Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

Pembahasan studi kasus Asuhan Keperawatan pada Klien Ny. M dengan Diare
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 05 pukul 07.30 WIB menggunakan
format yang selah ditentukan yang meliputi: identitas, riwayat kesehatan, pola
kebiasaan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta terapi yang
sedang berjalan. Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. M didapatkan data
yang sesuai yaitu:.
a. Nyeri
Berdasarkan teori penderita diare akan mengalami nyeri dibagian perut,
ulu hati, pusing.(5). Keluhan yang dirasakan oleh Ny. M adalah nyeri pada
bagian ulu hati dan kepala (pusing), hal ini dapat terjadi karena adanya
peningkatan tekanan osmotik yang menyebabkan pergeseran air dan
elektrolit ke usus sehingga isi rongga usus meningkat. Terjadilah nyeri
seperti di remas-remas pada saat ingin BAB. Skala nyeri yang dirasakan
klien adalah 3. Sehingga dari data tersebut dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan nyeri akut.

b. Risiko Infeksi
Berdasarkan teori penderita diare akan mengalami kekurangan cairan
dalam tubuh. Karena cairan yang masuk ke usus akibat peningkatan
tekanan osmotik, dikeluarkan oleh tubuh dalam frekuensi yang cukup
banyak. Keluhan yang sering terjadi yaitu akan mengalami lemas, lemah,
turgor kulit menurun. (4). Keluhan yang dialami Tn B yaitu lemas, dan
turgor kulit menurun, sehingga dari data tersebut dapat ditegakkan
diagnosa keperawatan Risiko Infeksi.
c. Defisit Nutrisi
Berdasarkan teori penderita diare akan mengalami eliminasi yang tidak
terkendali. Sehingga nutrisi dalam tubuh akan berkurang, biasanya
keluhan umum yang sering terjadi adalah penurunan berat badan, tidak
nafsu makan, mual dan muntah. (7). Pada Tn B keluhan yang dirasakan
adalah tidak nafsu makan, karena adanya mual pada saat makan, namun
klien tidak mengalami penurunan berat badan. Dari data yang telah
didapatkan maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi.
B. Diagnosa keperawatan
Kemudian masuk ke dalam bagian diagnosa keperawatan, sesuai dengan
pengkajian pada klien maka dapat diangkat diagnosa keperawatan pada
klien dengan DHF yaitu :

a. Ketidakstabilan kadar glukosa berhubungan dengan resistensi


insulin ditandai dengan kadar dalam darah tinggi
Alasan diagnosa ini diangkat karena saat pengkajian di
dapatkan data subjektif yaitu klien mengatakan merasa lemas
dan lemah. Dan data objektif yaitu klien tampak pucat,
membran mukosa tampak kering, TD : 131/90 mmHg, HR :
67x/m, S : 36°C, RR : 20x/m, SPO2 : 99%, Trombosit :
74.000/mm3.
Diagnosa ini diambil sesuai keluhan yang dirasakan pasien saat
itu dan apabila masalah itu tidak segera ditangani kadar
glukosa nya bertambah.
b. Nausea (D.0076) berhubungan dengan penekanan intra
abdomen karena kebocoran plasma ke abdomen ditandai
dengan mual, muntah, tidak nafsu makan.
Alasan diagnosa ini diangkat karena ditemukan data
pendukung dari pengkajian yang telah dilakukan yaitu subjektif
klien mengatakan tidak nafsu makan dikarenakan mual yang
berkepanjangan, klien mengatakan mual terjadi saat makan
bahkan saat berbaring saja, klien mengatakan tidak nafsu
makan, keluarga klien mengatakan bahwa klien makan 2-3
sendok makan, klien mengatakan kesulitan tidur karena mual.
Adapun data objektif yaitu terlihat makanan di piring klien
tidak habis.
c. Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencemaran
biologis disebabkan penekanan intrakranial ditandai
dengan nyeri pada kepala.
Alasan diagnosa ini diangkat adalah karena ditemukan
data pendukung pada saat pengkajian yaitu data subjektif, klien
mengatakan pusing ketika beranjak dari tempat tidur dan
berjalan ke kamar mandi, namun ketika klien berbaring pusing
sedikit berkurang. Adapun data objektif yang didapatkan klien
tampak meringis, klien tampak gelisah, skala nyeri : 3.
C. Intervensi
Dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan dilakukan
berdasarkan diagnosa yang diangkat, namun tidak semua rencana
tindakan yang ada pada teori dapat ditegakkan pada tijauan kasus
karena rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan
keluhan dan keadaan klien.
a. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
membran ditandai dengan membran mukosa kering, klien pucat dan
lemas. Pada diagnosa ini rencana keperawatan yang digunakan yaitu
manajemen risiko infeksi
- Periksa tanda dan gejala risiko infeksi (mis frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat,
haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
- Kolaborasi pemberian cairan TV isotonis (mis NaCiRL)
- Kolaborasi pembenan cairan (V hipotonis (mis glukosa
2.5%, NaCi 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis albumin
Plasmanate)
b. Nausea berhubungan dengan penekanan intra abdomen karena
kebocoran plasma ke abdomen ditandai dengan mual, muntah, tidak
nafsu makan. Pada diagnosa ini rencana keperawatan yang digunakan
yaitu manajemen mual:
- Identifikasi pengalaman mual
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis nafsu
makan aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
- Identifikasi faktor penyebab mual (mis pengobatan dan
prosedur)
- Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual
pada kehamilan)
- Monitor mual (mis frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis bau tak
sedap, suara, dan rangsangar visual yang tidak
menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis:
kecemasan, ketakutan, kelelahan)
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- Berikan makanan dingin, cairan boning, tidak berbau dan
tidak berwama, jika perlu
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
c. Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencemaran biologis
disebabkan penekanan intrakranial ditandai dengan nyeri pada kepala.
Pada diagnosa ini rencana keperawatan yang digunakan yaitu
manajemen nyeri :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyari
- Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek samping penggunaan analgetic
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing. kompres hangat dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis suhu
ruangan, pencahayaan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
D. Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapakan maka dilanjutkan dengan
pelaksanaan tersebut dalam bentuk nyata. Sebelum melakukan
tindakan kepada klien, sebagai perawat harus melakukan teknik
pendekatan terhadap klien. Sehingga seluruh rencana tindakan
keperawatan dapat terlaksana dengan baik dan dengan persetujuan dari
keluarga klien
a. Nausea dengan rencana tindakan keperawatan manajemen mual.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka didapatkan
respon klien sebagai berikut :
Tampak membran mukosa kering, turgor kulit menurun,
klien mengatakan BAK 3 kali, Makan 2-3 sdm, minum <200 –
200 ml.
Hari ke 2
Klien mengatakan bahwa minum sebanyak kurang lebih 500 ml
di pagi hari dan 500 ml di sore hari totalnya 1000 ml, klien
mengatakan BAK 4 kali.
Hari ke 3
Klien mengatakan minum sebanyak kurang lebih 1500ml mulai
pagi hingga siang, klien mengatakan BAK 6 kali.
b. Nausea dengan rencana tindakan keperawatan manajemen mual.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka didapatkan
respon klien sebagai berikut :
Hari ke 1 pengkajian
Klien mengeluh mual baik ketika makan maupun sedang
berbaring, klien mengatakan tidak pernah mengalami mual
berkepanjangan sebelumnya, klien mengatakan tidak nafsu
makan dan kesulitan tidur, klien mengatakan hanya makan 2-3
sdm, terlihat makanan di piring klien tidak habis
Hari ke 2
Klien mengatakan bahwa makan sedikit tapi sering, terlihat
makanan yang dihabiskan kurang lebih ½ porsi, klien
mengatakan mual berkurang, klien mengatakan dapat tidur
dengan nyenyak.
Hari ke 3
Klien mengatakan bahwa sudah tidak mual lagi, klien
mengatakan bahwa makanan dihabiskan pada hari ke 3
pengkajian, keluarga klien mengatakan bahwa nafsu makan
klien sudah meningkat.
c. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencemaran biologis
disebabkan penekanan intrakranial ditandai dengan nyeri pada kepala.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka didapatkan
respon klien sebagai berikut :
Hari ke 1 pengkajian
Klien mengatakan bahwa terasa sangat pusing ketika berjalan
ke kamar mandi, klien mengatakan ketika berbaring pusing
cukup berkurang, klien mengatakan suhu ruangan terlalu
dingin, skala nyeri : 3.
Hari ke 2
Klien mengatakan bahwa nyeri kepala berkurang meskipun
saat sedang berjalan, klien dapat rileks ketika suhu ruangan
dinaikkan, skala nyeri : 2.
Hari ke 3
Klien mengatakan sudah tidak pusing lagi, klien juga
mengatakan bahwa semalam sudah bisa tidur dengan nyenyak,
skala nyeri : 0.
E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai dan membandingkan perubahan


keadaan klien sebelum dan setelah dilakukan tindakan sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Dari tiga
diagnosa prioritas utama yang ditegakkan sesuai dengan apa
pengkajian yang telah dilakukan, sudah mencapai perkembangan yang
optimal, hal ini karena dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
mencapai hasil yang maksimal diperlukan adanya kerja sama antara
klien, perawat, dokter, farmasi, dan gizi.
a. Risiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan didapatkan kemajuan dan hasil dari
tindakan keperawatan yaitu :
Pada hari pertama dilakukan pengkajian terhadap klien dan
didapatkan data yaitu : tampak membran mukosa kering, turgor
kulit menurun, klien mengatakan BAK 3 kali, Makan 2-3 sdm,
minum <200 – 200 ml. Ditemukan nya masalah keperawatan,
kemudian melakukan penyusunan perencanaan, dan dilakukan
tindakan keperawatan.
Hari kedua didapatkan hasil yaitu : klien mengatakan bahwa
minum sebanyak kurang lebih 500 ml di pagi hari dan 500 ml
di sore hari totalnya 1000 ml, klien mengatakan BAK 4 kali,
dari hasil yang didapatkan dinyatakan bahwa masalah
keperawatan belum teratasi, sehingga intervensi keperawatan
dilanjutkan.
Sedangkan di hari ketiga didapatkan hasil yaitu : klien
mengatakan minum sebanyak kurang lebih 1500ml mulai pagi
hingga siang, klien mengatakan BAK 6 kali.
Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah
keperawatan teratasi, intervensi dihentikan.
b. Nausea
Setelah dilakukan tindakan didapatkan kemajuan dan hasil dari
tindakan keperawatan yaitu :
Pada hari pertama dilakukan pengkajian terhadap klien dan
didapatkan data yaitu : klien mengeluh mual baik ketika makan
maupun sedang berbaring, klien mengatakan tidak pernah
mengalami mual berkepanjangan sebelumnya, klien
mengatakan tidak nafsu makan dan kesulitan tidur, klien
mengatakan hanya makan 2-3 sdm, terlihat makanan di piring
klien tidak habis. Ditemukannya masalah keperawatan,
kemudian melakukan penyusunan perencanaan, dan dilakukan
tindakan keperawatan. Hari kedua didapatkan hasil hasil : klien
mengatakan bahwa makan sedikit tapi sering, terlihat makanan
yang dihabiskan kurang lebih ½ porsi, klien mengatakan mual
berkurang, klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak. Dari
hasil yang didapatkan dinyatakan bahwa masalah keperawatan
teratasi sebagian, sehingga intervensi keperawatan dilanjutkan.
Sedangkan di hari ketiga didapatkan hasil yaitu : klien
mengatakan bahwa sudah tidak mual lagi, klien mengatakan
bahwa makanan dihabiskan pada hari ke 3 pengkajian, keluarga
klien mengatakan bahwa nafsu makan klien sudah meningkat.
Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah
keperawatan teratasi, intervensi dihentikan.
c. Nyeri Akut
Setelah dilakukan tindakan didapatkan kemajuan dan hasil dari
tindakan keperawatan yaitu :
Pada hari pertama dilakukan pengkajian terhadap klien dan
didapatkan data yaitu : klien mengatakan bahwa terasa sangat
pusing ketika berjalan ke kamar mandi, klien mengatakan
ketika berbaring pusing cukup berkurang, klien mengatakan
suhu ruangan terlalu dingin, skala nyeri 3. Ditemukannya
masalah
keperawatan, kemudian melakukan penyusunan
perencanaan, dan dilakukan tindakan keperawatan.
Hari kedua didapatkan hasil yaitu : klien mengatakan
bahwa nyeri kepala berkurang meskipun saat sedang
berjalan, klien dapat rileks ketika suhu ruangan dinaikkan,
skala nyeri 2. Dari hasil yang didapatkan dinyatakan bahwa
masalah keperawatan teratasi sebagian, sehingga intervensi
keperawatan dilanjutkan. Sedangkan di hari ketiga
didapatkan hasil yaitu : klien mengatakan sudah tidak
pusing lagi, klien juga mengatakan bahwa semalam sudah
bisa tidur dengan nyenyak, skala nyeri 0. Dari hasil ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa masalah keperawatan teratasi,
intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai