Anda di halaman 1dari 27

I.

Kasus (Masalah Utama)


Defisit Perawatan Diri
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhan guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya.
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000: 20) penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000), Faktor–faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
D. Penyebab
Penyebab Defisit Perawatan Diri adalah isolasi sosial. (Keliat,
2006). Isolasi sosial adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala isolasi sosial :
a. Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul
b.Menghindar dari orang lain
c. Komunikasi kurang / tidak ada
d.Tidak ada kontak mata
e. Tidak melakukan aktifitas sehari-hari
f. Berdiam diri dikamar
g.Mobilitas kurang
E. Akibat
Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan
kesehatan (Keliat, 2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini
bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa terjadinya infeksi kulit
(scabies, panu, kurap) dan juga gangguan lain seperti grastitis kronis
(karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit orofecal
(karena hygiene BAB atau BAK sembarangan) dan lain-lain.
F. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009)
adalah sebagai berikut :
1) Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan,memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu
atau aliran air mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
2) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau
menukar pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian
dan mengenakan sepatu
3) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan,mempersiapkan makanan,melengkapi makanan,mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat,serta mencerna
cukup makanan dengan aman
4) Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari
jamban,memanipulasi pakaian untuk toileting,membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
G. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan perawatan


seimbang diri tidak seimbang diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000), yaitu :
 Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah :
Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.

III. Penjabaran Masalah


A. Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri
Isolasi sosial : menarik diri

Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


(Sumber : Keliat, 2006)

B. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji :


Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1
Kebersihan Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1
Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri :
Kebersihan Diri adalah :
1. Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya
2. Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut
dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
3. Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon
masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
1. Effect
2. Core Problem
3. Causa
4. Defisit Perawatan Diri.
C. Diagnosa keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri
D. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri saudara
dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
2. Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
a. Menjelaskan tempat bab/bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab/bak
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI

(Pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri : Mandi, gosok gigi, cuci
rambut)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya

Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut

dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut

3. Tujuan Tindakan keperawatan

b. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

c. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.

d. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.

f. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik..

c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi


dan cuci rambut
d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.

e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara mandiri di


dalan jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster


bekti, Saya Mahasiswa Praktik dari Stikes Pertamedika, saya akan
dinas diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari
jam 07 pagi sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS
ini, nama ibu siapa? Senang nya dipanggil apa.”

b. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok
gigi..? ”

c. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan


diri..?”

 Waktu :

“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15


menit..?”

 Tempat :

“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di


ruang tamu..?”
2. Fase Kerja

“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan
mandi..?, Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu, apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan dir kiti,,? Kira – kira tanda
tanda orang yang merawat diri dengan baik, seperti apa yaa..? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut ibu yang bias
timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan untuk
menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok
gigi… apa saja yang disiapkan..? Benar sekali..!! Ibu perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sabun, sikat gigi, sampo dan odol serta sisir.
Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu bias menyebutkan dengan benar..”.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara


merawat kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibu
sebutkan, cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih tadi..?
Bagus sekali..!!

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara
Merawat diri, masukan kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! mandi 2 X Sehari, gosok gigi
2 X sehari juga, keramas 2 X Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa
dilakukan..? Baguss sekali, ibu mau mencoba melakukannya..!”

c. Kontrak yang akan datang

 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,
dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan
minum yang baik dan benar, apakah ibu bersedia..?..”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam
11,,? Baik bu kita akan berbincang selama 15 menit”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di


ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : MAKAN DAN MINUM

(Pengkajian dan melatih cara makan dan minum)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.

Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat

lemah, klien terlihat mengacuhkan makanan nya.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan minum.

c. Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan


bantuan perawat.

e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan


bantuan perawat.

4. Tindakan Keperawatan

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum

c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
d. Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik

e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara


mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a) Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b) Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri?bagaimana perasaan


ibu setelah mandi dan menggosok gigi?

c) Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang manfaat dan tata cara makan dan
minum yang baik”

 Waktu :

“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit


ya bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :

“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”

2. Fase Kerja

“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X Sehari..!
Kalau minum, sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10 Gelas sehari..?
Apa saja yang disiapkan untuk makan,,? Dimana ibu makan..? Bagaimana
cara makan yanag baik menurut ibu..? Apa yang dilakukan sebelum
makan..? Apa pula yang dilakukan setelah makan..?..”

3. Fase Terminasi

A. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara


Makan dan minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan manfaat makan dan minum dengan baik”

B. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan,
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..!
makan 3 X sehari, dan minum 8 – 10 gelas sehari..”

C. Kontrak yang akan datang.

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,
dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara Toileting
yang baik dan benar (BAB dan BAK) besok..”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang


makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : TOILETING

(Pengkajian dan melatih cara BAB dan BAK)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.

Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya..

b. Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.

c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan


benar dengan bantuan perawat

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri

e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke


dalam jadwal harian

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya..

b. Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.

c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB


dengan benar
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara
mandiri

e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan


benar ke dalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b. Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan
ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..?”

c. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang tata cara BAK dan BAB yang
baik”

 Waktu :

“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya


bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :

“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”

2. Fase Kerja

“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?, kalau
ibu BAB dan BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB biasanya
apa yang ibu lakukan..? Menurut ibu apa manfaatnya jika menjaga
kebersihan setelah BAB dan BAK..?”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara


BAB dan BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah
membersihkan diri setelah BAB dan BAK..? BAgus sekali bu, ibu
sudah bisa menyebutkan dengan baik cara BAK dan BAB yang
benar..!”

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang, coba ibu
masukan kedalam Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai ceklis, BAB 1x
di toilet, BAK 1x di toilet/dikamar?”

c. Kontrak yang akan datang.

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,
dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri
(berpakaian dan berdandan)..!”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :

“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang


makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : BERHIAS

(Pengkajian dan melatih cara berhias : Berpakaian dan Berdandan)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.

Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.

c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan


benar dengan bantuan perawat.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.

e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke


dalam jadwal harian.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.

c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan


dengan benar.
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.

e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan


benar ke dalam jadwal harian

C. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi

a. Salam Teurapeutik

“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??

b. Evaluasi / Validasi

“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman


perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan
pagi ini..? sudah BAB / BAK pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK
pagi ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB / BAK..?”

a. Kontrak

 Topik :

“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang berhias
(berpakaian dan berdandan)..?

 Waktu :

“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang


selama 15 menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”

 Tempat :

“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”


B. Fase Kerja

“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan


berdandan untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat
berhias dan berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara
berpakaian dan berdandan yang baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat
menunjukan cara berhias dan berpakaian yang baik! Mulai besok
coba ibu masukan Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan
harian..!”

C. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :

“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang


manfaat dan tata cara berhias dan berpakaian yang baik..?
BAgus sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik
tentang manfaat dan cara berhias dan berpakaian yang baik, “

b. RTL

“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu


tentang cara berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai
besok coba ibu masukan ke jadwal kegiatan harian ibu”

c. Kontrak yang akan datang.

 Topik :

“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”

 Waktu :

“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”

 Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di
ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. membina hubungan saling percaya
Perawatan Diri : Mandi
degan klien

b. Menjelaskan pentingnya perawatan


diri yang baik..

c. Mengajarkan klien mempraktekan


cara perawatan diri : mandi, gosok
gigi dan cuci rambut

d. Membantu klien mempraktekan cara


perawatan diri.

e. Menganjurkan klien memasukan


kegiatan perawatan diri secara mandiri
di dalan jadwal kegiatan harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Perawatan Diri : Makan
klien.
dan Minum
b. Mengevaluasi pengetahuan klien
tentang manfaat makan dan minum

c. Mengajarkan klien mempraktekan


tata cara makan dan minum yang
baik.

d. Membantu klien mempraktekan tata


cara makan dan minum yang baik.

e. Menganjurkan klien memasukan


kegiatan makan dan minum secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan
harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Toileting
(BAB dan BAK) b. Menjelaskan cara BAK dan BAB
dengan benar.

c. Membantu Klien dalam melakukan


pemenuhan kebutuhan BAK dan
BAB dengan benar.

d. Menganjurkan klien melakukan


pemenuhan makan dan minum secara
mandiri.

e. Menganjurkan klien untuk


memasukan kegiatan BAK dan BAB
dengan benar ke dalam jadwal harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Berhias
(berpakaian dan berdandan) b. Menjelaskan caraberhias
(berpakaian dan berdandan) dengan
benar.

c. Membantu Klien dalam melakukan


pemenuhan kebutuhan berdandan
dengan benar.

d. Menganjurkan klien melakukan


pemenuhan berdandan secara
mandiri.

e. Menganjurkan klien untuk


memasukan kegiatan berdandan
dengan benar ke dalam jadwal
harian

EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Mandi
 Klien mau menjawab salam dan
mengatakan selamat pagi, dan nama
lengkap, senang di panggil Ny. I

 Klien mengatakan lebih segar setelah mandi

O:

 Klien mau berjabat tangan dengan perawat

 Klien terlihat bersih dan kulit bersih

A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :


Mandi tercapai

P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan


diri : Makan dan Minum

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Makan
dan Minum  Klien mau menyebutkan manfaat makan
dan minum

O:

 Klien mau bertatap mata dengan perawat

 Klien terlihat makan dengan piring di meja


makan dan minum dengan gelas.

A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :


Makan dan Minun tercapai

P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan


diri : Toileting (BAB dan BAK).

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri :
Toileting (BAB dan  Klien dapat menyebutkan manfaat BAB dan
BAK)
BAK di toilet

 Klien menyebutkan tata cara BAB dan BAK


yang baik dan benar.

O:

 Klien terlihat BAB dan BAK di toilet

 Klien membersihkan diri setelah BAK /


BAB

A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :


Toileting teratasi

P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan


diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)

Tgl Dx. Kep Evaluasi


SP 1 Pasien deficit S:
perawatan diri : Berhias
(berpakaian dan  Klien dapat menyebutkan manfaat
berdandan)
berpakaian dan berdandan

O:

 Klien terlihat memakai pakaian nya


sendiri

 Klien terlihat memakai bedak dan lipstik

A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :


Berhias teratasi

P : Lanjutkan SP 2 Pasien Defisit Perawatan


Diri : Mandi

DAFTAR PUSTAKA
Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
i(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai