Anda di halaman 1dari 32

RONDE KEPERAWATAN

OLEH
KELOMPOK III
Indah Mayasari Ridwan Irma Yanti
Irmayanti Jafiruddin
Jusman Kezia Yunitasari Kusuma
Krisdianty Wedilen La Ode Firlan Fadil
Linda Rangan Lisminarti Bunga Allo
Lisna Sumarni Malon Fijai Ukwatu
Mardiana Soleman Mardianto
Maria Danata Karolina Masharyono

PROGRAM STUDI NERS


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Ronde Keperawatan.
Pembuatan proposal ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Pembimbing demi kesempurnaan
makalah ini dan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang keperawatan.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Kiranya segala bantuan
dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak selama penyusunan makalah ini dapat
diterima bagi kita sekalian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Makassar, Januari 2022

Kelompok III

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. LATAR BELAKANG 4
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 5

BAB II LANDASAN TEORI 6

A. DEFINISI RONDE KEPERAWATAN 6

B. KARAKTERISTIK 6

C. TUJUAN 7

D. MANFAAT 8

E. TIPE-TIPE 8

F. TAHAPAN 9

G. LANGKAH-LANGKAH 10

H. MEKANISME 11

I. STRATEGI RONDE KEPERAWATAN YG EFEKTIF 12

J. HAL YANG DIPERSIAPKAN DALAM RONDE KEPERAWATAN 13

K. KOMPONEN TERLIBAT 13

L. KRITERIA HASIL 16

BAB III RENCANA KEGIATAN 18

A. PENGORGANISASIAN 18

B. TUJUAN 18

C. SASARAN 18

D. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN 19

E. KRITERIA HASIL 25

F. NASKAH RONDE KEPERAWATAN 26

BAB IV PENUTUP 32
3
KESIMPULAN 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,
mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi.
Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid
dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan
nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional ( MPKP )
yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu
kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah klien, dan klien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah
tersebut.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Di dalam ronde keperawtaan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat,
perawat dengan pasien. Ronde keperawatan merupakan prosedur diman dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien. (Kozier et al, 2004)
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga
semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat professional harus dapat menerapkan
ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan
agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak
saat bekerja.
Berdasarkan data diatas kelompok ingin menulis laporan makalah tentang konsep Ronde
keperawatan yang dapat bermanfaat untuk pembaca.
4
B. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui konsep Ronde keperawatan

2. Tujuan Khusus:

a. Diketahuinya definisi ronde keperawatan

b. Diketahuinya karakteristik ronde keperawatan

c. Diketahuinya tujuan ronde keperawatan

d. Diketahuinya manfaat ronde keperawatan

e. Diketahuinya tipe-tipe ronde keperawatan

f. Diketahuinya tahanpan ronde keperawatan

g. Diketahuinya langkah-langkah ronde keperawatan

h. Diketahuinya mekanisme ronde keperawatan

i. Diketahuinya strategi ronde keperawatan yang efektif

j. Diketahuinya hal-hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan

k. Diketahuinya komponen yang terlibat ronde keperawatan

l. Diketahuinya langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan
peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktik
keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilaksanakan
oleh perawat primer dan konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf
yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan
dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf,
dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis
(Chambliss, 1996).
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien
(Kozier et al, 2004)
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa
perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher
nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
B. Karakteristik ronde keperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
1. Klien dilibatkan secara langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan

3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama


4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,

6
6. Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi
perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat adalah :
1. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien

2. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan

3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi


kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta

6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan


dalam profesi keperawatan (Armola et al, 2010)

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Tujuan
pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien adalah :
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staff

3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada
dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien

6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien

7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada


pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Clement, 2011)
7
D. Manfaat ronde keperawatan
Manfaat dari ronde keperawatan adalah :
1. Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada
perawat.
2. Membantu mengembangkan keterampilan keperawatan
3. Membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru
masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde
keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan
perawat baru pada pasien
4. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien, dengan tindakan ronde
keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat (Clement, 2011).

E. Tipe-tipe Ronde
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya
adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,
nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1. Matron nurse seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan
kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah
memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds, ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada
rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat
prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga
pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara
perawat dan head nurse.
3. Patient comport nurse, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah
memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam
hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa
perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan
oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat
atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
8
pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds
atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat
dengan perawat. Physician- nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter
dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi.

F. Tahapan ronde keperawatan


Tahapan ronde keperawatan adalah :

1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),


orientation (orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.


b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

2. Pelaksanaan

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala


ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.

3. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
9
tindakan yang perlu dilakukan.

4. Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

a. Struktur

1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).

2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.


3. Persiapan dilakukan sebelumnya.

b. Proses

1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.

c. Hasil

1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.

2. Masalah klien dapat teratasi.

3. Perawat dapat :

a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.

c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.

d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.


e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.

h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

G. Langkah-langkah ronde keperawatan


Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre rounds:

10
preparation (persiapan), plenning (perencanaan),orientasion (orientasi) (2) rounds :
introduction(pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction
(pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) post rounds : debriefing (Tanya jawab),
feedback (saran), refrection (refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu :
1. Before rounds meliputi :

a) Persiapan : terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatandan


membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan
b) Orientasi perawat : terdiri dari membuat, menyadari tujuan : demonstrasi
temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional
c) Orientasi pasien
2. During rounds meliputi :

a) Menetapkan lingkungan : membuat lingkungan yang nyaman serta dorong


untuk mengajukan pertanyaan
b) Menghormati perawat : hormati mereka seperti pemberi layanan paa pasien,
dan pasien perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan
mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan
pasien
c) Libatkan semua pasien, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta
didik, dan mendorong semua untuk berpartisipasi
d) Libatkan pasien : dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah
penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang
maalahnya,dunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
3. After rounds : waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik

H. Mekanisme ronde keperawatan

1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum


melakukan ronde keperawatan. Halini dilanjutkan clament (2011) bahwa
perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3
menit.selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika
pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya perawat
membahas tujuan yang ingin dicapai (clament 2011).

11
2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu
disebut sitorus (2006) sebelumdilakukan ronde perawat primer (PP) menentukan
2-3 klien yang akan dironde dan ditentukan pasien yang akan dironde.
Sebaliknya dipilih klien yang perawatan khusus dengan masalah yang relative
lebih kompleks(sitorus 2006).

3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi,


tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan dilakukan, pengobatan, serta
rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhankeperawatan, perawat medis dan prognosis. Selain itu juga
menurut Annual review of nursing education dalam ronde keperawatan, perawat
mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan
hasil. Mengenai masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan
klien (sitorus, 2006)

I. Strategi ronde keperawatan yang efektif


Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan berjalan
efektif yaitu :
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde
keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dan
sebagainya.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi : system apa yang akan
diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik,melakukan
tindakan, dan sebagainya. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan,
pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa
banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien tertentu.
3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat
dilakukan selama fase orientasi:

1) orientasikan perawat untuk tujuan latihan dan kegiatan yang direncanakan.


2) memberikan peran kepada setiap anggota tim.

3) buat aturan mengenai ronde.

4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal
ini.

12
4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi :

1) Memperkenalkan diri kepada pasien

2) Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan untuk


berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
3) Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk ditemani
5. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,klarifikasi, menempatkan pembacaan
lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran.
Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien.
6. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan
berikutnyadengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang telah
dilakukan.

J. Hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan


Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan
sebagai berikut:
1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
2. Menentukan tim ronde keperawatan.

3. Mencari sumber atau literatur.

4. Membuat proposal.

5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.

6. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana


intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?

K. Komponen terlibat dalam ronde keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer
dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

13
b. Menjelaskan masalah keperawata utama.

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.


2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim) Dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

d. Menjelaskan tindakan selanjtunya

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil


Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement

c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan


yang rasional
d. Mengarahkan dan koreksi

e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari


Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

14
L. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

Tahap pra ..... PP

PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data

Tahap pelaksanaan di nurse P…


ENYAJIAN MASALAH  Apa diagnosis
station ..... keperawatan
 Apa data yang
mendukung
 Bagaimana intervensi
yang dilakukan ?
 Apa hambatan yang
ditemukan ?

VALIDASI DATA

Tahap pelaksanaan di kamar pasien ................... Diskusi PP Konselor, KARU

Lanjutan - diskusi di nurse


station

Kesimpulan dan Rekomendasi


Pasca ronde .................................
Solusi masalah

15
Keterangan :
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau luterature
d. Membuat proposal
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/kelarga
f. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, apa data yang mendukung?, bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antara anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan
3. Pasca ronde
a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
b. Evaluasi, revisi dan perbaikan
c. Kesimpulan dan rekomendasikan penegeakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.

M. KRITERIA HASIL
Kriteria evaluasi yang dapat diambil yaitu :
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
16
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

17
BAB III
RENCANA KEGIATAN

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. A


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIV DENGAN KOMPLIKASI TB PARU

Topik : Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan HIV dengan
komplikasi TB Paru
Sasaran : Pasien Tn.A/26 tahuun
Hari/tanggal : Rabu, 05 Januari 2022
Waktu : 20 menit (pkl 09.00 – 09.20)

A. PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan : Irma Yanti
2. PP 1 : Masharyono
3. PP 2 : Jusman
4. PA 1 : Kezia Yunitasari Kusuma
5. PA 2 : Lisminarti Bunga Allo
6. PA 3 : Krisdianty Wedilen
7. Ketua TIM : Indah Mayasari
8. Pasien : Jafiruddin
9. Keluarga Pasien (Ibu) : Mardiana Soleman
10. Keluarga Pasien (Ayah): La Ode Firlan Fadil
11. Keluarga Pasien (Adik): Linda Rangan
12. Dokter DPJP : Mardianto
13. Dokter Sp.Paru : Lisna Sumarni
14. Psikolog : Maria Danata Karolina
15. Ahli Gizi : Irmayanti
16. Narator : Malon Fijai Ukwatu

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi

18
2. Tujuan khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer dan tim kesehatan
lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien
C. SASARAN
Pasien Tn.A umur 26 tahun yang dirawat di ruangan Melati, nomor tempat tidur 5, RSUP
Daya.

19
D. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama................................................................................................... 
Umur................................................................................................... 
Alamat................................................................................................ 
Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU 

Untuk dilakukan ronde keperawatan terhadap diri saya sendiri/ suami/ istri/
orang tua/ anak/ ayah/ ibu/ nenek/ kakek, dengan :
 Nama.................................................................................................. 
Umur................................................................................................... 
Jenis Kelamin : .................................................................................
Alamat................................................................................................ 
Ruang.................................................................................................. 
 No. RM.............................................................................................. 

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1) Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam ronde
keperawatan
2) Pasien dan keluarga telah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan
dilakukan ronde keperawatan
3) Pasien dan keluarga menerima untuk dilakukan ronde keperawatan
4) Pasien dan keluarga memberikan persetujuan untuk dilakukan ronde keperawatan
Ketentuan ronde keperawatan tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan
saya telah mengerti dengan sepenuhnya.
Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,..................................

Yang membuat pernyataan

Perawat Primer Pasien

Saksi-saksi :

 
……………………………..  (……………………) 

20
21
Mekanisme kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan pasien Tempat
1 hari Pra ronde Praronde
sebelum 1. Menentukan kasus dan PA,KARU Nurse station
ronde topik
2. Menentukan tim ronde
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
KATIM, PP Ruang melati RSUD
5. Mempersiapkan pasien
Daya
6. Diskusi pelaksanaan
7. Melakukan persetujuan
untuk menandatangani
informed concent
8. Mengkaji keadaan pasien
6 menit Ronde Pembukaan Karu, PP, PA - Ruangan pasien
(nurse 1. Salam pembukaan
/Ruangan 2. Memperkenalkan diri
pasien) 3. Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien
4. Validasi data (bed
pasien)
5. Mencocokkan data
pasien
6. Menanyakan kabar
dan keluhan pasien
8 menit Lanjutan diskusi Karu, Katim - Ruangan pasien
1. Pemberian justifikasi
oleh PP atau konselor
kepala ruangan tentang
masalah atau keluhan
pasien serta rencana
yang akan dilakukan
2. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan
6 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi Karu, PP, PA,Katim, - Nurse station
ronde dan masukan dari tim Dokter Sp.Paru, Ahli
2. Menyimpulkan untuk Gizi, Dokter DPJP,
menentukan tindakan Psikolog
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan
3. Evaluasi dan
rekomendasi intervensi
keperawatan
4. penutup
E. KRITERIA HASIL
1. Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang melati RS D
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil :
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi

25
F. NASKAH RONDE KEPERAWATAN

PRA RONDE
Disebuah Rumah Sakit yang berada di Kota Makassar, terdapat seorang pasien yang
bernama Tn.A (26 th) mengidap penyakit HIV. Virus yang menyerang sistem imun
pasien telah meyebar sehingga sistem pertahanan tubuh pasien lemah, akibatnya kondisi
pasien semakin memburuk dan mengalami komplikasi TB Paru.

Pada jam 08.00 WIB di ruangan Melati………..

PA 1 : Assalamualaikum bu
Katim : Waalaikumsalam, silahkan duduk
PA 1 : Permisi bu maaf mengganggu waktunya. Pasien saya di ruang melati
no 5 sudah 12 hari dirawat tapi kondisinya semakin parah. Diagnosa
medisnya HIV tapi setelah 5 hari dirawat pasien di diagnosa
mengalami TB Paru. Berat badan pasien turun drastis yang awalnya
65kg menjadi 45kg, pasien juga mengalami anoreksia, bagaimana
menurut ibu? Apa yang harus kita lakukan akan keadaan pasien yang
semakin parah?
Katim : Baiklah, mungkin sebaiknya dilakukan ronde keperawatan, tapi saya
akan bicarakan dulu masalah ini dengan karu.
PA 1 : Baiklah ibu, kalau begitu saya lanjutkan lagi pekerjaan saya.

Katim pun masuk menuju ruang karu. Diruangan Karu………………

Katim : Assalamualaikum bu.


Karu : Waalaikumsalam, silahkan duduk
Katim : maaf mengganggu waktunya bu, barusan saya mendapat laporan dari
perawat tim saya, bahwa pasien yang bernama Tn.A (26 th) dengan
diagnosa medis HIV tetapi mengalami komplikasi TB Paru sudah 12
hari dirawat tetapi belum mengalami perkembangan malam kondisinya
semakin memburuk, berat badannya turun dan mengalami anoreksia.
Bagaimana menurut ibu? Apakah kita perlu melakukan ronde
keperawatan untuk mencari solusi terbaik untuk pasien?
26
Karu : Baiklah kita harus melakukan ronde keperawatan, kira-kira siapa saja
yang akan kita undang?
Katim : Pasien mengaami penurunan BB yang drastis dan mengalami
anoreksia jadi kita perlu mengundang ahli gizi, kita juga perlu
mengundan dokter ahli paru karena pasien juga mengalami komplikasi
TB Paru dan dokter penanggung jawab pasien juga harus diundang
karena lebih tau keadaan pasiennya bu. Setelah dikaji, pasien juga
mengalami rasa putus asa akibat penyakitnya jadi perlu di undang juga
psikolog.
Karu : Baiklah saya akan membuat proposal dan mengajukan kepihak
terkait. Kalau begitu langsung saja kita minta persetujuan keluarga
pasien.
Katim : Baik ibu

Katim dan Perawat pelaksana menuju ruangan pasien. Diruangan Pasien…..

PP 1 : Assalamualaikum, gimana kabarnya?


KP (Ibu) : Waalaikumsalam, tidak ada erkembangan sus, semenjak sering batuk
malah susah tidur dan tidak nafsu makan, katanya perutnya nyeri.
Katim : Baiklah ibu, melihat kondisi Tn.A semakin memburuk maka kami
akan melakukan ronde kepreawatan, yang tujuannya adalah untuk
mencari solusi terbaik untuk mengatasi keadaan anak ibu sekarang.
Tentunya kami akan melibatkan banyak pihak dibidang kesehatan
seperti ahli gizi, psikolog, dokter ahli paru dan dokter yang biasa
menangani anak ibu.
KP (Ayah) : Tapi sus, ketika dilakukan tindakan apakah mungkin anak saya bisa
sembuh?
Katim : Untuk kesembuhannya hanya Allah yang bisa menyembuhkan, bapak
dan keluarga banyak berdoa saja, tapi kami bersama tim akan berusaha
semaksimal mungkin. Semoga setelah dilakukan ronde keperawatan
anak ibu mengalami pembaikan. Baiklah pak bu apakah sudah setuju?
KP (Ayah & Ibu) : Iya kalau begitu
PP 2 : Baik, kalau begitu ini ada surat jika bapak selaku wali pasien
menyetujui dilakukannya ronde keperawatan.
27
KP : Iya sus
PP 1 : Baik, kalau begitu kami permisi dulu ya, silahkan lanjutkan kembali
istirahatnya

Katim dan PP kembali keruangan, Katim pun memberitahu karu bahwa keluarga
pasien setuju dilakukan ronde keperawatan. Lalu karu menghubungi pihak-pihak terkait
yang akan diikutsertakan dalam ronde keperawatan.

RONDE
Keesokan paginya pada jam 09.00 WIB Tim ronde keperawatan yang sudah diundang
pun berkumpul diruangan.

Karu : Selamat pagi semuanya, terima kasih untuk bapak dan ibu yang sudah
meluangkan waktunya dalam ronde keperawatan hari ini, sebelum kita
memulai ronde keperawatan ini marilah kita berdoa menurut agama
dan keyakinan masing-masing, berdoa dimulai. Baiklah untuk ronde
keperawatan ini akan kita lakukan kurang lebih 15 menit. Sebelumnya
perkenalkan nama saya Irma Yanti sebagai karu diruangan ini. Selain
itu disini ada ibu Indah sebagai Katim, ners…. Sebagai PA, ners ……..
sebagai PP. tujuan kita melakukan ronde ini adalah untuk memecahkan
masalah mengenai tindakan yang akan dilakukan pada pasien yang
bernama Tn.A (26 th) dengan diagnosa medis HIV/ADIS sudah
dirawat 13 hari tapi perkembangannya semakin memburuk, mungkin
lebih jelasknya akan dilanjutkan oleh katim.
Katim : Baiklah, saya akan menjelaskan kondisi pasien saat ini. Pasien
mengalami penurunan BB secara drastis, mengalami anoreksia dan
malas makan sudah 2 hari, pasien juga mengeluh nyeri di bagian
abdomen. Pasien kehilangan harapan hidupnya setelah mengetahui
bahwa dia terkena HIV/AIDS dan komplikasi TB. Pasien mengatakan
susah tidur karena sering batuk. Untuk lebih lanjutnya mari kita
keruangan pasien untuk melihat kondisinya secara langsung.

Tim ronde keperawatan pun menuju ruang pasien. Diruangan pasien…….

28
Katim : Selamat Pagi bu, sesuai dengan janji kita kemarin bahwa kami akan
melakukan ronde keperawatan dan ini adalah orang-orang yang terlibat
di dalam tim kami.
KP (Ayah) : Ohiya silahkan
PA 2 : Bagaimana tidurnya semalam, bisa tidur tidak?
Pasien : (menggeleng)
PA 3 : Kalau makannya bagaimana dek sudah habis atau tidak?
KP (Adik) : Tadi makan hanya 2 sendok sus

Tim Pun melakukan pengkajian kepada pasien. PA 1 memeriksa TTV dan melakukan
pemeriksaan fisik kepada pasien.
Setelah selesai pengkajian…..

Katim : Baiklah kami selesai melakukan tindakan. Kalau begitu kami permisi
dulu ya
PA 2 : Semoga keadaan adik mengalami perkembangan yang baik, selamat
beristirahat

Setelah tim ronde selesai melakukan pengkajian, mereka pun kembali keruangan
untuk berdiskusi. Di ruangan…….

POST RONDE
Karu : Baiklah, tadi kita sudah melakukan ronde keperawatan. Bagaimana
dengan hasil pengkajiannya silahkan disampaikan mulai dari PA 1?
PA 1 : Setelah dilakukan TTV dan pemeriksaan fisik didapatkan TD :
150/100 mmHg, RR: 29x/mnt, HR: 120x/mnt, Suhu 38°C. mukosa
bibir kering, ada jamur dilidah, pasien terlihan kurang tidur dan lemas,
ada lingkaran hitam di kelopak matanya.
Karu : Bagaimana dengan ahli gizi untuk tindakan kolaborasi yang bisa
dilakukan?
Ahli Gizi : Tadi sudah dikaji makanan kesukaan pasien, ada beberapa yang bisa
diberikan nanti akan di resepkan oleh kami makanan pasien. Tadi
pasien benar-benar terlihat lemas karena kurang asupan nutrisi. Nanti
akan diberikan vitamin untuk menambah nafsu makan pasien dan akan
29
diberikan nutrisi yang lebih adekuat lagi.
Karu : Untuk Dokter DPJP bagaimana?
Dokter DPJP : Karena banyaknya jamur di lidah setelah ini akan dilakukan
pemasangan NGT, jadi untuk asupan nutrisinya bisa melalui NGT agar
nutrisi pasien juga lebih terpenuhi. Tetapi sebelumnya pasien diperiksa
dulu kebagian Endoskopi untuk melihat keadaan lambungnya
sekarang.
Karu : Kalau dari Doketr Sp. Paru bagaimana dok untuk tindakannya?
Dokter Sp.Paru : Untuk obatnya akan saya resepkan nanti saa akan bicarakan dengan
dokter DPJP setelah hasi endoskopinya selesai, karena untuk obat TB
ada beberapa yang nanti akan berpengaruh terhadap keadaan lambung
pasien, dan nanti untuk nanti ambil sampel dahak pasien ya untuk
diperiksa ulang. Tadi pasien juga sulit untuk bernafas karena sekret
yang menyumbat jalan napas nya jadi bisa dilakukan nebulizer, nanti
saya akan resepkan berapa kali harus dilakukan nebulizer.
Karu : baik dok, yang terakhir dari psikolog bagaimana untuk mengatasinya?
Silahkan
Psikolog : Baiklah, setelah saya kaji memang pasien mengalangi depresi berat
dan keputusanasaan akibat HIV yang dideritanya, dai menganggap
bahwa penyakitnya tidak akan sembuh dan masyarakat akan
mengucilkannya. Jadi saya akan membuat jadwal kunjungan terhadap
pasien untuk psikologisnya dan saya juga akan meminta bantuan
kepada komunitas orang-orang yang mengidap HIV yang telah bekerja
sama dengan RS ini untuk membantu pasien dalam menumbuhkan
kepercayaan dirinya, agar pasien tidak merasa bahwa HIV/AIDS
adalah akhir dari segalanya.
Karu : Baiklah kalau begitu semua laporan sudah diberikan. Kita langsung
ke katim untuk menyimpulkan intervensi keperawatan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
Katim : Baik terima kasih untuk semua masukannya. Jadi, dapat disimpulkan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan selanjutnta adalah
memantau pemasukan nutrisi. Mengantar pasien keruang endoskopi,
lalu memasangkan NGT, jadi asuan nutrisi pasien bisa diberikan
melalui NGT, selain itu pasien juga akan diberikan nebulizer sesuai
30
dengan saran dokter Sp.Paru dan psikolog akan mengatasi rasa putus
asa pasien dan mengembalikan kepercayaan dan harapan hidup pasien.
Selain itu perawatn juga akan melakukan kebersihan mulut. Mungkin
itu saja kesimpulan intervensi yang akan dilakukan pada ronde kali ini.
Karu : Baiklah, semoga ronde yang dilakukan ini berhasi yang mengalami
perkembangan yang baik. Sebelum mengakhiri ronde kali ini marilah
berdoa menurut kepercayaan masing-masing….. baiklah kalau begitu
mari kita kembai ke pekerjaan masing-masing

Katim dan yang lainnya pun keluar dari ruangan dan melanjutkan pekerjaannya
masing-masing.

31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta
didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktik keperawatan secara
langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini: Klien dilibatkan
secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler
melakukan diskusi bersama.
Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre rounds: preparation
(persiapan), plenning (perencanaan), orientasion (orientasi) (2) rounds : introduction
(pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction (pengajaran),
summarizing (kesimpulan) (3) post rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran),
refrection (refleksi), preparation (persiapan).

32

Anda mungkin juga menyukai