Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LAPORAN PENGKAJIAN KASUS HIPERTENSI

Disusun Oleh :

1. Alvita Riska Priantika Putri (20.001)


2. Alwin (20.002)
3. Andri Bagus Hariadi (20.003)
4. Bahrul Ilmi (20.004)
5. Elisabet Tampubolon (20.006)
6. Fadilla warrahmi (20.
7. Fitri Hidayani (20.008)
8. Melati Eka Putri
9. Putri Ningsih (20..019)
10. Rosmi Sari (20.027)
11. Rozi Hanifah (20.028)
12. Westy syafira (20.

CT :

Ns.Teguh Widodo,S.Kep,MKM

CI :

Ns.Laras Adythia Pratiwi,S.Kep,M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN SRI BUNGA TANJUNG DUMAI

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

1
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya
Penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Dasar (PKKD) dan membuat
laporan kegiatan PKKD . Laporan PKKD Penulis berjudul “Laporan Pengkajian hipertensi”.

Penulis menyadari bahwa terlaksananya kegiatan PKKD dan penulisan Laporan PKKD ini dapat
diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Direktur Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Ibu Siti Nurjannah,
2. Ibu Ns.Laras Adythia Pratiwi,S.Kep,M.Kep,selaku CT Poliklinik
3. Ibu Ns.Fanny Aristy,S.Kep.M.Kep,Selaku CT IRNA B
4. Ibu Juwita Yanti Pakpahan,S.Kep,MH.Kes,Selaku CT IRNA A PRIA
5. Bapak Ns.Teguh Widodo,S.Kep,MKM,Selaku CI poliklinik
6. Ibu Ns.Mardiana,S.Kep,Selaku CI IRNA B
7. Ibu Ns.Linda Sartika,S.Kep,Selaku CI IRNA A PRIA
8. Seluruh partisipasi teman-teman sekelompok

Dalam Penulisan Laporan PKKD ini tentulah terdapat banyak kekurangan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para Dosen Penguji,Kepala Ruangan dan Pembaca agar laporan ini
layak sebagai sebuah laporan pengkajian kasus hipertensi.

Dumai, 18 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR TEORITIS
2.1.1. Definisi ............................................................................................................................
2.1.2 Etiologi.............................................................................................................................
2.1.3 Patofisiologi dan WOC....................................................................................................
2.1.4 Manifestasi Klinis............................................................................................................
2.1.5 Klasifikasi.........................................................................................................................
2.1.6 Komplikasi...................................................................................................................
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................
2.1.8 Penata Pelaksanaan.........................................................................................................
2.1.8 Pencegahan..................................................................................................................
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Pengkajian................................................................................................................................
1. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................
2. Perencanaan Keperawatan...............................................................................................
BAB III
3.1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara
maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan
hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan
anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
Menurut data hipertensi di RSUD Kota Dumai kasus tertinggi penyakit tidak menular di RSUD Kota Dumai
pada tahun 2021 pada kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi, yaitu sebanyak 201
kasus. Angka kejadian hipertensi ini menunjukkan bahwa penyakit hipertensi menjadi prioritas utama masalah
kesehatan yang terjadi di RSUD Kota Dumai tersebut. Penyakit hipertensi ini bagi masyarakat sangat penting untuk
dicegah dan diobati. Hal ini dikarenakan dapat menjadi pencetus terjadinya stroke yaitu kerusakan pembuluh darah di
otak.
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya hidup sangat
berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada
kesehatan. Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit
pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap
ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien
datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika
telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini menjadi muara
beragam penyakit degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian.

4
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan
dan perawatan yang harus ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi
penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara
rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan
kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini
berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.
Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat mengatasi kekambuhan atau
melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penderita hipertensi
bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih rendah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi
tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien hipertensi
yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal perawatan hipertensi. Mengkonsumsi garam
berlebih, kebiasaan minum kopi merupakan contoh bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan. Pengetahuan
yang kurang dan kebiasaan yang masih kurang tepat pada hipertensi dapat mempengaruhi motivasi dalam berobat.
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Motivasi yang kuat yang
berasal dari diri pasien hipertensi untuk sembuh akan memberikan pelajaran yang berharga. Proses untuk menjaga
tekanan darah pasien hipertensi tidak hanya dengan perawatan non farmakologi seperti olah raga, namun juga
dilakukan dengan cara pengobatan farmakologi. Pengobatan farmakologi diperoleh salah satunya dengan cara
melakukan kontrol ke puskesmas. Pengobatan pasien hipertensi di RSUD Kota dumai yang rutin sesuai jadwal
kunjungan, akan mempercepat kondisi tekanan darah pasien hipertensi tetap terjaga dengan normal.
Berdasarkan hasil studi awal tersebut menunjukkan bahwa ada berbagai masalah yang menyebabkan pasien
hipertensi tidak melaksanakan kontrol darah, diantaranya adalah sebagian besar pasien hipertensi tidak merasakan
adanya keluhan, kurangnya pengetahuan pasien hipertensi tentang bahaya penyakit hipertensi itu sendiri, aktivitas
atau kesibukan klien hipertensi sehingga sebagian dari mereka kurang termotivasi untuk melakukan kontrol.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti ingin meneliti mengenai hubungan tingkat pengetahuan
dengan motivasi untuk memeriksakan diri pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan,maka rumusan masalah adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan
Hipertensi pada Ny.T di Poliklinik RSUD Kota Dumai.

5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dengan motivasi untuk memeriksakan diri
pasien hipertensi di Poliklinik RSUD Kota Dumai
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi.
b. Mengetahui motivasi untuk memeriksakan diri pasien hipertensi ke Poliklinik RSUD Kota Dumai

1.4 Manfaat Penelitian


A. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan upaya pencegahan dalam penanganan
pasien hipertensi RSUD Kota Dumai.
B. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan dan menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dalam hal
pemahaman dan upaya pencegahan yang berhubungan dengan hipertensi.
C. Bagi Pendidikan
Dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi pembaca yaitu mahasiswa serta sebagai masukan
khususnya akademi keperawatan sri bunga tanjung dalam meningkatakan mutu pendidikan di bidang kesehatan.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teoristik
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau
peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan
penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki
tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah 11 meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini
bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan,
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya
didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra
yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan normal atau ideal.
Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau
hipertensi.
5) Gaya hidup Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan menghindari
faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan
darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan
darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk`menghindari alkohol agar
tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi
yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder

7
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi sekunder adalah
hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor
ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium.
Apabiladapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan
kembalike normal

2.1.3 Patofisiologi dan WOC


Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan prifer.
Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug).
Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan
tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di vasomotor, pada medula diotak.
Pusat vasomotor ini bermula pada araf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak
faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem
saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).

8
9
2.1.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat
hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara
umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien
hipertensi mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut akan
menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

2.1.5 Klasifikasi
Hipertensi Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik kurang dari 120
mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. 15 Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah pada
Orang Dewasa Sebagai Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg) Kategori Tekanan darah Sistolik Diastolik Normal
< 120 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder (Aspiani, 2014).
Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi
merupakan hipertensi primer. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer adalah
genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah
karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus
hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan
kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan volume intravaskular, luka bakar dan stres (Aspiani, 2014).

10
11
2.1.6 Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan
bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung
tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema)
kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat
ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)
a. Pemerikaan Laboratorium
1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor resiko seperti hipokoagubilita, anemia.
2. BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar
ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
b. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi
d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

12
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah
tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara
memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
b. Pengaturan diet
1. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan
pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan
3-6 gram garam per hari.
2. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium
secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding
vaskular.
3. Diet kaya buah sayur.
4. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
c. Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada
beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri.
Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat
badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi
perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.
d. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki kedaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer,
dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu
sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi
terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
e. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol,
penting untuk mengurangi efek jangka oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah
ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1. Terapi oksigen
2. Pemantauan hemodinamik

13
3. Pemantauan jantung
4. Obat-obatan : Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic bekerja melalui
berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi
garam dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR. Penghambat enzim mengubah
angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan menghambat enzim
yang diperlukan untuk mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara
langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang
akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium

2.1.9 Pencegahan
1) Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan diatas rata-rata, adanyahipertensi pada anamnesis keluarga, ras
(negro), takikardi, obesitas dan konsumsigaram yang berlebihan ditingkatkan untuk:
a. Sebuah diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadihiperkolesterolemia, Diabetes
Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau dihentikan merokok
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi garam rendah
d. melakukan olahraga untuk mengendalikan berat badan
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengantindakan-tindakan seperti
pencegahan primer
b. Harus dijaga agar tekanan darahnya tetap dapat dikontrol secara normal danstabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko jantung iskemik yang lain harus di control
d. Batasi aktivitas

2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis


Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Yang meliputi :
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi
2.2.1 Pengkajian

14
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama dengan
klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. (Oktavianus.h.59) Adapun
pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah :
a. Identitas klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah pusing, sakit
kepala dan penurunan tingkat kesadaran.
c. Penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif dan kegemukan. Pengkajian obat-obatan yang sering
digunakan klien seperti pemakaian obat anti hipertensi, anti lipidemia, penghambat beta dan lainnya.
Adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat
ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus atau adanya riwayat stroke
dari generasi terdahulu.
f. Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian psikologis klien hipertensi meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif dan perilaku klien. Dalam pola tata nilai
dan kepercayaan, klien biasanya jarang melakukan ibadah spiritual karena tingkah laku yang tidak stabil
dan kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. Perawat juga memasukkan pengkajian tehadap
fungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya hidup individu.
Perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri atas dua masalah : keterbatasan yang diakibatkan oleh
deficit neurologis dalam hubungannya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan
mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam sistem dukungan individu
g. Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (tachypnea)
h. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi atherosklerosis, penyakit jantung kongesti / katup dan penyakit
serebrovaskuler.

15
Tanda :
- Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikanTD diperlukan untuk menegakan diagnosis - Nada
denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Titik point maksimum impuls kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Takikardia berbagai distritmia
- Bunyi, jantung terdengar bunyi jantung I pada dasar bunyi jantung II dan bunyi jantung III murmur
stenosis vasvular
i. Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu (riwayat penyakit ginjal)
j. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu
- Kongestiva - Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik)

k. Neurosensori
Gejala : - Keluhan pening/pusing, sakit kepala
- Berdenyut, sakit kepala sub occipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)
- Episode bebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode statis staktis
Tanda :
- Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek, proses fikir atau memori.
-Respon motorik:penurunan kekuatan gengaman tangan perubahan retinal optic
l. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala :
- Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudasi
- Sakit kepala oxipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
m. Pernapasan
Gejala :

16
- Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Penurunan curah jantung b.d. peningkatan afterload
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dialami oleh pasien akibat hipertensi
c. Nyeri akut b.d sakit kepala
d. Kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. obesitas

2.2.3 Perencanaan Keperawatan

17
Diagnosa Intervensi Keperawatan
NO Rasional
Keperawatan NOC NIC
1. Penurunan curah Tujuan: Mandiri :
jantung b.d. Kriteria Hasil: • pantau TD. Ukur
peningkatan •Berpartisipasi dalam pada kedua
afterload aktifitas yang tangan/paha untuk
menurunkan Td/beban evaluasi awal.
kerja jantung. Gunakan ukuran
•Mempertahankan TD menset yang tepat dan
dalam rentang tehnik yang akurat.
individu yang dapat •
diterima. kualitas denyutan
•Memperhatikan sentral dan parifer.
irama dan frekuensi •
jantung stabildalam jantung dan bunyi
rentang normal pasien. nafas.

kulit,kelembaban,suhu
, dan masa pengisian
kapiler.
•Catat edema
umum/tertentu.
•Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi
aktivitas/keributan
lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung
dan lamanya tinggal.
•Pertahankan
pembatasan aktivitas
seperti istirahat di
tempat tidur/kursi;
jadwal priode istirahat
tanpa gangguan; bantu
pasien melakukan
18
aktivitas perawatan
diri sesuai kebutuhan.
•Lakukan tindakan-
BAB III

LAPORAN KASUS

No. RM : 00428085
AKPER SRI BUNGA TANJUNG Nama : Ny.T
Jln. Tanjung Jati Tgl Lahir : 10/08/1968
(Mohon diisi)
0765 439710

ASSESMEN KEPERAWATAN RAWAT JALAN


( Dilengkapi dalam waktu 2 jam pertama pasien masuk ruang rawat jalan )

Tgl Kunjungan : 15/12/2021 Pukul : 10.00 wib


Identitas
Nama pasien : Ny.T No. RM :
00428085
Tanggal Lahir : 10/08/1968

Umur : 66 th
Jenis Kelamin : Lk/ Pr
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Status : Belum Menikah √ Menikah Janda Duda
Agama : √ Islam Kristen Hindu Budha
Pendidikan : Tidak tamat SD SD SMP √ SMA D3 S1
Status Pasien : Baru ( Kunjungan Pertama ) √ Lama (> 1 Kunjungan )

Cara bayar : Umum √ BPJS dan lainnya............................................................................

Alamat : Jl. Takaul GG. Menanti


No. Telp : 085278863558
Keluhan Utama : Klien mengatakan kepala terasa pusing, tengkuk terasa kaku

Dx medis : Hipertensi

Riwayat Penyakit
Pernah dirawat : Tidak √ Ya, kapan 2 September 2019
Diagnosis : STT pada kaki
Pernah Operasi : Tidak √ Ya, Pasca operasi hari ke : 3 √
Obat yang dibawa Ada √ Tidak

Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien sudah di diagnosa penyakit terdapat benjolan pada kaki sebelah kanan telah di operasi. Dan klien
mengatakan kurang lebih empat tahun menderita hipertensi

Riwayat Kesehatan Keluarga :


Asma/DM/Cardiovaskuler/Kanker/ Thalasemia/Lain-lain (hipertensi)

Riwayat Psikososial :
Hubungan pasien dengan anggota keluarg: √ Baik Tidak baik
Status Psikologis : √ Cemas Takut Marah Sedih Kecendrungan bunuh diri

19
Status Fungsional :
√ Mandiri
Perlu Bantuan, sebutkan.........................................................................................................................................
Ketergantugan total
( Bila ketergantungan total kolaborasi ke DPJP/ PPDS untuk konsul
Ke Rehabilitasi Medik )
Pola Kebiasaan Sehari-hari : setelah menderita hipertensi klien berusaha menjaga pola makan, tidur serta kesehatan
dengan rutin berolahraga namun tidak jarang

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita.Keadaan
itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu tinggi.Hipertensi kini semakin sering
dijumpai pada orang lanjut usia. Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease.Umummnya
penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi
dalam di kelompokan dalam dua kategori besar yaitu, primer dan sekunder.Hipertensi primer artinya yang
belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer,seperti bertambahnya umur,stres psikologis,dan hereditas (keturunan)
Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya
hidup sehat,pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.seperti aktif
berolahraga,mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam,rendah kolesterol dan lemak
jenuh,meningkatkan konsumsi buah dan sayuran,tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan setiap orang memeriksakan tekanan darahnya agar dapat mengantisipasi bila terjadi hipertensi
terutama bagi yang berusia lanjut
2. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya
hidup sehat,pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.seperti aktif

20
berolahraga,mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam,rendah kolesterol dan lemak
jenuh,meningkatkan kosumsi buah dan sayuran,tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.

DAFTAR PUSTAKA

 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.pdf
 epository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/304/8.%20BAB%20I.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
 https://www.guesehat.com/kenali-patofisiologi-hipertensi
 https://www.pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/kesehatan/read/pengertian-hipertensi-
yang-mudah-dimengerti
 https://lifepack.id/mengenal-hipertensi-menurut-who-faktor-risiko-dan-
pencegahannya/#:~:
 https://www.google.com/search?q=pathway+hipertensi+&biw=1280&bih=619&sxsrf=
 https://www.pramita.co.id/id/inspirasi/hard-selling/pemeriksaan-penunjang-pada-
penyakit-hipertensi

21

Anda mungkin juga menyukai