Oleh :
NIM : P27820720093
Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri,
antara lain:
1. Dyspnea
2. Batuk
3. Orthopea
4. Reles paru
5. Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru
1. Edema perifer
2. Distensi vena leher
3. Hati membesar
4. Peningkatan central venous pressure (CPV)
J. Pathway
II. Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
Data yang akan dikaji pada pasien dengan penyakit acute lung oedema
adalah sebagai berikut :
2. Keluhan utama
7. Pengkajian Primer
a) Airways
Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas. Ini
meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yang dapat
disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur
mandibula ataupun maksila, fraktur laring ataupun trakea.
Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi vertebra
servikal. Dalam hal ini dapat dimulai dengan melakukan chin
lift dan jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara
dianggap bahwa jalan nafas bersih; walaupun demikian,
penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.
b) Breathing
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik.
Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernafas mutlak
diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan CO2 dari
tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru,
dinding dada dan diafragma. Setiap komponen ini harus
dievaluasi secara cepat. Dada penderita harus dibuka untuk
melihat ekspansi pernafasan. Auskultasi dilakukan untuk
memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi
dilakukan untuk menilai adanya udara ataupun darah dalam
rongga pleura. Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan
kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.
c) Circulation
1) Nadi irreguler.
2) Takikardi/Bradikardia.
3) TD meningkat / menurun.
4) Edema.
5) Gelisah.
6) Akral dingin, kulit basah, dingin, pucat / hangat, kering, merah.
7) Output urine menurun.
d) Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan
Glascow Coma Scale (GCS) dan secara kwantitatif yaitu Compos
mentis : Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya. Apatis : keadaan kesadaran yang
segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh. Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja.
Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi.
Delirium : keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak,
berteriak-teriak, dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat, dan
waktu. Sopor/semi koma : keadaan kesadaran yang menyerupai
koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri.
Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak
dapat dibangunkan dengan rangsang apapun.
e) Exposure
Keadaan kulit, seperti turgor / kelainan pada kulit dsn keadaan
ketidaknyamanan (nyeri) dengan pengkajian PQRST.
8. Pengkajian Primer
AMPLE
1) Alergi : Riwayat pasien tentang alergi yang dimungkinkan
pemicu terjadinya penyakitnya.
2) Medikasi : Berisi tentang pengobatan terakhir yang diminum
sebelum sakit terjadi (Pengobatan rutin maupun accidental).
3) Past Illness : Penyakit terakhir yang diderita klien, yang
dimungkinkan menjadi penyebab atau pemicu terjadinya sakit
sekarang.
4) Last Meal : Makanan terakhir yang dimakan klien.
5) Environment/ Event : Pengkajian environment digunakan jika
pasien dengan kasus Non Trauma dan Event untuk pasien
Trauma.
9. Pemeriksaan fisik
1) Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun.
2) Sistem Pulmonal
Subyektif : Sesak nafas
Obyektif : Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda
kongesti vaskular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksimal, batuk, dan edema pulmonal akut.
Crackles atau ronki basah halus secara umum terdengar pada
dasar posterior paru. Hal ini dilenali sabagai bukti gagal
ventrikel kiri.
3) Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : -
Obyektif :
a. Inspeksi
Lihat adanya Distensi Vena Jugularis, edema ekstermitas, pitting
edema.
b. Palpasi
Peningkatan frekuensi jantung merupakan respon awal jantung
terhadap stres, sinus takikardi mungkin dicurigai dan sering
ditemukan pada pemeriksaan klien dengan kegagalan pompa
jantung.
c. Auskultasi
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat
dikenali dengan mudah dibagian yang meliputi: bunyi jantung
ketiga dan keempat (S3,S4) serta crackles pada paru-paru.
4) Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah6
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargie.
5) Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru.
6) Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun atau meningkat
7) Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
10. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiogram dada
c) Kardiomegali
2. Kimia darah
a) Hiponatremia
3. Urine
a) Lebih pekat
b) BJ meningkat
c) Na meningkat
B. Analisis Data
Menurut Setiawan (2012), Analisis data merupakan metode yang dilakukan
perawat untuk mengkaitkan data klien serta menghubungkan data tersebut
dengan konsep teori dan prinsip yang relevan keperawatan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan pasien dan keperawatan
pasien. Dalam analisis data perawat juga menggunakan keterampilan berpikir
kritis untuk memeriksa setiap potong informasi dan menentukan
relevansinya terhadap masalah kesehatan klien dan hubungannya dengan
potongan informasi lain.
C. Diagnosa
1) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miocard, perubahan struktural, perubahan frekuensi, irama
dan konduksi listrik
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolus
3) Intoleransi aktivitas, berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan tubuh.
D. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSIS
No TUJUAN (SLKI) RENCANA (SIKI)
KEPERAWATAN
Risiko penurunan curah Curah Jantung Perawatan Jantung (1.02075)
1.
jantung berhubungan (L.02008) Observasi
dengan perubahan Setelah dilakukan
Identifikasi tanda/gejala primer
kontraktilitas miocard, intervensi selama 1x24
penurunan curah jantung
perubahan struktural, jam, maka curah (meliputi: dispnea, kelelahan,
perubahan frekuensi, jantung meningkat. edema, ortopnea, PND,
peningkatan CVP).
irama dan konduksi Dengan kriteria hasil :
Identifikasi tanda/gejala
listrik (D.0011). 1. Kekuatan nadi sekunder penurunan curah
perifer, meningkat jantung (meliputi: peningkatan
berat badan, hepatomegaly,
2. Palpitasi, menurun
distensi vena jugularis,
3. Bradikardia, palpitasi, ronkhi basah,
menurun oliguria, batuk, kulit pucat)
4. Gambaran EKG Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
aritmia, menurun ortostatik, jika perlu)
5. Edema, menurun Monitor intake dan output
cairan
6. Distensi vena
Monitor berat badan setiap
Jugularis, menurun hari pada waktu yang sama
7. Dispnea, menurun Monitor saturasi oksigen
8. Oligurla, menurun Monitor keluhan nyeri dada
(mis: intensitas, lokasi, radiasi,
9. Pucat/sianosis,
durasi, presipitasi yang
menurun mengurangi nyeri)
10. Ortopnea, menurun Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia (kelainan
11. Batuk, menurun
irama dan frekuensi)
12. Hepatomegali, Monitor nilai laboratorium
menurun jantung (mis: elektrolit, enzim
13. Tekanan darah, jantung, BNP, NTpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu
membaik
jantung
14. Capillary refill Periksa tekanan darah dan
time (CPT), frekuensi nadi sebelum dan
membaik sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis: beta
blocker, ACE Inhibitor,
calcium channel blocker,
digoksin)
Terapeutik
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi
jantung.
Gangguan pertukaran Pertukaran Gas Pemantauan Respirasi
2.
Gas berhubungan (L.01003) (1.01014)
dengan gelembung di Setelah dilakukan Observasi
arteri paru ditandai intervensi selama Monitor frekuensi, irama,
dengan sesak dan 1x24 jam, maka kedalaman dan upaya napas
saturasi oksigen pertukaran gas Monitor pola napas
dibawah normal meningkat dengan Monitor kemampuan
(D.0003) Kriteria hasil: kemampuan batuk efektif
1. Dipsnea menurun Monitor adanya produksi
2. Bunyi napas sputum
tambahan Monitor adanya sumbatan
menurun jalan napas
3. Gelisah menurun Teraupetik
Atur interval pemantauan
4. Pola napas
membaik respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantuan, bila perlu
Intoleransi aktivitas, Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (1.05178)
3.
berhubungan dengan (L.05047) Observasi
pengaruh dekompresi Setelah dilakukan Identifikasi gangguan fungsi
terhadap syaraf, tirah Tindakan tubuh yang mengakibatkan
baring lama atau keperawatan selama kelelahan
immobilitas (D.0056) 2x24 jam pasien Monitor kelelahan fisik dan
dapat beraktivitas emosional
secara mandiri baik Monitor pola dan jam tidur
dengan atau tanpa Monitor lokasi dan
bantuan alat dengan ketidaknyamanan selama
Kriteria Hasil : melakukan aktivitas
1. Menopang berat Teraupetik
badan meningkat Sediakan lingkungan nyaman
2. Berjalan dengan dan rendah stimulus
langkah yang Lakukan latihan rentang
3. efektif meningkat gerak pasif dan/atau aktif
4. Berjalan dengan Berikan aktivitas
langkah pelan distraksi yang menenangkan
meningkat Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
E. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi
keperrawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
F. Evaluasi
Menurut Kozier, Erb, Berman & Snyder (2011), evaluasi merupakan fase
akhir dari proses keperawatan, meliputi aktivitas yang direncanakan,
berkelanjutan dan terarah. Evaluasi menjadi penting dalam asuhan
keperawatan mengingat kesimpulan yang ditarik dari evaluasi akan
menentukan keberlanjutan dari perencanaan: apakah perlu dimodifikasi,
diakhiri, atau bahkan dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. 2017: 328.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. 2017: 193.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. 2017: 527.
Lily ismudiati rilanto dkk, (2001). Buku Ajar Kardiologi, penerbit Fakultas
Kedokteran Unversitas Indonesia, Gaya Baru Jakarta.
Brunner dan Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2.
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Carpernito, LJ. & Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta: EGC.