Analisa Data
25
Ds: Pasien mengeluh ada Terjadi penimbunan Gangguan Citra tubuh
benjolan di lehernya yang kerbohidrat kompleks pada
semakin membesar dan ikut mata
Menahan air
bergerak jika menelan ,
Resistensi Cairan di belakang
DO: Terlihat benjolan pada
mata
leher pasien dan terdapat
Mendorong bola mata ke
eksoftalmus
depan
Mata menonjol keluar dari
tulang orbita
26
DX Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi d/d pasien
2 mengeluh sesak nafas pada saat berjalan ke kamar
mandi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake asupan tidak adekuat
Dx3
d/d px mengeluh mual di perut, setiap kali makan
selalu dimuntahkan, tidak makan 3 hari (SMRS), lidah
terasa pahit, ps terliahat lemas
27
II. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung akibat hipermetabolisme ditandai dengan
px mengeluh sering berkeringat, jantung terdapat bising systole, EKG atrial fibrilasi
Tujuan :
Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung dengan kriteria hasil
- Tidak terdapat keringat yang berlebihan
- Tidak terjadi bising stystol
- Hasil EKG normal (tidak terdapat atrial fibrilasi)
Intervensi :
a. Kaji/pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan /paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat
dan teknik yang akurat.
Rasional : - perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang
masalah vaskular. Hipertensi berat diklarifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai
130; hasil pengukuran diastolik diatas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian maligna.
Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit
iskemi jantung bila tekanan diastolik 90 sampai 115.
28
c. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan
vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi /penurunan curah jantung.
Kolaborasi
a. berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
Rasional : pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan respon hipertensif, dengan demikian menurunkan
beban gagal jantung.
2. Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi d/d pasien mengeluh sesak nafas pada saat berjalan ke kamar mandi.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan pola nafas dengan
kriteria hasil :
- Px tidak sesak nafas
Intervensi :
Kaji fungsi pernapasan.
29
Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan
mengalami kelumpuhan.
Auskultasi suara napas.
Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pneumonia.
Observasi warna kulit.
Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera
Kaji distensi perut dan spasme otot.
Rasional : kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan diafragma
Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.
Rasional : membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.
Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan.
Rasional : menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan
pernapasan.
Pantau analisa gas darah.
Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah
dan PaCO2 meningkat.
Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake asupan tidak adekuat d/d px
mengeluh mual di perut, setiap kali makan selalu dimuntahkan, tidak makan 3 hari (SMRS), lidah terasa pahit, ps terliahat
lemas
Tujuan : Setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil :
Px tidak muntah
30
Lidah tidak terasa pahit
Px tidak lemas
Intervensi :
a) Pertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan.
Rasional : Mulut yang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa makanan dan meninbulkan mual.
b) berikan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung.
Rasional : Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat mengurangi beban saluran pencernaan.
c) Timbang berat badan pasien 3 hari sekali
Rasional : Menimbang berat badan saat baru bangun dan setelah berkemih untuk mengetahui berat badan mula-mula
sebelum mendapatkan nutrient.
Kolaborasi
a) Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat.
Rasional : Konsultasi ini dilakukan agar klien mendapatkan nutrisi sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya.
a. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik
Rasional : untuk mengurangi rasa mual
4. Konstipasi b/d pola defekasi tidak teratur d/d pasien tidak bisa BAB.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat defekasi dengan teratur (setiap
hari) dengan criteria hasil :
Tentukan pola defekasi bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya
Atur waktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan
Kolaborasi
5. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat hipermetabolik ditandai dengan ps mengatakan
pegal-pegal, lemas
32
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi kelelahan dengan kriteria hasil:
- Px tidak pegal-pegal
- Px tidak lemas
Intervensi
Mandiri:
a. Pantau TTV klien saat istirahat dan setelah melakukan aktivitas.
Rasional: pengukuran TTV sebelum dan sesudah istirahat penting dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
TTV yang signifikan atau tidak.
b. Rencanakan waktu istirahat yang sesuai dengan jadwal sehari-hari klien (waktu istirahat dapat dilakukan diantara
aktifitas).
Rasional: istirahat yang cukup dapat menghemat energi klien dan dapat mengektifkan transpor oksigen.
c. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen
stres dan pengalih yang tepat.
Rasional: menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
d. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi
untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan
perbaikan kegagalan pernapasan.
33
e. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan/atau tidur.
Rasional: klien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau menunduk ke depan meja atau bantal.
f. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
Rasional: Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
g. Berikan klien dukungan yang positif dalam melakukan aktifitas
Rasional: dukungan yang positif dapat meningkatkan harga diri klien dan dapat menigkatkan motivasi klien.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder ditandai dengan perubahan struktur dan
fungsi dari mata, dan terdapat benjolan pada leher.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 3X24 jam diharapkann klien dapat menyatakan penerimaan situasi diri,
memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif dengan kriteria hasil :
- Tidak terdapat benjolan pada leher
- Tidak terdapat eksoftalmus
Intervensi :
a. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan ,pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasional : Menigkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan baik antara pasien dan perwat.
b. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
c. Berikan informasi kepada keluarga untuk memberikan motivasi dan dukungan pada px
Rasional : Memungkinkan respon yang lebih membantu pasien dan meningkatkan rasa percaya diri
34
2. IMPLEMENTASI
3. EVALUASI
Dx 1:
tidak terjadi penurunan curah
Tidak terdapat keringat yang berlebihan
Tidak terjadi bising stystol
Hasil EKG normal (tidak terdapat atrial fibrilasi)
Dx 2:
Px tidak sesak nafas
Dx 3 :
Px tidak mual lagi
Px tidak muntah
Px tidak lemas
Dx 4 :
Px tidak pegal-pegal
Px tidak lemas
Dx 5 :
Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari
Konsistensi feses lembut
Dx 6:
Tidak terdapat benjolan pada leher
Tidak terdapat eksoftalmus
DAFTAR PUSTAKA
24
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed4. Jakarta.
EGC. 1995.
Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 3 th ed. Jakarta : EGC.
Santoso, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima Medika.
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Erfandi. 2009. Konsep dasar Hipertiroid. http://forbetterhealth.wordpress.
com/2008/12/24/osteoporosis/[Akses : 17 Maret 2010]
Eko Indra P, dr. 2009. Kelenjar Tiroid. http://ifan050285.wordpress.com /
2010/02/12/kelenjar-tiroid/ [Akses : 17 Maret 2010]
Irga. 2009. Hipotiroidisme. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01
/hipotioidisme.html[Akses : 17 Maret 2010
25