Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“SENAM KAKI DIABETES”

Disusun Oleh :

Fiddiah Kurnia A.B

NIM. 2030036

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES HANG TUAH SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Senam Kaki Diabetes


Waktu : Kamis, 17 November 2020
Tempat : Pagesangan
Sasaran : Lansia RT 01
Jenis : Pendidikan Kesehatan

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus yaitu salah satu kelompok penyakit yang


berkarakteristik ditandai dengan hiperglikemia serta terjadi kelainan sekresi
insulin atau salah satu tanda dari keduanya. (Setiati, Alwi, Sudoyo,
Simadibrata, Setyohadi, Syam, 2015). Menurut Lemone (2016) klasifikasi
diabetes melitus ada 4 yaitu tipe 1, tipe 2, tipe spesifik lain, tipe gestasional.
Menurut data Interntional Diabetes Federation (2015) menyatakan bahwa
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia sejumlah 161.572 penderita
diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 215.200.000
penderita diabetes melitus pada tahun 2040 dan prevalensi diabetes melitus
di kota Semarang pada tahun 2015 sejumlah 1790 kasus diabetes melitus
(Profil kesehatan kota Semarang, 2015).
Beberapa komplikasi yang sering timbul pada penderita diabetes
melitus yaitu neuropati, nefropati, retinopati, gangguan pembuluh darah dan
gangguan muskuloskeletal. Komplikasi gangguan muskuloskeletal seperti
kontraktur dupuytren, carpal tunnel sindrom, keterbatasan gerak sendi,
fasciitis plantaris, neuropatik osteoartropathy, osteoarthritis, osteolisis,
osteoporosis, osteopenia, hiperostosis dan kelemahan otot khususnya pada
tungkai bawah disebabkan karena resistensi insulin dimana gula darah tidak
masuk kedalam sel-sel otot untuk disimpan sebagai energi yang
mengakibatkan lemahannya pada otot kecil kaki (Elizabeth, 2010; Ervasti &
virtanen, 2016; Lemone, 2016).
Penatalaksanaan yang digunakan dalam mencegah komplikasi yaitu
penatalaksanan farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanan
farmakologi merupakan pemberian terapi insulin dan obat oral pada
penderita diabetes melitus, sedangkan penatalaksanaan non farmakologi
merupakan tindakan mandiri perawat untuk mencegah komplikasi dengan
pemberian edukasi penurunan berat badan dan latihan jasmani.
Terdapat beberapa latihan jasmani diantaranya adalah jalan kaki santai,
berenang, bersepeda, joging, dan senam kaki diabetes. Senam kaki diabetes
yaitu salah satu bentuk latihan jasmani penderita diabetes mellitus
pada semua usia untuk menghindari adanya luka sehingga sirkulasi
darah bagian kaki dapat dilancarkan. Salah satu cara mengatasi penyakit
DM dilakukan senam kaki diabetes dalam mengatasi keterbatasan
pergerakan sendi, kelainan pada bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot
kecil kaki, paha, betis, memperbaiki sirkulasi darah (Widianti & Atikah,
2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2010) dengan judul
pengaruh senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi darah kaki pada pasien
yang mengalami penyakit DM di RSUD Haji Adam Malik menunjukkan
bahwa ada pengaruh senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi darah kaki
pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai p=0,002. Penelitian yang
lain Endrianto (2012) dengan judul efektifitas senam kaki diabetes melitus
dengan koran terhadap tingkat sensitifitas kaki pada pasien diabetes melitus
tipe 2 menunjukkan senam kaki diabetes dengan koran efektif meningkatkan
sensitifitas kaki dengan nilai p=0,000. Penelitian lain Sumarni dan Yudhono
(2013) dengan judul pengaruh terapi senam kaki terhadap penurunan
glukosa darah pada lansia dengan diabetes melitus di posyandu lansia desa
ledug kecamatan kembaran banyumas menunjukkan bahwa berpengaruh
terapi senam kaki terhadap penurunan glukosa darah pada lansia dengan
diabetes melitus nilai p=0,014.
Hasil survei yang dilakukan peneliti di RSI Sultan Agung Semarang
pada bulan Januari sampai bulan Juli 2016 pasien sejumlah 34 pasien
dengan diabetes melitus tipe 2. Ketika peneliti melakukan observasi
kekuatan otot pada responden diabetes melitus tipe 2 sejumlah 6
responden, ada 4 responden yang mengalami penurunan kekuatan otot
dengan nilai kekuatan otot kaki kiri 3, karena pada saat responden diminta
peneliti melawan tahanan responden dapat menggerakan otot dengan
tahanan minimal Sedangkan pada saat peneliti mewawancarai semua
responden mengetahui komplikasi dari diabetes melitus. Namun, keenam
responden tersebut tidak mengetahui cara mencegah komplikasi diabetes
melitus dengan non farmakologi seperti senam kaki diabetes. Terkait
dengan variabel yang diukur untuk penderita tipe 2 pada penelitian
sebelumnya oleh Nasution (2010), Endriyanto (2012), Sumarni dan
Yudhono (2013) ada variabel yang memiliki kesamaan yaitu senam kaki,
melihat adanya fenomena tersebut belum ada penelitian mengenai
kekuatan otot kaki. Maka dari itu peneliti tertarik meneliti pengaruh senam
kaki diabetes melitus terhadap peningkatan kekuatan otot kaki pada
penderita diabetes melitus tipe2.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30
menit diharapkan sasaran dapat memahami tentang cara melakukan
senam kaki diabetes
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30
menit, diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian diabetes melitus
b. Menyebutkan kembali faktor penyebab diabetes melitus
c. Dapat memahami, tentang cara penanganan penyakit diabetes
melitus
d. Dapat mempraktikan senam kaki diabetes melitus
e. Dapat mengetahui komplikasi yang terjadi dengan pasien diabetes
melitus

C. Struktur Penyuluhan
1. Tempat : RT 01 Pagesangan
2. Pelaksanaan : 10.00 WIB
3. Durasi : 30 menit
4. Alat dan sarana : Leaflet dan Koran Bekas

D. Pengroganisasian
1. Moderator, (Fiddiah Kurnia A.B) bertugas :
a) Memimpin dan mengorganisasikan jalannya penyuluhan mulai dari
pembukaan sampai selesai
b) Mengarahkan penyuluhan
c) Memandu proses penyuluhan
2. Penyaji, (Fiddiah Kurnia A.B) bertugas:
a) Menyampaikan atau menjelaskan pokok bahasan penyuluhan
b) Menggali pengetahuan peserta
3. Fasilitator, (Fiddiah Kurnia A.B) bertugas:
a) Memfasilitasi peserta untuk bersiap mengikuti penyuluhan
b) Membimbing peserta untuk mengikuti jalannya penyuluhan
c) Memperhatikan respon peserta saat penyuluhan
4. Observer, (Fiddiah Kurnia A.B) bertugas:
a) Mangawasi jalannya penyuluhan
b) Mencatat proses penyuluhan disesuaikan dengan rencana
c) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses penyuluhan
d) Menyusun laporan dan menilai hasil penyuluhan dibantu dengan
moderator

E. Materi
1. Pengertian senam kaki diabetes
2. Cara melakukan senam kaki diabetes
F. Kegiatan penyuluhan

Waktu Tahap Kegiatan Sasaran


kegiatan Penyuluhan
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada sasaran 2. Mendengarkan penyuluhan
2. Menyampaikan topic dan tujuan menyampaikan topic dan
pendkes kepada sasaran tujuan
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan 3. Menyetujui kesepakatan
pelaksanaan pendkes dengan sasaran waktu pelaksanaan pendkes
20 menit Kegiatan 1. Mengkaji ulang pengetahuan sasaran 1. Menyampaikan
inti tentang materi diabetes melitus pengetahuannya tentang
2. Menjelaskan materi penyuluhan materi penyuluhan
kepada sasaran tentang senam kaki 2. Mendengarkan penyuluhan
diabetes menyampaikan materi
3. Mendemostrasikan contoh cara 3. Memperhatikan
melakukan senam kaki diabetes penyuluhan saat
4. Memberikan kesempatan kepada demonstrasi
sasaran untuk menanyakan hal-hal 4. Menanyakan hal-hal yang
yang belum dimengerti dari materi tidak dimengerti dari materi
yang dijelaskan penyuluh penyuluhan
5 menit Penutup 1. Kepada sasaran tentang materi senam 1. Menjawab pertanyaan yang
diabetes melitus diajurkan penyuluhan
2. Menyimpulkan materi penyuluhan 2. Mendengarkan
senam diabetes melitus yang telah penyampaian kesimpulan
disampaikan kepada sasaran 3. Mendengarkan penyuluhan
3. Menutup acara dan mengucapkan menutup acara dan
salam serta terimakasih kepada menjawab salam
sasaran
G. Antisipasi Masalah
Jika pada saat kegiatan berlangsung terjadi masalah seperti:
1. Apabila ada peserta yang akan meninggalkan proses penyuluhan:
mencegah peserta dan menganjurkan peserta untuk duduk kembali dan
menjelaskan kepada peserta tentang pentingnya senam kaki diabetes
2. Apabila tidak ada peserta yang bertanya: memancing responden agar
bertanya dengan cara menanyakan kepada responden, sehingga
responden akan termotivasi untuk bertanya.
3. Apabila responden tidak menjawab saat diberikan pertanyaan: penyaji
sedikit mengulang dan menjelaskan apa yang telah disampaikan lalu
anjurkan peserta untuk mengulang apa yang sudah disampaikan.
4. Apabila peserta ramai saat penyuluhan berlangsung: fasilitator
memberikan instruksi kepada peserta agar tidak ramai dan kembali fokus
pada penyuluhan

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP
b. Kesiapan media dan tempat
c. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta di undang
d. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
b. Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP
c. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
d. Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan
e. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
f. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya
pendidikan kesehatan tentang senam kaki diabetes
b. Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu
pencegahan dan penanganan pasien dengan diabetes melitus
c. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

I. Materi
Terlampir
Lampiran
Materi

SENAM KAKI DIABETES

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes Melitus merupakan keadaan gula dalam darah tinggi melebihi kada
r gula dalam darah yang normal. Diabetes Melitus juga popular dengan nam
a kencing manis itu adalah kondisi yang diderita oleh seseorang kerena kek
urangan hormon insulin (Refelina Widjadja, 2009).
B. Etiologi (Faktor)
1. Faktor Genetik
2. Faktor Imunlogi
3. Usia (Resistensi Insulin, >65th
4. Obesitas (Kegemukan)
5. Hipertensi (Darah Tinggi)
(Refelina Widjadja, 2009)
C. Tanda Dan Gejala
1. Gula Darah Puasa > 120 mg/dL
2. Gula Darah 2 Jam Sesudah Makan > 200 mg/dL
3. Sering Kencing
4. Sering Haus
5. Sering Lapar
(Refelina Widjadja, 2009)
D. Pengertian Senam Kaki Diabetes Melitus
Senam kaki diabetes melitus adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien yang menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya
luka dan membantu memperlancar peredaran darah bagian kaki. (Setyoadi
& Kushariyadi. 2011. Hal: 119)
E. Tujuan Senam Kaki Diabetes Melitus
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah  terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha 
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
(Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 119)
F. Manfaat Senam Kaki Diabetes Melitus
1. Mengontrol gula darah 
2. Dapat menurunkan berat badan. 
3. Memberikan keuntungan psikologis 
4. Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin
5. Mencegah terjadinya DM yang dini terutama bagi orang dengan
riwayat keluarga
(Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 119)
G. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan
dalam posisi duduk), hanskun.
2. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi
pasien, Jaga privacy pasien
4. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
Gambar 1. Pesien duduk di atas kursi

c. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan


keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali

Gambar 2. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas

d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas.Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki
kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat

e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas

f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan


memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai

g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi
sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki ,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur.
Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat

l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan
hanya sekali saja
m. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
n. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
p. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Gambar 7. Membentuk kertas koran

(Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 120 - 123)


DAFTAR PUSTAKA

Atun. 2010. Diabetes Melitus. Bantul: Kreasi Wacana


Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada
Klien Psikogeriatrik . Jakarta: Salemba Medika.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenali Gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka  populer 
Obor
Potter, P.A., dan A.G. Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,  Proses, dan Praktik . Edisi 4. Jakarta: EGC
Refelina, W., 2009, Penyakit Kronis, Tindakan, Pencegahan, Pengobatan Secara
Kronis maupun Tradisional, Jakarta: Bee Media Indonesia.
Regensteiner, J.G. 2009.Diabetes and Exercise.New York: Humana Press
Setyoadi & Kushariyadi,. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikog
eriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.
Smeltzer, Suzzanne C .2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal  Bedah  Brunner &
Suddarth Ed.8. Jakarta :  EGC.

Anda mungkin juga menyukai