Anda di halaman 1dari 11

Asuhan keperawatan Medikal Bedah III Dengan

Gangguan Fraktur

Di susun oleh:
Nurisa’ida ismaya
Hermalita
Rio Rahmat Alfath

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
TAHUN 2021
definisi
KONSEP PENYAKIT

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di


tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas,gangguan
fungsi, pemendekan , dan krepitasi (Doenges, 2002). Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas tulang,tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial
(Rasjad, Chairuddin 2007).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347). Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya (Smeltzer and Bare, 2001).
Anatomi

Tulang adalah jaringan yang kuat dan


tangguh yang memberi bentuk pada tubuh.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang
yang mendukung dan melindungi organ lunak,
terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang
membentuk rangka penunjang dan pelindung
bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-
otot yang menggerakan kerangka tubuh.
Tulang juga merupakan tempat primer
untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fosfat (Price dan Wilson, 2006).
Tulang ekstrimitas bawah atau anggota
gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh
dengan perantara gelang panggul terdiri dari 31
pasang antralain: tulang koksa, tulang femur,
tibia, fibula, patella, tarsalia, meta tarsalia, dan
falang (Price dan Wilson, 2006).
Etiologi

Fraktur adalah terputusnya


kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur
akibat dari trauma, beberapa fraktur Patofisiolagi
sekunder terhadap proses penyakit seperti
osteoporosis, yang menyebabkan fraktur Trauma pada tulang dapat menyebabkan
yang patologis (Mansjoer, 2002).Etiologi keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan, fraktur
dari fraktur menurut Price dan Wilson terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur
(2006) ada 3 yaitu: tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan
1. Cidera atau benturan. jaringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan
2. Fraktur patologik terjadi pada daerah- pembuluh darah ( Smeltzer dan Bare, 2001).
daerah tulang yang telah menjadi lemah
oleh karena tumor, kanker dan
osteoporosis.
3. Fraktur beban atau fraktur kelelahan
terjadi pada orang- orang yang baru saja
menambah tingkat aktivitas mereka, seperti
baru di terima dalam angkatan bersenjata
atau orang-orang yang baru mulai latihan
lari.
.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi,
deformitas, pemendekan ekstrimitas, krepitus, pembengkakan
local, dan perubahan warna yang dijelas kan secara rinci
sebagai berikut:
● Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen
tulang di imobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur
merupakan bentuk bidai alamiah yang di rancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
● Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan
cenderung bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya
● Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur.
● Saat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik
tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan
antara fragmen satu dengan yang lainya.
● Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi
sebagai akibat dari trauma dan perdarahan yang mengikuti
fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi setelah beberapa jam
atau hari setelah cedera (Smelzter dan Bare, 2002).
Komplikasi
Komplikasi awal
● Syok hipovolemik atau traumatic
● Sindrom emboli lemak Pada saat terjadi
fraktur globula lemak dapat masuk kedalam
pembuluh darah karena tekanan sumsum
tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler
● Sindroma Kompartement Merupakan komplikasi dalam waktu
masalah yang terjadi saat perfusi jaringan lama
dalam otot kurang dari yang dibutuhkan 1. delayed union ( penyatuan
untuk kehidupan jaringan. Ini bisa tertunda)
disebabkan karena penurunan ukuran 2. non union ( tidak menyatu )
kompartement otot karena fasia yang 3. Malunion
membungkus otot terlalu ketat, penggunaankelainan penyatuan tulang karena
gibs atau balutan yang menjerat ataupun penyerasian yang buruk dan
peningkatan isi kompatement otot karena menimbulkan deformitas,
edema atau perdarahan sehubungan dengan angulasi atau penggeseran.
berbagai masalah (misalnya : iskemi,dan
cidera remuk).
Pemeriksaan diagnostik

1. X – RAY dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau


keadaan tulang yang cidera
2.` Bone scans, tomogram atau MRI scans
3. Arteriogram dilakukan bila ada kerusakan vaskuler
4. CCT kalau banyak kerusakan otot
4. Pemeriksaan darah lengkap
Penatalaksanaan medis dan keperawatan

1. Tehnik imobilitas dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips
2. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling tulang
3. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkus diantara tulang
yang patah, gips yang ideal adalah membungkuas tulang sesuai dengan
bentuk tubuh.

Daftar masalah keperawatan


•Nyeri akut
•Gangguan mobilitas fisik
•Intoleransi aktivitas
•Gangguan integritas kulit/jaringan
Resiko infeksi
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agenda pencendera dibuktikan dengan
tampak meringis, mengeluh nyeri, bersikap protektif.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang dibuktikan dengan mengeluh sulit menggerakkan
esktremitas, kekuatan otot menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan
mengeluh lelah.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanisme
dibuktikan dengan kerusakan jaringan atau lapisan kulit.
5. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif.
evaluasi

1. Tingkat nyeri menurun


2. Mobilitas fisik meningkat
3. Toleransi aktivitas meningkat
4. integritas kulit dan jaringan
meningkat
5. tingkat infeksi menurun
thanks

Anda mungkin juga menyukai