Anda di halaman 1dari 13

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

HARI FATKHURROZI 21142019036.P


NAYA ZULAIKA 21142019032.P
DEWI SEPTIANI 21142019003.P

STIKES BINA HUSADA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Peningkatan angka harapan hidup (AHH) di Indonesia merupakan salah satu


indikator keberhasilan pembangunan di Indonesia. AHH tahun 2014 pada
penduduk perempuan adalah 72,6 tahun dan laki-laki adalah 68,7 tahun. Kondisi
ini akan meningkatkan jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6%
dari total penduduk). Usia lanjut akan menimbulkan masalah kesehatan karena
terjadi kemunduran fungsi tubuh apabila tidak dilakukan upaya pelayanan
kesehatan dengan baik. RUMUSAN MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II

DEFINISI LANSIA PERKEMBANGAN LANSIA

PEMBAHASAN PENDEKATAN FISIK


BATASAN LANSIA PERAWATAN LANSIA

PERUBAHAN FISIK PADA


CIRI – CIRI LANSIA
LANSIA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
LANSIA
• Berdasarkan WHO
• Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
• Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
• Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
• Berdasarkan Depkes RI
• Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
• Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas Batasan
• Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.
• Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No
13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Definisi
Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik
dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah
• Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk tubuh, jaringan dan sel yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan
Perkembangan lansia
perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya.
• Lansia merupakan metode kemunduruan
• Lansia memiliki status kelompok minoritas Ciri-Ciri Lansia
• Menua membutuhkan perubahan peran
• Penyesuaian yang buruk pada lansia
• Pendekatan Fisik Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan
Pendekatan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadian
yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ
fisik tubuh, tingkat kesehatan yang masih dapat dicapai dan dikembangkan, dan
penyakit yang dapat dicegah atau progresifitas penyakitnya.

• Sel Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan


intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati,
jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.
• Sistem Persyarafan Respon menjadi lambat dan hubungan antara
perubahan fisik persyarafan menurun
• Sistem Penglihatan Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata
• Sistem Pendengaran Hilangnya atau turunnya daya pendengaran
• Sistem Kardiovaskuler Katup jantung menebal dan menjadi kaku
• Sistem pengaturan temperatur tubuh Pengaturan suhu hipotalamus yang
dianggap bekerja sebagai suatu thermostat (menetapkan suatu suhu tertentu)
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGKAJIAN

1. Interelasi (saling keterkaitan) antara aspek fisik dan psikososial: terjadi penurunan
kemampuan mekanisme terhadap stres, masalah psikis meningkat dan terjadi
perubahan pada fisik lansia.
2. Adanya penyakit dan ketidakmampuan status fungsional.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengkajian, yaitu: ruang yang adekuat,
kebisingan minimal, suhu cukup hangat, hindari cahaya langsung, posisi duduk yang
nyaman, dekat dengan kamar mandi, privasi yang mutlak, bersikap sabar, relaks,
tidak tergesagesa, beri kesempatan pada lansia untuk berpikir, waspada tanda-tanda
keletihan.
PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA

1. Pandangan lanjut usia tentang kesehatan,


2. Kegiatan yang mampu di lakukan lansia,
3. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri,
4. Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran,
5. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK,
6. Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia,
7. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna,
8. Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.

PENGUMPULAN DATA DENGAN PEMERIKSAAN FISIK ( INSPKESI, PALPASI,


PERKUSI DAN AUSKULTASI)
9. Pemeriksaan sistem tubuh
10. Pemeriksaan fisik
11. Pengukuran tanda-tanda vitasl
PEMERIKSAAN SISTEM TUBUH
1. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran adanya perubahan-
perubahan dari otak
2. Indera penglihatan: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak.
3. Indera pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar.
4. Sistem kardiovaskuler: periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah ada keluhan pusing,
edema.
5. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, mual, muntah, kesulitan mengunyah), keadaan
gigi, rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung, sembelit, diare.
6. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih, tidak dapat menahan buang
air kecil, Rasa sakit saat buang air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks,
7. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan luka, luka terbuka,
robekan, adanya jaringan parut, keadaan kuku, keadaan rambut.
8. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon, gerakan sendi yang tidak
adekuat, bergerak dengan bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan
melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala dan muka : adanya lesi atau tidak, apakah pada orang kurang tidur terlihat kulit wajah menjadi
kusam, rambut rontok atau tidak, warna rambut,.
2. Mata : Ada lingkaran hitam di sekitar mata, terlihat mata merah, mata lelah.
3. Hidung : bentuk kesemetrisan, rongga hidung ada tidaknya ( lesi, secret, sumbatan, perdarahan).
4. Mulut : warna mukosa, tekstur, ada tidak nya lesi, dan stomatitis
5. Telinga : Adanya penurunan pendengaran, sumbatan, dan sirumen atau tidak.
6. Leher : Mengetahui bentuk , ada tidaknya kelenjar gondok.
7. Dada thorax :
A. Paru : Frekuensi pernafasan, pernafasan regular atau ireguler, focal premitus kanan dan kiri sama atau
tidak, terdapat suara tambahan atau tidak.
B. Jantung : Adakah pulsasi ictus cordis, teraba ictus cordis pada ICS V Mid clavukula sinitra
8. Abdomen : ada tidaknya nyeri tekan, ( normal bising usus 12x/menit )
9. Genetalia : Perhatikan penyebaran rambut pubis, adakah benjolan , peradangan, dan hemoroid.
10. Ekstermitas : Perhatikan rentang gerak, deformitas, tremor, edema, nyeri tekan, penggunaan alat bantu,
kekuatan otot berkurang.
11. Integumen : Kelembapan, tekstur kulit, turgor kulit ( normal: lembab, turgor baik)
PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL

Menurut Rhonda M Jones (2008) pengukuran tanda-tanda vital meliputi :


1. Suhu : suhu meningkat, normal suhu (36,4-37,2 C)
2. Tekanan darah : tekanan darah meningkat (≥159 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 90 mmHg)
3. Nadi : nadi meningkat (Normal nadi pada lansia 60-100 x/menit)
Respirasi : respirasi meningkat (normal pada lansia 12-20 x/menit)
Berat badan/ tinggi badan : (normal : IMT dalam batas normal)
BAB III KESIMPULAN

Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60
tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan

Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia untuk memperoleh data
dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi
kesehatan lansia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengkajian keperawatan diantaranya adalah
interelasi aspek fisik dan psikososial, adanya penyakit dan ketidakmampuan status fungsional dan faktor
eksternal lain seperti kebisingan, suhu, cahaya dan lain-lain.
Pengkajian keperawatan dapat dilakukan dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik (Inspeksi,
palpilasi, perkusi, dan auskultasi) melalui pemeriksaan system tubuh, pemeriksaan fisik dan pengukuran tanda-
tanda vital.
 

Anda mungkin juga menyukai