PROPOSAL
LAPORAN TUGAS AKHIR
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
D. Manfaat................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................7
A. Konsep Hipertensi...............................................................................................7
B. Konsep Ashuan Keperawatan...........................................................................14
C. Konsep Slow Deep Breathing..........................................................................33
BAB III............................................................................................................................39
METODE PENELITIAN.................................................................................................39
A. Desain Studi Kasus............................................................................................39
B. Subjek................................................................................................................40
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................................40
D. Tahap Pelaksanaan............................................................................................40
E. Instrumen Pengumpulan Data...............................................................................41
F. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................42
G. Pengolahan dan Penyajian Data........................................................................42
H. Etika Studi Kasus..............................................................................................43
DFTAR PUSTAKA.........................................................................................................44
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara maju. Menurut Word Healt Organization (WHO) kematian akibat penyakit
Hipertensi termasuk penyakit tidak menular yang memiliki pengidap terbesar dari
seluruh populasi PTM dan memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi (Kemenkes
2019).
Berdasarkan data WHO tahun 2018 menunjukan sekitar 1,3 milyar orang
Jumlah hipertensi terus meningkat setiap tahunya diperkirakan pada tahun 2025 akan
ada 1,5 milyar orang yang terdiagnosis hipertensi. Dan diperkirakan setiap tahunnya
ada 9,4juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes 2019).
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar (34,1%)
(22,2%). Hal ini terjadi karena sebagian besar penderita hipertensi tidak menyedari
Provinsi Jambi terus meningkat setiap tahunnya, hingga pada tahun 2018 pravalensi
hpertensi yang didiagnosis dokter pada populasi umum diatas 18 tahun sebesar
1
2
14,29% dari seluruh populasi penduduk provinsi Jambi diatas 18 tahun. Sebagian
besar penyebabnya belum diketahui secara pasti hingga terjadi komplikasi (Riskesdas
2018)
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan dimana tekanan
dengan beberapa faktor resiko baik faktor resiko yang dapat dikendalikan maupun
yang tidak. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan adalah riwayat keluarga, ras
dan usia. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan seperti obesitas, konsumsi
alkohol, kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih, stress dan aktifitas fisik
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer dan
faktor yang mempengaruhi hipertensi primer yaitu faktor genetik, stres, lingkungan,
(Smeltzer 2013).
(BB). Sedangkan manajemen dengan terapi non farmakologi dapat memberikan atau
mengontrol tekanan darah. Tindakan sudah banyak dilakukan dan tersedia banyak
obat untuk mengatasi hipertensi, dikutip dari pharmaceutical care untuk penyakit
efek samping, seperti contoh pemberian captopril, pemberian obat tersebut dapat
menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis terhadap tubuh
dan dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis.
Kondisi ini dapat membutuhkan biaya yang mahal, dan waktu yang panjang. Selain
itu beberapa terapi jenis obat tertentu tidak menimbulkan efek penurunan tekanan
darah secara signifikan, oleh karena itu dibutuhkan terapi pendamping yaitu terapi
tekanan darah adalah dengan latihan Slow Deep Breathing. dimana Slow Deep
latihan slow deep breathing yaitu sebagai berikut. Atur pasien dengan posisi duduk
atau berbaring Kedua tangan pasien diletakkan di atas perut, Anjurkan melakukan
napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan tarik napas selama tiga detik,
rasakan perut mengembang saat menarik napas. Tahan napas selama tiga detik,
Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan
selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke bawah, Ulangi langkah latihan selama
4
15 menit ,Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore
Slow Deep Breathing / relaksasi nafas dalam merupakan tindakan yang disadari
untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat menimbulkan efek
dapat mengatasi berbagai masalah misalnya stres, ketegangan otot, nyeri, hipertensi,
menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan
otak, dan fungsi tubuh yang lain. Karakteristik dari respons relaksasi ditandai oleh
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Siswanti & Purnomo, 2018)
dengan judul penelitian Slow Deep Breathing Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi diperoleh hasil penelitian rata-rata tekanan darah sistol
sebelum dilakukan terapi slow deep breathing adalah sebesar 172.06 dan tekanan
darah sistol setelah dilakukan terapi Slow Deep Breathing terjadi penurunan nilai
dilakukan terapi Slow Deep Breathing adalah sebesar 92.50 dan setelah dilakukan
terapi slow deep breathing terjadi penurunan nilai rata-rata menjadi 87.97.
Berdasarkan uji T dependent diperoleh nilai ρ sebesar 0.000 (αα<0.05) yang berarti
ada pengaruh yang signifikan antara terapi slow deep breathing terhadap tekanan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
pasien hipertensi
penelitian dalam bentuk case study dan case report selanjutnya hasil
E. Keaslian Tulisan
Siswanti & Purnomo, 2018) dengan judul penelitian Slow Deep Breathing Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi diperoleh hasil penelitian rata-
rata tekanan darah sistol sebelum dilakukan terapi slow deep breathing adalah
sebesar 172.06 dan tekanan darah sistol setelah dilakukan terapi Slow Deep
7
tekanan darah diastol sebelum dilakukan terapi Slow Deep Breathing adalah sebesar
92.50 dan setelah dilakukan terapi slow deep breathing terjadi penurunan nilai rata-
rata menjadi 87.97 dan penelitian (Sepdianto dkk 2010) didapatkan hasil penelitian
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok yang
melakukan latihan slow deep breathing lebih besar dibanding dengan kelompok
yang tidak melakukan latihan slow deep breathing (α< 0,05). Dari hasil penelitian
ini dapat diketahui bahwa latihan slow deep breathing pada pasien hipertensi primer
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 18,178 mmHg dan tekanan darah diastolik
8,892 mmHg.
Studi kasus yang akan dilakukan yaitu penerapan Slow Deep Breathing
yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Studi kasus yang akan dilakukan ini
berupa penerapan Slow Deep Breathing terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Dengan demikian topic studi kasus ini dapat dikatakan keaslianya
1. Definisi
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang disebabkan oleh beberapa faktor resiko yang tidak berjalan
nya lebih dari 140/90 mmHg yang dapat menyebabkan gagal jantung, dan
merupakan peningkatan tekanan sistolik yang lebih besar atau sama denga 140-
lebih dari 115 mmHg, pembagian ini berdasarkan peningkatan diastolik karena
2. Etiologi
yang penyebabnya belum diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor
8
9
resiko yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. Faktor
resiko yang dapat di kendalikan seperti kelebihan berat badan atau obesitas,
kurang nya aktivitas fisik, meroko, konsumsi alkohol stress, dan diabetes.
Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan adalah: usia, ras, dan
3. Klasifikasi
penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau kerusakan dari sistem
hormon
National
10
4. Patofisiologi
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis ke gangila simpatis ditorak dan abdomen. Pada saat bersamaan sistem
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya yang dapat memperkuat
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
5. Manifestasi Klinis
hipertensi berat terdapat edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu
vaskuler Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang menyertai
kerja pada ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang
aliran darah ke ginjal, dan edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
6. Pemeriksaan Diagnostik
f. Pemeriksaan retina
7. Penatalaksanaan.
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi.
1) Diet
Diet rendah garam, rendah kolestrol, dan rendah asam lemak jenuh
2) Aktivitas
13
berjalan/joging
b. Penatalaksanaan farmakoligi
a. Komplikasi
1) Jantung
lain yang menyebabkan sesak nafas dan oedema kondisi ini di sebut
gagal jantung.
2) Otak
3) Ginjal
dalam tubuh.
b. Pencegahan
4) Menhindari merokok
5) Latihan relaksasi
Hipertensi Perubahan
status
Kerusakan vaskuler kesehatan
pembuluh darah Ansietas
Perubahan struktur
Gangguan sirkulasi
Vasokontriksi Spasme
pembuluh darah Sistemik Koroner arteriokle
Resistensi Suplai O2 otak ginjal
pembuluh menurun Diplopia
Blood flow Iskemik
darah ke Vasokontriksi
aliran darah ↓ miokard
otak ↑
15
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi
1. Pengkajian
16
17
4) Eliminasi
Gejala: gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5) Makanan/cairan
Gejal: mak[anan yang di sukai mencakup makanan yang tinggi garam,
lemak, dan kolestrol
Tanda: BB normal atau obesitas dan adanya edema
6) Nuerosensoris
Gejala: keluhan pusing, sakit kepala berenyut, gangguan penglihatan
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
8) Pernapasan
Gejala: dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda: distress respirasi/penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan sianosis.
9) Keamanan
Gejala: gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda: episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
2. Diagnosa
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Perfusi Perifer Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (1.14570)
Tidak Efektif
(D.0009) Kriteria Hasil : Tindakan :
1. Denyut nadi perifer 1. Observasi
meningkat a. Periksa sirkulasi periver (mis. Nadi perifer, edema,
2. Nyeri ekstremitas menurun pengisian kapiler, warna, suhu, ankle brachial index)
3. Kelemahan otot menurun b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi ( mis. Diabetes,
4. Kram otot menurun perokok, orang tua hipertensi dan kadar kolestrol tinggi)
5. Tekanan darah sistolik dan c. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
diastolik membaik ekstermitas
6. Tekanan arteri rata-rata
membaik 2. Teraupetik
7. Indeks anklebrachial a. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas dengan
membaik keterbatasan perfusi
b. Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area
yang cidera
c. Lakukan pencegahan infeksi
d. Lakukan perawatan kaki dan kuku
3. Edukasi
a. Anjurkan berhenti merokok
b. Anjurkan berolah raga rutin
18
19
bermain)
b. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4. Kolaborasi
a. Kolaborasikan penberian diuretik, jika perlu
meningkat 2. Terapeutik
a. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaaan,kebisingan,
sushu,matras, dan tempat tidur)
b. Batasi waktu tidur siang jika perlu
c. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
e. Lakukan perosedur untuk meningkatan kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/ atau tinjakan untuk
menunjang siklur tidur terjaga
3. Edukasi
a. Jelaskan tidur cukup selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu
tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengganggu
supresor terhadap tidur REM
3. Edukasi
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
c. Anjurkan berhenti merokok
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output
cairan harian
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
b. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
3. Implementasi
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat
memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap
klien (Potter & Perry, 2013). Implementasi merupakan tahap keempat dari
proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan
intervensi atau aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif
terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,
kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons
pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada
penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data,
dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya (Wilkinson, 2012).
4. Evaluasi
Menurut (Setiadi, 2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan
keperawatan tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan terbagi menjadi
dua yaitu:
27
28
disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat
dan perilaku Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya
pengiriman impuls saraf ke otak, menurunnya aktifitas otak, dan fungsi tubuh
yang lain. Karakteristik dari respons relaksasi ditandai oleh menurunnya denyut
Terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya aktivitas otak dan fungsi tubuh
lain pada saat terjadinya relaksasi. Respon relaksasi ditandai dengan penurunan
inspirasi secara maksimal), nafas lambat dan cara menghembuskan nafas secara
30
perlahan dengan metode bernafas fase ekshalasi yang panjang Potter & Perry,
2013).
Slow deep breathing memiliki beberapa manfaat yang telah diteliti oleh
saraf simpatis yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah pada saat
aktivitas elektromiografi .
c. Menurunkan nyeri
Slow deep breathing merupakan salah satu metode untuk membuat tubuh
Slow deep breathing adalah salah satu teknik pengontrolan napas dan Relaksasi
c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan
tarik napas selama tiga detik, rasakan perut mengembang saat menarik
napas.
g. Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore
hari.
sistem saraf simpatis dan peningkatan kerja sistem saraf parasimpatis sehingga
terjadi penurunan tekanan darah. Selain itu, dengan ekshalasi yang panjang
di badan karotis, badan aorta dan sedikit pada rongga toraks dan paru. Aktivasi
mengakibatkan aliran balik vena dan peningkatan volume vena sentral sehingga
curah jantung dan stroke volume akan meningkat di jantung kiri. Hal ini
jantung kiri sehingga terjadi penurunan tekanan darah dari aktivasi refleks
1 Siswanti & 2018 Slow Deep Breathing Penelitian ini bertujuan Penelitian ini hasil penelitian rata-rata tekanan
Terhadap Perubahan untuk untuk mengetahui menggunakan jenis darah sistol sebelum dilakukan
purnomo Tekanan Darah Pada pengaruh terapi SDB penelitian quasy terapi slow deep breathing adalah
Pasien Hipertensi terhadap perubahan eksperimen. sebesar 172.06 dan tekanan darah
tekanan darah pasien Sedangkan desain sistol setelah dilakukan terapi
hipertensi di Puskesmas penelitian yang Slow Deep Breathing terjadi
Kalinyamatan Jepara digunakan dalam penurunan nilai rata-rata menjadi
penelitian ini adalah 165.19. Sementara rata-rata
desain penelitian pre tekanan darah diastol sebelum
experimental one dilakukan terapi Slow Deep
group pretest – Breathing adalah sebesar 92.50
posttest. dan setelah dilakukan terapi slow
deep breathing terjadi penurunan
nilai rata-rata menjadi 87.97
2 Sepdianto 2010 Penurunan Tekanan Penelitian ini bertujuan Penelitian ini hasil penelitian didapatkan
Nurachmah dan Darah dan Kecemanan untuk mengetahui menggunakan Quasi penurunan rata-rata tekanan darah
Gayatri Melalui Latihan Slow pengaruh latihan slow Experimental Design sistolik dan diastolik pada
Deep Breathing deep breathing terhadap dengan pendekatan kelompok yang melakukan latihan
Terhadap Pasien tekanan darah dan tingkat Pretest-Posttest slow deep breathing lebih besar
Hipertensi Primer kecemasan pasien Control Group Design. dibanding dengan kelompok yang
hipertensi primer di dua dalam penelitian ini tidak melakukan latihan slow deep
Puskesmas Kota Blitar. adalah pasien breathing (α< 0,05). Dari hasil
hipertensi primer yang penelitian ini dapat diketahui
berobat di Puskesmas bahwa latihan slow deep breathing
Sukorejo Kota Blitar pada pasien hipertensi primer
yang mendapatkan dapat menurunkan tekanan darah
35
36
3 Rasyidah AZ 2018 Pengaruh slow deep Tujuan penelitian ini Penelitian ini penelitian menunjukkan bahwa
breathing terhadap adalah untuk mengetahui merupakan quasi terdapat penurunan tekanan darah
tekanan darah pada pengaruh slow deep exsperimen dengan responden setelah diberikan slow
penderita hipertensi di breathing terhadap pendekatan one group
deep breathing yaitu tekanan
puskesmas Simpang IV tekanan darah pada pre test and post test.
Sipin Kota Jambi penderita hipertensi di Sampel penelitian darah sistolik sebesar 11,18
Puskesmas Simpang IV adalah penderita mmHg dan tekanan darah
Sipin hipertensi dengan diastolik sebesar 2,94 mmHg.
jumlah sampel Hasil analisis dengan
sebanyak 17 responden menggunakan uji wilxocon
dan diambil secara dengan tingkat kepercayaan 95%
Purposive
dengan α 5% (0,05) didapat nilai
sampling.Pengumpulan
data dengan p-value tekanan darah sistolik
menggunakan alat ukur 0,000 dan tekanan darah diastolik
spygnomano meter air 0,166). Hal ini menunjukkan slow
raksa dan melakukan deep breathing memiliki pengaruh
slow deep breathing. terhadap penurunan tekanan darah
sistolik, tetapi tidak memiliki
pengaruh terhadap tekanan darah
diastolik pada penderita
37
hipertensi.
4 Septiawan, 2019 Pengaruh Latihan Slow : untuk mengetahui Desain menggunakan Terdapat perbedaan nilai tekanan
Permana dan Deep Breathing pengaruh Slow Deep quasy experiment pre darah sebelum dan sesudah latihan
Yuniarti² Terhadap Nilai Tekanan Breathing terhadap nilai dan post test tanpa Slow Deep Breathing dengan P
Darah Pada Pasien tekanan darah sistole dan grup kontrol. Value 0.000 (P < 0.05) sehingga
Hipertensi The Effect of diastole pada pasien Penelitian ini dapat disimpulkan ada pengaruh
Slow Deep Breathing hipertensi dilakukan diwilayah latihan Slow Deep Breathing
Exercise on Blood kerja puskesmas terhadap nilai tekanan darah pada
Pressure Value in Gamping II pasien Hipertensi di Wilayah
Patient With yogyakarta. Sampel Kerja Puskesmas Gamping II
Hypertension pada penelitian ini Yogyakar
sebanyak 39
Responden.
Pengambilan sampel
menggunakan teknik
random sampling.
Analisa menggunakan
uji Wilcoxon test
METODE PENELITIAN
Dalam desain ini penulis menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan
pengumpulan data yang dimulai dari pengkajian, menentukan diagnosa, melakukan
perencanaan, melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi pada pasien hipertensi.
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Perjalanan penyakit pasien mulai dari kapan gejala dan tanda itu dirasakan
oleh pasien sampai dengan pasien mendapatkan penatalaksanaan di fasilitas
pelayanan kesehatan
Masalah-masalah kesehatan yang pernah dialami oleh pasien, orang tua dan
anggota keluarga di masa lalu
38
39
e. Asuhan Keperawatan
B. Subjek
Subjek pada studi kasus ini adalah 1 (satu) orang pasien dengan diagnosa hipertensi
dengan kriteria inklusi
Studi kasus akan dilakukan pada bulan Februari 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang IV Sipin
D. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun proposal
b. Mempersiapkan administrasi
2. Tahap pelaksanaan :
l. Setelah terapi diberikan dan selesai bersihkan alat dan atur posisi nyaman
untuk klien
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan head to toe melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
Penyajian data yang akan dilakukan oleh penulis pada studi kasus ini adalah
dalam bentuk uraian singkat dan bagan.
3. Conclusion Drawing/Verification
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
43
44