Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
“Defisit Perawatan Diri pada Keperawatan Jiwa”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. Konsep Defisit Perawatan Diri
1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat
(Yusuf, Rizky & Hanik, 2015:154)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, dan toileting.
2. Jenis-jenis perawatan diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

3. Tanda dan gejala


Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri yaitu:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologi
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang tempat
6) Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut :
a. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh
atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air
mandi,mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien
juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih
pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram
toilet atau kamar kecil.
4. Proses terjadi dpd
a. Faktor Predisposisi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah,
Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif dan
keterampilan. Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis,
beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas
yang menurun. Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas
yang kurang, sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap
lingkungan termasuk perawatan diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang
dukungan serta latihan kemampuan dari lingkungannya, menyebabkan klien
merasa
b. Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau
penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial
ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja
dalam kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi, shampoo
dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus
menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian
masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula
kebiasaan seseorang yang enggan menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri, missal sabun, shampoo, dll. Sedangkan, untuk factor kondisi
fisik, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukan nya
5. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan perawatan


seimbang diri tidak seimbang diri

Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor

6. Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

B. Strategi Pelaksanaan pada Pasien DPD


1. SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien 
Ny. H terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil menggaruk-garuk
kepala yang terlihat kotor, rambut sebahu dan tidak tertata rapi. Pakaian
yang digunakan Ny. H tidak terpasang dengan benar dan terlihat banyak
robekan. Kuku jari tangan terlihat hitam dan panjang. Gigi Ny.H terlihat
kotor dan mulut Ny. H mengeluarkan bau.
2) Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3) Tujuan Khusus :
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri 
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4) Tindakan Keperawatan
a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
b) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

b. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1) Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat Sinta. Saya adalah
Mahasiswa Keperawatan UPH yang sedang praktek disini. Saya
praktek disini selama 4 hari. Nama kamu siapa ya? Senangnya
dipanggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil Ny. M saja”.
b) Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi Ny. M menggaruk-garuk kepala, gatal ya?”

c) Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan
diri?”
Waktu : “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi Ny. M
maunya kita ngobrol-ngobrolnya selama 20 menit ya”.
Tempat : “Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. M? Oh jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja ya”.
2) Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)
a) “Berapa kali Ny. M mandi dalam sehari? Apakah Ny. M sudah mandi
hari ini? Menurut Ny. M apa kegunaannya mandi? Apa alasan Ny. M
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut Ny. M apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda
orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya? badan gatal,
mulut bau, apa lagi?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
Ny. M yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu, dsb”
b) “Menurut Ny. M mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya Ny. M persiapkan? Benar sekali, Ny. M perlu menyiapkan pa
kaian ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan
sabun mandi”
c) “Menurut Ny. M tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di
kamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang? Saya
akan bantu melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat
gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi
dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian Ny. M
berkumur-kumur dengan air bersih. Bagus sekali, sekarang Ny. M
buka pakaian, siram seluruh tubuh Ny. M dengan air termasuk rambut
dan kepala lalu ambil shampoo sedikit dan gosokkan ke atas kepala
Ny. M sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali Ny. M,
sekarang ambil sabun dan gosokan keseluruh tubuh Ny. M secara
merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air
sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang menempel.
Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih, keringkan tubuh Ny.
M dengan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali Ny. M
melakukannya. Selanjutnya Ny. M menggunakan pakaian bersih yang
sudah di siapkan”.
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Ny. M setelah mandi dan mengganti
pakaian? Coba Ny. M sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang
baik yang sudah Ny. M lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Ny. M
sudah tahu manfaat dan cara mandi yang baik”.
 Evaluasi perawat/ objektif
“Ternyata Ny. M masih memiliki kemampuan yang baik dalam
menjaga kebersihan diri. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan
juga di rumah setelah pulang ya Ny. M”.
b) Rencana lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. M Mau berapa
kali sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore.
Kalau pagi jam berapa? kalau sore jam berapa? Beri tanda M (mandiri)
kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
c) Kontrak yang akan datang
Topik:“Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi
setelah Ny. M melakukan kegiatan mandi”
Tempat : “Ny. M mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam
kamar Ny. M besok bagaimana?”
2. SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-2
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
Ny. M terlihat duduk disalah satu sudut ruangan sambil memegang rambut
yang basah. Klien terlihat menggunakan pakaian dengan kancing baju yang
tidak terpasang. Klien mengatakan merasa segar setelah mendi.
2) Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3) Tujuan Khusus:
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4) Tindakan Keperawatan
Membantu klien latihan berhias
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
b. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a) Salam Terapeutik
“ Selamat pagi, masih ingat dengan saya Ny. M?
b) Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi Ny. M memegang kepala, kenapa Ny. M?
Bagaimana perasaan Ny. M setelah melakukan kegiatan mandi?”
c) Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang berhias
diri?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi Ny. M
mau kita ngobrolnya 20 menit saja ya”.
Tempat: “Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. M? Oh jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja ya”.
2) Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a) “Bagaimana perasaan Ny. M setelah mandi? Apa yang Ny. M lakukan
setelah mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan
berdandan”
b) “Apa Ny. M sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih
dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2 kali sehari. Sekarang coba
Ny. M lakukan menggangti pakaian. Bagus sekali Ny. M kerja yang
bagus. Sekarang setelah menggunakan pakaian yang baik kita akan
latihan berdandan supaya Ny. M tampak rapi dan cantik”
c) “Kira-kira apa alat yang Ny. M butuhkan untuk berdandan? Bagus
sekali Ny. M alat yang digunakan adalah sisir, bedak dan kaca”
d) “Setelah Ny. M memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut
yang rapi. Bagus Ny. M, sekarang ambil bedak dan bedaki muka Ny.
M rata dan tipis. Bagus sekali Ny. M bisa melakukan nya dengan baik”.
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Ny. M setelah latihan berdandan?”
 Evaluasi perawat/objektif
“Ny. M terlihat segar dan cantik”
b) Tindakan lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. M sehabis Ny.
M melakukan kegiatan mandi kemudian melakukan cara berdandan
yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M
(Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan
dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c) Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
makan yang baik dan benar”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau
sesuai jadwal makan Ny. M”
Tempat: “Siang nanti kita latihan makan yang baik diruang makan,
bagaimana menurut Ny. M?”

3. SP-3 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-3


a. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
Ny. M terlihat duduk disalah satu kursi di dekat meja makan. Ny. M terlihat
rapi dengan rambut yang disisir.
2) Diagnosis Keperawatan: Defisit Keperawatan Diri
3) Tujuan Khusus:
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4) Tindakan Keperawatan
a) Menjelaskan cara persiapkan makanan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapikan peralatam makan setelah makan
b. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat siang Ny. M? bagus sekali Ny. M terlihat rapi siang ini”
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ny. M siang hari ini?”
c) Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi kita
ngobrolnya 25 menit saja ya”
Tempat: “kita akan latihan cara makan yang baik langsung diruang
makan saja ya, bagaiman menurut Ny. M?”
2) Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a) “Bagaimana menurut Ny. M cara makan yang baik? Bagus Ny. M
sebelum kita makan, kita cuci tangan dengan air sabun dulu ya”
b) “Sebelum mencuci tangan dengan air dan sabun, Ny. M bisa
mengambil makanan di atas meja dengan menggunakan piring”
c) “Sebelum makan Ny. M dapat berdoa. Bagus sekarang, Ny. M bisa
berdoa sebelum makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, ya bagus
Ny. M sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan
abik dan benar”
d) “Setelah makan Ny. M harus membereskan piring dan gelas yang
kotor, setelah dibereskan sekarang Ny. M dapat mencuci tangan
dengan sapu tangan yang bersih”
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Ny. M setelah latihan cara makan yang
baik?”
 Evaluasi perawat/objektif
“Ny. M terlihat rapid an bersih”
b) Rencana tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. M sehabis
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan makan
yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M
(Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau
diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c) Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
BAK/BAB yang baik ya Ny. M?”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara BAK/BAB besok jam 10
pagi atau sesuai jadwal kapan Ny. M merasa ingin BAB/BAK”
Tempat: “Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik diruangan
ini ya Ny. M?”
4. SP-4 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-4
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. M terlihat duduk di salah satu sisi kamar. Ny. M terlihat rapi dengan
rambut yang di sisir.
2. Diagnosis Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus:
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan membersihkan tempat BAB/BAK
b. Strategi Komunikas dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat siang Ny. M? Sudah dilakukan jadwal harian yang telah kita
lakukan kemarin? Bagus sekali Ny. M dapat melakukan secara mandiri
semua latihan yang telah kita lakukan”
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ny. M siang hari ini?”
c) Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita latihan cara BAK/BAB yang baik?”
Waktu: “Kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, bagaimana
menurut Ny. M?”
Tempat: “Kita akan latihan cara BAB/BAK yang baik jadi kita latihan
langsung di tempat BAB/BAK”
2) Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a) “Menurut Ny. M dimana kita BAB/BAB yang benar? Benar Ny. M kita
BAB/BAK di ruang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi
kita tidak boleh BAB/BAK di sembarang tempat”
b) “Sekarang coba Ny. M sebutkan bagaimana cara membersihkan/cebok?
Bagus Ny. M cebok itu adalah cara membersihkan bokong atau tempat
keluar BAB/BAK dengan air yang bersih dan jernih. Setelah Ny. M
cebok pastikan juga tidak ada BAB/BAK yang tersisa di WC dengan
cara menyirami WC dengan air bersih. Setelah di pastikan bokong dan
WC bersih baru Ny. M mencuci tangan dengan air bersih dan sabun”
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan Ny. M setelah cara BAB/BAK yang baik”
 Evaluasi perawat/objektif
“Ny. M terlihat tersenyum dan wajah yang segar”
b) Tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. M sehabis Ny.
M melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara
makan yang baik dan benar. Jika Ny. M merasakan keinginan
BAB/BAK Ny. M dapat melakukan latihan yang telah kita lakukan.
Beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan)
kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c) Kontrak yang akan datang
Topik: “Baiklah Ny. M sekarang kita akhiri pertemuan ini, kalau Ny.
M masih ada yang ingin ditanyakan atau ada masalah yang ingin
dibicarakan boleh kepada perawat lain yang dinas diruangan ini. Saya
permisi dulu ya Ny. M. Selamat siang”.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.


Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic
Course).Yogyakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course).
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai