Anda di halaman 1dari 12

1.

Analisa Data

DATA Interpretasi MASALAH

Ds : pasien mengeluh mual di Hipertiroid Ketidakseimbangan nutrisi


Kehilangan pengontrolan
perut, setiap kali makan kurang dari kebutuhan
normal sekresi HT
selalu dimuntahkan, tidak tubuh
Hipermetabolisme
makan 3 hari (SMRS), lidah Aktivitas GI meningkat
Peningkatan asam lambung
terasa pahit
Nausea
Do: ps terliahat lemas
Nutrisi kurang dari
keb.tubuh

Ds : pasien mengeluh sesak Hipermetabolisme meningkat Pola nafas tidak efektif


Keb. O2 yang digunakan sel
nafas pada saat berjalan ke
meningkat
kamar mandi.
Peningkatan kec. Nafas
Do : -
Hiperventilasi
Sesak

Ds : pasien mengatakan tidak Kadar LH dan FSH Konstipasi


bisa BAB terganggu
Do : - Meningkatnya hormon
progresteron dan estrogen

Penurunan peristaltik usus


Konstipasi

Ds : Px mengatakan sering Hipermetabolisme Penurunan Curah Jantung


Meningkatkan aktivitas
berkeringat
Do: Auskultasi jantung system cardiac
Peningkatan beban kerja
terdapat bising jantung ,
jantung
EKG atrial fibrilasi
Takikardi
Penurunan curah jantung

25
Ds: Pasien mengeluh ada Terjadi penimbunan Gangguan Citra tubuh
benjolan di lehernya yang kerbohidrat kompleks pada
semakin membesar dan ikut mata
Menahan air
bergerak jika menelan ,
Resistensi Cairan di belakang
DO: Terlihat benjolan pada
mata
leher pasien dan terdapat
Mendorong bola mata ke
eksoftalmus
depan
Mata menonjol keluar dari
tulang orbita

Ds : Ps mengeluh lemas, Hipermetabolisme Kelelahan


Sel-sel bekerja lebih kersas
badan pegal-pegal
Do : -
Kebutuhan O2 yang
digunakan sel meningkat
Peningkatan pengeluaran
energy tubuh pada keadaan
istirahat
Kelelahan

I. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL /DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


JAM
TERATASI
DITEMUKAN

Dx1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan beban kerja jantung akibat
hipermetabolisme ditandai dengan ps mengeluh sering
berkeringat, jantung terdapat bising systole, EKG atrial
fibrilasi

26
DX Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi d/d pasien
2 mengeluh sesak nafas pada saat berjalan ke kamar
mandi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake asupan tidak adekuat
Dx3
d/d px mengeluh mual di perut, setiap kali makan
selalu dimuntahkan, tidak makan 3 hari (SMRS), lidah
terasa pahit, ps terliahat lemas

Konstipasi b/d pola defekasi tidak teratur d/d pasien


Dx4 tidak bisa BAB.

Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan


Dx5 energy akibat hipermetabolik ditandai dengan ps
mengatakan badan pegel-pegel, lemas

Dx6 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan


dalam penampilan sekunder ditandai dengan perubahan
struktur dan fungsi dari mata, dan terdapat benjolan
pada leher

27
II. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung akibat hipermetabolisme ditandai dengan
px mengeluh sering berkeringat, jantung terdapat bising systole, EKG atrial fibrilasi

Tujuan :
Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung dengan kriteria hasil
- Tidak terdapat keringat yang berlebihan
- Tidak terjadi bising stystol
- Hasil EKG normal (tidak terdapat atrial fibrilasi)

Intervensi :
a. Kaji/pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan /paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat
dan teknik yang akurat.
Rasional : - perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang
masalah vaskular. Hipertensi berat diklarifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai
130; hasil pengukuran diastolik diatas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian maligna.
Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit
iskemi jantung bila tekanan diastolik 90 sampai 115.

b. Lakukan pemeriksaan EKG .


Rasional : Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada jantung.

28
c. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan
vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi /penurunan curah jantung.

d. Catat edema umum/ tertentu


Rasional : Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular.

e. Anjurkan teknik relaksasi , panduan imajinasi,aktivitas pengalihan


Rasional : Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek tenang, sehingga akan
menurunkan TD.

f. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.


Rasional : Respon terhadap terapi obat “steppen” (yang terdiri atas neureting, inhibitor simpatis dan vasodilator)
tergantung pada individu dan efek sinergis obat. Karena efek samping tersebut, maka penting untuk menggunakan
obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah

Kolaborasi
a. berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
Rasional : pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan respon hipertensif, dengan demikian menurunkan
beban gagal jantung.

2. Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi d/d pasien mengeluh sesak nafas pada saat berjalan ke kamar mandi.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan pola nafas dengan
kriteria hasil :
- Px tidak sesak nafas

Intervensi :
 Kaji fungsi pernapasan.

29
Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan
mengalami kelumpuhan.
 Auskultasi suara napas.
Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pneumonia.
 Observasi warna kulit.
Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera
 Kaji distensi perut dan spasme otot.
Rasional : kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan diafragma
 Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.
Rasional : membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.
 Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan.
Rasional : menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan
pernapasan.
 Pantau analisa gas darah.
Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah
dan PaCO2 meningkat.
 Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake asupan tidak adekuat d/d px
mengeluh mual di perut, setiap kali makan selalu dimuntahkan, tidak makan 3 hari (SMRS), lidah terasa pahit, ps terliahat
lemas
Tujuan : Setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil :

Px tidak mual lagi

Px tidak muntah
30
Lidah tidak terasa pahit

Px tidak lemas

Intervensi :
a) Pertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan.
Rasional : Mulut yang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa makanan dan meninbulkan mual.
b) berikan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung.
Rasional : Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat mengurangi beban saluran pencernaan.
c) Timbang berat badan pasien 3 hari sekali
Rasional : Menimbang berat badan saat baru bangun dan setelah berkemih untuk mengetahui berat badan mula-mula
sebelum mendapatkan nutrient.

Kolaborasi
a) Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat.
Rasional : Konsultasi ini dilakukan agar klien mendapatkan nutrisi sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya.
a. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik
Rasional : untuk mengurangi rasa mual

4. Konstipasi b/d pola defekasi tidak teratur d/d pasien tidak bisa BAB.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat defekasi dengan teratur (setiap
hari) dengan criteria hasil :

- Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari


- Konsistensi feses lembut
31
Intervensi :

 Tentukan pola defekasi bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya

Rasional : Untuk mengembalikan keteraturan pola defekasi klien

 Atur waktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan

Rasional: Untuk memfasilitasi refleks defekasi

 Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi

Rasional: Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal

 Berikan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3 liter per hari

Rasional: Untuk melunakkan eliminasi feses

Kolaborasi

Pemberian laksatif atau enema sesuai indikasi

Rasional : Untuk melunakkan feses

5. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat hipermetabolik ditandai dengan ps mengatakan
pegal-pegal, lemas

32
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi kelelahan dengan kriteria hasil:
- Px tidak pegal-pegal
- Px tidak lemas

Intervensi
Mandiri:
a. Pantau TTV klien saat istirahat dan setelah melakukan aktivitas.
Rasional: pengukuran TTV sebelum dan sesudah istirahat penting dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
TTV yang signifikan atau tidak.
b. Rencanakan waktu istirahat yang sesuai dengan jadwal sehari-hari klien (waktu istirahat dapat dilakukan diantara
aktifitas).
Rasional: istirahat yang cukup dapat menghemat energi klien dan dapat mengektifkan transpor oksigen.
c. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen
stres dan pengalih yang tepat.
Rasional: menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
d. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi
untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan
perbaikan kegagalan pernapasan.

33
e. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan/atau tidur.
Rasional: klien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau menunduk ke depan meja atau bantal.
f. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
Rasional: Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
g. Berikan klien dukungan yang positif dalam melakukan aktifitas
Rasional: dukungan yang positif dapat meningkatkan harga diri klien dan dapat menigkatkan motivasi klien.

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder ditandai dengan perubahan struktur dan
fungsi dari mata, dan terdapat benjolan pada leher.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 3X24 jam diharapkann klien dapat menyatakan penerimaan situasi diri,
memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif dengan kriteria hasil :
- Tidak terdapat benjolan pada leher
- Tidak terdapat eksoftalmus
Intervensi :
a. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan ,pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasional : Menigkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan baik antara pasien dan perwat.
b. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
c. Berikan informasi kepada keluarga untuk memberikan motivasi dan dukungan pada px
Rasional : Memungkinkan respon yang lebih membantu pasien dan meningkatkan rasa percaya diri

34
2. IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat .

3. EVALUASI
Dx 1:
 tidak terjadi penurunan curah
 Tidak terdapat keringat yang berlebihan
 Tidak terjadi bising stystol
 Hasil EKG normal (tidak terdapat atrial fibrilasi)

Dx 2:
 Px tidak sesak nafas

Dx 3 :
 Px tidak mual lagi

 Px tidak muntah

 Lidah tidak terasa pahit

 Px tidak lemas

Dx 4 :

 Px tidak pegal-pegal
 Px tidak lemas
Dx 5 :
 Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari
 Konsistensi feses lembut

Dx 6:
 Tidak terdapat benjolan pada leher
 Tidak terdapat eksoftalmus
DAFTAR PUSTAKA

24
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed4. Jakarta.
EGC. 1995.
Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 3 th ed. Jakarta : EGC.
Santoso, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima Medika.
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Erfandi. 2009. Konsep dasar Hipertiroid. http://forbetterhealth.wordpress.
com/2008/12/24/osteoporosis/[Akses : 17 Maret 2010]
Eko Indra P, dr. 2009. Kelenjar Tiroid. http://ifan050285.wordpress.com /
2010/02/12/kelenjar-tiroid/ [Akses : 17 Maret 2010]
Irga. 2009. Hipotiroidisme. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01
/hipotioidisme.html[Akses : 17 Maret 2010

25

Anda mungkin juga menyukai