diperlukan
membrane mukosa 5. Kolaborasikan dengan
lembab, tidak ada dokter dalampemberian
rasa haus yang cairan IV
berlebihan
3. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
berat badan

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 22


3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda status
perfusi jaringan otak asuhan keperawatan selama neurologis dengan GCS.
(serebral) 2x24 jam diharapkan pasien 2. Monitor tanda-tanda vital
berhubungan dengan mampu kembali dalam seperti TD, Nadi, Suhu,
peradangan dan keadaan Respirasi dan hati-hati pada
edema pada otak dan neurologis,meningkatkan hipertensi sistolik
selaput otak kesadaran pasien dengan 3. Bantu pasien untuk membatasi
criteria hasil: gerak atau berbalik di tempat
1. Kesadaran tidur
meningkat 4. Ajarkan kepada pasien dan
2. Tekanan darah keluarganya tentang cara
dalam rentang meminimalkan factor resiko
normal ketidakefektifan perfusi
(120/80mmHg) jaringan serebral
5. Berikan cairan perinfus
dengan perhatian ketat.
6. Monitor AGD bila diperlukan
pemberian oksigen

4.8 Tindakan dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola 1. observasi TTV S.. pasien mengatakan
nafas TD: 100/60mmHg sudah tidak sesak lagi
RR: 22x/menit O.
N: 96x/menit - pasien tampak tidak
S: 38 C menggunakan oksigen
2. mengkaji keadaan umum - Keadaan umum pasien
pasien baik
3. memberi terapi oksigen nasal TD: 110/70mmHg
2-3 liter RR: 20x/menit

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 23


4. mengajarkan pasien cara N: 96x/menit
batuk efektif S: 37,5 C
5. mengatur posisi pasien A. masalah teratasi
(semifowler) sebagian
P. intervensi dilanjutkan
(2,3,4,5,6)
2. Kekurangan volume 1. mengkaji intake dan output S. pasien mengatakan
cairan pasien. sudah tidak lemas lagi
Makan/minum: 1x/600ml O.
Mual/muntah: +/+ - pasien tampak tidak
BAB/BAK: -/1x lemas
2. observasi TTV - turgor kulit kenyal
TD: 110/70mmHg - mukosa bibir lembab
RR: 20x/menit Makan/minum: 2x/5x
N: 90x/menit 1500 ml
S: 37,5 C Mual/muntah: -/+
3. memantau keadaan umum BAB/BAK: 1x/3x
pasien A. masalah teratasi
4. memberikan obat per oral sebagian
5. menganjurkan pasien untuk P. intervensi dilanjutkan
sering-serin minum (1,2,3,4,5)
6. memberikan cairan infuse RL

3. Ketidakefektifan 1. Melakukan bed rest total pada S : Ibu klien mengatakan


perfusi jaringan otak klien dengan posisi tidur bahwa tanda-tanda
(serebral) terlentang tanpa bantal spastik masih terjadi
berhubungan dengan 2. Memonitor tanda-tanda status
peradangan dan neurologis O:
edema pada otak dan 3. Memonitor intake dan output Suhu : 38oC
selaput otak 4. memonitor tanda-tanda vital TD : 110/70 mmhg
Suhu : 38oC Nadi : 98x/menit
TD : 100/60 mmhg Respirasi : 22x/menit
Nadi : 96x/menit - Tangan dan kaki klien

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 24


Respirasi : 24x/menit masih terlihat kaku
5. Membantu pasien untuk dan tegang
membatasi gerak atau berbalik - Keadaan umum
di tempat tidur. klien masih lemah
6. Kolaborasi
Berikan cairan perinfus A : Masalah belum
dengan perhatian ketat. teratasi
Monitor AGD bila
diperlukan pemberian P : Lanjutkan intervensi
oksigen (1-6)
Berikan terapi sesuai advis dokter
seperti: Steroid, Aminofel,
Antibiotika

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 25


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadipada


cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.Meningitis dapat disebabkan
oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah
virus dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal
dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak
yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat.Pasien meningitis
dengan kesadaran menurun cenderung mengalami gangguan asupan gizi, karena secara
otomatis Intrake peroral yang dibutuhkan untuk mendukung therapi hydrasi yang terbatas
untuk mencegah komplikasi oedeem cerebi, menjadi berkurang, selain untuk memenuhi
kebutuhan energi bagi pasien.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 26


DAFTAR PUSTAKA

Nuratif, Amin Huda. 2015. Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
NANDA jilid 3.Jogjakarta: MediAction Publishing.

Asuhan Keperawatan Meningitis Page 27

Anda mungkin juga menyukai