Disusun oleh:
NIP. 198602152010011013
PUSKESMAS KEPADANGAN
2023
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala rajmat dan
hidayah-Nya. Telah terselesaikan makalah dengan judul “ HIPERTENSI”
Dalam kajian makalah ini banyak mengacu pada berbagai artikel ilmiah dari berbagai
sumber. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan yang membutuhkan perbaikan, maka saran dan kritik sangat dihargai dan
diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Pengkajian....................................................................................................19
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................34
C. Prioritas Masalah.........................................................................................34
D. Intervensi.....................................................................................................38
E. Catatan Tindakan Keperawatan dan Evaluasi.............................................43
Kesimpulan...........................................................................................................................46
Saran.....................................................................................................................................46
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up
kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Dapat mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Dapat menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5
5. Dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Dapat mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Dapat menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
6
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai
usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada
jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah.Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.Pada sekitar 5-
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
7
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronisme
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut.
8
orangtua mengidap hipertensi, maka kemungkinan anaknya juga terkena
hipertensi.Faktor predisposisi genetik dapat berupa sensitivitas terhadap natrium,
kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular (terhadap vasokonstriktor),
dan resistensi insulin.
Hipertensi esensial menyerang empat kali lebih sering pada pria middle age daripada
pada wanita middle age. Faktor-faktor lingkungan yang menjadi faktor predisposisi
yang lebih dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial antara lain gaya hidup
yang buruk (stres), banyak konsumsi garam, obesitas, merokok.
9
renalis yang di sebelah distal dari bagian yang mengalami kontriksi akan cukup
untuk menyebabkan keluaran urin yang normal.
Yang kedua adalah hipertensi Goldblatt dengan dua ginjal. Mekanisme terjadinya
hipertensi ini adalah sebagai berikut: ginjal yang mengalami konstriksi menahan air
dan garam akibat menurunnya tekanan arteri renalis pada ginjal tersebut. Ginjal yang
normal juga menahan air dan garam akibat renin yang dihasilkan oleh ginjal yang
mengalami iskemik.Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin yang
bersirkulasi ke ginjal yang berlawanan dan menyebabkannya juga menahan air dan
garam.Jadi dengan alasan yang berbeda kedua ginjal menjadi penahan garam dan air
yang mengakibatkan hipertensi.
2. Hipertensi Neurogenik
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh rangsangan yang kuat pada sistem saraf
simpatis. Contohnya apabila seseorang menjadi begitu terangsang karena alasan
apapun atau bila saat sedang gelisah, maka sistem simpatis akan sangat terangsang
yang menimbulkan vasokonstriksi perifer di setiap tempat dalam tubuh dan terjadilah
hipertensi akut. Hipertensi neurogenik juga bisa disebabkan oleh baroreseptor yang
dipotong atau bila traktus solitarius yang terdapat pada setiap sisi medula oblongata
dirusak. Hilangnya sinyal saraf normal dari baroreseptor secara mendadak memiliki
pengaruh yang sama pada mekanisme pengaturan tekanan oleh saraf seperti
pengurangan tekanan arteri pada aorta dan arteri karotis secara mendadak. Akibatnya
pusat vasomotor tiba-tiba menjadi sangat aktif dan tekanan arteri rata-rata meningkat,
namun dalam beberapa hari tekanan akan kembali normal. Oleh sebab itu, hipertensi
neurogenik termasuk hipertensi akut.
3. Hipertensi pada Toksemia Gravidarum
Selama masa kehamilan, banyak ibu yang mengalami hipertensi.Hal ini merupakan
manifestasi dari sindrom toksemia gravidarum.Prinsip patoligis yang menyebabkan
hipertensi ini diduga akibat penebalan membran glomerulus (mungkin terjadi karena
proses autoimun), yang mengurangi kecepatan filtrasi aliran dari glomerulus kedalam
tubulus ginjal. Dengan alasan yang jelas, tekanan arteri yang diperlukan untuk
menyebabkan pembentukan urin normal akan ditingkatkan. Selain itu, nilai tekanan
10
arteri jangka panjang juga meningkat.Pasien-pasien ini cenderung menderita hipertensi
karena konsumsi garam berlebih.
4. Hipertensi Akibat Aldosteronisme Primer
Merupakan tipe lain dari hipertensi beban-volume yang disebabkan oleh aldosteron
dalam tubuh berlebih atau kelebihan jenis steroid yang lain. Sebuah tumor kecil yang
terdapat pada salah satu kelenjar adrenal yang terkadang menyekresikan banyak sekali
aldosteron disebut sebagai “Aldosteronisme Primer”. Aldosteron memiliki efek dapat
meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal sehingga akan
mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun menaikkan volume cairan
ekstraseluler, akibatnya terjadi hipertensi. Bila keadaan ini diteruskan, maka kelebihan
aldosteron tersebut akan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal sehingga
mengakibatkan ginjal menahan garam dan air lebih banyak lagi disamping yang
disebabkan oleh aldosteron tersebut. Oleh karena itu, akhirnya hipertensi sering
menjadi parah.
2.3 Pathway
Alkohol,konsentrasi garam,obesitas
Hipertensi
Pembuluh darah
Keseluruh tubuh,sedangkan
11
Ginjal otak pembuluh darah retina
Respon RAA
jantung
Retensi Na
edema
12
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan saraf
3. Gagal jantung
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Gangguan serebral (otak) yg mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak
yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.
(www.id.novartis.com) Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. sakit kepala
2. kelelahan
3. mual
4. muntah
5. sesak nafas
6. gelisah
7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera. (www.medicastore.com)
2.5 Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
2.5.1 Pemeriksaan Diagnostik
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
13
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.6 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
14
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
(2,8)
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.
15
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
16
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah
atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan
mengukur memakai alat tensimeter
f. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
g. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
h. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
j. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
k. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
l. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
m. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
o. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
17
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada Hipertensi menurut Susiyanto (2013) adalah :
1) Bagian otak, akan menyebabkan stroke
2) Bagian mata, menyebabkan retinopati hipertensi dan kebutaan
3) Bagian Jantung, menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung), dan gagal
jantung
4) Bagian ginjal, menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal.
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
DATA UMUM
2. Umur : 56 tahun
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Pendidikan : SD
6. Komposisi Keluarga :
/umur KK
19
Genogram :
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
20
----- : Tinggal Serumah
: Klien
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
Keluarga Tn.B merupakan keluarga suku jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari
Bahasa Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat
mempengaruhi kesehatannya.
9. Identifikasi Religius
shalat lima waktu. Tn.B seorang ta’mir masjid muhamadiyah di desanya, beliau aktif
seperti pengajian.
Penghasilan Tn.B diperoleh dari Tn.B yang bekerja sebagai pedagang sepeda dan
Ny.S sebagai penjual toko sembakau dikediamannya. Penghasilan Tn.B tidak pasti
tergantung pangsa pasar, penghasilan Ny.S rata-rata sebulan 1,5 juta penghasilan
dari Tn.B dan Ny.S dipergunakan untuk keperluan makan sehari-hari, sekolah dan
kuliah anak AI dan RM, dan uang saku, biaya listrik serta kebutuhan lainnya,
21
penghasilan lain dari keluarga Tn.B yakni dari penghasilan panen padi dan palawija
Kebiasaan kumpul bersama keluarga Tn.B biasanya dilakukan di malam hari disela-
sela kesibukan di toko, karena Tn.B juga ikut mengelola toko. Keluarga jarang
pergi ke tempat rekreasi secara bersama, karena Tn.B dan Ny.S sangat sibuk.
Namun sesekali Tn.B meluangkan waktu untuk menghirup udara pagi dengan ber
Tahap perkembangan keluarga Tn.B saat ini termasuk keluarga anak dewasa. Dimana
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. Namun
tugas keluarga yang belum tercapai yakni menjadikan kedua anaknya yang masih
menuntut ilmu menjadi seorang yang sukses yang dapat memebanggakan kedua orang
tuanya serta membimbing anak-anaknya yang sudah berumah tangga dalam menata
22
14. Riwayat keluarga inti
Tn.B dan Ny.S menikah sudah 35 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh kedua
orang tua masing-masing. Ny.S merupakan pilihan sendiri tidak dijodohkan. Saat
menikah Tn.B berusia 22 tahun dan Ny.S berusia 16 tahun, setahun setelah menikah
Ny.S melahirkan anak tertuannya yakni anak A yang kini sudah berumah tangga.
Dikeluarga Tn.B terdapat riwayat penyakit keturunan yakni hipertensi. Keluarga Tn. B
mengatakan jika Tn. B mempunyai tekanan darah yang tinggi. Tn.B dan Ny.S sangat
sibuk dengan usaha mereka masing-masing sehingga tidak ada waktu untuk
tentang penyakit hipertensi yang diderita Tn.B tapi belum tahu cara merawat anggota
Orang tua Tn. B meninggal karena penyakit hipertensi dan paru-paru. Sedangkan orang
Rumah yang dihuni oleh keluaraga Tn.B merupakan rumah yang dibangun diatas tanah
milik sendiri yang dibeli dari tetangga sekampung, berukuran 300 m terdiri ruang tamu,
4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi dan WC kondisi bersih, 1 toko sembakau. Lantai
terbuat dari keramik, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu belakang dan
jendela depan. Karena keluarga Tn.B tinggal dipedesaan jadi terdapat halaman dan
kebun yang luas di samping rumah, sampah diletakan di tempat sampah samping rumah
23
yang kemudian dibakar. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari
sumur bor dengan kondisi air bersih yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi dan
mencuci semua perabot keluarga. Kondisi got/saluran pembuangan lancar tidak berbau
dan terbuka.
Denah Rumah
Tempat Shalat
Ruang Tamu
Toko
Kamar WC
Rua
Kamar Kamar
WC
ng Dapur
Kamar TV
bersuku jawa yang tetap menjaga adat istiadat. Saudara kandung dan orang tua Ny.S
serta anak tertua Tn.B tinggal di dekat rumah keluarga Tn.B. Lingkungan tetangga
cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan. Tempat tinggal Tn.B berada
dipinggir jalan dekat dengan balai desa namun cukup jauh dengan fasilitas kesehatan
seperti klinik umum. Lingkungan tempat tinggal Tn.B juga sudah memiliki fasilitas
pendidikan mulai dari TK, SD/MI dan TPQ. Belum ada transportasi umum di tempat
tinggal Tn,B jadi untuk akses transportasi banyak yang masih menggunakan sepeda dan
motor. Keadaan lingkungan cukup bersih banyak tertanam pohon-pohon jadi polusi
udaranya sedikit. Namun, kondisi rumah agak kurang bersih, untuk penataan ruangan
24
kurang rapi dan kurang teratur. Terkadang ketika musim hujan juga terdapat genangan
Keluarga Tn.B sudah lama tinggal di desa ini sekitar 30 tahun yang lalu dan belum
pernah pindah ke daerah lain. Rumah Tn.B berada kurang lebih 200 meter dari jalan
tinggalnya hanya saat anggota keluarganya ada yang sakit. Tn.B jarang periksa di
Keluarga Tn.B masih tinggal di lingkungan keluarga besar Ny.S sehingga saat
keluarga membutuhkan bantuan, keluarga besar Ny.S terutama orang tuanya selalu siap
untuk menolong. Anak tertua Ny.S yang tinggal di dekat tempat tinggalnya selalu
membantu Tn.B dalam hal apapun. Keluarganya belum memiliki jaminan pemeliharaan
kesehatan.
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Antar anggota keluaraga terbina hubungan yang
25
keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Anak-anaknya biasa memberikan
dilakukan oleh Ny.S namun Tn.B juga ikut memutuskan keuangan keluarga,
untuk pengambilan keputusan kegiatan untuk anak seperti sekolah dilakukan secara
bersama-sama dimana anak memiliki hak untuk memilih kegiatan yang diinginkan.
Keluarga Tn.B saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila ada
Model kekuasaan yang diambil dalam keluarga Tn.B adalah pengambilan keputusan
masing anggota keluarga, misalnya anak Tn.B berhak memilih sekolah sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki dan keluarga mendukung keinginan tersebut.
Tn.B sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang menjadi pedagang sepeda di pasar
Tulangan menjadi pekerjaan pokok sehari-hari namun beliau juga ikut andil dalam
26
mengelola toko sembako bersama istrinya. Ny.S sebagai penjual toko sembako dan juga
sebagai pengatur rumah tangga. Anak pertama, kedua dan ketiga sudah berkeluarga dan
tidak tinggal dalam satu rumah dengan Tn.B, anak RM sebagai anak remaja yang
menginjak dewasa selalu terbuka dengan Tn.B dalam masalah apapun, berperan
membantu kegiatan sehari-hari keluarga meskipun dia sibuk dengan kuliahnya. Anak AI
sebagai anak sekolah yang menginjak dewasa, berperan membantu kegiatan sehari-hari
semampunya.
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti mengaji,
shalat, berpuasa pada bulan ramadhan. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu
terlebih dahulu kepada oarang tua, saat maghrib harus sudah ada di rumah dan pada
malam hari hanya boleh berada di luar rumah sampai pukul 22.00 malam. Bila pulang
terlambat tidak memberitahu keluarga, Ny.S selalu memarahi anaknya untuk tidak
V. FUNGSI KELUARGA
respon keluarga sangat bangga bila anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat
sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan. Tn.B
menyatakan dirinya masih sanggup untuk mendidik anak-anaknya dimana dia selalu
memberika nasehat-nasehat kapada anaknya, beliau juga tidak pernah berkata kasar dan
selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga tali
silaturahmi walaupun sudah tidak tinggal dalam satu rumah lagi, saling menyayangi dan
27
26. Fungsi Sosialisasi
tetangganya, Tn.B maupun Ny.S tidak pernah melarang anak-anaknya bergaul dengan
lawan jenis atau siapapun tetapi tetap dalam pengawasan mereka, karena Tn.B dan Ny.S
berprilaku yang baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan
tentram.
Tn. B dan keluarga mengatakan bahwa mereka banyak mengkonsumsi air putih tiap
hari. Tn. B mengutarakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
dirawat sendiri dengan membeli obat di apotik, namun apabila penyakit cukup serius
keluarga baru akan membawa anggota yang sakit ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn.
B jarang melakukan chek-up kesehatan secara rutin. Tn. B mengatakan bahwa tidak
pemeriksaan rutin. Keluarga Tn. B kurang mengenal masalah karena Tn. B sering
makan yang asin dan berlemak. Tn. B mengungkapkan biasanya saat tekanan darah
naik klien merasa kaki serta tangan sebelah kiri sering jimpe-jimpe, lemes, dengkul kaki
terasa pegel dan cekot-cekot, terasa pusing ingin berjatuh terutama saat bangun tidur
Keluarga Tn.B tidak ingin punya anak lagi karena sudah cukup punya anak 5 dan
karena factor usia, sudah tidak ikut KB, namun hubungan suami istri masih.
28
29. Fungsi Ekonomi
Sejauh ini kebutuhan keluarga cukup terpenuhi seperti kebutuhan pangan, sandang dan
pangan. Dengan penghasilan dari Tn.B dan Ny.S serta dari hasil panen sawah dan
kebun. Keluarga Tn.B termasuk keluarga tipe II yaitu keluarga Tn.B sudah mampu
memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Selain itu
keluarga Tn.B juga sudah bisa menabung untuk keperluan di masa yang akan datang.
Sterssor jangka pendek yang dirasakan Tn.B dan Ny.S bersumber pada masalah pribadi
keluarga dan keuangan seperti biaya sekolah anak AI dan kuliah anak RM, tetapi
31. Stressor jangka panjang (> bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
Sterssor jangka panjang yang dialami Tn.B dan Ny.S cemas akan anak-anaknya yang
sudah berkeluarga sendiri, dan salah satu anaknya yang sedang bermasalah dengan
pekerjaan dan rumah tangganya. Selain itu Tn.B yang sekarang menderita hipertensi
Upaya keluarga dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur diri dengan
mendengarkan musik yang disukai, kemudian pasrah dan memperbanyak dzikir dan
berdoa. Hasil yang diperoleh Tn.B dan Ny.S merasa sedikit terobati setelah berdzikir,
berdoa dan sembahyang. Sementara untuk menghadapi sakit hipertensi yang saat ini
29
33. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini dan berusahan tetap tabah dan ikhlas. Berusaha mencari
jalan keluar yang kini sedang dihadapinya dan juga ingin berusaha untuk bisa
mengontrol penyakit Tn.B agar tidak sering kambuh. Selain itu juga selalu berdoa
kepada tuhan.
Pola hidup Tn.B suka mengkonsusmsi makanan yang mengandung banyak kolestrol ,
lemak tapi Tn.B bukan perokok Namun yang membuat hipertensi Tn.B kambuh karena
stress dengan masalah anak-anaknya dan pekerjaannya serta kadang Ny.S cerewet dan
suka marah-marah .
(mmHg) mmHg
30
kelainan, suara kelainan, suara kelainan, suara kelainan, suara
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi
pada Tn.B dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada Tn.B .
A. ANALISA DATA
31
Data Problem Etiologi
Data Objektif: Pemeliharaan kesehatan ketidakmampuan
terasa sakit
dan berlemak
32
masalah atau makan yang salah
Data obyektif
TD 160/100 mmHg
NADI 90x/menit
Suhu 37,00C
DO:
- TD: N:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
33
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn. B khususnya Tn.B
2. Resiko penyakit kambuh berulang pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B b/d
3. Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B terutama Tn.B berhubungan dengan
C. PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Keperawatan 1
Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. B khususnya Tn.B berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga memutuskan masalah mengenai pentingnya
pemeriksaan kesehatan secara teratur.
34
JUMLAH 2 1/6
Diagnosa 2 : Resiko penyakit kambuh berulang pada keluarga Tn.B khususnya pada Tn.B
tindakan pencegahan
menghindari faktor
resiko
35
ditangani lebih lanjut,
sepertistroke,
kelumpuhan
JUMLAH 4 2/3
Diagnosa 3 :Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B terutama Tn.B berhubungan dengan
yang ada
dicegah : tinggi
36
ada kejadian yang
mengakibatkan Tn.B
cidera
JUMLAH 2 2/3
secara teratur.
37
B. INTERVENSI
tingkat stressor hipertensi yang gejala dini terjadinya dan ingin jatuh hipertensi
dengan penyebab,
mengurangi 3. Diskusikan
kolestrol,
38
kurangsi stress, asi serangan
olahraga, 4. Kaji
nyaman serangan
bersedia Tn.B
mengambil 5. Anjurkan
mencegah untuk
terjadinya membawa
membawa ke pelayanan
pelayanan kesehatan
dalam
mengambil
keputusan
7. Beri
reinforcement
positif atas
usaha
keluarga
39
2 Resiko injuri pada Setelah TUK 1: Setelah 1x60 Respon a. Keluarga a. Diskusikan
untuk penderita
hipertensi yang
mempunyai resiko
memodifikasi
penderita hipertensi
Rumuskan
tujuan
untuk program
pendidikan
kesehatan pada
keluarga.
E. Catatan Tindakan Keperawatan dan evaluasi
42
Tanggal No Diagnosa Implemetasi Evaluasi
Keperawatan
10-4- Resiko penyakit 1. Mengkaji pengetahuan S: Tn. B mengatakan
2015 keluarga tentang kurang mengetahui
kambuh berulang
penyakit Hiprtensi tentang apa itu
khususnya pada Tn.B
yang diderita anggota penyakit Hipertensi
berhubungan dengan keluarganya O: Keluarga
2. Memberikan mendengarkan dan
kurangnya
penyuluhan tentang : memahami lebih
pengetahuan
Penyebab hipertensi jelas tentang
keluarga mengenai Tanda dan gejala Hipertensi
hipertensi A: masalah teratasi
pencegahan dan
Faktor resiko bagian
penatalaksanaan
hipertensi P: Lanjutkan intervensi
penyakit hipertensi Akibat hipertensi
dan tingkat stressor Upaya pencegahan
hipertensi
yang tinggi.
3. Menanyakan pada
keluarga hal-hal yang
belum dimengerti dan
Meminta keluarga
menjelaskan kembali
tentang pengertian,
penyebab, tanda gejala,
factor resiko, akibat
dan upaya pencegahan
hipertensi.
4. Membuat kontrak
kunjungan kembali
untuk mendiskusikan
tentang hipertensi
43
2015 pada keluarga Tn.B keluarga tentang pengertian mengatakan tahu
injuri, akibat injuri bagi penyebab injuri,
berhubungan dengan
penderita hipertensi Tn.B mengatakan
ketidakmampuan tahu cara merawat
b. Mendiskusikan dengan
keluarga keluarga tentang cara injuri.
mencegah jatuh pada O : Tn.B mau
memodifikasi
penderita memodifikasi
lingkungan lingkungan dengan
c. Mendiskusikan dengan
memberi penerangan
keluarga tentang cara
yang baik. Penataan
memodifikasi lingkungan
perabotan rumah
yang tepat untuk penderita
yang rapi.
hipertensi yang mempunyai
A: Masalah teratasi
resiko injuri.
sebagian
d. Memberi kesempatan
P: lanjutkan intervensi
keluarga untuk bertanya hal
yang belum jelas
e. Memberi reinforcement
positif atas jawaban yang
benar.
f. Menanyakan kembali
tentang hal yang telah
didiskusikan
44
A : masalah masih ada
karena kesulitan
mengatur waktu.
P : rencakan bersama
keluarga mengenai
waktu yang
memungkinkan untuk
keluarga dapat
melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.
PENUTUP
45
3.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari
140 mmhg dan diastolic lebih dari 90 mmhg. Pada umumnya hipertensi tidak
3.2 Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan pembaca dapat memanfaatkan makalah
ini dan menerapkannnya dalam asuhan keperawatan keluarga nanti.
DAFTAR PUSTAKA
46
1 Anonim ,2012. Diagnosa hipertensi.
(online).http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21553. Diakses pada tanggal 24
november 2012. Pukul 20:01. Semarang
47
12. Anonim. http://www.smallcrab.com/hipertensi/509-pencegahan-diabetes diakses online
pada 20 November 2012 pukul 23:14
13. Husain,2012.(online)http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/
pengelolaan_hipertensi_pada_diabetes_mellitus_tipe_2.pdf. Diakses pada tanggal 20 November
2012. Pukul 13:05. Semarang
14. Mansjoer, Arif, dkk.. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
15. Nathan, David M. dan Linda M. Delahanty. 2005. Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
16. Suparto, H. Hipertensi dan Gejalanya. The Indonesian Journal of Public Health
Volume : 1 No : 3, November 2004.
48