OLEH :
KELOMPOK 1 B11-A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Keperawatan
Komplementer Dasar.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
dan khususnya profesi perawat,supaya ke depannya dapat diterapkan di dunia keperawatan.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
untuk kedepannya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa merberkati
segala usaha kita.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
konsep dasar penyakit migrain dan asuhan keperawatan komplementer pada pasien
migrain.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Migrain adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari
serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang. Migrain merupakan salah satu bentuk sakit
kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Price &Wilson, 2007.
Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-27 jam, biasanya sesisi,sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-berat, di
perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea,fotofoia dan fonofobia. Migern dapat
terjadi pada anak-anak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. Migrain merupakan suatu
kondisi yang kronis dan kumat-kumatan. (Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015)
Migren adalah nyeri kepala berulang dengan adanya interval bebas gejala dan
sedikitnya memiliki 3 dari gejala berikut: nyeri perut, mual atau muntah, nyeri kepala
berdenyut, unilateral, adanya aura (visual, sensori, motorik), gejala berkurang dengan tidur,
dan adanya riwayat keluarga yang sama (Marcus, 2008).
Menurut International Headache Society (IHS) migren adalah nyeri kepala vaskular
berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi
(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan fonofobia.
B. ETIOLOGI
Lokasi nyeri kebanyakan sesisi, tetapi dapat pula seluruh kepala, dan yang paling
sering didaerah pelipis, temporal, dapat pula di frontal dan oksipital. Dapat pula nyeri dimulai
dari temporal atau oksipital kemudian menjalar ke daerah lain atau seluruh kepala.
Penyebab utama migrain hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Para ahli
memperkirakan migrain terjadi akibat adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang
meningkatkan aliran darah di otak, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta
proses inflamasi.
3
Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang lain,
misalnya mual. Semakin berat inflamasinya maka semakin berat juga migrain yang diderita.
Secara garis besar, migrain terjadi akibat :
1. Kekurangan nutrisi dan kurang tidur
2. Terkena cahaya yang terlalu terang atau suara yang terlalu bising
3. Berubahnya hormon saat menstruasi
4. Stress
5. Perubahan cuaca yang drastis
6. Banyak mengkonsumsi minuman berkafein, dan beralkohol
7. Memakan makanan yang mengandung MSG atau nitrat
8. Merokok
Lebih dari separuh penderita memiliki keluarga dekat yang juga menderita migrain,
sehingga diduga ada kecenderungan bahwa penyakit ini diturunkan secara genetik.
Migrain terjadi jika arteri yang menuju ke otak menjadi sempit (konstriksi,
mengkerut) dan kemudian melebar (dilatasi), yang akan mengaktifkan reseptor nyeri di
dekatnya.
Apa yang menyebabkan pembuluh darah tersebut mengkerut dan melebar, tidak
diketahui. Tetapi kadar serotonin (bahan kimia yang berperan dalam komunikasi sel
saraf/neurotransmiter) abnormal rendah bisa memicu terjadinya konstriksi pembuluh darah.
Kadang migrain disebabkan oleh kelainan pembentukan pembuluh darah; pada kasus seperti
ini, sakit kepala hampir selalu dirasakan pada sisi kepala yang sama.
C. PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala adanya migrain pada serebral merupakan hasil dari derajat iskemia
kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai dengan vasokontriksi arteri kulit
kepala dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah
ekstrakranial dan intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri menyebabkan hiperpermeabel
dan yang mensterilkan radang local,yang menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri.
Keadaan ini bertujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah
(histamine,serotin,plasmokinin) yang berpartisipasi dalam membersihkan reaksi inflamasi.
4
Serangan migrain umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang dimaksud
dengan saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari sistem saraf manusia yang
bertugas untuk mengendalikan respon tubuh terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas
saraf simpatis pada usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis
juga akan menyebabkan lambatnya pengosongan lambung yang mengakibatkan penyaluran
obat ke usus halus untuk diserap juga akan terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang
menjadi masalah bagi penderita migrain bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas
simpatis juga akan menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak pucat dan dingin.
Peningkatan aktifitas saraf ini juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan sensitifitas
terhadap cahaya dan suara.
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migrain. Teori vaskular, adanya
gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi
hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran
frontal berlanjutan dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread
depression, dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah terjadi
eksitasi neuron lalu berlaku shortlastingwave depolarizationol eh pottasium-liberating
depression(penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi
neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan
aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri. Teori Neovaskular (trigeminovascular),
adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan merangsang ujung saraf
trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related).
CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang
pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja
pada arteri serebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain
itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak sebagai
transmisi impuls nyeri.
5
D. PATHWAY
Migrai
ne
Kerusakan Perubaha
vaskuler n situasi
pembuluh
darah
Perubahan Informasi
struktur yang
Vasokonstr minim
iksi
Defisiensi
Gangguan Pengetahu
sirkulasi an
Otak
Resistensi
pembuluh darah
otak
Peningkata
n intra
cranial
Nyeri Nyeri
kepala Akut
Gangguan
Pola Tidur
(NANDA, 2015-2017)
6
E. MANIFESTASI KLINIS
Migrain merupakan suatu kondisi yang kronis dan kumat kumatan. Sebagian besar
serangan migrain juga disertai dengan sakit kepala yang lain. Sakit kepala migrain sering
digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada
satu sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang kepala sehingga
mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain. Walau sebagian besar migrain menyerang
pada satu sisi kepala, namun sering juga dijumpai gejala migrain pada kedua sisi kepala. Sisi
kepala yang terserang migrain pun sering bergantian pada setiap kali serangan. Hati hati bila
sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain adalah terjadinya suatu tumor otak.
Penderita migrain sering tersiksa dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat
serangan terjadi. Gejala lain yang menyertai migrain antara lain, mual, muntah, diare, wajah
pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Akibat
terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara maka penderita migrain harus
berbaring di ruangan yang sepi dan gelap. Serangan migrain biasanya akan mereda dalam 4
sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migrain dalam keluarga. Sebagian besar wanita.
Serangan pertama migrain biasanya di mulai saat remaja dan dewasa muda, kemudian
cenderung berkurang pada usia decade ke 5 dan 6. Biasanya terdapat factor memicu.
Umumnya pasien memiliki kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
Gambaran klinis migrain biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang bersifat
unilateral tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migrain umumnya 2-8 kali per
bulan, lamanya sekali serangan antara 4-24 jam atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-
berat, gejala penyerta antara lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat,
vertigo, tinnitus, iritabel. Pada migrain dengan aura, gejala prodromalnya adalah
skotomata.teikopsia(spekta fortifikasi), fotofobia (kilatan cahaya) parestesia serta halusinasi
visual kehabisan tenaga, rasa lelah, sangat lapar dan rasa gugup / gelisah. Sakit kepala sering
muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat terjadi sewaktu-waktu.
7
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan untuk menghilangkan penyakit lain( jika ada indikasi) adalah pencitraan
( CT scan dan MRI ) dan punksi lumbal.
G. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
1. Non Farmakologi
Pengobatan tanpa obat biasanya dilakukan untuk meringankan gejala migrain
dan untuk pencegahan. Relaksasi dipercaya mampu mencegah timbulnya serangan
migrain bila dilakukan saat gejala pendahuluan. Jika memungkinkan, tidur merupakan
obat yang paling mujarab. Untuk mencegah timbulnya migrain, pasien dapat
dimotivasi untuk mengubah pola hidup yang selama ini dicurigai dapat mencetuskan
timbulnya migrain. Hal ini termasuk menghentikan kebiasaan merokok, menghindari
makanan yang banyak mengandung tiramin seperti keju, hindari pula makanan yang
mengandung nitrat tinggi seperti kacang kacangan. Selain itu harus segera melakukan
apa yang disebut pola hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi, minum yang
cukup, tidur yang cukup, dan olah raga yang teratur.
2. Farmakologi
Penderita migrain yang ketika serangan terjadi tidak terlalu mempengaruhi
aktifitasnya sehari hari cukup diberikan obat penghilang nyeri (analgetik) yang
banyak dijual di warung warung. Walaupun demikian, penggunaan obat ini harus
selalu memperhatikan aturan pakai yang tertera di bungkus obat tersebut guna
mencegah hal hal yang tidak diingini.
Terdapat dua golongan obat analgetik yang umum digunakan yaitu Acetaminophen
(Paracetamol) dan NSAID atau Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs. Obat
NSAID dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu aspirin dan non-aspirin. Yang termasuk
ke dalam golongan NSAID non-aspirin antara lain ibuprofen dan naproxen.
Beberapa jenis dari obat NSAID ini dapat diperoleh dengan menggunakan resep
dokter. Selain untuk migrain, obat NSAID juga digunakan untuk mengobati radang
sendi, radang tendon dan lain lain..
Acetaminophen atau paracetamol bekerja di pusat nyeri otak untuk mengurangi
rasa nyeri dan demam. Acetaminophen mempunyai efek samping yang sangat
minim terutama pada lambung bila dibandingkan dengan obat NSAID. Meskipun
demikian, bila digunakan secara serampangan dan melebihi dosis yang dianjurkan,
8
acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati yang lumayan berat. Pada
pasien yang suka minum alkohol, acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan
hati walau diberikan pada dosis yang rendah. Kesimpulannya, selalulah membaca
aturan pakai obat yang tertera di label obat untuk mencegah keracunan atau
kelebihan dosis.
Obat NSAID mengurangi nyeri dengan cara mengobati reaksi inflamasi yang
menyebabkan terjadinya nyeri. Obat ini disebut non steroid karena memang
berbeda dari obat steroid walaupun sama sama mempunyai efek mencegah
terjadinya reaksi inflamasi. Obat obat yang termasuk ke dalam golongan steroid
(kortikosteroid) tidak dipergunakan karena mempunyai efek samping yang kurang
bagus bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Efek samping ini tidak
ditemukan pada obat NSAID.
Untuk mengobati sakit kepala, beberapa dokter menggunakan kombinasi antara
aspirin, acetaminophen, dan kafein. Ketiga obat ini mempunyai efek sinergis untuk
meringankan gejala sakit kepala.
H. KOMPLIKASI
Sakit kepala sebelah (migrain) juga mungkin menderita sebagian kerusakan
otak karena sel-sel otak menggembung dan menjadi haus akan oksigen .Temuan
yang membantu menjelaskan mengapa penderita migrain memiliki resiko lebih
tinggi untuk terserang stroke, menurut beberapa peneliti Ahad. Kerusakan otak
serupa dapat terjadi akibat gegar otak dan kondisi pasca-stroke, menurut peneliti
tersebut dalam jurnal Nature Neuroscience
9
I. ACUPOINT UNTUK MIGRAIN
1. TE/SJ 5 Waiguan (Gerbang Luar/Outer Gat)
11
3. GB4 Hanyan ( Forehead Fullness)
12
4. GB5 Xuanlu ( Hanging Skull)
13
5. GB6 Xuanli ( Suspended Hair)
14
6. GB34 Yanglingquan (Yang Hill Spring)
15
7. GB37 Guangming (Bright Light)
16
8. GB41 Zulinqi ( shu-stream, wood / Foot Falling Tears)
17
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Pasien
1) Identitas Pasien
2) Riwayat Pekerjaan & Status Ekonomi
3) Riwayat Keluarga
b. Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari disertai
nyeri kepala, aktivitas kerja.
c. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misal di daerah temporal),
pucat, wajah tampak kemerahan.
d. Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
e. Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
f. Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara, papiledema.
g. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat, mungkin
dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata, pucat pada daerah
wajah, gelisah.
h. Keamanan
i. Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis, drainase nasal
purulen.
j. Interaksi sosial
k. Perubahan dalam tanggung jawab peran
l. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
TTV, BB, GCS
2) Keadaan Umum : lemah
3) Integumen
18
Kulit lansia keriput ( kerena proses penuaan yang terjadi), kelenturan dan
kelembaban kurang.
4) Kepala
Normal cephali, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam keadaan
bersih, tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut, wajah simetris, nyeri tekan
negatif.
5) Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.
6) Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran .
7) Hidung dan sinus
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
8) Mulut dan tenggorokan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
9) Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
10) Dada
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
11) Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
12) Kardiovaskular
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 88x/menit (nadi teraba cukup kuat). Lansia
biasanya mengeluh dadanya berdebar – debar. Terkadang terasa nyeri dada.
13) Gastrointestinal
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
14) Sistem saraf pusat
Lansia biasanya mengalami sedikit penurunan daya ingat, tidak ada
disorientasi, emisi tenang, siklus tidur memendek.
15) Sistem endokrin
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan stres dan ketegangan, peningkatan intracranial
2. Gangguang pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala
19
3. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan
pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan,
komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup.
(NANDA, 2015-2017)
L. RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
20
berulang) farmakologi dan inter
- Mengekspresikan personal)
perilaku (mis, gelisah, - Kaji tipe dan sumber nyeri
merengek, menangis) untuk menentukan intervensi
- Masker wajah (mis, mata - Ajarkan tentang teknik non
kurang bercahaya, farmakologi
tampak kacau, gerakan - Berikan anaIgetik untuk
mata berpencar atau mengurangi nyeri
tetap pada satu fokus - Evaluasi keefektifan kontrol
meringis) nyeri
- Sikap melindungi area - Tingkatkan istirahat
nyeri - Kolaborasikan dengan dokter
- Fokus menyempit (mis, jika ada keluhan dan tindakan
gangguan persepsi nyeri, nyeri tidak berhasil
hambatan proses berfikir, - Monitor penerimaan pasien
penurunan interaksi tentang manajemen nyeri
dengan orang dan
lingkungan) Analgesic Administration
- Indikasi nyeri yang dapat
diamati - Tentukan lokasi, karakteristik,
- Perubahan posisi untuk kualitas, dan derajat nyeri
menghindari nyeri sebelum pemberian obat
- Sikap tubuh melindungi - Cek instruksi dokter tentang
- Dilatasi pupil jenis obat, dosis, dan
- Melaporkan nyeri secara frekuensi
verbal - Cek riwayat alergi
- Gangguan tidur - Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
Faktor Yang pemberian lebih dari satu
Berhubungan : - Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
- Agen cedera (mis, nyeri
biologis, zat kimia, fisik, - Tentukan analgesik pilihan,
psikologis) rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
21
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
22
Restrain fisik, Teman tidur
Tidak familier dengan prabot
tidur
3. Defisiensi Pengetahuan
23
sumber hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
kompIikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.
24
2.2 Asuhan Keperawatan Komplementer Pada “Ny. N” Dengan Migrain Di Klinik
Praktek Perawat Mandiri Tanggal 12 Desember 2018
I. PENGKAJIAN
A. Data Biografi
Nama Pasien :Ny. N
Jenis Kelamin :Perempuan
Golongan Darah :-
Umur : 38 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 160cm/55 kg
Penampilan : Bersih dan rapi
Alamat : Badung
Diagnosa Medis : Migrain
Penanggung Jawab
Nama : Tn W
Hubungan Dengan Pasien : Suami pasien
Alamat : Badung
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri kepala sebelah, nyeri bokong hingga ujung kaki kirinya terasa
panas dan nyeri.
C. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan tambahan lainnya.
D. Riwayat Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan nyeri kepala sebelah, bokong hingga ujung kaki kirinya terasa
panas dan nyeri sehingga pasien merasa tidak nyaman, pasien mengatakan pertama
kali merasakan sakitnya ini sudah 5 tahun yang lalu namun sakit yang dirasakan
pasien hilang timbul, rasa nyeri yang dirasakan pasien bertambah berat sejak ±dua
bulan yang lalu. Nyeri yang pasien rasakan bertambah berat apabila pasien berjalan
atau duduk terlalu lama. Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya ini ke
dokter praktik mandiri, namun karena sakitnya tidak kunjung sembuh kemudian
25
pasien memutuskan untuk pergi ke klinik Latu Usadha untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Pasien tiba di klinik Latu Usadha pada pukul 17.30 tanggal
12 Desember 2018 dengan keluhan pasien saat ini yaitu bokong hingga ujung kaki
kiri terasa panas dan nyeri.
E. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konventional dan
Komplementer)
1. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat pasien
sakit adalah berobat ke dokter praktik mandiri yang berada di dekat rumah pasien.
2. Komplementer
Pasien mengatakan sudah tiga kali datang ke klinik Latu Usadha untuk mengatasi
rasa panas dan nyeri yang pasien rasakan pada kaki kirinya. Terakhir kali pasien
datang ke klinik Latu Usadha yaitu 15 hari yang lalu dengan keluhan yang sama.
Pasien juga mengatakan dirinya sudah pernah diakupuntur sebelumnya. Pasien
mengatakan setelah mendapatkan terapi di klinik Latu Usadha keadaanya menjadi
lebih membaik.
F. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman, maupun obat-
obatan.
G. Data Masalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan hanya mendapat informasi dari terapis bahwa sakit yang
dialami saat ini berhubungan dengan syaraf pada bagian kaki, namun pasien
mengatakan kurang mengetahui tentang cara mencegah sakit yang dirasakan saat
ini dan komplikasi dari sakitnya ini, pasien tampak kebingungan ketika ditanya
mengenai cara mengatasi rasa nyeri pada bokong hingga ujung kaki kiri yang
dirasakan pasien.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Pasien mengatakan biasanya makan 3 x sehari dan menghabiskan 1 porsi
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 4-5 gelas perhari (1200 cc -
1500 cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk tempe/tahu, sayur,
dan terkadang diselingi daging ayam sesekali. Pasien mengatakan nafsu makannya
baik.
26
3. Pola Eliminasi
BAB : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya, biasanya
pasien berak 1x sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning kecoklatan.
BAK : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya
pasien kencing 3-4x sehari dengan kencing berwarna kuning.
4. Pola Aktivitas-Latihan
Pasien mengatakan jika memiliki waktu luang biasanya sering meghabiskan
waktunya berkumpul-kumpul bersama keluarganya. Pasien mengatakan jika rasa
panas dan nyeri pada kaki kirinya kambuh pasien akan merasa tidak nyaman dan
menahan sakit sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya. Pasien mengatakan
mampu melakukan gerak dan aktivitas secara mandiri. Skor ADL = 20 (mandiri)
ADL 0 1 2 3 4 KET
27
Pasien mengatakan sedikit terganggu dengan sakit yang tiba-tiba datang tetapi
untung saja itu tidak berpengaruh dengan aktivitas yang dilakukan oleh pasien.
P : Nyeri kepala sebelah sampai ke bokong kiri menjalar hingga ujung kaki kiri
Q : Seperti tertekan dan berat
R : kepala, bokong hingga menjalar ke ujung kaki kiri
S : Skala 3 (0-10)
T : Menetap, tidak hilang timbul, sakit dirasakan dalam rentang waktu tidak
terbatas.
8. Pola peran hubungan
Pasien mengatakan seorang istri dan ibu
9. Pola seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal yang berkaitan dengan
seksualnya, hubungan pasien dengan suaminya harmonis.
10. Pola koping
Mengalami stress yang tidak terlalu berat baik emosional maupun fisik.
11. Pola nilai kepercayaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya,
pasien juga mengatakan rutin sembahyang dirumah maupun di pura.
28
R : kepala, bokong hingga menjalar ke ujung kaki kiri
S : Skala 3 (0-10)
T : Menetap, tidak hilang timbul, sakit dirasakan dalam rentang waktu tidak
terbatas.
Status gizi : Normal
BB : 35 kg, TB : 136 cm, IMT : 18,9 (normal)
Sikap : Tampak gelisah
Personal hygiene : Cukup bersih
Orientasi waktu/ tempat/ orang : Baik
29
a. Pembesaran tyroid : Tidak ada
b. Lesi : Tidak ada
c. Nadi karotis : Teraba
d. Pembesaran limfoid : Tidak ada
8. Thorax
a. Jantung : 1. Nadi 84x/ menit, 2. kekuatan: kuat 3. irama : teratur
b. Paru : 1. frekwensi nafas : Teratur
2. kwalitas : Normal
3. suara nafas : Vesikuler
4. batuk : Tidak ada
5. sumbatan jalan nafas: Tidak ada
c. Retraksi dada : Tidak ada
9. Abdomen
a. Peristaltik usus : Ada 8 x/menit
b. Kembung : Tidak ada
c. Nyeri tekan :Tidak ada
d. Ascites :Tidak ada
e. Lain-lain : Perkusi : Kuadran kanan atas : timpani
Kuadran kiri atas : timpani
Kuadran kanan bawah: timpani
Kuadran Kiri bawah : timpani
10. Genetalia
a. Pimosis :Tidak
b. Alat Bantu :Tidak
c. Kelainan :Tidak
11. Kulit
a. Turgor :Elastis
b. Laserasi : tidak ada
c. Warna kulit : Sawo matang
d.
12. Ekstrimitas 55 55
5 5
55
a. Kekuatan otot 55:
5 5
30
b. R O M : Penuh
c. Hemiplegi/parese :Tidak
d. Akral :Hangat
e. CRT :< 2 detik
f. Edema :Tidak ada
g. Lain-lain :-
31
- Chengfu/Cen Fu (BL 50)
Letak : Lekukan garis pantat
32
- Yinmen/In Men (BL 51)
Letak : Tengah paha belakang
33
Letak : Di samping paha, tepat pada ujung jari tengah tangan, jika jari tangan
lurus ke bawah
34
35
II. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
DS : DS : Nyeri akut
1 - Pasien mengeluh nyeri kepala - Pasien tidak mengeluh nyeri
sebelah kepala sebelah
- Pasien mengatakan tidak - Pasien mengatakan merasa
nyaman dengan keadaannya nyaman dengan keadaan
sehingga menggangu aktivitas tubuhnya
pasien DO :
DO :
- Tidak ada nyeri
P : Nyeri kepala sebelah sampai - Pasien tidak merasakan sakit
ke bokong kiri menjalar hingga
ujung kaki kiri
S : Skala 3 (0-10)
36
- Pasien tampak bertanya-tanya - Pasien tampak mengerti tentang
mengenai penyebab munculnya migrain
migrain setiap menstruasi - Pasien mampu menjawab ketika
- Pasien tampak kebingungan ditanya cara mengatasi
ketika ditanya mengenai cara ischialgia
mengatasi sakitnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan Pasien
mengeluh nyeri kepala sebelah , Pasien mengatakan tidak nyaman dengan
keadaannya sehingga menggangu aktivitas pasien, Nyeri : ada P : Nyeri kepala
sebelah sampai ke bokong kiri menjalar hingga ujung kaki kiri Q : Seperti tertekan
dan berat R : kepala, bokong hingga menjalar ke ujung kaki kiri S : Skala 3 (0-
10) T : Menetap, tidak hilang timbul, sakit dirasakan dalam rentang waktu
tidak terbatas.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan
pasien mengatakan Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyebab
migraine, cara mencegah dan cara mengatasi migrain , Pasien tampak bertanya-
tanya mengenai penyebab munculnya migrain setiap menstruasi, Pasien tampak
kebingungan ketika ditanya mengenai cara mengatasi sakitnya.
37
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
38
keadaannya 3. Menyatakan nyeri sudah - Xuantu (GB 5)
sehingga terkontrol / berkurang dari 3 - Tongziliao (GB 1)
menggangu menjadi 2 (0-10) - Shangguan (GB 3)
4. Menyatakan rasa nyaman
aktivitas - Naokong ( GB 19)
setelah nyeri berkurang
pasien, - Fengchi (GB 20)
Nyeri : ada - Taichong (LR 3)
P : Nyeri - Tau Wei (ST 8)
kepala
sebelah
sampai ke
bokong kiri
menjalar
hingga
ujung kaki
kiri Q :
Seperti
tertekan
dan berat R
: kepala,
bokong
hingga
39
menjalar ke
ujung kaki
kiri S :
Skala 3 (0-
10) T
:
Menetap,
tidak hilang
timbul,
sakit
dirasakan
dalam
rentang
waktu tidak
terbatas.
40
informasi kriteria hasil : 3. Beri informasi mengenai komplikasi pada penyakit
ditandai migraine 3. Agar pasien mengetahui komplikasi
NOC :
dengan pasien 4. Beri kesempatan pasien untuk bertanya dari migren
Knowledge : Disease Process 4. Agar pasien tidak bingung
mengatakan
kurang 1. Pasien mengetahui tentang NIC : Teaching : Health Behavior
1. Beri informasi mengenai cara agar tidak memperburuk
mengetahui ischialgia, cara mencegah
migraine dengan cara 1. Agar pasien dapat mengetahui dan
tentang cara dan mengatasi migren
a. Jangan melewatkan makan karena otak sangat tergantung menghindari hal-hal yang dapat
mencegah serta komplikasinya. pada glukosa agar berfungsi. Jagalah kadar gula darah memperburuk migrain
sakit yang tetap stabil dengan makan secara teratur.
dirasakan saat NOC : b. Hindari makanan yang mengandung asam amino tyramine
karena diduga memicu migrain akibat pembuluh darah
ini dan
Knowledge : Health Behavior yang mengerut lalu mengembang. Makanan ini seperti
komplikasi
daging, cokelat atau hot dog.
dari sakitnya 1. Pasien mengetahui dan
c. Jangan mengonsumsi aspirin atau obat penghilang nyeri
mampu menjelaskan
ini, pasien yang terlalu banyak.
kembali mengenai cara
tampak d. Jangan mengurangi waktu tidur, karena kelelahan
mengatasi migren
kebingungan berlebihan adalah pemicu utama ketegangan dan sakit
2. Pasien mengetahui dan migraine
ketika ditanya
mampu menjelaskan e. Jangan bekerja terlalu berlebihan. Saat sakit kepala datang
mengenai cara kembali mengenai makanan maka kurangi beban kerja dan berikan tubuh waktu untuk
mengatasi dan hal-hal yang dapat istirahat.
rasa nyeri memperparah migren
pada bokong
41
hingga ujung
kaki kiri yang
dirasakan
pasien, pasien
tampak
bertanya-
tanya
mengenai
penyakitnya
yang
membuat
bokong kiri
hingga ujung
kaki terasa
panas dan
nyeri, pasien
tampak
kebingungan
ketika ditanya
mengenai cara
mengatasi
42
sakitnya
- Nyeri : ada
P : Ischialgia
43
Q : Seperti ditusuk-tusuk
S : 3 (0-10)
T : Hilang timbul
DO :
DO :
44
dalam dan pasien tampak lebih tenang
- Naokong ( GB 19)
- Fengchi (GB 20)
- Taichong (LR 3)
- Tau Wei (ST 8)
45
17.45 2 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang ischialgia DS :
DO :
DO :
46
17.53 2 Memberi informasi mengenai komplikasi pada penyakit DS :
migrain
Pasien mengatakan sudah memahami
tentang komplikasi dari penyakit migrain
DO :
DO :
47
d. Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian Pasien tampak antusias mendengarkan
kanan dan kiri atau menggunakan kursi kecil untuk penjelasan yang diberikan dan pasien
menumpu kedua kaki. mampu menyebutkan kembali hal-hal
e. Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan yang dapat memperparah ischialgianya
gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga saat
menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.
f. Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan
punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk
menggapai barang tersebut.
48
V. EVALUASI KEPERAWATAN
HARI, CATATAN
NO DIAGNOSA KETERANGAN PARAF
TGL/JAM PERKEMBANGAN
1 Rabu, 12 Nyeri Kronis S : Pasien mengatakan nyeri Teratasi
Desemmber sudah berkurang, pasien
18.00 mengatakan merasa lebih
WITA nyaman setelah mendapatkan
terapi
A : Nyeri akut
A : Defisiensi pengetahuan
51
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Migrain adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari
serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang. Migrain merupakan salah satu bentuk sakit
kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Price &Wilson, 2007.
3.2 Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis Dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 2. Media Action :
Yogjakarta.
Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, Volume1.
EGC: Jakarta.
53