Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Penyakit Jantung Bawaan

Kelompok 2

1. Dewi Parembun 201821001


2. Dewi Nur Sukmawati 201821007
3. Dwi Puspitasari 201821011
4. Erika Dewi Fortuna 201821014
5. Fani Agung Mulyono 201821015
6. Ika Nindi wahyuningsih 201821017
7. Lea Christina 201821020
8. Metri Satya D. 201821023
9. Septiana Rahayu 201821031

STIKES ST ELISABETH SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/ 2020


(SAP)

1. Topik

Pendidikan kesehatan tentang Penyakit Jantung bawaan pada


neonates.

2. Latar Belakang

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur dan fungsi pada


jantung yang muncul pada saat kelahiran . di berbagai negara maju
sebagian besar pasien PJB dapat di deteksi lebih dini pada usia bayi , atau
bahkan saat neonateus , sedangkan di negara berkembang , pasien
terkadang di bawa berobat setelah besar , di samping itu masih banyak di
temukan pasien nasa neonates dan bayi usia muda meninggal sebelum di
periksa oleh dokter . di indonesia , 7 – 8 bayi perseribu kelahiran hidup di
lahirkan dengan penyakit jantung bawaan . angka kejadian PJB yang
tinggi menyebabkan kelainan ini merupakan kelainan bawaan yang sering
di temukan dia antara kelainan – kelainan lain, jenis lain .(1)

Anak dengan PJB memiliki kelainan struktur jantung yang dapat


berupa lubang atau defek pada sekat ruang jantung . penyempitan atau
sumbatan katub atau pembuluh darah yang berasal atau yang bermuara ke
jantung ataupun abnormalitas figurasi jantung serta pembuluh darah .
Gangguan hemodinamik akibat kelainan jantung yang menyebabkan
peningkatan volume paru dapat memberikan gejala yang menggambarkan
derajat kelainannya , derajat gangguan prtumbuhan , sianosis ,
berkurangnya toleransi latihan , kekerapan infeksi , saluran berulang , serta
komplikasi neurologis .

Menurut maret dimes , satu dari pada 125 bayi yang lahir di United
Statest memiliki kelainan jantung bawaan. Bahkan, keilainan ini adalah
yang paling umum diantara semua cacat lahir. Dalam 2 tahun International
Pediatric Cardiology Meeting di Cairo, Egypt, 2008 Dr. Sukma Tulus
Putra lebuh lanjut mengungkapkan 45.000 bayi Indonesia terlahir dengan
PJB tiap tahun. Dari 220 juta penduduk Indonesia, di perhitungkan bayi
yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang
PJB. Sebuah total yang sangat besar dan tidak menutup kemungkinan
jumlahnya akan terus meningkat.(1) Maka dari itu, kami mengadakan
penkes tentang Penyakit Jantung Bawaan untuk menginformasikan kepada
orang tua, tentang bagaimana merawat anak yang memiliki Penyakit
Jantung Bawaan.

3. Tujuan
3.1 Tujuan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada orang tua pasien dan
keluarga pasien diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang
Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
3.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan PJB orang tua pasien :
1. Mampu mengetahui apa itu Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
2. Mampu mengetahui penanganan pada anak PJB
3. Mampu mengetahui bagaimana merawat anak yang memiliki
PJB
4. Mampu mengetahui kapan anak yang memiliki PJB harus di
operasi
5. Mampu mengetahui bagaimana aktivitas pada anak yang
memiliki PJB
6. Mampu mengetahui Nutrisi yang baik untuk anak yang
memiliki PJb
7. Mampu mengetahui jenis PJB
4. Sasaran dan Target

Sasaran : Orang Tua Pasien


Target : Orang Tua Pasien

5. Sup Pokok Pembahasan


1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
2. Factor yang mempengaruhi Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
3. Pencegahan dari Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
6. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Simulasi
7. Media dan Alat
Media : Leaflet dan flipchart
8. Setting Tempat

Keterangan :
A
A : Perawat

B : Ibu pasien

B C : Pasien

9. Waktu dan Tempat


Tempat : Ruang Melati
Waktu : 25 menit
Tanggal : 13 Januari 2020
10. Strategi Pelaksanaan

N Tahap/wakt Kegiatan Mahasiswa Kegiatan audience


o u

1. Pembukaan a. Salam pembukaan a. Menjawab salam


(5 menit) b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri dan tujuan penjelasan
pendidikan c. Menyampaikan
kesehatan persepsi materi
c. Persepsi penkes

2. Inti 15 a. Menjelaskan ap a. Mendengarkan


menit aitu PJB penjelasan
b. Menjelaskan apa b. Memperhatikan
saja factor PJB
c. Menjelaskan cara
pencegahan dari
PJB

3. Penutup 5 a. Memberikan a. Bertanya


menit kesempatan b. Menjawab
bertanya pertanyaan
b. Evaluasi dengan c. Memperhatikan
memberi d. Menjawab salam
pertanyaan secara
lisan
c. Menyimpulkan
materi
d. Mengucapkan
terimakasih

11. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu dengan pasien 1 hari sebelumnya.
b. Media penkes tersedia dengan jelas.
c. Lingkungan mendukung saat akan diadakannya penkes.
2. Evaluasi Proses
a. Target sasaran hadir pada saat pendidikan kesehatan.
b. Media dapat digunakan dengan baik .
c. Pasien berpartim9sipasi aktif dalam diskusi.
3. Evaluasi Hasil
a. Orang tua pasien mampu menjelaskan apa itu PJB
b. Orang tua pasien mampu menjelaskan apa penyebab PJB
c. Orang tua pasien mampu mengerti penanganan untuk anak yang
memiliki PJB
d. Orang tua pasien mampu mengerti aktivitas untuk anak yang
memiliki PJB
e. Orang tua pasien mampu mengerti Tatalaksana umum pada anak
PJB.
f. Orang tua pasien mampu mengetahui perawatan apa saja untuk
anak yang memiliki PJB
g. Orang tua pasien mampu mengetahui nutrisi apa yang baik untuk
anak yang menderita PJB.

12. Lampiran Materi


A. Pengertian Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Penyakit Jantung Bawaan adalah penyakit yang dibawa oleh anak
sejak ia dilahirkan akibat proses pembentukanjantung yang kurang
sempurna. Proses pembentukan jantung ini terjadi pada awal
pembuahan pada waktu jantung mengalami proses pertumbuhan dalam
kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan. Gangguan
pertumbuhan jantung pada janin ini terjadi pada usia tiga bulan
pertama kehamilan, karena jantung terbentuk sempurna pada saat
janin berusia 4 bulan, gejala awal dari PJB antara lain :
1. Kebiruan pada bibir, kulit, jari, dan jari kaki
2. Sesak napas atau kesulitan bernapas
3. Tidak nafsu makan ( bayi tampak tidak tertarik untuk minum asi )
4. Berat lahir kecil
5. Kadar oksigen yang rendah(1)
B. Penyebab dari Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
PJB merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan
perkembangan sistem kardiovaskular pada masa embrio. Terdapat
peranan factor endogen dan eksogen. Masih disangsikan apakah tidak
ada factor lain yang mempengaruhinya, Faktor tersebut adalah :
1. Lingkungan. Diferensiasi bentuk jantung lengkap pada
akhir bulan kedua kehamilan. Faktor penyebab PJB
terutama terdapat selama dua bulan pertama kehamilan
ialah rubella pada ibu dan penyakit virus lain, talidomid dan
mungkin obat obatan lain, radiasi.
2. Hereditas. Faktor genetic mungkin memegang peranan
kecil saja , walaupun demikian beberapa keluarga
mempunyai insiden PJB tinggi, jenis PJB yang sama
terdapat pada anggotaa keluarga yang sama.
Kelainan jantung kadang kadang berhubungan dengan jenis
kelamin, sebabnya ialah kelainan genetic. Pada anak laki laki,
banyak terdapat AS, koarktasio aorta, TPGV,TF, sedangkan anak
perempuan PDA, ASD, dan PS(2)
C. Penanganan pada anak yang memiliki PJB

a. Sianosis / kebiruan
Adanya kebiruan atau sianosis, Jika terjadi sianosis
pada bayi, mintalah tenaga kesehatan untuk segera
mengecek saturasi oksigen pada bayi, jika saturasi
oksegen rendah, dibawah 90%, bayi akan diberikan
terapi oksigen.
b. Sesak nafas
Yang harus dilakukan jika bayi mengalami sesak nafas
adalah mintalah pada tim medis untuk memberikan terapi
oksigen. Jika sesak nafas tidak berkurang, bayi
memerluakna lat bantu nafas. Pemeriksaan yang biasa
dilakukan adalh rontgen dan EKG.
c. Berat badan sulit naik
Pada anak dengan PJB, pertumbuhannya tidak seperti pada
orang biasanya, biasanya tubuhnya akn lebih kecil, untuk
menaikan berat badannya, berikan porsi makanan yang
lebih dibandingkan normalnya, agar anak tidak bosan,
berikan makanan dalam porsi sedikit namun sering.
d. Kelainan bawaan lain
Seringkali PJB juga ditemukan bersamaan
dengan kelainan bawaan lain dan merupakan
sindroma seperti sindroma down, jika ditemukan
kelainan bawaan di organ tubuh lain, segera
bawa anak untuk melakukan pemeriksaan
ekokardiografi.

D. Aktivitas pada anak yang mengalami PJB


Sebagian besar, anak dengan PJB dapat tetap aktif dalam beraktivitas, anak
disarankan untuk tetap aktiv secara fisik untuk menjaga kesehatan jantungnya,
meningkatkan fungsi dan kapasitas paru, meningkatkan imunitas dan mencegah
obesitas. Aktivitas fisik yang menyehatkan contohnya sepertin berenang santai,
bersepeda santai, berjalan cepat, namun perlu diperhatikan, dan segera hentikan
aktifitas bila anak mengalami :
a. Anak mengatakan pusing dan ingin pingsan
b. Anak merasa berdebar debar
c. Anak mengeluh sangat lelah
d. Anak menjadi biru (bisa termasuk PJB Sianotik).
jika hal itu terjadi, segera hentikan aktivitas, duduk
dengan rileks, atur pola nafas dan longgarkan pakaian
anak(3)

E. Diet untuk anak yang mengalami PJB


Bentuk paling umum dari terapi nutrisi pada PJB adalah penggunaan
formula tinggi kalori, sehingga mengurangi volume cairan yang
diberikan.strategi pemberian nutrisi tergantung pada usia, jenis
kelainan jantung, gangguan hemodinamik, operasi dan status nutrisi.
Status gizi pada anak dengan PJB diukur dengan menggunakan indeks
masa tubuh menurut umur (IMT/U), syarat pemberian nutrisi pada
anak dengan penyakit jantung bawaan adalah :
1. Kalori yang dibutuhkan tinggi untuk tumbuh
kejar yaitu sebesar 120-160 kkal/kgBB, dapat
dilakukan dengan cara :
a. Tambahkan susu di menu makanan
anak,bisa di campuran menu makan atau
diminum langsung
b. Gunakan butter /margarin tambahan saat
membuat makanan
2. Protein tinggi 10-15% dari kalori total atau 3-4
gram/hari, protein diperlukan untuk pembentukan otot
jantung. Pada keadaan gagal jantung, protein diberikan
rendah 1-2 g/hari, terutama dianjurkan adalah protein
nabati seperti : kacang kedelai, tahu dan tempe, sayur
bayam, buah alpukat, brokoli
3. Lemak 35-50% dari kalori total, dan sebaiknya
mengandung MCT seperti minyak kelapa sawit yang
dapat langsung diserap oleh usus halus
4. Karbohidrat sebesar 35-55% dari kalori total, sebaiknya
diberikan karbohidrat yang mengandung glukosa
polimer, oleh karenanya mempunyai osmolaritas yang
rendah dan menghasilkan kalori yang lebih banyak
5. Natrium sebaiknya tidak lebih dari 1 mEq untuk
mencegah hiponatermia dan gangguan pertumbuhan,
sedangkan bayi dengan PJB yang berat dan gagal
jantung kronik diberikan formula rendah Na, dan pada
anak yang lebih besar diberikan diet padat yang rendah
garam
6. Kalium : perlu penambahan kalium bila mendapatkan
pengobatan diuretik untuk menjaga keseimbangan
kalium dan mencegah hipokalemia
7. Serat diberikan sesuai kebutuhan untuk memudahkan
defekasi.
8. Makanan yang mengandung omega 3. Makanan yang
mengandung omega 3, dapat memelihara kesehatan
jantung dengan sangat baik, karna dapat berfungsi
menurunkan kadar kolestrol didalam darah sekaligus
dapat menurunkan tingkat tekanan darah, makanan
yang mengandung omega 3 antara lain : ikan salmon,
ikan sarden, ikan kembung, ikan kod, ikan teri, kuning
telur.(5)

Pemantauan yang perlu dilakukan menngenai pemberian diet pada


anak yang mengalami PJB yaitu :
a) Memastikan kalori dan protein yang cukup untuk
memfasilitasi kenaikan berat badan
b) Hindari pemberian cairan yang berlebihan pada keadaan yang
memerlukan pembatasan cairan
c) Memantau kebutuhan dan asupan natrium
d) Pemantauan elektrolit.(5)

I. Penatalaksanaan Umum
a. Tata laksana Konservatif
Restriksi cairan dan pemberian obat obatan
untuk mengurangi efek kelebihan beban jantung,
dan antibiotik profilatik untuk mencegah
endokardiis bakterial
b. Tata laksana Pembedahan
Pemotongan atau pengikatan duktus(4)
Syarat dilakukannya oprasi adalah :
 Ukuran arteri pulmonalis kanan dan kiri cukup besar dan
memenuhi kriteria yang diajukan oleh kirklin yang
disesuaikan berat badan
 Ukuran dan fungsi ventrikel kiri harus baik agar mampu
menampung aliran darah dan meompanya setelah terkoreksi
 Anak usia > 1 tahun, Pada anak usian sekitar atau lebih dari
1 tahun, secepatnya dilakukan pemeriksaan sadap jantung
untuk menilai diameter arteri pulmonalis dan cabang
cabangnya.(2)

c. Tatalaksana non pembedahan


Penutupan dengan alat penutup, dilakukan pada
waktu kateterisasi jantung (4)

J. Perawatan pada Penyakit Jantung Bawaan


a. Rutin periksakan anak ke Dokter spesialis jantung anak
Sebagian besar anak dengan PJB membutuhkan pemeriksaan
periodik jantung. Pada anak yang baru saja terdiagnosis dan
menjalani operasi, kontrol akan lebih sering, lalu bertahap menjadi
lebih jarang
b. Mencegah Infeksi
Anak dengan PJB, rentan terkena infeksi, anak dengan PJB harus
menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya, pemeriksaan gigi
rutin ke dokter gigi sangat dianjurkan, infeksi gigi merupakan
salahs satu rute masuknya kuman penyebab endokarditis
c. Makanan dan nutrisi
Beberapa bayi dan anak yang menderita PJB tidak dapat tumbuh
dan berkembang secepat anak lainnya. Anak akan merasa mudah
lelah ketika makanakibat jantung anak harus memompa lebih
kencang dari normal akibat kelainan jantung, sehingga anak
cenderung makan lebihnsedikit dan tidak mendapat kalori yang
cukup untuk tubuhnya, untuk pemberian makan kepada anak yang
menderita PJB, makanan dapat diberikan dengan porsi sedikit
tetapi sering, pastikan anak mendapat nutrisi yang baik untuk
menunjang tumbuh kembangnya
d. Dukungan emosional
Dengan semakin beranjak dewasa, beberapa anak akan mulai
merasa rendah diri, tubuh mereka terlihat lebih kecil dibandingkan
teman lainnya, dukungan sebagai orang tua sangat dibutuhkan pada
fase ini.
e. Rekam Medis
Setelah menjalani operasi, sangat penting sekali untuk tetap rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan jantung meski anak sudah
tumbuh besar untuk tetap menjaga kesehatannya(3)

f. Jenis dari Penyakit Jantung Bawaan


Secara garis besar penyakit jantung bawaan dibagi 2 kelompok,
yaitu penyakit jantung bawaan sianotik dan penyakit jantung bawaan
nonsianotik. Penyakit jantung bawaan sianotik ditandai oleh adanya
sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri, sebagai contoh
tetralogi Fallot, transposisi arteri besar, atresia trikuspid.
Termasuk dalam kelompok penyakit jantung bawaan nonsianotik
adalah penyakit jantung bawaan dengan kebocoran sekat jantung yang
disertai pirau kiri ke kanan di antaranya adalah defek septum ventrikel,
defek septum atrium, atau tetap terbukanya pembuluh darah seperti
pada duktus arteriosus persisten. Selain itu penyakit jantung bawaan
nonsianotik juga ditemukan pada obtruksi jalan keluar ventrikel seperti
stenosis aorta, stenosis pulmonal dan koarktasio aorta.
Kombinasi empat kelainan jantung bawaan tersebut adalah:
 Ventricular septal defect (VSD). Munculnya lubang
abnormal yang terbentuk di dinding yang memisahkan
ventrikel kanan dan kiri.
 Pulmonary valve stenosis. Kondisi ketika katup pulmonal
menyempit, sehingga darah yang menuju paru-paru
berkurang.
 Posisi aorta yang abnormal, yaitu bergeser ke kanan
mengikuti VSD yang terbentuk.
 Right ventricular hypertrophy atau penebalan abnormal
pada ventrikel kanan. Kondisi ini terjadi akibat kerja
jantung yang terlalu berat. Jika kondisi ini terus
berlangsung, jantung bisa melemah dan terjadi gagal
jantung.(3)
DAFTAR PUSTAKA
1. Adinda, Anindita Soetadji,Rina Pratiwi, 2018 , Pertumbuhan
Anak Penyakit Jantung Bawaan, Semarang,Jurnal Kedokteran
Diponegoro
2. Putri Amelia, 2019, Tetralogy Fallot, Sumatra Utara,
Departemen Kesehatan anak
3. Mulyadi M,Djer, Bambang Madiyono, 2016, Tatalaksana
Penyakit Jantung Bawaan, Jakarta, Sari Pediatri
4. Andre Tijahahu,2016 , Satuan Acara Penyuluhan PJB,
Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Imanuel.
5. Mardiati, Tiangsa Sembiring, 2017, Pemberian Nutrisi Pada
anak dengan Penyakit Jantung Bawaan, Medan, Departemen
Ilmu Kesehatan Anak.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai