Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.M.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

OLEH

DESI SULASTIA RAHMAN


PO.530320218014
TINGKAT II A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN ENDE

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kami panjatkan kehadirat Tuhan, karena hanya dengan ijin, rahmat
dan kuasa-Nyalah saya masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
yang berjudul “Laporan Asuhan Keperawatan pasien Hipertensi”. Pada kesempatan ini tak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama
kepada Dosen pembimbing.Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini
terdapat kekurangan yang masih jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap kritik
saran dan usulan demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi siapapun yang membaca.

Ende, Mei 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Halaman Cover………………………………………………………………………………1
Kata pengantar……………………………………………………………………………….2
Daftar isi……………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...4
B. Tujuan…………………………………………………………………….5
C. Metode……………………………………………………………………5
D. Sistematika……………………………………………………………….5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian …………………………………………………………...6
2. Anatomi fisiologi…………………………………………………….7
3. Etiologi………………………………………………………………8
4. Patofisiologi dan pathway…………………………………………...8
5. Manifestasi Klinis……………………………………………………10
6. Pemeriksaan Diagnostik……………………………………………..10
7. Komplikasi…………………………………………………………...11
8. Pengobatan dan perawatan…………………………………………..12
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian…………………………………………………………….12
2. Diagnosa Keperawatan……………………………………………….15
3. Intervensi Keperawatan……………………………………………….16
4. Implementasi keperawatan……………………………………………18
5. Evaluasi keperawatan…………………………………………………18

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian……………………………………………………………19
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………22
3. Intervensi Keperawatan……………………………………………...23
4. Implementasi dan evaluasi keperawatan…………………………….24
5. Catatan perkembangan………………………………………………27
6. Lampiran…………………………………………………………….28

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………29
B. Saran ………………………………………………………………..29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Darah tinggi atau hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang interminten
terus-menerus diatas 140/90 mmHg karena fluktansi tekanan darah terjadi antara individu
dan dapat di pengaruhi oleh lingkungan dan ansietas (Marelli, 2008).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh sebagai penyebab
penyakit jantung (kardiovaskuler).
WHO (2015) menunjukan 1,3 miliar penduduk di dunia menderita hipertensi. Artinya 1
dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi hanya 36,8% diantaranya yang minum obat.
Pravelensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada
tahun 2025 akan ada 1,5 miliyar orang yang terkena hipertensi. Penyakit hipertensi
sampai saat ini telah mengakibatkan kematian 9,4 juta disetiap tahunnya (Kemenkes RI
2017)
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia >18 tahun sebesar 34,1%. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-
64 (55,2%). Dibandingkan dengan riskesdas 2013, pravelensi hipertensi di Indonesia
yang di dapat melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 25,8% mengalami
peningkatan 9,7% dalam kurun waktu 5 tahun. Hasil riskesdas (2013) di NTT pravelensi
hipertensi adalah 7,2% dan berada dibawah angka nasional yang mencapai 9,4%. Ketua
panitia sosialisasi kawasan tanpa rokok, Ahmad Gulung mengatakan total penderita
hipertensi di kabupaten Ende pada tahun 2018 mencapai 5.127 kasus.
Banyak faktor-faktor resiko terjadinya tekanan darah tinggi antara lain gangguan emosi,
obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, konsumsi garam berlebih, merokok, obat-
obatan dan faktor keturunan. Seseorang yang mempunyai penyakit hipertensi mempunyai
resiko besar terhadap penyakit lain nya seperti gangguan penglihatan, gagal ginjal, gagal
jantung, pecahnya pembuluh darah otak, dan kerusakan pembuluh darah arteri.
Sebagai solusi untuk mengelola penyakit hipertensi termasuk penyakit tidak menular
lainnya, Kemenkes membuat kebijakan yaitu mengembangkan dan memperkuat kegiatan
deteksi dini hipertensi secara aktif (Skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan deteksi dini melalui kegiatan Posbindu PTM, meningkatkan akses penderita
terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM
melalui peningkatan sumber daya tenaga kesehatan yang professional dan kompenten.
Salah satu solusi untuk menekan kejadian hipertensi ini dapat dilakukan setiap individu
dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga secara rutin, konsumsi makanan yang
rendah lemak dan kaya serat, kurangi konsumsi garam, kurangi konsumsi alkohol,
berhenti merokok dan kurangi konsumsi kafein.
Hipertensi dapat dikontrol dengan berbagai upaya menjaga gaya hidup. Hal ini dapat
tercapai jika pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan perawatan hipertensi
baik. Saat ini Kementrian Kesehatan berupaya meningkatkan promosi kesehatan melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi pada masyarakat dapat melalui berbagai cara. Upaya
ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan keinginan masyarakat
dalam mencegah dan melakukan perawatan di rumah, sehingga angka hipertensi dapat
terkontrol ataupun dicegah pada masyarakat yang beresiko.

4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hipertensi
b. Agar mahasiswa dapat menjelaskan anatomi fisiologi hipertensi
c. Agar mahasiswa dapat menjelaskan etiologi hipertensi
d. Agar mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi, pathway hipertensi
e. Agar mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis hipertensi
f. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan diagnostic hipertensi
g. Agar mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi hipertensi
h. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengobatan dan perawatan hipertensi
i. Agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada pasien hipertensi
j. Agar mahasiswa dapat menentukan diagnose pada pasien hipertensi
k. Agar mahasiswa dapat melakukan intervensi pada pasien hipertensi
l. Agar mahasiswa dapat melakukan implementasi pada pasien hipertensi
m. Agar mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada pasien hipertensi
C. Metode
Adapun teknik yang digunakan untuk menyusun makalah ini yaitu dengan dengan
metode kepustakaan, studi kasus, dan konsultasi.
D. Sistematika
Dalam penyusunan laporan Adapun sistematika penulisan sebagai berikut Bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. Bab II tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep dasar penyakit, konsep dasar
asuhan keperawatan. Bab III tinjauan kasus yang terdiri dari asuhan keperawatan. Bab IV
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHg (Brunner and Sudadarth,
2001).
Hiperetensi adalah peningkatan sistol, yang tingginya tergantung umur individu
yang terkena. Tekanan darah berfluktasi dalam batas-batas tertentu, tergantung
posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami (Tambayong, 2000)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya 140 mmHg dan diastolnya diatas 90 mmHg. Pada populasi lansia
hiperetensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
daiastolnya 90 mmHg ( Smelter, 2001)
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa, hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah,
yaitu tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Sedangkan pada usia lanjut (lansia) dapat dikatakan hipertensi apabila tekanan
sistolnya 160 mmHg dan tekanan diastolnya 90 mmHg.
Klasifikasi Tekanan Darah pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia
WHO tahun 1999 adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik


(mmHg)

Optimal < 120 dan >80

Normal < 130 dan < 85

Normal – tinggi 130 -139 dan 85-89

Tingkat 1: hipertensi ringan 140 -159 dan 90-99

Tingkat 2 : Hipertensi sedang 160 -179 dan 100-109

Tingkat 3 : Hipertensi berat 180 – 209 dan 110-119

Hipertensi sistolik isolasi >140 dan < 90

6
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler
Fungsi sistem kardiofaskuler adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen
dan nutrisi keseluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme, transfor dan distribusi panas tubuh, pemeliharaan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transfor tertutup
yang terdiri atas jantung, sebagai organ pemompa, komponen darah sebagai
pembawa oksigen dan nutrisi, pembuluh darah sebagai media yang mengalirkan
komponen darah.
1) Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua ruang yang berdindidng tipis
disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik).
2) Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa pada sistem kardiovaskuler.
Secara normal volume darah yang berbeda dalam sirkulasi pada seorang
laki-laki dengan berat 70kg berkisar 8% dari berat badan atau sekitar
5.600 ml dari jumlah tersebut sekitar 35% merupakan plasma.
3) Pembuluh darah
Komponen ketiga sistem transfor kardiovaskuler adalah pembuluh darah
yang terdiri atas arteri, kapiler, dan vena.
a. Arteri
Pembuluh darah arteri berotot yang membawa darah dari jantung.
Pembuluh darah arteri membawa darah yang kaya akan oksigen
dari jantung ke seluruh tubuh. Jantung memompa darah untuk
dialirkan melalui aorta. Aorta ini kemudian bercabang dan menjadi
struktur yang lebih kecil, yaitu artei untuk membawa darah yang
kaya oksigen keseluruh tubuh.
b. Kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah terpanjang dan
berongga yang menghubungkan antara pembuluh darah arteri dan
vena. Fungsi pembuluh darah ini adalah tempat pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara sel darah merah dan jaringan tubuh.
c. Vena
Vena adalah pembuluh darah yang bertugas untuk mengalirkan
darah kembali ke jantung yang telah di sebarkan keseluruh tubuh.
Darah yang di angkut oleh pembuluh ini adalah darah yang
memiliki kadar oksigen rendah dan mengandung residu pernafasan
karbondioksida.

3. Etiologi
7
Faktor resiko hipertensi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Faktor yang dapat di control
a. Merokok, merokok merupakan salah satu faktor resiko yang kuat
untuk terjadinya kematian.
b. Konsumsi garam berlebih, reaksi orang terhadap asupan garam
yang didalamnya mengandung natrium, berbeda-beda. Garam
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik
cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan mengakibatkan
volume dan tekanan darah meningkat.
c. Konsumsi kafein, kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan
minuman bersoda, kopi dan the jika dikonsumsi melebihi batasan
normal dalam penyajian akan mengakibatkan hipertensi.
d. Obesitas, berat badan individu dan indeks masa tubuh berkorelasi
langsung engan tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah
penyebab hipertensi, akan tetapi pravelensi hipertensi pada
obesitas jauh lebih besar. Individu dengan obesitas memiliki resiko
lima kali lebih besar mengalami hipertensi.
2) Faktor yang tidak dapat di control
a. Riwayat keluarga
Individu yang keluarga atau orang tua mengalami hipertensi
cenderung memiliki kemungkinan lebih besar mengalami
hipertensi di bandingkan individu yang tidak memiliki keluarga
yang mengalami hipertensi.
b. Jenis kelamin
Saat memasuki menopause, penurunan hormone estrogen yang
dialami peremuan akan meningkatkan resiko hipertensi
dibandingkan laki –laki.
c. Usia pasien
Dimana usia 40 tahun hingga 59 tahun di anggap mengalami
kecenderungan hipertensi karena pada usia middle age merupakan
usia dimana kondisi tubuh mulai menurun dan rentang mengalami
penyakit kronis.
4. Patofisiologi dan Pathaway
a.Patofisiologi
Berbeda dengan usia yang lebih muda, pasien hipertensi pada uasia lanjut
mengalami pengurangan elastisitas arteri atau terjadi proses sklerosis terutama
pada arteri yang besar, sehingga mengakibatkan tekanan sistolik lebih tinggi dan
tekanan diastolic lebih rendah atau kenaikan dari nadi (pulse pressure). Hal ini
menyebabkan suatu keadaan yang dikenal sebagai hipertensi sistolik terisolisasi,
yaitu penanganannya lebih sulit dibandingkan dengan hipertensi esensial biasa.
Selain itu pada usia lanjut juga sering mengalami disregulasi sistem saraf otonom
8
yang menyebabkan hipotensi orostotalik dan orostotalik hipertensi. Komplikaso
lain seperti kerusakan mikrovaskular pada ginjal kronik (PGK) yang berkaitan
berkurangnya fungsi tubulus dalam mengatur keseimbangan elektrolitnya Na dan
K. Fungsi ginjal yang menurun secara progresif pada usia lanjut dapat terjadi
juga oleh proses glomerulus klerosis dan fibrosis interstinal yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah melalui mekanisme peningkatan natrium dan ekspansi
volume darah

b. Pathway
(Umur , Jenis kelamin, Gaya hidup, Obesitas)

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah

Peningkatan resitensi Vasokontriksi pembuluh darah ginjal vasokontriksi


pembuluh darah ke otak

(sakit kepala, rasa berat ditengkuk,sukar tidur) Aliran darah menurun Resiko penurunan curah jantung

Respon RAA
Nyeri Gangguan pola tidur
Rangsang aldosteron (kelemahan)

Retensi Na Intoleransi aktifitas

( Edema )

Hipervolemik

5. Manifestasi Klinik
Manifestasi pada kilen hipertensi adalah :

9
1. Tekanan darah meningkat >140/90mmHg
2. Sakit kepala
Sakit kepala pada pasien hipertensi disebabkan oleh peningkatan aliran
darah dari jantung yang menumpuk di otak, sehingga menyebabkan
sensasi tekanan dari dalam yang terasa sakit.
3. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkut beban berat
Sulit bernafas disebabkan bagian kanan jantung kesulitan memompa darah
melewati paru-paru, sehingga darah yang mengandung oksigen tidak dapat
dialirkan dengan baik.
4. Mudah lelah
Saat tekanan darah tinggi terjadi, jantung pun bekerja lebih ekstra dan
membesar. Ketika jantung membesar, organ vital ini akan meminta lebih
banyak oksigen. Tetapi, jantung akan kesulitan dalam mempertahankan
aliran darah yang tepat. Hasilnya penderita tekanan darah tinggi akan
merasa lelah dan tidak bisa melakukan aktifitas fisik.
5. Rasa berat di tengkuk
Pada penderita hipertensi, pembuluh darahnya cenderung kaku dan
menyempit dimana hal tersebut dapat menghambat aliran darah.
6. Telinga berdenging
Aliran darah kencang dan deras pada orang dengan hipertensi atau darah
tinggi menyebabkan turbelensi aliran darah sehingga menyebabkan tinitus
atau telinga berdenging.
7. Mata berkunang-kunang, penglihatan kabur
Disebabkan oleh tingginya tekanan darah yang menyebabkan kerusakan
pembuluh darah di bagian belakang mata yang dikenal sebagai
retina(tempat gambar difokuskan) dan akan merusak saraf mata sehingga
penglihatan menjadi kabur.
8. Sukar tidur
Disebabkan oleh tingginya tekanan darah pada tubuh sehingga
menyebabkan pusing, sakit kepala, atau gejala lainnya berimbas pada
susah tidur.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan segera
a. Darah rutin ( hematokrit / hemoglobin)
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (Viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas,
anemia.

b. Blood unit nitrogen / kreatinin


Memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
c. Glukosa
10
Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat di akibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin
d. Kolesterol
Untuk memeriksa kadar kolesterol yang tinggi dalam darah. Karena kadar
kolesterol yang tinggi dalam darah juga menjadi pemicu penyakit
hipertensi yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah perifer yang
mengurangi suplai darah ke jantung.
e. Kalium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. EKG
Memeriksa fungsi jantung, apabila ada kecurigaan bahwa gangguan
jantung merupakan penyebab hipertensi.
2. Pemeriksaan lanjutan
( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama)
a. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensis seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
b. IUP
Mengidentifikasi penyebab hipertensis seperti batu ginjal.
7. Komplikasi
1. Gangguan pengelihatan sampai kebutaan pembuluh darah yang
menyempit akibat tekanan darah akibat tekanan darah tinggi, asupan darah
yang kurang karena sempitnya pembuluh membuat retina tak bekerja
sebagaimana nestinya.
2. Gagal jantung.
Hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa dan
mengedarkan darah keseluruh tubuh, seluruh tubuh, sehingga
menimbulkan penebalan otot jantung. Jika dibiarkan, otot jantung akan
melemah dan jantung tidak mampu memompa darah secara efektif. Hal
inilah yang membuat gagal jantung dapat terjadi akibat komplikasi
hipertensi.
3. Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah ginjal menjadi tebal
kaku. Kondisi ini menyebabkan suplai darah berkurang ke organ-organ
penting ginjal.
4. Pecahnya pembuluh darah otak
Tekanan darah tinggi yang terjadi selama bertahun-tahun dapat
menyebabkan dinding pembuluh darah rapuh.
5. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
8. Pengobatan dan perawatan
1. Pengobatan
11
Tujuan dari pengobatan untuk menurunkan tekanan darah pada ukuran normal
pada obat-obatan yang dikonsumsi.
a. Diuretik
Obat yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
b. Angiotensi converting enzyme inhibator (ACE-INHIBITOR) obat
penurun tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
Obat penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
c. Antagonis kalsium dan vasodilator
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
d. Penghambat simpetetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
( saraf yang bekerja saat aktivitas)
e. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi. Menurunkan pompa jantung.
2. Perawatan
a. Diet rendah garam / kolesterol / lemak jenuh
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
c. Ciptakan keadaan rilex.
d. Melakukan olahraga.
e. Berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
I. Pengumpulan data
a. Identitas
Meliputi identitas pasien dan identitas penanggung jawab ( nama, alamat,
agama, umur,jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, suku / bangsa).
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Mengeluh sakit kepala, pusing, terasa berat di tengkuk, lemah, penglihatan
kabur, sukar tidur.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Sakit kepala, kelemahan, pandangan kabur, berat di tengkuk, pusing ketika
bangun dari tempat duduk.
3) Riwayat kesehatan dulu
Riwayat kesehatan dahulu, diabetes mellitus, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, dan penggunaan obat-obatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada keluarga menderita hipertensi.
c. Pengkajian perpola
1) Pola persepsi/ pemeliharaan kesehatan

12
Pandangan terhadap sakit, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi
makanan tinggi garam.
2) Pola Nutrisi
Sering makan makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol,
mual, muntah, perubahan berat badan.
3) Pola Aktifitas
Kelemahan , letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi,
4) Pola Eliminasi
BAK : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
BAB : Konstipasi,(Efek penggunaan obat hipertensi)
5) Pola Pernafasan
Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas, takipnea, riwayat merokok, batuk
dengan sputum, distress pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan.
6) Pola Istirahat tidur
Mengalami gangguan tidur karena pusing nyeri sehingga tidak bisa tidur
nyenyak
7) Pola Neurosensori
Pusing, sakit kepala, tengkuk berat, gangguan penglihatan
8) Pola sirkulasi
Riwayat hipertensi, kenaikan tekanan darah, denyutan nadi jelas dari
kerotis
9) Integritas Ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah, gelisah, otot muka
tegang, peningkatan pola bicara.
10) Pola Reproduksi seksual
Pada penderita hipertensi terjadi peningkatan aktifitas saraf simpatis yang
mengakibatkan peningkatan sekresi katekolamin. Hal ini menyebabkan
terjadinya peningkatan kadar estrogen.
11) Pola kepercayaan dan keyakinan
Cara pasien melaksanakan ibadah sebelum dan saat sakit
d. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran umum: Lemah
2) Kesadaran : composmentis (sadar penuh)
3) TTV : tekanan darah diatas normal
4) Kepala : wajah pucat
5) Mata : Konjungtiva anemis, reflex pupil tidak ada,adakah edema pupil,
terdapat kantung mata.
6) Telinga : terdapat serumen atau tidak
7) Mulut : membrane mukosa bibir kering, bibir sianosis.
8) Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau tidak
13
9) Dada
Jantung : bunyi tambahan (bergemuruh/bising jantung)
Paru : bunyi tambahan (ronchi)
Penggunaan otot bantu dada, sesak napas (dispnea)
10) Ekstermitas : akral dingin, kelemahan, pucat
11) Genetalia : riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.
II. Tabulasi data
Mengeluh sakit kepala, nyeri, pusing, terasa berat di tengkuk, lemah, sulit
beraktifitas, penglihatan kabur, sukar tidur, wajah pucat, turgor kulit menurun,
edema, tekanan darah di atas normal
III. Klasifikasi data
Ds : Mengeluh sakit kepala, nyeri,pusing, terasa berat di tengkuk, lemah, sulit
beraktifitas, penglihatan kabur, sukar tidur.
Do : wajah pucat, tampak meringis, turgor kulit menurun, edema, tekanan
darah di atas normal.

IV. Analisa data

No Sign/symptom Etiologi Problem


D
X
1 Ds : lemah Retensi natrium Hipervolemik
Do: edema, turgor kulit menurun

2
Ds : nyeri kepala, terasa berat di Peningkatan Nyeri
Bagian tengkuk, lemah. retensi pembuluh darah
Do : tampak meringis.

3 Ds : pasien mengatakan aktifitas Kelemahan Intoleransi


Dilakukan sebisa pasien saja aktivitas
Di karenakan pasien sering
Pusing.
Do : pasien tampak lemah dan
Pucat.

4 Ds : pusing Vasokontriksi pembuluh Resiko


Do : ttv,tekanan darah meningkat darah penurunan
curah jantung

5 Ds : sukar tidur Peningkatan Gangguan pola

14
Do : pasien lemah, pucat dan resitensi pembuluh darah tidur
terdapat kantung mata

2. Diagnose Keperawatan
1. Hipervolamik berhubungan dengan peningkatan retensi natrium di tandai
dengan :
Ds : lemah
Do : edema, turgor kulit menurun
2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan resistensi pembuluh darah di tandai
dengan :
Ds : nyeri kepala, terasa berat di Bagian tengkuk, lemah.
Do : tampak meringis.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan di tandai dengan :
Ds : pasien mengatakan aktifitas dilakukan sebisa pasien saja dikarenaka pasien
Sering pusing.
Do : pasien tampak lemah dan Pucat.
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh
darah di tandai dengan :
Ds : pusing
Do : ttv,tekanan darah meningkat
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan resitensi pembuluh
darah di tandai dengan :
Ds : sukar tidur
Do : pasien tampak lemah

3. Perencanaan Keperawatan

No
D Tujuan Intervensi Rasional
X

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ulang adanya 1. Mengetahui


keperawatan di harapkan edema pada ekstremitas kelebihan volume
masalah hipervolamik 2. Monitor TTV cairan
dapat teratasi dengan 3. Monitor intake dan 2. Mengetahui
criteria hasil : output peningkatan beban
1. Edeme hilang 4. Edukasi klien untuk kerja jantung
2. Turgor kulit melakukan tirah baring 3. Mengetahui retensi
kembali normal pada saat edema masih penurunan natrium
terjadi dan balance cairan
5. Kolaborasi pemberian 4. Peningkatan
15
deuretik deuresis untuk
mengurangi edema
5. Obat deuretik
bekerja dengan
cara mengeluarkan
n cairan tubuh
(Lewat BAK)
sehingga volume
tubuh berkurang.

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Perhatikan tirah baring 1. Meminimalkan


keperawatan di harapkan selama fase akut stimulasi relaksasi
masalah intoleransi 2. Beri teknik relaksasi 2. Meminimalkan
aktifitas dapat teratasi dan distraksi rasa nyeri klien
dengan criteria hasil : 3. Minimalkan aktivitas 3. Aktivitas yang
1. Pasien vasokontriksi yang meningkatkan
mengungkapkan dapat meninggalkan vasokantriksi
tidak adanya nyeri sakit kepala menyebabkan sakit
kepala kepala
2. Pasien tampak
nyaman tekanan
darah dalam batas
normal

3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji respon klien 1. Menentukan


keperawatan di harapkan terhadap aktifitas intervensi
masalah intoleransi 2. Insruksikan pasien selanjutnya
aktifitas dapat teratasi tentang penghematan 2. Teknikm
dengan criteria hasil : energy penghemat energy
1. Berpartisipasi 3. Dorongan untuk mengurangi juga
dalam kebutuhan melakukan aktivitas membantu
aktifitas fisik tanpa atau perawatan diri keseimbangan
disertai peningkatan bertahap, berikan suplai dan
tekanan darah bantuan sesuai kebutuhan oksigen
2. Mampu melakukan kebutuhan 3. Memajukan
aktivitas sehari-hari aktivitas bertahap
mencegah
peningkatan kerja

16
jantung tiba tiba

4 Setelah dilakukan tindakan 1 Pantau tekanan untuk 1.Perbandingan dari


keperawatan di harapkan evaluasi awal tekanan memberikan
masalah resiko penurunan 2 Berikan lingkungan gambaran yang lebih
curah jantung dapat teratasi yang tenang dan lengkap tentang
dengan criteria hasil : nyaman. keterlibatan bidang
1. Klien berpartisipasi 3 Pertahankan masalah vaskuler
dalam aktifitas yang pembatasan aktifitas 2..Membantu untuk
menurunkan 4 Anjurkan teknik menurunkan rangsangan
tekanan darah/ relaksasi simpatis
beban kerja jantung 3.Menurunkan
2. Memperlihatkan ketegangan yang
frekuensi jantung mempengaruhi tekanan
stabil dalam rentang darah
normal. 4.Mengontrol tekanan
darah

5 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV 1. Mengetahui


keperawatan di harapkan 2. Kaji pola dan aktifitas perubahan status
masalah gangguan pola tidur kesehatan
tidur teratasi dengan 3. Jelaskan pola tidur 2. Pengkajian pola
criteria hasil : normal tidur dan aktifitas
1. Tidur efektif 4. Ciptakan lingkungan klien penting untuk
2. Tidur malam yang kondusif agar mengetahui
optimal pasien istrahat kebiasaan tidur
3. Wajah tidak pucat klien
5. Anjurkan pasien untuk 3. Meningkatkan
banyak istrahat. pengetahuan klien
akan pola tidur
yang normal
4. Lingkungan yang
nyaman membantu
tubuh menjadi
rileks
5. Dengan istrahat
dapat mempercepat
pemulihan tenaga
untuk beraktifitas
dan pasien dapat
rileks.

4. Implementasi

17
Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Dari 5 masalah keperawatan di atas, diharapkan masalah hipervolamik dapat teratasi
dengan criteria hasil Edeme hilang,Turgor kulit kembali normal. Masalah intoleransi
aktifitas dapat teratasi dengan criteria hasil Pasien mengungkapkan tidak adanya nyeri
kepala, Pasien tampak nyaman tekanan darah dalam batas normal. Masalah intoleransi
aktifitas dapat teratasi dengan criteria hasil berpartisipasi dalam kebutuhan aktifitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan darah, ampu melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah
resiko penurunan curah jantung dapat teratasi dengan criteria hasil klien berpartisipasi
dalam aktifitas yang menurunkan tekanan darah/ beban kerja jantung, memperlihatkan
frekuensi jantung stabil dalam rentang normal. Masalah gangguan pola tidur teratasi
dengan criteria hasil tidur efektif, tidur malam optimal, wajah tidak pucat.

BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.M.s
Alamat : Jalan Teuku Umar Kelurahan Paupanda
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

18
Suku/bangsa : Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Hipertensi
Tanggal pengkajian : 03 Mei 2020
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk, penglihatan,
kabur, lemah, dan sulit beraktifitas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh pusing ketika bangun dari tempat duduk dan sakit kepala.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita penyakit asam urat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
3. Pola
a. Pola persepsi kesehatan
Klien mengetahui hipertensi sejak 1 bulan yang lalu setelah ke fasilitas kesehatan.
Klien mengatakan jarang mengontrol kesehatannya setelah mengetahui penyakitnya.
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 kali sehari
Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada nafsu makan dan mulut pahit, pasien
makan 3 kali sehari dengan porsi makan ½ piring tetapi tidak di habiskan.

c. Pola aktifitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan melakukan aktivitasnya seperti biasa, seperti
menimba air, dan lain-lain.
Saat sakit: pasien mengatakan aktivitasnya dilakukan sebisa pasien saja, ketika
melakukan aktifitas sedang pasien sering merasa pusing dan tengkuk terasa berat.
d. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x/hari dan BAK 5x/hari
Setelah sakit : pasien mengatakan 2 hari baru BAB dan BAK3x/hari
e. Pola istrahat tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan istirahatnya cukup 7-8 jam/hari, tidur malam
nyeyak
Setelah sakit : pasien mengatakan tidur sekitar 4 jam,pasien mengatakan sering
terbangun malam hari karena sakit kepala.
f. Pola koping terhadap stress
Sebelum sakit : pasien mengatakan bahwa saat ada masalah yang timbul sering
marah-marah.
Setelah sakit : pasien mengatakan saat ada masalah pasien hanya sesekali marah
g. Pola neurosensori
19
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Saat sakit : pasien mengatakan Pusing, sakit kepala, tengkuk berat.
h. Pola sirkulasi
Sebelum sakit : tidak ada masalah
Saat sakit : kenaikan tekanan darah
i. Pola pernafasan
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di pernafasan
j. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah di organ reproduksi
k. Pola kepercayaan dan keyakinan
Sebelum sakit, :pasien mengatakan menganut agama islam dan melaksanakan ibadah
seperti biasanya
Setelah sakit : pasien mengatakan jarang melaksanakan ibadahnya.
4 Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Lemah dan pucat
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Ttv : TD : 160/100, S: 37 C, Nadi: 90x/m , RR:21x/m
4) Kepala : Bentuk simetris, tidak ada kelainan.
5) Mata : Bentuk simetris, mata sayu, terdapat kantung mata
6) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan.
7) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
8) Bibir dan mulut : Mukosa bibir kering
9) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.
10) Payudara : Tampak kendur, tidak ada nyeri tekan.
11) Punggung : Simetris tidak ada kelainan.
12) Ekstermitas : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan.
13) Kulit : Turgor kulit tidak elastis, tampak keriput.

5.Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tanggal 09/03/2020
No Darah lengkap Hasil Nilai normal

1 Leukosit/WBC 12,0 L:12-16gr/dl P: 12-14 gr/dl

2 Trombosit/PLT 6.300 4.000-10.000 sel/mm3


3 GRA% 220.000 150.000-400.000 sel/mm3
4 Limfosit % 55,7 50%-70%
5 MID % 36,2 20%-40%

20
6 Hematokrit 8,2 2%-10%
7 Eritrosit/RBC 40,4 L: 37-45%vol P: 35-40%vol
8 MCV 5,04 L:4,5-5,5 P;3,8-4,8 juta/mm3
9 MCH 80,3 Darah
10 MCHC 23,9 80-100 fL
11 RDW 29,7 27-32 pg
12 MPV 12,7 31,5-34,5 g/DI
13 PDW 6,3 11,6-14,5
14 PCT 12.4 7,2-11,0 fL
15 P-LCR 0,139 10,0-18%<0,5 mg/ml
16 Hemoglobin 9,3 15 %-25%
17 LED 60/78 P:0-15 L:0-20 mm/jam
18 Malaria Negatif

6. Tabulasi data
Klien mengetahui hipertensi sejak 1 bulan yang lalu setelah ke fasilitas kesehatan. Klien
mengatakan jarang mengontrol kesehatannya setelah mengetahui penyakitnya.Pasien
mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk, penglihatan kabur,
lemah, sulit beraktifitas. Aktivitas nya dilakukan sebisa pasien saja, di karenakan pasien
lemah dan sering merasa pusing, mukosa bibir kering pasien tampak pucat, mata sayu
dan terdapat kantung mata, pasien mengatakan tidur sekitar 4 jam dan sering terbangun
pada malam hari karena sakit kepala.Turgor kulit menurun, Pemeriksaan TTV
didapatkan Nadi: 90x/m, Suhu:37C, RR: 22x/m, TD: `160/100mmHg
7. Klasifikasi data
Ds : Pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk, penglihatan
kabur, lemah, sulit beraktifitas. Aktivitas nya dilakukan sebisa pasien saja, ketika
melakukan aktifitas sedang pasien sering merasa pusing. Mata sayu dan terdapat kantung
mata, pasien mengatakan tidur 4 jam dan sering terbangun pada malam hari karena sakit
kepala. Turgor kulit menurun, Pemeriksaan TTV didapatkan Nadi: 90x/m, Suhu:37C,
RR: 22x/m, TD: `160/100mmHg.
Do : Tampak meringis, pucat, mata sayu dan terdapat kantung mata, pemeriksaan TTV
Nadi: 90x/menit, Suhu: 37C, RR: 22x/menit, TD :160/100 mmHg

8. Analisa data
No Sign/symptom Etiologi Problem
D
X
1 Ds : pusing Vasokonstriksi pembuluh Resiko
Do: tekanan darah meningkat darah penurunan curah
jantung

21
2 Ds: Sukar tidur, pusing, Peningkatanresitensi Gangguan pola
penglihatan kabur pembuluh darah tidur
Do:tampak pucat,mata
sayu,terdapat kantung
mata.

3 Ds : Nyeri kepala, terasa berat di Peningkatan resitensi Nyeri


Bagian tengkuk, lemah. pembuluh darah
Do : tampak meringis, TTV
N:90x/menit,suhu:37C
RR:22x/menit,TD:160/100mmHg

4 Ds: Pasien mengatakan Kelemahan Intoleransi


aktivitasnya dilakukan sebisa aktifitas
pasien saja, dikarenakan pasien
sering pusing
Do : pasien tampak lemah dan
pucat

2. Diagnose
1. Resiko penurunan curah jantung b/d vasokontriksi pembuluh darah di tandai dengan:
Ds : pusing
Do:tekanan darah meningkat
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan resitensi pembuluh darah di
tandai dengan :
Ds : Sukar tidur, pusing, penglihatan kabur
Do : Tampak pucat, mata sayu, terdapat kantung mata.
3. Nyeri b/d peningkatan retensi pembuluh darah di tandai dengan :
Ds : Nyeri kepala, terasa berat di Bagian tengkuk, lemah.
Do: Tampak meringis, TTV N:90x/menit, suhu:37C, RR:22x/menit, TD:160/100mmHg
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan aktifitasnya dilakukan sebisanya saja, ketika melakukan aktifitas
sedang pasien mengatakan sering pusing
Do : Pasien tampak lemah dan pucat.

3. Intervensi

22
No
D Tujuan Intervensi Rasional
X

1 Setelah dilakukan tindakan 1.Pantau tekanan untuk 1.Perbandingan dari


keperawatan di harapkan evaluasi awal tekanan memberikan
masalah resiko penurunan 2.Berikan lingkungan yang gambaran yang lebih
curah jantung dapat tenang dan nyaman. lengkap tentang
teratasi dengan criteria 3.Pertahankan pembatasan keterlibatan bidang
hasil : aktifitas masalah vaskuler
1.Klien berpartisipasi 4. Anjurkan teknik relaksasi 2..Membantu untuk
dalam aktifitas yang menurunkan rangsangan
menurunkan tekanan simpatis
darah. 3.Menurunkan ketegangan
2.Memperlihatkan yang mempengaruhi
frekuensi jantung stabil tekanan darah
dalam rentang normal. 4.Mengontrol tekanan
darah

2 Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji TTV 1.Mengetahui perubahan


keperawatan selama 2x24 2.Kaji pola dan aktifitas tidur status kesehatan
jam. Diharapkan masalah 3.Jelaskan pola tidur normal 2.Pengkajian pola tidur
gangguan pola tidur dapat 4.Ciptakan lingkungan yang dan aktifitas klien penting
teratasi dengan criteria kondusif agar pasien istrahat untuk mengetahui
hasil : 5.Anjurkan pasien untuk kebiasaan tidur klien
1.Tidur efektif banyak istirahat 3.Meningkatkan
2.Tidur malam optimal pengetahuan klien akan
3.Wajah tidak pucat pola tidur yang normal
4.Lingkungan yang
nyaman membantu tubuh
menjadi rileks
5.Dengan istrahat dapat
mempercepat pemulihan
tenaga untuk beraktifitas
dan pasien dapat rileks

23
3 Setelah dilakukan tindakan 1.Perhatikan tirah baring 1Meminimalkan stimulasi
keperawatan selama 2x24 selama fase akut relaksasi
jam di harapkan masalah 2.Beri teknik relaksasi dan 2.Meminimalkan rasa
nyeri dapat teratasi dengan distraksi nyeri klien
criteria hasil: 3.Minimalkan aktivitas 3.Aktivitas yang
1.Pasien mengungkapkan vasokontriksi yang dapat meningkatkan
tidak adanya nyeri kepala meninggalkan sakit kepala vasokantriksi
2.Pasien tampak nyaman menyebabkan sakit kepala
3.Tekanan darah dalam 4.Mengontrol nyeri
batas normal

4 Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji respon klien terhadap 1.Menentukan intervensi


keperawatan 2x24 jam di aktifitas selanjutnya
harapkan masalah 2.Insruksikan pasien tentang 2.Teknikan penghemat
intoleransi aktifitas teratasi penghematan energy energy mengurangi juga
dengan criteria hasil : 3.Dorongan untuk melakukan membantu keseimbangan
1.Berpartisipasi dalam aktivitas atau perawatan diri suplai dan kebutuhan
kebutuhan aktifitas fisik bertahap,berikan bantuan sesuai oksigen
tanpa disertai peningkatan kebutuhan 3.Memajukan aktivitas
tekanan darah bertahap mencegah
2.Mampu melakukan peningkatan kerja jantung
aktivitas sehari-hari tiba tiba

24
5. Implementasi

Hari No Jam Implementasi Evaluasi


/tanggal DX
Kamis 1 08:00 1.Memantau tekanan S :pasien mengatakan masih pusing
11/06/2020 darah untuk evaluasi O:tampak pucat,tekanan darah
awal 140/70mmHg
08:05 (140/70mmHg) A :Masalah resiko penurunan curah
2.Menganjurkan jantung belum teratasi
mengkonsumsi P:lanjutkan intervensi 1-4
08:07 makanan rendah garam 1 pantau tekanan darah
3.Berikan lingkungan 2 anjurkan mengkonsumsi makanan
08:10 yang tenang dan rendah garam
nyaman. 3 Beri lingkungan yang tenang dan
4. Menganjurkan teknik nyaman
relaksasi 4 anjurkan teknik relaksasi

2 08:15 1.Memonitor TTV S : pasien mengatakan sering terbangun


TD : 140/70 mmHg di malam hari
Suhu: 37C O : tampak pucat, lemah, mata sayu
Nadi : 80x/menit A : masalah ganguan pola tidur belum
RR : 25x/menit teratasi
08:20 2.Mengkaji pola P : lanjutkan intervensi 1-4
aktivitas tidur pasien 1 monitor ttv
(pasien sering terbangun 2 kaji pola aktifitas tidur pasien
di malam hari karena 3 ciptakan lingkungan yang
sakit kepala dan kondusif agar pasien bisa istirahat
08:23 lingkungan yang ribut) 4 anjurkan pasien untuk banyak
3.Menciptakan istirahat
lingkungan yang
kondusif agar pasien
08:25 bisa istrahat
4.Menganjurkan pasien
untuk banyak istirahat

25
3 08:30 1.Memantau tekanan S : klien mengatakan nyeri kepala dan
darah (Td :140/70 tengkuk terasa berat
mmHg) O : tampak meringis
08:33 2.Mempertahankan tirah A :masalah nyeri belum teratasi
baring selama fase akut P :lanjutkan intervensi 1-4
( klien terbaring, tampak 1 pantau tekanan darah
lemah) 2 pertahankan tirah baring selama
08:35 3.Mengajarkan teknik fase akut
relaksasi ( pasien 3 ajarkan teknik relaksasi
mengikuti teknik 4 hilangkan/meminimalkan
relaksasi yang di aktivitas vasokontriksi yang dapat
08:37 ajarkan) metinggalkan sakit kepala
4.Menghilangkan/
Minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang
dapat meninggalkan
sakit kepala
(klien masih merasa
sakit kepala saat
beraktivitas)

4 08:40 1.Menganjurkan klien S: klien mengatakan belum dapat


tidak melakukan beraktifitas seperti biasanya
aktivitas yang berat- O : tampak lemah,pucat
berat.( klien mengikuti A : masalah intoleransi aktifitas belum
anjuran yang diberikan) teratasi
08:43 2.Membantu klien untuk P : lanjutkan intervensi 1-3
mengidentifikasi 1 anjurkan klien tidak melakukan
aktifitas yang mampu aktifitas yang berat
08;45 dilakukan 2 bantu klien untuk
3.Mengajarkan klien mengidentifikasi aktifitas yang
teknik mengehemat mampu dilakukan
energi. ( klien 3 ajarkan klien teknik menghemat
melakukan aktifitas energi
secara perlahan)

26
Hari/tanggal No Jam Implementasi Evaluasi
DX
Jumad 1 08:00 1.Memantau tekanan darah S :pasien mengatakan masih pusing
12/06/2020 untuk evaluasi awal O:tampak pucat,tekanan darah
(140/70mmHg) 140/70mmHg
08:05 2.Menganjurkan A :Masalah resiko penurunan curah
mengkonsumsi makanan jantung belum teratasi
rendah garam P:lanjutkan intervensi 1-4
08:07 3.Berikan lingkungan yang 1.pantau tekanan darah
tenang dan nyaman. 2.anjurkan mengkonsumsi
08:10 4. Menganjurkan teknik makanan rendah garam
relaksasi 3.beri lingkungan yang tenang
dan nyaman
4.anjurkan teknik relaksasi

2 08:15 1.Memonitor TTV S : pasien mengatakan sering


TD : 140/70 mmHg terbangun di malam hari
Suhu: 37C O : tampak pucat, lemah, mata sayu
Nadi : 80x/menit A : masalah ganguan pola tidur
RR : 25x/menit belum teratasi
08:20 2.Mengkaji pola aktivitas P : lanjutkan intervensi 1-4
tidur pasien 1.monitor ttv
(pasien sering terbangun di 2.kaji pola aktifitas tidur pasien
malam hari karena sakit 3.ciptakan lingkungan yang
kepala dan lingkungan yang kondusif agar pasien bisa istirahat
08:23 ribut) 4.anjurkan pasien untuk banyak
3.Menciptakan lingkungan istirahat
yang kondusif agar pasien
08:25 bisa istrahat
0 4.Menganjurkan pasien untuk
8 banyak istirahat
:
2
5

m
3 08:30 1.Memantau tekanan darah S : klien mengatakan nyeri kepala
(Td :140/70 mmHg) dan tengkuk terasa berat
08:33 2.Mempertahankan tirah O : tampak meringis
baring selama fase akut A :masalah nyeri belum teratasi
( klien terbaring, tampak P :lanjutkan intervensi 1-4
lemah) 1 pantau tekanan darah
08:35 3.Mengajarkan teknik 2.pertahankan tirah baring selama
relaksasi ( pasien mengikuti fase akut
teknik relaksasi yang di 3.ajarkan teknik relaksasi
ajarkan) 4.hilangkan/meminimalkan
27
08:37 4.Menghilangkan/ aktivitas vasokontriksi yang dapat
Minimalkan aktivitas meninggalkan sakit kepala
vasokontriksi yang dapat .
meninggalkan sakit kepala
(klien masih merasa sakit
kepala saat beraktivitas)

4 08:40 1.Menganjurkan klien tidak S: klien mengatakan belum dapat


melakukan aktivitas yang beraktifitas seperti biasanya
berat-berat.( klien mengikuti O : tampak lemah,pucat
anjuran yang diberikan) A : masalah intoleransi aktifitas
08:43 2.Membantu klien untuk belum teratasi
mengidentifikasi aktifitas P : lanjutkan intervensi 1-3
yang mampu dilakukan 1.anjurkan klien tidak melakukan
08:45 3.Mengajarkan klien teknik aktifitas yang berat
mengehemat energi. ( klien 2.bantu klien untuk
melakukan aktifitas secara mengidentifikasi aktifitas yang
perlahan) mampu dilakukan
3.ajarkan klien teknik menghemat
energi

6. Catatan perkembangan

Hari/tanggal No Jam Catatan perkembangan


Dx
Sabtu 1 09:00 S (09:00) S: pasien mengatakan masih sedikit pusing
13 /06/2020 O (09:03): tampak pucat,tekanan darah 140/70mmHg
A (09:05) :Masalah resiko penurunan curah jantung belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi 1-4
1.pantau tekanan darah

28
2.anjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam
3.beri lingkungan yang tenang dan nyaman
4.anjurkan teknik relaksasi
I : (09:07) 1.Memantau tekanan darah untuk evaluasi awal
(140/70mmHg)
(09:10) 2.Menganjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam
(09:12) 3.Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
(09:14) 4. Menganjurkan teknik relaksasi
E :Ku baik,Td 140/70mmHg

2 S (09:16) : klien mengatakan istirahatnya sudah mulai nyenyak


dan hanya sesekali bangun tengah malam.
O (09:17): klien tampak mulai segar.
A (09:19): masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P :lanjutkan intervensi 1 dan 4
1.monitor ttv
2.anjurkan pasien untuk banyak istirahat
I : (09:20) 1.Memonitor ttv
(09:25) 2. Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat
E : Ku baik,TD:140/70mmHg, Suhu:37C, RR:25x/menit,
N:80x/menit
3 S (09:30) : klien mengatakan tidak nyeri,tengkuk masih terasa
berat
O (09:32) : Ku baik
A (09:35) : masalah nyeri sebagian teratasi
P :lanjutkan intervensi 1 dan 2
1 pantau tekanan darah
2.pertahankan tirah baring selama fase akut
I : (09:36)1. Memantau tekanan darah
(09:38)2. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
E : Ku baik, TD:140/70mmHg, Suhu:37C,RR:25x/menit,
N:80x/menit
4 S (09:40) : klien mengatakan dapat beraktifitas sebutuhnya.
O (9: 43) :ku baik,
A : masalah intoleransi aktifitas sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-3
1.anjurkan klien tidak melakukan aktifitas yang berat
2.bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu
dilakukan
3.ajarkan klien teknik menghemat energi
I : 1.Menganjurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang
berat
2.Membantu klien mengidentifikasi aktifitas yang mampu
dilakukan
3.Mengajarkan klien teknik menghemat energi
E : Ku baik,t TD:140/70mmHg,

29
Suhu:37C,RR:25x/menit,N:80x/menit

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Darah tinggi atau hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang interminten
terus-menerus diatas 140/90 mmHg karena fluktansi tekanan darah terjadi antara
individu dan dapat di pengaruhi oleh lingkungan dan ansietas (Marelli, 2008).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh sebagai
penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler).
2. Anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler memiliki fungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, darah dan pembuluh darah
3. Etiologi dari hipertensi di bagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat di kontrol dan
faktor yang tidak dapat di kontrol.

30
4. Manifestasi klinis pada pasien hipertensi antara lain tekanan darah meningkat,
sakit kepala, sulit bernafas, mudah lelah, rasa berat di tengkuk, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang, penglihatan kabur, dan sukar tidur.
5. Pemeriksaan diagnostik di bagi menjadi dua yaitu pemeriksaan segera dan
pemeriksaan lanjutan.
6. Komplikasi pada pasien hipertensi antara lain adalah gangguan penglihatan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak, kerusakan pada
pembuluh darah arteri
7. Pengobatan yang dilakukan pemberian deuretik, angiotensi converting enzyme
inhibitor ( ACE-INHIBITOR), antagonis kalsium dan vasodilator, penghambat
simpatik, dan betabloker sedangkan perawatan yang dapat dilakukan antara lain
diet rendah garam, ciptakan keadaan rileks, melakukan olahraga, berhenti
merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol.
8. Pengkajian yang dilakukan antara lain pengumpulan data, tabulasi data,
klasifikasi data dan analisa data.
9. Diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi antara lain hipervolamik, nyeri,
intoleransi aktivitas, resiko penurunan curah jantung, dan gangguan pola tidur
10. Perencanaan yang dilakukan di sesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang
sudah di tetapkan.
11. Dari 4 masalah keperawatan di atas, diharapkan masalah intoleransi aktifitas
dapat teratasi dengan criteria hasil Pasien mengungkapkan tidak adanya nyeri
kepala, Pasien tampak nyaman tekanan darah dalam batas normal. Masalah
intoleransi aktifitas dapat teratasi dengan criteria hasil berpartisipasi dalam
kebutuhan aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, ampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah resiko penurunan curah jantung dapat
teratasi dengan criteria hasil klien berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan
tekanan darah/ beban kerja jantung, memperlihatkan frekuensi jantung stabil
dalam rentang normal. Masalah gangguan pola tidur teratasi dengan criteria hasil
tidur efektif, tidur malam optimal, wajah tidak pucat

B. Saran
1. Bagi pasien
khususnya penderita hipertensi agar dapat memeriksakan tekanan darah secara rutin
serta mengurangi makanan tinggi garam,kolesterol,mengurangi aktivitas berat yang
menambah beban kerja jantung, dan lebih banyak istirahat.
2. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga berperan serta untuk kesembuhan pasien dengan memperhatikan
pola makan, waktu istirahat dan dan memotivasi pasien untuk rutin memeriksa
kesehatannya.

31
Lampiran-

A.Pembahasan
Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan pada Ny.M.s maka di dapatkan hasil sebagai
berikut:
1 Pengkajian .pengumpulan data subyektif dan obyektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada Ny.M.s tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek serta
tidak di temukan kesulitan dalam pengumpulan data, di karenakan pasien bersedia untuk
dilakukan wawancara.
2 Diagnosa. pada diagnosa keperawatan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek. Dikarenakan pada teori menjelaskan diagnosa yang dapat di tetapkan pada
pasien hipertensi nyeri b/d retensi pembuluh darah, intoleransi aktivitas b/d kelemahan,

32
resiko penurunan curah jantung b/d vasokontriksi pembuluh darah, gangguan pola tidur
b/d retensi pembuluh darah. Pada praktek terdapat diagnosa yang terapkan pada teori
yang di tetapkan pada Ny.M.s
3 Intervensi Penentuan suatu perencanaan dalam pemberian asuhan keperawatan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik di karenakan sudah sesuai dengan
kebutuhan pasien.
4 Implementasi Pelaksanaan asuhan keperawatan secara menyeluruh sesuai dengan kondisi
pasien yaitu hipertensi telah dilakukan, dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktek.
5 Evaluasi
Pada tahap evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik. Evaluasi pada
praktik dilakukan sesuai dengan panduan evaluasi pada teori.
B. Format pengkajian
1Pengkajian
1.Identitas
Nama : Ny.M.s
Alamat : Jalan Teuku Umar Kelurahan Paupanda
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Hipertensi
Tanggal pengkajian : 03 Mei 2020
2.Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk,
penglihatan kabur, lemah, dan sulit beraktifitas.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh pusing ketika bangun dari tempat duduk dan sakit kepala.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita penyakit asam urat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
3.Pola
a) Pola persepsi kesehatan
Klien mengetahui hipertensi sejak 1 bulan yang lalu setelah ke fasilitas kesehatan.
Klien mengatakan jarang mengontrol kesehatannya setelah mengetahui
penyakitnya.
b) Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 kali sehari
Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada nafsu makan dan mulut pahit, pasien
makan 3 kali sehari dengan porsi makan ½ piring tetapi tidak di habiskan.
c) Pola akifitas

33
Sebelum sakit : pasien mengatakan melakukan aktivitasnya seperti biasa, seperti
menimba air, dan lain-lain.
Saat sakit: pasien mengatakan aktivitasnya dilakukan sebisa pasien saja, ketika
melakukan aktifitas sedang pasien sering merasa pusing dan tengkuk terasa berat.
d) Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x/hari dan BAK 5x/hari
Saat sakit : pasien mengatakan 2 hari baru BAB dan BAK3x/hari
e) Pola istrahat tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan istirahatnya cukup 7-8 jam/hari, tidur malam
nyeyak
Saat sakit : pasien mengatakan tidur sekitar 4 jam,pasien mengatakan sering
terbangun malam hari karena sakit kepala.
f) Pola koping terhadap stres
Sebelum sakit : pasien mengatakan bahwa saat ada masalah yang timbul sering
marah-marah.
Saat sakit : pasien mengatakan saat ada masalah pasien hanya sesekali marah
g) Pola neurosensori
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Saat sakit : pasien mengatakan Pusing, sakit kepala, tengkuk berat.
h) Pola sirkulasi
Sebelum sakit : tidak ada masalah
Saat sakit : kenaikan tekanadarah
i) Pola pernafasan
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di pernafasan
j) Pola seksualitas dan reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah di organ reproduksi
k) Pola kepercayaan dan keyakinan
Sebelum sakit :pasien mengatakan menganut agama islam dan melaksanakan
ibadah seperti biasanya
Setelah sakit : pasien mengatakan jarang melaksanakan ibadah
4.Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Lemah dan pucat
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Ttv : TD : 160/100, S: 37 C, Nadi: 90x/m , RR:21x/m
4) Kepala : Bentuk simetris, tidak ada kelainan.
5) Mata : Bentuk simetris, mata sayu, terdapat kantung mata
6) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan.
7) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
8) Bibir dan mulut : Mukosa bibir kering
9) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.
10) Payudara : Tampak kendur, tidak ada nyeri tekan.
11) Punggung : Simetris tidak ada kelainan.
12) Ekstermitas : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan.
13) Kulit : Turgor kulit tidak elastis, tampak keriput.
5 Tabulasi data

34
Klien mengetahui hipertensi sejak 1 bulan yang lalu setelah ke fasilitas kesehatan. Klien
mengatakan jarang mengontrol kesehatannya setelah mengetahui penyakitnya.Pasien
mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk, penglihatan kabur, lemah,
sulit beraktifitas. Aktivitas nya dilakukan sebisa pasien saja, di karenakan pasien lemah dan
sering merasa pusing, mukosa bibir kering pasien tampak pucat, mata sayu dan terdapat
kantung mata, pasien mengatakan tidur sekitar 4 jam dan sering terbangun pada malam hari
karena sakit kepala.Turgor kulit menurun, Pemeriksaan TTV didapatkan Nadi: 90x/m,
Suhu:37C, RR: 22x/m, TD: `160/100mmHg
6 Klasifikasi data
Ds : Pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, terasa berat di bagian tengkuk, penglihatan
kabur, lemah, sulit beraktifitas. Aktivitas nya dilakukan sebisa pasien saja, ketika melakukan
aktifitas sedang pasien sering merasa pusing. Mata sayu dan terdapat kantung mata, pasien
mengatakan tidur 4 jam dan sering terbangun pada malam hari karena sakit kepala. Turgor
kulit menurun, Pemeriksaan TTV didapatkan Nadi: 90x/m, Suhu:37C, RR: 22x/m,
TD:`160/100mmHg.
Do : Tampak meringis, pucat, mata sayu dan terdapat kantung mata, pemeriksaan TTV
Nadi: 90x/menit, Suhu: 37C, RR: 22x/menit, TD :160/100 mmHg

7Analisa data

No Sign/symptom Etiologi Problem


D
X
1 Ds : pusing Vasokonstriksi pembuluh Resiko
Do: tekanan darah meningkat darah penurunan curah
jantung

2 Ds: Sukar tidur, pusing, Peningkatanresitensi Gangguan pola


penglihatan kabur pembuluh darah tidur
Do:tampak pucat,mata
sayu,terdapat kantung
mata.

3 Ds : Nyeri kepala, terasa berat di Peningkatan resitensi Nyeri


Bagian tengkuk, lemah. pembuluh darah
Do : tampak meringis, TTV
N:90x/menit,suhu:37C
RR:22x/menit,TD:160/100mmHg

4 Ds: Pasien mengatakan Kelemahan Intoleransi


aktivitasnya dilakukan sebisa aktifitas
pasien saja, dikarenakan pasien
sering pusing

35
Do : pasien tampak lemah dan
pucat

Daftar Pustaka
Mansjoer, Arif dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-
banyak-diidap-masyarakat.html
https://www.femina.co.id/health-diet
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-2019
https://www.academia.edu/38097809/laporan_pendahuluan_hipertensi_docx

36
https://.scribd.com/doc/114113279/HIPERTENSI.
https://kupang.tribunnews.com/amp/2019/07/30/penyakit-hipertensi-paling-
banyak-di-ende

37

Anda mungkin juga menyukai