Anda di halaman 1dari 15

Laporan

Pendahuluan
Profesi KGD
GINA CAROLIN APRILIANI

Kasus/Diagnosa Medis:
Jenis Kasus : Non Trauma
Ruangan : IGD RSUD CILEGON
Kasus ke : 1

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(……………………… (………………………..
………………………… ……...…………………
………) ……….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN

1. Definisi Penyakit
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2002).
Gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung memompa darah dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kalainan fungsi
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Smeltzer & Bare, 2001).

2. Etiologi
a. Kelainan otot jantung.
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateroskelrosis
koroner, hipertensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
b. Aterosklerosis coroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak
dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan terjadi gagal jantung.
d. Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
e. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

jantung (misalnya stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung mengisi darah (misalnya
temponade pericardium, perikarditis konstriktif, atau stenosis katup AV).
f. Faktor sistemik
Meningkatnya laju metabolisme (misalnya demam, tirotoksikosis), hipoksia, dan anemia memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga
dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis (respiratorik/metabolic) dan abnormalitas
elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

3. Manifestasi Klinis
a. Edema pada tungkai
b. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena
hepar.
c. Asites
Jika pembesaran vena dihepar berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga
cairan terdorong keluar rongga abdomen. Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat
menyebabkan tekanan pada diafragma dan distress pernapasan.
d. Anoreksia dan mual
Terjadi akibat pembesaran vena dan stasis vena didalam rongga abdomen.
e. Nokturia
Terjadi karena perfusi renal didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring, karena curah jantung
akan membaik dengan istirahat.
f. Lemah
Karena menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah,katabolisme
yang tidak adekuat dari jaringan.

4. Deskripsi patofisiologi ( Berdasarkan Kasus kegawatdaruratan )


Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang
menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal CO = HR x SV dimana curah
jantung (CO = Cardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR = Heart Rate) volum sekuncup (SV =
Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistemik saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan diri untuk mempertahankan curah
jantung. Tetapi pada gagal jantung pada masa itu utama kerusakan dan tekanan serabut otot jantung
volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup
jumlah darah yang dipompa pada saat kontraksi tergantung pada tiga factor yaitu preload, kontraktifitas
dan overload.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

CO yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan
fungsi dua kali orang-orang tubuh vital. Respon awal adalah stimulus kepada setiap saraf simpatis yang
menimbilkan dua pengaruh utama yaitu meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi miocorsium
dan vasokonstriksi perifer. Vasokontriksi perifer menggeser kea rah darah arteri ke organ-organ yang
kurang vital seperti kulit dalam ginjal dan juga ke organ-organ lain seperti otot. Kontraksi vena
meninggalkan peregangan serabut otot cardium meningkatkan kontraktilitas.
Pada respon berdampak perbaikan terhadap kardiak, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan O2
untuk miokarsium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam kekurangan
cairan untuk memulai status peningkatan volume ventrikel dengan mempercepat preload dan kegagalan
komponer.
Jenis kompensasi yang kedua terdiri dari pengaktifan system renin angiotensin, penurunan darah dalam
ginjal dan dampak dari kecepatan filtrosi glomerolus memicu terlepasnya renin yang terinfeksi dengan
angiotensin I dan II yang selanjutnya berdampak vasokontriksi perifer dan peningkatan reabsorbsi Na
dan H2O oleh ginjal. Kejadian ini meningkatkan volume dan mempertahankan tekanan dalam waktu
singkat. Namun menimbulkan tekanan baik preload maupun afterload pada waktu jangka panjang.
Pada permulaan sebagian dari jantung mengalami kegagalan jantung dimulai dari vntrikel kiri. Namun
karena kedua ventrikel merupakan bagian dari system ventrikel, maka ventrikel manapun dapat
mengalami kegagalan. Gejala-gejala kegagalan jantung merupakan dampak dari CO dan kongesti yang
terjadi pada system vena atau sisetem pulmonal atau system lainnya (Long, 1996, hlm.580).

5. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi dalam 4 kelainan fungsional :
a. Derajat I : Timbul sesak pada aktifitas fisik berat, aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan
keluhan.
b. Derajat II : Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang ditandai dengan adanya ronchi basah halus
dibasal paru, S3 galop dan peningkatan tekanan vena pulmonalis.
c. Derajat III : Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan ditandai dengan edema pulmo.
d. Derajat IV : Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan atau istirahat ditandai dengan oliguria,
sianosis, dan diaphoresis.

Menurut lokasi terjadinya :


a. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah
yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong
kejaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi dispnea, batuk, mudah lelah, takikardi dengan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

bunyi jantung S3, kecemasan kegelisahan, anoreksia, keringat dingin, dan paroxysmal nocturnal
dyspnea,ronki basah paru dibagian basal
b. Gagal jantung kanan
Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi
karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak
dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis
yang tampak meliputi : edema akstremitas bawah yang biasanya merupakan pitting edema,
pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan
cairan didalam rongga peritonium), anoreksia dan mual, dan lemah.

6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium : Hb, HMT, Trombosit, Tes fungsi ginjal, elektrolit : Na, K, Mg. Tes fungsi
hepar : SGOT, SGPT, Tes fungsi tiroid pada pasien usia lanjut dinilai untuk mendeteksi tirotoksikosis
atau mieksedema tersembunyi.
2. EKG adanya ST. Elevasi
3. Rotgen toraks : Kardiomegali, efusi pleura
4. ECHO : Memberikan gambaran tentang bentuk, ukuran, gerakkan otot jantung, dan katup-katup.
5. Katerisasi jantung : Mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung dan paru, mengetahui saturasi
oksigen jantung.
6. Radionuklir : Mengevaluasi fungsi ventrikel kiri

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pengobatan/Terapi
1) Penatalaksanaan farmakologis
a) Digitalis/ Digoxin
Peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung, efek yang dihasilkannya
peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah, peningkatan diuresis.
Contohnya, Digoxin, Fargoxin, Lanoxin. Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung Kembali
normal dan memperkuat jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
b) Diuretik/ Lasix
Memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal, efeknya dapat mendilatasi venula, sehingga
meningkatkan kapasitas vena yang akhirnya mengurangi preload (darah vena yang kembali ke jantung).
Contohnya, Furosemide, torsemide, Indapamide. Obat ini bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan
cairan dari dalam tubuh melalui urine.
c) Vasodilator/ Natrium Nitroprusida/ Nitrogliserin
Digunakan untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel,yang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

dapat memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena, sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan dan dapat dicapai penurunan dramatis kongesti paru dengan
cepat. Contohnya, Captropril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril, Enalapril.
2) Penatalaksanaan lain
a) Meningkatkan oksigen dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen
melaluiistirahat dan pembatasan aktivitas.
b) Diet, klien dianjurkan untuk diet pantang garam dan pantang cairan.

8. Penatalaksanaan Medis/Operatif
a. Pengobatan/Terapi
1) Penatalaksanaan farmakologis
a) Digitalis/ Digoxin
Peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung, efek yang dihasilkannya
peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah, peningkatan diuresis.
Contohnya, Digoxin, Fargoxin, Lanoxin. Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung Kembali
normal dan memperkuat jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
b) Diuretik/ Lasix
Memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal, efeknya dapat mendilatasi venula, sehingga
meningkatkan kapasitas vena yang akhirnya mengurangi preload (darah vena yang kembali ke jantung).
Contohnya, Furosemide, torsemide, Indapamide. Obat ini bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan
cairan dari dalam tubuh melalui urine.
c) Vasodilator/ Natrium Nitroprusida/ Nitrogliserin
Digunakan untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel,yang
dapat memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena, sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan dan dapat dicapai penurunan dramatis kongesti paru dengan
cepat. Contohnya, Captropril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril, Enalapril.
2) Penatalaksanaan lain
a) Meningkatkan oksigen dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen
melaluiistirahat dan pembatasan aktivitas.
b) Diet, klien dianjurkan untuk diet pantang garam dan pantang cairan.

9. Pemeriksaan fisik ( Berdasarkan ABCD / Kasus Kegwatdaruratan)


a. Pengkajian Primer
Airway : Batuk dengan atau tanpa sputum,
Breathing : penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen.
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

Circulation : Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop,
nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku
pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema.

b. Pengkajian Sekunder
• Kaji tanda-tanda vital (Nadi, Respirasi, Tekanan Darah, Suhu)
• Kaji keluhan Utama
• Kaji Riwayat Kesehatan
• Pemeriksaan Fisik
• Kaji Hasil Pemeriksaan Diagnostik (RO, CT Scan, USG, LAB)
• Terapi yang diberikan
10. Patoflow
11. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

1. data pertama Faktor predisposisi PENURUNAN CURAH


Tanda Mayor (life style, usia, DM, JANTUNG
a. Subjektif Hipertensi)
1) Lelah
2) Dyspnea
lemak terkumpul dilapisan
3) Batuk
b. Objektif
pembuluh darah
1) Bradikardia/takikardia
2) Gambaran EKG aritmia mengental dan mengeras
atau gangguan konduksi
3) Edema Arteriosklerosis
4) Distensi vena jugularis
5) CVP
menurun/meningkat Terganggunya aliran darah
6) Tekanan darah
meningkat/menurun
7) Nadi perifer teraba Suplai O2 ke jantung menurun
lemah
8) CRT >3 detik
9) Oliguria
10) Warna kulit Metabolisme anaerob
pucat dan/sianosis
11) Terdengar
suara jantung S3 dan atau Penimbunan as. Laktat
S4
12) Ejection
fraction menurun Asidosis

Tanda Minor
a. Subjektif
Abnormalitas elektrolit
1) Perubahan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

preload
2) Cemas
3) Gelisah Kontraktilitas miokardium
b. Objektif abnormal
1) Murmur
jantung
2) Berat badan COP menurun
bertambah

Penurunan Curah
Jantung

2. data kedua COP menurun GANGGUAN PERTUKARAN


Tanda Mayor GAS
a. Subjektif
1) Dispnea
Tekanan ventrikel kiri
b. Objektif
1) Hiperkapnia/hiperkarbia
menurun
2) Hipoksemia
3) Takikardia
Penumpukan darah di
4) Kadar karbon dioksida
abnormal
vena pulmonalis
5) PH arteri abnormal
6) Bunyi nafas tambahan
Peningkatan tekanan
Tanda Minor
a. Subjektif hidrostatik
1) Pusing
2) Penglihatan kabur
Perpindahan cairan kapiler
b. Objektif ke interstitial
1) Sianosis
2) Diaphoresis
3) Gelisah
Edema paru
4) Pernapasan cuping
hidung
Gangguan Pertukaran
5) Pola napas abnormal
6) Warna kulit abnormal Gas
7) Kesadaran menurun
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

3. data ketiga Suplai O2 ke jantung INTOLERANSI AKTIVITAS


Tanda Mayor menurun
a. Subjektif
1) Mengeluh lelah
b. Objektif Suplai O2 kejaringan
1) Frekuensi jantung menurun
meningkat > 20% dari
kondisi istirahat

Tanda Minor Metabolisme menurun


a. Subjektif
1) Dyspnea setelah
aktivitas energi menurun
2) Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
3) Merasa lemah Kelemahan fisik
b. Objektif
1) Tekanan darah berubah
> 20 % dari kondisi Intoleransi Aktivitas
istirahat
2) Gambaran EKG
menunjukan aritmia
3) Gambaran EKG
menunjukan iskemia
4) Sianosis

4. data keempat Hipertensi Lama HIPERVOLEMI


Tanda Mayor
a. Subjektif
1) Orthopnea Beban Tekanan Berlebih
2) Dispnea

b. Objektif Beban Sistol meningkat


1) Edema anasarka dan
atau edema perifer
2) Berat badan meningkat Beban Jantung meningkat
dalam waktu singkat
3) JVP meningkat
Gagal Jantung
Tanda Minor
a. Objektif
1) Distensi vena jugularis Aliran Darah Keginjal
2) Terdengar suara napas menurun
tambahan
3) Hepatomegali
4) Oliguria Aldosteron meningkat

Retensi Na + H2O
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

Volumcairan Ekstrasel
meningkat

Hipervolemi

12. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa


a. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
b. PENURUNAN CURAH JANTUNG
c. HIPERVOLEMI
d. INTOLERANSI AKTIVITAS
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 0008. Penurunan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama I.02075 Perawatan Jantung - Untuk mengetahui tanda/gejala
Curah Jantung 1x8 jam (L.02008). Curah Jantung Meningkat - Identifikasi tanda/gejala primer primer penurunan curah jantung
dengan kriteria hasil : penurunan curah jantung (meliputi - Untuk mengetahui tanda/gejala
- Kekuatan nadi perifer meningkat dispnea, kelelahan, edema, peningkatan sekunder penurunan curah jantung
- Ejection fraction (EF) meningkat CVP) - Untuk mengetahui apakah ada
- Bradikardi/takikardi menurun - Identifikasi tanda/gejala perubahan pada tekanan darah
- Gambaran EKG aritmia menurun sekunder penurunan curah jantung - Untuk perhitungan balance
- Lelah menurun (meliputi peningkatan berat badan, cairan
- Edema menurun hepatomegali, distensi vena jugularis, - Untuk mengetahui kepatenan
- Distensi vena jugularis menurun kulit pucat) oksigen yang sudah diberikan
- Oliguria menurun - Monitor tekanan darah - Untuk mengetahui apakah nyeri
- Dispnea menurun - Monitor intake output cairan dada pasien masih dirasakan atau tidak
- Batuk menurun - Monitor saturasi oksigen - Untuk mengetahui gambaran
- Pucat/sianosis menurun - Monitor keluhan nyeri dada EKG yang abnormal
- Suara jantung S3/S4 menurun - Monitor EKG 12 sadapan - Untuk mengatasi keluhan
- Posisikan pasien semi-fowler pasien, apabila pasien mengeluh sesak
atau fowler dengan kaki ke bawah atau - Untuk mengatasi sesak yang
posisi nyaman dirasakan pasien
- Kolaborasi pemberian oksigen
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

untuk mempertahankan saturasi


oksigen >94%

D.0003 Gangguan
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama I.01014 Pemantauan Respirasi - Untuk mengetahui frekuensi,
Pertukaran Gas 1x8 jam L.01003 Pertukaran Gas Meningkat - Monitor frekuensi, irama, irama, kedalaman dan upaya napas
dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya napas - Untuk mengetahui pola napas
- Dispnea menurun - Monitor pola napas - Untuk mengetahui kemampuan
- Bunyi nafas tambahan menurun - Monitor kemampuan batuk batuk efektif
- Pusing menurun efektif - Untuk mengetahui apakah
- Gelisah menurun adanya produksi sputum dan sumbatan
- Napas cuping hidung menurun - Monitor adanya produksi jalan napas
- PCO2 membaik sputum monitor adanya sumbatan jalan - Untuk mengetahui apakah ada
- PO2 membaik napas bunyi napas tambahan
- Sianosis membaik - Auskultasi bunyi napas - Untuk mengetahui saturasi
- Pola napas membaik - Monitor saturasi oksigen oksigen
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

3 D.0056 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama I.05178 Manajemen Energi - Untuk mengetahui gangguan
Aktivitas 1x8 jam L.05047 Toleransi Aktivitas Meningkat - Identifikasi gangguan fungsi fungsi tubuh yang mengakibatkan
dengan kriteria hasil : tubuh yang mengakibatkan kelelahan kelelahan
- Frekuensi nadi meningkat - Monitor lokasi dan - Untuk mengetahui lokasi dan
- Saturasi oksigen meningkat ketidaknyamanan selama melakukan ketidaknyamanan selama melakukan
- Keluhan lelah menurun aktivitas aktivitas
- Dispnea saat aktivitas menurun - Anjurkan menghubungi - Agar perawat bisa memberikan
- Dispnea setelah aktivitas menurun perawat jika tanda dan gejala kelelahan implementasi lanjutan agar kelelahan
- Perasaan lemah menurun tidak berkurang bisa teratasi
- Sianosis menurun
- Warna kulit membaik
- Tekanan darah membaik
- EKG iskemia membaik

4 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .03114 Manajemen Hipervolemi - Untuk mengetahui tanda dan
1x8 jam L.03020 Keseimbangan Cairan - Periksa tanda dan gejala gejala hipervolemi
Meningkat dengan kriteria hasil : hipervolemi - Untuk mengetahui penyebab
- Edema menurun - Identifikasi penyebab hipervolemi
- Asites menurun hipervolemi - Untuk mengetahui apakah ada
- Tekanan darah membaik - Monitor status hemodinamik perubahan pada hemodinamik pasien
- Membran mukosa membaik - Monitor intake dan output - Untuk mengetahui
- Turgor kulit membaik cairan keseimbangan cairan pada pasien
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

- Batasi asupan cairan dan - Untuk mengurangi edema pada


garam pasien
- Tinggikan kepala tempat tidur - Untuk mengurangi sesak napas
30-400 pada pasien
- Anjurkan melapor jika haluaran - Untuk mengetahui adanya
urin <0,5 mL/Kg/Jam dalam 6 penumpukan pada tubuh pasien
- Anjurkan cara membatasi - Agar tidak terjadi penumpukan
cairan cairan yang berlebihan
- Kolaborasi pemberian diuretic - Untuk mengurangi edema
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer, Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Bruner & Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai