Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri

telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada

masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industrjalisasi dapat

memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Disebut sebagai "pembunuh

diam-diam" karena orang hipertensi tidak menampakkan gejala (Brunner &

Suddarth, 2002)

Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan cenderung

meningkat dimasa yang akan datang karena tingkat keganasannya yang tinggi

berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi

pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian

keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu

yang panjang bahkan sampai seumur hidup. (Notoatmodjo 2013)

Pada proses pengobatan hipertensi keluarga diharapkan mempunyai

pengetahuan tentang perawatan penyakit hipertensi agar tercipta suatu

perilaku perawatan yang tepat pada penderita hipertensi dalam hal

pencegahan, penatalaksanaan yang benar dan tepat. Hal ini diakibatkan

adanya faktor genetik pada penderita hipertensi. (Herawati 2013)

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ

tubuh, hampir 1 miliar orang atau 1 dan 4 orang dewasa menderita hipertensi.

Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per

tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal. Di negara

berkembang penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya

ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di

negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2008, di

perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan

pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini

(Eka, 2011:3)

Menurut WHO dan The International Society Of Hypertension (ISH) saat

ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta

diantaranya meninggal setiap tahunnya. WHO memperkirakan pada tahun

2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan

didunia diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah

negara yang berkembang. Dan 50% penderita hipertensi yang diketahui 25%

mendapat pengobatan dan hanya 15% yang diobati dengan baik. Pengobatan

penderita hipertensi belum efektif karena sering terjadi kekambuhan serta

menimbulkan efek samping berbahaya dalam waktu yang panjang (Dicky,

2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kuncoro (2012) yang berhubungan

dengan tingkat pengetahuan dan sikap klien hipertensi dengan diit pada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

pasien rawat jalan menunjukan hasil ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap diit klien hipertensi. Penderita perlu dilakukan

terciptanya status kesehatan yang muncul dan disebabkan oleh kurang nya

perawatan keluarga. Apabila pengetahuan tentang hipertensi cukup baik akan

berpengaruh pada sikap yang baik pula pada keluaarga untuk melakukan

perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran yang menunjukan

penurunan dari 31,7% tahun 2007 menjadi 25,8% 2013. Asumsi penurunan

diperkirakan karena perbedaan alat ukur yang digunakan tahun 2007 tidak

diproduksi lagi. Pada tahun zsz2013 kesadaran masyarakat yang semakin

membaik pada tahun 2013. Asumsi terlihat dimana prevalensi hipertensi

berdasarkan diagnosis atau gejala meningkat. Hal ini menunjukan kesadaran

masyarakatyang sudah memeriksakan diri pada tenaga kesehatan meningkat

sedikit. (Kemenkes 2013)

Berdasarkan Pra Survey yang dilakukan di Puskesmas Gadingrejo

diperoleh data pasien penderita Hipertensi sebesar 2 pasien. Berdasarkan data

tersebut diatas untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

“Asuhan Keperawatan pada Keluarga Yang Mengalami Hipertensi” sebagai

salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan.

Dengan harapan dapat meningkatkan dan mempertahan kan kesehatan

keluarga melalui 5 fungsi keluarga sehingga tercapai derajat kesehatan

keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

B. Batasan Masalah

Asuhan keperawatan keluarga yang mengalami hipertensi dengan

ketidakefektifan koping keluarga di Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga yang mengalami hipertensi

dengan ketidakefektifan koping keluarga di Puskesmas Gading Rejo Tahun

2017?

D. Tujuan

1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama

hipertensi dengan ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017?

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi denga ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

c. Scoring untuk keluarga menentukan prioritas masalah hipertensi

dengan ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di Puskesmas

Gading Rejo Tahun 2017.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

d. Menyusun rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang

muncul pada keluarga dengan ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Diri di Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

e. Melaksanakan tindakan mandiri kepada keluarga yang mengalami

hipertensi denga ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

f. Evaluasi asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami

hipertensi denga ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

g. Mendokumentasikan hasil implementasi yang mengalami hipertensi

ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri di Puskesmas Gading

Rejo Tahun 2017.

E. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang akan melakukan

penelitian tentang hipertensi dengan ketidakefektifan koping keluarga di

Puskesmas Gading Rejo Tahun 2017.

2. Bagi Instansi

Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan,

khususnya kepada keluarga yang mengalami hipertensi di Puskesmas

Gading Rejo Tahun 2017.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

3. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan tambahan tentang pencegahan dan

penanggulangan pada penyakit hipertensi di Puskesmas Gading Rejo

Tahun 2017.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Menurut Duval (2012) keluarga merupakan sekumpulan orang yang

dihubungkan oleh ikatan perkawinan, kelahiran yang bertujuan

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum meningkatkan

fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.

Menurut Bergess (1962) keluarga terdiri atas kelompok orang yang

mempunyai ikatan perkawinan , keturunan atau hubuungan sedarah atau

hasil adopsi anggota tinggal bersama dalam satu rumah anggota

berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunya

kebiasan kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai

keunikan sendiri.

Bailon dan Maglaya (1989), Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga

adalah dua lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,

perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yanng berinteraksi satu

dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya.

7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

2. Peran dan Fungsi Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy

2008, hal 34 adalah sebagai berikut :

a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan

sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik

anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari

peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spiritual.

Fungsi keluarga menurut Friedman, 2008 hal 100, didefinisikan sebagai

hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang

paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga

adalah ;

a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas

kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para

anggota keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer

anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota

masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status

anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi

dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup

masyarakat.

d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi

yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara

efektif.

e. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan

fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.

3. Tahapan Perkembangan Keluarga

Menurut Duvall (2007) dikutip Friedman, 2008; hal 109 –135, tahap dan

tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:

a. Keluarga pemula

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2) Menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis

3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orangtua

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

b. Keluarga sedang mengasuh anak

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek

c. Keluarga dengan anak usia prasekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang

bermain, privasi, keamanan

2) Mensosialisasikan anak

3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja

1) Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

f. Keluarga melepaskan anak dewasa muda

1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami

maupun istri

g. Orangtua usia pertengahan

1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan

penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak

3) Memperkokoh hubungan perkawinan

h. Keluarga lansia
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan

integrasi hidup)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

i. Single adult living alone bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu

orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

j. Middle age atau elderly bentuk keluarga yang terdiri dari sepasang

suami istri paruh baya.

4. Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan sosial, tingkah laku dan

kultur serta gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan bentuk keluarga ini

perlu diperhatikan terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan

Susunan keluarga menjadi 7 bentuk :

1. Keluarga inti menguraikan keluarga dari suami (pencari nafkah).

Seorang istri (ibu runah tangga) dan anak-anak, akhir-akhir ini ada

kecenderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi bentuk

keluarga inti nontradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh

beberapa hal antaralain suami-istri keduanya pekerja atau berkarir dan

keluarga tanpa anak

2. Keluarga besar tradisional keluarga besar tradisional adalah bentuk

keluarga yang pasangan suami istri sama-sama melakukan pengaturan

dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara dan kerabat

lain dalam keluarga tersebut

3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu

kepala rumah tangga, ayah, atau ibu. 5 gaya hidup yang terdapat

dalam keluarga ini yaitu:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

1. Eksekutif tunggal

2. Orang tua penolong

3. Pengganti yang tidak ada hubungan keluarga

4. Pengganti yang ada hubungan keluarga

5. Orang tua tituler

4. Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat

dimasyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti di panti werda, tetapi

juga ada yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan

kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung

5. Keluarga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985)

orang tua menghadapi 3 maslah yang paling menonjol yaitu :

pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan

kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikatan hati

6. Keluarga binuklear merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai

sehinnga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri

dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam

perbedaan diantara keduanya serta keterbatsan waktu yang digunakan

dalam setiap rumah tangga. Bentuk keluarga ini menimbulkan masalah

bagi orang tua dan anak karena :

1. Peran orang tua akan tergannggu baik mencari nafkah, peran asuh

serta peran pendidik

2. Peran anak pun akan terganggu karena akan menghadapi keluarga

inti yang terpisah dalam hal kasih sayang dan perlindungan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

3. Kerja sama kedua orang tua akan menjadi lebih berat karena tidak

ada kecocokan diantara mereka akan menjadi lebih berta

7. Bentuk variasi keluarga nontradisional meliputi bentuk keluarga yang

sangat berbeda satu sama lain baik dalam struktur maupun

dinamikannya. Bentuk keluarga ini yang spesifik adalah perkawinan

terbuak, keluarga komunal, pasangan kumpul kebo perkawinan

kelompok, perkawiana lesbian atau gay.

5. Ciri — ciri struktur keluarga

1. Terorganisasi yaitu sating berhubungan, sating ketergantungan antara

anggota keluarga

2. Ada keterbatasan dimana setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masinng-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggota keluarga

mempunya peranan dan fungsinya masing-masing

Menurut Friedman (2008) struktur keluarga terdiri atas:

1. Pola dan proses komunikasi

2. Struktur peran

3. Struktur kekuatan dan struktur nilai

4. Norma

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

5. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga adalah sebagai berikut

1. Fungsi biologis yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan

memelihara dan membesarkan anak serta kebutuhan gizi keluarga

2. Fungsi psikologi yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman

bagi keluarga memberikan perhatian diantara keluarga memberikan

kedewasan kepribadian anggota keluarga serta memberikan

identitas pada keluarga

3. Fungsi sosialisasi yaitu membinan sosialisasi pada anak

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah

perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya

4. Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang

5. Fungsi pendidikan yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan

penngetahuan, keterampilan, membentuk prilaku anak sesuai

dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak

untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan

ntingkat perkembangannya

6. Peran keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah

sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,

perlindungan atau pengayom dan pemberi rasa aman kepada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

anggota keluarga. Selain itu sebagai anggota masyarakat atau

kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga,

pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan sebagai

pencari ,nafkah tambahan keluarga, selain itu sebagai anggota

masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai

dengan perkembangan fisik, mental sosial dan spiritual

7. Peran perawat keluarga

Perawatan keperawatan keluarga adalah pelayanan yang ditujukan

pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewuiudkan keluarga

yang sehat. Fungsi keperawatan keluarga membanty keluarga

untuk menyelesaikan maslah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perwatan

kesehatan keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga

adalah:

a. Pendidik

Perawat memberikan pengetahuan kepada klien dalam rangka

meningkatkan kesehatan, perawat memberikan pendidikan

tentang kesehatan kepada kelompok keluarga yang berresiko

tinggi dan kader kesehatan.. perawat memberikan konseling

atau bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang

masalah kesehatan sesuai prioritas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

b. Koordinator

Perawat mengkoordinator seluruh pelayanan keperawtan

mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas

mengembangkan sistem pelayanan keperawatan dan

memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan

pelayanan keperawatan disaran kesehatan

c. Pelaksanaan

Dalam asuhan pelayanan keperawatan meliputi treatment

keperawatan, observasi, pendidikan kesehatanmenjalankan

tretment medikal.melakukan pengkajian mengumpulkan data

dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan

berdasarkan analisa data dari hasil kajian, merencanakan

intervensi, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan

evaluasi berdasarkan respon pasien

d. Konsultan

Perawat sebagai mediator antara klien dengan profesi kesehatan

laininya. Perawat sebagai konsultan terhadap masalah atau

tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.

e. Peneliti

Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah

penelitian menerapkan prinsip dan metode penelitian serta

memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu

asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Perawat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

melakukan penelitian untuk mengembangkan mutu pelayanan

keperawatan.

B. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah systole diatas 140 mmHg

dan tekanan darah diastole diatas 90 mmHg (Brunner and suddarth 2014)

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistollik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak

hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita

penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin

tinggi tekanan darah makin tinggi resikonnya (Sylvia A.Price, 2008)

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan :

1. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebanya.

Faktor yang mempengaruhinya. yaitu: genetik, lingkungan,

hiperaktifitas saraf sinpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan

Na + Ca intraseluler. Faktor - faktor yang meningkatkan resiko,:

obesitas, merokok, alkohol dan poisitemia

2. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing dari hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan :

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau Iebih besar dari 140

mmhg dan tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg

2. Manifestasi klinis Hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan

dengan peningkatan tekanan darah, seiain penentuan tekanan

arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi

arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi Nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

1. Mengeluh sakit kepala atau puling

2. Lemas, kelelahan

3. Sesak nafas

4. Gelisah

5. Mual

6. Muntah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

7. Epistaksis

8. Kesadaran menurun

3. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik atau laboratorium yang perlu dicermati

a. Serum

1. Aldesteron

2. Kolesterol, ttrigliserida

b. Urine

1. BUN

2. Renin

3. Asam urat

c. Elektrokardiogram (ECG)

1. Hipertrofi ventrikel kiri, iskemia

4. Komplikasi

a. Transien iskemik attact

b. Stroke/CVA

c. Gagal jantung

d. Gagal ginjal

e. Infark miokard

f. Disritmia jantung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan ketidakefektifan manajemen

kesehatan diri pada Hipertensi

1. Definisi

Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup

sehari-hari untuk pengobatan penyakit.

2. NIC (Intervensi)

a. Pengajaran : Proses Penyakit

a) Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya

dengan anatomi dan fisiologi, sesuai kebutuhan.

b) Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya.

c) Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai

kebutuhan

d) Jelaskan mengenai proses penyakit sesuai kebutuhan

e) Identifikasi kemungkinan penyebab, sesuai kebutuhan

f) Identifikasi perubahan kondisi fisik pasien

g) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol

proses penyakit.

h) Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai kebutuhan

i) Intruksikan pasien mengenai tindakan untuk mencegah /

minimalkan efek samping penegangan dari penyakit, sesuai

kebutuhan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

j) Rujuk pasien pada kelompok pendukung / agen komunitas lokal,

sesuai kebutuhan.

k) Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan

kepada petugas kesehatan, sesuai kebutuhan.

b. Pengajaran : Peresepan Diet

a) Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diet yang disarankan

b) Kaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk makan

yang disukai dan pola makan saat ini

c) Ajarkan pasien nama-nama makanan yang sesuai dengan diet

yang disarankan

d) Ajarkan pasien untuk membuat diary makanan yang dikonsumsi,

jika diperlukan.

e) Bantu pasien untuk memilih makanan kesukaan yang sesuai

dengan diet yang disarankan.

f) Bantu pasien untuk mengganti bumbu masakan yang pasien suka

ke dalam diet yang disarankan.

g) Intruksikan pasien untuk membaca label dan memilih makanan

yang sesuai.

h) Intruksikan kepada pasien untuk merencanakan diet yang sesuai

i) Sediakan contoh menu makanan yang sesuai

j) Libatkan pasien dan keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

e. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan suatu langkah dalam menilai hasil

asuhan yang dilakukan membandingkan hash yang dicapai berupa

respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan dengan indikator

yang ditetapkan.

Hasil evalusi keperawatan keluarga akan menetukan apakah keluarga

dilepas pembinaan atau asuhan pada tingkat kemandirian yang

diinginkan atau masih perlu tindak lanjut, bila kunjungan

berkelanjutan maka perlu dibuat cacatan perkembangannya.

3. NOC : Pengetahuan Gaya Hidup

1) Kisaran berat badan personal yang optimal

2) Kisaran indeks masa tubuh yang optimal

3) Persentase lemak tubuh yang optimal

4) Strategi untuk mempertahankan diet yang sehat

5) Pentingnya air untuk hidrasi yang memadai

6) Porsi buah harian yang direkomendasikan

7) Porsi sayuran harian yang direkomendasikan

8) Strategi untuk membatasi lemak jenuh dan kolestrol

9) Strategi untuk membatasi intake sodium

10) Porsi makanan yang direkomendasikan

11) Suplemen vitamin yang direkomendasikan

12) Suplemen mineral yang direkomendasikan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

13) Strategi untuk menghindari rokok

14) Manfaat olahraga teratur

15) Faktor personal yang mempengaruhi perilaku kesehatan

16) Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku kesehatan

17) Hambatan untuk mempertahankan perilaku sehat

18) Strategi mencegah penyakit

19) Strategi mencegah kecelakaan

20) Manfaat dukungan social

21) Pentingnya komunikasikan pikiran, perasaan dan emosi secara

konstruktif

22) Pentingnya screening pencegahan

23) Efek kesehatan yang merugikan dari kelebihan berat badan

24) Strategi meningkatkan harga diri

25) Strategi mengurangi stress

26) Strategi mempertahankan sikap yang optimis

Pengetahuan Proses Penyakit

1) Karakter spesifik penyakit

2) Faktor-faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi

3) Faktor resiko

4) Efek fisiologis penyakit

5) Tanda dan gejala penyakit

6) Proses perjalanan penyakit biasanya

7) Strategi untuk meminimalkan perkembangan penyakit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

8) Tanda dan gejala komplikasi penyakit

9) Efek psikososial penyakit pada individu

10) Manfaat manajemen penyakit

11) Kelompok dukungan yang tersedia

12) Sumber-sumber informasi penyakit spesifik yang terpercaya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

5. Patofisolagi
Pathway
Umur, Jenis Kelamin, Gaya Hidup, Obesitas

Hipertensi

Jantung Otak Ginjal Retina Pembuluh


Darah

Kerja Retensi Vasokontriksi Spasme Vasokontriksi


jantung pembuluh pembuluh arteroiole after load
meningkat darah otak darah ginjal meningkat

Resiko Peningkatan Rangsangan doplopia Cardiac out


penurunan TIK aldosteron put menurun
perkusi
jaringan
jantung

Intoleransi Nyeri Retensi Na Resiko


aktivitas kepala injury

Gangguan Odema
rasa nyaman
nyeri

Gangguan
Ketidaefektifan keseimbangan
manajemen cairan
kesehatan diri

Kekambuhan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

6. Diagnosa Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hipertensi

menurut Marilynn Doenges (2008), yaitu :

1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

2) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

3) Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung

berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darah.

4) Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output.

5) Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala.

6) Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan

fisik.

7) Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya

hipertensi yang diderita klien.

8) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang proses penyakit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

a. Definisi pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan ketika seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang

dibinanya (Suprajitno, 2014).

b. Model pengkajian

1) Pengkajian keluarga menurut Friedmen yaitu:

Asumsi yang mendasari pengkajian model friedman antara lain

keluarga sebagai sistem sosial yang merupakan kelompok kecil dari

masyarakat. Friedman memberi batasan 7 kategori dalam

memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian.

a) Data pengenal keluarga

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

c) Data lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Koping keluarga

(Suprajitno, 2014).

2) Pengkajian keluarga model Calgary

Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori sistem

komunikasi dan konsep berubah. Teori dalam memberikan kerangka

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

kerja bahwa keluarga sebagai bagian dari suprasistem dan terdiri dari

beberapa sistem. Komunikasi merupakan teori bagaimana individu

melakukan interaksi secara berkelanjutan. Konsep berubah

menjadikan kerangka kerja bahwa perubahan satu anggota keluarga

akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain. (Suprajitno, 2014).

c. Tahapan-tahapan pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga dalam melakukan pengkajian

digunakan istilah penjajakan.

1) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

a) Data pengenal keluarga

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

c) Data lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Stress dan koping keluarga

g) Harapan keluarga

h) Data tambahan

i) Pemeriksaan fisik

2) Penjajakan II

Penjajakan 2 dilakukan untuk mengikuti pelaksanaan 5 tugas

keperawatan keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

2) Keluarga mampu mengenal masalah

3) Keluarga mampu mengambil keputusan

4) Keluarga mampu merawat anggota keluarga

5) Keluarga Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga

6) Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di

sekitarnya bagi keluarga

2. Analisa Data

a. Definisi analisa data

1) Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka

proses klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung

penegakan diagnosa keperawtan keluarga yang akurat.

2) Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan

masalah yang dikategorikan.

3) Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah.

3. Diagnosa Keperawatan

b. Definisi diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan mesrupakan kumpulan pernyataan, uraian dari

hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan

menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, risiko dan aktual.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

c. Struktur diagnosa keperawatan

1) Problem / masalah

2) Etiologi / penyebab

3) Sign and symptom / tanda dan gejala

d. Tipe diagnosa keperawatan

1) Aktual

2) Risiko

3) Potensial

e. Tipe dan komponen diagnosa keperawatan

1) Masalah keperawatan aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

khas dan mendukung bahwa masalah sudah terjadi.

2) Masalah keperawatan risiko tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada

timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.

3) Masalah keperawatan potensial / sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan

lebih optimal.

f. Menetapkan etiologi

Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari lima tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yaitu:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

4. Skoring/Prioritas Masalah

Prioritas masalah didasari atas tiga komponen:

a. Kriteria penilaian

1) Sifat masalah terdiri atas:

a) Aktual nilai 3

b) Risiko tinggi nilai 2

c) Potensial nilai 1

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, atau yang

ditunjukkan tanda dan gejala maupun dalam kondisi sehat.

2) Kemungkinan masalah untuk diubah terdiri atas:

a) Mudah nilai 2

b) Sebagian nilai 1

c) Tidak dapat nilai 0

Pembenaran mengacu pada pengetahuan keluarga, sumber daya

keluarga, sumber dana keluarga, sumber daya perawat, sumber daya

lingkungan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

3) Potensial masalah untuk dicegah terdiri atas:

a) Tinggi nilai 3

b) Cukup nilai 2

c) Rendah nilai 1

Pembenaran mengacu berat ringannya masalah, jangka waktu terjadi

masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok resiko tinggi yang

bisa dicegah.

4) Menonjolnya masalah terdiri atas:

a) Masalah segera diatasi nilai 2

b) Masalah tidak perlu segera diatasi nilai 1

c) Masalah tidak dirasakan nilai 0

Pembenaran mengacu kepada persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Bobot

1) Sifat masalah bobot 1

2) Kemungkinan masalah untuk diubah bobot 2

3) Potensial masalah untuk dicegah bobot 1

4) Menonjolnya masalah bobot 1

c. Pembenaran

1) Alasan penentuan sub kriteria

a) Sifat masalah

Dipertimbangkan pada tidak atau kurang sehat karena perlu

tindakan segera, biasanya disadari oleh keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

b) Kemungkinan masalah untuk diubah

Hal yang perlu diperhatikan adalah pengetahuan, teknologi dan

tindakan untuk menangani masalah. Sumber daya keluarga: fisik,

keuangan dan tenaga. Sumber daya perawat: pengetahuan,

keterampilan dan waktu. Sumber daya lingkungan: fasilitas,

organisasi dan dukungan.

c) Potensial masalah untuk dicegah

Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah. Lama masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.

Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk

memperbaiki masalah dan adanya kelompok berisiko untuk

dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah.

d) Menonjolnya masalah

Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai

masalah keperawatan.

(Setiawati, Santun. 2015)

2) Dampak terhadap kesehatan keluarga

3) Ditunjang dari hasil pengkajian

d. Cara perhitungan

1) Skor terpilih dibagi nilai tertinggi dikalikan bobot

2) Jumlahkan skor

3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

5. Intervensi

a. Definisi intervensi

ANA (2015), menjelaskan intervensi sebagai rencana tindakan

keperawatan untuk kepentingan klien atau keluarga (Setiawati, Santun.

2015).

b. Indikasi intervensi

Wright dan Leahey dalam Friedman (2008) menganjurkan bahwa

intervensi keperawatan dapat dilakukan pada:

1) Keluarga dengan anggota keluarga yang mempengaruhi anggota

keluarga lainnya

2) Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak

pada anggota lainnya

3) Anggota keluarga dengan permasalahan kesehatan yang muncul

4) Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau

kemunduran

5) Anggota keluarga yang berpenyakit pertama kali

6) Perkembangan anak atau remaja secara emosional

7) Keluarga dengan penyakit kronik

8) Keluarga dengan penyakit mematikan

(Setiawati, Santun. 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

c. Klasifikasi intervensi

Friedman (2008) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi

intervensi antara lain:

1) Suplemental

Intervensi ini terkait dengan pemberian pelayanan secara langsung

pada keluarga sebagai sasaran.

2) Fasilitatif

Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu keluarga

dalam mengatasi hambatan dari keluarga dalam memperoleh

pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi.

3) Development

Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga

dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri membuat

keluarga belajar mandiri dengan kekuatan dan sumber pendukung

yang terdapat pada keluarga. (Setiawati, Santun. 2015)

4) Pengajaran proses penyakit

a) Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya

dengan anatomi dan fisiologi, sesuai kebutuhan.

b) Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya.

c) Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai

kebutuhan

d) Jelaskan mengenai proses penyakit sesuai kebutuhan

e) Identifikasi kemungkinan penyebab, sesuai kebutuhan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

f) Identifikasi perubahan kondisi fisik pasien

g) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau

kontrol proses penyakit.

h) Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai kebutuhan

i) Intruksikan pasien mengenai tindakan untuk mencegah /

minimalkan efek samping penegangan dari penyakit, sesuai

kebutuhan.

j) Rujuk pasien pada kelompok pendukung / agen komunitas lokal,

sesuai kebutuhan.

k) Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus

dilaporkan kepada petugas kesehatan, sesuai kebutuhan.

d. Menetapkan tujuan intervensi

1) Tujuan umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada

pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari

yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan

kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarahkan pada kemandirian

klien dan keluarga sebagai sasaran keperawatan.

2) Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada

pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

e. Menetapkan intervensi

1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan

masalah

2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga

3) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan

4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan

5) Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus-menerus

oleh keluarga.

f. Domain intervensi

Ada tiga domain yang bisa digunakan dalam menyusun intervensi

(Calgary), yaitu:

1) Domain kognitif

Interaksi dengan domain kognitif ditujukan untuk memberikan

informasi, gagasan, motifasi dan saran kepada keluarga sebagai

target asuhan keperawatan keluarga.

2) Domain afektif

Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga berespon

emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap

terhadap masalah yang dihadapi.

3) Domain psikomotor

Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam perubahan

perilaku yang merugikan.ke perilaku yang menguntungkan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

g. Hambatan-hambatan intervensi

Menurut Bailon dan Maglaya (2008) hambatan yang dihadapi keluarga

dalam melakukan intervensi keperawatan adalah:

1) Kurangnya informasi yang diterima keluarga

2) Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga

3) Informasi yang diperoleh keluarga tidak terkait dengan masalah yang

dihadapi

4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada

6) Kegagalan mengkaitkan tindakan dengan sasaran keluarga

7) Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan

(Setiawati, Santun. 2015).

6. Implementasi

b. Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah

disusun sebelumnya.

Prinsip-prinsip yang mendasari implementasi keperawatan:

1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat

2) Implementasi dilakukan dengan memperhatikan prioritas masalah

3) Kekuatan-kekuatan keluarga misalnya finansial, motivasi dan

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan

4) Mendokumentasikan implementasi keperawatan janganlah

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

7. Evaluasi

a. Sifat evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan keluarga,

evaluasi merupakan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai

sesuai yang ditetapkan dalam tujuan rencana perawatan.

Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada

beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau ulang kembali yaitu :

1) Tujuan tidak realistis

2) Tindakan keperawatan yang tidak tepat

3) Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi

b. Kriteria dan standar

Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tepat

yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai, standar

menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk

membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.

c. Evaluasi kualitatif dan kuantitatif

Dalam evaluasi kualitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau

kegiatan yang telah diberikan, kelemahan hanya mementingkan jumlah

padahal belum tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan

berbanding lurus dengan hasil memuaskan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Evaluasi kualitatif dapat dilihat dari:

1) Evaluasi struktur

Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu

kegiatan

2) Evaluasi proses

Evaluasi yang dilakukan saat kegiatan berlangsung

3) Evaluasi hasil

Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan

d. Metode-metode evaluasi

1) Observasi langsung

2) Memberikan laporan atau dokumentasi

3) Wawancara / angket

4) Latihan stimulasi

e. Catatan perkembangan

Catatan perkembangan keluarga merupakan indikator keberhasilan

tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga atau petugas

kesehatan, karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan

tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut:

1) Subjektif

Pernyataan atau uraian keluarga klien atau sumber lain tentang

perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran selalu

diberikan tindakan keperawatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

2) Objektif

Data yang bisa diamati dan diukur melalui tehnik observasi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau

kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan

tindakan keperawatan.

3) Analisa

Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan

dapat ditangani.

4) Planning

Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana

tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana

tersebut sehingga diperlukan motivasi dan modifikasi bagi perawat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian (Dharma, 2011).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi

yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci,

memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai

sumber informasi.

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Anggota Keperawatan Keluarga Dengan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri Dengan Hipertensi Di

Puskesmas Gadingrejo

B. Batasan Istilah

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anggota Keperawatan Keluarga

Dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri Dengan Hipertensi

Di Puskesmas Gadingrejo

43
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44

Variabel Batasan Istilah Cara Ukur

Hipertensi Peningkatan teanan darah sistolik Obsevasi,


sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah wawancara,
diastolic sedikitnya 90 mmHg (Sylvia A. pemeriksaan tanda-
Price, 2008) tanda vital,rekam
medik
Ketidakefektifan pola pengaturan dan pengintegrasian ke Observasi
manajemen dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari- wawancara
kesehatan diri hari untuk pengobatan penyakit.

C. Partisipan

Subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga, dengan diagnosis

medis yang sama yaitu hipertensi, dan masalah keperawatan

ketidakefektifan manajemen diri. Kesehatan anggota keluarga yang dapat

dijadikan responden yaitu berusia kurang dari 55 tahun dengan tahap

perkembangan keluarga selain keluarga lansia.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Gading rejo yang akan dilakukan

tindakan selama 2 minggu dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali

selama masa perawatan.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga). Sumber data

dari klien, keluarga, dan perawat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lainnya

yang relevan).

F. Analisis Data

Definisi analisa data:

1. Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka proses

klarifikasi dan falidasi informasi untuk mendukung penegakkan

diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.

2. Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan

masalah yang ditegakkan.

3. Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah.

(Setiawati & Dermawan, 2008)

Urutan dalam analisis data adalah:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk cacatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk transkip (catatan terstruktur)

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi data

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

subyektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostic kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikkan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,

diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari:

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien) yaitu persetujuan untuk

berpatisipasi sebagai subyek penelitian setelah mendapatkan

penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan

pelaksanaan penelitian.

Penelitian melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan

informed consent antara lain:

a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditanda tangani

oleh subyek penelitian. Isi formulir informed consent mencangkup:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

1) Penjelasan tentang judul penelitian, tujuan dan manfaat `

penelitian

2) Permintaan kepada subyek untuk berpartisipasi dalam

penelitian

3) Penjelasan prosedur penelitian

4) Gambaran tentang resiko dan ketidaknyamanan selama

penelitian

5) Penjelasan tentang keuntungan yang didapat dengan

berpartisipasi sebagai subyek penelitian

6) Penjelasan tentang jaminan kerahasiaan dan anonimitas

7) Hak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan sebagai

subyek penelitian, kapanpun sesuai dengan keinginan subyek

8) Persetujuan peneliti untuk memberikan informasi yang jujur

terkait dengan prosedur penelitian

9) Pernyataan persetujuan dari subyek untuk ikut serta dalam

penelitian

b. Memberikan penjelasan langsung kepada subyek mencakup seluruh

penjelasan yang ditulis dalam formulir informed consent dan

penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas subyek tentang

pelaksanaan penelitian

c. Memberikan kesempatan kepada subyek untuk bertanya tentang

aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan

menjawab seluruh pertanyaan subyek dengan terbuka

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

d. Meberikan waktu yang cukup kepada subyek untuk menentukan

pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai subyek penelitian

e. Meminta subyek untuk menandatangani formulir informed consent

jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian.

(Dharma, 2011)

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan

alamat asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun

untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Oleh

karena itu, peneliti menggunakan koding responden. (Dharma, 2011)

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Manusia sebagai subyek penelitian memiliki privasi dan hak asasi

untuk mendapatkan keraha siaan informasi. Namun tidak bias

dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukanya informasi

tentang subyek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai

informasi yang menyangkut privasi subyek yang tidak ingin identitas

dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip

ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama

dan alamat subyek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan

demikian segala informasi yang menyangkut identitas subyek tidak

terekspos secara luas. (Dharma, 2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai