Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHAN KULIAH

- Judul Bahan Kajian : The Power of Sikap Mental


- Mata kuliah : Pengantar Kewirausahaan (entrepreneur)
- Program Studi : PSIK
- Beban Studi : 3 (tiga) SKS
- Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit),
TT (3x170 menit)
- Dosen pengampu : Martawan Madari, SKM, MKM
Dewi Suryanti, M.Kes
- Mhs penyusun bahan : Nama : Elisa fitria rahmatullah
NPM : 21142019014.P
Kelas : Reg B1
SMST : 7

MASALAH POKOK
THE POWER OF SIKAP MENTAL

A. PENGERTIAN
Maksud dari mental kaya bukanlah berdasarkan harta atau gaya hidup yang
cenderung hedonis atau mementingkan duniawi namun justru mengacu pada
sudut pandang, pemikiran, dan pengambilan keputusan seseorang atas hidupnya.
Mental kaya adalah mentalitas atau sikap yang senantiasa membiasakan diri
untuk merencanakan keputusan terkait finansial sehingga di masa depan bisa
meraih kestabilan dalam hidup.
Sehubungan dengan itu, sebagai contoh mental kaya adalah ketika ada
sebuah tren pakaian di antara masyarakat, pemilik mentalitas berikut tidak
memprioritaskan pembelian barang serupa apabila hal tersebut bukan merupakan
kebutuhan.
Namun, rupanya Bank OCBC NISP menemukan fakta lain terkait
bagaimana masyarakat Indonesia mendefinisikan tentang apa itu “kaya”.
Berdasarkan survei OCBC NISP Financial Fitness Index 2022, sebanyak 41%
dari responden masih salah mendefinisikan arti kaya.
Angka tersebut naik sebesar 1,6% dari tahun 2021. Kenaikan ini terjadi
karena adanya fenomena pamer harta (flexing) serta tren gaya dan istilah
“sultan”. Uniknya, terdapat perbedaan angka skor finansial di antara mereka
yang mengartikan “kaya” secara berbeda.
 Pertama, mereka yang mendefinisikan kaya berkaitan dengan produk
investasi memiliki skor index yang lebih tinggi (lebih sehat) yaitu sebesar
41,17.
 Kedua, mereka yang mendefinisikan kaya berkaitan dengan produk non-
investasi (rumah mewah, fashion, dianggap terpandang, dsb) memiliki skor
index rendah yaitu sebesar 39,92.

Berbanding terbalik dengan mentalitas kaya, mental miskin adalah sebuah


sikap yang cenderung mengikuti arus tren dan menghabiskan banyak uang untuk
kebutuhan di luar keperluan pokok.
Selain memikirkan barang-barang baru, sikap mental miskin cenderung
menaruh kepentingan besar pada pendapat dan ingin memberikan kesan tertentu
terhadap masyarakat di sekelilingnya. Oleh sebab itu, sering terjadi transaksi
pembelian yang tidak terencana.
Salah satu aksi yang menjadi contoh mental miskin yaitu pembelian barang
mendadak saat akan menyambut perayaan hari besar seperti Hari Raya atau
Natal. Namun, sebagai dampak dari pengeluaran dana berikut, sering terjadi
utang dan cicilan.

B. PERBEDAAN MENTAL KAYA DAN MENTAL MISKIN


1. Mental kaya sibuk menjadi kaya, sedangkan mental miskin sibuk terlihat
kaya
Biasanya orang yang mempunyai mental kaya akan lebih banyak
mengeluarkan uang hasil kerja kerasnya untuk membeli asset asset yang
memiliki kenaikan nilai dimasa depan atau lebih banyak menabung uang
hasil kerja kerasnya. 
Buat mereka terlihat kaya tidaklah penting, karena hanya dengan terlihat
kaya yang ditimbulkan dari sebuah gengsi, mereka berpikir bahwa uang
yang telah dihasilkan dengan kerja kerasnya akan habis begitu saja, dan
menurut mereka itu sangat tidak worth it jika dibandingkan membeli asset
untuk masa depan.
Sedangkan orang yang mempunyai mental miskin akan menghabiskan
uangnya untuk memenuhi gengsinya, yaitu terlihat kaya. Karena menurut
pandangan mereka dengan terlihat kaya mereka sudah menjadi orang kaya.

2. Mental kaya membeli fungsi, mental miskin membeli gengsi


Orang yang mempunyai mental kaya biasanya hanya membeli barang yang
memiliki fungsi tertentu, misal dia ingin membeli sebuah gadget, maka dia
akan membeli gadget sesuai apa yang dibutuhkan, bukan dilihat dari harga
atau apa yang sedang trend. 
Sementara orang yang mempunyai mental miskin, jika dia akan membeli
gadget maka dai akan memilih gadget dengan harga yang mahal atau yang
sedang trend, karena dia lebih mementingkan gengsinya dari pada fungsi
gadget yang dia butuhkan.
Bila dipikir-pikir, orang yang hanya membeli gadget hanya karena gengsi
saja itu akan sangat merugi, karena sebagai contoh orang yang membeli
gadget iphone hanya untuk gengsi, maka dia akan selalu update gadgetnya
sesuai apa yang terbaru dari produk iphone, dan orang yang memang
membeli karena fungsinya akan membeli hal lain.
Ketika si mental miskin hanya membeli gadget terbaru yang dikeluarkan
apple, si mental kaya akan menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan
yang lain. Dan dalam 5 tahun ke depan bisa jadi si mental kaya sudah
mendapatkan rumahnya dengan tidak mengikuti trend gadget, sedangkan si
mental miskin hanya mendapat produk apple yang tertumpuk karena
mengikuti trend.
3. Mental kaya membuat uang bekerja untuknya, mental miskin bekerja untuk
uang
Mentalitas orang miskin selalu terarah pada uang, uang, dan uang. Mereka
menghabiskan lebih dari separuh hidup mereka demi mendapatkan uang.
Ketika mendapatkan uang tersebut, mereka akan segera menghabiskannya
demi kesenangan sesaat.
Berbeda dengan si kaya yang memiliki keyakinan bahwa uanglah yang
bekerja untuk mereka. Mereka pandai mengatur keuangannya, sehingga tahu
kapan saat tepat untuk menyimpan, mengeluarkan, dan juga berinvestasi.

4. Mental kaya mengelola pengeluaran, mental miskin tidak pernah membuat


perencanaan
Orang yang mempunyai mental kaya akan mengelola keuangannya supaya
output tidak melebihi input, dengan begitu mereka bisa menyisihkan
inputnya untuk di tabung atau di investasikan supaya uang tersebut tidak
terkena inflasi.
Berbeda dengan mental kaya, mental miskin cenderung tidak membuat
rancangan keuangan dikarenakan mereka biasanya akan menggunakan uang
tersebut untuk hal-hal yang bahkan tidak penting, contohnya untuk membeli
barang yang hanya disebabkan oleh gengsi. Dengan begitu orang yang
mempunyai mental miskin cenderung akan menghabiskan input yang
mereka dapatkan, atau bahkan output yang dikeluarkan lebih besar
disbanding input yang masuk.

5. Mental kaya menabung di awal, mental miskin menabung di akhir


Menabung di awal adalah salah satu hal yang dilakukan si mental kaya,
karena mereka mempunyai pemikiran bahwa bersusah-susah dahulu
bersenang-senang kemudian, yang artinya di masa mereka menjadi seorang
yang produktif, mereka akan menggunakan inpti yang dihasilkan dengan
baik, dan memanfaatkan sisanya untuk ditabung, baik itu ditabung di bank
atau ditabung dengan cara diinvestasikan ke saham, emas, dan sebagainya
yang memiliki kenaikan nilai di masa depan.
Sedangkan mental miskin akan menabung di akhir, karena mereka
mempunyai pemikiran bahwa mereka bekerja hanya untuk memuaskan
dirinya sendiri, artinya mereka mengejar uang hanya untuk membelanjakan
uang yang dihasilkan, belum memikirkan masa depannya, mereka berpikiran
bahwa tak masalah jika menghabiskan uangnya sekarang, toh bulan depan
mereka masih menghasilkan input. 
Dan biasanya mereka baru menyadari hal tersebut jika mereka sudah puas
dengan apa yang mereka keluarkan, di situlah mereka akan menabung,
bahkan ada yang baru menabung di masa tua.

C. SIKAP MENTAL ORANG SUKSES – GAGAL

Perbedaan antara orang yang sukses dan yang tidak sukses tidak
tergantung pada umur orang tersebut, besarnya warisan dari orang tua juga tidak
menjamin seseorang menjadi kaya atau miskin, ras atau warna kulit juga bukan
faktor penting, Perbedaan sikap mental yang menentukan perbedaan nasib.

 Mental Orang Sukses


1. Selalu Berkata SAYA BISA
2. Bersikap Proaktif
3. Bersikap Dinamis
4. Bersikap Optimis
5. Memiliki Prioritas
6. Disiplin
7. Penuh Percaya Diri
8. Berani Mengambil Suatu Keputusan
9. Mandiri
10. Belajar dari Keberhasilan Orang Lain
11. Tidak Mudah Puas
12. Giat Mencari Inovasi Baru
13. Positif Thinking
14. Berpikir Dulu Baru Bertindak
15. Menciptakan Peluang
16. Cermat / Tetiti Dlm Bekerja
17. Mencari Solusi Atas Suatu Masalah
18. Terus Berusaha Walau Gagal
19. Introspeksi Diri
20. Mau Menerima Kritikan

 Mental Orang Gagal


1. Selalu Berkata SAYA Tdk BISA
2. Bersikap Reaktif
3. Bersikap Statis
4. Bersikap Pesimis
5. Tidak Memiliki Prioritas
6. Indisipliner
7. Percaya Pada Nasib
8. Ragu-Ragu Mengambil Suatu Keputusan
9. Tergantung Orang Lain
10. Iri Terhadap Keberhasilan Orang Lain
11. Mudah Puas
12. Malas Mencari Inovasi Baru
13. Negatif Thinking
14. Bertindak Dulu Baru Berpikir
15. Menunggu Peluang
16. Ceroboh Dalam Bekerja
17. Mencari Kambing Hitam Atas Suatu Masalah
18. Putus Asa Bila Gagal
19. Menyalahkan Orang Lain
20. Marah Bila Dikritik

D. TIPS KELUAR DARI MENTALITAS MISKIN

Contoh-contoh di atas semakin menegaskan bahwa yang kaya akan


menjadi semakin kaya, sedangkan yang miskin akan semakin teruruk dalam
kemiskinan serta mentalitasnya. Disadur dari buku karya Robert Kiyosaki “Rich
Dad Poor Dad”, kami akan membagikan sedikit tips untuk keluar dari lingkaran
serta mentalitas miskin.
 Ambil pendidikan yang baik
Robert Kiyosaki mengatakan bahwa kita harus mengambil pendidikan
sedemikian rupa sebagai pondasi bila kelak kita akan mendirikan usaha.
Bagaimanapun, pengalaman pendidikan formal akan memberi dampak
siknifikan terhadap kehidupan kita.
 Bekerja untuk impian Anda, bukan untuk orang lain
Investasikanlah waktu yang kita miliki untuk melihat potensi serta
mengembangkan keterampilan kita. Cari cara serta peluang baru untuk maju
dan meraih impian kita. Jika Anda sedang berada dalam zona nyaman,
tinggalkan itu dan kembali fokus pada impian Anda.
 Berinvestasilah dalam suatu aset, jangan melakukan pemborosan
Prioritaskan uang yang Anda peroleh ke dalam kotak investasi. Tunda dulu
untuk membeli mobil atau rumah impian Anda. Jika Anda sudah berhasil
kelak, maka Anda bisa membeli dan mendapatkan apa pun yang Anda
inginkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/10/25/mental-kaya-vs-mental-miskin

https://www.simulasikredit.com/perbedaan-mentalitas-orang-miskin-dan-orang-kaya/

https://www.kompasiana.com/syafiyanisrina/60b85507d541df611d13d012/mental-
kaya-vs-mental-miskin-kamu-yang-mana

Bahan Ajar ppt Kewirausahaan The Power of Sikap Mental

Anda mungkin juga menyukai