Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH KEPERAWATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI

KEPERAWATAN JIWA

GINA CAROLIN APRILIANI


5022031055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri
2. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi dan
mempertahankan kebutuhan kesehatan dikarenakan suatu gangguan dalam melakukan
perawatan diri, seperti kebersihan diri, makan, berhias, dan toileting (Ruswadi, 2021).
Defisit perawatan diri adalah sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri. (SDKI, 2016).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri (Lalla,
et al., 2022).
Deficit perawatan diri adalah gangguan di dalam melakukan aktivitas perawatan diri
(kebersihan diri, berhias, makan, toileting) (Supinganto, et al., 2021)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami hambatan atau
gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk diri sendiri (Beo, et al., 2022).
B. Etiologi
1) Faktor Predisposisi adalah jenis dan jumlah koping yang dipengaruhi oleh faktor risiko
dan faktor protektif. Faktor predisposisi Defisit perawatan diri sebagai berikut :
(Ruswadi, 2021)
a. Biologis, seringkali disebabkan karena adanya penyakit fisik dan mental yang
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri dan adanya faktro
keturunan yaitu ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b. Psikologis, hal ini disebabkan kerena adanya over protektif dari keluarga sehingga
perkembangan inisiatif terganggu yang akan menyebabkan kurang nya kemampuan
realitas dan menyebabkan pasien tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya
termasuk perawatan diri.
c. Social, kurangnya dukungan social dan situasi lingkungan mengakibatkan penurunan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi adalah suatu stimulus yang diberikan dan dapat membuat indvidu
merasa tertantang dan terancam sehingga menyebabkan stress. Faktor presipitasi yang
dapat menimbulkan deficit perawatan diri adalah penurunan motivasi, kerusakan kognitif
atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
a. Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya
b. Praktik sosial : pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene
c. Status social ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya
d. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting akrena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya
e. Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain
g. Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
C. Manifestasi
Tanda dan gejala deficit perawatan diri dapat dinilai dari penyataan pasien tentang
kebersihan diri, berdandan, dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan BAK dan dapat
didukung dengan data hasil observasi.
1) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, kuku panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berhias / berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pasien laki-laki tidak bercukur, pasien
wanita tidak berdandan.
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran, dan tidak makan pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan defekasi / berkemih secara mandiri, ditandai dengan defekasi /
berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah defekasi /
berkemih
D. Jenis
1) Deficit perawatan diri : mandi, Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/ beraktifitas perawatan diri sendiri.
2) Deficit perawatan diri : berpakaian, Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3) Deficit perawatan diri : makan, Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas makan sendiri.
4) Deficit perawatan diri : eliminasi, Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas eliminasi sendiri
E. Rentang Respons
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang tidak seimbang perawatan diri

Keterangan :
a Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.
F. Dampak Defisit Perawatan Diri
Menurut (Elfariyani, 2021), dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
yaitu:
1) Dampak fisik : Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi
adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak psikososial : Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
G. Mekanisme koping
1) Mekanisme koping adaptif : Mekanisme yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi perawatan diri
sendiri.
2) Mekanisme koping maladaptif : Mekanisme yang menghambat fungsi integrasi,
memecahkan pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategori ini adalah klien tidak mau merawat diri.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan deficit perawatan diri :
1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung (Beo, et al., 2022)
Tujuan Intervensi
Pasien mampu melakukan SP 1 : Melatih Kebersihan Diri
kebersihan diri secara Kegiatan yang dilakukan adalah mandi, keramas, sikat gigi,
mandiri berpakaian, berhias dan gunting kuku
Pasien mampu melakukan SP 2 : Melatih makan dan minum
makan dan minum dengan Diskusikan gunanya makan dan minum yang baik dan teratur,
baik diskusikan alat tempat makan dan minum, diskusikan kebutuhan
makan dan minum yang baik
Pasien mampu melakukan SP 3 : Melatih BAB dan BAK
BAB / BAK secara mandiri Diskusikan gunanya BAB dan BAK, Diskusikan tempat dan cara
menggunakannya, cara membersihkan tempat BAB/BAK, dan
cara membersihkan diri, kusikan kebutuhan BAB dan BAK yang
baik
Pasien mampu melakukan SP 4 : Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah
membersihkan dan Membersihkan dan merapihkan lingkungan yaitu kamar tidur,
merapihkan lingkungan ruang makan, dapur, kamar mandi.
rumah

3. Asuhan Diagnosa Keperawatan


A. Analisa Data / Pohon masalah
Effect Gangguan pemeliharaan Kesehatan (BAB/BAK, Mandi, Makan,
Minum berhias)
Core problem Defisit Perawatan Diri

Cause Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Koping individu tidak efektif


B. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Defisit Perawatan Diri GEJALA & TANDA MAYOR
Data Subjektif
 Menolak melakukan perawatan
Data Objektif
 Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ ke
toilet/ berhias secara mandiri
 Minat melakukan perawatan diri kurang
GEJALA & TANDA MINOR
Data Subjektif : -
Data Objektif : -

C. Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Diagnosis ini dispesifikkan menjadi salah satu atau lebih dari:
 Mandi  Toileting
 Berpakaian  Berhias
 Makan
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
Defisit Perawatan diri : Setelah dilakukan intervensi selama Dukungan Perawatan Diri Mandi (I.11352)
mandi 3x24 jam diharapkan Perawatan Diri Observasi
(L.11103) Meningkat dengan :  Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
 Kemampuan mandi Meningkat  Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
 Kemampuan mengenakan pakaian  Monitor kebersihan tubuh (mis. rambut, mulut, kulit, kuku)
Meningkat  Monitor integritas kulit
 Kemampuan makan Meningkat Terapeutik
 Kemampuan ke toilet  Sediakan peralatan mandi (mis. sabun, sikat gigi, shampoo, pelembab kuli)
(BAB/BAK) Meningkat  Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
 Verbalisasi keinginan melakukan  Fasilitas menggosok gigi, sesuai kebutuhan
perawatan diri Meningkat  Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
 Minat melakukan perawatan diri  Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
Meningkat  Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
 Mempertahankan kebersihan diri Edukasi
Meningkat  Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan
 Mempertahankan kebersihan  Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, Jika perlu
Defisit Perawatan diri : mulut Meningkat Dukungan Perawatan Diri Berpakaian (I.11350)
berpakaian Observasi
Defisit Perawatan diri :  Identifikasi usia dan budaya dalam membantu berpakaian atau berhias
berhias Terapeutik
 Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau
 Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan
 Fasilitasi mengenakan pakaian, Jika perlu
 Fasilitasi berhias (mis.menyisir rambut, merapikan kumis atau jenggot)
 Jaga privasi selama berpakaian
 Tawarkan untuk laundry, Jika perlu
 Berikan pujian terhadap kemampuan berpakaian secara mandiri
Edukasi
 Satu informasikan pakaian yang tersedia untuk dipilih, Jika perlu
 Ajarkan menggunakan pakaian, Jika perlu
Defisit Perawatan diri : Dukungan Perawatan Diri: Makan atau Minum (I.11351)
makan Observasi
 Identifikasi diet yang dianjurkan
 Monitor kemampuan menelan
 Monitor status hidrasi pasien, Jika perlu
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
 Atur posisi yang nyaman untuk makan atau minum
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
 Letakkan makanan di sisi mata yang sehat
 Sediakan sedotan untuk minum, sesuai kebutuhan
 Siapkan makanan dengan suhu yang meningkatkan nafsu makan
 Sediakan makanan dan minuman yang disukai
 Berikan bantuan saat makan atau minum sesuai tingkat kemandirian, Jika perlu
 Motivasi untuk makan di ruang makan, jika tersedia
Edukasi
 Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan
menggunakan arah jarum jam (mis. sayur jam 12, rendang di jam 3)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat (mis. analgesik, antiemetik), sesuai indikasi
Defisit Perawatan diri : Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
toileting Observasi
 Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
 Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik
 Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
 Dukungan penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
 Jaga privasi selama eliminasi
 Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, Jika perlu
 Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
 Latih BAK/BAB sesuai jadwal, Jika perlu
 Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), Jika perlu
Edukasi
 Anjurkan BAK/ BAB secara rutin
 Anjurkan ke kamar mandi atau toilet, Jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Beo, Y. A., Zahra, Z., Dharma, I. D., Alfianto, A. G., Kusumawaty, I., Yunike, et al. (2022). Ilmu Keperawatan Jiwa dan Komunitas.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Lalla, N. S., Susanto, W. H., Yunike, Kusumawaty, I., Alifiani, H., Agustini, M., et al. (2022). Keperawatan Jiwa. Padang: PT Global
Eksekutif Teknologi.
Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa. Indramayu: Penerbit Adab.
Supinganto, A., Yani, A. L., Kuswanto, Darmawan, D., Paula, V., Marliana, T., et al. (2021). Keperawatan Jiwa Dasar. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.

Anda mungkin juga menyukai