DENGAN FRAKTUR
1. Gati Retnaningtyas 8. ivan Bagus K
2. Gyta Permata 9. Ketut Sagita S
3. I Gede Yogi 10. Khoeroh Firmansyah
4. Ika Puspita 11. Khoirin Nida
5. Indah Pertiwi 12. Marianah
6. Indria Dwi
7. Indra irawati
PENGERTIAN FRAKTUR
FRAKTUR ADALAH TERPUTUSNYA KONTINUITAS TULANG DAN
DITENTUKAN SESUAI JENIS DAN LUASNYA. (SMELTZER, 2002)
Trauma syaraf
Trauma pembuluh darah
Indikasi ischemia post trauma: pain, pulseless, parasthesia, pale, paralise menjadi kompartemen syndrome : kumpulan gejala yang terjadi
karena kerusakan akibat trauma dalam jangka waktu 6 jam pertama, jika tidak dibersihkan maka sampai terjadi nekrose yang menyebabkan
terjadinya amputasi.
Komplikasi tulang :
Delayed union : penyatuan tulang lambat
Non union (tidak bisa nyambung)
Mal union (salah sambung)
Kekakuan sendi
Nekrosis avaskuler
Osteoarthritis
Reflek simpatik distrofi
Termasuk kasus emergensi, dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai
Fraktur Terbuka perdarahan hebat dalam waktu 6-8 jam (golden periode). Kuman belum terlalu jauh
meresap dilakukan: Pembersihan luka, Exici, Hecting, situasi dan Pemberian antibiotik
1. Pembedahan
2. Reduksi tertutup yaitu fiksasi perkuatan dengan K-wire dan memberikan traksi serta
Fraktur Tertutup gips
1. Rekognisi
2. Reduksi ( termasuk ORIF)
3. Immobilisasi
Seluruh Fraktur 4. Rehabilitasi
KONSEP ASKEP DENGAN FRAKTUR
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Identitas klien meliputi Nama, tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama, no register
• Keluhan utama : pengakajian nyeri berupa PQRST (Provoking Incident, Quality of Pain, Region,
Severity (Scale) of Pain, Time)
• Riwayat penyakit sekarang : sebab dari fraktur dan bisa berupa kronologi kejadian
• Riwayat penyakit dahulu dan riiwayat penyakit keluarga
• Pemeriksaan fisik meliputi kesadaran klien, keadaan klien (apakah akut, sedang, berat), cek tanda-
tanda vital, keadaan luka di inspeksi (perhatikan wajah klien, warna kulit kemudian syaraf, tendon,
ligamen, tulang apakah ada 41 jaringan parut,warna kemerahan atau kebiruan atau
hiperpigmentasi, apa ada benjolan dan pembengkakan atau adakah bagian yang tidak normal.
Sedangkan pada pemeriksaan palpasi yaitu : apakah ada pembengkakan dan perubahan suhu
tubuh.
• Kaji Pergerakan
Diagnosa Keperawatan
• Dx : resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan integritas kulit, prosedur
invasif/traksi tulang)
Intervensi : - monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
- cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- batasi jumlah pengunjung
- pertahankan tekhnik aspetik pada pasien beresiko tinggi
Implementasi Keperawatan
implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dalam membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
menuju kesehatan yang lebih baik yang sesuai dengan intervensi atau rencana
keperawatan yang telah dibuat sebelumnya ( Potter,2015)
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan sistemik dan terperinci mengenai kesehatan klien
dengan tujuan yang ditetapkan, evaluasi dilakukan berkesinambungan yang
melibatkan klien dan tenaga medis lainnya. Evaluasi dalam keperawatan yaitu
kegiatan untuk menilai tindakan keperawatan yang telah dipilih untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur dari proses keperawatan
(Potter,2015)
KASUS
Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat di ruang orthopedi
karena patah tulang akibat KLL. Hasil pengkajian: mengeluh nyeri
yang semakin meningkat jika bergerak, bengkak di femur dextra,
TD 140/98 mmHg, frekuensi nadi95 x/mnt teraba kuat, pernapasan
21 x/mnt, suhu 37°C. Pada pemeriksaan fisik di regio femur dextra
didapatkan ekternal rotation (eksorotasi), nyeri tekan (+); status
neurovaskuler distal (NVD) baik, arteri dorsalis pedis (+), akral
hangat, pucat (-), sensasi (+). Gerakan pasien terbatas. Hasil
rongent didapatkan closed fracture shaft femur dextra.
Direncanakan akan dilakukan operasi ORIF dua hari mendatang,
dengan menggunakan plate (broad plate 14 hole) and screw (6
screw).
Pengkajian
Data Subjektif : Klien mengeluh nyeri yang semakin meningkat jika bergerak
Data Objektif :
• bengkak di femur dextra
• TD 140/98 mmHg, frekuensi nadi95 x/mnt teraba kuat, pernapasan21 x/mnt, suhu
37°C
• Pada pemeriksaan fisik di regio femur dextra didapatkan ekternal rotation
(eksorotasi), nyeri tekan (+); status neurovaskuler distal (NVD) baik, arteri dorsalis
pedis (+), akral hangat, pucat (-), sensasi (+).
• Hasil rongent didapatkan closed fracture shaft femur dextra.
• Gerakan pasien terbatas
• Direncanakan akan dilakukan operasi ORIF dua hari mendatang, dengan
menggunakan plate (broad plate 14 hole) and screw (6 screw).
Analisa Data
DATA Etiologi masalah
O : td 140/98mmhg, nd :
95x/mnt, rr: 22x/mnt dan
skala nyeri 6,tampak pasien
meringis kesakitan hasil rontgen
closed fracture shaft femur
dextra
S : klien mengatakan nyeri saat Kerusakan integritas struktur Gangguan mobilitas fisik
berger tulang
1 Nyeri akut b/d pergeseran fragmen tulang • Identifikasi skala nyeri dan obs TTV
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas nyeri
• Identifikasi respon nyeri non verbal
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Berikan tekhnik non farmakologi
2 Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan • Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
integritas struktur tulang • Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
• Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(duduk di tempat tidur)
• Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
aktivitas dite mpat tidur
Dx Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan
1 Tgl 1 oktober 2021 pkl. 10.00 WIB S : pasien mengatakan masih nyeri jika kaki digerakkan
O : skala nyeri 6, Td :: 130/70 mmhg, nd:90x/mnt, sh : 36,, rr:
• Mengidentifikasi skala nyeri 20x/mnt, tampak bengkak di paha kanan
• Melakukan observasi TTV A : nyeri belum teratasi
• mengidentifikasi lokasi, karakteristik, P : intervensi dilanjutkan
durasi, frekuensi dan kualitas nyeri
• Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
• Berkolaborasi pemberian analgetik
2 Tgl 1 oktober 2021 pkl. 12.00 WIB
• Mengidentifikasi adanya nyeri dan S : pasien mengatakan masih nyeri di paha kanan
keluhan fisik lainnya O : tampak sulit digerakkan, aktivitas di tempat tidur
• Memasilitasi aktivitas mobilisasi dengan A : gangguan mobilitas fisik belum teratasi
alat bantu P : intervensi dilanjutkan
• Mengajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (duduk di tempat tidur)
• Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam aktivitas dite mpat tidur
TERIMA KASIH