Anda di halaman 1dari 60

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

APLIKASI PROSES KEPERAWATAN DALAM KEPERAWATAN


KOMPLEMENTER PADA PENDERITA HIPERTENSI

OLEH :

KELOMPOK 5

1 Ni Komang Ayu Nopi Savitri 183222928


2 Ni Komang Megawati 183222929
3 Ni Luh Ayu Karmini 183222930
4 Ni Luh Putu Eka Rasnuari 183222931
5 Ni Luh Putu Very Yanthi 183222932
6 Ni Luh Sutamiyanti 183222933
7 Ni Made Desy Ardani 183222934

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah
satu tugas dari Keperawatan Komplementer.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku
dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud. Oleh karena itu, melalui
media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memotivasi kami agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Denpasar, 10 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi ....................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hipertensi..... 21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.......................................................................................................... 57

3.2 Saran .................................................................................................... 57


DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan proses


perubahan jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan
keperawatan sendiri ataupun dari kalangan non keperawatan. Perawat
profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran
masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang
lengkap dan jelas sangat dibutuhkan. Dokumentasi didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan
tentang bukti bagi individu yang berwenang. Catatan medis harus
mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga
layanan yang diberikan untuk perawatan klien.
Setiap kondisi dari pasien, harus dilakukan monitor dan pencatatan
(dokumentasi) baik di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Salah satunya, praktik keperawatan
komplementer yang dilaksanakan di klinik kesehatan komplementer. Terapi
komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Pengobatan
komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain,
seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam.
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular
di perbincangkan di kalangan masyarakat
Pada dasarnya, dokumentasi asuhan keperawatan memiliki prinsip yang
sama, serta dengan tahapan/proses keperawatan yang sama pula, yang meliputi:

1
proses pengkajian, diagnosa, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi. Akan tetapi,
terdapat perbedaan mendasar yang terletak pada data pengkajian praktik
komplementer, yaitu dengan menentukan dan mencari titik-titik tubuh
(akupoint) yang mengalami masalah. Sehingga penting bagi penulis dan
mahasiswa keperawatan yang saat ini sedang belajar keperawatan
komplementer untuk mengetahui seperti apa dokumentasi keperawatan
komplementer.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimanakah Konsep Dasar Asuhan Penyakit Hipertensi?
2. Bagimanakah Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
2. Untuk mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Hipertensi
D. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Aplikasi Proses Keperawatan
dalam Keperawatan Komplementer serta sebagai refrensi untuk mengetahui
Asuhan keperawatan dalam keperawatan komplementer.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit Hipertensi


1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi
atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Menurut WHO (World Health
Organization), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 120-140
mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg. Hipertensi
menjadi masalah kesehatan masyararakat yang serius, karena jika tidak terkendali
akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa
fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (pendarahan otak), penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal.

2 Etiologi /Penyebab
Secara umum hipertensi disebabkan oleh :
a. Asupan garam yang tinggi
b. Strees psikologis
c. Faktor genetik (keturunan)
d. Kurang olahraga
e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
g. Peningkatan usia
h. Kegemukan
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi Primer (Esensial)

4
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem rennin. Anglotensin dan peningkatan Na +
Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

3 Tanda dan Gejala dari Hipertensi


a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hali ini berari hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur

5
b. Gejala yang lazim
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Kesadaran menurun
8) Mimisan
4 Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran rata – rata 2 kali
pengukuran pada masing – masing kunjungan. Perbandingan klasifikasi tekanan
darah menurut JNC VII dan JNC VIII dapat dilihat di tabel berikut:

Kategori
Kategori Tekanan
Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah
Darah Sistolik (mmHg) Dan/atau Sistolik (mmHg)
( JNC VII)
( JNC VII)
Normal Optimal < 120mmHg Dan < 80 mmHg
Pre Hipertensi _ 120 – 139 mmHg Atau 80 – 89 mmHg
_ Normal < 130 mmHg Dan < 85mmHg
_ Normal Tinggi 130 – 139 mmHg Atau 85 – 89 mmHg
Hipertensi Hipertensi
Derajat I Derajat 1 140 – 159 mmHg Atau 90 – 99 mmHg
Derajat II _ >160 mmHg Atau > 100 mmHg
_ Derajat 2 160 – 179 mmHg Atau 100 – 109 mmHg
_ Derajat 3 >180 mmHg Atau > 110 mmHg

6
5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system
saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin i yang kemudian diubah menjadi
angiotensin ii, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada

7
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (
brunner & suddarth, 2002 ).

8
6 Pathway
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok,
stres, kurang olahraga, genetic, alkohol,
konsentrasi garam, obesitas

Hipertensi Ansietas

Tekanan sistemik darah Kerusakan vaskuler Perubahan situasi


meningkat pembuluh darah

Beban kerja jantung Perubahan struktur Krisis situasional Informasi yang minim
meningkat

Aliran darah makin cepat Pengumbatan pembuluh Metode koping tidak efektif Defisiensi pengetahuan
keseluruh tubuh sedangkan darah
nutrisi dan sel sudah
mencukupi
Vasokontriksi Ketidakefektifan koping Risiko cedera

Gangguan sirkulasi Spasme arteriol

Ginjal Otak Pembuluh darah Retina

Vasokontriksi oembulug Resistensi pembuluh darah Suplai O2 ke otak Sistemik Koroner


darah ginjal ke orak meningkat menurun
9
Vasokontriksi Iskemia miokard
Blood flow darah menurun Nyeri kepala Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak

Respon RAA Afterload meningkat Nyeri dada

Merangksang aldosteron

Penurunan curah jantung Fatique


Retensi Na

Intoleransi aktivitas
Edema

Kelebihan volume cairan

10
7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
1) Darah : rutin, BUN, creatirine, elektrolik, KGD
2) Urine : Urinelisa dan kultur urine.
3) EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
4) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana).
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama)
:
1) Kemungkinan kelainan renal: IVP, Renald angiography (kasus tertentu), biopsi renald
(kasus tertentu).
2) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinal tab, CAT Scan.
3) Bila disangsikan Feokhromositoma: urine 24 jam untuk Katekholamine, metamefrin,
venumandelic Acid (VMA). (Brooker,2001)

8 Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut Smeltzer & Bare (2001), mengemukakan bahwa tujuan dari tiap program penanganan
atau penatalaksanaan klien hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas
penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Menurut Kurniawan (2006), penatalaksanaan klien hipertensi dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologis :
a. Penatalaksanaan non-farmakologis
Menurut Dalimartha (2008) terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan pada penderia
hipertensi adalah terapi diet, olahraga, dan berhenti merokok :
a) Terapi diet
a) Diet rendah garam
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gr garam dapur perhari
dan menghindari makanan yang kandungan garamnya tinggi. Misalnya telur asin,
ikan asin, terasi, minuman dan makanan yang mengandung ikatan natrium.Tujuan
diet rendah garam adalah untuk membantu menghilangkan retensi (penahan) air
dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Walaupun rendah

11
garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah komposisi
makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral,
maupun vitamin yang seimbang. Menurut Dalimartha (2008) diet rendah garam
penderita hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu diet garam rendah I, diet garam rendah
II dan diet garam rendah III :
b) Diet garam rendah I (200-400 mg Na)
Diet garam rendah I diberikan kepada klien dengan edema, asites dan / atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c) Diet garam rendah II (600-800 mg Na)
Diet garam rendah II diberikan kepada klien dengan edema, asites, dan / atau
hipertensi tidak berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah
I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur. Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
d) Diet garam rendah III (1000 – 1200 mg Na)
Diet garam rendah III diberikan kepada klien dengan edema dan atau hipertensi
ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur.
e) Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu
tinggi. Kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-kelamaan jika endapan
kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran
darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak
langsung memperparah hipertensi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur diet lemak antara lain sebagai berikut :
- Hindari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega, terutama makanan
yang digoreng dengan minyak
- Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan lainnya serta sea food
(udang, kepiting), minyak kelapa,dan santan
- Gunakan susu skim untuk pengganti susu full cream

12
- Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir seminggu
- Makan banyak buah dan sayuran segar
Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang
banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan
darah yang ringan. Peningkatan masukan kalium (4,5 gram atau 120-175
mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan darah. Selain itu, pemberian
kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dari
rendahnya natrium.
- Olahraga
Peningkatan aktivitas fisik dapat berupa peningkatan kegiatan fisik sehari-hari
atau berolahraga secara teratur. Manfaat olahraga teratur terbukti bahwa dapat
menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko terhadap stroke, serangan
jantung, gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit pembuluh darah lainya.
- Berhenti merokok
Merokok merangsang sistem adrenergik dan meningkatkan tekanan darah.
Berdasarkan penelitian bahwa ada hubungan yang linear antara jumlah alkohol
yang diminum dengan laju kenaikan tekanan sistolik arteri.
f) Terapi komplementer
Salah satu terapi komplementer yang dapat diaplikasikan pada penderita hipertensi
adalah akupresure. Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/ tusuk jari
adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pada titik-titik tertentu pada tubuh. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari
ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur sama dengan
akupuntur, yang membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan jarum dalam
proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi atau pun mengobati
berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan.

13
1) Titik akupresur utama untuk hipertensi adalah
a. SP 6 Sanyinjiao (sedate)
Terletak 3 cun di atas malleolus internus.

b. LR 3 Taichong (sedate)
Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan metatarsal
II.

Gambar 3 LR 3 Taichong (Hartono 2012).

c. PC 6 Neiguan (sedate)

14
Terletak 2 cun diatas pergelangan tangan.

Gambar 4 PC 6 Neiguan (Hartono 2012).

d. Ll 11 Quchi (sedate)
Terletak pada lipat siku.

Gambar 5 Ll 11 Quchi (Hartono 2012).

e. Lr 2 Xingjian (sedate)

15
Terletak 0,5 cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua kaki.

Gambar 6 Lr 2 Xingjian (Hartono 2012).

f. Li 4 Hegu (sedate)
Terletak pada pertengahan sisi radial os metacarpal II pada dorsum
manus.

Gambar 7 Li 4 Hegu (Hartono 2012).

g. Gb 20 Fengchi (sedate)

16
Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan.

Gambar 8 Gb 20 Fengchi (Hartono 2012).

h. St 9 Renying (sedate)
Terletak 1,5 cun dibelakang prominensia Ilaryngeus dan di depan arteri
carotis.

Gambar 9 St 9 Renying (Hartono 2012).

i. Ki 3 Taixi (tonic)

17
Terletak di antara malleolus internus dan tendon achiles setinggi bagian
tertinggi malleolus internus.

Gambar 10 Ki 3 Taixi (Hartono 2012).

j. St 40 Fenglong (sedate)
Terletak satu jari lateral dari titik St 38.

Gambar 11 St 40 Fenglong (Hartono 2012).

b. Penatalaksanaan Farmakologis

18
Penatalaksanaan farmakologis untuk hipertensi adalah pemberian antihipertensi.
Tujuan terapi antihipertensi adalah mencegah komplikasi hipertensi dengan efek
samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat yang tidak mengganggu
gaya hidup/menyebabkan simptomatologi yang bermakna tetapi dapat
mempertahankan tekanan arteri terkendali. Penurunan tekanan arteri jelas
mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas akibat stroke, gagal jantung, meskipun
terapi terhadap hipertensi ringan dengan obat belum memperlihatkan banyak
harapan dalam mengurangi risiko penyakit koroner. Jenis obat antihipertensi yang
sering digunakan adalah sebagai berikut:
1) Diuretika
Diuretika adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi
pengeluaran garam (NaCl). Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya
kerjanya panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan
diuretika yang hemat kalium. Obat yang banyak beredar adalah Spironolactone,
HCT, Chlortalidone dan Indopanide.
2) Alfa-blocker
Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa yang
menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnnya tekanan darah. Karena efek
hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat (hipotensi ortostatik
dan takikardi) maka jarang digunakan. Obat yang termasuk dalam Alfa-blocker
adalah Prazosin dan Terazosin.
3) Beta-blocker
Mekanisme kerja obat Beta-blocker belum diketahui dengan pasti. Diduga
kerjanya berdasarkan beta blokade pada jantung sehingga mengurangi daya dan
frekuensi kontraksi jantung. Dengan demikian, tekanan darah akan menurun
dan daya hipotensinya baik. Obat yang terkenal dari jenis Beta-blocker adalah
Propanolol, Atenolol, Pindolol dsb.
4) Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin
sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifir dan turunnya tekanan

19
darah. Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik. Obat
yang termasuk dalam jenis ini adalah Clonidine, Guanfacine dan Metildopa.
5) Vasodilator
Obat vasodilator mempunyai efek mengembangkan dinding arteriole
sehingga daya tahan perifir berkurang dan tekanan darah menurun. Obat yang
termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazine dan Ecarazine.
6) Antagonis kalsium
Mekanisme antagonis kalsium adalah menghambat pemasukan ion kalsium
ke dalam sel otot polos pembuluh darah dengan efek vasodilatasi dan turunnya
tekanan darah. Obat jenis antagonis kalsium yang terkenal adalah Nifedipine
dan Verapamil.

7) Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat Angiotensin converting enzim yang berdaya vasokontriksi kuat.
Obat jenis penghambat ACE yang popular adalah Captopril (Capoten) dan
Enalapril.

20
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI
1. Pengkajian
a. Pengkajian Klien
1) Identitas Klien
2) Riwayat Pekerjaan & Status Ekonomi
3) Aktivitas Rekreasi
4) Riwayat Keluarga
b. Pola Kebiasaan Sehari-hari (Gordon)
1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
Komponen:
a. Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
b. Alasan kunjungan dan harapan,
c. Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
1) Kepatuhan terhadap pengobatan
2) Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
3) Penggunaan obat resep dan warung,
4) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi
(misal : rokok, alkohol)
5) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko
timbulnya penyakit
6) Gambaran kesehatan keluarga
2. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu
makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,
mual / muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan
kesukaan.
Komponen:

21
a. Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)
b. Tipe dan intake cairan
c. Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi
makan dan nafsu makan
d. Penggunaan obat diet
e. Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi
f. Penggunaan suplemen makanan
g. Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,
h. Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal)
i. Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
j. Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit
sensori,penurunan mobilitas)
3. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit.
Komponen :
a. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
b. Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi
c. Gambaran pola BAB, karakteritik
d. Penggunaan alat bantu
e. Bau bdn, Keringat berlebih,lesi & pruritus
4. Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
a. Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
b. Aktivitas saat senggang/waktu luang
c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri
dada,palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level
Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5)
5. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:

22
a. Berapa lama tidur dimalam hari
b. Jam berapa tidur-Bangun
c. Apakah terasa efektif
d. Adakah kebiasaan sebelum tidur
e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
6. Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
Komponen:
a. Kemampuan menulis dan membaca
b. Kemampuan berbahasa
c. Kemampuan belajar
d. kesulitan dalam mendengar
e. Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
f. Bagaimana visus
g. Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
h. Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
i. Apakah merasa nyeri(Skala dan karaketeristik)
7. Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
a. Bagaimana menggambarkan diri sendiri
b. Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c. Apa hal yang paling menjadi pikiran
d. Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana
gambarannya
8. Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
a. Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)

23
b. Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c. Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
d. Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
e. Bagaimana keadaan keuangan
f. Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9. Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
a. Apakah kehidupan seksual aktif
b. Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
c. Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
d. Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
10. Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung.
Komponen:
a. Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b. Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c. Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d. Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e. Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11. Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
Komponen:
a. Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
b. Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
c. Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d. Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan
1) Status Kesehatan

24
1) Status Kesehatan Saat Ini
Pada umumnya klien hipertensi mengeluh nyeri kepala dan kelelahan.
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien memiliki riwayat hipertensi dengan pengobatan yang tidak terkontrol
dan tidak berkesinambungan .Adanya riwayat penyakit ginjal dan adrenal.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
TTV, BB, GCS
2) Keadaan Umum : lemah
Kesadaran (E:M:V)
TTV, BB/TB
3) Integumen
Kulit lansia keriput ( kerena proses penuaan yang terjadi), kelenturan dan
kelembaban kurang.
4) Kepala
Normal cephali, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam keadaan
bersih, tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut, wajah simetris, nyeri tekan
negatif.
5) Mata
Klien umumnya mengeluh pandangan kabur.
6) Telinga
Klien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang berkaitan
dengan hipertensi.
7) Hidung dan sinus
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
8) Mulut dan tenggorokan
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
9) Leher
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
10) Dada
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.

25
11) Pernafasan
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
12) Kardiovaskular
TD= 160/100 mmHg, Nadi = 88x/menit (nadi teraba cukup kuat). Lansia
biasanya mengeluh dadanya berdebar – debar. Terkadang terasa nyeri dada.
13) Gastrointestinal
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
14) Perkemihan
Pada umumnya klien mengalami proteinuria.
15) Genitourinaria
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
16) Muskuloskeletal
Lansia biasanya merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin
sehingga sulit berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi, klavikula
tampak menonjol, terjadi sarkopenia, ekstremitas atas bawah hangat.
17) Sistem saraf pusat
Lansia biasanya mengalami sedikit penurunan daya ingat, tidak ada
disorientasi, emisi tenang, siklus tidur memendek.
18) Sistem endokrin
Pada umumnya klien tidak mengeluhkan gangguan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan aferload
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan agen cedera fisik
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan natrium
e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
f. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan krisis situasional
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber
informasi
h. Anisetas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
i. Resiko cedera

26
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. Penurunan curah NOC NIC
jantung 1. Cardiac Pump Cardiac Care
berhubungan Effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri dada
dengan perubahan 2. Circulation Status 2. Monitor status kardiovaskuler
aferload 3. Vital Sign Status 3. Monitor status pernapasan
Kriteria Hasil yang menandakan gagal
1. Tanda vital dalam jantung
rentang normal 4. Monitor abdomen sebagai
2. Dapat mentoleransi indikator penurunan perfusi
aktivitas, tidak ada 5. Monitor adanya perubahan
kelelahan tekanan darah
3. Tidak ada edema paru, 6. Anjurkan untuk menurunkan
perifer, dan tidak ada stres
asites Vital Sign Monitoring
4. Tidak ada penurunan 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
kesadaran RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor frekuaensi dan irama
pernapasan
5. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2. Intoleransi NOC Activity Therapy:
aktivitas 1. Energy Conservation 1. Kolaborasikan dengan Tenaga
berhubungan 2. Activity Tolerance Rehabilitas Medik dalam

27
dengan kelemahan 3. Self Care : ADLs merencanakan program terapi
umum yang tepat
Kriteria Hasil : 2. Bantu klien untuk
1. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi aktifitas yang
aktivitas fisik tanpa mampu dilakukan
disertai peningkatan 3. Bantu untuk mengidentifikasi
tekanan darah, nadi dan dan mendapatkan sumber yang
RR diperlukan untuk aktivitas
2. Mampu melakukan yang diinginkan
aktivitas sehari-hari 4. Bantu untuk mendapat alat
(ADLs) secara mandiri bantu aktivitas seperti kursi
3. Tanda-tanda vital normal roda, krek
4. Mampu berpindah : 5. Bantu untuk mengidentifikasi
dengan atau tanpa kekurangan dalam beraktivitas
bantuan alat 6. Bantu klien untuk
5. Status kardiopulmunari mengembankan motivasi diri
adekuat dan penguatan
6. Sirkulasi status baik 7. Monitor respon fisik, emosi,
7. Status respirasi: sosial dan spiritual
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat

3. Nyeri berhubungan NOC Pain Management


dengan agen cedera 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Pain Control secara komprehensif termasuk
3. Comfort Level lokasi, karakterisitik, durasi,
frekuensi, kualitas dari faktor
Kriteria Hasil : presipitasi
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Kontrol lingkungan yang dapat
(tahu penyebab nyeri, mempengaruhi nyeri seperti

28
mampu menggunakan suhu ruangan, pencahayaan dan
teknik nonfarmakologi kebisingan
untuk mengurangi nyeri, 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
mencari bantuan) 4. Pilih dan lakukan penanganan
2. Melaporkan bahwa nyeri nyeri (farmakologi,
berkurang dengan nonfarmakologi, dan
menggunakan interpersonal)
manajemen nyeri 5. Ajarkan tentang teknik
3. Mampu mengenali nyeri nonfarmakologi yaitu dengan
(skala, intensitas, terapi akupresure
frekuensi, dan tanda 6. Tingkatkan istirahat
nyeri) 7. Monitor penerimaan klien
4. Menyatakan rasa nyaman tentang manajemen nyeri
setelah nyeri berkurang Analagesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat.
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi.
3. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
4. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal.
5. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali

4. Kelebihan volume NOC NIC


cairan Fluid Management

29
berhubungan 1. Electrolite and acid base 1. Pertahankan catatan intake dan
dengan kelebihan balance output yang akurat
asupan natrium 2. Fluid balance 2. Monitor vital sign
3. Hydration 3. Monitor indikasi
Kriteria Hasil retensi/kelebihan cairan
1. Terbebas dari edema 4. Kaji lokasi dan luas edema
2. Memelihara tekanan vena 5. Monitor masukan
sentral, tekanan kapiler makanan/cairan dan hitung
paru, output jantung, dan intake cairan kalori
vital sign dalam batas Fluid Monitoring
normal 1. Tentukan riwayat jumlah dan
3. Terbebas dari kelelahan, tipe intake cairan dan eliminasi
kecemasan atau 2. Catat secara akurat intake dan
kebingungan output
4. Menjelaskan indikator 3. Monitor tanda dan gejala dari
kelebihan cairan oedema
5. Resiko NOC NIC
ketidakefektifan 1. Circulation status Peripheral Sensation
perfusi jaringan 2. Tissue Prefusion : Management
otak cerebral 1. Monitor adanya daerah
Kriteria Hasil tertentu yang hanya peka
1. Tekanan sistole dan terhadap
diastole dalam rentang panas/dingin/tajam/tumpul
normal 2. Monitor adanya paretese
2. Tidak ada 3. Instruksikan keluarga untuk
ortostatikhipertensi megobservasi kulit jika ada
3. Tidak ada tanda-tanda lesi/laserasi
peningkatan tekanan 4. Gunakan sarung tangan
intrakranial (tidak lebih untuk proteksi
dari 15 mmHg) 5. Batasi gerakan pada kepala,
leher, dan punggung

30
4. Berkomunikasi dengan 6. Monitor kemampuan BAB
jelas dan sesuai 7. Kolaborasi pemberian
kemampuan analgetik
5. Menunjukkan perhatian, 8. Monitor adanya
konsentrasi, dan orientasi tromboplebitis
6. Membuat kepeutusan 9. Diskusikan mengenai
dengan benar penyebab perubahan sensasi
7. Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak
ada gerakan-gerakan
involunter
6. Ketidakefektifan NOC NIC
koping 1) Decision making Decision making
2) Role inhasmet 1) Menginformasikan klien
3) Sosial suport alternatif atau solusi lain
Kriteria hasil penanganan
1) Mengidentifikasi pola 2) Memfasilitasi klien untuk
koping yang efektif membuat keputusan
2) Mengungkapkan secara 3) Bantu klien untuk
verbal tentang koping mengidentifikasi keuntungan,
yang efektif kerugian dari keadaan
3) Mengatakan penurunan Role inhancement
stres 1) Bantu klien untuk
4) Klien mengatakan telah mengidentifikasi macam-macam
menerima tentang nilai kehidupan
keadaanya 2) Bantu klien identifikasi strategi
5) Mampu mengidentifikasi positif untuk mengatur pola nilai
strategi tentang koping yang dimiliki
Coping enhancement

31
1) Anjurkan klien untuk
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang realistis
2) Gunakan pendekatan tenang dan
meyakinkan
3) Hindari pengambilan keputusan
pada saat klien berada dalam
stres berat
4) Berikan informasi actual yang
terkait dengan diagnosis, terapi
dan prognosis
7. Defisiensi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge : disease Teaching : disease proces
Berhubungan proces 1. Berikan penilaian tentang
dengan krisis 2. Knowledge : health tingkat pengetahuan klien
situasional behavior tentang proses penyakit yang
Kriteria hasil spesifik
1. Klien dan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala
menyatakan tentang yang biasa pada penyakit,
penyakit, kondisi, dengan tanda yang tepat
prognosis dan program 3. Identifikasi kemungkinan
pengobatan penyebab, dengan cara yang
2. Klien dan keluarga tepat
mampu melaksanakan 4. Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang dijelaskan hidup yang mungkin
secara benar. diperlukan untuk mencegah
3. Klien dan keluarga komplikasi yang akan datang
mampu menjelaskan dan atau proses pengontrolan
kembali apa yang penyakit.
dijelaskan perawat/tim 5. Diskusikan pilihan terapi atau
kesehatan lainnya. penanganan.

32
6. Dukung klien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
informasi atau opinion
7. Instruksikan klien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat.
8. Ansietas NOC Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan 1. Anxiety Self-control kecemasan)
dengan perubahan 2. Anxiety Level 1. Gunakan pendekatan yang
status kesehatan 3. Coping menenangkan.
Kriteria Hasil : 2. Pahami perspektif klien
1. Klien mampu terhadap situasi stres.
mengidentifikasi dan 3. Temani klien untuk
mengungkapkan gejala memberikan keamanan dan
cemas. mengurangi takut.
2. Mengidentifikasi, 4. Identifikasi tingkat
mengungkapkan, dan kecemasan.
menunjukkan teknik utk 5. Dorong klien untuk
mengontrol cemas. mengungkapkan perasaan,
3. Vital sign normal. ketakutan, persepsi.
4. Postur tubuh, ekspresi 6. Instruksikan psien
wajah, bahasa tubuh dan menggunakan teknik
tingkat aktivitas relaksasi.
menunjukkan 7. Berikan obat untuk
berkurangnya mengurangi kecemasan.
kecemasan.
9. Risiko cedera NOC NIC
a. Risk Control

33
Environment Management
Setelah 3x24 jam interaksi (Manajemen Lingkungan)
diharapkan: 1. Sediakan lingkungan yang
Kriteria Hasil aman untuk klien
a. Klien terbebas dari cedera 2. Identifikasi kebutuhan
b. Klien mampu keamanaan pasie, sesuai dengan
menjelaskan cara/metode kndisi fisik dan fungsi kognitif
untk mencegah klien dan riwayat penyakit
injuri/cedera terdahulu klien
c. Klien mampu 3. Hindari lingkungan yang
menjelaskan factor resiko berbahaya (misalnya
dari lingkungan atau memindahkan perabotan)
perilaku personal 4. Pasang side rall tempat tidur
d. Mampu memodifikai 5. Sediakan tempat tidur yang
gaya hidup untuk nyaman dan bersih
mencegah injuri 6. Tempatkan saklar lampu di
e. Menggunakan fasilitas tempat yang mudah dijangkau
kesehatan yang ada klien
f. Mampu mengenali 7. Batasi pengunjung
perubahan status 8. Anjurkan keluarga untuk
kesehatan menemani klien
9. Kontrol lingkungan dari
kebisingan
10. Pindahkan barang-barang yang
dapat membahayakan
11. Berikan penjelasan pada klien
dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit.

34
4. Impementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan penentuan
diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi umum yang biasa dilakukan pada klien hipertensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor adanya perubahan tekanan darah
c. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
d. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
e. Memantau asupan nutrisi
f. Memantau intake dan output cairan
g. Membantu meningkatkan koping
h. Memberikan HE agar menghindari penyebab timbulnya hipertensi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini kita
melakukan penilaian akhir terhadap kondisi klien dan disesuaikan dengan kriteria hasil
yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi yang diharapkan pada klien yaitu:
a. Tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung, dan vital sign dalam
batas normal
b. Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal
c. Tidak ada ortostatik hipertensi
d. Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
e. Mampu mengidentifikasi strategi tentang koping

35
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.U DENGAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
1 Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Desa “P” kecamatan “C” – Tasikmalaya
No. medrek : 055347
Ruangan : cempaka
Dx. Medis : hipertensi
Tanggal masuk : 11 Desember 2018 jam 12.00 WIB
Tanggal pengkajian : 11 Desember 2018 jam 14.00 WIB

Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi Tasikmalaya
Hubungan dengan klien : anak

2 Keluhan utama
Sakit kepala
3 Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 10 Dsember 2018 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa,
beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien
sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi
dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 11 Desember 2018 jam 08.30
WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati

36
jam 09.00 WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB klien mengatakan merasa nyeri seperti
ditusuk-tusuk pada kepala bagian depan. Nyeri dirasakan semakin memberat setiap saat
setelah melakukan aktivitas. Klien juga mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit
hipertensi dan cara mengatsinya.
4 Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia
klien 55 tahun, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg.
Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang tidak teratur.

5 Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan di keluarga hanya klien yang mempunyai riwayat hipertensi,
dan di keluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, seperti TBC, DM,
asma dan lain-lain.
6 Riwayat menggunakan perawatan / pengobatan komplementer
Klien mengatakan belum pernah menggunakan perawatan / pengobatan komplementer
sebelumnya.
7 Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang
mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
8 Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya
selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti
banyak yang menjenguknya,
9 Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin
beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
10 Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi apapun
11 Data focus masalah pemenuhan kebutuhan dasar
P : nyeri dirasakan setelah melakukan aktivitas
Q : nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk

37
R : nyeri dirasakan di kepala bagian depan
S : 4 dari 0- 10
T : nyeri dirasakan setiap saat

12 Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : compos mentis
- Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
- TD : 180/100 mmHg
- R : 25x/menit
- N : 85x/menit
- S : 36oC

b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada
rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan
bola mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik
karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi
disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau
yang dirasakan.

38
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula
disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang
dirasakan.
5) System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala
+/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada
masa, tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi sudah
tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan motor 12,
jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising
usus 10x/menit.
7) System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung,
retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada
dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan
vena juularis, tidak ada bunyi tambahan.
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada
aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
10) System persarafan
- N1 (olfaktorius) : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
- N2 (optikus) : lapang pandang klien agak berkurang behubungan
dengan penuaan,
- N3 (okulomotorius) : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis
bila tidak terkena cahaya)
- N4 (trakelis) : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.

39
- N5 (trigeminus) : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang
dapat mengatup secara simetris
- N6 (abdusen) : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke
kanan.
- N7 (fasialis) : klien dapat menggerakan muka.
- N8 (cochlealis) : pendengaran baik.
- N9 (glosopharingeus) : ada reflek menelan.
- N10 (vagus) : kemampuan menelan baik.
- N11 (accesorius) : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan
dengan cukup baik.
- N12 (hipoglosus) : pergerakan lidah normal.
11) System musculoskeletal
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan
tidak ada luka.

13 Pola kebutuhan dasar


a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit biasanya akan berobat ke
puskesmas.
b. Nutrisi-Metabolik
Sebelum dirawat dirumah sakit, klien biasa makan 3 kali sehari dengan porsi sedang
yaitu nasi, lauk dan pauk. Klien tidak memiliki alergi terhadap makanan apapun.
Klien biasa minum 6-7 gelas per hari kurang lebih 1.500 ml – 1.750 ml. Saat dirawat
dirumah sakit klien makan 3 kali sehari namun tidak pernah habis sekitar 3 -4
sendok makan, diet rendah garam 1.500 kkal/hari
c. Eliminasi
Sebelum MRS klien biasa BAB 2 kali sehari, teksur lembek. BAK 3-4 kali sehari.
Saat MRS klien BAB 1 kali sehari terkstur lembek, BAK 3-4 kali sehari.
d. Aktivitas-Latihan

40
Sebelum dirawat dirumah sakit klien biasa melakukan aktivitas di rumah seperti
pergi kesawah untuk bercocok tanam. Saat MRS klien agak terbatas memenuhi
ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
e. Tidur-Istirahat
Sebelum dirawat klien biasa tidur siang dari pukul 12.00-13.00. dan tidur di malam
hari dari pukul 21.00 – 05.00. selama dirawat pasie biasa tidur siang dari pukul
11.30-13.30. dan malam hari tidur dari pukul 21.00-05.00. klien mengatakan tidak
nyenyak tidur karena kepalanya masih terasa nyeri dan terkadang bangun di tengah
malam saat nyeri kepala muncul.
f. Kognitif-Persepsi
Klien mengatakan saat ini masih merasakan pusing. Nyeri dirasakan seperti di
tusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada kepala bagian depan, sekala nyeri 4 dari 10 dan
nyeri dirakan setiap saat.
g. Persepsi Diri – Konsep Diri
Klien mengatakan merasa cemas dengan kondisinya sendiri dan takut bila
penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
h. Peran – Hubungan
Klien mengtakan sangat dekat dengan anak-anaknya dan cucu-cucunya. Klien
mengatakan selalu di temani selama diwayat di RS oleh anak perempuannya. Dan
bila cucunya sudah pulang sekolah, maka dia akan mampir k RS untuk
menjenguknya sebentar dengan ayahnya.
i. Seksualitas – Reproduksi
Karena usia pasie sudah memasuki usia 60 tahun, maka klien sudah mengalami
menopause.
j. Koping – Toleransi Stres
Klien mengatakan bila nyeri kepala dirasakan klien akan membawanya istirahat
sebentar ataupun tidur. Klien sering menceritakan kepada anaknya bila ia
merasakan pusing yang tidak tertahankan.

k. Nilai – Kepercayaan
Klien mengatakan rajin melakukan persembahyangan dirumah.

41
14 Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium 08-04-2011
Hb = 11,5 gr/dl (13,5 – 18 gr/dl)
L = 5.900/mm3 (4.500 – 10.000/mm3)
T = 155.000/mm3 (150.000 – 400.000/mm3)
Ht = 30 % (40 – 48 %)
GD puasa = 105 mg/dl (75 – 105 mg/dl)
Kalium = 4,05 (3,5 – 5,1 mmol/l)
Natrium = 146 (135 – 148 mmol/l)

b. Data pemeriksaan komplementer


1) SP 6 Sanyinjiao (sedate)
Terletak 3 cun di atas malleolus internus.
2) LR 3 Taichong (sedate)
Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan metatarsal II.
Gambar 3 LR 3 Taichong (Hartono 2012).

3) PC 6 Neiguan (sedate)
Terletak 2 cun diatas pergelangan tangan.

42
Gambar 4 PC 6 Neiguan (Hartono 2012).

4) Ll 11 Quchi (sedate)
Terletak pada lipat siku.

Gambar 5 Ll 11 Quchi (Hartono 2012).

5) Lr 2 Xingjian (sedate)
Terletak 0,5 cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua kaki.

43
Gambar 6 Lr 2 Xingjian (Hartono 2012).

6) Li 4 Hegu (sedate)
Terletak pada pertengahan sisi radial os metacarpal II pada dorsum manus.

Gambar 7 Li 4 Hegu (Hartono 2012).

7) Gb 20 Fengchi (sedate)
Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan.

44
Gambar 8 Gb 20 Fengchi (Hartono 2012).

8) St 9 Renying (sedate)
Terletak 1,5 cun dibelakang prominensia Ilaryngeus dan di depan arteri
carotis.

Gambar 9 St 9 Renying (Hartono 2012).

9) Ki 3 Taixi (tonic)
Terletak di antara malleolus internus dan tendon achiles setinggi bagian

45
tertinggi malleolus internus.

Gambar 10 Ki 3 Taixi (Hartono 2012).

10) St 40 Fenglong (sedate)


Terletak satu jari lateral dari titik St 38.

Gambar 11 St 40 Fenglong (Hartono 2012).

46
1. E. Analisa data
NO DATA FOKUS ETIOLOGI RUMUSAN
MASALAH
1 DS : Kerusakan vaskuler Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri kepla bagian pembuluh darah
depan
Perubahan struktur
DO :
- Klien tampak meringis Penyumbatan
P : nyeri dirasakan setelah melakukan pembuluh darah
aktivitas
Q : nyeri dirasakan seperti ditusuk – Vasokontriksi
tusuk
R : nyeri dirasakan di kepala bagian Gangguan sirkulasi
depan
S : 4 dari 0- 10 Otak
T : nyeri dirasakan setiap saat
Resistensi pembuluh
darah otak meningkat
2 DS : Hipertensi Defisiensi
- Klien mengatakan tidak mengetahui Pengetahuan
penyebab hipertensi
- Klien mengatakan tidak mengetahui Perubahan situasi
cara mengatasi hipertensi
Krisis situasional
DO :
- Klien tampak bingung Defisiensi
- Klien tampak bertanya-tanya pengetahuan

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera

47
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan krisis situasional

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. Nyeri akut NOC Pain Management
berhubungan 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen cedera 2. Pain Control secara komprehensif
3. Comfort Level termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakterisitik, durasi,
Setelah dilakukan tindakan frekuensi, kualitas dari faktor
keperawatan selama 1x 2 presipitasi
jam, klien mengungkapkan 2. Kontrol lingkungan yang
nyeri berkurang dengan dapat mempengaruhi nyeri
kriteria hasil : seperti suhu ruangan,
1. Mampu mengontrol pencahayaan dan kebisingan
nyeri (tahu penyebab 3. Pilih dan lakukan
nyeri, mampu penanganan nyeri
menggunakan teknik (farmakologi,
nonfarmakologi untuk nonfarmakologi, dan
mengurangi nyeri, interpersonal)
mencari bantuan) 4. Ajarkan tentang teknik
2. Melaporkan bahwa nonfarmakologi yaitu dengan
nyeri berkurang dengan terapi akupresure :
menggunakan • SP 6 Sanyinjiao
(sedate)
manajemen nyeri
• LR 3 Taichong (sedate)
3. Mampu mengenali nyeri
• PC 6 Neiguan (sedate)
(skala, intensitas,
• Ll 11 Quchi (sedate)
frekuensi, dan tanda
• Lr 2 Xingjian (sedate)
nyeri)

48
4. Menyatakan rasa • Li 4 Hegu (sedate)
nyaman setelah nyeri • Gb 20 Fengchi (sedate)
berkurang • St 9 Renying (sedate)
• Ki 3 Taixi (tonic)
• St 40 Fenglong (sedate)
Analagesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
2. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
2. Defisiensi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge : disease Teaching : disease proces
berhubungan dengan proces 1. Berikan penilaian tentang
krisi situasional 2. Knowledge : health tingkat pengetahuan klien
behavior tentang proses penyakit
Kriteria hasil yang spesifik
Setelah dilakukan tindakan 2. Gambarkan tanda dan
keperawatan selama 1x 2 gejala yang biasa pada
jam, defisiensi pengetahuan penyakit, dengan tanda
dapat diatasi dengan kriteria yang tepat
hasil : 3. Identifikasi kemungkinan
1. Klien dan keluarga penyebab, dengan cara
menyatakan tentang yang tepat
penyakit, kondisi, 4. Diskusikan perubahan gaya
prognosis dan program hidup yang mungkin
pengobatan diperlukan untuk mencegah
2. Klien dan keluarga komplikasi yang akan
mampu melaksanakan

49
prosedur yang datang dan atau proses
dijelaskan secara benar. pengontrolan penyakit.
3. Klien dan keluarga 5. Diskusikan pilihan terapi
mampu menjelaskan atau penanganan.
kembali apa yang 6. Dukung klien untuk
dijelaskan perawat/tim mengeksplorasi atau
kesehatan lainnya. mendapatkan second
informasi atau opinion
7. Instruksikan klien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.

Implementasi Keperawatan

NO HARI,
NO.
TGL, IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
1 11/12/201 1 Mengkaji nyeri pasien DS : Klp
8 secara komprehensif Pasien mengatakan merasa nyeri pada
PUKUL termasuk lokasi, kepala bagian depan
15.00 karakteristik, durasi, DO :
frekuensi, kualitas dan - Nyeri : ada
faktor presipitasi, P : nyeri dirasakan setelah melakukan
aktivitas
Q : nyeri dirasakan seperti ditusuk –
tusuk

50
R : nyeri dirasakan di kepala bagian
depan
S : 4 dari 0- 10
T : nyeri dirasakan setiap saat
- Pasien tampak menahan rasa sakit
dan meringis
PUKUL 1 Tentukan lokasi, DS :
15.10 karakterisitk, frekuensi, Pasien mengatakan nyeri dirasakan
derjat nyeri sebelum dikepala bagian depan, karakteristik nyeri
pemberian obat seperti di tusuk-tusuk, frekuensi nyeri
timbuh setiap saat, ddan drajat nyeri 4.
DO :
Pasien tampak memegang kepala dan
meringis kesakitan
15.15 1 Monitor vital sign DS :
sebelum pemberian
DO :
analgesik pertama kali
TD = 180/100 mmHg

15.20 1 Mengontrol lingkungan DS : Klp


yang dapat Pasien mengatakan lingkungan sudah
mempengaruhi nyeri cukup nyaman
seperti suhu ruangan, DO :
pencahayaan dan Pasien tampak lebih tenang saat akan
kebisingan menjalani pemeriksaan

51
15.25 1 Memberikan terapi DS : Klp
analgesic untuk Pasien mengatakan nyeri masih dirasakan
mengurangi nyeri di kepala bagian depan.
DO :
Pasien tampak meringis, dan memegang
kepala.

15.30 1 Melakukan terapi DS : Klp


akupresure pada titik: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
- SP 6 Sanyinjiao berkurang setelah mendapatkan terapi
(sedate)
akupuntur
- LR 3 Taichong
(sedate) DO :
- PC 6 Neiguan
Pasien tampak tenang, skala nyeri 2 (0-10)
(sedate)
- Ll 11 Quchi
(sedate)
- Lr 2 Xingjian
(sedate)
- Li 4 Hegu
(sedate)
- Gb 20 Fengchi
(sedate)
- St 9 Renying
(sedate)
- Ki 3 Taixi
(tonic)
- St 40 Fenglong
(sedate)

16.30 1 Monitor vital sign DS :


sesudah pemberian
DO :
analgesik pertama kali
TD = 130/ 80 mmHg

52
16.35 2 Mengkaji tingkat DS : Klp
pengetahuan pasien Pasien mengatakan belum pernah
tentang hipertensi mendapat informasi tentang hipertensi
terlebih tentang penyebab dan cara
mengatasinya.
DO :
Pasien tampak kooperatif dan antusias
16.40 2 Memberikan HE DS : Klp
mengenai perjalanan Pasien mengatakan sudah mengerti
penyakit pasien yang tentang penjelasan yang diberikan
membuat kepalanya DO :
nyeri Pasien tampak mendengarkan penjelasan
yang diberikan

16.45 2 Memberi informasi DS : Klp


mengenai penyebab dan Pasien mengatakan sudah memahami
cara mengatasi penyakit tentang penyebab dan cara mengatasi
hipertensi penyakit hipertensi
DO :
Pasien tampak mendengarkan penjelasan
yang diberikan dan mampu menyebutkan
penyebab dan cara mengatasinya
16,50 2 Memberi kesempatan DS : Klp
pasien untuk bertanya Pasien mengatakan ingin mengetahui
makanan apa saja yang tidak boleh
dikonsumsi bagi penderita hipertensi
DO :
Pasien tampak antusias bertanya

53
17.00 2 Memberi informasi DS : Klp
mengenai makanan Pasien mengatakan sudah memahami
yang harus dihindari makanan apa saja yang harus dihindari
oleh penderita DO :
hipertensi berupa : Pasien tampak antusias mendengarkan
- Hindari penggunaan penjelasan yang diberikan dan pasien
lemak hewan, mampu menyebutkan kembali makanan
margarin, dan yang harus dihindari
mentega, terutama
makanan yang
digoreng dengan
minyak
- Batasi konsumsi
daging, hati, limpa,
dan jenis jeroan
lainnya serta sea
food (udang,
kepiting), minyak
kelapa,dan santan
- Gunakan susu skim
untuk pengganti susu
full cream
- Batasi konsumsi
kuning telur, paling
banyak tiga butir
seminggu
- Makan banyak buah
dan sayuran segar

54
Evaluasi
No Hari/tgl Diagnosa Catatan Keterangan Paraf
Perekembangan
1 Selasa, 11 Nyeri akut S: Teratasi
/12/2018 Pasien mengatakan
Pukul 15.30 nyeri yang dirasakan
berkurang setelah
mendapatkan terapi
akupuntur
O:
Pasien tampak tenang,
skala nyeri 2 (0-10)
A:
Nyeri Akut
P:
Pertahankan kondisi
pasien. Anjurkan
relaksasi nafas dalam
bila merasa nyeri.
Anjurkan pasien
mengonsumsi obat
analgetik (Paracetamol
3x 1) untuk mengurangi
nyeri.
2 Selasa, Defisiensi S: Teratasi
11/12/2018 pengetahuan Pasien mengatakan
sudah memahami
tentang penyebab dan
cara mengatasi penyakit
hipertensi
O:

55
Pasien tampak
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan dan mampu
menyebutkan penyebab
dan cara mengatasinya
A: difisenis
pengetahuan
P: pertahankan keadaan
pasien. Anjurkan
istirahat jika nyeri
dirasakan

56
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi disebabkan oleh asupan garam yang
tinggi,strees psikologis, kaktor genetik (keturunan), kurang olahraga ,kebiasaan hidup yang
tidak baik seperti merokok dan alcohol, penyempitan pembuluh darah oleh
lemak/kolesterol tinggi, peningkatan usia, kegemukan. Gejala yang lazim, mengeluh sakit
kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, kesadaran menurun
dan mimisan
Salah satu terapi komplementer yang dapat diaplikasikan pada penderita hipertensi
adalah akupresure. Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/ tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik
tertentu pada tubuh. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur,
sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur sama dengan akupuntur, yang
membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatannya.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan dalam keperawatan komplementer khususnya

57
DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC


Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta
: EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2. Jakarta : MediAction
Putri, Puniari Eka.2012.Aliran Darah dan Denyut Jantung. (Online). Available:
https://id.scribd.com/doc/99106200/Aliran-Darah-Dan-Denyut-Jantung. Diakses
pada Selasa, 13 Desember 2018 pukul 19.15 WITA

58

Anda mungkin juga menyukai