Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN AN.

M
DENGAN GANGGUAN GASTROENTENTERITIS
DI RUANG ANAK RSU BUNDA PALEMBANG
TAHUN 2024

Dosen Pembimbing

Dr. (c) Citra Suraya, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep

Disusun oleh
Risi Terisakti (23.14901.10.23)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Gastritis merupakan masalah pada saluran pencernaan yang paling
sering ditemukan. Gastritis bersifat akut yang datang mendadak dalam
beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga bersifat kronis sampai
berbulan – bulan atau bertahun– tahun.
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan
merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung .
Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui di
klinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini
sering dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa
mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun dan
sakit kepala.
2. Etiologi
Gastritis akut biasanya disebabkan karena pola makan yang kurang
tepat, baik dalam frekuensi maupun waktu yang tidak teratur selain karena
faktor isi atau jenis makanan yang iritatif terhadap mukosa lambung.
Makanan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme juga dapat
menyebabkan kondisi ini. Selain itu, gastritis akut juga sering disebabkan
karena penggunaan obat analgetik seperti aspirin termasuk obat anti-
inflamasi nonsteroid (Non Steroid Anti Inflamation Drug/NSAID).
Kebiasaan mengomsumsi alcohol, kafein, refluk bilier, dan terapi radiasi
juga dapatmenjadi penyebab gastritis.
Gastritis kronis merupakan kelanjutan dari gastritis akut yang terjadi
karena faktor – faktor di atas, juga karena peran dari bakteri Helicobacter
Pylori yang bahkan sering menyebabkan keganasan atau kanker lambung.
Faktor autoimun dan anemia juga ikut andildalam proses ini.
4. Patofisiologi

Gastritis akut dicirikan dengan kerusakan sawar mukosa oleh iritan lokal.
Kerusakan ini memungkinkan asam hidroklorat dan pepsin mengalami
kontak dengan jaringan lambung, yang menyebabkan iritasi, inflamasi, dan
erosi superfisial. Mukosa lambung dengan cepat beregenerasi untuk
memulihkan kondisi mukosa sehingga gastritis akut bereda sendiri, dengan
penyembuhan yang biasanya muncul dalam beberapa hari. Minum aspirin
atau agens NSAID, kortikosteroid, alcohol, dan kafein biasanya dikaitkan
dengan terjadinya gastritis akut. Ingesti alkali korosif tak sengaja atau yang
disengaja (seperti ammonia, Iye (larutan alkali/air sabun), Lysol, dan agens
pembersih lain) atau asam yang menyebabkan peradangan berat dan
kemungkinan nekrosis lambung. Perforasi lambung, hemoragi, dan
peritonitis dapat terjadi. Penyebab iatrogenik dari gastritis akut meliputi
terapi radiasi dan pemberian agenskemoterapeutik lain.
Pathway
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari keluhan
ringan hingga muncul pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada
beberapa pasien, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas.
Manifestasi gastritis akut dan kronis hampir sama. Berikut penjelasannya:
a. Manifestasi Gastritis Akut
Manifestasi gastritis akut dan gejala – gejalanya adalah :
1) Anoreksia

2) Nyeri pada epigastrium

3) Mual dan munta

4) Cepat merasa kenyang padahal tidak makan banyak

5) Perut terasa kembung

6) Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena) dan

7) Anemia (tanda lebih lanjut)

b. Manifestasi Gastritis Kronis


Manifestasi gastritis kronisndan gejala – gejalanya adalah:
1) Mengeluh nyeri ulu hati

2) Anoreksia dan

3) Nausea

6. Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya
anemia
b Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui
adanya defisiensi B12.
c Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam
feses
d Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan
HCI lambung.
e Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung)
menunjukkan adanya gastritis atropi.
f uji serum antibodi, yang bertujuan untuk mengetahui adanyaantibody sel
parietal dan faktor intrisik lambung.
g Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukanbila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
h Sitology bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sellambung.

7. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi

1) Pemberian antirematik dan pasang infus untuk mempertahankan

cairan tubuh pasien.


2) Antasida untuk mengatasi perasaan begah(penuh) dan tidak enak di
abdomen, serta untuk menetralisir asam lambung.
3) Antagonis H2 (seperti rantin atau ranitidine, simetidin) mampu
menurunkan sekresi asam lambung.

4) Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh Helicobacter


pylori.

b. Nonfarmakologi
1) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, yakni dietmakan

lunak yang diberikan dalam porsi sedikit tapi lebihsering.


2) Untuk menetralisir alkali, gunakan jus lemon encer atau cukaencer.

3) Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol

8. Masalah keperawatan dan data pendukung


Adapun diagnosa yang sering muncul pada pasien gastritis akut adalah
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (
mis. Inflamasi iskemia, neoplama ) ditandai dengan mengeluh nyeri.

b. Nausea berhungan dengan iritasi lambung ditandai dengan merasa


mual

c. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi


nutrien ditandai

d. Resiko ketidakseimbangan elektrolit dibuktikan dengan muntah

e. Ancietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

ditandaidengan anoreksia,merasa khawatir dengan akibat dari kondisi


yang dihadapi
9. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Rencana
Keperawatan
SLKI SIKI

1 D.0077 Nyeri Akut b.d L.08066 1.08238


agen
Setelah dilakukan tindakan Manajemen
pencedera fisiologis ditandai
Keperawatan selama 3 x 24 Jam Nyeri
dengan :
makaTingkat nyeri cukup menurun 1. Observasi :
dengan Kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi,frekuensi, kualitas,
1. Dari keluhan nyeri meningkat
intensitas nyeri- Identifikasi skala
: 1menjadi cukup menurun : 4
nyeri.
2. Dari meringis meningkat

: 1Menjadi cukup - Identifikasi respon nyeri non verbal.

menurun 2. Terapeutik
- Kontrol lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).

- Fasilitasi istirahat dan tidur.

- Pertimbangkan jenis dan sumber


nyeri dalam pemilihan strategi
meredakannyeri.

3. Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri.

- Jelaskan strategi meredakan nyeri.

Ajarkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri.
D.0076 L.08065 Manajemen mual
Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi
dengan iritasilambung ditandai selama 3 x 24 jam, maka Tingkat - Indentifikasi pengalaman mual
dengan : Nausea / Mual menurun dengan - Indentifikasi dampak mual
Kriteria Hasil : terhadap
kualitas hidup(mis:Nafsu makan
1. Dari keluhan mual meningkat : menurun)
1menjadi menurun : 5 - Monitor mual
2. Dari Perasaan ingin muntah
Meningkat : 1, menjadi - Monitor asupan nutrisi dan
menurun : kalori2.Teraupetik
3. Dari jumlah saliva meningkat : - Kendalikan faktor lingkungan
1Menjadi menurun : 5 penyebab mual (mis:bau tak
sedap,suara, dan rangsangan visual
yang tidak menyenangkan)

- Kurangi atau hilangkan penyebab


mual (mis:kecemasan,kelelahan)
- Berikan makanan dalam jumlah
kecil tapi menarik

- Berikan makanan dingin,cairan


bening,tidak berbau dan tidak
berwarna

3.Edukasi

- - Anjurkan istirahat dan tidur yang


cukup
3 D.0019 L.03030 1.03119

Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen

Keperawatan Nutrisi
1.Observasi
ketidakmampuan mengabsorbsi selama 3 x 24 Jam maka status
nutrisi Indentifikasi status nutrisi
nutrien -

ditandai dengan : membaik dengan Kriteria hasil : - Indentifikasi alergi dan


1. Dari nafsu makan cukup intoleransimakanan

memburuk : 2 - Indentifikasi makanan yang disukai

menjadi membaik : 5 - Indentifikasi kebutuhan kalori

2. Dari berat badan sedang : 3 dan jenisnutrient


- Monitor asupan makanan
menjadi membaik : 5
3. Dari perasaan cepat kenyang - Monitor berat badan

meningkat : 1 - Monitor hasil pemeriksaan


menjadi menurun : 5 laboratorium2.Teraupetik
4. Dari nyeri abdomen meningkat : 1 - Lakukan oral hygiene sebelum
makan,jikaperlu
Menjadi menurun : 5 - Fasilitasi menentukan pedoman diet (
5. Dari porsi makan yang mis.
dihabiskan
Piramida makanan )
menurun : 1
- Sajikan makanan secara menarik
Menjadi meningkat : 5
dan suhuyang sesuai

- Berikan makanan tinggi serat untuk


DAFTAR PUSTAKA

Diyono & Mulyanti, S. (2013). Keperawatan Medikal Mawar Sistem


Pencernan. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group.

Malinda R & Jumirah E S. (2012). Gambaran Pola Makan, Tingkat Stress, dan
Keluarga Gejala Gastritis (Maag) Pada Sales Promotion Girl (Spg) Di
Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta: PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia: Definisi Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia

(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Referensi: PPNI (2019).


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai