Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
NAMA : VIKI ARDIKA NOVITASARI
NIM : 17.034

KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Satuan Acara Penyuluhan dengan
judul Hipertensi.
Laporan Satuan Acara Penyuluhan ini merupakan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas praktek kerja lapangan sebagai pemenuhan target kompetensi
mahasiswa Poltekkes Malang Kampus V Trenggalek.
Dalam menulis laporan ini, penulis mendapatkan pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan laporan ini, dengan sebaik
baiknya. Namaun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh
karena itu demi kesempurnaan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.

Trenggalek, 10 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang ................................................................................................1

B. Tujuan ......................................................................................................1

Bab 2 Kegiatan

A. Perencanaan Satuan Acara Penyuluhan (SAP).........................................3

B. Pelaksanaan ..............................................................................................5

C. Evaluasi ...................................................................................................7

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan...............................................................................................9

B. Saran.........................................................................................................9

Lampiran –lampiran

o Materi ....................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan
pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia.
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2009). Berdasarkan
data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4%
penduduk dunia menderita hipertensi, dengan perbandingan 50,54% pria dan
49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya (Ardiansyah,
2012). Data statistic dari Nasional Health Foundation di Australia
memperlihatkan bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia (15% penduduk dewasa
di Australia) menderita hipertensi. Besarnya penderita di negara barat seperti,
Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 2 15% (Maryam, 2008). Di
Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun dan 25-30% ras kulit
hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2004). Menurut Riset Kesehatan
Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2004 sekitar 14%
dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-
18%. Secara nasional Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-tiga setelah
Jawa Timur dan Bangka Belitung. Data Riskesdas (2010) juga menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis,
jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di
Indonesia (Depkes, 2010). Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012,
kasus tertinggi penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2012 pada kelompok
penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi esensial, yaitu
sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2011 (634.860
kasus/72,13%). Berdasarkan data dari Puskesmas Kerjo Karanganyar tahun 2010
jumlah penderita hipertensi sebanyak 352 lansia. Tahun 2011 sebanyak 446 lansia
dan tahun 2012 tercatat penderita hipertensi 598 lansia sedangkan pada bulan
Januari-Mei 2013 tercatat penderita hipertensi 482 lansia. Angka kejadian
hipertensi ini menunjukkan bahwa penyakit hipertensi menjadi prioritas utama
masalah kesehatan yang terjadi di Kecamatan Kerjo tersebut. Penyakit hipertensi
ini bagi masyarakat sangat penting untuk dicegah dan diobati. Hal ini dikarenakan
dapat menjadi pencetus terjadinya stroke yaitu kerusakan pembuluh darah di otak.
3 Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan.
Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang
yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi
belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi
termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa
sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.
Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan
rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika
telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi
penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan
tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka
hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006). 4 Kurangnya pengetahuan akan
mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat mengatasi kekambuhan atau
melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. Hal ini dikarenakan
sebagian besar penderita hipertensi lansia bertempat tinggal di pedesaan dan
pendidikannya masih rendah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi
lansia tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi
secara baik. Pengetahuan pasien hipertensi lansia yang kurang ini berlanjut pada
kebiasaan yang kurang baik dalam hal perawatan hipertensi. Lansia tetap
mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi merupakan contoh
bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan. Pengetahuan yang kurang
dan kebiasaan yang masih kurang tepat pada lansia hipertensi dapat
mempengaruhi motivasi lansia dalam berobat. Motivasi merupakan dorongan,
keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang
bermanfaat. Motivasi yang kuat yang berasal dari diri pasien hipertensi untuk
sembuh akan memberikan pelajaran yang berharga. Proses untuk menjaga
tekanan darah pasien hipertensi tidak hanya dengan perawatan non farmakologi
seperti olah raga, namun juga dilakukan dengan cara pengobatan farmakologi.
Pengobatan farmakologi diperoleh salah satunya dengan cara melakukan kontrol
ke puskesmas. Pengobatan pasien hipertensi lansia di puskesmas yang rutin sesuai
jadwal kunjungan, akan mempercepat kondisi tekanan darah pasien hipertensi
lansia tetap terjaga dengan normal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memberikan wawasan mengenai hipertensi.

1.2.2 Tujuan Khusus

Audiens mampu :

a) Menyebutkan pengertian hipertensi


b) Menyebutkan penyebab hipertensi
c) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d) Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
e) Menyebutkan sumber makanan/minuman yang dapat meningkatkan tekanan
darah serta sumber makanan/minuman yang dapat menurunkan tekanan darah
BAB 2

KEGIATAN PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


HIPERTENSI

Topik Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : a) Pengertian Hipertensi
b) Penyebab Hipertensi
c) Tanda dan Gejala Hipertensi
d) Menyebutkan upaya untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
e) Menyebutkan sumber makanan/minuman
yang dapat meningkatkan tekanan darah
serta sumber makanan/minuman yang dapat
menurunkan tekanan darah
Hari / Tanggal : Minggu / 12 April 2020
Waktu / Jam : 30 Menit
Tempat : Rumah Ny.A 19/06,Duren WOnorejo
Sasaran : Lansia
Penyuluh : Mahasiswa Polkesma Kampus V
Trenggalek
A.TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan mampu mengenal
penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.

B.TUJUAN KUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan mampu :
a) Menyebutkan pengertian hipertensi
b) Menyebutkan penyebab hipertensi
c) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d) Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
e) Menyebutkan sumber makanan/minuman yang dapat meningkatkan tekanan
darah serta sumber makanan/minuman yang dapat menurunkan tekanan darah
C.MATERI
Penyakit Hipertensi

D.METODE
-Ceramah
-Tanya jawab

E.MEDIA
Leaflet Hipertensi

F.KEGIATAN PENYULUHAN

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN FASILITATOR KEGIATAN MEDIA


AN SASARAN
1. Pembuka 5 menit -Memberi salam a. Menjawab
an -Memperkenalkan diri salam
-Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
-Menyampaikan latar
belakang materi
-Menggali kemampuan/
pengetahuan peserta
2. Penyamp 15 menit -Menjelaskan tentang pengertian Mendengarkan
aian penyakit hipertensi Memperhatikan Leaflet
materi -Menjelaskan tentang hal-hal baik Bertanya        Hiperten
penyebab, tanda-tanda dan gejala si
penyakit hipertensi
-Menjelaskan hal-hal yang
berhubungan dengan pencegahan
terjadinya hipertensi
-Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. Penutup 10 menit -Bertanya kepada peserta Menjawab


-Membuat kesimpulan hasil Mendengarkan
penyuluhan Menjawab
-Mengucapkan terimakasih dan salam
salam
G.EVALUASI
Pada tahap evaluasi ini diberikan tanya jawab secara lisan kepada audien meliputi:
1. Evaluasi struktur : lansia hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan.

2. Evaluasi proses
a) Lansia antusias terhadap materi penyuluhan
b) Lansia tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
c) LAnsia terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

3. Evaluasi hasil
Lansia mengerti tentang penyakit hipertensi, dapat menyebutkan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, hal – hal yang memperberat penyakit
hipertensi. Menjelaskan akibat tekanan darah tinggi. Menyebutkan upaya
untuk mencegah terjadinya komplikasi. Menyebutkan sumber
makanan/minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah serta sumber
makanan/minuman yang dapat menurunkan tekanan darah.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak harus
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah semakin tinggi juga resikonya.(Sylvia, 2009).

B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan proses penyuluhan terutama hipertensi,
harus benar benar tepat sasaran, karena pola makan terutama indonesia itu
sangat susah menghidari asin dan santan, oleh karena itu harus benar-benar
terkontrol agar generasi selanjutnya penderita hipertensi berkurang.
Lampiran :
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolik yang tidak
normal. Batas sistolik 140 – 190 mmhg dan diastolik 90 – 95 mmhg yang
merupakan garis batas hipertensi. ( Silvia A. price. 2000 ). Hipertensi adalah
tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm
Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg
atau lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi
dari 140 mmHg menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran
tekanan darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi
adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
2. Klasifikasi

Menurut WHO :
Systole Diastole
Normal <140 mmHg <90 mmHg
Tahap I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Tahap II 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Tahap III 180-209 mmHg 110-120 mmHg
Tahap IV >210 mmHg >120 mmHg

3. Penyebab Hipertensi :
a) Tidak diketahui :
1) Keluarga dengan riwayat hipertensi
2) Pemasukan sodium yang berlebihan
3) Konsumsi kalori yang berlebihan
4) Kurangnya aktifitas fisik
5) Pemasukan alkohol yang berlebihan
6) Kurangnya potasium
b) Diketahui
1) Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal
2) Primary aldosteron
3) Chusing sindrome
4) Tumor otak
5) Encephalitis
6) Gangguan psikiatrik
7) Kehamilan obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.
8) Merokok.
4. Tanda Dan Gejala Hipertensi
a) Kelelahan
b) Confusion
c) Mual
d) Muntah
e) Ansietas
f) Keringat berlebihan
g) Muscle tremor
h) Chest pain
i) Pandangan kabur
j) Telinga berdengin ( trinitus )

5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi


a) Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan
kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan
pandangan mata kabur.
b) Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama
dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit
dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
c) Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun mentbabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit
pada ginjal.
d) Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang
bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak ( Stroke )

6. Pencegahan Pada Penyakit Hipertensi


a) Pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress
serta sedih berkepanjangan
b) Olahraga sesuai kemampuan dan teratur
c) Istirahat yang cukup
d) Hindari merokok
e) Mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.
f) Banyak makan buah dan sayuran
g) Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah
tinggi
h) Periksalah sedini mungkin darah tinggi

7. Makanan yang Diperbolehkan


Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;
a) Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.
b) Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.
c) Minyak goreng, margarin tanpa garam.
d) Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam
e) Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam
dapur.

8. Makanan yang Tidak Diperbolehkan


Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;
a) Roti, biskuit, kraker, cale dan kue lain yang dimasak dengan garam
dapur dan atau soda.
b) Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging asap, ikan asin, telur
pindang, sarden, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang.
c) Keju, keju kacang tanah.
d) Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur.
e) Garam dapur, vetsin soda kue, kecap maggi, terasi, saos tomat, petis,
taoco.
f) Coklat.
g) Minuman berkafein, kopi the, dan bercarbon atau mengandung soda
Leaflet

PEMBAGIAN BAGAIMANA
TEKANAN TANDA DAN
DARAH
GEJALANYA
?

Systol Diasto
e le
 Sakit Kepala
Nor <140 <90
 Mudah Marah
mal mmHg mmHg  Telinga
Taha 140- 90-99 Berdengung
pI 159 mmHg  Mata terasa berat
mmHg atau pandangan
Taha 160- 100- kabur
 Mudah lelah
p II 179 109
 Susah tidur
mmHg mmHg  Terasa sakit di
Taha 180- 110- tengkuk
p III 209 120  Tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Ambarwati dan Hariyadi. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Magetan. Naskah Publikasi Kesehatan Masyarakat;
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anggara dan Prayitno. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan
Darah Di Puskesmas Telaga Murni. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5(1) Jan
2013. Jakarta; STIKES MH. Anggraeny, Rini. 2013.
Universitas Hasanudin. 2014. About High Blood Pressure.
http://www.heart.org/HEARTORG/conditions/HighBloodPressure/AboutHighP
ressure/Aboout-High-Blood-Pressure_UCM._002050_Article.jsp. Diakses pada
tanggal 3 Desember 2019
Divine J G. 2012. Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: PT Intan
Sejati.
Hiroh, A. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi
Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Karanganyar. Naskah
Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai