OLEH:
KELAS B14-B
KELOMPOK 4:
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Modalitas Dalam
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan” (Konfrenesi, Timbang Terima,
Ronde Dan RDK) ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajeman
Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menemui beberapa kesulitan
danhambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak,kamidapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagipembaca, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Memahami Modalitas Dalam Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan”
(Konfrenesi, Timbang Terima, Ronde Dan RDK), khususnya bagi penulis.
Makalah ini masih jauh dari sempurna,maka penulis harapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya
staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervise staf serta sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keperawatan sebagai proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional. Sehingga
keduanya diharapkan dapat saling mendukung. Manajemen sangat penting
diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid an terarah,
sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang
aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktikkeperawatan
professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat
primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian
masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi
dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat
professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play
tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa
paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak
saat bekerja.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat umum merupakan salah satu factor yang harus dicermaati dan
diperhatikan oleh tenaga perawat. Dengan demikian, perawat harus mampu
berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi
kemanusiaan sesuia dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan
dengan harapan adanya factor kelola yang optimal, sehingga mampu
menjadi wahana peningkatn keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan sebagai bangsal salah sau unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun, perlu disadari, tanpa adanya tata
kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif
dari seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan
menjadi teori semata. Untuk itu maka perlunya perawat mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MKAP) khususnya diruang interna.
Diruang interna, pasien dengan penyakit dalam membutuhkan
tindakan keperawatan yang tepat agar didapatkan kesembuhan dan
teratasinya masalah pasien. Manajemen keperawatan sangat diperukan di
Ruang Interna mengingat ruang interna dimana terdapat pasien yang
mengalami penyakit dalam membutuhkan kelolaan asuhan keperawatan
yang tepat dari perawat maupun dari tim medis lainnya. Oleh karenanya
manajemen keperawatan harus terus dikembangkan sebagai tuntutan
pengembangan ilmu keperawatan yang lebih professional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari konfrenesi ?
2. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari timbang terima ?
3. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari Ronde ?
4. Bagaimanakah pengertian, tujuan dan manfaat dari RDK ?
5. Apasajakah syarat yang harus dipenuhi pada proses konfrenesi, timbang
terima, ronde dan RDK ?
6. Bagaimanakah langkah – langkah dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK ?
7. Bagaimanakah laporan dan dokumentasi dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari konfrenesi.
2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari timbang terima.
3. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari Ronde.
4. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat dari RDK.
5. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi pada proses konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK.
6. Untuk mengetahui langkah – langkah dalam pelaksanaan konfrenesi,
timbang terima, ronde dan RDK.
7. Untuk mengetahui laporan dan dokumentasi dalam pelaksanaan
konfrenesi, timbang terima, ronde dan RDK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konfrenesi
1. Pengertian Konfrenesi
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan
dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas
hal-hal yang telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat
pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi
dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan,
termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.
2. Tujuan Konfrenesi
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat
menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli,
et.al, 1997).
a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien
3. Manfaat Konfrenesi
Manfaat dari metode konferensi sama dengan manfaat pada
diskusi. Beberapa manfaat metode konferensi antara lain :
a. Meningkatkan ketrampilan kognitif seperti peningkatan
penyelesaian masalah, berpikir positif dan ketrampilan penilaian
klinik
b. Meningkatkan pengalaman klinis
c. Pengembangan ketrampilan pembelajaran kooperatif
d. Penilian belajar sendiri
e. Pengembangan ketrampilan komunikasi lisan
f. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok
g. Mengembangkan ketrampilam kepemimpinan
h. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar
i. Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi praktik
j. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber
B. Timbang Terima
1. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah transfer tentang informasi selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab
utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat
yang akan melanjutkan perawatan.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa
istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout,
signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari
informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover
adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan
tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan
yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi
tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi
yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian dinas. Selain laporan antar
dinas, dapat disampaikan juga informasi yang berkaitan dengan
rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. Timbang terima
merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan
sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam
berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Menurut Australian Medical Association/AMA (2006),
timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara
sementara atau permanen. Timbang terima merupakan komunikasi
yang terjadi pada saat perawat melakukan pergantian dinas, dan
memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengomunikasikan informasi
tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya.
C. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde
keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan
antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja
tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah
dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke
dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan
kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara
perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004)
menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana
dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses
pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau
head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang
jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran
klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan
secara langsung.
2. Tujuan RDK
Tujuan dari RDK Keperawatan yaitu :
a. Untuk mengembangkan profesionalisme.
b. Meningkatkan aktualisasi diri.
c. Meningkatkan motivasi untuk belajar.
d. Meningkatkan pemahaman terhadap standar.
e. Memacu untuk bekerja sesuai standar.
3. Manfaat RDK
Refleksi diskusi kasus (RDK) mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Mengembangkan proesionalisme perawat dan bidan
b. Meningkatkan aktualisasi diri
c. Membangkitkan motivasi belajar
d. Wahana untuk menyelesaikan masalah mengacu pada standar
keperawatan /kebidanan yang telah ditetapkan
e. Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih besar, lebih banyak
mendengarkan , tidak menyalahkan, tidak memojokan dan
meningkatkan kerjasama.
A. Simpulan
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore
atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Timbang terima adalah transfer tentang informasi selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup pertanyaan,
klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan
melanjutkan perawatan.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2002).
RDK atau Refleksi Diskusi Kasus adalah suatu metoda dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dan bidan yang mengacu
kepada pemahaman terhadap standar. RDK adalah suatu metode
pembelajaran dalam mereflesikan pengalaman perawat dan bidan yang
actual dan menarik memberikan dan mengelolaasuhan keperawatan dan
kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
pemahaman standar yang ditetapkan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan
kami juga berharap pengetahuan tentang uji validitas dan reabilitas
instrument dapat terus di kembangkan dan diterapkan dalam bidang
kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Charles. JP. Amalia Lia,2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Cetakan. I, Penerbit EGC, Jakarta.