Disusun Oleh :
Kelompok 4
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai
dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, ruptur tendon, kerusakan
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya,
terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang
dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian
proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian distal
permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.
B. ETIOLOGI
C. ANATOMI FISIOLOGI
Secara umum fungsi tulang menurut Price dan Wilson (2018) antara lain:
a. Sebagai kerangka tubuh. Tulang sebagai kerangka yang menyokong dan memberi
bentuk tubuh.
b. Proteksi Sistem musculoskeletal melindungi organ- organ penting, misalnya otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang di bentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
c. Ambulasi dan Mobilisasi. Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya
pergerakan tubuh dan perpindahan tempat, tulang
d. memberikan suatu system pengungkit yang di gerakan oleh otot- otot yang
melekat pada tulang tersebut ; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan
oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.
D. KLASIFIKASI
a. Fraktur traumatik, terjadi karena trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan
kekuatan besar dan tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi
patah.
E. PATOFISIOLOGI
F. PATHWAY
(Wijaya, Andra Saferi , 2018)
G. MANIFESTASI KLINIS
4. Saat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang
lainya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai akibat dari
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi
setelah beberapa jam atau hari setelah cedera (Smelzter dan Bare, 2002).
H. KOMPLIKASI
1) Kerusakan arteri Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak
adanya nadi,CRT (capillary refill time) menurun, sianosis pada bagian distal,
hematom melebar dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan
darurat splinting, perubahan posisi pada bagian yang sakit, tindakan reduksi dan
pembedahan.
2) Sindrome kompartemen Kompikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot,
tulang, saraf, pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini di sebabkan oleh edem
atau perdarahan yang menekan otot, sraf, pembuluh darah atau tekanan luar
seperti gips, pembebatan dan penyangga. Perubahan fisiologis sebagai akibat dari
peningkatan tekanan kompartemen yang seringkali terjadi adalah iskemi dan
edema.
3) Fat embolism syndrome (FES) Fat embolism syndrome merupakan suatu sindrom
yang mengakibatkan komplikasi serius pada fraktur tulang panjang, terjadi karena
sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun. Ditandai dengan adanya
gangguan pernafasan, takikardi, hipertensi, takipnea dan demam.
4) Infeksi Biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka tetapi dapat terjadi juga
pada penggunaan bahan lain dalam pembedahan, seperti pin (ORIF dan OREF)
dan plat yang tepasang didalam tulang. Sehingga pada kasus fraktur resiko infeksi
yang terjadi lebih besar baik karena penggunaan alat bantu maupun prosedur
invasif.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalahmasalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
a. Data Subjektif
1 Anamnesa
a) Identitas Klien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b) Keluhan Utama Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas
/ mobilisasi pada daerah fraktur tersebut
c) Riwayat Penyakit Sekarang Pada klien fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh
trauma / kecelakaan, degeneratif dan pathologis yang didahului dengan perdarahan,
kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, pucat /
perubahan warna kulit dan kesemutan.
d) Riwayat Penyakit Dahulu Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang
atau tidak sebelumnya dan ada / tidaknya klien mengalami pembedahan perbaikan
dan pernah menderita osteoporosis sebelumnya
e) Riwayat Penyakit Keluarga Pada keluarga klien ada / tidak yang menderita
osteoporosis, arthritis dan tuberkolosis atau penyakit lain yang sifatnya menurun dan
menular
2 Pola-pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat Pada kasus fraktur akan timbul
ketakutan akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus menjalani
penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. Selain itu,
pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang
dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa
mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi
melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan
lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi
klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau
protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan 30 faktor predisposisi
masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas juga
menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
c) Pola Eliminasi Untuk kasus fraktur tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi
walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada
pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya,
warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
d) Pola Tidur dan Istirahat Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak,
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga,
pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur,
dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.
e) Pola Aktivitas Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk
kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh
orang lain.
f) Pola Hubungan dan Peran Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat inap
g) Pola Persepsi dan Konsep Diri Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul
ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah
(gangguan body image)
h) Pola Sensori dan Kognitif Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada
bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga
pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat
fraktur
i) Pola Reproduksi Seksual Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan
hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa
nyeri yang dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk
jumlah anak, lama perkawinannya
j) Pola Penanggulangan Stress Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan
dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya.
Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif.
k) Pola Tata Nilai dan Keyakinan Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan
kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa
disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.
b. Data obyektif
1 Keadaan Umum: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada
keadaan klien.
2 Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun
bentuk.
3 Pemeriksaan fisik :
a) Sistem Integumen Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma
meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
b) Kepala Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
c) Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek
menelan ada.
d) Muka Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan
fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
e) Mata Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi
perdarahan) Telinga Tes bisik atau weber masih dalam keadaan
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
f) Hidung Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
g) Mulut dan Faring Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pucat
h) Thoraks Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
Paru
I. Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada
riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
II. Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
III. Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
IV. Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan
lainnya seperti stridor dan ronchi.
i) Jantung
I. Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
II. Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
III. Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
j) Abdomen
I. Inspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
II. Palpasi
Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
III. Perkusi
Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
IV. Auskultasi
Peristaltik usus normal ± 20 kali/menit.
k) Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien dengan fraktur meliputi :
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik dd mengeluh nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang dd nyeri saat
bergerak
3. RENCANA KEPERAWATAN
5. Evaluasi
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. W
b. Umur : 65 tahun
c. Agama : Islam
d. Alamat : Magelang
e. Pendidikan : SD
f. Tanggal Masuk : 23 Januari 20223
g. Diagnosa Medis : Fraktur
h. No. Register : 241xxx
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. E
b. Umur : 45 thn
c. Alamat : Magelang
d. Pendidikan : SLTA
e. Hubungan dg klien : Anak
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan bawah
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan jatuh terpeleset di sawah kemudian kaki kanan klien bengkak, lalu
keluarga klien membawa klien ke IGD RSUD Tidar Magelang pada tanggal 23 Januari
2023.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami patah tulang.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien, tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC,
HIV/Aids atau HbsAg. Keluarga klien tidak memiliki Riwayat penyakit Hipertensi
ataupun DM.
4. Riwayat Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi.
GENOGRAM
: Perempuan
: tinggal serumah
: Pasien
: meninggal
: Laki-laki
b. Saat sakit
Klien mengatakan nafsu makan masih seperti biasa.
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit : klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek, berwarna
kuning kecoklatan dengan bau khas. Pasien BAK 6-10 x/ hari.
b. Saat sakit : Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 6-8x/ hari.
4. Pola istirahat dan tidur
Kebutuhan tidur klien tidak terganggu, klien tidur malam selama 6-8 jam. Kualitas tidur
baik.
5. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit
klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri saat dirumah.
b. Saat sakit
Klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri seperti makan, minum,
berganti baju dan lainnya dengan bantuan. Aktivitas klien sedikit terbatas hanya
diatas tempat tidur karena terkendala kaki kanan terpasang bidai dan pada saat
bergerak kaki kanan klien terasa nyeri.
6. Pola peran dan hubungan
Setelah sakit klien tidak dapat menjalankan perannya dengan maksimal sebagai ibu dan
istri untuk keluarganya. Hubungan dengan keluarga baik.
7. Pola persepsi kognitif dan sensori
a. Persepsi dan Sensori :
- Penglihatan Baik
- Pendengaran Baik
- Penciuman Baik
- Pengecapan Baik
- Perabaan Baik
b. Kognitif
Ny. W mampu menyebutkan tempat, waktu, jam dan orang disekitarnya. Ny. W
mengatakan mengetahui kondisinya saat ini.
8. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Body Image : Klien percaya diri dengan seluruh tubuhnya
b. Identitas Diri : Klien adalah seorang perempuan
c. Harga Diri : Klien ingin cepat sembuh dan tidak ada masalah dengan
tubuhnya.
d. Peran Diri : Klien adalah seorang ibu dengan 2 anak.
e. Ideal Diri : Klien tetap yakin akan sembuh dari penyakitnya dan ingin
cepat pulang supaya bisa menjalani perannya sebagai ibu dan istri dengan nyaman
dan tidak ada gangguan penyakit pada tubuhnya.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Tidak ada gangguan pada pola seksualitas dan reproduksi.
10. Pola mekanisme koping
Klien selalu terbuka dengan perawat maupun dengan keluarganya. Terbukti kalau
ditanya oleh perawat tentang apa yang dirasakan saat ini klien selalu terbuka untuk
menjawab. Klien dalam memutuskan suatu permasalahan selalu di diskusikan dengan
keluarganya.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit klien menjalankan ibadah rutin sholat 5x sehari dan sholat sunnah.
Selama sakit klien rutin berdoa untuk kesembuhannya.
12. Kebutuhan Aman dan Nyaman
Klien mengatakan merasakan gangguan aman dan nyaman yaitu nyeri
P : saat menggerakkan kaki kanan
Q: seperti tertusuk
R : kaki kanan
S : skala 5
T : hilang timbul
Keterangan:
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal mandi, berpindah,ke kamar keecil,
berpakaian, dan makan.
B Kekamar mandi dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali satu
fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tersebut.
D Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, dan satu fungsi tersebut.
E Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian,ke kamar kecil, dan satu fungsi tersebut.
F Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian,ke kamar kecil,berpindah, dan satu fungsi
tersebut.
G Ketergantungan dalam semua fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tersebut, tetapi tidak
dapat diklasifikasikan sebaagai C,D,E,F,dan G.
Skala jatuh
No Pengkajian Skala Nilai
1 Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh dalam
3 bulan terakhir
2 Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki lebih
dari satu penyakit
3 Alat bantu jalan:
Bedrest/dibantu
Kruk/tongkat/wolker
Berpegangan pada benda-benda sekitar
(kursi,meja,lemari)
4 Terapai intravena: apakah lansia mendaptkan
terapi cairan/ terpasang infus
5 Gaya berjalan /berpindah
Nomal/ Bedrest/Imobil (tidak dapat bergerak
sendiri)
Lemah (tidak bertenaga)
Gangguan/ Tidak normal ( Pincang atau diseret)
6 Status mental
Lansia menyadari kondisi dirinya
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat
Total
Keterangan
Tingkatan Resiko Skor Akhir Tindakan
Tidak beresiko 0 - 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi, pencegahan
jatuh standar
Resiko tinggi Lebih dari Pelaksanaan intervensi, pencegahan
50 jatuh resiko tinggi
Status kognitif
Skore Portable Mental Status Quesionaire (SPMSQ)
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini? Tanggal 23
2 Hari apa sekarang? Hari Senin
3 Dimana anda sekarang?
4 Berapa anak anda?
5 Dimana alamat anda?
6 Berapa umur anda?
7 Kapan anda dilahirkan?
8 Siapan presiden Indonesia sekarang?
9 Siapa presiden sebelumnya?
10 Siapa nama kecil ibu anda?
Jumlah keseluruhan total
Penilaian SPMSQ
1) Kesalahan 0-3 : Fungsi intelektual utuh
2) Kesalahan 4-5 : Fungsi intelektual ringan
3) Kesalahan 6-8 : Fungsi intelektual sedang
4) Kesalahan 9-10 : Fungsi intelektual berat
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : E4V5M6 composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 88 x/ menit
SpO2 : 96%
Suhu tubuh : 36,30 C
Tekanan darah : 207/110 mmHg
RR : 20 x/menit
3. Kulit : Turgor kulit baik kembali kurang dari 2 detik kiri.
4. Kepala : Ukuran kepala mesochepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa/benjolan, kulit kepala bersih.
5. Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada lesi.
6. Mata : Sklera tidak ikterik, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor dan reflek cahaya baik.
7. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak terdapat lesi pada
hidung.
8. Telinga : Simetris, tidak terdapat sekret.
9. Mulut : Mukosa bibir kering, gigi lengkap tidak terdapat stomatitis.
10. Dada:
a. Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di ICS 4 Anterior aksila sinistra , tidak ada massa
P : Batas Jantung
- Batas atas : ICS III parasterna dekstra dan ICS III parasterna sinistra
- Batas bawah : ICS V parasterna dekstra sampai ICS V anterior aksila
sinistra
- Batas kanan : ICS III sampai ICS V parasterna dekstra
- Batas kiri : ICS III parasterna sinistra sampai ICS V anterior axila sinistra
A : Suara jantung I,II regular. Murmur (-), Gallop (-).
b. Paru-paru :
I : ekspansi dada simetris, tidak ada bekas luka/luka di area dada, RR: 20x/mnt
P : pergerakan dinding dada sama, taktil fremitus teraba
P : sonor
A : vesikuler, ronchi (-)
11. Abdomen:
a. Inspeksi : tidak terdapat asites
Keterangan: 3 5
0 : Paralisis
1 : Tidak ada gerakan terasa
2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi dan sokongan
3 : Gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan
4 : gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan dengan sedikit tahanan
5 : Gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan dengan tahanan penuh
13. Genetalia : tidak terlihat edema dan terpasang kateter urin. Genetalia bersih dan
tidak terdapat luka.
PROGRAM TERAPI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
09.10 WIB 1
- Mengajarkan DS:
manajemen nyeri Klien mengatakan
non farmakologi : mau diajari teknik
napas dalam nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
DO:
Klien terlihat
mempraktikkan cara
nafas dalam
DS:
- Mengajarkan Klien mengatakan
manajemen nyeri mau diajari teknik
non farmakologi : nafas dalam untuk
napas dalam mengurangi nyeri
1
DO:
Klien terlihat
mempraktikkan cara
nafas dalam
19.15
1
1
EVALUASI