KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
BANGKA BELITUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan
rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Model
Praktik keperawatan, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar
keperawatan, jurusan Ilmu Keperawatan.
Makalah ini berisi tentang apa itu model praktik keperawatan,tujuan,serta macam-
macam model praktik keperawatan beserta kekurangan dan kelebihannya.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak
untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara terus-
menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada
hal penting yang harus dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesioanal yang dapat
diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan
membicarakan tentang Model Praktik Keperawatan.
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu, keluarga dan
masyarakat. Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan
penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Karena beberapa
fenomena diatas wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga profesi
keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesioanl yang
paling tepat bagi klien. Sehingga diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara
nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang
nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi
dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi,
memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
a. Nilai-nilai profesional
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada suatu praktik keperawatan
profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti dari MPKP. Nilai-nilai seperti
penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien, dan melakukan yang terbaik untuk
klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
b. Pendekatan manajemen
Dalam melakukan asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia, yang bilamana ingin memenuhi kebutuhan dasar tersebut seorang perawat
harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah, sehingga dapat diidentifikasi
masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan yang tepat untuk
masalah klien.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus, fungsional,
tim, dan keperawatan primer, serta manajemen kasus. Dalam praktik keperawatan
profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan keperawatan
profesional adalah metode yang menggunakan the breath of keperawatan primer.
d. Hubungan profesional
Pemberian asuhan kesehatan kepada klien diberikan oleh beberapa anggota tim
kesehatan. Namun, fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena banyaknya
anggota tim kesehatan yang terlibat, maka dari itu perlu kesepakatan tentang cara
melakukan hubungan kolaborasi tersebut.
2
e. Sistem kompensasi dan penghargaan
Pada suatu layanan profesional, seorang profesional mempunyai hak atas kompensasi
dan penghargaan. Pada suatu profesi, kompensasi yang didapat merupakan imbalan dan
kewajiban profesi yang terlebih dahulu dipenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang
diberikan pada MPKP dapat disepakati di setiap institusi dengan mengacu pada
kesepakatan bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional.
1. Metode fungsional.
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi
beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sbb :
Kepala Ruangan,tugasnya:
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
Perawat staf :
Melakukan askep langsung pada pasien
Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
Perawat Pelaksana :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).
Pembantu Perawat :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
Tenaga Admionistrasi ruangan
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-
obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Sederhana
Efisien.
3
Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
2. Metode Tim
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas,
1992).
Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu
asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim
sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau
pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi
Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya.
2. Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan
terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama
melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan
asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu
anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan
mereka.
4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik,
apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:
Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
Menjadi narasumber bagi ketua tim
4
Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
Kelebihan:
Kekurangan:
Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim
dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik perawat pemimpin maupun
perawat klinik
Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total.
Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
Akontabilitas dalam tim kabur.
Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah.
5
Kelebihan:
Kekurangan:
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas.
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Menerima pasien
Mengkaji kebutuhan
Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
Mengkoordinasi pelayanan
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan pulang
Konsep dasar :
Ketenagaan :
Kepala bangsal :
6
2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
3. Menyusun jadwal dinas
4. Memberi penugasan pada perawat asisten.
Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer.
Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.
Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan
tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994). Sekalipun dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga
perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat
professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih non professional. Apabila
perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas
dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan
sebagai ketua tim.Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat
professional maupun non professional bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan
dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Disamping ini, dikatakan memiliki
kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga
pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care.Peran perawat kepala ruangan (nurse
unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan
kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara
motivator
Kelebihan:
Kelemahan:
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yangsederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggungjawab
klien bertugas
Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan
perawat profesional.
Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
Masalah komunikasi
8
9
3.1 Kesimpulan
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli,
2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur
ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat
ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada
waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan
fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang
jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat
sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
3.2 Saran
https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/15/model-dan-bentuk-praktik-keperawatan-
profesional-metode-penugasan/
http://hanaf1225ari.blogspot.co.id/2013/03/model-praktek-keperawatan-profesional.html
http://idriastiyah.blogspot.co.id/2015/12/makalah-model-praktik-keperawatan-di.html
http://semangattegar.blogspot.co.id/2012/12/model-keperawatan-tim.html?m=1
10