Anda di halaman 1dari 48

HIPERTENSI

Disusun oleh:

EDI LISWANTO, A.Md. Kep.

NIP. 198602152010011013

PUSKESMAS KEPADANGAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala rajmat dan
hidayah-Nya. Telah terselesaikan makalah dengan judul “ HIPERTENSI”

Dalam kajian makalah ini banyak mengacu pada berbagai artikel ilmiah dari berbagai
sumber. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan yang membutuhkan perbaikan, maka saran dan kritik sangat dihargai dan
diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Sidoarjo, Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................2

Daftar isi ................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan .......................................................................................................4

I.1. Latar Bealakang ...........................................................................................4

I.2. Rumusan Masalah.........................................................................................5

I.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................5

I.4. Manfaat ........................................................................................................5

BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................................6

A.Landasan Teori Topik Perkuliahan .................................................................6

BAB III Tinjauan Kasus .................................................................................................19

A. Pengkajian....................................................................................................19
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................34
C. Prioritas Masalah.........................................................................................34
D. Intervensi.....................................................................................................38
E. Catatan Tindakan Keperawatan dan Evaluasi.............................................43

Kesimpulan...........................................................................................................................46

Saran.....................................................................................................................................46

Daftar Pustaka .....................................................................................................................47

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.Hal
ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern
serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari
urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini,
maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya, 2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang
bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga
dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta,
pembuluh darah perifer, dan retina.
Negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan
pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,
kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih
dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan

4
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up
kesehatan atau saat periksa ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari hipertensi?
2. Apakah factor pencetus/etiologi dari hipertensi?
3. Apakah manifestasi klinik dari hipertensi?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk hipertensi?
5. Bagaimana penatalaksanaan pasien hipertensi?
6. Apa komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pasien hipertensi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Dapat mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Dapat menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

5
5. Dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Dapat mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Dapat menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori Topik Perkuliahan


2.1 Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.Tekanan darah yang selalu tinggi adalah
salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial,
dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (Armilawaty, 2007)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik).Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai "normal".Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik.Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

6
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai
usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada
jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah.Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.Pada sekitar 5-
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

7
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronisme
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut.

2.2 Etiologi Hipertensi


2.2.1 Hipertensi Primer (esensial)
Lebih dari 90% pasien hipertensi merupakan hipertensi esensial, yang tidak
diketahui penyebab aslinya yang dapat mempengaruhi regulasi tekanan
darah.Kemungkinan karena volume darah yang dipompa jantung meningkat, yang
mengakibatkan bertambahnya volume darah di pembuluh arteri.Hipertensi esensial
adalah istilah yang menunjukkan bahwa hipertensi yang terjadi tidak diketahui
penyebabnya.Walaupun begitu, pada kebanyakan pasien dengan hipertensi esensial ini
terdapat kecenderungan herediter yang kuat.
Riwayat keluarga hipertensi meningkatkan kemungkinan bahwa seorang individu
akan mengalami hipertensi. Faktor keturunan bersifat poligenik yang terlihat dari
adanya riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.Jika salah satu atau kedua

8
orangtua mengidap hipertensi, maka kemungkinan anaknya juga terkena
hipertensi.Faktor predisposisi genetik dapat berupa sensitivitas terhadap natrium,
kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular (terhadap vasokonstriktor),
dan resistensi insulin.
Hipertensi esensial menyerang empat kali lebih sering pada pria middle age daripada
pada wanita middle age. Faktor-faktor lingkungan yang menjadi faktor predisposisi
yang lebih dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial antara lain gaya hidup
yang buruk (stres), banyak konsumsi garam, obesitas, merokok.

2.2.2 Hipertensi Sekunder


1. Hipertensi Goldblatt
Hipertensi goldblatt dibagi menjadi 2, yang pertama hipertensi Goldblatt dengan satu
ginjal yang memiliki 2 fase.Fase pertama adalah tipe hipertensi vasokonstriktor yang
disebabkan oleh angiotensin namun bersifat sementara.Fase kedua adalah tipe
hipertensi beban-volume.Sebenarnya dalam hipertensi tipe ini tidak terjadi kenaikan
terhadap volume darah maupun curah jantung, tetapi yang meningkat adalah tahanan
perifer total.
Kenaikan awal tekanan arteri pada kasus hipertensi ini disebabkan oleh mekanisme
vasokonstriksi renin-angiotensin. Akibat sedikitnya aliran darah yang melalui ginjal
sesudah penurunan tekanan arteri renalis yang berlangsung akut, ginjal tersebut akan
menyekresi banyak renin. Hal ini mengakibatkan terbentuknya angiotensin dalam
darah. Angiotensin ini kemudian akan meningkatkan tekanan arteri secara akut.
Sekresi renin akan mencapai puncaknya dalam 1 jam atau lebih, tetapi dalam 5-7 hari
akan kembali normal karena pada waktu itu arteri renalis juga meningkat pada
keadaan normal sehingga tidak terjadi iskemik ginjal.
Kenaikan kedua pada tekanan arteri disebabkan oleh retensi cairan. Dalam waktu 5-7
hari cairan akan meningkat cukup tinggi sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan
arteri menjadi nilai baru yang dipertahankan. Nilai kuantitatif tekanan yang
dipertahankan ini dipengaruhi oleh derajat kontriksi yang terjadi pada arteri renalis.
Jadi, tekanan tekanan aorta harus meningkat cukup tinggi sehingga tekanan arteri

9
renalis yang di sebelah distal dari bagian yang mengalami kontriksi akan cukup
untuk menyebabkan keluaran urin yang normal.
Yang kedua adalah hipertensi Goldblatt dengan dua ginjal. Mekanisme terjadinya
hipertensi ini adalah sebagai berikut: ginjal yang mengalami konstriksi menahan air
dan garam akibat menurunnya tekanan arteri renalis pada ginjal tersebut. Ginjal yang
normal juga menahan air dan garam akibat renin yang dihasilkan oleh ginjal yang
mengalami iskemik.Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin yang
bersirkulasi ke ginjal yang berlawanan dan menyebabkannya juga menahan air dan
garam.Jadi dengan alasan yang berbeda kedua ginjal menjadi penahan garam dan air
yang mengakibatkan hipertensi.
2. Hipertensi Neurogenik
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh rangsangan yang kuat pada sistem saraf
simpatis. Contohnya apabila seseorang menjadi begitu terangsang karena alasan
apapun atau bila saat sedang gelisah, maka sistem simpatis akan sangat terangsang
yang menimbulkan vasokonstriksi perifer di setiap tempat dalam tubuh dan terjadilah
hipertensi akut. Hipertensi neurogenik juga bisa disebabkan oleh baroreseptor yang
dipotong atau bila traktus solitarius yang terdapat pada setiap sisi medula oblongata
dirusak. Hilangnya sinyal saraf normal dari baroreseptor secara mendadak memiliki
pengaruh yang sama pada mekanisme pengaturan tekanan oleh saraf seperti
pengurangan tekanan arteri pada aorta dan arteri karotis secara mendadak. Akibatnya
pusat vasomotor tiba-tiba menjadi sangat aktif dan tekanan arteri rata-rata meningkat,
namun dalam beberapa hari tekanan akan kembali normal. Oleh sebab itu, hipertensi
neurogenik termasuk hipertensi akut.
3. Hipertensi pada Toksemia Gravidarum
Selama masa kehamilan, banyak ibu yang mengalami hipertensi.Hal ini merupakan
manifestasi dari sindrom toksemia gravidarum.Prinsip patoligis yang menyebabkan
hipertensi ini diduga akibat penebalan membran glomerulus (mungkin terjadi karena
proses autoimun), yang mengurangi kecepatan filtrasi aliran dari glomerulus kedalam
tubulus ginjal. Dengan alasan yang jelas, tekanan arteri yang diperlukan untuk
menyebabkan pembentukan urin normal akan ditingkatkan. Selain itu, nilai tekanan

10
arteri jangka panjang juga meningkat.Pasien-pasien ini cenderung menderita hipertensi
karena konsumsi garam berlebih.
4. Hipertensi Akibat Aldosteronisme Primer
Merupakan tipe lain dari hipertensi beban-volume yang disebabkan oleh aldosteron
dalam tubuh berlebih atau kelebihan jenis steroid yang lain. Sebuah tumor kecil yang
terdapat pada salah satu kelenjar adrenal yang terkadang menyekresikan banyak sekali
aldosteron disebut sebagai “Aldosteronisme Primer”. Aldosteron memiliki efek dapat
meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal sehingga akan
mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun menaikkan volume cairan
ekstraseluler, akibatnya terjadi hipertensi. Bila keadaan ini diteruskan, maka kelebihan
aldosteron tersebut akan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal sehingga
mengakibatkan ginjal menahan garam dan air lebih banyak lagi disamping yang
disebabkan oleh aldosteron tersebut. Oleh karena itu, akhirnya hipertensi sering
menjadi parah.

2.3 Pathway

Faktor predisposisi usa jenis kelamin,merokok,stres,kurang olahraga

Alkohol,konsentrasi garam,obesitas

Hipertensi

Tekanan sistemik darah↑ kerusakan vaskuler

Pembuluh darah

Beban kerja jantung ↑ vasokonstriksi

Aliran darah makin cepat Gg.sirkulasi

Keseluruh tubuh,sedangkan

Nutrisi dalam sel sudah mencukupi kebutuhan

11
Ginjal otak pembuluh darah retina

Retensi pemb darah

Vasokonstriksi otak↑ sistemik koroner spasme

Pemb darah ginjal nyeri kepala arteriol

Suplai o2 ke otak↓ vasokonstriksi iskemia miokard

Blood flow darah↓

After load↑ nyeri dada

Respon RAA

Merangsang aldosteron ↓ curah fatigue

jantung

Retensi Na

edema

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Mimisan (jarang)
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Rasa berat di tengkuk
8. Mudah lelah
9. Mata berkunang-kunang

12
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan saraf
3. Gagal jantung
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Gangguan serebral (otak) yg mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak
yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.
(www.id.novartis.com) Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. sakit kepala
2. kelelahan
3. mual
4. muntah
5. sesak nafas
6. gelisah
7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera. (www.medicastore.com)
2.5 Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
2.5.1 Pemeriksaan Diagnostik
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

13
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

2.6 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan

14
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
(2,8)

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium

b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.

15
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti

16
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah
atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan
mengukur memakai alat tensimeter
f. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
g. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
h. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
j. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
k. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
l. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
m. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
o. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

17
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada Hipertensi menurut Susiyanto (2013) adalah :
1) Bagian otak, akan menyebabkan stroke
2) Bagian mata, menyebabkan retinopati hipertensi dan kebutaan
3) Bagian Jantung, menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung), dan gagal
jantung
4) Bagian ginjal, menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal.

18
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. B

2. Umur : 56 tahun

3. Alamat : Desa Kepatihan RT 04 RW 01

4. Pekerjaan : Pedagang

5. Pendidikan : SD

6. Komposisi Keluarga :

Nama Ttl L/P Agama Hub dg Pendidikan pekerjaan

/umur KK

1 Ibu S 50 th P Islam Istri SD Penjual

2 Anak A 33 th L Islam Anak PT Karyawan

3 Anak MS 31 th L Islam Anak PT Karyawan

4 Anak H 26 th P Islam Anak SMA Penjual

5 Anak RM 20 th L Islam Anak PT Mahasiswa

6 Anak AI 13 th L Islam Anak SMP Pelajar

19
Genogram :

Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

20
----- : Tinggal Serumah

: Klien

7. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. B adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak.

8. Latar Belakang Budaya Keluarga

Keluarga Tn.B merupakan keluarga suku jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari

Bahasa Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat

mempengaruhi kesehatannya.

9. Identifikasi Religius

Keluarga Tn.B beragama islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan

shalat lima waktu. Tn.B seorang ta’mir masjid muhamadiyah di desanya, beliau aktif

dalam urusan di masjid. Keluarga juga sering ikut kegiatan-kegiatan keagamaan

seperti pengajian.

10. Status Ekonomi

Penghasilan Tn.B diperoleh dari Tn.B yang bekerja sebagai pedagang sepeda dan

Ny.S sebagai penjual toko sembakau dikediamannya. Penghasilan Tn.B tidak pasti

tergantung pangsa pasar, penghasilan Ny.S rata-rata sebulan 1,5 juta penghasilan

dari Tn.B dan Ny.S dipergunakan untuk keperluan makan sehari-hari, sekolah dan

kuliah anak AI dan RM, dan uang saku, biaya listrik serta kebutuhan lainnya,

keluarga mempunyai tabungan khusus untuk biaya berangkat haji. Sumber

21
penghasilan lain dari keluarga Tn.B yakni dari penghasilan panen padi dan palawija

setiap 4 bulan sekali.

11. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang

Kebiasaan kumpul bersama keluarga Tn.B biasanya dilakukan di malam hari disela-

sela kesibukan di toko, karena Tn.B juga ikut mengelola toko. Keluarga jarang

pergi ke tempat rekreasi secara bersama, karena Tn.B dan Ny.S sangat sibuk.

Namun sesekali Tn.B meluangkan waktu untuk menghirup udara pagi dengan ber

jalan santai di sekitar desa.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.B saat ini termasuk keluarga anak dewasa. Dimana

tugas perkembangan pada tahap ini :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. Namun

tugas keluarga yang belum tercapai yakni menjadikan kedua anaknya yang masih

menuntut ilmu menjadi seorang yang sukses yang dapat memebanggakan kedua orang

tuanya serta membimbing anak-anaknya yang sudah berumah tangga dalam menata

rumah tangga menjadi lebih baik.

22
14. Riwayat keluarga inti

Tn.B dan Ny.S menikah sudah 35 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh kedua

orang tua masing-masing. Ny.S merupakan pilihan sendiri tidak dijodohkan. Saat

menikah Tn.B berusia 22 tahun dan Ny.S berusia 16 tahun, setahun setelah menikah

Ny.S melahirkan anak tertuannya yakni anak A yang kini sudah berumah tangga.

Dikeluarga Tn.B terdapat riwayat penyakit keturunan yakni hipertensi. Keluarga Tn. B

mengatakan jika Tn. B mempunyai tekanan darah yang tinggi. Tn.B dan Ny.S sangat

sibuk dengan usaha mereka masing-masing sehingga tidak ada waktu untuk

memeriksakan kesehatannya secara rutin. Keluarga mengatakan sedikit mengetahui

tentang penyakit hipertensi yang diderita Tn.B tapi belum tahu cara merawat anggota

keluarga yang menderita hipertensi dengan benar.

15. Riwayat keluarga sebelumnya

Orang tua Tn. B meninggal karena penyakit hipertensi dan paru-paru. Sedangkan orang

tua Ny. S meninggal karena penyakit paru-paru.

III. DATA LINGKUNGAN

16. Karakteristik Rumah

Rumah yang dihuni oleh keluaraga Tn.B merupakan rumah yang dibangun diatas tanah

milik sendiri yang dibeli dari tetangga sekampung, berukuran 300 m terdiri ruang tamu,

4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi dan WC kondisi bersih, 1 toko sembakau. Lantai

terbuat dari keramik, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu belakang dan

jendela depan. Karena keluarga Tn.B tinggal dipedesaan jadi terdapat halaman dan

kebun yang luas di samping rumah, sampah diletakan di tempat sampah samping rumah

23
yang kemudian dibakar. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari

sumur bor dengan kondisi air bersih yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi dan

mencuci semua perabot keluarga. Kondisi got/saluran pembuangan lancar tidak berbau

dan terbuka.

Denah Rumah

Tempat Shalat
Ruang Tamu
Toko

Kamar WC

Rua
Kamar Kamar
WC
ng Dapur
Kamar TV

17. Karakteristik Tetangga dan komunitas

Keluarga Tn.B tinggal di lingkungan pedesaan yang mayoritas penduduknya

bersuku jawa yang tetap menjaga adat istiadat. Saudara kandung dan orang tua Ny.S

serta anak tertua Tn.B tinggal di dekat rumah keluarga Tn.B. Lingkungan tetangga

cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan. Tempat tinggal Tn.B berada

dipinggir jalan dekat dengan balai desa namun cukup jauh dengan fasilitas kesehatan

seperti klinik umum. Lingkungan tempat tinggal Tn.B juga sudah memiliki fasilitas

pendidikan mulai dari TK, SD/MI dan TPQ. Belum ada transportasi umum di tempat

tinggal Tn,B jadi untuk akses transportasi banyak yang masih menggunakan sepeda dan

motor. Keadaan lingkungan cukup bersih banyak tertanam pohon-pohon jadi polusi

udaranya sedikit. Namun, kondisi rumah agak kurang bersih, untuk penataan ruangan

24
kurang rapi dan kurang teratur. Terkadang ketika musim hujan juga terdapat genangan

air di lantai yang dapat menyebabkan jatuh.

18. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn.B sudah lama tinggal di desa ini sekitar 30 tahun yang lalu dan belum

pernah pindah ke daerah lain. Rumah Tn.B berada kurang lebih 200 meter dari jalan

raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya motor.

19. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-fasilitas dan Komunitas

Keluarga Tn.B menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggalnya hanya saat anggota keluarganya ada yang sakit. Tn.B jarang periksa di

puskesmas meskipun hanya sekedar mengecek darahnya karena kesibukannya sebagai

penjual sepeda dan membantu istri menjaga toko sembakonya.

20. Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga Tn.B masih tinggal di lingkungan keluarga besar Ny.S sehingga saat

keluarga membutuhkan bantuan, keluarga besar Ny.S terutama orang tuanya selalu siap

untuk menolong. Anak tertua Ny.S yang tinggal di dekat tempat tinggalnya selalu

membantu Tn.B dalam hal apapun. Keluarganya belum memiliki jaminan pemeliharaan

kesehatan.

IV. STRUKTUR KELUARGA

21. Pola-pola Komunikasi

Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta pertimbangan dan

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Antar anggota keluaraga terbina hubungan yang

harmonis dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah

25
keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Anak-anaknya biasa memberikan

alternatif pemikiran kepada Tn.B bagaimana untuk memutuskan pemecahan masalah.

22. Struktur Kekuatan

a. Keputusan dalam keluarga

Semua keputusan yang menyangkut masalah keluaraga di putuskan oleh Tn.B

sebagai kepala keluarga. Keputusan dalam pengaturan keuangan keluarga biasanya

dilakukan oleh Ny.S namun Tn.B juga ikut memutuskan keuangan keluarga,

sementara untuk menyelesaikan masalah keluarga di lakukan dengan musyawarah,

untuk pengambilan keputusan kegiatan untuk anak seperti sekolah dilakukan secara

bersama-sama dimana anak memiliki hak untuk memilih kegiatan yang diinginkan.

b. Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan

Keluarga Tn.B saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila ada

anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama

dengan cara musyawarah.

c. Model kekuasaan yang digunakan keluarga membuat Keputusan

Model kekuasaan yang diambil dalam keluarga Tn.B adalah pengambilan keputusan

berdasarkan kekuasaan aktif dimana setiap anggota keluarga berhak berpendapat

dalam pengmabilan keputusan terutama menyangkut kepentingan dari masing-

masing anggota keluarga, misalnya anak Tn.B berhak memilih sekolah sesuai

dengan minat dan bakat yang dimiliki dan keluarga mendukung keinginan tersebut.

23. Struktur Peran

Tn.B sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang menjadi pedagang sepeda di pasar

Tulangan menjadi pekerjaan pokok sehari-hari namun beliau juga ikut andil dalam

26
mengelola toko sembako bersama istrinya. Ny.S sebagai penjual toko sembako dan juga

sebagai pengatur rumah tangga. Anak pertama, kedua dan ketiga sudah berkeluarga dan

tidak tinggal dalam satu rumah dengan Tn.B, anak RM sebagai anak remaja yang

menginjak dewasa selalu terbuka dengan Tn.B dalam masalah apapun, berperan

membantu kegiatan sehari-hari keluarga meskipun dia sibuk dengan kuliahnya. Anak AI

sebagai anak sekolah yang menginjak dewasa, berperan membantu kegiatan sehari-hari

semampunya.

24. Struktur Nilai-nilai Keluarga

Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti mengaji,

shalat, berpuasa pada bulan ramadhan. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu

terlebih dahulu kepada oarang tua, saat maghrib harus sudah ada di rumah dan pada

malam hari hanya boleh berada di luar rumah sampai pukul 22.00 malam. Bila pulang

terlambat tidak memberitahu keluarga, Ny.S selalu memarahi anaknya untuk tidak

melakukan hal serupa.

V. FUNGSI KELUARGA

25. Fungsi Afektif

respon keluarga sangat bangga bila anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat

sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan. Tn.B

menyatakan dirinya masih sanggup untuk mendidik anak-anaknya dimana dia selalu

memberika nasehat-nasehat kapada anaknya, beliau juga tidak pernah berkata kasar dan

selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga tali

silaturahmi walaupun sudah tidak tinggal dalam satu rumah lagi, saling menyayangi dan

menghormati satu sama lain.

27
26. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn.B selalu membiasakan anak-anaknya bermain dengan teman-teman

tetangganya, Tn.B maupun Ny.S tidak pernah melarang anak-anaknya bergaul dengan

lawan jenis atau siapapun tetapi tetap dalam pengawasan mereka, karena Tn.B dan Ny.S

terlalu sibuk namun tetap memperhatikan anak-anaknya. Keluarga mengajarkan agar

berprilaku yang baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan

tentram.

27. Fungsi Perawatan Kesehatan

Tn. B dan keluarga mengatakan bahwa mereka banyak mengkonsumsi air putih tiap

hari. Tn. B mengutarakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan

dirawat sendiri dengan membeli obat di apotik, namun apabila penyakit cukup serius

keluarga baru akan membawa anggota yang sakit ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn.

B jarang melakukan chek-up kesehatan secara rutin. Tn. B mengatakan bahwa tidak

punya waktu untuk melakukan chek-up meskipun sebenarnya tahu pentingnya

pemeriksaan rutin. Keluarga Tn. B kurang mengenal masalah karena Tn. B sering

makan yang asin dan berlemak. Tn. B mengungkapkan biasanya saat tekanan darah

naik klien merasa kaki serta tangan sebelah kiri sering jimpe-jimpe, lemes, dengkul kaki

terasa pegel dan cekot-cekot, terasa pusing ingin berjatuh terutama saat bangun tidur

28. Fungsi Reproduksi

Keluarga Tn.B tidak ingin punya anak lagi karena sudah cukup punya anak 5 dan

karena factor usia, sudah tidak ikut KB, namun hubungan suami istri masih.

28
29. Fungsi Ekonomi

Sejauh ini kebutuhan keluarga cukup terpenuhi seperti kebutuhan pangan, sandang dan

pangan. Dengan penghasilan dari Tn.B dan Ny.S serta dari hasil panen sawah dan

kebun. Keluarga Tn.B termasuk keluarga tipe II yaitu keluarga Tn.B sudah mampu

memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Selain itu

keluarga Tn.B juga sudah bisa menabung untuk keperluan di masa yang akan datang.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

30. Stressor jangka pendek (<6 bulan) yang dirasakan keluarga

Sterssor jangka pendek yang dirasakan Tn.B dan Ny.S bersumber pada masalah pribadi

keluarga dan keuangan seperti biaya sekolah anak AI dan kuliah anak RM, tetapi

kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga.

31. Stressor jangka panjang (> bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga

Sterssor jangka panjang yang dialami Tn.B dan Ny.S cemas akan anak-anaknya yang

sudah berkeluarga sendiri, dan salah satu anaknya yang sedang bermasalah dengan

pekerjaan dan rumah tangganya. Selain itu Tn.B yang sekarang menderita hipertensi

juga ikut membebani keluarganya.

32. Respon terhadap sterssor

Upaya keluarga dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur diri dengan

sering bercanda dengan anak-anaknya, menonton siraman rohani lewat TV,

mendengarkan musik yang disukai, kemudian pasrah dan memperbanyak dzikir dan

berdoa. Hasil yang diperoleh Tn.B dan Ny.S merasa sedikit terobati setelah berdzikir,

berdoa dan sembahyang. Sementara untuk menghadapi sakit hipertensi yang saat ini

diderita Tn.B, keluarga jarang memeriksakan kesehatannya.

29
33. Strategi koping yang digunakan

Keluarga menerima keadaan ini dan berusahan tetap tabah dan ikhlas. Berusaha mencari

jalan keluar yang kini sedang dihadapinya dan juga ingin berusaha untuk bisa

mengontrol penyakit Tn.B agar tidak sering kambuh. Selain itu juga selalu berdoa

kepada tuhan.

34. Strategi adaptasi yang disfungsional

Pola hidup Tn.B suka mengkonsusmsi makanan yang mengandung banyak kolestrol ,

lemak tapi Tn.B bukan perokok Namun yang membuat hipertensi Tn.B kambuh karena

stress dengan masalah anak-anaknya dan pekerjaannya serta kadang Ny.S cerewet dan

suka marah-marah .

VII. PEMERIKSAAN FISIK PADA KELUARGA Tn. B

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 9 April 2015

Aspek Tn.B Ny. S An. RM An. AI

Tensi 170/100 130/80 mmHg 110/80 mmHg 120/70 mmHg

(mmHg) mmHg

Suhu (0C) 37,00C 36,70C 36,50C 36,50C

Nadi 90x/menit 82x/menit 80x/menit 80x/menit

Kepala Normal, bersih Normal, tidak Normal dan Normal dan

dan lurus ada kotor dan tidak kotor tidak kotor

uban sedikit sedikit beruban

Thorak Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi

jantung normal jantung normal jantung normal jantung normal

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

30
kelainan, suara kelainan, suara kelainan, suara kelainan, suara

nafas vasicular nafas vasicular nafas vasicular nafas vasicular

Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

pembekakan pembekakan pembekakan pembekakan

hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal,

limpa, tidak limpa, tidak limpa, tidak limpa, tidak

teraba teraba teraba teraba

benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,

bising usus bising usus bising usus bising usus

positif, tidak positif, tidak positif, tidak positif, tidak

ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan

Ekstrimitas adanya Tidak ada Tidak ada Tidak ada

kelainan kelainan kelainan kelainan

pergerakan, pergerakan, pergerakan, pergerakan,

kekakuan kekakuan kekakuan kekakuan

sendi, ROM sendi, ROM sendi, ROM sendi, ROM

aktif aktif aktif aktif

VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN

Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi

pada Tn.B dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada Tn.B .

A. ANALISA DATA

31
Data Problem Etiologi
Data Objektif: Pemeliharaan kesehatan ketidakmampuan

Keluarga Tn. A jarang melakukan tidak efektif pada keluarga memutuskan

chek-up kesehatan secara rutin periksa. keluarga Tn. A masalah mengenai

Data Subjektif: pentingnya pemeriksaan

Tn. A mengatakan, keluarga tidak punya kesehatan secara teratur.

waktu untuk melakukan chek-up rutin

karena sibuk dengan pekerjaan masing-

masing, bila sakit hanya di beri obat

apotik namun kalau sudah parah dibawa

ke pusat pelayanan kesehatan

Data subyektif resiko penyakit kambuh Kurangnya pengetahuan

 Tn.B menderita hipertensi sudah berulang mengenai pencegahan

lama sejak 3 tahun yang lalu dan penatalaksanaan

 Tn.B mengatakan apabila merasa penyakit hipertensi dan

kecapekan dan banyak pikiran tingkat stressor yang

tengkuknya terasa berat dan juga tinggi

terasa sakit

 Tn. B kurang mengenal masalah

karena Tn. B sering makan yang asin

dan berlemak

 Tn.B mengatakan sering kambuh-

kambuh dan pusing jika sedang ada

32
masalah atau makan yang salah

Data obyektif

 TD 160/100 mmHg

 NADI 90x/menit

 Suhu 37,00C

DS: Resiko tinggi cidera Ketidakmampuan

Tn.B mengatakan mempunyai riwayat pada Tn.B keluarga memodifikasi

hipertensi, mengeluh pegal-pegal, lemes, lingkungan

cekot-cekot pada kaki dan tangan kiri

jika hipertensi kambuh, terkadang

pusing saat bangun tidur

DO:

- TD: N:

- Kondisi rumah kurang bersih,

tidak teratur, tidak rapi, penataan

ruangan < serasi, terkadang

terdapat genangan air di lantai

saat musim hujan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

33
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn. B khususnya Tn.B

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memutuskan masalah mengenai

pentingnya pemeriksaan kesehatan secara teratur.

2. Resiko penyakit kambuh berulang pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B b/d

kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan dan penatalaksanaan penyakit

hipertensi dan tingkat stressor yang tinggi.

3. Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B terutama Tn.B berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

C. PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan 1
Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. B khususnya Tn.B berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga memutuskan masalah mengenai pentingnya
pemeriksaan kesehatan secara teratur.

No Kriteria Perhit Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah: krisis: 1/3x1 1/3 Keluarga mengatakan keadaan kesehatan
1 masih baik meskipun tidak periksa/ chek
up dengan tertur.
2 Kemungkinan 1/2x2 1 Tidak ada waktu untuk periksa/ chek up
masalah diubah: secara teratur
sebagian: 1
3 Potensi masalah: di 1/3x1 1/3 Keluarga merasa biasa saja meskipun
cegah: rendah 1 tidak memeriksakan kesehatan secara
teratur.
4 Menonjolnya 1/2x1 1/2 Keluarga merasa biasa saja meskipun
masalah: tidak memeriksakan kesehatan secara
Masalah tidak teratur.
dirasakan: 1

34
JUMLAH 2 1/6

Diagnosa 2 : Resiko penyakit kambuh berulang pada keluarga Tn.B khususnya pada Tn.B

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pencegahan dan

penatalaksanaan penyakit hipertensi dan tingkat stressor yang tinggi.

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ketidak tahuan


Aktual keluarga tentang
masalah penyakit
hipertensi merupakan
bahaya terhadap
kondisi klien
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Berdasarkan prognosa

masalah untuk masalah hipertensi

dirubah : hanya sebagian kecil

Sebagian bisa sembuh, dan

hanya bisa dilakukan

tindakan pencegahan

3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Penyakit hipertensi

masalah untuk memungkinkan untuk

dicegah : cukup dicegah dengan

menghindari faktor

resiko

4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Bila tidak segera

masalah : Ada, ditangani maka akan

harus segera terjadi komplikasi

35
ditangani lebih lanjut,

sepertistroke,

kelumpuhan

JUMLAH 4 2/3

Diagnosa 3 :Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B terutama Tn.B berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

No Kriteria Perhit Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3x1 2/3 Tn.B merasa pusing

ancaman saat bangun tidur dan

kesehatan sempat jatuh

2 Kemungkinan 1/2x2 1 Perlu usaha untuk

masalah dapat memodifikasi

diubah: sebagian lingkungan rumah

yang ada

3 Potensial 3/3x1 1 Keluarga sangat

masalah untuk perhatian pada Tn.B

dicegah : tinggi

4 Menonjolnya 0/2x1 0 Keluarga merasa

masalah: tidak keadaan tersebut

dirasakan sudah berlangsung

lama dan tidak pernah

36
ada kejadian yang

mengakibatkan Tn.B

cidera

JUMLAH 2 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

1. Resiko penyakit kambuh berulang khususnya pada Tn.B berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pencegahan dan penatalaksanaan penyakit

hipertensi dan tingkat stressor yang tinggi.

2. Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan

3. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga memutuskan masalah mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan

secara teratur.

37
B. INTERVENSI

N Tujuan Evaluasi Intervensi


Diagnosa
o Umum Khusus Kriteria Standar

1 Resiko penyakit Setelah Setelah dilakukan Respon 1.Keluarga dapat 1. Kaji

. kambuh berulang dilakukan kunjungan selama 1 x verbal menjelaskan pengetahuan

b/d kurangnya tindakan 30 menit diharapkan : tentang tanda keluarga Tn.B

pengetahuan keperawatan a. Keluarga dapat dan gejala tentang

mengenai selama 3x menyebutkan tanda- hipertensi adalah pengertian

pencegahan dan kunjungan tanda dan gejala sakit kepala, penyebab,

penatalaksanaan keluarga, di penyakit hipertensi kaku pada tanda dan

penyakit harapkan tidak b.Keluarga dapat tengkuk, gejala

hipertensi dan terjadi serangan mengidentifikasi pandangan kabur penyakit

tingkat stressor hipertensi yang gejala dini terjadinya dan ingin jatuh hipertensi

yang tinggi. lebih berat serangan. 2. Keluarga 2. Beri

c. Keluarga dapat mampu pendidikan

memutuskan tindakan mengetahui cara kesehatan

yang harus dilakukan mencegah pada keluarga

bila terjadi serangan timbulnya Tn.B tentang

hipertensi yaitu pengertian

dengan penyebab,

memeriksa tanda dan

tekanan darah gejala

secara teratur, hipertensi

mengurangi 3. Diskusikan

makanan yang dengan

mengandung keluarga cara

garam dan mengidentifik

kolestrol,

38
kurangsi stress, asi serangan

olahraga, 4. Kaji

istirahat yang kemampuan

cukup, minum dan tindakan

obat yang keluarga yang

teratur, ciptakan pernah

suasana yang dilakukan bila

nyaman serangan

3. Keluarga Tn.B muncul pada

bersedia Tn.B

mengambil 5. Anjurkan

keputusan unuk keluarga Tn.B

mencegah untuk

terjadinya membawa

serangan dengan keluarga yang

merawat atau sakit ke

membawa ke pelayanan

pelayanan kesehatan

kesehatan 6. Beri pilihan

dalam

mengambil

keputusan

7. Beri

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga

39
2 Resiko injuri pada Setelah TUK 1: Setelah 1x60 Respon a. Keluarga a. Diskusikan

intervensi menit keluarga mampu Verbal dapat dengan


keluarga Tn.B
menjelaskan keluarga
berhubungan selama 5 hari mengenal masalah
pengertian tentang
dengan injuri pada Tn.B resiko injuri pada injuri yaitu pengertian

tidak terjadi. hipertensi, dengan suatu keadaan injuri, akibat


ketidakmampuan
dimana injuri bagi
keluarga kriteria keluarga
individu penderita
memodifikasi mampu: beresiko hipertensi
a) menyebutkan mendapat b. Diskusikan
lingkungan
bahaya dengan
pengertian injuri
karena defisit keluarga
b) mengetahui perseptual tentang cara
penyebab injuri atau mencegah
fisiologis, jatuh pada
c) menyebutkan
kurangnya penderita
faktor resiko injuri kesadran c. Diskusikan
TUK 2 : Setelah 1x60 tentang dengan
bahaya atau keluarga
menit keluarga mampu
usia lanjut tentang cara
mengambil keputusan b. Penyebab memodifikas
yang tepat dalam injuri: lantai i lingkungan
licin, yang tepat
merawat anggota
pandangan untuk
keluarga yang kabur, penderita
mempunyai resiko pencahayaan hipertensi
kurang, yang
injuri.
penataan mempunyai
a) menyebutkan perabot tidak resiko injuri.
akibat injuri pada rapi d. Beri
c. Akibat injuri kesempatan
penderita
berupa keluarga
hipertensi lumpuh, untuk
b) mengambil gegar otak, bertanya hal
cacat, yang belum
keputusan yang
perdarahan jelas
tepat untuk otak. e. Beri
40
merawat anggota d. Cara reinforcemen
pencegahan t positif atas
keluarga dengan
injuri: jawaban
hipertensi
berpegangan yang benar.
TUK 3 : Setelah 1x60 saat ke kamar f. Tanyakan
mandi / kembali
menit pertemuan
wudhu, tentang hal
keluarga mampu
menggunakan yang telah
merawat anggota alat bantu didiskusikan
jalan, hindari
keluarga yang
langsung
mempunyai resiko jatuh
berdiri setelah
dengan mampu : tidur, pakai
kacamata,
a) Menyebutkan
penerangan
cara-cara
cukup, segera
pencegahan injuri istirahat jika
pusing.
pada penderita
e. Cara
hipertensi
modifikasi
b) Rencana lingkungan:
penerangan
keperawatan
cukup, ada
menjelaskan cara-
pegangan
cara merawat kamar
mandi /
injuri
tempat
TUK 4 : Setelah 1x60
wudhu,
menit pertemuan merapikan
perabotan
keluarga mampu
rumah.
memodifikasi

lingkungan yang sesuai

untuk penderita

hipertensi yang

mempunyai resiko

injuri dengan mampu :


41
Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan yang sesuai

penderita hipertensi

3 Pemeliharaan Setelah Setelah pertemuan 2x30 Mengetahui Diskusikan


kesehatan tidak dilakukan menit dapat akan pentingnya dengan keluarga
efektif pada asuahan menunjukkan: Respon pemeriksaan tentang
keluarga Tn. A keperawatan -Keluarga mampu Verbal kesehatan rutin pengetahuan
berhubungan maka keluarga mengenal tentang dapat berdampak saat ini
dengan ketidak Tn. A dapat pentingnya pemeriksaan pada mengenai
mampuan memeriksakan kesehatan rutin - pemeliharaan kesehatan dan
keluarga kesehatannya Keluarga mampu kesehatan yang kebisaan hidup
memutuskan secara teratur. memutuskan sikap baik Tn. A dan keluarga.
masalah untuk melakukan Respon anggota keluarga
mengenai pemeriksaan kesehatan Nonverb bersedia untuk Identifikasi
pentingnya secara teratur. al melakukan sumberdaya
pemeriksaan pemeriksaan yang ada dalam
kesehatan secara kesehatan secara keluarga.
teratur. teratur. Identifikasi
faktor internal
dan external
yang dapat
meningkatkan
atau
menurunkan
motifasi prilaku
hidup sehat.

Rumuskan
tujuan
untuk program
pendidikan
kesehatan pada
keluarga.
E. Catatan Tindakan Keperawatan dan evaluasi

42
Tanggal No Diagnosa Implemetasi Evaluasi
Keperawatan
10-4- Resiko penyakit 1. Mengkaji pengetahuan S: Tn. B mengatakan
2015 keluarga tentang kurang mengetahui
kambuh berulang
penyakit Hiprtensi tentang apa itu
khususnya pada Tn.B
yang diderita anggota penyakit Hipertensi
berhubungan dengan keluarganya O: Keluarga
2. Memberikan mendengarkan dan
kurangnya
penyuluhan tentang : memahami lebih
pengetahuan
 Penyebab hipertensi jelas tentang
keluarga mengenai  Tanda dan gejala Hipertensi
hipertensi A: masalah teratasi
pencegahan dan
 Faktor resiko bagian
penatalaksanaan
hipertensi P: Lanjutkan intervensi
penyakit hipertensi  Akibat hipertensi
dan tingkat stressor  Upaya pencegahan
hipertensi
yang tinggi.
3. Menanyakan pada
keluarga hal-hal yang
belum dimengerti dan
Meminta keluarga
menjelaskan kembali
tentang pengertian,
penyebab, tanda gejala,
factor resiko, akibat
dan upaya pencegahan
hipertensi.
4. Membuat kontrak
kunjungan kembali
untuk mendiskusikan
tentang hipertensi

10-04- Resiko tinggi cedera a. Mendiskusikan dengan S : keluarga Tn.B

43
2015 pada keluarga Tn.B keluarga tentang pengertian mengatakan tahu
injuri, akibat injuri bagi penyebab injuri,
berhubungan dengan
penderita hipertensi Tn.B mengatakan
ketidakmampuan tahu cara merawat
b. Mendiskusikan dengan
keluarga keluarga tentang cara injuri.
mencegah jatuh pada O : Tn.B mau
memodifikasi
penderita memodifikasi
lingkungan lingkungan dengan
c. Mendiskusikan dengan
memberi penerangan
keluarga tentang cara
yang baik. Penataan
memodifikasi lingkungan
perabotan rumah
yang tepat untuk penderita
yang rapi.
hipertensi yang mempunyai
A: Masalah teratasi
resiko injuri.
sebagian
d. Memberi kesempatan
P: lanjutkan intervensi
keluarga untuk bertanya hal
yang belum jelas
e. Memberi reinforcement
positif atas jawaban yang
benar.
f. Menanyakan kembali
tentang hal yang telah
didiskusikan

11-04- Pemeliharaan Memberikan penyuluhan S : Keluarga Tn. A


2015 kesehatan tidak tentang : mengatakan masih
efektif pada keluarga - Penyebab hipertensi kesulitan untuk
Tn. A berhubungan - Tanda dan gejala hipertensi melakukan pemeriksaan
dengan ketidak - Faktor resiko hipertensi kesehatan rutin.
mampuan keluarga - Akibat hipertensi
memutuskan masalah - Upaya pencegahan hipertensi O : Tn. A dan Ny. I
mengenai pentingnya masih terlihat sibuk di
pemeriksaan warung tempat
kesehatan secara berjualan
teratur.

44
A : masalah masih ada
karena kesulitan
mengatur waktu.

P : rencakan bersama
keluarga mengenai
waktu yang
memungkinkan untuk
keluarga dapat
melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.

PENUTUP
45
3.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari

140 mmhg dan diastolic lebih dari 90 mmhg. Pada umumnya hipertensi tidak

mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan

cardiac output atau peningkatan tekanan perifer

3.2 Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan pembaca dapat memanfaatkan makalah
ini dan menerapkannnya dalam asuhan keperawatan keluarga nanti.

DAFTAR PUSTAKA

46
1 Anonim ,2012. Diagnosa hipertensi.
(online).http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21553. Diakses pada tanggal 24
november 2012. Pukul 20:01. Semarang

1. Anonim ,2012. Hipertensi .(online). jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/381103642_0125-


9695.pdf. diakses pada tanggal 21 november 2012. Pukul 21:00. Semarang .
2. Anonim ,2012. Jantung dan hipertensi.
(online).http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2099121-
hubungan-diabetes-penyakit-jantung-arteri/#ixzz2CkZRG86B. Diakses pada tanggal 26 november
2012. Pukul 20:11. Semarang
3. Anonim ,2012. Penyebab diabetes tipe 1 dan 2.
(online).http://www.berassteamrice.com/web/images/hipertensi.pdf. diakses pada tanggal 23
novmber 2012. Pukul 10:05. Semarang
4. Anonim, 2012. Faktor resiko diabetes. (online).
http://cure-fromdiabetes.com/category/kenali-faktor-hipertensis. diakses pada tanggal 21
november 2012. Pukul :09:05. Semarang .
5. Anonim, 2012. Hipertensi dan faktor yang mempengaruhi .
(online).journal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/121. Diakses pada tanggal
21 november 2012. Pukul 20:01. Semarang
6. Anonim, 2012. Hubungan jantung dan diabetes.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/16/hubungan-diabetes-dan-penyakit-jantung/ .
Diakses pada tanggal 24 november 2012. Pukul 20:11. Semarang
7. Anonim,2012. Penyakit hipertensi. (online). http://penyakithipertensi.com/ . diakses pada
Senin, 19 November 2012 pukul : 15.16 . semarang.
8. Anonim,2012. Resiko diabetes. (online).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21553/4/Chapter%20II.pdf . diakses pada
tanggal 22 november 2012. Pukul : 20:05. Semarang
9. Anonim,2012.foot gangrene diabetes ulcer. (online).
http://www.reversehipertensi.com/hipertensi.htm . diakses pada Senin, 19 November 2012
pukul : 15.16 . semarang.
10. Anonim. 2012. Hipertensi.(online). http://id.wikipedia.org/wiki/hipertensis,
diakseshariSelasa 20 November 2012 pukul 23.30 WIB
11. Anonim. http://majalahkesehatan.com/10-tips-mencegah-hipertensi/ diakses online pada
20 November 2012 pukul 23:14. Semarang.

47
12. Anonim. http://www.smallcrab.com/hipertensi/509-pencegahan-diabetes diakses online
pada 20 November 2012 pukul 23:14
13. Husain,2012.(online)http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/
pengelolaan_hipertensi_pada_diabetes_mellitus_tipe_2.pdf. Diakses pada tanggal 20 November
2012. Pukul 13:05. Semarang
14. Mansjoer, Arif, dkk.. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
15. Nathan, David M. dan Linda M. Delahanty. 2005. Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
16. Suparto, H. Hipertensi dan Gejalanya. The Indonesian Journal of Public Health
Volume : 1 No : 3, November 2004.

48

Anda mungkin juga menyukai