DENGAN FRAKTUR
OLEH :
NIM : P07120018124
KELAS : 2.4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN FRAKTUR
A. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya, terjadinya jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari
yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,
2007).
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala Klinis :
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), manifestasi klinik dari faktur yaitu:
1. Nyeri
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan
adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan
jaringan sekitarnya.
2. Bengkak/edama
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir
pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya, atau
sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
3. Memar/ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah
di jaringan sekitarnya, atau akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur.
4. Pemendekan tulang
Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.
Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5
cm (1 sampai 2 inci).
b. Penurunan sensasi
Terjadi karena kerusakan saraf, dan terkenanya saraf karena edema.
c. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme
otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan saraf.
d. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi
normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang
panjang.
e. Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang
digerakkan.
f. Deformitas / Perubahan bentuk
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau
trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi
abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur.
Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur
impaksi permukaan patahan saling terdesak satu sama lain).
C.
POHON MASALAH
Fraktur
Pergeseran Tulang
Gerakan Terbatas
Timbul nyeri
Gangguan Mobilitas
Nyeri Akut
Sulit tidur
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan
pengembalian fungsi dan kekuatan (Brunner dan Sudart 2002)
1. Rekognisi (Pengenalan)
Riwayat kecelakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan
diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh, pada tempat fraktur
tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang
nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka.
2. Reduksi fraktur (setting tulang)
Mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi
anatomis.Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen
tulang ke posisinya dengan manipulasi dan traksi manual. Reduksi
terbuka dilakukan dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi
alat fiksasi interna (ORIF) dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku,
atau batangan logam untuk mempertahankan fragmen tulang dalam
posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.
3. Retensi (Imobilisasi fraktur)
Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus diimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna
(OREF) meliputi : pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu pin, dan
tehnik gips atau fiksator ekterna. Implan logam dapat digunakan untuk
fiksasi interna (ORIF) yang berperan sebagai bidai interna untuk
mengimobilisasi fraktur yang dilakukan dengan pembedahan.
4. Rehabilitasi (Mempertahankan dan mengembalikan fungsi)
Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan
lunak.Latihan isometric dan setting otot diusahakan untuk
meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan aliran darah.Partisipasi
dalam aktivitas hidup sehari-hari diusahakan untuk memperbaiki
kemandirian fungsi dan harga diri.
H.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
14. Jelaskan penyebab, 14. Memberi
periode, dan pengetahuan
pemicu nyeri pada klien
mengenai rasa
nyerinya
15. Jelaskan strategi 15. Membantu
meredakan nyeri pasien agar
bisa
meredakan
rasa nyerinya
sendiri
16. Anjurkan 16. Untuk
memonitor nyeri mengetahui
secara mandiri nyeri yang
dirasakan
17. Anjurkan 17. Mengurangi
menggunakan rasa nyeri yang
analgetik secara tiak bisa
tepat tertahan
6. Fasilitasi 6.
melakukan
pergerakan, jika Mempermuda
perlu h klien untuk
melakukan
7. Libatkan keluarga aktivitas
untuk membantu
pasien dalam 7. Member
meningkatkan semangat pada
pergerakan pasien
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
8. Memberikan
penjelasan
untuk
menambah
pengetahuan
9. Anjurkan klien
melakukan
mobilisasi dini 9. Mempercepat
pemulihan
10. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan 10. Memulia
(mis, duduk di pergerakan
tempat tidur, duduk dari sederhana
di sisi tempat tidur, mempercepat
pindah dari tempat penyembuhan
tidur ke kursi)
3. Ganggguan Setelah dilakukan Intervensi Utama
pola tidur
intervensi “Dukugan Tidur”
keperawatan selama
….x……jam maka Observasi
pola tidur membaik 1. Identifikasi pola 1. Mengetahui
dengan Kriteria hasil : aktivitas dan tidur. pola aktivitas
1. Keluhan sulit tidur dan tidur
cukup menurun pasien
(skor 2) 2. Identifikasi faktor 2. Mengetahui
2. Keluhan sering pengganggu tidur faktor
terjaga cukup pengganggu
menurun (skor 2) tidur pasien
Keluhan tidak cukup
istirahat menurun
3. Identifiikasi 3. Agar pasien
(skor 1)
makanan dan dapat tidur
minuman yang cukup pada
mengganggu tidur malam hari.
(mis. Kopi, the,
alcohol, makan
mendekati waktu
tidur, minum
banyak air
sebelum tidur)
Terapeutik
5. Modifikasi 5. Untuk
lingkungan pasien. membuat
pasien merasa
lebih nyenyak
ketika tidur
Edukasi
11. Jelaskan 11. Agar pasien
pentingnya tidur mengetahui
cukup selama sakit. pentinngnya
tidur selama
sakit
Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier Global Rights.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Price, Sylvia A.; Wilson, Lorraine M.. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan
Proses-prosesPenyakit Edisi 6. Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Praktek / CI Mahasiswa
………………………………….. …………………………….
NIP : NIM :
Mengetahui ,
Pembimbing Akademik / CT
………………………………………….
NIP :