Anda di halaman 1dari 7

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

KASUS RPK (RESIKO PERILAKU KEKERASAN)

Disusun Oleh
Kelompok 3:
1. Fransisco Xavier Boquifai (201711036)
2. Irianti Making (201711044)
3. Laurensia Hestika Dyah R. (201711048)
4. Marcellima Gebyar G. W. M. (201711050)
5. Yemima Sonya NM (201711065)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES St ELISABETH SEMARANG
TAHUN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai
suatu reaksi terhadap kecemasan yang meningkat, perasaan marah yang
kontruktif membuat perasaan menjadi lega. Perilaku kekerasaan atau
agresif suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan menurut Hartono
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan fisik baik pada dirinya maupun seseorang disertai dengan
amukan dan gelisah yang tidak terkontrol.
Perilaku kekerasan dianggap hal yang paling ekstrem dari amarah.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan disisi lain sehingga hal ini akan
mempengaruhi keadaan orang lain. Mekanisme yang diperlukan oleh
seorang perawat dalam dalam menangani klien dengan resiko perilaku
kekerasan adalah mengembangkan koping yang kontruktif dalam
mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang utama adalah
mekanisme pertahanan ego.
Adapun tanda gejala dari resiko perilaku kekerasan, yang pertama
adalah dapat dilihat secra fisik seperti mata melotot, tangan mengepal,
rahang mengatup, wajah tegang, postur tubuh kaku. Tanda gejala lainnya
dapat dilihat secara verbal yaitu mengumpat dengan kata-kata kasar, bicara
dengan nada keras, kasar, dan ketus. Perilaku yang dapat dilihat dari
pasien dengan resiko perilaku kekerasan adalah menyerang orang lain,
melukai diri sendiri dan merusak lingkungan sekitar.
Dalam menangani klien dengan resiko perilaku kekerasan bina
hubungan saling percaya kepada klien adalah kunci utama keberhasilan
dalam memberikan SP yang lainnya sehingga dengan hubungan saling
percaya antara perawat dengan klien menjadikan klien dapat
mengungkapkan perasaannya. Terapi aktivitas kelompok menjadi salah
satu cara klien dapat mebina hubungan saling percaya dengan perawat
yang ada, sehingga setelah terapi aktivitas kelompok dilakukan klien
diharapkan dapat menerima SP yang diberikan oleh perawat.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu mengikuti kegiatan aktivitas kelompok sesuai dengan
prosedur
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
4. Klien memperagakan SP yang diajarkan.
3. Alat
a. Speaker
b. Lagu
c. Bantal
d. Kertas dan bolpoin
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Tanya jawab
c. Bermain peran/stimulasi
5. Pengorganisasian
a. Leader (Irianti Making)
1. Menyusun rencana pembuatan proposal
2. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
3. Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota untuk
duduk sesuai setting tempat
4. Membacakan tujuan dari terapi aktivitas kelompok
5. Membacakan tata tertib
b. Co leader (Laurensia Hestika)
1. Membantu leader mengorganisasi anggota
2. Apabila terapi aktifitas pasif diambil oleh co leader
3. Menggerakan klien untuk aktif memperagakan SP
4. Mengulangi kegiatan sampai semua klien dapat menyebutkan SP
c. Fasilitator (Marcellina Gebyar dan Fransisco X. B)
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2. Memfasilitasi klien dalam jalannya acara tersebut
d. Observer (Yemima Sonya NM)
1. Mengobservasi jalannya terapi aktivitas kelompok mulai dari
persiapan, proses dan penutup
2. Mencatat semua proses yang terjadi
3. Melakukan evaluasi pada terapi aktivitas kelompok
4. Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok
6. Pemilihan Klien
1. Klien dengan masalah keperawatan RPK
2. Klien lain yang mau mengikuti Tak
7. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi TAK
2. Membuat kontrak dengan CI dan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1. Memberi salam terapeutik
2. Evaluasi validasi : menyakan perasaan pasien saat ini
3. Kontrak
a. Salam Terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan kegiatan
c. Menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
1) Jika ada klien yang ingin ke toilet, harus seizin dengan
perawat
2) Lama kegiatan 30 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Tahap kerja
Sesi I
1. Mendiskusikan penyebab marah
1) Membagikan kertas dan bolpoin
2) Pasien diminta untuk menuliskan pengalaman dan
penyebab marah
3) Meminta pasien untuk menuliskan tanda gejala yang
dialami
2. Memulai kegiatan terapi aktivitas kelompok
a. Leader beserta teman-teman pembawa acara TAK
mengajak para pasien untuk main berebut kursi dengan
music.
b. Kemudian Leader dibantu dengan tim mengarahkan klien
untuk berdiri sejajar. Leader memberi intruksi untuk
memulai permainan berkonsentrasi dengan suara musik
ketika berhenti para pasien akan menempati duduk yang
sudah disediakan. Jika ada pasien yang tidak mendapatkan
kursi, pasien harus mempraktikkan kembali SP yang sudah
diberikan.
c. Klien yang salah intruksi diminta maju dan membacakan
apa yang telah ditulis, kemudian Leader dan co ledaer
memperagakan SP RPK dan di tirukan oleh pasien.
Sesi II
1. Mendiskusikan Kegiatan Fisik pasien
a. Mendiskusikan Kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh
pasien dirumah
b. Menuliskan kegiatan positif yang dilakukan pasien di
kertas yang sudah dibagikan
c. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat (nafas dalam dan
memukul bantal)
2. Memulai kegiatan terapi aktivitas kelompok sesi II
a. Permainan yang kedua, Tim Tak membantu untuk memulai
kegiatan dengan memposisikan tangan klien untuk bermain
domikado dengan duduk melingkar.
b. Memulai permainan domikado, bagi klien yang kalah
diminta untuk berdiri dan membacakan kegiatan apa saja
yang dapat dilakukan serta memperagakan kegiatan fisik
yang digunakan untuk menyalurkan marah.
c. Permainan ini dilakukan sampai semua klien mendapat
giliran untuk memperagakan kegiatan.
d. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Tim Tak menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
kegiatan TAK
b. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan pasien menggunakan cara yang telah dipelajari
stimulus penyebab perilaku kekerasan
b. Menganjurkan pasien melatih secara teratur cara yang telah
dipelajari
c. Memasukan pada jadwal kegiatan harian pasien.
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu interaksi sosial asertif
b. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Daftar Pustaka
1. Riyadi, Sujono dan Teguh Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Kusumawati F dan Hartono Y. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai