KEPERAWATAN PADA
FRAKTUR
KELOMPOK 12
ANATOMI & FISIOLOGI
Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung
dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur
tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak.
Lebih dari 99 % kalsium tubuh total terdapat dalam tulang.
Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi
panas untuk mempertahankan temperature tubuh. (Brunner & Suddarth, 2002).
3.Tulang pipih (misal, sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering
memberikan perlindungan bagi organ vital.
4. Tulang tak teratur (misal vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan
fungsinya. Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik
tulang dan terletak dalam osteon (unit matrik tulang).
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak
medial dan fibula/ tulang betis : tibia adalah tulang pipa dengan batang dan dua ujung.
DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi
mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan korteks;
biasanya patahan lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya
masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tetutup (atau sederhana) kalau kulit atau
salah satu dari rongga tubuh tertembus keadaan ini disebut fraktur terbuka (atau
compound) yang cendrung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi
(A,Graham,A & Louis, S, 2000).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya (Brurner & Suddarth, 2005).
FRAKTUR TERBUKA FRAKTUR TERTUTUP
KLASIFIKASI
1. Ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar, yaitu :
- Patah tulang tertutup
- Patah tulang terbuka. Yang memungkinkan kuman dari luar masuk kedalam luka sampai
ketulang yang patah. Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh
berat ringannya patah tulang.
1. Laserati = 2cm Sederhana , dislokasi (fragmen
minimal)
1. Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan disekitarnya Kominutif, segmental, fragmen tulang
ada yang hilang
2. Patah tulang menurut garis frktur
- Fisura tulang disebabkan oleh cedera tulang hebat atau edema terus
menerus yang cukuo lama seperti juga ditemukan pada retak stress pada
struktur logam
- Patah tulang serong
- Patang tulang tulang lintang
- Patah tulang tulang monitif oleh cedera hebat
- Patah tulang segmental karna cedera hebat
- Patah tulang dahan hijau : perist tetap utuh
ETIOLOGI
3. Kekerasan akibat tarikkan otot : patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang
terjadi, kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukkan, penekukkan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, penarikan.
MANIFESTASI KLINIS
1. deformitas
2. oedema
3. Hematome
4. Spasme otot
5. Parestesia
6. Nyeri
7. Syok
8. laserasi
PATOFISIOLOGI
• Fraktur gangguan pada tulang disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya
dalam tubuh, yaitu stree, gangguan fisik, gangguan metabolik, patologik.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah
menurun.
• COP menurun maka terjadi perubahan perfusi jaringan.
• Hematoma akan mngeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edema lokal maka
penumpukan di dalam tubuh.
• Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenal serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyamannyeri.
• Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu.
WOC
KOMPLIKASI
Komplikasi Awal
• Kerusakan arteri. Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak
adanya nadi, CRT (Capillary refill Time) menurun, sianosis pada bagian distal,
hematoma melebar, tindakan reduksi dan pembedahan.
• Sindrome kompartemen merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah pada jaringan parut. Hal ini
disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah
• Fat embolism syndrome (FES) adalah komplikasi serus pada kasus fraktur tulang
panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning
masuk ke aliran darah dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi
rendah. Infeksi. Sistem pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada jaringan.
• Nekrosis avaskular terjadi karena aliran darah rusak atau terganggu sehingga
menyebabkan nekrosis tulang.
• Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler sehingga menyebabkan oksigen menurun.
Komplikasi Lama
• Delayed union merupakan kegagalan fraktur berkonsulidasi sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Delayed union adalah fraktur yang
tidak sembuh setelah selang waktu tiga bulan untuk anggota gerak atas dan lima
bulan untuk anggota gerak bawah.
• Non-union adalah fraktur yang tidak sembuh antara 6-5 bulan dan tidak dapat
konsolidasi sehingga terdapat pseudoartosis (sendi palsu).
• Mal-union adalah keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, pemendekan, atau union secara
menyilang misal nya pada fraktur tibia-fibula.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan gips, yang dipasang untuk
mempertahankan reduksi harus melewati sendi atas fraktur dan di bawah
fraktur.
5. Remodelling, perbaikan patah yang meliputi pengambilan jaringan yang mati dan
reorganisasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah nyeri. Nyeri tersebut bisa
akut/kronik tergantung lamanya seranagan.
3. Riwayat Penyakit sekarang
Pada pasien fraktur dapat disebabkan oleh trauma/kecelakaan, degenerative dan
patologis yang didahului dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang
mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, pucat/perubahan warna kulit dan
kesemutan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit ini atau penyakit yang menular/menurun
sebelumnya
5. Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga pasien pernah menderita esteoporoses, arthritis dan
tuberculosis/penyakit lain yang sifatnya menurun
6. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada fraktur akan mengalami perubahan/gangguan pada personal hygiene, misalnya
kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB, Bak
3) Pola eliminasi
Kebiasaan miksi/defekasi sehar-hari, kesulitan waktu defekasi dikarenakan
imobiliasasi, feses warna kuning dan konsisten defekasi