Anda di halaman 1dari 28

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

“MEMAHAMI MODALITAS DALAM KEPEMIMPINAN DAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN”
(Konfrenesi, Timbang Terima, Ronde Dan RDK)

OLEH:
KELAS B14-B
KELOMPOK 4:

1. Ni Putu Sekarini (213221270)


2. Ni Putu SantikaWidyaswari (213221271)
3. Komang Wahyu Gintari (213221272)
4. Ni Komang Liony Damayanti (213221273)
5. Ni Komang Asih Cahya Pramesti (213221274)
6. Gusti Ayu Made Diah Dwi Meidayanti (213221275)
7. Nur’aini Prajna Paramitha (213221276)
8. I Putu Dian Pratama (213221277)
9. Ni Luh Evayani (213221278)
10. Komang Aditya Wedayana (213221279)
11. Ni Wayan Astini (213221280)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN
2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Modalitas Dalam
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan” (Konfrenesi, Timbang Terima,
Ronde Dan RDK) ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajeman
Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menemui beberapa kesulitan
danhambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak,kamidapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagipembaca, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Memahami Modalitas Dalam Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan”
(Konfrenesi, Timbang Terima, Ronde Dan RDK), khususnya bagi penulis.
Makalah ini masih jauh dari sempurna,maka penulis harapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Denpasar, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya
staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervise staf serta sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keperawatan sebagai proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional. Sehingga
keduanya diharapkan dapat saling mendukung. Manajemen sangat penting
diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid an terarah,
sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang
aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktikkeperawatan
professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat
primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian
masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi
dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat
professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play
tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa
paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak
saat bekerja.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat umum merupakan salah satu factor yang harus dicermaati dan
diperhatikan oleh tenaga perawat. Dengan demikian, perawat harus mampu
berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi
kemanusiaan sesuia dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan
dengan harapan adanya factor kelola yang optimal, sehingga mampu
menjadi wahana peningkatn keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan sebagai bangsal salah sau unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun, perlu disadari, tanpa adanya tata
kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif
dari seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan
menjadi teori semata. Untuk itu maka perlunya perawat mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MKAP) khususnya diruang interna.
Diruang interna, pasien dengan penyakit dalam membutuhkan
tindakan keperawatan yang tepat agar didapatkan kesembuhan dan
teratasinya masalah pasien. Manajemen keperawatan sangat diperukan di
Ruang Interna mengingat ruang interna dimana terdapat pasien yang
mengalami penyakit dalam membutuhkan kelolaan asuhan keperawatan
yang tepat dari perawat maupun dari tim medis lainnya. Oleh karenanya
manajemen keperawatan harus terus dikembangkan sebagai tuntutan
pengembangan ilmu keperawatan yang lebih professional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari konfrenesi ?
2. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari timbang terima ?
3. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari Ronde ?
4. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari RDK ?
5. Apasajakah syarat yang harus dipenuhi pada proses konfrenesi, timbang
terima, ronde dan RDK ?
6. Bagaimanakah langkah – langkah dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK ?
7. Bagaimanakah laporan dan dokumentasi dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari konfrenesi.
2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari timbang terima.
3. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari Ronde.
4. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari RDK.
5. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi pada proses konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK.
6. Untuk mengetahui langkah – langkah dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK.
7. Untuk mengetahui laporan dan dokumentasi dalam pelaksanaan
konfrenesi, timbang terima, ronde dan RDK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konfrenesi
1. Pengertian Konfrenesi
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan
dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas
hal-hal yang telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat
pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi
dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan,
termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

2. Tujuan Konfrenesi
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat
menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli,
et.al, 1997).
a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien

b. Tujuan post conference adalah:


Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.

3. Manfaat Konfrenesi
Manfaat dari metode konferensi sama dengan manfaat pada
diskusi. Beberapa manfaat metode konferensi antara lain :
a. Meningkatkan ketrampilan kognitif seperti peningkatan
penyelesaian masalah, berpikir positif dan ketrampilan penilaian
klinik
b. Meningkatkan pengalaman klinis
c. Pengembangan ketrampilan pembelajaran kooperatif
d. Penilian belajar sendiri
e. Pengembangan ketrampilan komunikasi lisan
f. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok
g. Mengembangkan ketrampilam kepemimpinan
h. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar
i. Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi praktik
j. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber

B. Timbang Terima
1. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah transfer tentang informasi selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab
utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat
yang akan melanjutkan perawatan.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa
istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout,
signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari
informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover
adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan
tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan
yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi
tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi
yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian dinas. Selain laporan antar
dinas, dapat disampaikan juga informasi yang berkaitan dengan
rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. Timbang terima
merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan
sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam
berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Menurut Australian Medical Association/AMA (2006),
timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara
sementara atau permanen. Timbang terima merupakan komunikasi
yang terjadi pada saat perawat melakukan pergantian dinas, dan
memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengomunikasikan informasi
tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya.

2. Tujuan Timbang Terima


Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/
AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi,
mengembangkan dan meningkatkan timbang terima klinis dalam
berbagai pengaturan kesehatan. Menurut Nursalam (2011) tujuan
dilaksanakan timbang terima adalah:
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya

3. Manfaat Timbang Terima


Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:
a. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
Misalnya, penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya
kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
b. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga
merupakan sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh
perawat. Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan,
tradisi, dan kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai
dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan selanjutnya.
c. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk
melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat
yang mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan
yang dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada
pergantian dinas Universitas Sumatera Utara dan tidak dibawa
pulang. Dengan kata lain, proses timbang terima dapat mengurangi
kecemasan yang terjadi pada perawat.
d. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi
untuk membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan
selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung
jawab antar perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan
pasien secara komprehensif.
e. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien
diantaranya, pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal, dan dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, timbang terima dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
komprehensif.
Menurut Nursalam (2011) timbang terima memberikan
manfaat bagi perawat dan bagi pasien. Bagi perawat manfaat
timbang terima adalah meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab
antar perawat, pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien
yang berkesinambungan, perawat dapat mengikuti perkembangan
pasien secara paripurna. Sedangkan bagi pasien, saat timbang
terima pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.

C. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde
keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan
antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja
tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah
dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke
dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan
kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara
perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004)
menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana
dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses
pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau
head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang
jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran
klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan
secara langsung.

2. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi
2 yaitu : tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien.
a. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al.
(2010) adalah:
1. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2. Mendukung pengembangan profesional dan peluang
pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam
format studi kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan
mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan
b. Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi
pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan
pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan
kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staff
3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan
memberikan laporan kepada dokter mengenai, missal: luka,
drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan
pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang
diberikan kepada pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah,
seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien
sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

3. Manfaat Ronde Keperawatan


Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh
perawat, diantaranya:
a. Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat
ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan
keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008)
dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan
perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan
pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara
menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan
kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi
juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan
berkembang secara profisonal.
b. Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi
kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.
Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi
kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan
dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan
oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan
parameter penilaian atau teknik intervensi.
c. Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan
mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi
percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008).
Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan
akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement,
2011).
d. Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu
mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang
baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
(Clement, 2011).
e. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien.
Penelitian Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan
kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde
keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde
keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.

D. RDK ( Refleksi Diskusi Kasus )


1. Pengertian RDK
RDK atau Refleksi Diskusi Kasus adalah suatu metoda dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dan bidan yang
mengacu kepada pemahaman terhadap standar. RDK adalah suatu
metode pembelajaran dalam mereflesikan pengalaman perawat dan
bidan yang actual dan menarik memberikan dan mengelolaasuhan
keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan.

2. Tujuan RDK
Tujuan dari RDK Keperawatan yaitu :
a. Untuk mengembangkan profesionalisme.
b. Meningkatkan aktualisasi diri.
c. Meningkatkan motivasi untuk belajar.
d. Meningkatkan pemahaman terhadap standar.
e. Memacu untuk bekerja sesuai standar.

3. Manfaat RDK
Refleksi diskusi kasus (RDK) mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Mengembangkan proesionalisme perawat dan bidan
b. Meningkatkan aktualisasi diri
c. Membangkitkan motivasi belajar
d. Wahana untuk menyelesaikan masalah mengacu pada standar
keperawatan /kebidanan yang telah ditetapkan
e. Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih besar, lebih banyak
mendengarkan , tidak menyalahkan, tidak memojokan dan
meningkatkan kerjasama.

E. Syarat Yang Harus Dipenuhi Pada Proses Konfrenesi, Timbang


Terima, Ronde Dan RDK
1. Syarat Pre dan Post Conference
- Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian
asuhan keperawatan
- Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
- Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
- Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
2. Syarat Prosedur timbang terima
Nursalam (2011) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam prosedur timbang terima pasien, yaitu:
a. Persiapan
1) Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terima
sudah dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkan
dinas sebaiknya menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
1) Timbang terima dilaksanakan pada setiap pergantian dinas.
2) Di nurse station (ruang perawat) hendaknya perawat
berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif halhal yang berkaitan
tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang
sudah ada namun belum dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya yang perlu dibicarakan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diberikan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah:
- Identitas pasien dan diagnosis medis.
- Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul.
- Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan.
- Intervensi kolaboratif dan dependensi.
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya, diantaranya operasi,
pemeriksaan laboratorium, atau pemeriksaan penunjang
lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur
lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
- Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang dilakukan pada saat
timbang terima dan berhak menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas.
- Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat
dan jelas.
- Lamanya waktu timbang terima untuk setiap pasien
tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan
terperinci.
- Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat
primer.
Menurut Yasir (2009) saat pelaksanaan timbang terima
juga dapat:
 Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman
data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang.
Metode itu berupa one way communication atau
komunikasi satu arah.
 Menggunakan komunikasi oral atau spoken atau
melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
 Menggunakan komunikasi tertulis atau written.
Yaitu melakukan pertukaran informasi dengan
melihat pada medical record saja atau media tertulis
lain.
3. Syarat dalam pelaksanaan ronde keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa
dilakukan persiapan sebagai berikut:
- Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka).
- Menentukan tim ronde keperawatan.
- Mencari sumber atau literatur.
- Membuat proposal.
- Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
- Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang
mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa
hambatan yang ditemukan selama perawatan?
4. Syarat-syarat Pelaksanaan RDK
a. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (supervisor) dan
didukung oleh atasan langsung yang mendorong serta
mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan RDK secara rutin,
terencana dan terjadual dengan baik. Diatur dalam SK dan
Prosedur Tetap Pelaksanaan RDK.
b. Merupakan satu kelompok profesi
c. Kasus/issu yang menarik diambil dari pengalaman kinerja klinik
d. Ditunjuk satu orang sebagai penyaji kasus, satu orang sebagai
fasilitator dan beberapa orang sebagai peserta diskusi, posisi
fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara/sejajar.
e. Persyaratan administratif : jadual, laporan kasus, lembar daftar
hadir, lembar notulen.
f. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman kinerja
klinis yang menarik dan memberikan motivasi pada peningkatan
kinerja.
g. Waktu pelaksanaan tidak terlalu lama : singkat, padat dan
terorganisir dengan baik ± 1 jam.
h. Posisi duduk sebaiknya melingkar dan saling berhadapan
sehingga bisa berkomunikasi secara bebas.
i. Tidak boleh ada interupsi saat penyajian kasus, klarifikasi kasus
disampaikan secara bergantian.
j. Tidak diperkenankan ada dominasi dan memberikan kritik yang
dapat memojokan peserta lainnya.
k. Membawa catatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh
tertumpu pada catatan, sehingga dapat mengurangi perhatian
dalam diskusi.

F. Langkah – Langkah Dalam Pelaksanaan Konfrenesi, Timbang


Terima, Ronde Dan RDK
1. Pedoman pelaksanaan conference
a. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara
periodic
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta
pendapat yang berbeda
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
g. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh
pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah
sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan
pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Keluhan utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis.
d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat
asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang
meliputi :
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.
e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran
dan kemajuan masing –masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak
dapat diselesaikan.
2. Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima
Menurut Nursalam (2011) langkah-langkah dalam pelaksanaan
timbang terima adalah:
a. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap.
b. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas
yang selanjutnya meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima.
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima.
4) Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien.
Pelaksanaan Timbang terima yang baik dan benar
Menurut AMA (2006) pelaksanaan timbang terima yang baik
dan benar diantaranya:
a. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan
waktu yang cukup panjang agar tidak terburu-buru.
b. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri semua perawat,
kecuali dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan
pasien.
c. Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harus diberitahukan
untuk mengetahui informasi dari dinas selanjutnya.
d. Timbang terima umumnya dilakukan di pagi hari, namun timbang
terima juga perlu dilakukan pada setiap pergantian dinas.
e. Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untuk
membahas penerimaan pasien rawat inap dan merencanakan apa
yang akan dikerjakan.
f. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh,
agar peralihan ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat
dipertahankan jika perawat absen untuk waktu yang lama,
misalnya selama akhir pekan atau saat mereka pergi berlibur.
Tahapan dan bentuk pelaksanaan timbang terima Lardner (1996)
proses timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggung jawab meliputi faktor informasi yang akan disampaikan
oleh perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran dinas jaga, dimana antara perawat yang akan pulang
dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya
timbang terima itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang
memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang
dinas sebelumnya kepada perawat yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang
tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan merupakan aktivitas
dari perawat yang menerima timbang terima untuk melakukan
pengecekan dan informasi pada medical record dan pada pasien
langsung.
3. Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
- Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
- Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
- Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan.
- Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
- Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/
kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang
akan dilakukan.
- Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
d. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah
sebagai berikut :
 Struktur
- Persyaratan administratif (informed consent, alat dan
lainnya).
- Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
- Persiapan dilakukan sebelumnya.
 Proses
- Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde
sesuai peran yang telah ditentukan.
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Hasil
- Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
- Masalah klien dapat teratasi.
- Perawat dapat :
 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
 Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
4. Proses Pelaksanaan RDK
a. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (kepala
ruangan/supervisor di puskesmas) yang mendorong serta
mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan RDK secara rutin,
terencana dan terjadwal dengan baik.
b. Kelompok perawat atau kelompok bidan berbagi (sharring)
pengalaman klinis dan iptek diantara sejawat masing-masing
selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali.
c. Setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan dan
menimba pengalaman sebagai fasilitator, penyaji dan sebagai
anggota dalam diskusi tersebut.
d. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota
untuk menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa yang merefleksikan
pengalaman, pengetahuan serta kemampuan masing-masing.
e. Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue
yang muncul berdasarkan pernyataan-pernyataan yang
disampaikan oleh semua peserta.
f. Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-issue
yang muncul, termasuk meminta tanda tangan semua peserta.
g. Selanjutnya fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana
pertemuan berikutnya.
h. Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.
i. Fasilitator menyimpan laporan RDK pada arsip yang telah
ditentukan bersama.

G. Laporan Dan Dokumentasi Dalam Pelaksanaan Konfrenesi, Timbang


Terima, Ronde Dan RDK
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan
apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:


a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain
j. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:


a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)
BAB II
PENUTUP

A. Simpulan
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore
atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Timbang terima adalah transfer tentang informasi selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup pertanyaan,
klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan
melanjutkan perawatan.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2002).
RDK atau Refleksi Diskusi Kasus adalah suatu metoda dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dan bidan yang mengacu
kepada pemahaman terhadap standar. RDK adalah suatu metode
pembelajaran dalam mereflesikan pengalaman perawat dan bidan yang
actual dan menarik memberikan dan mengelolaasuhan keperawatan dan
kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
pemahaman standar yang ditetapkan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan
kami juga berharap pengetahuan tentang uji validitas dan reabilitas
instrument dapat terus di kembangkan dan diterapkan dalam bidang
kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonime. Konsep Timbang Terima Pasien. Diperoleh dari


https://edoc.pub/download/konsep-timbang-terima-pasien-2-pdf-free.html.
Diakses pada 25 Maret 2020

Riberu imel. 2017. Konsep Dasar Timbang Terima. Diperoleh dari


https://www.academia.edu/35568575/Konsep_dasar_timbang_terima.
Diakses pada 25 Maret 2020

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Keperawatan Profesional


(p. 342). Salemba Medika.

Siregar, Charles. JP. Amalia Lia,2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Cetakan. I, Penerbit EGC, Jakarta.

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah


Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC

Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit.


Jakarta:EGC

Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Kinchay, A. (2012, September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013,


From http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-
KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai