Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

METODIK KHUSUS

METODE PEMBELAJARAN KLINIK

DOSEN PENGAMPU :
ENNY SUSILOWATI, M.Keb

Di Susun Oleh:
TRI WAHYUNI
PAINI
ZULMAIDA INDARTA
NURWAHYUNI
IRMASARI PURBA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI KEBIDANAN ALIH JENJANG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan Judul “Ronde Keperawatan” yang

merupakan Tugas dari Mata Kuliah Metodik Khusus Program studi DIV Kebidanan

Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun Ajaran 2021/2022.

Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan dan memerlukan penyempurnaan lebih lanjut untuk itulah kritik

dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi

kesempurnaan tugas ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi

kelompok dan pembaca. Aamiin.

Jambi, September 2021

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................2
C. Manfaat ..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Definisi ..........................................................................................................4
B. Tujuan ............................................................................................................. 5
C. Peran ...............................................................................................................5
D. Kelemahan ......................................................................................................6
E. Langkah-langkah ............................................................................................7

BAB III CONTOH PELAKSANAAN RONDE .........................................................10

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................14
B. Saran ...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembelajaran klinik terkait erat dengan peran dosen/pembimbing

klinik pada lingkungan klinik yang bertujuan mendorong kemandirian dan

kepercayaan diri mahasiswa. Oleh karena itu, kemampuan mahasiswa selama

pembelajaran di klinik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman

preseptor (Nurhidayah, 2011). Salah satu kompetensi penguasaan pembelajaran

yang mendidik yang perlu dimiliki pembimbing klinik dalam rangka penciptaan

kondisi yang kondusif bagi proses pembelajaran mahasiswa adalah kompetensi

penguasaan metodologi pembelajaran.

Metode yang digunakan pembimbing klinik mempengaruhi tinggi rendahnya

mutu keberhasilan belajar mengajar. Perlu disadari bahwa setiap metode memiliki

kekuatan dan sekaligus kelemahan. Oleh karena itu, pemakaian metode harus

selektif, kesalahan memilih metode akan berakibat fatal bagi berkelangsungan

proses belajar-mengajar (Sudiana, 2003). Hal yang penting dalam metode ialah

bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar

yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran untuk mendidik mahasiswa agar sanggup

memecahkan masalahmasalah dalam belajarnya. Tujuan pembelajaran yang berbeda

memerlukan metode yang berbeda juga (Djamarah, 2006).

Metode harus mengutamakan kekuatan dosen/pembimbing klinik dan harus

sesuai dengan kemampuan mengajarnya. Hal ini tidak berarti bahwa pembimbing

klinik harus menghindari strategi yang baru, tetapi dengan beberapa metode,

pembimbing klinik mungkin perlu mengembangkan keterampilannya lebih lanjut

1
sebelum menggunakan suatu metode di lingkungan klinis. Seleksi metode

mencerminkan gaya mengajar pembimbing klinik, pilihannya terhadap strategi

tertentu, dan keyakinannya mengenai pengajaran klinis dan cara meningkatkan

pembelajaran di lingkungan klinis. Metode pembelajaran untuk praktik klinis

memperlihatkan sarana-prasarana dan hambatan yang ada di lingkungan dan di

situasi klinis (Reilly dan Obermann, 2002).

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari sistem Ronde keperawatan?

2. Apa tujuan ronde keperawatan?

3. Apa saja peran ronde keperawatan?

4. Apa saja langkah-langkah ronde keperawatan?

5. Contoh pelaksanaan ronde keperawatan

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa definisi dari sistem Ronde.

2. Untuk mengetahui tujuan ronde keperawatan.

3. Untuk mengetahui peran ronde keperawatan.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah ronde keperawatan

5. Untuk mengetahui pelaksanaan ronde keperawatan

2
D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan pengalaman dalam proses pembelajaran baik teori

maupun praktik, dan menerapkan secara langsung teori-teori yang didapat di

kelas.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah pembendaharaan, perpustakaan, dan perencanaan

program di institusi pendidikan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian

Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) ialah kegiatan yang bertujuan untuk

menangani kasus keperawatan klien yang akan dikerjakan karena perawat

disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan. Pada kasus tertentu wajib dikerjakan karena perawat primer atau

perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang juga melibatkan

seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan.

Chambliss (1996), ronde keperawatan ialah pertemuan antara staff yg usai kerja

melaporkan pada staf yg semenjak kerja tentang keadaan pasien, dengan staf

menjelaskan apa yang sudah dikerjakan dan mengapa dikerjakan yang

membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara

sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani kasus medis.

Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan

perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde

keperawatan mewujudkan adalah prosedur dimana dua atau lebih perawat

mengunjungi pasien buat mendapatkan informasi yang akan membantu dalam

merencanakan pelayanan keperawatan & memberikan kesempatan pada pasien

untuk mendiskusikan kasus keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan

keperawatan yg sudah diterima pasien.

Ronde keperawatan adalah proses interaksi antara pengajar dan perawat atau

4
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan

dikerjakan karena teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau

siswa buat pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan buat

setiap pasien (Clement, 2011).

Ronde keperawatan ialah suatu kegiatan buat menangani keperawatan klien

yang dikerjakan karena perawat dgn melibatkan pasien buat membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan, yang dikerjakan karena perawat primer atau

konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota

tim.

Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yg

memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan

teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

2. Tujuan Ronde Keperawatan

a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis

b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien

c. Meningkatkan vadilitas data klien

d. Menilai kemampuan justifikasi

e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.

3. Peran

a. Perawat Primer dan perawat associate

Dalam menjalankan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk

memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

5
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama

3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

4) Menjelaskan tindakan selanjutnya

5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

b. Peran perawat Primer lain dan atau Konsuler

1) Memberikan justifikasi

2) Memberikan reinforcement

3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan  yang rasional

4) Mengarahkan dan koreksi

5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

4. Kelemahan Ronde Keperawatan

Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta

privasinya terganggu.

Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada prosedur keperawatan

b. Persiapan sebelum praktek kurang memadai

c. Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan

d. Belum ada kesempatan tentang model ronde keperawatan

5. Keuntungan ronde keperawatan yaitu sebagai berikut (Kinchay, A, 2012) :

a. Masalah pasien dapat teratasi

b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

c. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional

d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan

e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan

6
benar.

6) Tahapan Ronde Keperawatan

Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :

a. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),

orientation (orientasi).

b. Rounds, meliputi : introduction (pendahuluan), interaction(interaksi),

observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing

(kesimpulan).

c. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback(saran), reflection

(refleksi), preparation (persiapan).

7) Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

2) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

b. Pelaksanaan

1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan

difokuskan pada masalah keperawatan danrencana tindakan

yang akan/ telah dilaksanakan danmemilih prioritas yang perlu

didiskusikan.

2) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala

ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.

4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan.

7
c. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta

menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

d. Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai

berikut.

1) Struktur

a) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).

b) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde

keperawatan.

c) Persiapan dilakukan sebelumnya.

2) Proses

a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

b) Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran

yang telah ditentukan.

3) Hasil

a) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b) Masalah klien dapat teratasi.

c) Perawat mampu :

 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

 Meningkatkan cara berpikir yang sistematis

 Meningkatkan kemampuan validitas data klien

 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah klien.

8
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

 Meningkatkan kemampuan justifikasi.

 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

9
BAB III
CONTOH PELAKSANAAN RONDE KEBIDANAN

LAPORAN RONDE KEBIDANAN PADA KLIEN DENGAN KASUS ABORTUS


IMMINENS DI RUANG PINANG MASAK RUMAH SAKIT RSUD RADEN
MATTAHER KOTA JAMBI

Topik : Perawatan klien dengan abortus imminens


Sasaran : Klien Ny.M
Waktu : 60 Menit (Pukul 10.00 – 11.00 WIB)
Hari/tanggal : Senin, 13 September 2021

1. Tujuan Ronde Kebidanan

a. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.

b. Tujuan Khusus

1) Tim kebidanan dapat menggali masalah-masalah klien yang belum teratasi  

2) Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah pasien

3) Mampu merumuskan intervensi kebidanan yang tepat masalah pasien

4) Mampu mendemonstrasikan tindakan yang tepat yang berhubungan dengan

masalah pasien.

5) Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan kebidanan yang

telah dilakukan.

2. Sasaran

Klien Ny.M, Umur 28 tahun G2P1A0 hamil 8 minggu 4 hari dengan abortus

imminens yang dirawat di ruang Pinang Masak

3. Materi

1) Teori tentang abortus imminens

2) Asuhan kebidanan pasien dengan abortus imminens

10
3) Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Abortus Imminens

4) Teori tentang cara mengatasi kecemasan

4. Media

Media yang digunakan leaflet

5. Proses Ronde  

No. Tahap Waktu Penanggung Jawab


1 Pra Ronde: Senin, 13 Kepala Ruangan
a. Menentukan kasus & topik September 2021 ( )
b. Menentukan Tim ronde (13.00 – 13.30
c. Informed Consent WIB)
d. Membuat Pra planning
e. Diskusi
f. Mencari Sumber Literatur
2 Ronde : Kamis, 16 Ketua Tim
a. Pembukaan September 2021 (irma,.....,....)
1) Salam Pembuka (10.00 – 11.00
2) Memperkenalkan tim ronde WIB)
3) Menyampaikan identitas dan
masalah  pasien
4) Menjelaskan tujuan ronde
b. Penyajian masalah
1) Memberikan salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2) Menjelaskan riwayat
penyakit dan keperawatan
pasien
3) Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah

11
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan.
c. Validasi data
1) Mencocokkan dan
menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan
2) Diskusi antar anggota tim dan
pasien tentang masalah
keperawatan tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh
perawat primer atau konselor
atau kepala ruangan tentang
masalah  pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan
4) Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan

3 Post Ronde : Kamis, 16 Pembimbing klinik


Evaluasi Pelaksanaan Ronde September 2021 dan mahasiswa
a. Pasien dan keluarga kooperatif (11.00 – 11.30
dan antusias mengikuti ronde WIB)
kebidanan.
b. Pasien dan keluarga dapat
menjelaskan kembali tujuan
dan isi penkes yang diberikan
c. penutup

6. Kriteria Evaluasi

a. Struktur 

1) Ronde kebidanan dilaksanakan di ruang Pinang Masak

12
2) Peserta ronde kebidanan hadir di tempat pelaksanaan ronde kebidanan

3) Persiapan dilakukan sebelumnya

b. Proses

1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir 

2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai tugas yang telah

ditentukan

c. Hasil

1) Pasien puas dengan hasil kegiatan

2) Bidan dapat :

a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis  

b) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis kebidanan.

c) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang berorientasi

pada masalah pasien

7. Pengorganisasian

a. Kepala ruangan :

b. Ketua Tim :

c. Bidan Pelaksana :

13
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode harus mengutamakan kekuatan dosen/pembimbing klinik dan harus

sesuai dengan kemampuan mengajarnya. Hal ini tidak berarti bahwa pembimbing

klinik harus menghindari strategi yang baru, tetapi dengan beberapa metode,

pembimbing klinik mungkin perlu mengembangkan keterampilannya lebih lanjut

sebelum menggunakan suatu metode di lingkungan klinis. Seleksi metode

mencerminkan gaya mengajar pembimbing klinik, pilihannya terhadap strategi

tertentu, dan keyakinannya mengenai pengajaran klinis dan cara meningkatkan

pembelajaran di lingkungan klinis. Metode pembelajaran untuk praktik klinis

memperlihatkan sarana-prasarana dan hambatan yang ada di lingkungan dan di

situasi klinis (Reilly dan Obermann, 2002).

B. SARAN

1. Bagi mahasiswa

Lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan praktik klinik dengan ataupun tanpa

pembimbing, meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas, memanfaatkan

waktu dengan sebaik mungkin untuk mencapai perasat yang diharapkan, serta

meningkatkan keterampilan dengan belajar dan praktik yang baik sesuai standar

yang berlaku.

2. Bagi pendidikan

Dapat memberikan bimbingan secara terus-menerus untuk meningkatkan

14
kemampuan mahasiswa dan mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dapat

mencapai keterampilan yang diharapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Rindyah Hanafi.2002.Pengantar Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta

Atwons, Fadil.2013.Model Pembelajaran Klinik.

Amirullah, Rindyah Hanafi.2002.Pengantar Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Griffin.2004.Manajemen. Airlangga:Jakarta.

Sitepu, I.P. (2013). Metode Pembelajaran Klinik Dan Hambatannya Pada Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.
Medan : Usu Repository

Syahreni, Elfi & Waluyanti, Fajar Tri.(2007). Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan


Program Reguler Dalam Pembelajaran Klinik. Jurnal Keperawatan Indonesia
Vol.11. 2. 47-53

Rohmah, Nikmatur., Hamid, Mohammad Ali. & Wahid, Saiful.(2014). Metode Belajar
Dalam Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Terpadu.The Indonesian Journal
of Health Science Vol.4. 2

Orr, C., & Sonnadara, R. (2019). <p>Coaching by design: exploring a new approach to
faculty development in a competency-based medical education curriculum</p>.
Advances in Medical Education and Practice, Volume 10, 229–244.
https://doi.org/10.2147/amep.s191470

Rajeh, N., Grant, J., Farsi, J., & Tekian, A. (2020). Contextual Analysis of Stakeholder
Opinion on Management and Leadership Competencies for Undergraduate
Medical Education: Informing Course Design. Journal of Medical Education and
Curricular Development, 7, 238212052094886.
https://doi.org/10.1177/2382120520948866

Teaching, A., Resource, L., & Instructors, F. O. R. (2010). A Strategy for Enhancing,
9(1), 1–5.

16

Anda mungkin juga menyukai